Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengertian, Perawatan dan Pemeliharaan Panel ATS AMF


KELOMPOK : 5

NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.

Mardito Adenovit Kusnanda Putra


Maulana Bayu B
Mohammad Rizki A
Rissa Dwi S
TEKNIK ELEKTRO

LT - 2C / D3 LISTRIK KHUSUS
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN

AMF & ATS PANEL (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer Switch )
Adalah Panel yang secara system mempunyai fungsi control otomatic terhadap generator
dan mains power dimana parameter listrik,control dan proteksi terhadap kedua sumber dapat
terbaca dan terkontrol secara sistimatis .Komponen utama panel ini adalah modul control
yang didalamnya berisi program program untuk menjalankan dan mengoperasikan system
secara menyeluruh. Panel ini banyak digunakan diindustri ,perkantoran ,supermarket, rumah
sakit dll.
Dengan semakim berkembangnya perkembangan jaman, menuntut roda perputaran
ekonomi didunia ini juga harus cepat. Termasuk apabila terjadi gangguan ataupun kerusakan
pada sistem. Setiap tempat produksi pastilah membutuhkan sumber energi untuk
menjalankan peralatan pekerjaan. Maka disinilah peran Panel ATS AMF digunakan untuk
mensuplai energi dari sumber utama ke sumber cadangan dengan hitungan detik. Pada
sebelumnya banyak yang menggunakan sistem COS namun sistem ini harus dilakukan
secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itulah sistem
ATS AMF dirasa lebih efektif dan cepat.
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi
untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan
listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan
Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini
berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber
energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan demikian karena
menilik dari namanya AMF samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu
menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang
berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF)
dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan

Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari
beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama
(hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di
proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai

detector

ini

berfungsi

untuk

memberikan

informasi

kondisi

tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk
di proses pada tahap selanjutnya.
3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.
Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama
dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan
menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala
kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja
sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah
menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama
dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus
menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset
hanya saat yang tepat.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis
pertama adalah panel konvensional dan panel digital.
1. Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa
timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya.
Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel
sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah
satu komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi

dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan
mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi
dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat
banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya
kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.
2. Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh
lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya
maksud adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi
mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin
mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin
tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain, kecuali
setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga
dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani
dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan
lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk
memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika
pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.
Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada
kenyataannya ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu
panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun
Smart Relay (versi sederhana dari PLC).
ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan
para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel
serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas
dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang
'kecele' karena mendengar kalimat panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay
padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut
tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).
Ketidak tahuan konsumen ini yang menyebabkan para perakit panel tidak

berniat menambahkan fitur fitur lain pada panel mereka.


Berdasarkan fakta diatas, tiba tiba pikiran saya tertuju pada sebuah panel
ATS/AMF dengan tulang punggung Smart relay dengan fitur yang sama atau
bahkan lebih dari kemampuan panel ATS/AMF digital buatan pabrik. Saya akan
coba merencang sebuah panel dengan tulang punggung smart relay ZELIO dan
akan saya posting di blog ini pada lain waktu.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ATS
ATS adalah singkatan dari Automatic Transfer Switch, yaitu proses pemindahan
penyulang dari penyulang/sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara
bergantian sesuai perintah pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS atau yang
biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada
sistim kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis, sedangkan COS
dikendalikan atau dioperasikan secara manual.
Pemakaian Panel ATS pada instalasi dalam gedung dimaksudkan untuk
mengantisipasi pada saat PLN gagal dalam mensuplai listrik (mengalami pemadaman),
maka dalam hal ini genset yang akan menggantikan peranan dari PLN untuk mensuplai
sumber daya listrik, disini peranan Panel ATS adalah memindahkan secara otomatis
distribusi dari PLN ke Genset, sehingga Genset tersebut dapat menggantikan peranan dari
PLN untuk mensuplai sumber daya listik pada Gedung/lokasi tersebut. Selanjutnya apabila
PLN kembali normal, maka Fungsi ATS secara otomatis memindahkan distribusi daya listrik
dari Genset ke PLN.
B. Pengertian AMF
AMF adalah singkatan dalam istilah kelistrikan dari Automatic Main Failure yang
maksudnya menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem terhadap sistem kelistrikan
cadangan apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama (Main), istilah ini
secara umum sering dijabarkan sebagai sistim kendali start dan stop genset, baik itu diesel
generator, genset gas maupun turbin.
Sistim kerja panel ATS dan AMF yang sering kita temukan adalah kombinasi untuk
pertukaran sumber baik dari genset ke pln maupun sebaliknya, bilamana suatu saat sumber
listrik dari PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk menjalankan diesel genset
sekaligus memberikan proteksi terhadap sistim genset, baik proteksi terhadap unit
mesin/engine yang berupa pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak

pelumas (Low Oil Pressure) maupun kondisi temperatur mesin serta media pendinginannya,
dan juga memberikan perlindungan terhadap unit Generatornya. baik berupa pengamanan
terhadap beban pemakaian yang berlebih maupun perlindungan terhadap karakter listrik lain
seperti tegangan maupun frekuensi genset, apabila parameter yang diamankan melebihi
batasa normal/setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan arus listrik ke beban
sedangkan AMF bertugas untuk memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya ATS bertugas
memindahkan sambungan dari sebelumnya yang tersambung dengan PLN dipindahkan
secara otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bisa tersambung ke sisi pengguna.
Apabila kemudian PLN kembali normal, selanjutnya ATS bertugas untuk
mengembalikan jalurnya dengan memindahkan switch kembali ke sisi utama dan untuk
kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel tersebut,
demikian seterusnya semua sistim kontrol dikendalikan secara otomatis berjalan dengan
sendirinya.
Pemakaian sistim otomatisasi ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
Sistim perpindahan dari PLN ke genset dan sebaliknya hanya perlu waktu yang
sangat singkat, hanya dengan hitungan detik saja setelah PLN padam, genset langsung start
dan listrik segera dapat dinikmati kembali oleh pengguna.
Meringankan tugas tehnisi listrik yang bisa sangat banyak sekali, bahkan gedung
perkantoran sering tidak memiliki teknisi listrik, dengan panel ATS-AMF ini semuanya
menjadi mudah, listrik padam, genset langsung start sendiri, PLN nyala kembali genset stop
sendiri, teknisi tak perlu berlari-lari karena panik hanya untuk cepat-cepat men-start genset
dan mengoper switch supaya roda aktifitas tak terganggu, yang paling penting genset tetap
harus dipelihara agar sistim bisa bekerja secara maksimal, merawat genset sama mudahnya
dengan merawat mobil, asal air accu berada di levelnya, bahan bakar tersedia cukup, air
radiator normal, oli normal, sudah hanya begitu saja untuk pemanasan genset sebaiknya cari
panel ATS - AMF yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pemanasan secara otomatis, genset
akan melakukan pemanasan sendiri secara terjadwal tanpa harus mematikan listrik PLN,
tanpa mengganggu sistim dan roda aktifitas kantor, tanpa perlu operator yang takut dengan
suara genset untuk memanaskan genset, semuanya menjadi mudah.
Memberi perlindungan terhadap alat kantor seperti komputer, AC , peralatan pabrik

maupun laboratorium, seringkali terjadi tegangan listrik PLN maupun genset tiba-tiba down
atau bahkan tiba-tiba naik sampai jauh diluar batas toleransi normal untuk keamanan alatalat elektronik, bahkan sering pula ada salah satu fasa listrik yang hilang (untuk sistim 3
fasa), turun dan naiknya tegangan, maupun hilangnya tegangan ini kadang tak terdeteksi
dengan kasat mata, tiba-tiba saja muncul aroma hangus ada peralatan yang terbakar.
C. Bagian bagian modul ATS/ AMF

Modul AMF berfungsi sebagai pengontrol genset. Dengan cara kerja secara singkat
adalah ketika PLN mengalami pemadaman maka modul ini akan memerintahkan untuk
melakukan starting mesin genset, setelah mesin genset berfungsi maka daya akan dialirkan
ke beban, ketika PLN aktif kembali maka modul ini akan melakukan pendinginan mesin dan
kemudian melakukan proses mematikan mesin genset. Pada Modul terdapat 7 tombol + 10
Lampu indicator fungsi
Fungsi dan keterangan :
TOMBOL.
OFF

: untuk mematikan Modul AMF

AUTO

: untuk memfungsikan modul kedalam system AUTO atau MANUAL, jika


lampu indicator menyala maka mode adalah Otomatis dan jika lampu

indicator mati maka Mode adalah manual. Pada model Manual maka
tombol PLN dan GENSET berfungsi untuk memindahkan sumber daya,
tetapi jika mode auto maka tombol PLN dan GENSET tidak berfungsi.
TEST

: Untuk melakukan tes generator, waktu test ditentukan oleh modul tetapi
dapat dipilih dalam beberapa mode waktu.

RESET

: Untuk melakukan reset fungsi modul. Berfungsi pada saat modul tidak
berhasil menghidupkan Genset setelah mencoba beberapa kali start.

HORN

: Untuk mematikan Alarm sementara.

INDIKATOR
PLN

: Indikator PLN AKTIF

CLOCK : Indikator sistem timer berfungsi dengan baik


TEST

: Indikator modul berada dalam posisi sedang test genset

STFAIL : Indikator starting mesin Gagal


TEMP, ALARM, OIL, HP dan SPEED : Indikator aktif Alarm
HORN

: Indikator horn (Alarm dengan suara) Aktif

GENSET : Indikator Genset Aktif


START

: Indikator modul sedang starting Genset

D. Cara Pengoperasian
Dalam operasional ATS/AMF terdapat beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan
yaitu :
-

Start UP

Mode Auto

Mode Manual

Test

Reset

1. START UP

Proses Start Up dilakukan pada saat pertama kali modul AMF


beroperasi.Tombol Fungsi OFF ditekan hingga indikator disampingnya
menyala. Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip menandakan
system timer berfungsi untuk melakukan prosedur pendinginan mesin.
2. MODE AUTO
Proses mode auto dilakukan setelah Start UP dilakukan kurang lebih 3 s/d
5 menit. Pada operasi ini modul AMF telah berfungsi dalam mode Auto,
yaitu ketika PLN Padam maka akan melakukan Start Mesin dan melakukan
transfer beban, begitu pula sebaliknya jika PLN menyala kembali maka akan
melakukan proses pendinginan mesin. Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga
indicator disampingnya menyala.
Pada saat PLN Aktif :
Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip
Pada Saat GENSET Aktif :
Indikator yang menyala adalah GENSET
3. MODE MANUAL
Proses manual dilakukan untuk melakukan test beban pada genset, atau
jika fungsi auto tidak berfungsi dengan baik. Jika indikator auto tidak
menyala berarti telah masuk mode manual. Dengan mode manual maka
tombol PLN dan GENSET dapat difungsikan dengan syarat kedua
sumber tegangan aktif, jika hanya salah satu maka beban tidak bisa di pindah.
Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga indikator disampingnya mati.
Indikator yang menyala adalah PLN,CLOCK berkedip, GENSET.
4. TEST
TEST dilakukan untuk melakukan pemanasan pada GENSET, dengan
aktifnya fungsi TEST maka Mesin akan Starting (Indikator START aktif) dan
GENSET akan menyala (Indikator GENSET aktif). Lama waktu pengetesan
ditentukan oleh Modul AMF. Standar waktu pengetesan adalah 2 s/d 8

Menit.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indikator disampingnya aktif.
Indikator yang menyala adalah PLN, CLOCK berkedip, TEST, GENSET.
5. RESET
RESET dilakukan untuk menghilangkan alarm yang diakibatkan oleh
gagalnya proses starting Mesin ketika PLN Padam atau pada saat TEST.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indikator disampingnya aktif Indikator
yang menyala sebelum RESET ditekan adalah ALARM, HORN, ST FAIL.
Indikator yang menyala setelah RESET ditekan adalah START atau TEST
ketika sedang melakukan Proses TEST.
E. Perawatan dan Pemeliharaan
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar dapat
bekerja dengan baik,diantaranya :
1. Pemasangan panel dalam ruangan yang bersih dan tidak lembab / basah dan tidak
terkena hujan (jika memang tidak terhindari, harus menggunakan panel yang
memiliki spesifikasi dapat untuk penggunaan outdoor).
2. Hindari menginstal panel di tempat yang menimbulkan getaran. Getaran dapat
mengakibatkan relay copot (Jika ATS/AMF dengan sistem relay) ataupun copotnya
solderan pada modul (dalam jangka waktu panjang), jika tidak terhindarkan
hendaknya dibuat peredam getaran.
3. Kabel kontrol harus terlindungi dari gangguan tikus dan binatang lainnya, tutup
semua lubang sehingga hewan tidak dapat masuk.
4. Selalu periksa kondisi sistem pengisian baterai.
5. Wajib untuk melakukan Pemeriksaan level air accu secara berkala

6. Tegangan baterai/accu harus dipertahankan >12.5 VDC pada sistem generator


dengan baterai 12 VDC, dan >27 VDC pada sistem 24V, dan pastikan kabel
baterai/accu terpasang ke dengan kencang untuk menghindari terjadinya percikan
api. jika kurang dari tegangan tersebut, maka dapat dipastikan akan terjadi kegagalan
start.
7. Periksa kondisi air radiator.
8. Periksa juga kondisi pipa / selang bahan bakar dan sistem pemipaan bahan bakar
secara keseluruhan, dapat juga terjadi (karena jarang digunakan) masuk angin palsu
pada sistem input bahan bakar dari tangki menuju injection pump dipastikan
akan terjadi gagal start dalam hal ini.
9. Periksa kondisi filter solar, sebaiknya dilengkapi dengan pemisah air untuk
memisahkan kandungan air di dalam bahan bakar agar tidak masuk kedalam sistem
pembakaran.
10. Periksa juga kondisi filter oli dan juga kondisi oli.
11. Periksa kondisi kabel pada generator, hindari kabel bersentuhan dengan sudut panas
dan tajam. berikan pengaman agar kabel tidak rusak.
12. Pastikan genset dalam keadaan baik, pada beberapa panel AMF sistem ini juga
dilengkapi dengan fasilitas pemanasan otomatis, jika tidak dilengkapi dengan sistem
pemanasan, dapat dilakukan pemanasan 1 minggu 1x selama 15 menit tanpa beban.
jika ingin diberikan beban juga tidak masalah, dengan mematikan sumber daya
utama (PLN) selama 15-30 menit.
Jika kita ingin agar dalam menghidupkan atau mematikan (ON - OFF) Engine
Genset secara otomatis (tanpa peranan operator), maka Panel AMF yang akan menggantikan
peranan operator untuk mengoperasikan Genset. Untuk proses perawatan, sebaiknya Genset
perlu dilakukan pemanasan setiap seminggu sekali selama 10-15 menit untuk sirkulasi
pelumas / Oli ke seluruh bagian mesin. Dalam hal ini pemakain Panel AMF akan

menggantikan peranan Operator untuk melakukan tugas pemanasan Genset (Warming-up).


Dengan dilengkapi sebuah Timer, maka Genset tersebut dapat di-setting untuk melakukan
proses pemanasan sendiri secara otomatis tanpa bantuan operator. Kita tinggal men-setting
pada hari apa, berapa menit dan dalam seminggu ada berapa kali proses warming-up
dilakukan. Gabungan antara Panel ATS AMF memberikan solusi yang terpadu untuk mengotomatis-kan dalam menangani masalah kegagalan PLN.

Jenis jenis pemeliharaan yang dilakukan :


a. Pemeliharaan Preventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan (

preventive ).

Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan


inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau kontak
kontak serta modul panel dan juga peralatan genset lainnya selama beroperasi dapat
terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan sejak awal sebalum
terjadi kerusakan. Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri industri yang
proses produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis
b. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima. Pemeliharaan corrective
termasuk dalam cara pemeliharaan yang direncanakan untuk perbaikan.

Dalam

pemaliharaan corrective ini dapat mengadakan peningkatan peningkatan


sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan peralatan
agar lebih baik. Menghilangkan masalah yang merugikan untuk mencapai kondisi
operasi yang lebih ekonomis. Seperti penggantian beberapa komponen yang memang
sudah harus diganti karena faktor usia atau mengganti komponen lama dengan
komponen yang baru dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja
peralatan karena semakin berkembangnya industri maka peningkatan peralatan juga
sangat diperlukan.
c. Pemeliharaan Predictive

Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau


kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau dengan alat
alat monitor yang canggih. Teknik teknik dan alat bantu yang dipakai dalam
memonitor kondisi ini adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat
diketahui dengan cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem monitoring sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan
pembongkaran total. Pekerjaan ini seperti mengecek antar kontak dari komponen,
konektor dan beberapa alatnya untuk mengetahui apakah ada perubahan atau
kerusakan yang terjadi.
d. Pemeliharaan Berjalan ( running maintenance )
Pemeliharaan berjalan dilakukan pada peralatan panel maupun genset ketika fasilitas
atau peralatan dalam keaadaan bekerja. Pemeliharaan ini diterapkan pada peralatan
peralatan yang memang harus beroperasi secara terus menerus untuk melayani proses
penyulangan sumber.
e. Pemeliharaan Breakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya
harus disiapkan suku cadang, material, alat alat dan tenaga kerjanya. Beberapa
peralatan yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses produksi, tidak
akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila terjadi kerusakan.
Untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena biaya
pemeliharaan lebih besar daripada biaya kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini
perlatan dibiarkan beroperasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk
produksi tidak berkurang. Biasanya penerapan sistem ini diterapkan pada peralatan
yang mempunyai peran yang tidak terlalu fatal, sehingga apabila sudah terjadi
kerusakan maka dapat langsung diperbaiki atau diganti alat tadi dengan cepat dan
mudah tanpa harus mengganggu proses kerja genset, karena apabila dilakukan
perawatan

pada

kondisi

ini

hanya

akan

merugikan

pemeliharaannya lebih mahal daripada biaya perbaikannya.


f. Pemeliharaan Darurat ( emergency maintenance)

saja,

karena

biaya

Pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan atau gangguan yang tidak
terduka pada peralatan yang sedang bekerja. Pemeliharaan ini sudah termasuk dalam
kategori perbaikan karena harus segera dilakukan tindakan pada saat itu juga.
g. Pemeliharaan Berhenti (shutdown maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan saat peralatan dalam kondisi berhenti. Selama tidak
terjadi gangguan pada sumber PLN maka diterapkanlah pemeliharaan ini untuk
mengetahui apakah ada peralatan yang mengalami kerusakan.
h. Rancang ulang
Pemeliharaan rancang ulang adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan
sebab sebab kegagalan kerja alat. Dan tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk
menghasilkan peralatan yang dapat bekerja lebih optimal dan mengurangi sistem
maintenance sehigga mendapatkan peralatan yang lebih baik.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Panel ATS/AMF terdiri dari beberapa bagian utama meliputi :

Perubahan sistem yang berfungsi sebagai switch, bisa berupa MCCB, kontaktor
ataupun solenoid (misalnya merk: takada, kyritsu, korps).

Metering yang berfungsi sebagai indikator.

Batere charger untuk mempertahankan tegangan batere.

Modul pengendali yang berfungsi sebagai menhidupkan dan mematikan genset


(dapat berupa relay ataupun modul elektronik).

Keuntungan dan pemasangan Panel ATS-AMF:


a) Mengurangi biaya operasional melalui peningkatan Manajemen Operasional
Gedung.
b) Lebih mendukung sistem Online pelayanan terhadap Nasabah.
c) Hemat waktu dan biaya dalam memonitor dan pengelolaan operasional Genset.
d) Proses Maintenance Genset (Warming Up) dapat dilakukan secara otomatis,
sehingga lebih menjamin dan memperpanjang Life Time Genset tersebut.
e) Peningkatan keamanan dan kenyamanan.
Pemeliharaan yang harus dilakukan :
a) Pemeliharaan Preventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan (
preventive ).
b) Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima.
c) Pemeliharaan Predictive
Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya
perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem
peralatan.

d) Pemeliharaan Berjalan ( running maintenance )


Pemeliharaan berjalan dilakukan pada peralatan panel maupun genset
ketika fasilitas atau peralatan dalam keaadaan bekerja.
e) Pemeliharaan Breakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.
f) Pemeliharaan Darurat ( emergency maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan atau gangguan
yang tidak terduka pada peralatan yang sedang bekerja.
g) Pemeliharaan Berhenti (shutdown maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan saat peralatan dalam kondisi berhenti.
h) Rancang ulang
Pemeliharaan rancang ulang adalah merancang ulang peralatan untuk
menghilangkan sebab sebab kegagalan kerja alat.
Dengan memperhatikan hal diatas, kegagalan sistem otomatisasi dalam panel AMF
akan mendekati angka nol (99,9% uptime). Maka dengan dilakukannya perawatan dan
pemeliharaan peralatan panel ATS AMF bagian bagian utama panel akan selalu terjaga
dan meminimalisir terjadinya gangguan dan kerusakan sehingga panel dapat bekerja secara
optimal.
Sumber
http://teguhpati.blogspot.com/2012/11/pengenalan-ats-automatic-transfer-switch.html
http://www.kiosgenset.com/tips-seputar-panel-atsamf/
http://upshms.blogspot.com/2012/10/panel-ats-amf.html
http://industryoleochemical.blogspot.nl/2012/03/jenis-dan-klasifikasi-pemeliharaan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai