Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa
sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan
pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : Bangsa Indonesia
menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia
dengan lingkungan alam sekitarnya. Dengan demikian perlu adanya usaha agar
hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal
dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus
selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi
apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh
seminar tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang
diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para
Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan,
namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak
mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.
Pentingnya persoalan lingkungan hidup untuk segera ditangani secara khusus
ditandai dengan adanya komitmen pemerintah yaitu dengan dibentuknya lembaga
Kependudukan dan Lingkungan Hidup, demikian juga dengan pengembangan
jaringan Pusat Studi Lingkungan yang berkedudukan di beberapa Universitas yang
masing-masing mengarahkan pendidikan khusus. Lingkungan Hidup Indonesia
adalah lingkungan hidup yang ada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

Indonesia. Lingkungan hidup Indonesia menurut konsep kewilayahan merupakan


suatu pengertian hukum. Dalam pengertian lingkungan hidup Indonesia tidaklah lain
daripada Kawasan Nusantara.
Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai
daerah, yang masing-masing sebagai subsistem yang meliputi aspek sosial budaya,
ekonomi dan fisik, dengan corak ragam yang berbeda antara subsistem yang satu
dengan subsistem yang lain dengan dengan daya dukung lingkungan yang berbeda.
Pembinaan dan pengembangan yang didasarkan kepada keadaan daya dukung
lingkungan akan meningkatkan keselarasan dan keseimbangan subsistem, yang
berarti juga ketahanan subsistem.
Sejak Indonesia mengikuti sidang khusus PBB 5 Juni 1972, Indonesia sepakat
untuk menanggulangi masalah lingkungan bersama negara-negara lain. Dalam Pelita
III masalah lingkungan hidup mendapat tanggapan khusus sebagai Program
Pembangunan Nasional. Untuk pertama kali dalam kabinet, yaitu Kabinet
Pembangunan III telah diangkat seorang Menteri yang mengkoordinasikan aparatur
pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup )Prof. DR.
Emil Salim). Mengingat bahwa Bangsa Indonesia dewasa ini sedang giat
melaksanakan pembangunan di segala bidang, maka yang harus menjadi perhatian
adalah bahwa pembangunan itu tidak boleh mengorbankan lingkungan. Untuk itu
lingkungan hidup perlu dilindungi, dan keperluan tersebut pada tahun 1982 telah
terbentuk Undang-undang yang melindungi lingkungan hidup.
Sebagai tindak lanjut bagi perlindungan terhadap lingkungan hidup telah
ditentukan pula antara lain Baku Mutu Lingkungan dan Peraturan Pemerintah No. 29
tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan sekarang telah
diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis mengenai
Dampak Lingkungan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

Dengan demikian kelayakan suatu proyek untuk sekarang bukan hanya


ditinjau dari kelayakan ekonomi dan teknologi saja, tetapi juga dari lingkungan hidup.
Perlu dikemukakan juga bahwa keacuhan kita terhadap lingkungan bukan
untuk menghambat pembangunan (karena pada dasarnya pembangunan di Indonesia
memang sangat diperlukan), tetapi justru agar pembangunan yang lestari memerlukan
keutuhan lingkungan hidup.
Dalam lingkungan hidup yang baik, akan terajadi interaksi antara berbagai
jenis komponen yang selalu seimbang, tetapi keseimbangan tersebut harus dilihat dari
kepentingan manusia, mengapa dikatakan demikian . Hal ini disebabkan karena pada
hakekatnya lingkungan hidup bersifat antroposentris, artinya lingkungan hidup itu
dipelihara, dibangun atau dikelola dengan sebaik-baiknya tidak lain hanya untuk
kepentingan manusia semata.
Untuk itu AMDAL diperlukan sebagai sarana control terhadap pembangunan.
Dan dalam hubungannya dengan kesehatan lingkungan , dengan adanya AMDAL
maka pembangunan tidak dapat merusak lingkungan sehngga seiring dengan pesatnya
pembangunan kesehatan dan kelestarian ingkungan pun tetap terjaga.
Dengan demikian kami menyusun makalah ini sebagai sarana pembelajaran
dan peningkatan pengetahuan mahasiswa terhadap AMDAL hubungannya terhadap
kesehatan lingkungan.
B. Masalah
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :
1. Pengertian AMDAL
2. sistem regulasi AMDAL
3. fungsi, peran dan manfaat AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

4. tahap-tahap penyusunan AMDAL


5. alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

C. Tujuan
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL
2. Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Untuk mengetahui tahap tahap penyusunan AMDAL
5. Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL
D. Manfaat
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL
2. Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL
3. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL
4. Kita dapat mengetahui tahap tahap penyusunan AMDAL
5. Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL
Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem
perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini
disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek
dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan
ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut proyek.
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi
disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu
proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup
yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis,
dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan
bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan
berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan
berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999,
yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai
beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian:
1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu
pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL
Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993


tersebut adalah:
1) Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil

studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung
jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan
dampak penting menjadi dampak besar dan penting.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu
instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil
studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.
3) Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan
wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang

daerah dan melibatkan

kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai


dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil studi ini terdiri dari
beberapa dokumen. Atas dasar beberapa dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan
diambil.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu


rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala


bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Penentuan

kriteria

wajib

AMDAL,

saat

ini,

Indonesia

menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar


kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008
B. Sistem Regulasi AMDAL
Sistem regulasi AMDAL mencakup :
-

UU No 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup

PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL:


Pasal 3 ayat 1

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui


3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya


alam dalam pemanfaatannya
4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati


6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara
8. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya
9. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.

Pasal 5
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup antara lain :
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

e. Sifat kumulatif dampak


f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Permen LH

no8 tahun 2006 tentang pedoman penyusunan dokumen

AMDAL
-

Permen LH no.11 tahun 2006 tentang jenis rencana kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan dokumen

Keputusan kepala bappedal no.8 tahun 2000 yentan keterlibatab


masyarakat untuk memperoleh info dalam AMDAL

Peraturan UU no.15 tentang pedoman penilaian dokumen AMDAL.

C. Fungsi, peran dan manfaat AMDAL

Fungsi dan peran Amdal


Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu
besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu
intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada
lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan
diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama makin besar sehingga
menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah manusia perlu
berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan itu tidak akan merugikan
manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan
oleh manusia itu sendiri.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

10

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk


merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan
ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan.
Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : Analisis mengenai
dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pngambilan
keputusan.
AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan
dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan
Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan
tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Oleh karena itu pemilik
proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak menyusun AMDAL,
semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek dapat dituntut
dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif
untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya
memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak
lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun
dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan
adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam
melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali halhal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya
mempelajari hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia,
karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan
pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL
maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan
hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

11

bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak
negatif yang kemungkinan

timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan

MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi /


mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut
merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan
di dalam AMDAL.
Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara
berkembang ditujukan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi
akibat kegiatan pembangunan
b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan
ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan
c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian
lebih dalam dan pemantauannya.
d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan
pembangunan.
e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
f. Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak
pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya
satu sama lain.
Manfaat AMDAL
Bagi masyarakat
-

Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga


dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila
diperlukan;

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

12

Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek


dibangun

sehingga

dapat

memanfaatkan

kesempatan

yang

dapat

menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang


dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
-

Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya


sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun
ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek;

Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas


sehingga

kesalahfahaman

dapat

dihindarkai

dan

kerja

sama

yang

menguntungkan dapat digalang;


-

Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya


dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan
mengelola lingkungan.

Bagi pemilik proyek


-

Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturan


yang berlaku;

Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan


lingkungan;

Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan


dihadapi di masa yang akan datang;

Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa


yang akan datang;

Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di


sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi
dan sosial budaya;

Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara komprehensif


dari

perencanaan

proyeknya,

sehingga

dapat

diketahui

kelemahan-

kelemahannya untuk segera dapat dilakukan penyempurnaannya;

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

13

Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat


mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah
longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan
yang aman bagi proyek.

Bagi pemerintah
-

Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak
rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);

Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar


lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang
belum diolah;

Untuk

menghindari

perusakan

lingkungan

hidup

seperti

timbulnya

pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga


tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;
-

Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin


timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;

Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana


pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu
proyek lain;

Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi
negara dan masyarakat;

Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat


pengambil keputusan.

D. Tahapan Penyusunan AMDAL


Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
1.

Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

14

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL


sebagaimana tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis

Mengenai

Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut ini.


a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) kepada

instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan

berdasarkan pedoman

yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan

mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud


degan menteri KLH adalah Menteri yang di tugasi mengelola lingkungan
hidup instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi
keputusan tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa
kewenangan berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah
Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada
Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan yang berada di bawah
wewenangnya

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL,

berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap


lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

15

pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka


Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah
Kelola dan huruf P dalam RPL dari Pantau.

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka
tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA
bagi pembuat ANDAL.

f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga


dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan
pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana
kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan
tersebut

meliputi

pula

biaya

penanggulangan

dampak

negatif

dan

pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.


Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL yang dibuat
oleh Menteri KLH.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

16

h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat

ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan


dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan
menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini,
pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi dari
instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.
Sejak diterimanya keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut
memberi keputusan atas keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak diterimanya pernyataan keberatan, setelah mendapat
pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan
terakhir.

i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL


dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh
Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana


kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan ini instansi
yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali ANDAL,
RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumendokumen tersebut.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

17

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan


lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan
lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat
ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

Dokumen AMDAL Menurut PP 29/1986 Dan PP 51/1993 serta PP 29/1999


Menurut PP 29/1986, AMDAL terdiri atas 5 dokumen, sebagai berikut:
1.

Penyajian informasi lingkungan (PIL)

2.

Kerangka acuan untuk analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL)

3.

Analisis dampak lingkungan (ANDAL)

4.

Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

5.

Rencana pemantauan lingkungan (RPL)


Sementara itu menurut PP 51/1993 Serta PP 29/1999, AMDAL terdiri atas 4
dokumen yaitu:

1.

Kerangka Acuan untuk ANDAL (KA)

2.

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

3.

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

4.

Rencana Pemantauan Lingkungan RPL)


Keempat dokumen tersebut sangat erat kaitannya dengan tahapan/proses

perencanaan dan pelaksanaan dari suatu kegiatan pembangunan. Dokumen AMDAL


tersebut berkaitan dan diperlukan dalam mengurus perisinan suatu usaha/kegitan yang
direncanakan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

18

Menurut PP 29/1986 (Damopolii,1988) fungsi dan proses penyusunan PIL


adalah sebagai berikut:
a)

Penyajian Informasi Lingkungan


1. Fungsi PIL
a. PIL berfungsi sebagai alat penapis apakah suatu rencana kegiatn perlu
dilengkapi dengan ANDAL atau tidak yang dikaitkan dengan dampak
lingkungan.
b. PIL digunakan untuk penilaian ketetapan lokasi dari suatu rencana
kegiatan apakah lokasinya harus dipindah atau tidak
c. PIL berfungsi sebagai acuan untuk menyusun RKL dan RPL apabila
rencana kegiatan tidak mempunyai dampak penting.
d. PIL berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan KA ANDAL apabila
ternyata rencana kegiatan mempunyai dampak penting.
e. Data PIL digunakan pula untuk ANDAL, sehingga tidak diperlukan
lagi pengambilan sampel ulang, hanya menambahkan saja ini berati
juga menghemat biaya dalam studi ANDAL.
2. Penyusunan PIL
Dalam rangka penyusunan PIL maka sebaiknya dapat dibuat suatu matriks
interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan rona kegiatan awal
sesuai pedoman yang ada. Apabila diduga ada interaksi, maka inilah yang
akan dikumpulkan nantinya. Selanjutnya langkah-langkah berikutnya
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

19

1. Aktifitas Kegiatan
Data yang dikumpulkan adalah komponen aktifitas kegiatan yang
relevan yaitu yang ada interaksinya dengan rona lingkungan awal,
baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca
konstruksi. Atau dengan kata lain data yang dikumpulkan adalah
komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan
dampakterhadap lingkungan. Data ini diambil dari pemrakarsa.
2. Rona Lingkungan Awal
Data yang dikumpulkan adalah rona lingkungan awal yang
relevan, yaitu ada interaksinya dengan komponen rencana kegiatan
tersebut, baik yang akan terkena dampak dari rencana kegiatan
maupun yang dapat menimbulkan dampak terhadap rencana
kegiatan itu sendiri. Data yang dikumpulkan ini adalah data
sekunder yang masih cukup validitasnya dan bila tidak ada maka
perlu diambil data primernya. Dalam pengumpulan data sekunder
tersebut maka pertama-tama yang harus diperhatikan adalah
ketersediaan data yang ada pada pra studi kelayakan teknis dan
ekonomis rencana kegiatan tersebut.
b. Analisis dampak dan penentuan dampak
Interaksi antara komponen rencana kegiatan dan komponen rona
lingkungan awal dikaji untuk mengetahui dampak yang mungkin
timbul, baik besar maupun sifat/ karakteristiknya menurut waktu dan
ruang. Hasil analisis dampak tersebut kemudian dibandingkan dengan
kriteria ukuran dampak penting atau baku mutu limbah dan
lingkungan. Apabila ternyata salah satu atau lebih parameter
lingkungan masuk kategori dampak penting atau melebihi ambang

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

20

batas, maka kegiatan tersebut dikategorikan mempunyai dampak


penting sehingga diperlukan ANDAL.
c. Penanganan dampak lingkungan
Penyajian

penanganan

dampak

lingkungan

(pengelolaan

dan

pemantauan) hanya diperlukan bagi rencana kegiatan yang ternyata


tidak mempunyai dampak penting. Hasil kajian secara garis besar ini
kemudian digunakan untuk bahan acuan bagi penyusunan RKL dan
RPL. Bagi sesuatu kegiatan yang mempunyai dampak penting, tidak
diperlukan uraian penanganan dampak karena hal ini akan diuraikan
dalam laporan ANDAL nantinya.
b) Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL
1. Pengertian menurut PP 27 Tahun 1999
Kerangka acuan ANDAL adalah runag lingkup kajian analisis
dampak lingkungan yang merupakan hasil pelingkupan ( PP 27 Tahun
1999 pasal 1)
2. Tujuan dan fungsi KA ANDAL
a. Tujuan penyusunan KA ANDAL adalah:
a.1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
a.2. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan biaya,tenaga dan waktu yang tersedia.
b. Fungsi dokumen KA ANDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

21

b.1. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi teknis yang


bertanggung

jawab, konsultan penysun dan komisi ANDAL,

tentang lingkup dan kedalaman studi AMDAL.


b.2. Sebagai salah satu rujuan untukpenilaian dokumen ANDAL untuk
evaluasi hasil studi ANDAL.
3. Manfaat Kerangka Acuan
a. KA menggambarkan ruang lingkup sesuatu pekerjaan yang disepakati
bersama oleh semua pihak yang berkepentingan.
b. Bahwa KA harus disusun dan disepakati bersama oleh semua pihak yang
berkepentingan,

yaitu:

pemrakarsa,

instansi

yang

bertanggung

jawab/komisi maupun calon penyusun ANDAL dimaksud untuk


mempercepat proses penyelesaiannya.
c. Dasar pertimbangan perlunya KA ANDAL disusun adalah:
1. Keanekaragaman
Rencana kegiatan sangatlah beranekaragam menurut bentuknya,
ukuran, tujuan dan lain sebagainya.Demikian pua ronalingkungan akan
berbeda pule menurut keanekaragaman geografis, factor lingkungan,
factor manusia dan sebagainya. Dengan demikian KA diperlukan
untuk memberikan arahan tentang komponen kegiatan yang manakah
yang harus ditelaah , dan komponen lingkungan manakah yang perlu
diamati selama penyususnan ANDAL.
2. Keterbatasan SDA

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

22

Dalam KA ditonjolkan upaya untuk menyusun prioritas yang


harus diutamakan agar tujuan AMDAL dapat terpenuhi meskipun
sumber daya terbatas.
3. Efisiensi
Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL
perlu dibatasi pada factor-faktor yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan. Dengan cara ini maka ANDAL dapat dilaksanakan dengan
cara efisien.
4. Hubungan penyusun KA dengan pemakai hasil ANDAL
Dalam penyusunan KA perlu dipahami bahwa pemakai hasil ANDAL
adalah para pengambil keputusan, perencana dan pengelola lingkungan
sehingga studi ini harus ditekankan pada pendugaan dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan dan usaha penanganannya.
5. Wawasan lingkungan bagi penyusun ANDAL
Setiap penyusunan KA harus menempatkan rencana kegiatan sebagai
bagian dari pembangunan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk
melestarikan kemampuan sumber daya alam dan memelihara serta
meningkatkan keserasian kualitas lingkungan hidup.
6. Proses pelingkupan dalam penyusunan KA
Pelingkupan pada saat menyusun KA adalah proses awal untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting
yang terkait dengan usaha atau rencana kegiatan. Dalam KA ini
pelingkupan meliputi main issues untuk mendapatkan dampak besar dan
dampak penting serta mendapat batas wilayah studi .

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

23

c) Penyusunan ANDAL
1. Umum
Dalam penyusunan ANDAL, maka hal-hal yang perlu diperhtikan
antara lain:
a. Dalam pelaksanaan ANDAL harus berpegangan pada KA yang telah
disepakati bersama
b. Laporan ANDAL disusun sesuai Pedoman Umum secara nasional
tentang Penyusunan ANDAL yang telah ditetapkan oleh Kep.
Kaepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 beserta lampirannya.
c. Setiap tahapan penyusunan ANDAL, dibuat laporan kemajuan
secara bersambung yang ini dikonsultasikan

dengan pihak

pemrakarsa dan pihak tim teknis AMDAL dan komisi penilai untuk
memperoleh perbaikan seperlunya.
d. Draft

laporan

akhir

dipresentasikan/diseminarkan

dihadapan

pemrakarsa dan pihak lain yang dianggap perlu untuk mendapat


masukan bagi penyempurnaan lapran tersebut.
e. Laporan ANDAL yang telah selesai dibuatkan (Exekutif Summary)
ringkasan eksekutifnya sekitar 10-20 halaman terpisah dari dokumen
ANDAL.

2. Tahapantahapan penyusunan ANDAL


Dalam ANDAL ada 5 (lima) tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan sebagai berikut :

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

24

a) Pengumpulan data informasi tentang :


i.

Komponen rencana kegiatan

ii.

Komponen rona lingkungan awal


Komponen rencana kegiatan
Data yang dikumpulkan adalah data tentang berbagai aktifitas rencana
kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca
konstruksi. Pemilihan data yang dikumpulkan tersebut harus
mengutamakan data yang berkaitan langsung dengan berbagai dampak
yang mungkin akan timbul apabila rencana kegiatan tersebut akan
dilaksanakan nantinya.
Komponen Rona Lingkungan Awal
Data yang dikumpulkan terutama komponen lingkungan (biogeofisik,
sosial, ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat

b) proyeksi perubahan rona lingkungan awal


Rona

lingkungana

awal

merupakan

kondisi

(kualitas)

linggkungan sesuai hasil analisis data lingkungan yang dikumpulkan


sebelum ada kegiatan. Rona lingkungan awal ini akan mengalami
perubahan akibat adanya rencana kegiatan apabila telah dilaksanankan
nantinya. Besarnya perubahan lingkungan ini perlu diketahui menurut
ruang dan waktu bagi kepentingan evaluasi maupun penanganan.
c) Penentuan (prakiraan/prediksi dan interpretasi) dampak penting
Hasil kajian terhadap besarnya perubahan dari rona lingkungan
awal dengan kondisi lingkungan akibat adanya rencana kegiatan yang
kelak dilaksanakan.untuk mengetahui apakah dampak termasuk

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

25

penting atau tidak, dapat dibandingkan dengan kriteria ukuran dampak


penting atau baku mutu lingkungan atau baku mutu limbah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
d) Evalusi dampak penting
Pada tahap evaluasi dampak penting ini, uraian yang disajikan
meliputi hal-hal berikut ini.

Evaluasi dampak penting yang bersifat holistik terhadap

seluruh dampak yang diperkirakan misal dampak positif maupun


dampak negatif dianalisis sebagi satu kesatuan yang saling terkait
dan

pengaruh

mempengaruhi,

sehungga

akan

diketahui

perimbangannya.

Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan

dengan rona lingkungan


Setiap

rencana

kegiatan

apabila

telah

dilaksanakan

akan

menimbulkan dampak yang berbeda pada rona lingkungan yang


berbeda. Miisalnya mungkin saja sesuatu dampak penting timbul
karena rencana kegiatan itu dilaksanakan pada sesuatu lokasi yang
padat penduduknya, pada sesuatu daaerah yang sensitif terhadap
kegiatan atau bentuk teknologi yang tidak sesuai atau lain
sebagainya.

Ciri (karakteristik) dampak penting

Pada bagian ini perlu dikemukakan adalah sifat-sifat (karakteristik)


sesuatu dampak seperti lama berlangsungnya, fluktuasinya sifat
antagonistik atau sinergetik antara berbagai dampak atau satu sama
lain, saling meniadakan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

26

Luas penyebaran dampak penting

Sesuatu dampak mungkin akan mengenai sesuatu daerah yang


sempit atau mungkin akan sangat luas. Misalnya dampak hanya
bisa dirasakan secara lokal, regional, nasional maupun mungkin
antar negara.

Cara pendekatan dalam penanganan dampak

Hal ini memuat cara penanganan dampak yang mungkin akan


terjadi, baik dari segi ekonomi, teknologi maupun instansi. Dari
segi ekonomi misalnya dengan bantuan, pemerintah untuk
menanggulangi

masalah

lingkungan.

dari

segi

teknologi

adalahdengan cara membatasi,mengisolasi atau netralisasi terhadap


bahan berbahaya dan lain sebagainya.
e) Alternatif pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Uraian ini akan memuat hal-hal sebagai berikut:

Komponen lingkungan terkena dampak, sumber dampak, tolak

ukur dam bobot dampak untuk kepentingan pengelolaan maupun


pemantauan lingkungan.

Metode

pengeloaan

dan

pemantauan

lingkungan

yang

mencakup faktor biogeofisik-kimia, sosial ekonomi,sosial budaya


dan kesehtan masyarakat

Saat

pengelolaan

dan

pemantauan

lingkungan

akan

dilaksankan frekuensi/kekerapanya menurut ruang dan waktu.

Pelaksanaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan pemantauan lingkungannya.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

27

Pemanfaatan hasil pemantauan lingkungan baik sebagai umpan

balik penyempurnaan sistem pengelolaan lingkungan kedalam


maupun keluar dari batas rencana kegiatan.

d) Rencana Pengelolaan Lingkungan


1. Umum
Rencan pengelolaan lingkungan (RKL) sebagai sesuatu dokumen
harus dibuat setelah ANDAL diterima oleh Komisi AMDAL (menurut PP
29/1986). Tetapi pada PP 27/1999 dokumen RKL dan RPL disusun
bersamaan dengan penyusunan ANDAL. Presentasi dokumen ANDAL,RKL,
RPL dilakukan penilaian bersama-sama.
Untuk membuat RKL dapat dilaksanakan tanpa pengumpulan data
dilapangan. RKL didasarkan akan adanya dampak penting ynag timbul. RKL
yang akan dilaksanakan disusun dengan pendekatan teknologi, ekonomi dan
institusional.sesuai dengan prosedur penyusunan dokmen ANDAL,RKL yang
bersamaan sesuai PP 51/1993 dan PP 27 Tahun 1999 maka penyusunan RKL
dan RPL tidak perlu melakukan studi ke lapangan. RKL ini bersi uraian
tentang komponen lingkungan terkena dampak, tujuan, sumber dampak, bobot
dan tolak ukur dampak serta upaya pengelolaan lingkungan.
Di dalam dokumen RKL ada pendekatan teknologi berupa upaya
secara teknis untuk menanggulangi kerusakan lingkungan khususnya limbah
dan

pencemaran.

Penanggulangan

terutama

diprioritaskan

terhadap

pencemaran B3 (bahan beracu berbahaya) dan kerusakan sumber daya alam


( hayati dan non hayati) yang diduga timbul.
2. Fungsi

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

28

RKL berfungsi sebagai pedoman dalam menanggulangi dampak.


Dengan demikian RKL dapat mengikat semua pihak untuk ikut membantu
menanggulangi kemungkinan terjadinya dampak negatif dalam pembangunan.
Dalam RKL dapat dikemukakan instansi yang bertindak sebagai pelaksana,
dan instansi lainnya yang bertindak sebagai pengawas dan instansi
bertanggung jawab.
3. Penyusunan RKL
Dokumen RKL ini penyusunannya menjadi tanggung jawab
pemrakarsa kegiatan.

e) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan


1. Umum
RPL merupakan dokumen ke empat dalam AMDAL. RPL disusun atas
dasar rekomendasi yang terdapat dalam dokumen ANDAL dan dokumen
RKL. RPL sangat penting artinya terutama terkait dengan upaya
mempertahankan mutu kualitas lingkungan dan mengurangi pemborosan
sumberdaya.
RPL berisikan uraian tentang dampak penting yang timbul, faktor
lingkungnan yang dipantau, tolak ukur dampak, lokasi dan periode
pemantauan. Disamping itu juga secara jelas diuraikan pihak-pihak yang
berkewajiban sebagai pelaksana untuk memantau lingkungan dan kewajiban
pihak-pihak lain (selain pemrakarsa), yang memanfaatka umpan balik hasil
pemantauan yang dilaksanakan.
2. Fungsi

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

29

RPL merupakan pedoman yang lebih rinci tentang bagaimana


seharusnya pemantauan lingkungan dilaksanakan, kapan dilaksanakan dan
sipa yang bertanggung jawab terhadap upaya pemantauan dari hasil
pemantauan. Sehingga RPL dapat memberikan pedoman bagi setiap instansi
terkait tentang apa, bagaimana, kapan ikut menjaga, mempertahankan, sokur
meningkatkan mutu lingkungan.
3. penyusunan RPL
Penyusunan RPL (seperti halnya RKL, KA dan ANDAL) menjadi
tanggung jawab pemrakarsa. Pelaksanaan penyusunan KA, ANDAL, RKL
DAN RPL harus disusun oleh konsultan. Konsultan yang ditunjuk harus
sesuai kualifikasinya dan bukan perusahaan yang ada hubungan secara
organisatoris dengan pemrakarsa.
Syarat kualifikasi konsultan adalah memiliki bdan hukum dengan akte
notaries dan memiliki staf yang telah memiliki sertifikat AMDAL B, memiliki
kemampuan untuk menganalisis data yang didapat di laboratorium dan
terdaftar di Inkindo atau kantor yang bertanggung jawab di bidang AMDAL.
Konsultan yang memiliki peralatan dan laboratorium sendiri mempunyai
kualifikasi yang lebih tinggi. Pada saat ini berhubung konsultan swasta masih
belum banyak yang kualifikasinya baik, maka untuk sementara dapat ditunjuk
konsultan pemerintah yaituPusat Studi Lingkungan atau Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup yang dimiliki oleh Universitas .
Konsultan yang ditunjuk dapat sama, yaitu mengerjakan KA, ANDAL
sekaligus RKL dan RPL, tetapi dapat juga berbeda-beda konsultan.
Permasalahan seputar AMDAL dalam pembuatan dokumen AMDAL
diantaranya:
1. Status lahan yang sering bermasalah.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

30

Permasalahan biasanya muncul dari pihak pemrakarsa yang menyatakan


secara sepihak telah mengurus perijinan melalui prosedur pemerintahan.
Kenyataan dilapangan ternyata lahan tersebut dalam keadaan bermasalah.
Ini sering ditemui pada investor yang akan mendirikan perkebunan tapi
terkendala pada status tanah ulayat.
Permasalahan bisa muncul dari masyarakat sekitar kegiatan yang merasa
lahan itu adalah lahan pribadi.
Dibeberapa daerah yang mengakui hak ulayat, akan mendapat tantangan
yang lebih berat mengenai status lahan ini. Ini disebabkan adanya
perlindungan hukum terhadap hak ulayat. Jadi harus jelas dulu status lahan
baru bisa melanjutkan pembangunan.
2. Adanya alih fungsi lahan yang sering terjadi dengan alasan untuk
pembangunan ekonomi suatu daerah. Alih fungsi lahan ini biasanya
mempersempit areal pertanian khususnya sawah. Padahal kita ketahui
bersama bahwa areal sawah tiap tahunnya selalu terjadi penurunan luasan.
Perkebunan dimana-mana, pembangunan perumahan adalah contoh yang
dominan terhadap alih fungsi lahan produktif ini.
3. Tidak adanya pengawasan terhadap proses pembuatan dokumen AMDAL dari
tim yang independent. Ketika memasukkan dokumen KA-ANDAl ke instansi
lingkungan didaerah, maka status kegiatan ini adalah pada tahap Pra
konstruksi. Tapi pada kenyataan masih banyak ditemukan ketika prosedur
AMDAL masih dalam pengurusan, pemrakarsa telah melakukan prose
kontruksi, kenyataan yang lebih parah ketika dokumen AMDAL tersebut di
fiktifkan.
4. Seringnya lokasi kegiatan tidak mengacu pada tata ruang. Padahal semua
kegiatan tidak boleh bertentangan dengan tata ruang peruntukan lahan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

31

5. Masih belum beraninya Tim Komisi Teknis dan Komisi Penilai untuk
menyatakan tidak layak secara lingkungan untuk sebuah dokumen AMDAL .
6. Lamanya proses dari satu sidang ke sidang berikutnya disebabkan prosedur
yang ada tidak berjalan sesuai peraturan dalam pengurusan perijinan
AMDAL. Apabila dokumen sudah didaftarkan pada institusi lingkungan
hidup daerah yang bersangkutan, selama 75 hari kerja tidak di proses oleh
instansi tersebut, maka dokumen secara hukum sudah syah.
7. Masih banyaknya Konsultan yang asal jadi dalam membuat dokumen
AMDAL ini, ini disebabkan tidak adanya harga minimal dan maksimal dari
pembuatan sebuah dokumen AMDAL. Jadi terkadang ada konsultan yang
banting harga. Tentunya hasil yang diharapkan akan jauh panggang dari api.
Solusi yang Ditawarkan
Ada beberapa solusi yang menurut penulis sangat perlu dicermati:
1.

Ketika pengumuman akan diadakan studi AMDAL pada salah satu kegiatan yang
berdampak lingkungan melalui media masa (surat kabar), ini benar-benar media
masa yang bisa dipantau oleh masyarakat terkena dampak.

2. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL tidak bisa dinyatakan layak apabila

permasalahan yang berhubungan dengan beberapa Aspek (tata ruang, Geo Fisik
Kimia, Biologi dan Komponen Sosekbud) belum selesai. Ini terkait dengan
institusi sekretariat dalam hal ini Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Propinsi atau Kab/Kota. Karena yang mengajukan untuk ditindak
lanjuti adalah institusi ini.
3. Perlu adanya sebuah lembaga yang mengawasi proses pembuatan Amdal sampai

pada konstruksi dan mengawasi pelaporan berkala mengenai status lingkungan


pada tapak kegiatan. Untuk sekarang pengawas ini sebenarnya sudah ada, namun

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

32

tidak berjalan karena yang mengawasi adalah institusi lingkungan yang ada
didaerah. Seharusnya institusi ini tersendiri. Tim Komisi teknis harusnya
dilakukan sertifikasi kelayakan sesuai dengan bidangnya, sehingga akan
memperbaiki isi dokumen ditinjau dari konsistensi penulisan sampai kedalaman
kajian isi dokumen.
4.

Perlu adanya sertifikasi untuk perusahaan yang bergerak pada bidang konsultan
AMDAL, sehingga isi dari dokumen akan lebih dalam.

D. Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL


Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting,
wajib dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999
yaitu ;
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya
4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.
5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara
Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan
di atas wajib AMDAL.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

33

Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun


1982, sebagian besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak dari
Peraturan No. 29/19869 yang menciptakan berbagai elemen penting dari proses
AMDAL10. Sepanjang awal era 1990 didirikan suatu badan perlindungan lingkungan
pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian Negara Lingkungan, dengan mandat
meningkatkan pelaksanaan
AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian
dan persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi
Pusat atau Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih
dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi lebih jelas bahwa
berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan terlalu banyak didasarkan
pada AMDAL gaya barat. Legislasi AMDAL yang baru yang diberlakukan pada
tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas prosedur penapisan,
mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan memperkenalkan status format EMP
yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas.
Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini
termasuk sejumlah kecil AMDAL daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan
di dalam BAPEDAL.
Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang baru
(No. 23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi perlu.
Peraturan 27/199912 diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi sektoral
dibubarkan dan dikonsolidasikan ke dalam suatu komisi pusat tunggal, sementara
komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih spesifik dan lengkap atas
keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga dengan suatu
rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999 ternyata tidak tepat
waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai perubahan politis yang
pada saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada desentralisasi politik dan
administratif. AnalisisMengenai Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan
AMDAL, lahir dengan di undangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

34

Amerika Serikat, National Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969.
NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam
undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan aktifitas pemerintah
federal yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analisis
Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut.
NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh
aktifitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langka, serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950an Los Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah terganggu oleh
asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang menyelubungi kota, mengganggu
kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik
yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat (PAN),
nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang
sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi
pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan
menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.
Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting
adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh
suatu usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan
bahwa kriteria dari dampak besar dan periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap
lingkungan antara lain:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

35

d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak


e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)

Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27


tahun 1999 beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh Kementrian
Negara Lingkungan Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi
proyek dilakukan. Karena itu AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya
perizinan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

36

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di
atas ialah :
1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai
dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu


rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala


bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

3. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia

menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar


kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

37

wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 11 Tahun 2006

Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut,

maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan

AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006

Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no.

05/2008
4. Sistem regulasi AMDAL mencakup :

UU No 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup

PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL:

5. Menurut PP 29/1986, AMDAL terdiri atas 5 dokumen, sebagai berikut:

Penyajian informasi lingkungan (PIL)

Kerangka acuan untuk analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL)

Analisis dampak lingkungan (ANDAL)

Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

6. Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat
AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;

Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

38

Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,


kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya

Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk


mempengaruhi lingkungan

Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan
di atas wajib AMDAL.

7. pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan
periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:

Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

Sifat kumulatif dampak

Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)

B.

Saran

saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami
hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam
penyusunan makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

39

adakannya kunjungan lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud


untuk mengetahui secara langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.

DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset.
Yogyakarta
Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas MIPA UNHALU. Kendari
Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

40

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan

41

Anda mungkin juga menyukai