Anda di halaman 1dari 37

EVAKUASI PASIEN BARU DATANG DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4 Telp.
(0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Halaman

APK 1./Std. 1.1


1/2

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
1. Pengertian

Menerima pasien yang baru masuk IGD


paripurna secara tepat dan akurat

2. Tujuan

Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran evakuasi pasien di


Instalasi Gawat Darurat

3. Kebijakan

SK Kemenkes RI N0. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart Instalasi


Gawat Darurat.
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Pekarya merespon cepat kedatangan setiap pasien baru dan menerima
pasien dan keluarga dengan ramah
2. Pekarya menanyakan surat rujukan kepada pengantar pasien, jika ada
surat langsung diserahkan kepada petugas triase
3. Jika pasien datang menggunakan ambulance :
- Petugas triase harus langsung menilai kondisi pasien dan membantu
petugas ambulance untuk melakukan evakuasi dari ambulance
- Pekarya mencarikan brankart atau kursi roda sesuai dengan
kebutuhan pasien berdasarkan penilaian petugas triase
- Pasien dibawa ke triase
4. Jika pasien datang menggunakan kendaraan lain :
- Pekarya melihat kondisi pasien dan langsung memberitahu petugas
triase jika pasein tidak sadar dan pasien post trauma
- Pekarya mencari brankart bagi pasien yang datang dengan kondisi
berbaring
- Pekarya mencari kursi roda jika pasien masih bisa duduk
- Pekarya membantu pasien yang masih dapat berjalan ke triase atau
duduk di kursi tunggu pasien

4. Prosedur

untuk diberikan perawatan

EVAKUASI PASIEN BARU DATANG DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

Jl. Murakata No.4 Telp.


(0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314
4. Prosedur

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan

APK 1./Std. 1.1

No. Revisi

No. Halaman

2/2

4. Jika pasien datang menggunakan kendaraan lain :


- Pekarya melihat kondisi pasien dan langsung memberitahu petugas
triase jika pasein tidak sadar dan pasien post trauma
- Pekarya mencari brankart bagi pasien yang datang dengan kondisi
berbaring
- Pekarya mencari kursi roda jika pasien masih bisa duduk
- Pekarya membantu pasien yang masih dapat berjalan ke triase atau
duduk di kursi tunggu pasien
5. Jika pasien datang dari Instalasi Rawat Jalan/ Unit lain, maka petugas
pengantar pasien mengantar sampai ke triase dan melakukan serah terima
dengan petugas triase
6. Evakuasi pasien trauma dipimpin oleh dokter triase sesuai dengan
prosedur cedera
7. Jika pasien datang karena bencana maka evakuasi dilakukan oleh petugas
triase dibantu Pekarya dan security.
8. Pasien yang datang dengan curiga infeksi berbahaya, Pekarya memberikan
APD (Alat Pelindung Diri) lengkap dan meminta pengantar untuk
memakaikannya kepada pasien sebelum pasien dievakuasi ke ruang
isolasi.
9. Pasien yang datang dengan terkena Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
maka Pekarya memakai APD lengkap sebelum evakuasi pasien ke ruang
dekontaminasi/ruang tindakan
-

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

PENERIMAAN PASIEN BARU DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman

APK 1/Std.1.1
Jl. Murakata No.4 Telp.
(0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

1/1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
1. Pengertian

Menerima pasien yang baru masuk IGD


paripurna secara tepat dan akurat

2. Tujuan

Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan gawat darurat paripurna secara


tepat dan akurat
SK Kemenkes RI N0. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart Instalasi
Gawat Darurat.
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Petugas triase menerima pasien baru dan melakukan pemilahan (triase)

3. Kebijakan

4. Prosedur

untuk diberikan perawatan

berdasarkan kategori kegawatdaruratan


2. Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan dan penatalaksanaan terhadap
pasien baru dilakukan penyelesaian proses administrasi
3. Keluarga/pengantar pasien melakukan registrasi di Ruang Pendaftaran
pasien IGD.
3. Petugas TPO memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga/pengantar
pasien mengenai Hak dan Kewajiban Pasien, keadaan/fasilitas yang ada
serta edukasi Pengurusan Jaminan Kesehatan jika pasien peserta JKN atau
asuransi kesehatan lainnya.
4. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan
perawatan pasien.
5. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.
5. Unit Terkait

1. TPPO
2. Rekam Medis

Nama
Jabatan

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

PENERIMAAN PASIEN DATANG SUDAH MENINGGAL


(DEATH OF ARRIVAL (DOA))

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman

APK 1/Std.1.1
Jl. Murakata No.4 Telp.
(0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

1/2

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
1. Pengertian

Yaitu pasien yang meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di rumah sakit
atau pasien yang meninggal di tempat kejadian.

2. Tujuan

Sebagai acuan pelayanan kepada pasien yang datang sudah meninggal


sebelum tiba di RSUD H. Damanhuri Barabai.

3. Kebijakan

SK Direktur Nomor:
RSUD H. Damanhuri Barabai

4. Prosedur

tentang pelayanan instalasi gawat darurat di

1. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa


pasien benar-benar telah meninggal sebelum sampai di IGD RSUD H.
Damanhuri Barabai.
2. Pasien yang datang ke IGD RSUD H. Damanhuri Barabai sudah
meninggal harus di data dan dibuatkan status lengkap beserta data luka
atau cederanya untuk kepentingan pembuatan visum luar dan pengisian
blangko asuransi serta untuk data pasien death on arrival (DOA) pada
IGD RSUD H. Damanhuri Barabai.
3. Setelah itu pasien diserahkan kepada pihak keluarga.
4.

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan

Jika pasien/jenazah tidak langsung dibawa pulang maka di antarkan ke


Instalasi Pemlusaraan Jenazah setelah dilakukan perawatan jenazah
1. Rekam Medis
2. Ambulance
3. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

SKRINING PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT


No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Jl. Murakata No.4

Telp. (0517) 41004 41118


Fax.(0517) 41287
Barabai 71314

APK 1/Std 1.1


Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

Nama
Jabatan

Ditetapkan
Direktur
RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Tanggal Revisi :

DR.dr.Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT


NIP. 19630504 198911 1 001
Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat
dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak
t e r d i a g n o s i s a t a u m e m p u n y a i r i s i k o t i n g g i , untuk
menemukan adanya masalah atau faktor risiko
Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Perawat triase merespon cepat kedatangan pasien
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 2 menit
- Melakukan penilaian kesadaran
- Memasang pulse oksimetri untuk pemeriksaan sirkulasi :
HR (-) , cek pulsasi segera lakukan Resusitassi Jantung
Paru
Heart Rate bradikardi/takikardia segera antar pasien ke
ruang resusitasi
SaO2 < 90% segera antar pasien ke ruang resusitasi
3. Melakukan jenis triase dan memberikan kode huruf triase
4. Melakukan Primary Survey :
- Airway dengan kontrol servikal
- Breating dan ventilasi oksigenasi
- Circulation dengan control perdarahan
- Disability
- Exposure/Environment
5. Resusitasi
6. Secundery Survey
Pemantauan dan reevaluasi penderita berkesinambungan
1. Rekam Medis
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Laboratorium Radiologi
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

TRIASE

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 1/Std 1.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP

NIP. 19630801 199003 1 007


1. Pengertian

Sistem seleksi dan pemilahan untuk menentukan tingkat kegawatan


dan prioritas penanganan pasien yang datang di IGD

2. Tujuan

Memilah dan menilai pasien agar mendapatkan pertolongan medik


secara cepat dan tepat sesuai dengan prioritas kategori
kegawatdaruratannya

3. Kebijakan

SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
Triase dilakukan oleh dokter atau perawat terlatih yang bertugas pada
shift saat pasien tiba di IGD RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin

4. Prosedur

1. Pasien tiba di IGD diantar dengan menggunakan ambulance atau


alat transportasi lainnya diterima oleh petugas/paramedik IGD
2. Petugas harus memahami dan dapat membedakan kondisi pasien
yang datang di IGD sebagai berikut :
a.

Gawat darurat ; yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam


keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badan lainnya akan menjadi cacat bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya.

b.

Gawat tidak darurat ; yaitu pasien akibat musibah yang datang


dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat

c.

Darurat tidak gawat; yaitu pasien akibat musibah yang datang


tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya

d.

Tidak gawat

tidak

darurat;

memerlukan tindakan kedaruratan

TRIASE

yaitu

pasien

yang

tidak

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
2/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 1/Std 1.1

4. Prosedur
3. Petugas melakukan klasifikasi dan memberi label atau kode warna
triase pada pasien sesuai tingkat kegawat daruratannya :
a. Segera - Immediate (I) - MERAH. Pasien mengalami cedera
mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera. Misalnya Tension Pneumothoraks, distress
pernapasan, perdarahn internal vena besar, syok, trauma kepala.
b. Tunda - Delayed (II) - KUNING. Pasien memerlukan tindakan
defintif dan pengawasan ketat tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur
tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka
bakar <25% luas permukaan tubuh.
c. Minimal (III) - HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat
berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar
superfisial.
d. Expextant (0)-HITAM. Pasien mengalami cedera mematikan dan
akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka
bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital.
4. Pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai tingkat
kegawatdaruratan
5. Pasien yang tidak gawat darurat pada jam kerja diarahkan ke
poliklinik/ Instalasi Rawat Jalan

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan

1.
2.
3.
4.
5.

Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Radiologi

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

PENDAFTARAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 1/Std 1.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

1. Pengertian

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Pelayanan pasien yang berobat di IGD diharapkan lancar dan
bertanggung jawab.

2. Tujuan

Demi kelancaran pelayanan pasien gawat di IGD Rumah Sakit


Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.

3. Kebijakan

SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
Pasien yang datang di IGD ditolong terlebih dahulu,setelah
mendapatkan pelayanan ada beberapa kemungkinan untuk setiap
pasien bisa boleh pulang, dirawat, dirujuk atau observasi di IGD.

4. Prosuder

1. Pasien yang sudah dilakukan pemeriksaan dan membawa surat


pengantar untuk di rawat inap dapat langsung dibuatkan status
untuk rawat inap.
2. Pasien yang diperiksa oleh dokter jaga IGD dan dinyatakan
harus rawat inap harus dicarikan ruangan yang tersedia dan
dibuatkan status serta dikonsultasikan kepada dokter konsulen
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sesuai dengan
diagnosis pasien
3. Jika pasien ada keluarganya, keluarga mendaftarkan pasien di
loket TPO untuk mendapatkan status dan nomor rekam medis.
4. Jika pasien tidak di antar oleh keluarga dan sudah dalam
keadaan sadar serta dapat diwawancarai, petugas sentral
opname melengkapi data pasien untuk di buatkan nomor rekam
medis.
5. Sentral opname mengecek data identitas pasien untuk
mengetahui apakah pasien pernah dirawat/berobat ke rumah
sakit.
6. Bagi pasien yang belum pernah berobat/dirawat maka petugas
TPO membuatkan nomor rekam medis sebagi nomor identitas
pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.
7. Petugas sentral TPO harus selalu memberitahukan ruangan
yang kosong kalau ada pasien yang perlu diopname.

PENDAFTARAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

No. Revisi

APK 1/Std 1.1


Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

1.
2.
3.
4.

TPO
Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

No. Halaman
2/2

PENERIMAAN PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN KE


INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Revisi

No. Halaman
1/2

APK 2/Std 2.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Proses penerimaan pasien yang diindikasikan oleh dokter jaga IRJ


karena indikasi kasus kegawatdaruratan untuk segera ditangani di IGD

2. Tujuan

Demi kelancaran pelayanan pasien gawat di IGD Rumah Sakit


Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin

3. Kebijakan

4. Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan

SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
Dokter yang menangani pasien memastikan bahwa pasien dalam
kondisi stabil
Dokter Jaga IRJ membuat pengantar medis pasien untuk
Penanganan Gawat Darurat
Keluarga/pengantar pasien mendaftarkan di Pendaftaran IGD
Pasien diperiksa oleh Dokter dan Perawat Triase
Pasien ditangani oleh Dokter Jaga IGD dan perawat sesuai
indikasi
1. TPPO
2. Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

KRITERIA PASIEN MASUK


INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen
APK 1/Std 1.1

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian
2. Tujuan

3. Kebijakan

Kategori pasien dengan kondisi gawat darurat yang mendapatkan


pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
1. Memberikan pelayanan Gawat Darurat paripurna yang cepat, tepat
dan akurat
2. Memberikan prioritas penanganan Kasus Gawat Darurat
3. Meningkatkan keselamatan pasien, staf dan lingkungan
-

4. Prosedur

SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai

1. Pasien yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat darurat :


a. Nyeri dada
b. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
c. Batuk darah atau muntah darah
d. Sesak nafas
e. Pusing disertai adanya kelemahan otot atau penglihatan kabur
f. Diare dan muntah hebat
g. Penurunan kesadaran
h. Korban kecelakaan dan kekerasan
i. Nyeri hebat yang tidak tertahankan
2. Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triase untuk
dipilah berdasarkan Kriteria Kegawatdaruratannya.
3. Pasien yang datang dengan keluhan yang tidak masuk dalam kriteria
Gawat Darurat tapi tanda vital tidak stabil maka akan mendapatkan
penanganan sesuai dengan masalahnya dan dilakukan observasi
maksimal 4 jam, selanjutnya dipulangkan untuk berobat jalan di
Poiklinik atau menjalani rawat inap.
4. Kriteria kegawatdaruratan pasien masuk IGD untuk Obstetri
mengacu pada SPO Pelayanan Gawat Darurat Obstetri

KRITERIA PASIEN MASUK


INSTALASI GAWAT DARURAT

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Dokumen

No. Revisi

2/2
APK 1/Std 1.1

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

No. Halaman

1.
2.
3.
4.

TPO
Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

OBSERVASI PASIEN
INSTALASI GAWAT DARURAT

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Dokumen

No. Halaman
1/1

APK 1/Std 1.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan

4. Prosedur

5. Unit Terkait

Melakukan penilaian dan pengawasan kepada pasien yang sudah diatasi


kegawatdaruratannya
1. Mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien
2. Melakukan penilaian ulang kondisi pasien
- SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Dokter Jaga IGD memutuskan pasien yang memerlukan observasi
2. Observasi dilakukan oleh perawat dan dokter jaga IGD
3. Observasi dilakukan tiap 5 15 menit sesuai tingkat
kegawatdaruratannya. Hal-hal yang perlu di observasi :
a. Keadaan umum pasien
b. Kesadaran pasien
c. Airway (jalan nafas)
d. Tanda-tanda vital
e. Kelancaran tetesan infus
4. Apabila dalam masa observasi keadaan pasien memburuk maka
perawat yang melakukan observasi akan melaporkan kepada Dokter
Jaga IGD.
5. 5. Dokter Jaga IGD melakukan Re-assesment terhadap kondisi pasien
6. Observasi pasien di IGD dilakukan maksimal dalam waktu 2 (dua)
jam untuk kemudian diputuskan apakah penderita boleh pulang atau
dialihkan ke ruangan rawat inap terpadu/kamar operasi atau di rujuk
ke rumah sakit lain.
7. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di formulir
catatan perkembangan terintegrasi
1. TPPO
2. Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
Diperiksa oleh

Nama

Kursani , SKM

Jabatan

Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

KONSULTASI MEDIS PASIEN


INSTALASI GAWAT DARURAT

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Dokumen

No. Halaman
1/2

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Dokter jaga konsulen adalah dokter spesialis yang dikonsultasikan


oleh dokter jaga IGD

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam pelaksanaan konsultasi dengan dokter


spesialis

3. Kebijakan

4. Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

1.
2.
3.
4.
5.

SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang


Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
Pasien yang dikonsultasikan ke dokter jaga konsulen adalah
pasien gawat darurat yang akan dirawat inap atau perlu
tindakan spesialistik.
Bila pasien gawat darurat menolak dirawat, maka
penatalaksanaan atau tindakan dapat dilaksanakan oleh dokter
jaga IGD.
Konsultasi medis dilakukan oleh dokter jaga IGD melalui
telepon dalam bentuk S-BAR.
Dokter Jaga Konsulen menerima konsultasi sesuai dengan
jadwal jaganya selama 24 Jam
Bila dokter jaga konsulen tidak dapat dihubungi, dapat
dikonsultasikan kepada dokter konsulen pengganti yang
tergabung dalam masing-masing SMF.
Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Radiologi

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

POLA OPERASIONAL DOKTER PENANGGUNG JAWAB


PELAYANAN

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Dokumen

No. Halaman
1/2

APK 2/Std. 2.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Dokter penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter yang


bertugas mengelola rangkaian asuhan medis seorang pasien yang
meliputi pemeriksaan medis, terapi, follow up dan resume medis
pasien.

2. Tujuan

Agar pasien mendapatkan pelayanan medis secara paripurna oleh


DPJP yang kompeten
- SK Direktur Nomor: 821/1652-TU/RSAS/2014 tentang
pelayanan instalasi gawat darurat di RSUD H. Damanhuri
Barabai
- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
A. Pasien masuk melalui Instalasi Gawat Darurat.
1. DPJP adalah dokter jaga IGD yang saat itu bertugas serta
menerima dan melayani pasien tersebut.
2. Apabila dokter jaga IGD melakukan konsul kepada dokter
konsulen jaga sesuai jadwal jaga konsulen, maka DPJP
berpindah kepada dokter konsulen jaga yang dikonsul.
3. Serah terima DPJP dilakukan secara tertulis. Dokter jaga
IGD menuliskan nama dokter konsulen jaga yang
dikonsul pada status pasien dan diberi paraf oleh dokter
IGD tersebut. Selanjutnya DPJP pasien tersebut adalah
dokter konsulennya.
4. Pasien yang akan dirawat di Ruang Rawat Inap VIP dan
kelas I berhak memilih DPJP, untuk pasien kelas II jika
dapat menunjukkan surat rujukan dari DPJP bersangkutan.
5. Jika diperlukan rawat bersama, maka DPJP melakukan
konsul tertulis kepada dokter konsulen lain. DPJP utama
adalah dokter konsulen yang meminta konsul.
B. Pasien masuk melalui poliklinik rawat jalan.
1. DPJP adalah dokter pemeriksa di poliklinik rawat jalan
yang menandatangani surat keterangan masuk
2.
Dilakukan serah terima petugas poliklinik dengan
petugas ruang rawat inap dimana pasien akan dirawat.
3.
Serah terima dilakukan secara tertulis oleh
petugas poliklinik dengan menulis nama dokter yang
merawat pada status pasien disertai paraf petugas
poliklinik dan petugas ruang rawat inap

3. Kebijakan

4. Prosedur

POLA OPERASIONAL DOKTER PENANGGUNG JAWAB


PELAYANAN

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
2/2

APK 2/Std. 2.1

4. Prosedur

4. Selanjutnya DPJP pasien adalah dokter yang namanya


ditulis pada status pasien.
5. Jika diperlukan rawat bersama, maka DPJP melakukan
konsul tertulis kepada dokter konsulen lain. DPJP utama
adalah dokter konsulen yang meminta konsul.
C. Pasien yang dirawat di Ruangan
1. Semua pasien VIP dan Kelas I,berhak divisite dokter
spesialis setiap hari, kecuali hari libur.
2. Bila dokter spesialis berhalangan, harus melimpahkan
tugas visite secara tertulis kepada dokter spesialis lain.

5.

Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Jalan


Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Radiologi

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

PENANGANAN PASIEN BARU


PADA SAAT BRANKARD KOSONG

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Halaman
1/2

APK 1/Std 1.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Prosedur

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

Penanganan pasien baru yang datang ke IGD pada saat brankard/tempat


tidur tidak tersedia
Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran pasien baru di IGD
- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Petugas triase melakukan pemeriksaan triase dan menentukan
kategori triase
2. Jika pasien dinyatakan dalam :
a. Kondisi gawat darurat dan memerlukan tindakan resusitasi
segera maka resusitasi dilakukan di kendaraan yang membawa
pasien
b. Kondisi gawat tidak darurat, maka doketr jaga melakukan
pemeriksaan di ruang triase atau kendaraan yang membawa
pasien sehingga dapat memberikan innisial terapi segera
c. Kondisi darurat tidak gawat dan membutuhkan brankard maka
dokter jaga melakukan edukasi kepada keluarga pasien untuk
menunggu penanganan selama 30 menit dan melakukan triase
ulang setelah melewati waktu tunggu. Jika masih belum tersedia
brankard maka dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan di
ruang tunggu/ruang triase/kendaraan yang membawa pasien dan
memberikan innisial terapi
3. Dokter Jaga IGD melakukan pemeriksaan terhadap pasien di IGD
kemungkinan ada yang bisa di pulangkan, sudah bisa dipindahkan ke
ruang rawat inap/di rujuk agar brankardnya bisa digunakan oleh
pasien yang baru
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Radiologi
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

INFORMASI PENUNDAAN PELAYANAN, DIAGNOSIS DAN


PENGOBATAN TERHADAP PASIEN

No. Dokumen

No. Revisi

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118
Fax.(0517) 41287
Barabai 71314

1/2

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Halaman

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Informasi penundaan pelayanan, diagnosis dan pengobatan terhadap


pasien adalah suatu kegiatan dimana petugas kesehatan memberikan
informasi terhadap pasien maupun keluarga pasien mengenai alas an
menunggu atau menunda pelayanan, diagnosis dan pengobatan serta
alternative yang bisa didapatkan oleh pasien dan keluarga.

2. Tujuan

Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan paripurna


kepada pasien sehubungan dengan adanya penundaan pelayanan dan
diagnosis dan pengobatan

3. Kebijakan

4. Prosedur

5.

Unit Terkait

Nama
Jabatan

SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Pasien rawat inap maupun rawat jalan diberikan informasi
apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan.
2. Pasien dan keluarga diberikan informasi alasan penundaan
pelayanan atau menunggu dan memberikan informasi tentang
alternative yang tersedia sesuai dengan keperluan klinis pasien
3. Informasi yang telah diberikan di dokumentasikan di dalam
rekam medis
1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Jalan


Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Radiologi

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI


DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/3

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan


fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien

2. Tujuan

Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri resusitasi pada keadaan


yang tepat
- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
Persiapan
1. Alat
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Trolly emergency yang berisi :
Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
Magil force
Pipa trakhea berbagai ukuran
Trakhea tube berbagai ukuran
Gudel berbagai ukuran
CVP set
Infus set/blood set
Papan resusitasi
Gunting verband
Bag resuscitator lengkap
Semprit 10 cc jarum no. 18

3. Kebijakan
4. Prosedur

c. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai


d. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
e. EKG record
EKG monitor bila memungkinkan
DC shock lengkap
2. Pasien
- Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
- Baju bagian atas pasien dibuka

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI


DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
2/3

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

4. Prosedur

Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaannya
- Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, terjadi henti nafas dan
henti jantung mulai lakukan resusitasi
4. Buka jalan nafas dengan posisi head tilt chin lift dan bersihkan
jalan nafas dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :
- Melihat pergerakan dada/perut
- Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan.
6. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan
resuscitator sebanyak 2 kali secara perlahan
7. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis, jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan
setiap 5 detik sekali.
8. Jika areteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan
dan konpresi jantung luar dengan perbandingan 15:2 untuk
dewasa baik 1 atau 2 penolong dan 3:1 untuk neonates
9. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek
pernafasan.
10. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar.
11. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
1) Dewasa
Penekanan menggunakan dua pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas proses
xyphoideus
Kedalaman tekanan 3-5 cm
Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
2) Anak
Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
Kedalaman tekanan 2 3 cm
Frekuensi penekanan 80 100 kali per menit
3) Neonatus
Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba arteri brakhialis sebelah kiri
Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah
Kedalaman tekanan 1-2 cm
Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah
3:1

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI


DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Revisi

No. Halaman
3/3

12. Resusitasi tidak dilakukan pada :


Kematian normal
Stadium terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan
lagi
Apabila hamper pasti fungsi serebral tidak akan dapat
pulih kembali setelah 0,5 1 jam dan normotermia
Pasien dengan kriteria Do Not Resuscitate (DNR)
13. Resusitasi dapat diakhiri pada :
Fungsi sirkulasi dan ventilasi telah kembali spontan
efektif dan tekanan sistolik > 60 mmHg
Jika dalam 30 menit dilakukan resusitasi yang adekuat
namun pasien belum menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
Penolong telah terlalu lelah
Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter
Diketahui kemudian bahwa pasien berada dalam
penyakit terminal yang tidak dapat disembuhkan lagi

4. Prosedur

14. Semua tindakan resusitasi dokumentasi secara tertulis


5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Jalan


Instalasi Rawat Inap
Laboratorium
Radiologi

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

KRITERIA PASIEN MASUK ICU

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 1/ Std. 1.4

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630801 199003 1 007

1. Pengertian

Suatu cara penilaian untuk menentukan seorang pasien memenuhi


syarat dan layak untuk di rawat di ICU

2. Tujuan

- Mengoptimalkan pemanfatan tempat tidur ICU


- Menurunkan angka mortalitas dan morbuditas pasien
1. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dapat dirawat di Ruang ICU.
2. Ruang ICU dapat menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain

3. Kebijakan

sesuai dengan standar dan fasilitas yang dimiliki dan bila pasien
memerlukan perawatan insentif yang lebih tinggi tingkatannya dapat

4.Prosedur

di rujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan kondisi pasien.


Kriteria inklusi :
Semua pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi mekanik dan
atau proteksi jalan nafas
Pasien-pasien paska operasi yang memerlukan monitoring intensif,
seperti :
- Operasi lama > 6 jam dan atau resiko perdarahan
- Resiko tinggi (ASA >3, seperti hipoalbumin, anemia berat, dan
gangguan koagulasi)
- Riwayat henti jantung, hipoksemia, atau aspirasi pneumonia
selama operasi
Pasien-pasien yang potensial mengalami gagal organ (tidak stabil)
dari IGD dan ruang rawat inap :
- Pasien-pasien traumatic brain injury (TBI) dengan GCS < 8 dan
atau disertai trauma facial (masalah airway)
- Pasien-pasien cerebrovaskuler (stroke) dengan GCS < 8 atau
disertai pneumonia
- Asidosis metabolic berat (dehidrasi, ketosis, intoksikasi,
pankreatitis akut)
- Pasien-pasien multiple trauma dengan shock (anemia berat)
- Pasien-pasien yang memenuhi criteria sepsis berat : HR > 90,
RR > 25, hipo/hipertermia atau leukositosis atau leucopenia
dengan 1 tanda disfungsi organ:
Gangguan koagulasi / hemostase
Penurunan kesadaran (somnolen, gelisah)
Trauma paru akut (ARDS / ALI)
Peningkatan kadar ureum / kreatinin
Hipotensi

KRITERIA PASIEN MASUK ICU

No. Dokumen

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

No. Halaman
2/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

4. Prosedur

No. Revisi

Diagnosa yang umumnya memenuhi perawatan ICU, adalah :


o Multi system (> 1) organ failure (hematology, kardiovaskuler,
paru, ginjal, otak dan hati)
o Respiratori failure / disfuntion exacerbasi akut dari gagal ginjal
kronik
o Drug overdosis (alcohol, paracetamol)
o Gastrointestinal hemorraghi
o Dibetik ketoasidosis
o Krisis hipertensi
o Sepsis
o HIV / AIDS dan kelainan yang berhubungan
Pasien-pasien yang menggunakan obat-obat inotropik dan anti
aritmia yang memerlukan monitoring hemodinamik invasif.
Kriteria Eksklusi :
Pasien yang telah dipastikan mengalami brain death
Pasien dalam keadaan vegetatif permanent
Pasien yang menolak untuk diberikan terapi di ICU karena berbagai
sebab
Skala Prioritas Pasien yang masuk ke ICU :
1. Pasien kritis, yang tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
seperti bantuan ventilasi, infuse obat-obatan vasoaktif kontinyu, dan
lain-lain.
2. Pasien yang memerlukan pemantauan canggih dari ICU. Jenis
pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi intensif segera,
sehingga diperlukan pemantauan secara intensif ( penyakit dasar
jantung dan paru).
3. Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,
baik masing-masing atau kombinasinya, sangat mengurangi
kemungkinan kesembuhan dan atau mendapat manfaat dari terapi
ICU. Contoh pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit
infeksi, sumbatan jalan nafas, pasien menderita sakit jantung atau
paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.
1. Instalasi Rawat Inap
2.
Instalasi Bedah Sentral
3.
Rekam Medis
4.
Ambulance
5.
Radiologi
6.
Laboratorium
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

SISTEM RUJUKAN

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118
Fax.(0517) 41287
Barabai 71314

No. Halaman
1/2

APK 3/Std 3.1

Tanggal Terbit :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


1. Pengertian

NIP. 19630801 199003 1 007


Sistem rujukan adalah tata cara pengiriman pasien ke instalasi kesehatan
lain yang tidak dapat ditangani karena terbatas kemampuan atau fasilitas
rumah sakit atau atas dasar permintaan pasien/keluargamya sendiri.
Jenis rujukan adalah :
1.Rujukan alih rawat.
2.Rujukan pemeriksaan penunjang.
3.Rujukan spesimen pemeriksaan.

2. Tujuan

Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan paripuna


kepada pasien sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana
yang dimiliki Rumah Sakit Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.

3. Kebijakan

4. Produser

1. Dokter jaga IGD memberikan informasi kepada pasien dan


keluarga bahwa pasien perlu di rujuk ke RS lain
2. Jika keluarga pasien menyetujui, maka dokter jaga IGD membuat
surat rujukan dengan melengkapi keterangan
hasil
pemeriksaan,diagnosa sementara,dan terapi yang telah diberikan.
3. Surat rujukan harus ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa
pasien tersebut.
4. Informasikan terlebih dahulu kepada RS yang dituju melalui
telpon.
5. Beritahukan kepada bagian transportasi ( Ambulance ) untuk
mempersiapkan kendaraan.
6. Siapkan peralatan yang dibutuhkan pasien selama dalam
perjalan.
7. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi dokter/perawat
IGD.

SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai

SISTEM RUJUKAN

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
2/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

4. Prosedur

Unit Terkait

Nama
Jabatan

8. Apabila pasien/keluarganya menolok dirujuk,berikan dulu


penjelasan mengenai resiko yang mungkin terjadi.
Selanjutnya keputusan diserahkan kepada pasien/keluarganya
untuk tetap dirawat di RSUD H. Damanhuri Barabai atau
pulang dengan terlebih dahulu mengisi dan menandatangani
formulir surat penolakan rujukan.
1. Ambulance
2. Rumah sakit/ Instansi Kesehatan lain
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 4/Std. 4.1

Tanggal Terbit :

Tanggal Revisi :

PROSEDUR
OPERASIONAL

1. Pengertian

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman pasien pada
instansi kesehatan/rumah sakit lain yang dianggap lebih mampu dalam
merawat pasien yang ada di IGD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin

2. Tujuan

3. Kebijakan

5. Prosedur

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan paripurna


sehubungan dengan keterbatasan sarana penunjang maupun tenaga
ahli atau permintaan keluarga
- Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pasien ke unit yang
lebih lengkap fasilitasnya.
- Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan pelatihan.
SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat
darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai

1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga


bahwa alasan medis atau karena ketiadaan tempat tidur
maka pasien harus dirujuk.
2. Melakukan konfirmasi dan memastikan kesiapan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang dituju sebelum merujuk
melalui telepon jika memungkinkan
3. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan
hasil pemeriksaan, diagnosa sementara, dan terapi yang
telah diberikan.
4. Mencatat pada register dan membuat laporan rujukan.
5. Sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah distabilkan
lebih dahulu dan stabilitas pasien dipertahankan selama
dalam perjalanan.
6. Beritahukan kepada bagian transpotasi (ambulance) untuk
mempersiapkan kendaraan dan surat tugas
7. Siapkan peralatan yang diperlukan pasien selama dalam
perjalanan misalnya oksigen, suction dan lain-lain

RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT

No. Dokumen

No. Revisi

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

2/2

4. Prosedur

5.Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

No. Halaman

8. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi oleh


perawat IGD
9. Setelah selesai mengantarkan pasien dan kembali ke
rumah sakit supir dan petugas IGD/Instalasi Rawat Inap
melengkapi berkas pengajuan klaim ambulance jika
pasien yang di rujuk adalah pasien peserta JKN
1.

2.

Ambulance
Rumah Sakit/Instansi Kesehatan lainnya

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

RUJUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen
APK 3/Std3.2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

Tanggal Terbit :

No. Revisi

No. Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

PROSEDUR
OPERASIONAL

1. Pengertian

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman pasien pada
instansi kesehatan/rumah sakit lain yang memiliki fasilitas pemeriksaan
penunjang (misalnya CT-Scan, colon in loop, dll)

2. Tujuan

3. Kebijakan

- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat
di RSUD H. Damanhuri Barabai

4.Prosedur

1.

Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan paripurna


sehubungan dengan keterbatasan sarana penunjang maupun tenaga
ahli atau permintaan keluarga
- Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pasien ke unit yang
lebih lengkap fasilitasnya.

2.
3.

4.
5.
6.
7.

Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa


alasan medis pasien memerlukan pemeriksaan penunjang
yang tidak tersedia di RSUD H. Damanhuri Barabai
Melakukan konfirmasi dan memastikan kesiapan sarana
penunjang yang dituju sebelum merujuk melalui telepon
Membuat surat rujukan untuk pemeriksaan
penunjang
dengan mengisi formulir yang tersedia yang harus
ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien tersebut
(DPJP)
Sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah distabilkan
lebih dahulu dan stabilitas pasien dipertahankan selama
dalam perjalanan.
Beritahukan kepada bagian transpotasi (ambulance) untuk
mempersiapkan kendaraan dan surat tugas
Siapkan peralatan yang diperlukan pasien selama dalam
perjalanan misalnya oksigen, suction dan lain-lain
Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi oleh perawat
IGD

RUJUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen

No. Revisi

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Halaman
2/ 2

4. Prosedur

8. Setelah selesai pemeriksaan penunjang di RS rujukan maka


pasien dibawa kembali ke RSUD H. Damanhuri Barabai,
supir dan petugas IGD/Instalasi Rawat Inap melengkapi
berkas pengajuan klaim ambulance dan pendampingan
pasien jika pasien yang di rujuk adalah pasien peserta JKN

5.Unit Terkait

1.
2.
3.

Nama
Jabatan
Tanda tangan

Ambulance
Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit/Instansi Kesehatan lainnya

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

RUJUKAN SPESIMEN PEMERIKSAAN

No. Dokumen
APK 3/Std. 3.2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

Tanggal Terbit :

No. Halaman
1/2

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

Tanggal Revisi :

PROSEDUR
OPERASIONAL

1. Pengertian

No. Revisi

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman
sampel
laboratorium dari RSUD H. Damanhuri Barabai ke laboratorium
kesehatan/rumah sakit lain yang lebih lengkap dimana reagen
pemeriksaan laboratorium yang diminta tidak dimiliki oleh
laboratorium RSUD H. Damanhuri Barabai

2. Tujuan

Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan paripurna


sehubungan dengan keterbatasan sarana penunjang yang mengalami
kerusakan atau tidak lengkap
- Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman spesimen pemeriksaan
pasien ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya.

3. Kebijakan

- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat
di RSUD H. Damanhuri Barabai

4.Prosedur

1.

2.
3.
4.
5.

Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa


alasan
medis
pasien
memerlukan
pemeriksaan
laboratorium(spesimen) yang tidak tersedia di RSUD H.
Damanhuri Barabai
Melakukan konfirmasi dan memastikan kesiapan sarana
penunjang yang dituju sebelum merujuk melalui telepon
Membuat surat rujukan untuk pemeriksaan laboratorium
(spesimen) dengan mengisi formulir yang tersedia.
Surat
rujukan/permintaan
pemeriksaan
laboratorium
(spesimen) harus ditandatangani oleh dokter yang merawat
pasien tersebut (DPJP)
Setelah selesai pemeriksaan penunjang di RS rujukan maka
pasien dibawa kembali ke RSUD H. Damanhuri Barabai,
supir dan petugas IGD/Instalasi Rawat Inap melengkapi
berkas pengajuan klaim ambulance dan pendampingan pasien
jika pasien yang di rujuk adalah pasien peserta JKN

RUJUKAN SPESIMEN PEMERIKSAAN

No. Dokumen

Nama
Jabatan

No. Halaman
2/ 2

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

5.Unit Terkait

No. Revisi

APK 3/Std. 3.2

1.
2.
3.

Ambulance
Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit/Instansi Kesehatan lainnya

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

PENGGUNAAN AMBULANCE RUJUKAN

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman
1/1

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

APK 5

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Revisi :
Drg. H. Kusudiarto, M.AP
NIP. 19630504 198911 1 001

1. Pengertian

Ambulans rujukan adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar,


menjemput dan membantu keperluah pasien yang atas pertimbangan
dokter / perawat / bidan memerlukan rujukan ke Fasilitas Kesehatan/
rumah sakit lain

2. Tujuan

Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit


tujuan dengan cepat dan aman

3. Kebijakan

- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat
di RSUD H. Damanhuri Barabai
Untuk Sopir:
1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan
dalam perjalanan
2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika
berhalangan digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk )
Untuk dokter jaga IGD/Rawat Inap
1. Dokter Jaga IGD/ Rawat Inap menyatakan pasien perlu dirujuk
2. Dokter Jaga IGD/Rawat Inap memberikan konseling pada keluarga
pasien mengenai alas an pasien di rujuk.
3. Jika Keluarga pasien setuju Dokter Jaga IGD / Rawat Inap
membuat surat rujukan
4. Petugas IGD/rawat inap membuatkan rincian biaya perawatan selama
di IGD atau instalasi rawat inap, keluarga pasien melakukan
pembayaran administrasi dan menerima kwitansi pembayaran dan
surat rujukan
5. Petugas IGD/rawat inap yang lain segera menghubungi supir
Ambulance
6. Petugas IGD / Rawat Inap mengantar pasien sampai ke Ambulance
dan menyerahkan mandat selanjutnya ke supir

4. Prosedur

PENGGUNAAN AMBULANCE RUJUKAN

No. Dokumen

No. Revisi

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

4. Prosedur

1/2

7.

Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi oleh perawat


IGD/rawat inap
Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke RS sopir ambulance
menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan ambulance
Jika pasien yang dirujuk adalah pasien peserta JKN maka supir
ambulance melengkapi berkas pengajuan klaim ambulance yaitu
berupa :
Surat rujukan
Surat tugas disertai stempel dan tanda tangan dokter RS rujukan
Fotocopy SEP dan SJP RS
Fotocopy identitas diri pasien

1.
2.
3.
4.

Ambulance
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit/Instansi lain

8.
9.

5.Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

No. Halaman

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

No. Revisi

No. Halaman
1/1

APK 3/Std. 3.2.1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630504 198911 1 001

1. Pengertian

Pasein dinyatakan boleh pulang oleh dokter jaga IGD

2. Tujuan

Sebagai acuan pemulangan pasien

3. Kebijakan

- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat
di RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Dokter jaga IGD memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
bahwa pasien boleh pulang, perawatan pasien dirumah dan rencana
tindak lanjut

4. Prosedur

2. Untuk pasien meninggal melakukan perawatan jenazah dan


menyiapkan administrasi pasien pulang
3. Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan kartu kontrol dan
resep obat
4. Petugas kasir IGD menyelesaikan biaya administrasi pasien pulang
5. Pasien/keluarga menyerahkan lembaran kedua kwitansi kepulangan
pasien kepada petugas IGD

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

PENANGANAN PASIEN TERLANTAR/GELANDANGAN

No. Dokumen

No. Revisi

No. Halaman

APK 1/Std. 1.1

1/1

Jl. Murakata No.4


Telp. (0517) 41004 41118 Fax.
(0517) 41287
Barabai 71314

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Revisi :

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630504 198911 1 001

1. Pengertian

Pasien yang memerlukan perawatan dan pengobatan di RS namun


selama 2x24 jam :
1. Tidak ada keluarga/penanggung jawab
2. Tidak ada tempat tinggal dan pekerjaan tetap
3. Tidak mampu dari segi keuangan dalam biaya Rumah Sakit
4. Bukan pemegang Kartu Jaminan Kesehatan Nasional

2. Tujuan

Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan


terlantar/gelandangan sesuai prosedur yang berlaku

3. Kebijakan

4. Prosedur

5.Unit Terkait

Nama
Jabatan

kepada

pasien

SK Direktur Nomor: 821/1652-TU/RSAS/2014 tentang pelayanan


instalasi gawat darurat di RSUD H. Damanhuri Barabai
Setiap pasien yang terlantar / gelandangan datang ke IGD RSUD H.
Damanhuri Barabai dalam kondisi bagaimanapun harus diterima dan
dilakukan penanganan sesuai prosedur yang berlaku.
1. Mengisi Formulir pernyataan penanggung jawab pasien (bila ada)
2. Bila menerima pasien terlantar / gelandangan (bukan pemegang
kartu sehat) yang perlu perawatan dan pengobatan maka sesegera
mungkin melaporkan ke bidang pelayanan medik dan irna.
3. Segala keperluan BAKHP, obat-obatan dan penanganan yang telah
dilakukan harus dilaporkan ke Wadir / Kabid pelayanan.
4. Pasien dimasukan ke Ruang Rawat Inap dengan fasilitas kelas III B
apabila memerlukan perawatan.
1. Rekam Medik.
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Tanda tangan

TRIASE

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118
Fax.(0517) 41287
Barabai 71314

No. Revisi

No. Halaman

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Revisi :

1. Pengertian

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.

2. Tujuan

Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita.

3. Kebijakan
4. Prosedur

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
1.
Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD
2.
in form concern (penandatangan persetujuan tindakan) oleh keluarga
pasien.
3.
Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis
yang terlatih / dokter.
4.
Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi warna
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien :
a. Label hijau adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya : Penderita Common Cold, penderita rawat jalan, abses, luka
robek,
b. Label kuning adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak
urgent
Misalnya : Penderita Thipoid, Hipertensi,DM,
c. Label merah adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi
mengancam)
Misalnya : Penderita stroke trombosis, luka bakar, Appendic acuta,
KLL , CVA, MIA, asma bronchial dll
d. Label biru adalah penderita gawat darurat dan perlu penangan segera.
Misalnya :Henti napas dan henti jantung
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah,biru ,kuning dan hijau.
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas hijau dikirim ke
puskesmas / unit rawat jalan
Status IGD
Tempat pendaftaran pasien
Ruangan rawat inap.
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

SOP
RESPON TIME

No. Dokumen
Jl. Murakata No.4
Telp. (0517) 41004 41118
Fax.(0517) 41287
Barabai 71314

No. Revisi

No. Halaman

1/1

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai

PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Revisi :

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Prosedur

5. Unit Terkait

Nama
Jabatan
Tanda tangan

Drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Kesigapan dalam memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.
Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan dan tempat pelayanan medik
penderita.
- SK Direktur Nomor:
tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD
2. in form concern (penandatangan persetujuan tindakan) oleh keluarga
pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh
paramedis yang terlatih / dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode
huruf :
a. Triase warna status ,biru,merah,kuning dan hijau
b. Pasien dengan warna biru waktu respon time 0 1 menit,warna
merah waktu respon time 1 -5 menit,warna kuning waktu
respon time 1 30 menit dan warna hijau waktu respon time 1
-60 menit
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna
biru,merah ,kuning dan hijau
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas hijau dianjurkan ke
poli rawat jalan sesuai dengan kasus pasien ( sakitnya pasien ).
Status IGD
Tempat pendaftaran pasien
Ruangan rawat inap.
Diperiksa oleh
Kursani , SKM
Kabid Pelayanan Medik

Anda mungkin juga menyukai