Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

Tanggal

: 27 September 2011

KIMIA BAHAN ALAM

Kelompok

: A Pagii

Asisten

: Pertiwi Umul Jannah

PJP

: Drs. Dudi Tohir, MS.

ISOLASI MINYAK SEREH

DWI WAHYUDI
G44080114

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak atsiri komersial Indonesia
yang diperoleh melalui proses penyulingan. Menurut Boelens (1994), Indonesia
adalah produsen minyak sereh wangi nomor dua terbesar di dunia setelah Cina.
Minyak sereh adalah salah satu minyak esensial yang diperoleh dari daun dan
batang spesies yang berbeda dari Cymbopogon. Teknik isolasi minyak sereh
wangi dapat dilakukan dengan cara penyulingan bertingkat. Hasil isolasi tersebut
berupa senyawa yang disebut sitronellal, geraniol, dan sitronellol. Ketiga
komponen tersebut merupakan komponen yang dominan dalam minyak sereh
wangi (Setyaningsih et al. 2005). Baku mutu minyak sereh berdasarkan SNI 063953-1995 diperlihatkan pada Lampiran 1.
Sitronellal

atau

3,7-dimetilokt-6-en-1-al

(C10H18O)

adalah

suatu

monoterpenoid yang memberikan minyak sereh aroma khas lemon. Sitronellol


atau 3,7-dimetil-6-okten-1-ol merupakan asiklik alami monoterpenoid yang
ditemukan dalam minyak sereh. Geraniol atau 3,7-dimetilokta-trans-2,6-dien-1-ol
merupakan suatu asiklik monoterpena alkohol penting yang terdapat dalam
minyak esensial pada beberapa tanaman wangi (Chen 2010). Struktur dari
sitronellal, sitronellol, dan geraniol diperlihatkan pada Gambar 1.

(1)

(2)

(3)

Gambar 1 Struktur kimia (1) sitronellal, (2) geraniol, dan (3) sitronellol.
(Ravasio et al. 2005).
Tujuan
Percobaan

ini

bertujuan

melakukan

penyulingan

minyak

atsiri,

menentukan mutu minyak atsiri hasil sulingan, dan membandingkan kemurnian

minyak sereh hasil sulingan dengan minyak sereh yang tersedia di pasaran
berpedoman pada standar mutu.

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan adalah labu bulat, batu didih,
kondensor, labu erlenmeyer, refraktometer, piknometer, gunting, corong pisah,
dan buret. Bahan-bahan yang dipakai berupa daun sereh yang telah dirajang,
akuades, alkohol, indikator brom timol biru, KOH 0.5 N, hidroksilamin HCl, dan
HCl 0.5 N.
Metode
Penyulingan Minyak Sereh
Daun sereh yang telah dipotong-potong direbus di dalam labu didih yang
telah disambungkan dengan kondensor yang sudah dialiri air. Uap air yang
dihasilkan ditampung di dalam wadah. Air dan minyak dipisahkan dengan
menggunakan corong pisah. Minyak yang didapat diukut indeks biasnya
menggunakan

refraktometer

dan

bobot

jenisnya

dengan

menggunakan

piknometer. Hasil indeks bias dan bobot jenis tersebut kemudian dibandingkan
dengan indeks bias dan bobot jenis minyak sereh yang tersedia di pasaran.
Penetapan Kadar Sitronelal dalam Minyak Sereh
Sebanyak 2 g contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 mL kemudian
ditambahkan 2 mL alkohol dan dua tetes indikator BTB netral. Setelah itu,
sebanyak 25 mL KOH 0,5 N dan 20 mL hidroksilamin HCl ditambahkan ke dalam
erlenmeyer lalu dikocok. Kelebihan KOH dititrasi dengan HCl 0,5 N. Penetapan
juga dilakukan terhadap blangko.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1 Hasil uji minyak sereh hasil sulingan dan minyak sereh di pasaran
Kadar

Jenis minyak sereh

Warna

Bobot jenis

Indeks bias

Minyak sereh

Tidak

sitronelal
9,9217

sulingan
Minyak sereh yang

berwarna
Kuning

1,0042

1,46925

terdapat di pasaran

kecokelatan

Keterangan : Penghitungan terhadap bobot jenis minyak sereh sulingan tidak dapat dilakukan
karena jumlah minyak sereh hasil sulingan sangat sedikit sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan penghitungan terhadap bobot jenisnya.

Proses penyulingan berhasil menghasilkan minyak atsiri atau minyak sereh


dari tanaman. Bobot minyak sereh yang dihasilkan sebanyak 932,8 mg. hasil uji
berbagai karakteristik minyak sereh diperlihatkan pada Tabel 1. Mekanisme
isolasi miyak atsiri dari daun dan batang sereh, yaitu berdasarkan proses
hidrofusa, di mana minyak atsiri melarut terlebih dahulu ke dalam air mendidih
dan keluar dari sel secara osmosis. Minyak pada permukaan akan meguap
bersama uap air dan disusul oleh minyak yang terdapat dalam sel kelenjar keluar
ke permukaan hingga kantong kelenjar kosong. Minyak yang cenderung bersifat
non polar dapat larut dalam air yang bersifat polar karena adanya suhu tinggi
sehingga meningkatkan kelarutan dan akan terpisah setelah mengenai kondensor.
Minyak berada di atas lapisan air karena bobot jenis minyak lebih kecil
dibandingkan bobot jenis air.
Minyak sereh hasil isolasi memiliki warna yang berbeda dengan minyak
sereh yang berada di pasaran. Minyak sereh hasil isolasi tidak berwarna
sedangkan minyak sereh yang terdapat dipasaran berwarna kuning kecoklatan.
Menurut SNI 06-3953-1995 minyak sereh berwarna kuning pucat sampai kuning
kecoklatan. Hasil yang diperoleh dalam percobaan berbeda dengan standar
dimungkinkan karena waktu proses isolasi yang kurang lama dan contoh yang
kualitasnya kurang baik.
Karakteristik lain yang diujikan pada minyak sereh, yaitu bobot jenis dan
indeks bias. Minyak sereh hasil isolasi terlalu sedikit untuk dilakukan pengukuran
bobot jenis dan indeks bias, sehingga hanya minyak sereh yang berada di pasaran

saja yang dilakukan pengukuran. Hasil yang diperoleh diperlihatkan pada Tabel 1.
Bobot jenis yang diperoleh, yaitu sebesar 1,0042. Nilai bobot jenis yang diperoleh
lebih besar dibandingkan nilai bobot jenis menurut SNI 06-3953-1995, yaitu
0,880-0,922. Menurut Beudokian (1967), bobot jenis suatu senyawa ditentukan
oleh perbandingan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya. Hal ini
menunjukkan bahwa minyak sereh yang dipasaran mengandung senyawa-senyawa
yang cukup banyak.Indeks bias yang diperoleh sebesar 1,46925. Nilai tersebut
masih berada dalam kisaran SNI 06-3953-1995, yaitu 1,466-1,475. Penentuan
indeks bias menggunakan refraktometer dengan berprinsip kepada penyinaran
yang menembus dua macam media dengan kerapatan berbeda. Menllrut Ketaren
(1985), nilai indeks bias suatu senyawa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti proses oksidasi dan suhu. Nilai indeks bias pada suhu yang lebih tinggi
akan menghasilkan nilai indeks bias lebih rendah.
Kadar sitronellal minyak sereh hasil isolasi, yaitu 9,9217%. nilai tersebut
lebih rendah dari nilai SNI 06-3953-1995, yaitu minimal 35,0%. Rendahnya nilai
tersebut menunjukkan bahwa minyak tersebut bukan minyak sereh murni.
Menurut Ketaren (1985), minyak alsiri yang mengalami penurunan kandungan
utamanya menunjukkan bahwa minyak tersebut telah dipalsukan yang biasa
dilakukan dengan menambahkan mineral, atau minyak sejenis yang bermutu
rendah.

SIMPULAN
Minyak sereh berhasil diisolasi dari daun dan batang sereh. Minyak sereh
hasil isolasi yang diperoleh terlalu sedikit, yaitu hanya 932,8 mg sehingga tidak
dapat dibandingkan karakteristiknya dengan minyak sereh di pasaran. Minyak
sereh di pasaran dibandingkan dengan standar minyak sereh menurut SNI 063953-1995. Berdasarkan perbandingan, minyak sereh di pasaran mutunya tidak
memenuhi SNI 06-3953-1995 dari nilai bobot jenis dan kadar sitronellalnya.
Kadar sitronellal yang diperoleh sebesar 9,9217% yang menunjukkan kemurnian
minyak sereh rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Beudokian, P. Z. 1967. Perfumery and Flavoring Synlhetics. Amsterdam: Eisivier


Publ., Co.
Boelens, M. H. 1994. Sensory of chemical evaluation of tropical graas oil.
Perfumer and Fiavorist: 29-33.
Chen W, Viljoen AM. 2010. Geraniol-a review of a commercially important
fragrance material. South African Journal of Botany 76: 643-651.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Ravasio N, Fusi A, Psaro R, Zaccheria F. 2005. One Pot Transformation of
Geraniol into Citronellol and Menthol over Cu/Al2O3. Di dalam: John R, Sowa Jr,
editor. Catalysis of Organic Reactions. Boca Raton: CRC Press hlm 379-383.
Setyaningsih D, Hambali E, Nasution M. 2005. Aplikasi minyak sereh wangi
(Citronella oil) dan geraniol dalam pembuatan skin lotion penolak nyamuk. J. Tek.
Ind. Pert. 17 (3): 97-103

LAMPIRAN
Lampiran 1 Spesifikasi persyaratan mutu minyak sereh (SNI 06-3953-1995).
Jenis uji

Satuan

Persyaratan

Warna

Kuning pucat sampai kuning kecokelatcokelatan

Bobot jenis

0.880 - 0.922

Indeks bias

1.466 1.475

Kadar geraniol

Minimal 85

Kadar sitronelal

Minimal 35

Lampiran 2 Penentuan bobot jenis minyak atsiri.

Ulangan

Bobot kosong
(gram)

Bobot
kosong+isi
(gram)

Bobot isi
(gram)

Bobot jenis

14,8104

19,7473

4,9369

0,9874

14,8184

19,8559

5,0375

1,0075

14,8072

19,8950

5,0878

1,0176

Rerata

1,0042

Contoh perhitungan :
Ulangan 1
Bobot isi = bobot kosong+isi bobot kosong
= 19,7473 gram - 14,8104 gram
= 0,9874 gram
Bobot jenis =

= 0,9874

Lampiran 3 Perhitungan kadar sitronelal minyak sereh sulingan.


Kadar sitronelal

(volume blangko - volume contoh) N 154,25 100%


mg contoh
( 21,80 20,60) 0,5 N 154,25 100%
932,8 mg

= 9,9217 %

Anda mungkin juga menyukai