Perbandingan Efektifitas
Perbandingan Efektifitas
ANTARA MISOPROSTOL
DENGAN KATETER FOLEY
UNTUK PEMATANGAN SERVIKS
DALAM RANGKA INDUKSI PERSALINAN
TESIS
OLEH:
EKA PURNAMA DEWI R
dan Ginekologi.
3. Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K) selaku Kepala Sub Divisi
Fetomaternal atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan
penelitian tentang
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTARA MISOPROSTOL DENGAN
KATETER FOLEY UNTUK PEMATANGAN SERVIKS DALAM RANGKA
INDUKSI PERSALINAN
sekaligus selaku pembimbing bersama dengan Dr. Christoffel L. Tobing,
SpOG(K) dengan penuh kesabaran meluangkan waktu yang sangat berharga
untuk membimbing, memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga
selesai.
4. Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K), Dr. Muhammad Rusda Harahap, SpOG dan
Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K) selaku tim penyanggah dan nara sumber
dalam penulisan tesis ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dan
masukan dalam perbaikan tesis ini.
5. Dr. Eini Rizar,SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama menjalani masa
pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masamasa sulit selama pendidikan.
6. Dr.Letta S. Lintang, SpOG, selaku pembimbing mini referat FM saya yang
berjudul Acadiac Twin, Dr. Aswar Aboet, SpOG selaku pembimbing mini
referat FER saya yang berjudul Endokrinologi Infertilitas dan Dr. Deri
Edianto, SpOG(K) selaku pembimbing mini referat Onkologi saya yang
berjudul Terapi Laser CO2 pada Neoplasia Intraepitelial Serviks.
7. Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikiran
untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.
8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/ RSUP
H. Adam Malik- RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang secara langsung telah
banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan.
9. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan
sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi.
10. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUD Dr. Pringadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana
untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan
Ginekologi.
11. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG, dan Dr.
Nazaruddin Jaffar, SpOG(K) beserta staf yang telah memberikan kesempatan
dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit tersebut.
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
12. Direktur RSU PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN I P. Brandan, beserta staf
atas kesempatan kerja dan bantuan moril dan materil selama saya bertugas di
rumah sakit tersebut.
13. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas kesempatan
dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di Departemen
tersebut.
14. Kepada Dr. Harry C. Simanjuntak, SpOG, Dr. Angel Jelita, SpOG, Dr. Roy
Yustin Simanjutak, SpOG, Dr. Johny Marpaung, SpOG, Dr. Melvin NG. Barus,
SpOG, Dr. Erry S. Saragih, SpOG, Dr. M. Oky Prabudi, SpOG, dan Dr. Ronny
Ajartha Tarigan, SpOG, terima kasih banyak atas segala bimbingan, bantuan,
dan dukungannya yang telah diberikan selama ini.
15. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,
karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan
bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan di Departemen Obstetri
dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik - RSU Dr. Pirngadi Medan, dan
khususnya kepada Dr. Ujang R. Permana, Dr. Dudy Aldiansyah, Dr. Hayu
Lestari Haryono, Dr. Abdul Hadi, Dr. Juni H. Tarigan, Dr. Renardy R. Razali,
Dr. Adrian Setiawan, Dr. Dwi Faradina, Dr. Sim Romi, Dr. Riza H. Nasution,
Dr. M. Rizki Yaznil, Dr. Made Surya Kumara, Dr. Rizka Heriansyah, Dr. Elvira
Mutia Sungkar. Terima kasih atas kerjasama, pengertian dan bantuannya
selama ini.
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya
sampaikan kepada kedua orang tua saya yang terkasih, Dr. H.Mistar Ritonga,
SpF dan Dr. Hj. Sri Rahmawaty, yang telah membesarkan, membimbing,
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanakkanak hingga kini, memberi contoh yang baik dalam menjalani hidup serta
motivasi selama mengikuti pendidikan ini.
Kepada yang saya hormati dan sayangi, bapak dan ibu mertua saya,
Bahrum Tanjung dan Hj. Nurpeni Marpaung yang telah banyak membantu dan
memberikan dorongan semangat serta doa kepada saya dalam mengikuti
pendidikan, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Buat suami yang kucintai dan kukasihi, Tosip Tanjung, ST, tiada kata yang
terindah dapat saya ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan saya seorang suami yang baik
dan pengertian. Terima kasih atas semua bantuan, pengertian, kesabaran,
dorongan semangat dan doa yang diberikan kepada saya hingga dapat
menyelesaikan pendidikan ini.
Buat anakku tersayang Muhammad Nafis Syahreza Tanjung,
kebanggaanku yang sungguh spesial yang telah dianugerahkan Allah SWT
kepadaku. Ananda merupakan inspirasi dan pendorong motivasi serta pemberi
semangat bunda untuk menyelesaikan tugas-tugas. Semoga kelak ananda
menjadi anak yang berbakti dan taat terhadap agama. Amin.
Kepada adik-adik saya, Dr. Anggraini Ritonga dan Imam Kurniawan
Ritonga, serta saudara-saudara ipar saya, saya ucapkan terima kasih atas
dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.
Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung,
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita
semua.
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR
ISI. vii
DAFTAR TABEL.
ix
DAFTAR GAMBAR. x
DAFTAR SINGKATAN... xi
ABSTRAK
.. xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ... 1
1.2. PERUMUSAN MASALAH . 3
1.3. HIPOTESA .. 4
1.4. TUJUAN PENELITIAN .. 4
1.5. MANFAAT PENELITIAN .. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.. 6
2.1. PEMATANGAN SERVIKS 6
2.1.1. DEFINISI
2.1.2. PENILAIAN SERVIKS.. 5
2.2. METODE PEMATANGAN SERVIKS. 8
a. METODE FARMAKOLOGI.. 8
b. METODE NON FARMAKOLOGI 19
c. METODE MEKANIK.. 22
d. METODE SURGIKAL... 25
2.3. INDUKSI PERSALINAN 28
2.3.1. DEFINISI
28
42
58
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
59
61
62
LAMPIRAN 4 TABEL
INDUK..........................................................
65
Tabel 1
Skor Pelvik menurut
Bishop.................................................... 7
Tabel 2
Teknik Pemberian
Misoprostol................................................ 11
Tabel 3
Cara pematangan serviks dengan metode farmakologi.......... 18
Tabel 4
Teknik Pemasangan Kateter
Foley......................................... 24
Tabel 5
Indikasi pematangan serviks dan induksi persalinan.............. 31
Tabel 6
Sebaran kasus berdasarkan karakteristik subjek penelitian... 42
Tabel 7
Sebaran berdasarkan indikasi pematangan serviks................ 44
Tabel 8
Perbandingan keberhasilan partus
spontan............................ 44
Tabel 9
Perbandingan keberhasilan pematangan serviks................... 45
Tabel 10 Perbandingan lama waktu induksi sampai persalinan normal.. 47
Tabel 11 Luaran neonatal
(a) skor APGAR menit ke-1 dan
5.......................................
(b) perawatan
NICU................................................................
(c) berat badan
bayi...............................................................
48
49
50
DJJ
: Denyut Jantung Janin
DM
: Diabetes Mellitus
EASI
: Extra-Amniotic Saline Infusion
HA
: Hyaluronidase Acid
IUGR
: Intra Uterine Growth Restriction
KJDK
: Kematian Janin Dalam Kandungan
NICU
: Neonatal Intensive Care Unit
PGE1
: Prostaglandin E1
PGE2
: Prostaglandin E2
PGF 2 : Prostaglandin F2
TENS
: Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
skor, dimana bila skor pelvik dibawah 5 dikatakan serviks tersebut belum
matang
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
dan memerlukan tindakan pematangan serviks sebelum melanjutkan prosedur
induksi persalinan.1,3,12
Monitor FHR and uterine activity continiously for at least three hours after
the last
misoprostol dose.
When oxytocin augmentation required, a minimum interval of three hours is
recommended
after the last misoprostol dose.
Not recommended for cervical ripening in patients who have uterine scar.
Misoprostol yang diberikan secara sublingual dapat digunakan dalam
induksi abortus maupun pematangan serviks. Misoprostol dapat larut dalam
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
20 menit ketika diletakkan dibawah lidah dan konsentrasi akan mencapai
puncaknya dalam waktu 30 menit. Setelah pemberian 400 g, puncak
konsentrasi misoprostol akan lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian
secara oral dan intravaginal, dikarenakan absorpsi yang cepat melalui
mukosa dan tidak melewati first-pass metabolisme melalui hepar.17
Pemberian secara bukal merupakan cara yang lain dalam pengggunaan
misoprostol. Obat ini diletakkan antara gigi dan pipi sehinga
memudahkannya untuk diabsorpsi melalui mukosa mulut. Pemberian
secara bukkal efektif diberikan pada tindakan abortus dan pematangan
serviks.17
Pemberian secara rektal akhir-akhir ini digunakan pada perdarahan paska
persalinan. Konsentrasi plasma dari asam misoprostol akan mencapai
puncaknya dalam waktu 40-65 menit, walaupun dalam penelitian lain
dinyatakan bahwa konsentrasi akan mencapai puncaknya dalam waktu 20
menit.17
Zieman dkk penelitiannya melaporkan bahwa bioavailabilitas sistemik
pemberian misoprostol pervaginam tiga kali lebih tinggi daripada pemberian
misoprostol per oral.20
Bioavailabilitas dari misoprostol akan menurun jika diberikan bersama
dengan antasida dosis tinggi dan bila diberikan bersamaan dengan diet
tinggi lemak absorbsinya menjadi lambat.20
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Misoprostol dimetabolisme di hepar dan kurang dari 1% metabolisme
aktifnya dibuang melalui urine. Pasien dengan gangguan hepar harus
menerima dosis yang lebih rendah, dan penyesuaian dosis tidak diperlukan
pada pasien dengan gangguan ginjal yang tidak memerlukan dialisa.
Misoprostol tidak mengganggu sistem metabolisme sitokrom P 450, suatu
sistem metabolisme yang terbesar yang terdapat di hati sehingga ia tidak
mempengaruhi metabolisme obat lainnya.20,21
Namun pada cara pemberian misoprostol intravaginal kadarnya dalam
plasma akan menurun juga secara perlahan. Sehingga sampai 4 jam, kadar
misoprostol dalam plasma masih bertahan sekitar 61%. Hal ini dapat terjadi
karena pada pemberian intravaginal tidak terjadi metabolisme prasistemik
oleh sistem pencernaan atau hati, seperti pada pemberian peroral.20,21
Pada kasus-kasus kematian janin dalam kandungan (KJDK) dapat
4. Mifepriston
Mifepriston adalah suatu sintetik steroid anti progesteron oral yang
mengandung anti glukokortikoid. Progesteron mencegah kontraksi uteri,
serviks.1,31
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
4. Masase Payudara
Pemijatan payudara serta stimulasi puting susu menyebabkan pengeluaran
oksitosin dari hipofise posterior sehingga terjadi kontraksi uterus.1,31
Metode
ini dilakukan dengan memasase ringan pada salah satu puting susu atau
daerah areolar mammae dengan jari ibu. Untuk menghindari lecet pada
daerah tersebut maka sebaiknya diberikan minyak pelicin (baby oil).
Lamanya tiap kali melakukan masase ini dapat berlangsung sampai 1
jam kemudian istirahat beberapa jam dan kemudian dilakukan kembali.
Sehingga dalam satu hari maksimal dilakukan 3 jam. Tidak dianjurkan
untuk melakukan tindakan ini pada kedua payudara secara bersamaan,
karena ditakutkan terjadinya perangsangan yang berlebihan.1,14
5. Akupuntur
Teknik daripada akupuntur adalah menusukkan jarum yang sangat halus
pada beberapa lokasi yang bertujuan untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit. Pada sistem pengobatan tradisional Cina akupuntur dianggap
menstimulasi saluran qi (diucapkan chee) atau energi. Aliran energi ini
mengalir sepanjang 12 meridian dengan titik-titik tertentu sepanjang
meridian ini. Setiap titik diberi nama dan nomor dan dihubungkan dengan
sistem organ tertentu. Pada pengobatan barat, dianggap bahwa akupuntur
dan stimulasi syaraf transkutan (TENS) dapat merangsang pelepasan
prostaglandin dan oksitosin. Kebanyakan penelitian yang melibatkan
akupuntur tidak baik dalam metodologi penelitiannya dan tidak memenuhi
kriteria untuk analisis. Diperlukan uji klinis acak untuk mengevaluasi peran
dari akupuntur dan TENS pada induksi persalinan.1,31
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
d. Metode Mekanik
Metode mekanik telah berkembang selama bertahun-tahun dalam melakukan
pematangan serviks sebelum dilakukan induksi persalinan. Hampir semua cara
mekanik dalam pematangan serviks mempunyai cara kerja yang sama yaitu
menstimulasi pelepasan prostaglandin. Banyak faktor resiko yang dihubungkan
dengan metode ini, termasuk infeksi, perdarahan, ruptura membran, dan
plasenta disruption. Yang termasuk dalam metode mekanik yaitu :
1. Laminaria
Merupakan higroskopik dilator, yang berfungsi untuk mengabsorbsi cairan
pada endoserviks dan jaringan sekitarnya. Alat ini dapat menyebabkan
dilatasi pada endoserviks. Produk ini dapat berupa dilator yang alami dari
batang laminaria japonicum ataupun yang sintetik.1,30,32
2. Balon kateter
Ahli obstetri telah menggunakan balon kateter selama lebih dari 100 tahun
untuk induksi persalinan. Barnes, pada pertengahan abad ke-19,
merupakan orang yang pertamakali menggambarkan penggunaan balon
kateter untuk pematangan serviks. Semenjak itu, beberapa variasi dari
penggunaan balon kateter tersebut telah dikembangkan. Akhir akhir ini
pemasangan foley kateter pada intraservikal merupakan cara yang efektif
untuk proses pematangan serviks.1 Pada saat ini yang paling banyak
digunakan adalah kateter foley dengan ukuran balon 25-50 ml. Dari
Saat ini oksitosin merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam induksi
persalinan.Metode-metode terbaru yang sedang dikembangkan adalah memakai
preparat anti progestin, estrogen, DHEAS, relaksin, dan nitrit oksida.1,34
Prinsip
yang mendasar, metode induksi yang paling sederhana dilakukan apabila serviks
sudah matang dan diharapkan persalinan dapat terjadi dalam beberapa jam
setelah induksi persalinan.34
2.4. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMATANGAN SERVIKS DAN
INDUKSI PERSALINAN
Indikasi dari induksi persalinan harus dipertimbangkan dimana keuntungan dari
persalinan spontan lebih besar dibandingkan dengan resiko dari pematangan
serviks dan induksi persalinan terhadap ibu dan janin.13 Induksi persalinan
sebagai usaha untuk mempercepat terjadinya proses persalinan harus dilakukan
dengan pengawasan ketat dan dengan pertimbangan indikasi ibu, indikasi janin
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
dan kontraindikasi induksi persalinan itu sendiri. Indikasi dan kontraindikasi
dari
induksi persalinan juga merupakan indikasi dan kontra indikasi dari pematangan
serviks.
Salah satu indikasi utama dari pematangan serviks dan induksi persalinan
adalah
kehamilan postdatisme dengan usia kehamilan 41 minggu. Indikasi yang lain
adalah termasuk ketuban pecah dini, IUGR, kondisi medis dari ibu (DM, gangguan
ginjal, hipertensi dalam kehamilan), sindroma anti fosfolipid,
chorioamnionitis dan
KJDK. Indikasi utama dari induksi persalinan ini sendiri dalam 40 tahun
terakhir
ini, dapat di kelompokkan menjadi indikasi ibu, indikasi janin, indikasi
sosial
ataupun gabungan dari indikasi tersebut diatas, pengelompokan indikasi
tersebut
dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. 3,34
Tabel 5. Indikasi dari
dari 3)
9. Tumor pelvis
10. Skor pelvik < 5, merupakan pengecualian oleh karena dapat dilakukan
proses pematangan serviks sebelumnya
Menurut ACOG, Practice Bulletin, Induction of Labor, 19993, ada beberapa
kondisi
obstetri yang tidak bertentangan dengan induksi persalinan tetapi membutuhkan
perhatian lebih, antara lain :
1. Satu atau lebih persalinan dengan seksio sesaria low transverse insicion.
2. Presentasi bokong
3. Penyakit jantung ibu
4. Kehamilan multi janin
5. Polihidramnion
6. Bagian menonjol diatas pintu panggul dalam.
7. Hipertensi berat
8. Pola irama jantung janin tidak normal tetapi tidak membutuhkan persalinan
darurat.
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu uji klinis acak terkontrol (Randomized Controlled
Trial)
yang membandingkan efektivitas antara penggunaan misoprostol intravaginal dan
kateter foley intraservikal untuk pematangan serviks.
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr.
Pirngadi Medan. Penelitian dilakukan mulai November 2007 sampai jumlah
sampel tercapai.
3.3. SAMPEL PENELITIAN
Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang akan melahirkan di kamar
bersalin RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan yang memenuhi
kriteria penelitian (kriteria inklusi) mulai bulan November 2007 sampai jumlah
sampel tercapai.
3.4. JUMLAH SAMPEL
Besar sampel penelitian dihitung dengan memakai rumus :
22 (Z1-/2 + Z1- ) 2
n1=n2 =
------------------------(0- a) 2
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Keterangan:
n
= besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada =5% 1,96
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada =90% 1,28
2
= harga varians di populasi (1,5)
0-a = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di
populasi = 1,8 jam
Maka diperoleh :
= 14,58
Terminasi
kehamilan
Misoprostol
Kateter
foley
Skor pelvik/
pematangan serviks
Keberhasilan
persalinan spontan
Waktu induksi
sampai persalinan
Luaran neonatal
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disusun dalam bentuk tabel
serta dianalisa dengan uji statistik statistik t independent, uji MannWhitney dan
uji Chi-Square menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package for Social
Science) versi 15 dengan nilai kemaknaan P < 0,05..
3.11. ETIKA PENELITIAN
Semua peserta diberikan penjelasan mengenai tujuan, keuntungan dan kerugian
serta cara yang dilakukan pada penelitian ini, penelitian dilakukan setelah
terdapat
persetujuan sukarela dari masing-masing peserta dengan menandatangani surat
pernyataan persetujuan (informed consent).
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Setiap peserta berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan
terhadapnya. Karena alasan apapun, peserta boleh menarik diri dari penelitian.
Penelitian ini telah disetujui oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/
RSUP H. Adam Malik Medan-RSUD Dr. Pirngadi Medan yan diteruskan dan
disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK-USU dengan No. 16/
KOMET/ FK USU/ 2008.
2
6
7
13,3
40,0
46,7
0,092
Paritas
- Primipara
- Multipara
7
8
46,7
53,3
5
10
33,3
66,7
0,456
Pendidikan
- SD
- SMP
- SMA
4
3
8
26,7
20,0
53,3
3
5
7
20,0
33,3
6,7
0,701
Jumlah 15 100 15 100
Uji Chi-Square
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Tabel karakteristik diatas menyajikan sebaran kelompok berdasarkan
karakteristik
dari kedua kelompok penelitian yaitu usia ibu, usia kehamilan, paritas dan
pendidikan ibu. Pada penelitian ini dapat kita lihat bahwa subjek penelitian
pada
kelompok misoprostol terbanyak pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan pada
kelompok kateter foley terbanyak pada usia lebih dari 30 tahun. Berdasarkan
kelompok usia subjek penelitian, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna
antara kedua kelompok baik misoprostol maupun kateter foley.
Dari sebaran usia kehamilan peserta penelitian, usia kehamilan terbanyak dari
kedua kelompok penelitian ini adalah pada usia kehamilan lebih dari 40 minggu,
yaitu 9 orang pada kelompok misoprostol dan 7 orang pada kelompok kateter
dimana tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Selain itu,dari sebaran banyaknya paritas baik pada kelompok misosrostol
maupun kateter foley subjek penelitian yang terbanyak adalah multiparitas.
Secara uji statistik hal ini tidak berbeda secara bermakna.
Berdasarkan karakteristik pendidikan peserta penelitian, antara kelompok
misoprostol dan kateter foley tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Pendidikan yang terbanyak dari kedua kelompok ini adalah SMA.
Secara statistik dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia ibu, usia
kehamilan,
paritas dan pendidikan antara kedua kelompok tidak dijumpai perbedaan
bermakna, sehingga kedua kelompok ini dapat diperbandingkan.
n % n %
p
Matang 13 86,7 4 26,7
Tidak matang 2 13,3 11 73,3
0,001
Jumlah 15 100 15 100
Uji Chi-Square
Dari tabel diatas dapat
pematangan serviks pada
foley adanya pematangan
menunjukkan
perbedaan yang bermakna
Dari tabel diatas dapat dilihat rerata waktu yang diperlukan mulai induksi
sampai
terjadinya persalinan normal pada penggunaan misoprostol intravaginal (6,5
2,1)
lebih pendek dibandingkan dengan kateter foley intraservikal (7,9 1,3)
tetapi
tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05).
Owolabi A dkk (2005) dalam penelitiannya yang membandingkan antara
misoprostol intravaginal dengan kateter foley intraservikal dalam pematangan
serviks dan induksi persalinan melaporkan bahwa dijumpai perubahan yang
signifikan dalam skor Bishop baik pada pemakaian misoprostol intravaginal dan
kateter foley intraservikal dan waktu yang diperlukan mulai dari induksi
sampai
terjadinya persalinan secara signifikan lebih pendek pada pemakaian
misoprostol
intravaginal dibandingkan dengan kateter foley intraservikal.38
Begitu juga Afolabi dkk (2005), dalam penelitiannya yang membandingkan
efektifitas antara misoprostol intravaginal dan kateter foley intraservikal
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
mendapatkan bahwa dengan misoprostol lama waktu induksi sampai terjadinya
persalinan normal lebih singkat dibandingkan dengan kateter foley.43
Tetapi Culver dkk (2004) dalam penelitiannya terhadap wanita nullipara
mendapatkan bahwa interval waktu induksi sampai terjadinya persalinan pada
penggunaan kateter foley intraservikal lebih pendek dibandingkan dengan
misoprostol intravaginal.44
Adeniji dkk (2005) melaporkan dalam penelitiannya bahwa interval waktu induksi
sampai terjadinya persalinan normal antara misoprostol intravaginal dan
kateter
foley intraservikal tidak berbeda secara bermakna.40
Tabel 11. Luaran neonatal
a. Skor APGAR menit ke-1 dan ke-5 pada kedua kelompok
Misoprostol Kateter Foley
Skor APGAR
n % n %
p
Menit ke-1
0-3
4-7
8-10
1
1
10
8,3
8,3
83,3
1
2
8
8,7
13,0
78,3
0,78
Menit ke-5
0-3
4-7
8-10
1
1
10
8,3
8,3
83,3
0
1
10
0
9,1
90,9
0,62
Jumlah 12 100 11 100
Uji Chi-Square
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor APGAR bayi menit ke-1 pada
kelompok
misoprostol dan kateter foley paling banyak dijumpai pada skor APGAR 8-10,
masing-masing sebanyak 10 dan 8 sampel, begitu juga skor APGAR menit ke-5
paling banyak dijumpai pada skor APGAR 8-10, masing-masing 10 dan 10
sampel, hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (P>0,05).
b. Perawatan NICU
Misoprostol Kateter Foley
n % n %
p
Perawatan NICU 2 13,3% 1 6,7%%
Tidak perawatan 13 86,7% 14 93,3%
0,54
Jumlah 15 100 15 100
Uji Chi-Square
Tabel diatas memperlihatkan jumlah bayi yang perlu mendapat perawatan NICU
antara kelompok misoprostol dan kateter foley. Pada kelompok misoprostol
dijumpai 2 kasus yang dirawat di NICU dan 1 kasus pada kateter foley. Hal ini
tidak berhubungan dengan abnormalitas DJJ akibat penggunaan misprostol
ataupun katetar foley. Dimana dengan uji Chi-Square tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p>0,05).
Owolabi dkk (2005) dalam penelitiannya melaporkan tidak dijumpai perbedaan
yang bermakna antara kedua kelompok dalam hal skor APGAR dan perawatan
NICU.38
(10).1999 ; 283-292.
4. Hall R, Duarte-Gardea M, Harlass F. Oral versus Vaginal Misoprostol for
Labour Induction. Obstet Gynecol. Vol. 99(6). 2002; 1044-8.
5. Bennet KA. A Masked Randomized Comparison of Oral and Vaginal
Administration of Misoprostol for Labour Induction. A thesis submitted in
partial fulfillment of the requirement for the degree of Master of
Science.Memorial University of Newfoundland. 2000.
6. Fletcher HM, Mitchell S, Simeon D et al. Intravaginal Misoprostol as a
Cervical Ripening Agent. Int J Gynecol Obstet. Vo. 100 (7). 1993; 641-4.
7. Ekele BA, Nnadi DC, Gana MA et al. Misoprostol use for Cervical Ripening
and Induction of Labour in a Nigerian Teaching Hospital. Niger J Clin Pract.
Vol.10(3). 2007; 234-7.
8. Sandhu SK, Arora S and AS. A Comparison of Misoprostol versus Foleys
catheter for Induction of Labor. J. Obstet Gynecol India. Vol. 34. 1984; 226.
9. Cromi A, Ghezzi F, Tomera S et al. Cervical Ripening with the Foley
Catheter. Int J Gynaecol Obstet. Vol. 27(2). 2007;105-9.
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
10. Promila J, Kaur GB, Bala T. A Comparison of Vaginal Misoprostol versus
Foleys catheter with Oxytocin for Induction of Labor. J Obstet Gynecol
India Vol. 57 (1). 2007; 42-7.
11. Alarm International. A Program to Reduce Maternal Mortality and Morbidity.
2nd Edition.
12. Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002;
11-5.
13. Cunningham FG. Induction of Labor. In William Obstetrics, 22nd ed.
McGraw Hill Companies Inc United States of America. 2005; 535 46.
14. Hofmeyr GJ, Alfiirevic Z, Kelly T, et al. Methods for Cervical Ripening
and
Labour Induction in Late Pregnancy : Generic Protocol (Protocol). The
Cochrane Library Issue 4. 2007.
15. Antenatal and Neonatal Guidelines, Education and Learning System.
University of Arkansas for Medical Sciences. 2003.
16. Dodd JM. Misoprostol for the Induction of Labour at Term. 2005.
17. Tang OS, Danielsson KG, Ho PC. Misoprostol : Pharmakokinetic Profiles,
Effects on the Uterus and Side-effects. Int J Gynecol Obstet. Vol.99. 2007;
160-7.
18. Bartusevicius A, et al. Oral, Vaginal and Sublingual Misoprostol for
Induction of Labor. Int J Gynecol Obstet. Vol.91. 2005; 2-9.
19. Dollery SC. Misoprostol in Therapeutic Drugs. Vol.2. Churchil Livingstone,
London. 1991; 210-14
20. Wood AJJ. Misoprostol and Pregnancy. N Engl J Med. Vol. 34(1). 2001; 3845.
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
21. Wing DA, Gaffaney CAL. Vaginal Misoprostol Administration for Cervical
Ripening and Labor Induction.Clin Obstet Gynecol. Vol.49(3). 2006; 627-41.
22. Refaey H, Nooh R, OBrien P, et al. The Misoprostol Third Stage of
Labour
Study : A Randomized Controlled Comparison between Orally Administered
Misoprostol and Standard Management. Br J Obstet Gynecol. Vol. 107.
2000; 1104 -10.
23. Amant F, Spitz B, Timmerman D, et al. Misoprostol Compared with
Methylergometrin for the Prevention of Post Partum Haemorrhage : A
ditanyakan, ibu dapat menhubungi saya dr. Eka Purnama Dewi R kapan saja pada
alamat atau nomor telepon yang tertera di bawah ini.
Hormat saya,
Dr. Eka Purnama Dewi R
Catatan :
Dr. Eka Purnama Dewi R, Jl. Sosro no. 98 Bandar Selamat Medan, telp : 061
:
:
Kepada saya telah diberikan penjelasan mengenai prosedur, manfaat dan resiko
penelitian yang berjudul :
Perbandingan Efektifitas antara Misoprostol dengan Kateter Foley untuk
Pematangan Serviks dalam rangka Induksi Persalinan.
dan saya telah memahaminya.
Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian secara
sukarela. Biaya penelitian tidak dibebankan kepada saya dan saya dapat
mengundurkan diri kapan saja.
Medan, ..................................2007
Yang memberi persetujuan,
Identitas pasien
Masuk RSHAM/RSPM jam : ,tanggal/bulan/tahun :
MR
:
Nama peserta :
Nama suami :
Usia
:
Usia :
Pekerjaan
:
Pekerjaan :
Pendidikan
:
Pendidikan :
Suku
:
Suku :
Alamat
:
Telp
:
Paritas
:
HPHT
:
TTP
:
Usia kehamilan :
Status Present :
Sens :
Anemis :
Tek. Darah :
Ikterus :
Nadi :
Dispnoe :
RR :
Cyanose :
Temp :
Oedema :
Status Lokalisata
Kepala :
Leher :
Thorax :
Status Obstetri
Abdomen : TFU :
Tegang :
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
Terbawah : , turunnya :
DJJ : , Gerak :
His :
EBW :
Pemeriksaan Dalam :
VT :
Skor pelvik sebelum pematangan serviks :
S K O R 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1 2 3 4 5 6
Pendataran serviks 0 30% 40 50% 60 70% > 80%
Penurunan kepala diukur dari
bidang Hodge III (cm)
-3 -2 -1.0 +1 +2 +3
Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak
Posisi serviks Sakral Axial Anterior
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
2. Hasil USG
Diagnosa
,jam
Pada bayi :
Lampiran 4
Pematangan serviks
No Nama MR Usia (thn) Paritas Pendidikan
Usia
kehamilan Cara Skor pelvik
sebelum
Skor pelvik
sesudah
Indikasi terminasi
kehamilan
1 Mahniar 344866 24 G1P0A0 SMA Pd 7 hr misoprostol 2 7 Pd 7 hr
2 Sri W.S 342061 20 G1P0A0 SMP Pd 10 hr misoprostol 2 7 Pd 10 hari
3 Marlina H 583274 25 G2P1A0 SMP 21 mgg misoprostol 1 6 Oligohidramnion
4 Dedek E.R 344892 25 G2P1A0 SMA 32-34 mgg misoprostol 3 3 PEB+KJDK
5 Juliarni Srg 341251 23 G1P0A0 SMA Pd 11 hari misoprostol 3 6 Pd 11 hari
6 Sakdiah 123797 27 G3P2A0 SD Pd 14 hari misoprostol 2 6 Pd 14 hari
7 Rosmin S 335569 27 G2P1A0 SMP 38-40 mgg misoprsotol 1 6 PE Ringan
8 Sri Yuliastina 341308 21 G1P0A0 SMA Pd 16 hari misoprsotol 2 6 Pd 16 hari
9 Yusritawati 341364 29 G3P1A1 SMA Pd 7 hari misoprostol 1 6 Pd 7 hari
10 Juliarni Nst 341130 33 G6P4A1 SMA 24-26 mgg misoprostol 2 7 KJDK
11 Winda S.Trg 579702 21 G1P0A0 SMA Pd 7 hari misoprostol 2 7 Pd 7 hari
12 Marliani 339277 36 G3P2A0 SMA Pd 11 hari misoprostol 2 7 Pd 11 hr
13 Arlina 578220 34 G1P0A0 SD 20-22 mgg misoprostol 2 2 KJDK
14 Elisa 568702 31 G2P1A0 SD 28-30 mgg misoprostol 2 6 PEB
15 Ima Susanti 563881 32 G1P0A0 SD Pd 18 hari misoprsotol 2 6 PEB
16 Romauli N 576835 35 G7P6A0 SMA Pd 10 hr k. foley 2 6 Pd 10 hari
17 Rinawaty 578849 23 G1P0A0 SMA Pd 8 hari k. foley 3 6 Pd 8 hari
18 Habibah 345913 34 G4P1A2 SMP 24-26 mgg k. foley 2 2 KJDK
19 Asna Dora 576861 36 G3P2A0 SMA Pd 17 hari k. foley 2 6 Pd 17 hari
20 Normah Lbs 576937 22 G1P0A0 SMP Pd 10 hari k. foley 2 4 Pd 10 hari
21 Sunarsih 575417 32 G1P0A0 SMA Pd 15 hari k. foley 2 4 Pd 15 hari
22 Sumiyem 575366 37 G6P4A1 SD 24-26 mgg k. foley 2 2 PEB
23 Suci H. Fau 573589 29 G6P4A1 SD 34-36 mgg k. foley 2 4 PEB
24 Riani 570933 45 G7P6A0 SMP 38-40 mgg k. foley 3 4 PEB
25 Nelma Gtg 579395 31 G5P4A0 SMA 34-36 mgg k. foley 2 4 KJDK
26 Sri Wahyuni 566984 28 G3P2A0 SMP 36-38 mgg k. foley 2 3 PEB
27 Yetty 567733 33 G4P3A0 SMA 34-36 mgg k. foley 1 4 KJDK
28 Nurhidayah 565904 23 G1P0A0 SD Pd 5 hari k. foley 1 4 Super imposed PE
29 Marlina N 558843 23 G1P0A0 SMA Pd 10 hari k. foley 1 2 Post date
30 Juminah 559064 31 G4P3A0 SMP 38-40 mgg k. foley 2 6 KJDK
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan
Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008
USU e-Repository 2008
No Metode
persalinan
Indikasi SC
atau EV
Lama waktu induksi
sampai persalinan
Bbbayi
(gram)
AS menit
1/5
Mekonium
stain
Abnormalitas
DJJ
1 PSP - 6 jam 3300 8/9 - 2 PSP - 7 jam 3100 8/9 - -
3 PSP - 4 jam 500 3/1 - 4 SC Gagal induksi* - 1000 0 - 5 PSP - 10 jam 3190 8/9 - 6 PSP - 7 jam 3260 8/9 - 7 PSP - 10 jam 3100 8/9 - 8 PSP - 7 jam 3400 8/9 - 9 PSP - 5 jam 3900 8/9 - 10 PSP - 4 jam 1200 0 - 11 PSP - 6 jam 3600 8/9 - 12 PSP - 4 jam 3900 8/9 - 13 PSP - 8 jam 580 0 - 14 SC Gagal induksi* - 1100 5/6 - 15 SC Gagal induksi* - 3000 8/9 - 16 PSP - 6 jam 3900 8/9 - 17 PSP - 7 jam 3200 8/9 - 18 PSP - 10 jam 750 0 - 19 PSP - 9 jam 3200 8/9 - 20 SC Gagal induksi* - 3000 8/9 - 21 SC Gagal induksi* - 3100 8/9 - 22 SC Gagal induksi* - 700 2/6 - 23 SC Gagal induksi* - 2400 7/8 - 24 SC Gagal induksi* - 3800 8/9 - 25 PSP - 8 jam 2900 0 - 26 SC Gagal induksi* - 2500 6/9 - 27 PSP - 7 jam 650 0 - 28 SC Gagal induksi* - 3800 8/9 - 29 SC Gagal induksi* - 3800 8/9 - 30 PSP - 8 jam 3000 0 - * : Induksi persalinan dikatakan gagal karena setelah pemberian oksitosin 10
IU per drips
sebanyak 2 fls belum terjadi persalinan sehingga waktu dimulainya induksi
persalinan tidak
dimasukkan ke dalam tabel.