PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa
sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan
pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : Bangsa Indonesia
menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia
dengan lingkungan alam sekitarnya. Dengan demikian perlu adanya usaha agar
hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal
dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus
selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi
apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh
seminar tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang
diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para
Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan,
namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak
mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.
Pentingnya persoalan lingkungan hidup untuk segera ditangani secara khusus
ditandai dengan adanya komitmen pemerintah yaitu dengan dibentuknya lembaga
Kependudukan dan Lingkungan Hidup, demikian juga dengan pengembangan
jaringan Pusat Studi Lingkungan yang berkedudukan di beberapa Universitas yang
masing-masing mengarahkan pendidikan khusus. Lingkungan Hidup Indonesia
adalah lingkungan hidup yang ada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik
C. Tujuan
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL
2. Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Untuk mengetahui tahap tahap penyusunan AMDAL
5. Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL
D. Manfaat
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL
2. Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Kita dapat mengetahui tahap tahap penyusunan AMDAL
5. Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AMDAL
Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem
perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini
disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek
dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk
dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan
ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut proyek.
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi
disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu
proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup
yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis,
dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan
bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan
berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan
berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999,
yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai
beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian:
1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu
pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL
Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL
studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung
jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan
dampak penting menjadi dampak besar dan penting.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu
instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil
studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.
3) Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan
wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang
1. Penentuan
kriteria
wajib
AMDAL,
saat
ini,
Indonesia
Pasal 5
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup antara lain :
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
Permen LH
AMDAL
-
Permen LH no.11 tahun 2006 tentang jenis rencana kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan dokumen
10
11
bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak
negatif yang kemungkinan
12
sehingga
dapat
memanfaatkan
kesempatan
yang
dapat
kesalahfahaman
dapat
dihindarkai
dan
kerja
sama
yang
perencanaan
proyeknya,
sehingga
dapat
diketahui
kelemahan-
13
Bagi pemerintah
-
Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak
rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
Untuk
menghindari
perusakan
lingkungan
hidup
seperti
timbulnya
Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi
negara dan masyarakat;
14
Mengenai
berdasarkan pedoman
b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.
15
d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah
Kelola dan huruf P dalam RPL dari Pantau.
e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka
tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA
bagi pembuat ANDAL.
meliputi
pula
biaya
penanggulangan
dampak
negatif
dan
16
17
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
18
19
1. Aktifitas Kegiatan
Data yang dikumpulkan adalah komponen aktifitas kegiatan yang
relevan yaitu yang ada interaksinya dengan rona lingkungan awal,
baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca
konstruksi. Atau dengan kata lain data yang dikumpulkan adalah
komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan
dampakterhadap lingkungan. Data ini diambil dari pemrakarsa.
2. Rona Lingkungan Awal
Data yang dikumpulkan adalah rona lingkungan awal yang
relevan, yaitu ada interaksinya dengan komponen rencana kegiatan
tersebut, baik yang akan terkena dampak dari rencana kegiatan
maupun yang dapat menimbulkan dampak terhadap rencana
kegiatan itu sendiri. Data yang dikumpulkan ini adalah data
sekunder yang masih cukup validitasnya dan bila tidak ada maka
perlu diambil data primernya. Dalam pengumpulan data sekunder
tersebut maka pertama-tama yang harus diperhatikan adalah
ketersediaan data yang ada pada pra studi kelayakan teknis dan
ekonomis rencana kegiatan tersebut.
b. Analisis dampak dan penentuan dampak
Interaksi antara komponen rencana kegiatan dan komponen rona
lingkungan awal dikaji untuk mengetahui dampak yang mungkin
timbul, baik besar maupun sifat/ karakteristiknya menurut waktu dan
ruang. Hasil analisis dampak tersebut kemudian dibandingkan dengan
kriteria ukuran dampak penting atau baku mutu limbah dan
lingkungan. Apabila ternyata salah satu atau lebih parameter
lingkungan masuk kategori dampak penting atau melebihi ambang
20
penanganan
dampak
lingkungan
(pengelolaan
dan
21
yaitu:
pemrakarsa,
instansi
yang
bertanggung
22
23
c) Penyusunan ANDAL
1. Umum
Dalam penyusunan ANDAL, maka hal-hal yang perlu diperhtikan
antara lain:
a. Dalam pelaksanaan ANDAL harus berpegangan pada KA yang telah
disepakati bersama
b. Laporan ANDAL disusun sesuai Pedoman Umum secara nasional
tentang Penyusunan ANDAL yang telah ditetapkan oleh Kep.
Kaepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 beserta lampirannya.
c. Setiap tahapan penyusunan ANDAL, dibuat laporan kemajuan
secara bersambung yang ini dikonsultasikan
dengan pihak
pemrakarsa dan pihak tim teknis AMDAL dan komisi penilai untuk
memperoleh perbaikan seperlunya.
d. Draft
laporan
akhir
dipresentasikan/diseminarkan
dihadapan
24
ii.
lingkungana
awal
merupakan
kondisi
(kualitas)
25
pengaruh
mempengaruhi,
sehungga
akan
diketahui
perimbangannya.
rencana
kegiatan
apabila
telah
dilaksanakan
akan
26
masalah
lingkungan.
dari
segi
teknologi
Metode
pengeloaan
dan
pemantauan
lingkungan
yang
Saat
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan
akan
27
pencemaran.
Penanggulangan
terutama
diprioritaskan
terhadap
28
29
30
31
5. Masih belum beraninya Tim Komisi Teknis dan Komisi Penilai untuk
menyatakan tidak layak secara lingkungan untuk sebuah dokumen AMDAL .
6. Lamanya proses dari satu sidang ke sidang berikutnya disebabkan prosedur
yang ada tidak berjalan sesuai peraturan dalam pengurusan perijinan
AMDAL. Apabila dokumen sudah didaftarkan pada institusi lingkungan
hidup daerah yang bersangkutan, selama 75 hari kerja tidak di proses oleh
instansi tersebut, maka dokumen secara hukum sudah syah.
7. Masih banyaknya Konsultan yang asal jadi dalam membuat dokumen
AMDAL ini, ini disebabkan tidak adanya harga minimal dan maksimal dari
pembuatan sebuah dokumen AMDAL. Jadi terkadang ada konsultan yang
banting harga. Tentunya hasil yang diharapkan akan jauh panggang dari api.
Solusi yang Ditawarkan
Ada beberapa solusi yang menurut penulis sangat perlu dicermati:
1.
Ketika pengumuman akan diadakan studi AMDAL pada salah satu kegiatan yang
berdampak lingkungan melalui media masa (surat kabar), ini benar-benar media
masa yang bisa dipantau oleh masyarakat terkena dampak.
2. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL tidak bisa dinyatakan layak apabila
permasalahan yang berhubungan dengan beberapa Aspek (tata ruang, Geo Fisik
Kimia, Biologi dan Komponen Sosekbud) belum selesai. Ini terkait dengan
institusi sekretariat dalam hal ini Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Propinsi atau Kab/Kota. Karena yang mengajukan untuk ditindak
lanjuti adalah institusi ini.
3. Perlu adanya sebuah lembaga yang mengawasi proses pembuatan Amdal sampai
32
tidak berjalan karena yang mengawasi adalah institusi lingkungan yang ada
didaerah. Seharusnya institusi ini tersendiri. Tim Komisi teknis harusnya
dilakukan sertifikasi kelayakan sesuai dengan bidangnya, sehingga akan
memperbaiki isi dokumen ditinjau dari konsistensi penulisan sampai kedalaman
kajian isi dokumen.
4.
Perlu adanya sertifikasi untuk perusahaan yang bergerak pada bidang konsultan
AMDAL, sehingga isi dari dokumen akan lebih dalam.
33
34
Amerika Serikat, National Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969.
NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam
undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan aktifitas pemerintah
federal yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analisis
Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut.
NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh
aktifitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langka, serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950an Los Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah terganggu oleh
asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang menyelubungi kota, mengganggu
kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik
yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat (PAN),
nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang
sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi
pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan
menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.
Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting
adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh
suatu usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan
bahwa kriteria dari dampak besar dan periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap
lingkungan antara lain:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
35
36
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di
atas ialah :
1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai
dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
37
05/2008
4. Sistem regulasi AMDAL mencakup :
6. Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat
AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;
38
Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan
di atas wajib AMDAL.
7. pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan
periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:
B.
Saran
saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami
hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam
penyusunan makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di
39
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset.
Yogyakarta
Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas MIPA UNHALU. Kendari
Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta
40
41