Anda di halaman 1dari 7

Hukum Hooke dan Elastisitas

Posted in Label: fisika, Hukum Hooke dan Elastisitas | 19:58


Pernakah dirimu melihat alat yang tampak pada gambar

ini ? wah, hari gini belum

itu adalah gambar pegas. Nyamannya kehidupan kita tidak

terlepas dari bantuan pegas, walaupun kadang tidak kita sadari. Ketika dirimu mengendarai
sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil yang sedang bergerak di jalan yang
permukaannya tidak rata alias jalan berlubang, pegas membantu meredam kejutan sehingga
dirimu merasa sangat nyaman berada dalam mobil atau ketika berada di atas sepeda motor.
Apabila setiap kendaraan yang anda tumpangi tidak memiliki pegas, gurumuda yakin
perjalanan anda akan sangat melelahkan, apalagi ketika menempuh perjalanan yang jauh.
Ketika turun dari mobil langsung meringis kesakitan karena terserang encok dan pegal linu
pegas tidak hanya dimanfaatkan di mobil atau sepeda motor, tetapi pada semua
kendaraan yang selalu kita gunakan. Selengkapnya akan kita kupas tuntas pada akhir tulisan
ini. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Contoh benda elastis lainnya adalah
karet mainan

(kalo karet pasti tahu

). Btw, elastis itu apa ya ? terus apa hubungan antara elastis

dan hukum Hooke ? Nah, sekarang bersiap-siaplah untuk melakukan pertempuran dengan
ilmu fisika. Siapkanlah amunisi sebanyak-banyaknya; sapu tangan atau tisu untuk ngelap
keringat, obak sakit kepala dkk Selamat belajar ya, semoga dirimu memenangi
pertempuran ini

ELASTISITAS
Ketika dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang.
silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan, maka karet akan kembali ke
panjang semula. Demikian juga ketika dirimu merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula.
Apabila di laboratorium sekolah anda terdapat pegas, silahkan melakukan pembuktian ini.
Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti

semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat
elastis. Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk
awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas
dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Perlu anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah
karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan
gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Batas
elastis itu apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui hubungan antara besarnya gaya yang
diberikan dan perubahan panjang minimum sebuah benda elastis agar benda tersebut bisa
kembali ke bentuk semula ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan dengan
paman Hooke.
HUKUM HOOKE
Hukum Hooke pada Pegas
Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya
gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih
dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki
panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang
dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin
memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya
pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi
setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang
(gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis ditulis :

Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum
ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah
simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif,
tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x
berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas
berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku
sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas.
Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya
yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda.
Hukum Hooke untuk benda non Pegas
Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang tetapi
hanya sampai pada batas-batas tertentu. Mari kita tinjau sebuah batang logam yang digantung
vertikal, seperti yang tampak pada gambar di bawah.

Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang
besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya
gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (delta L)

Jika besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang
logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding
dengan gaya berat yang bekerja pada benda. Perbandingan ini dinyatakan dengan persamaan :

Persamaan ini kadang disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya berat
dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban.
Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat
besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Hubungan antara
gaya dan pertambahan panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui grafik di
bawah ini.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis
sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan gaya hingga
melewati batas hukum hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan
kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum
Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda
diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut
akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan
kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan
panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (delta L) suatu benda
bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda
(dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan
memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya
tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,
misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut
akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama.
Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang
dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan
panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas
penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya,
sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. Jika hubungan ini
kita rumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L) dengan gaya (F)
dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k. Untuk
materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang
benda mula-mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A). Kalau dirimu
bingung dengan panjang mula-mula atau luas penampang, coba amati gambar di bawah ini
terlebih dahulu.

Dah paham panjang mula-mula (Lo) dan luas penampang (A) ?... Lanjut ya

Besar E bergantung pada benda (E merupakan sifat benda). Secara matematis akan kita
turunkan nanti tuh di bawah

Pada persamaan ini tampak bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan hasil
kali panjang benda mula-mula (Lo) dan Gaya per satuan Luas (F/A).
Tegangan
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :

Satuan tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat)


Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal. Secara
matematis ditulis :

Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai satuan
(regangan tidak mempunyai dimensi).
Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk benda dan merupakan tanggapan yang
diberikan oleh benda terhadap tegangan yang diberikan. Jika hubungan antara tegangan dan
regangan dirumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan berikut :

Ini adalah persamaan matematis dari Modulus Elastis (E) alias modulus Young (Y). Jadi
modulus elastis sebanding dengan Tegangan dan berbanding terbalik Regangan.
Di bawah ini adalah daftar modulus elastis dari berbagai jenis benda padat

Anda mungkin juga menyukai