NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
LT - 2C / D3 LISTRIK KHUSUS
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
AMF & ATS PANEL (Automatic Mains Failure & Automatic Transfer Switch )
Adalah Panel yang secara system mempunyai fungsi control otomatic terhadap generator
dan mains power dimana parameter listrik,control dan proteksi terhadap kedua sumber dapat
terbaca dan terkontrol secara sistimatis .Komponen utama panel ini adalah modul control
yang didalamnya berisi program program untuk menjalankan dan mengoperasikan system
secara menyeluruh. Panel ini banyak digunakan diindustri ,perkantoran ,supermarket, rumah
sakit dll.
Dengan semakim berkembangnya perkembangan jaman, menuntut roda perputaran
ekonomi didunia ini juga harus cepat. Termasuk apabila terjadi gangguan ataupun kerusakan
pada sistem. Setiap tempat produksi pastilah membutuhkan sumber energi untuk
menjalankan peralatan pekerjaan. Maka disinilah peran Panel ATS AMF digunakan untuk
mensuplai energi dari sumber utama ke sumber cadangan dengan hitungan detik. Pada
sebelumnya banyak yang menggunakan sistem COS namun sistem ini harus dilakukan
secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itulah sistem
ATS AMF dirasa lebih efektif dan cepat.
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi
untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan
listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan
Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini
berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber
energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan demikian karena
menilik dari namanya AMF samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu
menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang
berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF)
dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan
Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari
beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama
(hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di
proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai
detector
ini
berfungsi
untuk
memberikan
informasi
kondisi
tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk
di proses pada tahap selanjutnya.
3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.
Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama
dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan
menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala
kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja
sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah
menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama
dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus
menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset
hanya saat yang tepat.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis
pertama adalah panel konvensional dan panel digital.
1. Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa
timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya.
Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel
sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah
satu komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi
dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan
mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi
dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat
banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya
kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.
2. Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh
lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya
maksud adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi
mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin
mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin
tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain, kecuali
setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga
dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani
dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan
lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk
memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika
pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.
Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada
kenyataannya ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu
panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun
Smart Relay (versi sederhana dari PLC).
ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan
para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel
serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas
dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang
'kecele' karena mendengar kalimat panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay
padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut
tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).
Ketidak tahuan konsumen ini yang menyebabkan para perakit panel tidak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ATS
ATS adalah singkatan dari Automatic Transfer Switch, yaitu proses pemindahan
penyulang dari penyulang/sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara
bergantian sesuai perintah pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS atau yang
biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada
sistim kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis, sedangkan COS
dikendalikan atau dioperasikan secara manual.
Pemakaian Panel ATS pada instalasi dalam gedung dimaksudkan untuk
mengantisipasi pada saat PLN gagal dalam mensuplai listrik (mengalami pemadaman),
maka dalam hal ini genset yang akan menggantikan peranan dari PLN untuk mensuplai
sumber daya listrik, disini peranan Panel ATS adalah memindahkan secara otomatis
distribusi dari PLN ke Genset, sehingga Genset tersebut dapat menggantikan peranan dari
PLN untuk mensuplai sumber daya listik pada Gedung/lokasi tersebut. Selanjutnya apabila
PLN kembali normal, maka Fungsi ATS secara otomatis memindahkan distribusi daya listrik
dari Genset ke PLN.
B. Pengertian AMF
AMF adalah singkatan dalam istilah kelistrikan dari Automatic Main Failure yang
maksudnya menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem terhadap sistem kelistrikan
cadangan apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama (Main), istilah ini
secara umum sering dijabarkan sebagai sistim kendali start dan stop genset, baik itu diesel
generator, genset gas maupun turbin.
Sistim kerja panel ATS dan AMF yang sering kita temukan adalah kombinasi untuk
pertukaran sumber baik dari genset ke pln maupun sebaliknya, bilamana suatu saat sumber
listrik dari PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk menjalankan diesel genset
sekaligus memberikan proteksi terhadap sistim genset, baik proteksi terhadap unit
mesin/engine yang berupa pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak
pelumas (Low Oil Pressure) maupun kondisi temperatur mesin serta media pendinginannya,
dan juga memberikan perlindungan terhadap unit Generatornya. baik berupa pengamanan
terhadap beban pemakaian yang berlebih maupun perlindungan terhadap karakter listrik lain
seperti tegangan maupun frekuensi genset, apabila parameter yang diamankan melebihi
batasa normal/setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan arus listrik ke beban
sedangkan AMF bertugas untuk memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya ATS bertugas
memindahkan sambungan dari sebelumnya yang tersambung dengan PLN dipindahkan
secara otomatis ke sisi generator sehingga aliran listrik bisa tersambung ke sisi pengguna.
Apabila kemudian PLN kembali normal, selanjutnya ATS bertugas untuk
mengembalikan jalurnya dengan memindahkan switch kembali ke sisi utama dan untuk
kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel tersebut,
demikian seterusnya semua sistim kontrol dikendalikan secara otomatis berjalan dengan
sendirinya.
Pemakaian sistim otomatisasi ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
Sistim perpindahan dari PLN ke genset dan sebaliknya hanya perlu waktu yang
sangat singkat, hanya dengan hitungan detik saja setelah PLN padam, genset langsung start
dan listrik segera dapat dinikmati kembali oleh pengguna.
Meringankan tugas tehnisi listrik yang bisa sangat banyak sekali, bahkan gedung
perkantoran sering tidak memiliki teknisi listrik, dengan panel ATS-AMF ini semuanya
menjadi mudah, listrik padam, genset langsung start sendiri, PLN nyala kembali genset stop
sendiri, teknisi tak perlu berlari-lari karena panik hanya untuk cepat-cepat men-start genset
dan mengoper switch supaya roda aktifitas tak terganggu, yang paling penting genset tetap
harus dipelihara agar sistim bisa bekerja secara maksimal, merawat genset sama mudahnya
dengan merawat mobil, asal air accu berada di levelnya, bahan bakar tersedia cukup, air
radiator normal, oli normal, sudah hanya begitu saja untuk pemanasan genset sebaiknya cari
panel ATS - AMF yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pemanasan secara otomatis, genset
akan melakukan pemanasan sendiri secara terjadwal tanpa harus mematikan listrik PLN,
tanpa mengganggu sistim dan roda aktifitas kantor, tanpa perlu operator yang takut dengan
suara genset untuk memanaskan genset, semuanya menjadi mudah.
Memberi perlindungan terhadap alat kantor seperti komputer, AC , peralatan pabrik
maupun laboratorium, seringkali terjadi tegangan listrik PLN maupun genset tiba-tiba down
atau bahkan tiba-tiba naik sampai jauh diluar batas toleransi normal untuk keamanan alatalat elektronik, bahkan sering pula ada salah satu fasa listrik yang hilang (untuk sistim 3
fasa), turun dan naiknya tegangan, maupun hilangnya tegangan ini kadang tak terdeteksi
dengan kasat mata, tiba-tiba saja muncul aroma hangus ada peralatan yang terbakar.
C. Bagian bagian modul ATS/ AMF
Modul AMF berfungsi sebagai pengontrol genset. Dengan cara kerja secara singkat
adalah ketika PLN mengalami pemadaman maka modul ini akan memerintahkan untuk
melakukan starting mesin genset, setelah mesin genset berfungsi maka daya akan dialirkan
ke beban, ketika PLN aktif kembali maka modul ini akan melakukan pendinginan mesin dan
kemudian melakukan proses mematikan mesin genset. Pada Modul terdapat 7 tombol + 10
Lampu indicator fungsi
Fungsi dan keterangan :
TOMBOL.
OFF
AUTO
indicator mati maka Mode adalah manual. Pada model Manual maka
tombol PLN dan GENSET berfungsi untuk memindahkan sumber daya,
tetapi jika mode auto maka tombol PLN dan GENSET tidak berfungsi.
TEST
: Untuk melakukan tes generator, waktu test ditentukan oleh modul tetapi
dapat dipilih dalam beberapa mode waktu.
RESET
: Untuk melakukan reset fungsi modul. Berfungsi pada saat modul tidak
berhasil menghidupkan Genset setelah mencoba beberapa kali start.
HORN
INDIKATOR
PLN
D. Cara Pengoperasian
Dalam operasional ATS/AMF terdapat beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan
yaitu :
-
Start UP
Mode Auto
Mode Manual
Test
Reset
1. START UP
Menit.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indikator disampingnya aktif.
Indikator yang menyala adalah PLN, CLOCK berkedip, TEST, GENSET.
5. RESET
RESET dilakukan untuk menghilangkan alarm yang diakibatkan oleh
gagalnya proses starting Mesin ketika PLN Padam atau pada saat TEST.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indikator disampingnya aktif Indikator
yang menyala sebelum RESET ditekan adalah ALARM, HORN, ST FAIL.
Indikator yang menyala setelah RESET ditekan adalah START atau TEST
ketika sedang melakukan Proses TEST.
E. Perawatan dan Pemeliharaan
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar dapat
bekerja dengan baik,diantaranya :
1. Pemasangan panel dalam ruangan yang bersih dan tidak lembab / basah dan tidak
terkena hujan (jika memang tidak terhindari, harus menggunakan panel yang
memiliki spesifikasi dapat untuk penggunaan outdoor).
2. Hindari menginstal panel di tempat yang menimbulkan getaran. Getaran dapat
mengakibatkan relay copot (Jika ATS/AMF dengan sistem relay) ataupun copotnya
solderan pada modul (dalam jangka waktu panjang), jika tidak terhindarkan
hendaknya dibuat peredam getaran.
3. Kabel kontrol harus terlindungi dari gangguan tikus dan binatang lainnya, tutup
semua lubang sehingga hewan tidak dapat masuk.
4. Selalu periksa kondisi sistem pengisian baterai.
5. Wajib untuk melakukan Pemeriksaan level air accu secara berkala
preventive ).
Dalam
pada
kondisi
ini
hanya
akan
merugikan
saja,
karena
biaya
Pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan atau gangguan yang tidak
terduka pada peralatan yang sedang bekerja. Pemeliharaan ini sudah termasuk dalam
kategori perbaikan karena harus segera dilakukan tindakan pada saat itu juga.
g. Pemeliharaan Berhenti (shutdown maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan saat peralatan dalam kondisi berhenti. Selama tidak
terjadi gangguan pada sumber PLN maka diterapkanlah pemeliharaan ini untuk
mengetahui apakah ada peralatan yang mengalami kerusakan.
h. Rancang ulang
Pemeliharaan rancang ulang adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan
sebab sebab kegagalan kerja alat. Dan tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk
menghasilkan peralatan yang dapat bekerja lebih optimal dan mengurangi sistem
maintenance sehigga mendapatkan peralatan yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Panel ATS/AMF terdiri dari beberapa bagian utama meliputi :
Perubahan sistem yang berfungsi sebagai switch, bisa berupa MCCB, kontaktor
ataupun solenoid (misalnya merk: takada, kyritsu, korps).