Dalam
tabel
diatas menunjukan golongan darah O menunjukan
proporsi yang sangat besar dalam kejadian rupture
tendon achiles, namun dalam penelitian ini, peneliti
belum dapat menunjukan hubungan yang signifikan
antara kejadian ruptur tendon Achilles dengan
golongan darah ABO.4
Penanganan cedera tendon achiles masih
merupakan isu yang kontroversial. Banyak para
peneliti yang mengusulkan tindakan konservatif
dengan memakai immobilisasi gips dengan alasan
untuk menghindari bahaya dari komplikasi anastesi
dan komplikasi operasi berupa infeksi dan parut.
Sedangkan peneliti lain menunjukan bahwa cedera
tendon achiles yang ditangani secara operatif
mempunyai kekuatan otot yang lebih kuat dari yang
non operatif sehingga insiden untuk cedera kembali
setelah intervensi bedah juga lebih sedikit. Pada
tindakan immobilisasi dengan gips yang berlamalama pada tungkai bawah setelah reparasi tendon
achiles ataupun hanya dengan tindakan konservatif
saja akan menimbulkan banyak problem yaitu
berupa atrofi dari otot betis, kekakuan sendi,
memperlama waktu rehabilitasi dan kehilangan
waktu kerja yang cukup lama.
Dalam journal of bone and joint surgery about
treatment of acute Achilles tendon ruptures & acute
rupture of tendon Achilles menjelaskan bahwa
penangan ruptur tendon Achilles sebaiknya tidak
dilakukan operasi untuk mengurangi komplikasi.
Penanganan
konservatip
dilakukan
dengan
pemasangan gips di bawah lutut sampai
pergelangan kaki selama empat minggu. Kemudian
gips ini sampai pergelangan kaki akan dirubah
posisinya ke posisi netral.6
Teknik operasi ruptur tendon Achilles akut.
Setiap pasien yang menjalani operasi bedah terbuka
pada tendon Achilles pada posisi yang rawan
menggunakan anastesi spinal dengan menggunakan
tourniquet pneumatic. Kemudian dibuat sayatan
memanjang 1 cm pada medial tendon Achilles.
Diseksi dilakukan langsung ke bawah paratendon.
Dan diseksi penuh di antara tendon Achilles dan
paratendon. Identifikasi rupturnya dan lakukan
debridement pada tepinya. Kemudian lakukan
jahitan dengan benang yang diserap.7
Penanganan pada pasien rupture tendon Achilles
yang kronik sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan terapi bedah rekonstruksi, walaupun
ada beberapa pasien yang dapat diatasi dengan nonbedah. Tujuan utama dari pengobatan non-bedah
untuk mengembalikan panjang normal dan
ketegangan tendon Achilles. Pengobatan non-bedah
dipertimbangkan jika ada hubungan dengan
kemorbiditas. Pengobatan non-bedah biasa pasien