Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

MORAL MASYARAKAT
Vika khoiriyah dalimunthe,
Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK
Manusia sangat membutuhkan teknologi, sebab dengan teknologi maka dapat
memudahkan pekerjaan manusia. Namun demikian jika salah dalam memanfaatkan
teknologi, maka akan berakibat pada terjadinya kemerosotan moral pada masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dampak teknologi terhadap moral masyarakat.
Yang dimaksud dengan teknologi dalam artikel ini antara lain adalah siaran televisi,
radio, koran serta siaran elektronik lainnya. Sedangkan selanjutnya teknologi adalah
merupakan perpanjangan tangan manusia untuk dapat memanfaakan alam dan
sesuatu yang ada disekelilingnya yang tujuannya untuk mempermudah pemenuhan
kebutuhan manusia secara maksimal. Dalam mengatasi dampak teknologi terhadap
moral masyarakat maka dibutuhkan peran orang tua sebagai pendidik yang pertama
dan utama bagi anak. Pengaruh teknologi terhadap dekadensi moral masyarakat
adalah bukan hanya terletak pada teknologinya tapi pemanfaatan siaran harus selalu
mendapat perhatian, pengawasan, dan kontrol yang serius dari orang tua di rumah
maupun guru di sekolah agar terhindar dari terjadinya kemerosotan moral pada
masyarakat.
Kata kunci: Teknologi, kemorosatan moral

ABSTRACT
Humans really need technology, because with technology it can facilitate
human work. However, if the wrong use of technology, it will result in the occurrence
of moral decadence in children. This article aims to determine the impact of
technology on children's morals. What is meant by technology in this article includes
television, radio, newspaper and other electronic broadcasts. Meanwhile, technology is
an extension of the human hand to be able to take advantage of nature and
something around it whose aim is to facilitate the fulfillment of human needs to the
fullest. In overcoming the impact of technology on children's morals, the role of
parents is needed as the first and foremost educator for children. The influence of
technology on children's moral decadence lies not only in the technology but the use
of broadcasting must always receive serious attention, supervision, and control from
parents at home and teachers at school in order to avoid moral decadence in children
Keywords: Technology, moral decadence

PENDAHULUAN bangsa lain. Keadaan ini bisa dilihat


Saat ini, kemajuan dan dari jalur transportasi baik darat, laut
perkembangan ilmu pengetahuan dan dan udara telah menunjukkan yang
teknologi sungguh sangat sangat signifikan, yaitu lalulintas
mengagumkan. Karena dengan antar bangsa sudah semakin deras
kemajuan tersebut seolah tidak ada dan terasa dekat yang tentunya akan
lagi jarak dan batas antara satu membawa pengaruah dan pergeseran
daerah dengan daerah lain dan terhadap kehidupan sosial masyrakat,
bahkan antara satu bangsa dengan baik pada masyarakat perkotaan
maupun masyarakat pedesaan. Yang nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini sesuai
tentunya hal ini menjadi perhatian dengan perkataan Abdul Rahman
seluruh elemen, baik sebagai pelaku Saleh yaitu:
maupun sebagai pengguna bagi “Pendidikan Islam adalah
setiap anak bangsa dikemudian hari. usaha yang di arahkan kepada
Perkembangan teknologi pembentukan kepribadian anak
komunikasi maupun media elektronik sesuai dengan ajaran Islam,
yang dulu hanya dikenal masyarakat sedangkan pengajaran agama adalah
perkotaan, yang saat ini sudah daya upaya yang mesti dilalakukan
melaju sampai kepelosok desa, yang berkompeten terutama untuk
tentunya perkembangan teknologi mencapai tujuan pendidikan agama”
tersebut tidak hanya membawa (Abdul Rahman Saleh, 23).
pengaruh positif bagi kehidupan Dengan memperhatikan
bermasyarakat dan bernegara pernyataan-pernyataan tersebut di
termasuk bagi anak-anak, akan tetapi atas, maka ilmu pengetahuan dan
disisi lain akan melahirkan dampak teknologi telah menunjukkan
yang negatif yang amat besar bagi pengaruhnya dalam memberikan
perkambangan kebudayaan dan kemaslahatan dalam segala aspek
peraban manusia. Kontak yang kehidupan manusia, namun pada sisi
terjadi antara manusia, kebudayaan, lain masalah moral akan semakin
dan peradaban yang terjadi di era banyak mengalami tantangan. Hal ini
globalisasi dewasa ini mengakibatkan di sebabkan karena pergaulan antar
terjadinya pergeseran-pergeseran manusia dari berbagai macam latar
nilai dalam kegidupan manusia. belakang budaya dan agama yang
Misalnya situasi yang direkam berbeda menjadi tidak ada batas.
atau yang dilihat melalui siaran Masalah moral di negara lain akan
teknologi (televisi) yang tidak sesuai masuk di negara kita dan akan
dengan kehidupan sosial menjadi masalah moral pula di
kemasyarakatan yang anatara lain negara kita, maka akan
pergaualan yang tanpa batas. Tata mempengaruhi pula moral
krama dan sopan santun dan atau masyarakat dan anak-anak kita.
akhlakul karimah yang dilakukan oleh Setiap perkembangan
anak-anak kita semakin terkikis. Hal diberbagai bidang kehidupan
ini sesuai dengan yang dikatakan H. manusia, jika tidak dibendung dan
Hamzah Ya’qub bahwa: “Akhlakul dibarengi dengan pembangunan dan
karimah adalah mata rantai iman pembinaan moral serta mental
yang perlu pembinaan dan spritual keagamaan dengan baik
pemeliharaan secara kontinyu. niscaya akan menimbulkan
Misalnya malu berbuat kejahatan keprihatinan dan bahkan akan
adalah salah satu dari pada akhlakul melahirkan kerusakan moral dan
mahmudah. Sebaliknya yang ahklak di tengah-tengah masyarakat
dipandang buruk adalah akhlak yang pada umumnya dan khususnya pada
menyalahi prinsip-prinsip iman“ anak.
(Hamza Ya’kub, 1993:18). Dengan memperhatikan uraian
Dalam ajaran Islam untuk di atas dapat dikatakan bahwa untuk
menangkal hal-hal tersebut sekaligus dapat menyaring hal tersebut
membentuk kepribadian yang utama diperlukan pendidikan yang memadai
menurut ukuran-ukuran Islam agar dapat terhindar dari hal-hal yang
menjadi tujuan utama dari pendidikan buruk. Pendidikan merupakan faktor
Islam sehingga selalu sesuai dengan yang penting dalam membangun
manusia seutuhnya, karena yang intesif pada tiga elemen yang
kecerdasan, kepribadian dan moral paling kompeten yaitu keluarga,
yang baik suatu bangsa banyak sekolah dan lingkungan masyarakat.
ditentukan oleh bagaimana Tapi begitu banyak dan luasnya
pendidikannya. Pendidikan memegan tentang masalah teknologi dan moral
peranan yang paling penting dalam maka penulis hanya membahas yang
pembangunan manusia seutuhnya antara lain:
yaitu masyarakat pada umumnya dan 1. Bagaimanakah pengertian Teknologi
pada diri anak pada khususnya. Informasi dan Moral?
Tanpa pendidikan manusia tidak 2. Bagaimanakah Peranan Orang Tua
dapat hidup berkembang sejalan dan Guru Terhadap Pendidikan
dengan cita-cita untuk menuju Moral Anak?
manusia sejahtera dan bahagia baik 3. Bagaimanakah Pengaruh
di dunia maupun di akhirat kelak. Teknologi informasi Terhadap k
Memang harus disadari bahwa emerosotan Moral Anak?
pembangunan non fisik berupa
pembangunan mental spritual TINJAUAN LITERATUR/ PUSTAKA
keagamaan termasuk pembinann A. Pengertian Teknologi dan
moral adalah sebagai upaya untuk Moral
meningkatkan kualitas sumber daya 1. Pengerian Teknologi
manusiayang pada dasarnya Kata teknologi berasal dari
merupakan gerakan operasional bahasa Yunani, “technologia”.
dalam rangka memajukan Kataini terdiri dari dua kata
kesejahteraan umm dan yaitu: “Techne dan logia”.
mencerdaskan kehidupan bangsa Techne artinya keahlian dan
seperti yang termaktub dalam logia artinya mempelajari
Pembukaan Undang-Undang Dasar sesuatu atau cabang dari disiplin
1945 sebagai salah satu tujuan pengetahuan (Ansori, 2010: 82).
pendidikan Nasional yang hendak Dengan demikian teknologi
dicapai dalam pelaksanaan dapat dikatakan bahwa sesuatu
pembangunan Nasional. keahlian yang dipelajari dari
Dengan menyimak uraian cabang disiplin pengetahuan.
tujuan pendidikan tersebut di atas Selanjutnya Ansori
dapat dikatakan bahwa kehadiran mengatakan bahwa “Teknologi
lembaga pendidikan, baik lembaga selalu berkaiatan dengan
pendidikan umum maupun lembaga perangkat, alat bantu manusia
pendidkan Islam secara formal dan spesies binatang lainnya
sanatlah penting, tepat dan dan bagaimana ia memberikan
dibutuhkan, untuk mengemban misi efek terhadap kemampuan
pendidikan secara umum yakni sebuah spesies untuk
menciptakan manusia yang beriman mengontrol dan beradaptasi
dan bertakwa kepada Tuhan yang dengan lingkungannya. Dalam
Maha Esa. Dalam eksistensinya pengertian yang lebih luas,
seperti ini maka pelaksanaan teknologi dapat meliputi
pendidikan Agama Islam sangat perlu pengertian sistem, organisasi
dilakukan agar berfungsi sebagai juga teknis (Ansori, 2010: 82)”.
pembinaan dan pembentukan moral Seiring dengan
dan akhlak masyrakat pada perkembangan dan kemajuan
umumnya dan anak pada khususnya. zaman pengertian teknologi
Situasi tersebut harus ada kerja sama semakin meluas sehingga saat
ini teknologi sudah menjadi sebuah bagian abstrak dari pikiran manusia
konsepyang berkaitan dengan jenis sesuai dengan isi dan makna pesan yang
penggunaan dan pengetahuan diterima; 3) Informasi dianggap sebagai
tentang alat dan keahlian dan suatu benda atau penyajian yang nyata
bagaimana ia dapat memberi
dari pengetahuan. Sebagai benda yang
pengaruh pada kemampuan manusia
untk mengendalikan dan mengubah nyata, informasi dilihat dari rangkaian
sesuatu yang ada disekitarnya agar simbol-simbol dan dapat ditangkap oleh
teknologi tersebut bermanfaat sesuai pancaindra manusia serta dapat saling
dengan fungsinya (Ansori, 2010: 82). dipertukarkan. Informasi dianggap
2.Pengertian Informasi sebagai bahan mentah yang nyata, yang
informasi (information journey) yang berada di luar manusia yang memerlukan
kerumitannya semakin pemrosesan lebih lanjut.
bertambah.1 Rangkaian perjalanan 3.Teknologi Informasi
informasi melibatkan banyak aspek,
Membahas teknologi informasi dan
seperti sekumpulan simbol, gambar,
komunikasi maka akan kita lihat sepintas
peristiwa, fenomena dan lain sebagainya
tentang konsep informasi. Dalam sistem
yang merupakan data pembentuk
informasi, keberadaan informasi ini tidak
informasi. Data berupa catatan historis
dapat dilepaskan satu subsistem dengan
yang dicatat dan diarsipkan tanpa
subsistem lainnya, yaitu dengan
maksud dan segera diambil kembali
perangkat keras (hardware), perangkat
untuk pengambilan keputusan. Dalam
lunak (software), prosedur yang harus
hal lain data yang telah diletakkan dalam
konteks yang lebih berarti dan berguna dilakukan atau standar operasional
yang dikomunikasikan kepada penerima prosedur (Standard Operatinal
untuk digunakan sebagai informasi Procedures), sumber daya
dalam pengambilan keputusan. manusia (brainware) dan data atau
informasinya itu
Merujuk dari beberapa hal diatas
pemaknaan informasi memiliki tiga Teknologi Komunikasi dan Informasi adalah
pemaknaan, 1) Informasi sebagai suatu aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
digunakanmanusia dalam mengalirkan
proses, yaitu merujuk pada kegiatan-
informasi atau pesan dengan tujuan untuk
kegiatan menjadi terinformasi; 2)
membantu menyelesaikan permasalahan
Informasi sebagai pengetahuan yang manusia agar tercapai tujuan komunikasi.
mengacu pada segala kejadian di dunia Perkembangan teknologi informasi berawal
(entitas) yang tak terhingga, yang tak dari kemajuan dibidang komputerisasi.
dapat disentuh, atau sesuatu yang Penggunaan komputer pada masa awal
abstrak. untuk sekedar menulis, membuat grafik dan
gambar serta alat menyimpan data yang luar
Sebagai sesuatu yang abstrak, informasi biasa telah berubah menjadi alat komunikasi
dilihat dari makna yang terkandung dengan jaringan yang lunak dan bisa
dalam keseluruhan medium yang mencakup seluruh dunia. Dengan kemajuan
digunakan, kemudian dapat diartikan teknologi maka proses interaksi antar
secara berbeda antara si pengirim dan si manusia mampu menjangkau lapisan
penerima. Informasi dianggap sebagai masyarakat dibelahan dunia manapun
menjadi semakin terbuka. Internet sebagai merupakan tuntutan kodrat
salah satu dampak dari perkembangan manusia” (Bambang Daroeso,
teknologi baru pada dasarnya tidak hanya 2000: 13).
bisa menjadi pintu untuk mengetahui • D.A. Huky mengatakan bahwa: “Kita
dapat memahami moral dengan tiga
bagaimana budaya yang ada pada
cara yaitu moral sebagai tingkah laku
masyarakat di daerah tertentu, melainkan
hidup manusia, yang mendasarkan
menjadi perangkat dalam ekspresi budaya diri pada kesadaran, bahwa ia terikat
itu sendiri.30 oleh keharusan untuk mencapai yang
4. Pengertian Moral lebih baik sesuai dengan nilai dan
Kata moral sama artinya dengan moral yang berlaku dalam
kata akhlak dalam bahasa Arab, etika lingkungannya. Moral sebagai
dalam bahasa Yunani. Akhlak artinya seperangkat ide-ide tentang tingkah
menurut loghat adalah budi pekerti, laku hidup, dengan warna dasar
perangai, tingkah laku atau tabiat. tertentu. Moral adalah ajaran tentang
Etika yang asal katanya ethos yang tingkah laku hidup yang baik
berarti adat kebiasaan (Hamzah berdasarkan pandangan hidup atau
Ya’kub, 1993: 12). agama tertentu” (Bambang Daroeso,
Selanjutnya “Moral adalah berasal 2000: 13).
bahasa Latin yaitu mores juga berarti Dengan berdasarkan adanya
adat kebiasaan. Dalam bahasa pendapat ahli tersebut di atas dapat
Indonesia moral diterjemahkan dengan dikatakan bahwa baik etika maupun
arti susila, maksudnya moral harus moral sama-sama artinya yaitu
sesuai dengan ide-ide yang umum membicarakan tentang tingkah laku
diterima tentang tindakan manusia atau perbuatan manusia, sedangkan
mana yang baik dan mana yang wajar, moral adalah keharusan untuk
yang sesuai dengan ukuran-ukuran mencapai yang lebih baik, sesuai nilai
tindakan kesatuan sosial dan dan moral yang berlaku dalam
lingkungan tertentu. Dengan demikian lingkungannya serta merupakan
jelaslah persamaan antara etika dan ajaran tingkah laku hidup yang
moral. Namun ada pula perbedaannya, berdasarkan
yakni etika lebih banyak bersifat teori,
sedangkan moral lebih banyak bersifat pandangan agama sekaligus
praktus” (Hamzah Ya’kub, 1993:14). merupakan kodrat bagi manusia.
Untuk lebih jelasnya penulis akan Sedangkan menurut Bambang Daroeso
mengetengahkan beberapa pendapat moral adalah
para ahli yang dikutip oleh Bambang “Perbuatan manusia dinilai
Daroeso tentang pengertian moral secara moral bilamana
antara lain: perbuatan itu didasarkan kepada
• J. Verkuyl mengatakan bahwa: kesadaran moral. Dalam
“Makna etika kesadaran moral tingkah laku
atau perbuatan itu dilaksanakansecara
dikalangan para ilmuan telah sukarela tanpa paksaandan keluar dari
mendapat arti yang lebih dalam dari diri pribadinyaPada dirinya ada
pada kata moral (Bambang Daroeso, perasaan wajibatau keharusan
2000:12)”. untukmelakukan
• N. Driyarkara S.J. mengatakan perbuatan bermoralitu. Kesadaran
bahwa: “Moral atau dalam bahasa akankewajibannya
Indonesia kesusilaan adalah nilai- itu disebut suara bathin. Suara
nilai yang sebenarnya harus melekat bathinsesungguhnya
pada diri manusia. Dengan kata merupakan suara yang mengajak
lain moral atau kesusilaan adalah manusia agarsadar
melakukan perbuatan demikian moral atau kesusilaan
yang susila” (Bambang Daroeso,2000: adalah peri laku manusia yang di
27). Dengan dasarkan pada kesadaran untuk
memperhatiakn hal tersebutyang berbuat dan bertngkah laku yang
pada kenyataannya baik, yang selaras dengan norma-
manusia memang mempunyai norma dan kehendakmasyarakat.
hidup yang otonomi walau tidakbebas 5. Peranan Orang Tua dan Guru
sepenuhnya. Dalam Terhadap Pendidikan Moral
kehidupan manusia terikat oleh: Anak.
• Ketentuan agama; • Peranan Orang Tua
• Ketentuan kodrat; Terhadap Pendidikan Moral
• Ketentuan adat istiadat; Anak
• Ketentuan hukum, baikberbentuk Sebagaimana kita ketahui
adat kebiasaanatau hukum negara bahwa anak dalam pandangan
(BambangDaroeso, 2000: 23). Islam merupakan amanah dari
Sedangkan syarat yangmenjadi Allah Swt. Dengan demikian
manusia yang bermoral adalah maka anak harus mendapat
memenuhi salah satuketentuan kodrat perhatian yang serius dari
yaitu adanyaketentuan yang baik. Hal semua aspek kehidupan yang
ini sesuai dengan pernyataan yang berasal dari kedua orang
disampaikan oleh M. Ngalim Purwanto tuanya. Oleh karena itu orang tua
bahwa: “Moral atau kesusilaan bukan harus memberikan pelayanan serta
hanya berarti bertingkah laku sopan pembinaan moral yang baik agar anak
santun, bertindak dengan lemah anak kelak dalam hidupnya sesuai
lembut,taat dan berbakti kepada orang dengan fitrahnya. Sebuah keluarga
tua saja, seperti umumnya yang terdiri dan terbentuk dengan adanya
diartikan orang yaitu dengan bapak, ibu yang disebut orang tua dan
konsekuen, mengerti mana yang baik anak sebagai buah dari pernikahan.
dan mana yang buruk, bertanggung Dari kumpulankeluarga ini terbentuklah
jawab, cinta bangsa dan sesama sebuah masyarakat ataubahkan sebuah
manusia, mengabdi kepada bangsa negara yang besar. Para pakar
dan negara, berkemauan keras, menyebutnya bahwa suatu bangsa
berperasaan halus, dan sebagainya terbentuk darikumpulan keluarga. Hal
termasuk norma- norma kesusilaan ini sesuai dengan yang dikemukakan
yang harus kita kembangkan dan kita oleh Syaikh Mahmoud Syalthout
tanamkan dalam hati sanubari anak- bahwa: “Keluarga adalah sebagai
anak dan bangsa agar sesuai dengan sebuah batu daripada batu- batu
harapan dan tujuan yang dicita- bangunan suatu bangsa yang terdiri
citakan” (Ngalim Purwanto, 1993: sekumpulan dari keluarga besar,
24). diimana satu sama lain mempunyai
Moral berkaitan erat dengan tingkah hubungan yang erat sekali, dan sudah
laku atau peri laku manusia sehari- tentulah bahwa suatu bangunan yang
hari, seperti sopan santun, bati anak terjadi dari sekian batu-batun akan
terhadap orang tua dan guru, dan menjadi kuat dan lemah sesuai denga
berbicara dan cara bertindakdalam kuat dan lemahnya batu-batu itu
hidupnya di masyarakat. Moral sendiri” Syaikh Mahmoud Syalthout,
memegang peranan penting dalam 1968:
kehidupan manusia, karena akan 102).
membawa manusia pada tingkah laku Dengan memperhatiksn
yang seharusnya dilakukan dan yang pendapat tersebut, kuat dan lemahnya
seharusnya tidak dilakukan. Dengan suatu bangsa tergantung pada kuat
dan lemahnya keluarga-keluarga yang pengetahuan tentang iman, keimanan
membentuk suatu bangsa tersebut. dan keberimanan.
Keluarga yang kuat adalah keluarga Pengajaran itu bersifat kognitif
yang terdiri dari ayah, ibu, dan semata” (Ahmad Tafsir, 2002:
anakyang memiliki moral yang baik. 4).
Kuatnya sebuah keluarga bukan Dengan penjelasan ahli seperti
terletakm pada kuatnya otot dan fisik, tersebut di atas dapat dikatakan
namun kuat yang dimaksud adalah bahwa keimanan sebagai
kuatnya iman, kuatnya prinsip, landasan moral atau akhlak bagi
kuatnya anak, tidak dapat diperoleh
moral serta ketaguhan hati sehingga anak dilingkungan sekolah
mampu menangkal hal-hal yang melainkan ditanamkan
negatif yang bersumber dari luar dilingkungan keluarga
dirinya. sebagiman kita ketahuibersama
Orang tua harus terus menerus bahwa keluarga adalah tempat
mengarahkan anak- anaknya kepada atau lingkungan pendidikan
pembinaan moral atau akhlak yang yang pertama dan utama untuk
baik. Cara memupuk kebiasaan dalam menanamkan moral tersebut.
rangka menumbuhkan rasa cinta Selanjutnyan Ahmad Tafsir
kepada hal-hal baik serta dapat mwngatakan bahwa: “Orangtua
memiliki kemampuan dan kemauan adalah pendidik yang pertama
untuk mengikutinya. Dengan demikian dan utama dalam hal
orang tua memliki tugas dan penanaman keimanan bagi
tanggung jawab dalam mewujudkan anaknya. Disebut pendidik
keluarga yang sehat, tenteram, pertama karena merekalah
sejahtera dan bahagia serta membina yang pertama mendidik
anak/generasinya menjadi anaknya dan disebut pendidik
anak/generasi yang berkualitas. yang utama karena besar
Untuk itubagaiman wujudnya anak/ge swekali pengaruhnya” (Ahmad
nerasi tersebut kedepan sangat Tafsir, 2002: 4).
ditentukan oleh bagaiman pendidikan Menyimak pendapat tersebut
moral yang akan dilakukan oleh orang dapat dikatakan bahwa
tua hari ini. kemerosotan moral atau akhlak
Keluarga merupakan lingkungan saat ini terjadi pada seluruh
pendidikan yang pertama bagi anak lapisan masyarakat adalah
sebelum ia memasuk lingkungan pend karena anak-anak kita tidak
idikan selanjutnya.Disanalah memiliki landasan moral yang
diletakkan dasar keagamaan yakni kuat yakni kurangnya iman yang
penanaman keimananyang merupakan tertanam dalam dirinya, yang
landasan moral dan akhlak bagi anak. disebabkan oleh kurangnya
Hal ini sesuai dengan apa yang penanaman nilai keimanan
dikatakan oleh Ahmad Tafsir bahwa: sejak dini pada anak, sementara
“Inti agama adalah iman, pengaruh dari luar sebagai
Inti wujud dari kemajuan teknologi
keberagamaan sangat kuat menerjang
adalah kehidupan
keberimanan, Keberimanan tidak masyarakat pada umumnya
dapat diajarkan disekolah, dan anak pada khususnya,
dipesantren ataupun dengan cara yang terkadang mempengaruhi
mengundang guru agama ke rumah. perilaku yang bersifat amoral.
Di sekolah dan pesantren diajarkan Untuk itu orang tua harus mampu
memenuhi amanah yang telah di mungkin dapat melakukan hal itu”
limpahkan Allah SWT., sebagai (AhmadTafsir, 2002: 6).
pendidik dalam lingkungan keluaga. Dengan menyimak
Banyak orang tua yang tidak dapatt penjelasan tersebut di atas maka
memenuhi amanah ini sehingga dapat dikatakan kedua orang
lahirlah generasi-generasi yang tua adalah penyelamat dan
mengalami dekadensi moral, karena pembentuk keimanan bagi
ketidak tahuan orang tua dan generasi keluarga dan bangsa
kurangnya kontrol orang tua sehingga, dalam lingkungan
dalam keluarga, orang tua mempunyai
perkembangan jiwa dan apa yang dua fungsi pokok dalam rumah
dilakuka oleh anak mereka, termasuk tangga, yaitu sebagai kepala
kurangnya penanaman nilai-nilai iman rumah tangga dan sebagai
sebagai penagkal poengaruh negatif kepala pendidik terhadap
dari luar. seluruh anggota rumah
Ahmad Tafsir, menjelaskan bahwa: tangganya.
“Penanaman keimanan di rumah H. M. Arifin,
tangga saat ini memiliki dua kendala menyebutkan bahwa: “Orang
seperti hal ini yakni (1)banyak orang tua sebagai pembentuk dan
tua yang belum menyadari hal ini, pemimpin keluarga. Kedua
(2)banyak orang tua yang belum kekuasaan tersebut dapar
mengetahui caranya” (Ahmad Tafsir, dibedakan sebagai berikut:
2002: 6). (1) Kekuasaan pendidikan.
Dalam al-Quran Allah SWT. (2) Kekuasaan keluarga. (H. M
memerintahkan manusia agar Arifin, 2000: 91)”.
menjaga dirinya dan keluarganya dari Didikkan dan bimbingan
siksaan api neraka. Perintah ini yang diberikan oleh orang tua
adalah perintah untuk menjaga kepada anaknya dapat
keimanan. Perintah ini pada mewujudkan salah satu dari
prinsipnya di tujukan kepada orang dua alternatif ialah kepada
tua di rumah pada khususnya dan jalan dan ajaran yang benar,
pada seluruh keluarga yang atau kepada jalan yang salah
berkoponten untuk menjaga keimanan dan menyesatkan bagi anak
seluruh anggota pada umumnya, dan terhadap semua anggota
bukan guru di sekolah. Jadi menurut keluarga.
al- Quran, Dari penjelasan di atas
pendidika dapat penulis simpulkan bahwa
n keberimanan itu adalah tugas orang peranan dan tanggung jawab
tua di rumah. Dalam hubungannya orang tua terhadap pendidikan
dengan hal ini, Ahmad Tafsir, anak sangatlah besar, sebagai
menjelaskan bahwa: “Nabi pendidik yang pertama dan
mengajarkan bahwa pendidikan
keimanan itu pada dasarnya di
lakukan oleh
orang tuanya, caranya melalui
pembiasaan dan peneladanan,.
Peneladanan dan pembiasaan inilah
yang tidak mungkin dilakukan di
sekolah, di pesantren atau guru agama
yang di undang kerumah. Hanya
kedua orang tuanya itulah yang
utama bagi anak oarang tua harus tempat anaknya belajar, karena jangan
dapat menanamkan nilai- nilai iman sampai memasukan anak kesekolah
dalam diri anak, memberikan yang di ajar oleh guru yang berlainan
keteladanan dan mengawasi serta agama dengan orang tua. Sekiranya
mengotrol setiap perilaku anak baik di anak memperoleh didikan dari guru
dalam maupun di luar rumah. yang berbeda keyakinan dengan orang
Keadaan ini sekaligus orang tua dapat tua, maka dihawatirkan anak akan
menyelamatkan anak dari mengalami pertentangan batin atau
keterpurukkan mental dan moral, konflik jiwa secara berangsur-angsur
termasuk kontrol terhadap tayangan (ZakiahDaradjat, 1982: 115)”.
apa yang mereka nonton dari Dengan demikian, jika
program- program yang di tayangkan pendidikan dalam sekolahadalah
oleh telvisi, dapat bermanfaat bagi sesuai dengan kebenaran dan
diri anak atau tidak dan berapa waktu jalan yang lurus, maka sekolah
yang di gunakan untuk menonton yang demikian akan menuntut
telvisi sebagai siaran teknologi yang manusia kepada kehidupan
bersifat modern tidak mengganggu manusia yang sesuai dengan
waktu anak untuk beribadah, sehingga fitrahnya. Sebaliknya bila
keimanan anak tetap terjaga. dalam suatu sekolah pola
• Peranan Guru Dalam pendidikannya menentang
Pendidikan Anak kebenaran islam, maka sekolah
Sesuai dengan eksistensibdan yang demikian itu membentuk
fungsinya, sekolah membawa misi manusia yang benci atau anti
perubahan di tengah- tengah terhadap Islam, akhirnya si anak
masyarakat, bertujuan untuk terjerumus kelembah kehidupan
mencerdaskan manusia. Maju atu yang hina, rugi di dunia dan
mundurnya suatu masyarakat sangat lebih-lebih lagi celaka diakhirat
di pengaruhi oleh maju atau kelak.
mundurnya suatu masyarakat itu. Peran guru dalam pendidikan
Sekolah dapat mengubah atau formal adalah “mengajar”.
mengembangkan tabiat manusia yang Banyak guru yang karena
telah tertanam dalam rumah tangga. sibuknya dalam mengajar lupa
Hal tersebut dapat di lihat pada bahwa siswa yang sebenarnya
kutipan berikut ini: “Pengaruh orang harus belajar. Jika guru sudah
tua, seyogyanya berkesinambungan mengajar tetapi murid belum
dengan pengaruh sekolah belajar maka guru belum
(pendidikan), sebab mendidik anak mampu membelajarkan murid.
pada prinsipnya ialah mempengaruhi Menurut Sumarsono, bahwa:
jiwa anak selain memberikan “Belajar mengajar akan
kecerdasan ((H. M Arifin, 2000:20). mencapai titik optimal ketika
Pengaruh pendidikan yang di berikan guru dan murid mempunyai
di sekolah terkadang intensitas belajar yang tinggi
mengakibatkan benturan- benturan dalam waktu yang bersamaan.
bagi jiwa anak, jika pendidikan yang Kedudukan guru dan siswa
telah di terimadalam rumah tangganya haruslah dianggap sejajar
tidak berkesinambunagan dengan dalam belajar, jika kita
pendidikan yang di terima dalam memandang siswa adalah
sekolah. subyek pendidikan (Sumarson,
Zakiyah Darajat 2000: 24)”.
menyebutkan bahwa: “Orang tua Lebih lanjut Sumarsono menjelaskan
harus berhati-hati memilih sekolah bahwa:
“Kesalahan fatal yang dilakukan bagaimanacara anak dalam
pendidik orang dewasa adalah usaha memanfaankan teknologidengan
dalam mendefinisikan fungsi dirinya baik tanpa
sebagai pelaku tunggal bagi mengesampingkan atau
perubahan tingkah laku dan berbuat melalaikan sesuatu yang dapat
solah-olah tugas prinsipnya adalah merusak keimanan dan moral
untuk mengkomunikasikan ide-ide, anak.
mendesain latihan (exercise), untuk 6. Pengaruh Teknologi Terhadap
mengembangka Dekadensi Moral Anak
n pengetahuan, keterampilan atau Perkembangan teknologi saat
sikap tertentu untuk menentukan ini semakin pesat, sehingga
merubah masyarakat tradisional
perubahan menjadi masyarakat informasi.
tingkah laku dan melakukan survey Perkembangan teknologi informasi
untuk mendektesi kebutuhan telah membawa dampak dalam
(Sumarson, 2000: kehidupan masyarakat. Teknologi
18)”. informasi dengan komputer
Dari pendapat di atas, jelas sebagai motor penggeraknya telah
menujukan bahwa peran guru adalah mengubah segalanya. Pemrosesan
untuk mengembangkan pengetahuan, informasi berbasis computer mulai
keterampilanatau sikap tertentu untuk di kenal orang dan hingga saat ini
menentukan sudah banyak software yang dapat
perubaha di gunakan sebagai alat pengolah
n tingkah laku. Perubahan tingkah data untuk menghasilkan informasi
laku dimaksud adalah perubahan yang berguna.
tingkah laku menuju pada hal yang Untuk mengantisipasi
positif dan yang lebih baik, termasuk terjadinya dekadnsi moral sebagai
kemampuan siswa dalam memilih dan akibat dari perkembangan teknologi
memilah sekaligus menyikapi teknolgi yang semakin pesat tersebut, maka
mana yang harus di ambil dan mana perlu kiranya diadakan pendidikan
teknlogi yang di campakkan moral yang membawa kepada
agar tidak merusak keimanan bagi terbentuknya sikap, watak, karakter
anak. dan kepribadian yang baik, sesuai
Dari penjelasan tersebut di atas dengan ukuran-ukuran Islam. Arifin
penulis memberikan kesimpulan menyebutkan bahwa: “Anak adalah
bahwa peran guru di sekolah cukup pribadi yang memilki pengetahuan
besar, yakni sebagai pendidik, moral, peranan perasaan moral dan
pengajar, pembimbing, pelatih, dan tindakan atau perilaku moral” (Arifin,
guru sebagai evaluator dalam kegiatan 2000:53).
pendidikan dan pengajaran, yang Disamping itu Arifin
berusaha memberikan dan mengidentifikasi sasaran
menanamkan pengetahuan kepada pendidikan yang meliputi empat
anak didik, sehingga mereka mampu pengembangan fungsi menusiayaitu:
mewujudkan dirinya sebagai manusia 1. “Menyadarkan manusia secara
dewasa yang mampu untuk menguasai individual pada posisi dan
dirinya serta memanfaatkan teknologi fungsinya ditengah makhluk lain,
untuk meningkatkan taraf hidupnya 2. Menyadarkan fungsi manusia
dan bukan untuk merusak tatanan dalam hubungannya dengan
kehidupannya sebagai akibat dari masyarakat;
pengaruh perkembangan teknologi. 3. Menyadarkan manusia terhadap
Keadaan ini tentunya berdasarkan dari pencipta alam dan
mendorongnya untuk beribadah Sedangkan faktor yang justru
kepada Allah SWT. memungkinkan terjadinya
4. Menyadarkan manusia tentang dekadensi moral, antara lain:
kedudukannya sebagai makhluk 1. Situasi politik yang tidak
yang mulia diantara makhluk lain menguntungkan;
(Arifin, 2000:33-38)”. 2. Keadaan ekonomi yang belum
Sebagaimana pendapat di atas, kuat;
terjadi dekadensi moral disebabkan 3. Suasana sosial psikologi yang
antara lain: belum stabil;
1. “Lemahnya pendidikan agama 4. Kesehatan fisik dan mental
dilingkungan keluarga; masyarakat yang belum mantap;
2. Kemerotan moral dan mental 5. Perkembangan teknologi dan
orang dewasa; kesiapan mental masyarakat yang
3. Pendidikan dalam sekolah yang belum seimbang (Zakiah Daradjat
kurang baik; , 1999: 53).
4. Adanya dampak negatif dari Era globalisasi dan informasi
kemajuan teknologi; dewasa ini menuntut adanya upaya
5. Tidak stabilnya kondisi sosial, pengembangan dan desain kebijakan
politik, ekonomi (Zakiah Daradjat , pendidikan sehingga masyarakat
1999: 41)”. suatu bangsa tidak
Dari pendapat tersebut di atas
dapat dikatakan bahwa terdapat
lima faktor sebagai penyebab
timbulnya dekadensi moral pada
anak. Dari lima faktor di atas,
sesungguhnya lemahnya
pendidikan agama di lingkungan
keluarga maupun lingkungan
sekolah itulah sebagai penyebab
pertama yang menyebabkan
timbulnya dekadensi moral anak.
Untuk itu dibutuhkan peran yang
lebih besar dari para orang tua dan
guru dalam hal pendidikan anak,
sehingga dekadensi moral ini dapat
tertanggulangi dengan baik.
Faktor yang dapat
mengurangi tingkat dekadensi
moral, antara lain:
1. Masih diakuinya norma-norma
agama dan norma-norma sosial;
2. Masih adanya usaha kearah
penegakkan norma yang berlaku
di masyarakat;
3. Daya tahan dan sikap menilai
terhadap pengaruh negatif;
4. Susunan dan iktan-iktan sosial
masyarakat Indonesia masih
memungkinkan adanya kontrol
terhadap pelanggaran norma
(Zakiah Daradjat , 1999: 50).
tenggelam dalam arus globalisasi KESIMPULAN
dan informasi yang demikian Dari uraian pada bagian-
derasnya. Tayangan dalam bagian terdahulu yang berkaitan
televisi juga memberikan dengan Pengaruh Teknologi
pengaruh negatif kepada akhlak terhadap
anak. Dalam konteks ini peran Dekadensi Moral pada anak, maka
orang tua dalam mendampingi penulis dapat memberikan kesimpulan
dan membimbing anak saat sebagai berikut:
menonton tayangan televisi 1. Anak adalah generasi penerus,
sangatlah menentukan baik dan sehingga perlu perhatian yang
buruknya akhlak anak. Itulah serius dari orang tua di rumah dan
sebabnya menurut Marwah Daud guru di sekolah. Inilah sebabnya
Ibrahim mengatakan bahwa: orang tua dan guru memiliki
“Orang tua berperan sebagai peranan utama dan pertama dalam
penyetir dan penyaring informasi mengawas dan mengontrol anak
bagi anak-anaknya. Penyetir dan sehingga tidak tergiring dan
penyaringan informasi tersebut di terjerumus dalam hal-hal dan
perlukan pengetahuan, sikap dan nuansa yang tidak diinginkan.
tindakan yang tepat oleh orang Untuk menghindarinya, terutama
tua untuk membuat pilihan- yang berkaitan dengan teknologi
pilihan informasi terbaik untuk pada umumnya dan siaran-siarran
anak, termasuk informasi televisi, serta yang berhubngan
tentang penyalah gunaan obat- dengan teknologi lainnya, dalam
obatan terlarang dan pergaulan pemanfaatannya tetap terjaga dan
bebas di kalangan anak remaja” di filter dengan baik agar tidak
(Marwah Daud Ibrahim, mengakibatkan dekadensi moral
2000:372-373). pada anak.
Dengan merujuk pada 2. Dalam suasana perkembangan
pendapat di atas, menunjukan teknologi yang begitu pesat, maju
bahwa dengan perkembangan dan luas ini, maka perlu bagi anak
ilmu pengetahuan dan teknologi di ciptakan kesibukan-kesibukan
yang begitu pesat, dengan yang berguna agar kesibukan-
tayangan- tayangan yang begitu kesibukan yang lain yang dapat
banyak dan luas maka, merusak moral anak dapat dihindari.
memerlukan sikap dan tindakan Kesibukan-kesibukan yang dimaksud
dari orang tua di rumah dan guru antara lain: di adakannya
di sekolah agar selalu penyuluhan-penyuluhan agama, dan
memberikan petunjuk bagi anak- penegakkan norma pada lingkungan
anak secara kontinyu dan masyarakat.
mengotrol serta mengawas anak 3. Timbulnya dekadensi moral pada
dalam menonton siaran-siaran anak, bukan hanya semata-mata
televisi dan teknologi pada pada teknologinya ,akan tetapi
umumnya yang bermanfaat saja pemanfaatan waktu karena sibuk
agar tidak dapat menimbulkan dengan siaran-siaran yang tidak
terjadinya dekadensi moral, berguna bagi kehidupannya
apalagi hasil teknologi tersebut di sebagai anak dan ditambah dengan
terima begitu saja tanpa adanya siaran-siaran yang dapat merusak
filter. moral lainnya, sehingga dengan
demikian dapat dikatakan bahwa
teknologi dapat mengakibatkan
dekadensi moral pada anak.
DAFTAR PUSTAKA H.M. Arifin, M. Ed, Hubungan Timbal
Abdul Rahman Saleh, Didaktik Balik Agama di Lingkungan
Pendidikan Agama,Cet. V, Sekolah dan Keluarga, Cet. VII,
Bandung: Pelajar, tt Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Ahmad Tafsir, Pendidikan Dalam Sumarsono, Pendidikan Nilai Dalam
Keluarga, Bandung: PT. Profesi Guru, Cet. III, Jakarta:
Remaja Rosdakarya, 2002 Grasindo, 2000.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Syaikh Mahmoud Syalthoud, Islam
Tinjauan Teoritis dan Praktis Sebagai Aqidah dan Syari’ah, di
Berdasarkan terjemahkan oleh H. Bustani A.
Pendekata Gani dan Hamdany Ali dengan
n Indispliner, Jakarta: PT. Bumi Judul Aqidah Wa Syari’ah, Cet.
Aksara, 2000.
Bambang Dasoeso, Dasar dan III, Jakarta: Bulan Bintang,
Konsep Pendidikan Moral 1968.
Pancasila, Cet. II, Jakarta: Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama
Bumi Aksara, 2000. Dalam Pembinaan Mental, Cet.
Departemen Pendidikan Nasinal RI, IV, Jakarta: Bulan Bintang,
Undag-Undang RI Nomor 20 1982.
Tahun 2003 Tentang Sistem -------, Problema Remaja di
Pendidikan Nasional, Cet. I, Indonesia, Jakarta: Bulan
Jakarta: Biro Hukum Dan Bintang, 1999.
Organisasi Sekretariat Jendral
Depdiknas, tt.
Franindya Purwaningtyas,M.A .
Informasi dan Masyarakat
.Bandung:CV media Sains
Indonesia.2020

H. Ansori, Transformasi Pendidikan


Islam, Cet. I, Jakarta: Gaung
Persada Pers, 2010.
H. Hamzah Ya’kub, Etika Islam:
Pembinaan Akhlaqul Qarimah
(Suatu Pengantar), Cet. VI,
Bandung: CV. Diponegoro,
1993.
Maurince J Ellias, dkk, Cara-Cara
Efektif Mengasuh Anak dengan
EQ, Bandung: Kaifah, 2000.
Marwah Daud Ibrahim, Pembudayaan
Nilai-Nilai Islam Di Era
transfprmasi, diterjemahkan
Nurcholis Majid, Kemampuan
Spritual Masyarakat Modern
Respon An Transformasi Nilai-
Nilai Islam Menuju Masyarakar
Madani. Cet. I Jakarta: Media
Cita, 2000.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan, Cet. III, Jakarta:
Balai Pustaka, 1993.

Anda mungkin juga menyukai