Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali dimakan dalam
keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi
aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-gorengtepung, keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim
dan minumnan, dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai
"beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.
Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatera, terutama di
Minangkabau, dikenal masakan gulai nangka. Di Jawa Barat buah nangka muda antara lain
dimasak sebagai salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai macam
masakan dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, sayur
megana, oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta nangka muda
terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan Jawa Barat, bongkol
bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap dijadikan bahan rujak.
Ketupat gulai nangka, contoh olahan dari "buah" nangka muda.
Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi.
Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga
dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung,
untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain.
Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini
cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang
menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Karena itu
kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi
kapal sampai ke alat musik. Dari kayunya juga dihasilkan bahan pewarna kuning untuk
mewarnai jubah para pendeta Buddha.
Daun tanaman ini jg di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes
karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun
pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat
luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang
mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai
obat batuk dan tonik (Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang
digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu
sebagai anti spasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai
laktagog. Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel,
konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung,
perkakas, dan alat musik. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat
cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin.
Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin
E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam T, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara
empiric sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi (Ersam T,
2001).