Case Fraktur Tibia Fibula
Case Fraktur Tibia Fibula
PROGRAM INTERNSHIP
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL, YOGYAKARTA
2015
IDENTITAS
Nama
: Tn. D. S.
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Mandingan, Sedayu, Bantul
Yogyakarta
Tanggal masuk RS : 1 Agustus 2015
Ruang rawat
: Bangsal Melati
ANAMNESIS
(tanggal 1 Agustus 2014)
tempat : IGD
Keluhan utama: Post KLL, Luka (+) pada kaki kanan dengan tulang tampak keluar
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien sadar datang ke IGD RSUD panembahan senopati bantul post KLL dengan luka pada
kaki kanan (+) dengan tulang yang tampak mencuat keluar. nyeri (+) , lemes (+) jari kaki bisa
digerakan (+). Kejadian nya pasien di tabrak mobil saat melewati lampu merah ringroad
dongkelan, pasien ditabrak dari sebelah kanan kemudian terlempar ke aspal jalan. Pingsan (-)
pusing (-) luka lain (+) pada siku dan telapak tangan kiri.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya
Alergi obat, diabetes melitus, dan asma disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Alergi obat, diabetes melitus, hipertensi dan asma disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak kesakitan
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign : TD : 130/90 mmHg
HR : 100 x/menit
RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,8 C
Status generalis
Kepala
: Normocephal, luka (-) hematom (-)
Mata
: Conjunctiva anemis -/-, sclera tidak ikterik, pupil bulat isokor,
refleks pupil +/+ normal
Leher : Trakea ditengah, Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Cor : Bunyi jantung normal regular, tidak ada bunyi tambahan
Pulmo :Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan dinamis simetris
kanan dan
kiri, terdengar bunyi vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen
: Tampak datar simetris, teraba supel , NT/NL -/- ; hepar dan lien tidak teraba
tympani pada seluruh kuadran abdomen, bising usus (+)
Ekstremitas atas : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
besar,
STATUS LOKALIS
cruris dextra
Look :
Deformitas (+),
Luka (+) + 3 x 5 cm
terlihat tulang (+) yang mencuat keluar pada bagian posterior cruris, tanpad ditutpi jaringan lunak
Feel :
Teraba hangat didaerah distal dari luka
Nyeri tekan (+)
Arteri dorsalis pedis dextra teraba
Sensibilitas baik
CRT baik
Move : Range of movement terbatas
Fleksi : Nyeri dan terbatas
Ekstensi : Nyeri dan terbatas
Aktif : Terbatas
Pasif : Nyeri dan terbatas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KLINIS
PENATALAKSANAAN
Irigasi Nacl 2 liter
Inj. Ketorolac 1 amp
3-8-2015
4-8-2015
5-8-2015
6-8-2015
S: nyeri (+)
S: nyeri (+)
S: nyeri (+)
S: nyeri (+)
S: nyeri (+)
O:
O:
O:
O:
O:
TD 130/80
N 110 x mnt
R 20 x mnt
t 37,1 C
TD 110/80
N 96 x mnt
R 20 x mnt
t 36,6 C
TD 120/80
N 100 x mnt
R 20 x mnt
t 36,8 C
TD 130/80
N 80 x mnt
R 20 x mnt
t 36,5 C
TD 130/90
N 110 x mnt
R 20 x mnt
t 36,6 C
A: Post orif +
debridement tibia
fibula dektra hari I
A: Post orif +
debridement tibia
fibula dektra hari II
A: Post orif +
debridement tibia
fibula dektra hari IIII
A: Post orif +
debridement tibia
fibula dektra hari IV
A: Post orif +
debridement tibia
fibula dektra hari V
P:
Inf. Nacl 16 tpm
Cefotaxime 1 gr / 12j
Viccilin 1500 mg / 12j
Ketorolac 1A / 12 j
Tranfusi PRC 1 kolf
P:
Inf. Nacl 16 tpm
Cefotaxime 1 gr / 12j
Viccilin 1500 mg / 12j
Ketorolac 1A / 12 j
P:
Inf. Nacl 16 tpm
Cefotaxime 1 gr / 12j
Viccilin 1500 mg / 12j
Ketorolac 1A / 12 j
Cek Ulang HB
P:
Cefotaxime 1 gr / 12j
Viccilin 1500 mg / 12j
Ketorolac 1A / 12 j
P:
BLPL
Kontrol 13-8-2015
FRAKTUR
Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas
dari tulang, sering di ikuti
oleh kerusakan jaringan
lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot, dan
persarafan.
Tipe II
Tipe IIIa
Tipe IIIb
Tipe IIIc
WEDGE
SPIRAL
Bengkak
nyeri
deformitas
Sindroma
kompartement
1. Pain
2. Pallor
3. Paralysis
4. Parasthesia
5. pulseness
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN FRAKTUR
ABSOLUT
1.
2.
3.
4.
Fraktur terbuka
Cedera vaskular
Fraktur dengan sindroma
kompartemen
Cedera Multiple
RELATIF
1.
2.
3.
Pemendekan
Fraktur tibia+fibula intak
Fraktur tibia dan fibula
dengan level yang sama
AMPLE
A : alergic
M : medication
P : past illness
L : last meal
E : explore n environment
PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF
1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara
mengantungkan kaki dengan tarikan atau
traksi.
2. Imobilisasi
Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai
dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari,
atau dibiarkan selama 3-4 minggu.
3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan
Dalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi
dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8
minggu. Program penyembuhan dengan
latihan
berjalan,
rehabilitasi
ankle,
memperkuat otot kuadrisef yang nantinya
diharapkan dapat mengembalikan ke fungsi
normal.
PENATALAKSANAAN
Operatif
Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:
a. Absolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam
penyembuhan dan perawatan lukanya.
- Cedera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di
tungkai
- Fraktur dengan sindroma kompartemen
Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga
mengurangi nyeri.
PENANGANAN OPERASI
1.
2.
3.
4.
Intermedullary Nailing
ORIF (open Reduction with internal fixation)
Fiksasi internal standar
Ring Fixator
Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)
Luka berbentuk bintang
Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat
Luka gigitan hewan dan manusia
Luka tembak dan luka bakar
Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak
ditangani, atauluka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak
Keterangan;
TIG : Tetanus Imun Globulin (manusia)
Td : Tetanus difteri toksoid
- : Tidak diberikan
Ya
: Diberikan
x
: Kecuali luka lebih dari 24 jam
xx : Kecuali telah lebih dari 10 tahun pemberian toksoid yang terakhir
xxx : Kecuali telah lebih dari 5 tahun pemberian toksoid yang terakhir tetanus
toksoid
PROSES PENYEMBUHAN
Fase Konsolidasi
Fase Remodeling
PROGNOSIS
Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis
alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang, tidak
peduli apa yang telah dikerjakan dokter pada patahan
tulang tersebut.
Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar
patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya
pembuluh darah pada tulang dan periost yang disebut
dengan fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase
jaringan fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada
akhirnya fase konsolidasi.(18)
Lokasi Fraktur
Masa Penyembuhan
Lokasi Fraktur
Masa Penyembuhan
1. Pergelangan tangan
3-4 minggu
7. Kaki
3-4 minggu
2. Fibula
4-6 minggu
8. Metatarsal
5-6 minggu
3. Tibia
4-6 minggu
9. Metakarpal
3-4 minggu
4. Pergelangan kaki
5-8 minggu
10. Hairline
2-4 minggu
5. Tulang rusuk
4-5 minggu
2-3 minggu
6. Jones fracture
3-5 minggu
2-4 minggu
KOMPLIKASI
Malunion
Nonunion
Infeksi
kerusakan jaringan lunak
Compartment syndrome
DAFTAR PUSTAKA
Apley. A Graham, louis Solomon.Buku Ajar Orthopedi dan fraktur sistem
TERIMA KASIH