JUDUL PROGRAM
PERANCANGAN MESIN FORMULASI RANSUM BULU AYAM
SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN RUMINANSIA, NON
RUMINANSIA & UNGGAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Risma Tenti
Ahmad Novianto
Muhammad Rahim Azali
Nurseha Fitri
Nurainun
(4103131010)
(2204131025)
(1103131038)
(3204131004)
(4103131040)
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Diusulkan oleh:
Risma Tenti
Ahmad Novianto
Muhammad Rahim Azali
Nurseha Fitri
Nurainun
(4103131010)
(2204131025)
(1103131038)
(3204131004)
(4103131040)
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
ii
iii
RINGKASAN .................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................
10
Lampiran 1 .....................................................................................................
11
Lampiran 2 .....................................................................................................
17
Lampiran 3 .....................................................................................................
19
Lampiran 4 .....................................................................................................
20
Lampiran 5 ....................................................................................................
21
iii
iiii
RINGKASAN
Dewasa ini telah banyak sekali kita temui jenis bahan pakan alternatif
untuk ternak unggas maupun ternak ruminansia, contohnya seperti onggok, buah
mengkudu, ampas tahu, limbah sawit, biji karet, dan masih banyak jenis lainnya.
Namun untuk jenis pakan sumber protein masih sedikit dibanding jenis pakan
sumber energi. Sebab bahan pakan sumber protein biasanya harganya relatif
mahal.
Untuk meningkatkan nilai nutrisi bulu ayam ada beberapa metode
pengolahan, yaitu Perlakuan Fisik Dengan Pengaturan Temperatur Dan Tekanan,
Secara Kimiawi Dengan Penambahan Asam Dan Basa (Naoh, Hcl), dan
Kombinasi kedua tersebut. Masalah utama dalam peningkatan produksi bagi
Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah penyediaan pakan sumber protein
hewani (tepung ikan) yang harganya relatif mahal.
Untuk memenuhi kebutuhan tepung ikan Indonesia masih mengimport
dari luar negeri karena produk dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
yang ada sehingga harganya sangat mahal dibanding bahan pakan lain.
Bulu ayam merupakan produk samping yang berasal dari pemotongan
ayam. Potensi bulu ayam sebagai salah satu komponen pakan sangat mungkin
mengingat perkembangan industri perunggasan di Indonesia terutama di
kabupaten Bengkalis berkembang pesat. Seberapa banyak jumlah bulu ayam yang
dapat diperoleh setiap tahunnya akan sangat bergantung dari jumlah ternak ayam
yang dipotong.
Dari berbagai permasalahan diatas, kami mencoba untuk memanfaatkan
limbah bulu ayam sebagai formulasi ransum untuk bahan pakan berupa tepung
ransum agar menghadirkan sumber protein tinggi bagi Ruminansia, Non
Ruminansia & Unggas. Tidak hanya bulu ayam yang digunakan sebagai bahan
pakan tetapi juga digunakan bongkol pisang sebagai pelengkap ransum.
Maka dari itu kami berinisiatif membuat perancangan mesin Formulasi
Ransum Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non
Ruminansia & Unggas.
i
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap makanan bergizi semakin
meningkat. Bahan makanan yang berasal dari hewan memiliki banyak keunggulan
dibanding bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, karena mengandung asam
amino yang lebih lengkap dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Kebutuhan
terhadap bahan makanan yang berasal dari hewan atau protein hewani mencapai
15 kg/kapita/tahun dan kebutuhan tersebut terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk Peningkatan usaha peternakan ayam
menimbulkan peningkatan limbah bulu ayam yang dihasilkan dari industri rumah
potong ayam dan dari tempat pemotongan ayam lainnya. Pada industri rumah
potong ayam, limbah bulu ayam merupakan suatu hal yang perlu penanganan
khusus karena menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap pencemaran
lingkungan.
Pemanfaatan limbah industri merupakan salah satu kebijakan pemerintah
dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup, seperti yang terdapat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dijelaskan bahwa Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijakan penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasaan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
Salah satu alternatif bahan sumber protein adalah bulu ayam. Bulu ayam
merupakan limbah dari rumah pemotongan ayam (RPA) dengan jumlah berlimpah
dan terus bertambah seiring meningkatnya populasi ayam dan tingkat pemotongan
sebagai akibat meningkatnya permintaan daging ayam di pasar. Bulu ayam
sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan dan hanya sebagian kecil saja yang
dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kemoceng, pengisi jok, pupuk
tanaman, kerajinan tangan/hiasan dan shuttle cock (ADIATIet al., 2004).
Masalah limbah tak dapat lepas dari adanya aktifitas industri, termasuk
industri ternak ayam pedaging. Semakin meningkat sektor industri maka taraf
hidup masyarakat meningkat pula. Namun perlu dipikirkan efek samping yang
ditimbulkan berupa limbah, yang merupakan hasil samping dari suatu usaha atau
kegiatan. Dampak yang ditimbulkan dari limbah bulu ayam begitu besar terutama
bagi kesehatan masyarakat, karena limbah bulu ayam yang berserakan di
lingkungan rumah potong ayam, menimbulkan bau yang tidak sedap dan
merupakan sumber penyebaran penyakit. Selain itu juga menimbulkan dampak
penurunan kualitas tanah karena limbah bulu ayam sulit terdegradasi di
lingkungan atau proses dekomposernya memakan waktu cukup lama.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Keratin
Keratin adalah suatu kelompok protein yang sangat khusus memproduksi
sel epitel tertentu dari hewan bertulang belakang dan lapisan tanduk kulit luar
serta epidermal tambahan seperti rambut, kuku dan bulu ayam. Sedangkan
keratinase adalah spesifik protease hidrolisis keratin yang terdapat pada bulu
ayam, wool dan rambut. Keratin serupa dengan komponen protein lainnya secara
umum dan tidak tampak jelas perbedaan substratnya. Keratin dapat didegradasi
oleh mikroba dari jamur saprofit dan parasit (Dozie et al., 1994), Actynomycetes
(Noval and Nickerson, 1959; Bockle et al., 1995), dan jamur dermatofit. Keratin
juga dapat didegradasi oleh mikroorganisme termofilik yaitu mikroba yang dapat
tumbuh pada suhu 50- 65(Zerdani et al., 2004).
2.3 Ransum
Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan pada ternak
selama 24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah komponen
ransum yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya.
Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan,
karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi ternak. Perubahan
ransum baik secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada
komponennya akan dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius.
Sehingga untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan
ransum cukup sulit dicapai dan akan memakan waktu cukup lama (Tawaf : 2010)
2.4 Ruminansia
Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang bisa memah
(memakan) dua kali sehingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai
hewan memamah biak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia
pada umumnya mempunyai kesamaan ciri dari sistem pencernaan hewan
ruminansia dan manusia.
2.5 Non Ruminansia
Nonruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang
memiliki lambung tunggal. Sistem perncernaan ternak ini tidak sempurna
dibandingkan dengan ternak ruminansia.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Spesifikasi mesin
Dalam perancangan mesin Formulasi Ransum Bulu Ayam Sebagai
Bahan Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas, dirancang
dengan menerapkan kaidah-kaidah perencanaan yang terdiri dari
1. Meja Kerja (Casis)
2. Dinding
3. Motor listrik
4. Geare Box
Perencanaan dimulai dari pemilihan bahan yang digunakan,pembuatan
dan uji alat. Data teknis mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan Sumber
Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah sebagai berikut:
Table 1. data teknis mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan
Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas
No
Nama bagian
Bahan
Ukuran
1
Meja Kerja (Casis)
Besi L
1,5 inch x 1,5 inch
2
Dinding
Besi Plat
1,2 m x 2,2 m x 4 m
3
Motor Listrik
1 Pk
4
Geare Box
5
Penggiling
Pada proses pengerjaan mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan
Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas meliputi beberapa
bidang pekerjaan keterampilan, seperti mengelas, memotong, menyambung,
mengebor dan perakitan. Proses pengelasan dilakukan dalam pembuatan meja
kerja (Casis). Dimana bahan baku casis ini terdiri dari besi L yang telah dipotong
sesuai dengan ukuran dan dilas sesuai dengan design, selanjutnya pekerjaan
memotong dan mengebor meliputi pembuatan dinding luar dengan menggunakan
mesin potong landasan gunting plat dan mesin bor. Dan utama pada pengerjaan
ini adalah besi L ukuran 1,5 inch x 1,5 inch. Selanjutnya pekerjaan perakitan yaitu
merangkit semua komponen
3.2 Tahap pekerjaan
Dalam tahap pekerjaan mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan
Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah sebagai berikut:
Start
Studi lapangan
Studi Literatur
Perencanaan pembuatan alat
1.Persiapan Bahan
2.Peralatan Pengukuran
Perakitan alat
Tidak
Uji Coba Alat resum
menggunakan bulu ayam
Ya
Pengambilan Data Aplikasi
Selesai
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun Anggaran Biaya pada kegiatan ini adalah:
No.
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1.
148.000
2.
9.673.000
3.
Perjalanan
450.000
4.
Lain-lain
1.380.000
Jumlah
Rp. 11.651.000
No
Uraian Kegiatan
Perencanaan , persiapan,
bahan, peralatan,
pengukuran
Pembuatan
Perakitan
Penyusunan laporan
kegiatan
Hasil
Bulan Ke 1
Bulan Ke 2
Bulan Ke 3
Bulan Ke 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
01
DAFTAR PUSTAKA
Puastuti W. 2007. Teknologi pemrosesan bulu ayam dan pemanfaatannya sebagai
sumber protein pakan ruminansia. Wartazoa 17 (2): 53-60
Anonim.
2009.
BALITNAK
Ransum
Ayam
Kampung.
Martsiano.
16.04 WIB
Kumal, M. 1998. Bahan Pakan dan Penyusunan Ransum. Fakultas Peternakan
Universitas Gajah Mada . Yogyakarta. http://wordpress.com
Diakses
1
11
1
21
1
31
1
41
1
51
1
61
1
71
Jumlah
Barang
2 Rim
6 Buah
4 Buah
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
38.000
10.000
3.000
76.000
60.000
12.000
148.000
3 Kotak
5 Buah
3 Buah
2 Kotak
12 Lembar
160.000
5.000
7.000
120.000
3.000
480.000
25.000
21.000
240.000
36.000
802.000
2 Lembar
1 Buah
1 Buah
5 botol
2 Buah
2 Buah
4 Buah
6 Buah
2 Lembar
8 Batang
3 Batang
2 Kotak
50 Batang
2 Kotak
1.200.000
1.600.000
800.000
350.000
80.000
95.000
30.000
50.000
175.000
67.000
155.000
50.000
1.000
25.000
2.400.000
1.600.000
800.000
1.750.000
160.000
190.000
120.000
300.000
350.000
536.000
465.000
100.000
50.000
50.000
8.871.000
9.673.000
1
81
Perjalanan
Survey lokasi selama kegiatan.
5 Kali
Transportasi alat untuk analisa efektifitas
1 kali
SUB TOTAL (Rp)
Lain Lain
D.1. Dokumentasi
Cuci cetak foto kegiatan.
8gb memory card merek micro.
SUB TOTAL (Rp)
D.2. Uji Coba Peralatan
Bulu Ayam, 2 kali, uji coba
SUB TOTAL (Rp)
30 Lembar
2 Buah
50 Kg
50.000
200.000
250.000
200.000
450.000
2.000
60.000
60.000
120.000
180.000
2.000
100.000
100.000
10.000
140.000
10.000
70.000
200.000
800.000
1.010.000
Terbilang
15.000
15.000
45.000
45.000
90.000
1.380.000
1
91
No
Nama/NIM
1.
Risma Tenti/
4103131010
2.
Ahmad
Novianto/
2204131025
Teknik
Mesin
Produksi &
Perawatan
4 jam/minggu
3.
Muhammad
Rahim Azali/
1103131038
Teknik
Perkapalan
4 jam/minggu
4.
Nurseha Fitri/
3204131004
Teknik
Listrik
4 jam/minggu
5.
Nurainun/
4103131040
Teknik
Sipill
4 jam/minggu
Uraian Tugas
a. Mengkoordinasi tim.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program dan meluangkan waktu untuk
kegiatan PKM.
c. Mengkonsultasikan segala permasalahan
dengan semua anggota
d. Koordinasi dalam hal pembimbingan
dengan dosen pembimbing.
a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
2
02
2
12