Metodologi Penelitian - Tim Edukasi Medicuss Group
Metodologi Penelitian - Tim Edukasi Medicuss Group
Penelitian
Medicuss Group Education
Team
Medicuss Group
Desain
Penelitian
Medicuss Group
BIAS PENELITIAN
1.Recall Bias ketidakmampuan responden dalam memberikan
jawaban yang benar yang dipengaruhi oleh kemampuam memori responden
(lupa)
6. Response Bias
kasus
Faktor risiko -
Medicuss Group
E+
kasus
E-
E+
E-
kontrol
Contoh
Judul penelitian
Hubungan Debu Asbes Dengan Kejadian
Asma pada pekerja
Maka : P kasus =
P kontrol =
E positif =
E negatif =
Masa
lalu
Sekara
ng
Masa
mendatang
Kejadian fenomena
penyakit (D)
Kejadian fenomena
penyakit (D)
Studi kasus
control
retrospektif
Medicuss Group
Kohort
Studi Insidens
Dimulai dengan kelompok sehat/bebas
penyakit atau hal yang diidentifikasi dulu
adalah causanya (bila case control
efeknya), kemudian subjek diikuti secara
prospektif selama periode tertentu untuk
mencari ada tidaknya efek.
Nama lain : studi longitudinal
Perlu waktu lama
Medicuss Group
Medicuss Group
Diikuti prospektif
Apakah
terjadi efek
Ya
FR (+)
Subyek
tanpa
Faktor
Risiko
tanpa efek
Tida
k
Ya
FR (-)
Tida
k
Faktor
risiko +
Subyek
yg diteliti
Faktor
risiko -
ya
tdk
ya
tdk
Penelitia
n dimulai
di sini
Kohort retrospektif,
prinsipnya sama dengan
kohort prospektif, bedanya :
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
DAN EFEK YG TELAH
TERJADI PD MASA LAMPAU
Medicuss Group
Medicuss Group
Desain kohort
prospective :
Medicuss Group
Kerugian
Perlu waktu lama (time consuming)
Sering perlu sampel besar
Mahal
Tidak efisien untuk kasus jarang
Banyak LFU (Loss to Follow Up) sehingga
dapat mengurangi validitas
Medicuss Group
Laporan kasus
Tulisan ilmiah laporan terperinci
tentang gejala dan tanda, cara
penegakan diagnosis, pengobatan dan
follow-up seorang pasien secara
individual
Laporan kasus berisi karakteristik
demografi seorang pasien,
menjelaskan kejadian yang jarang
terjadi atau belum pernah ditemui.
Merupakan laporan ilmiah tentang
penatalaksanaan suatu pasien di suatu
tempat praktek, maka Laporan Kasus
Medicuss Group
hanya dapat ditulis oleh dokter
VARIABEL PENELITIAN
Variabel : karakteristik orang, objek, atau gejala yang
dapat mengambil nilai yang berbeda
MACAM VARIABEL
Variabel independen (input, treatment, Stimulus, cause,
semua variabel explanatory dan interaksi)
Variabel dependen (output, outcome, respons, effect)
Variabel confounding (bias/pengganggu)
KLASIFIKASI VARIABEL
1) Variabel kualitatif (variabel kategori)
2) Variabel kuantitatif (variabel numerik)
Kontinu (hasil mengukur)
Diskrit (hasil menghitung)
Medicuss Group
Skala Pengukuran
Kategorik/Kualitatif
Numeric/Nonkategorik/Kuantitatif
Nominal : disusun menurut Interval : jarak satu data dg yg
jenis /kategorinya
lain & mempunyai bobot yang
Contoh : Jenis kelamin :
sama
Contoh : Suhu Badan, Skor IQ,
Laki-laki
waktu (menit, jam, hari, minggu,
Perempuan
bulan, tahun), Mengurutkan
Kualitas pelayanan (SS, S, TS,
STS)
Ordinal : ranking diurutkan Rasio : mempunyai nilai nol
dari jenjang tertinggi s/
mutlak dan mempunyai jarak
terendah
yang sama
Contoh :
Contoh :
Tingkat Pendidikan
Berat Badan
Pendidikan
Tinggi Badan
rendah
Kadar Gula darah
Pendidikan
Kadar Kolesterol
menengah
Medicuss Group
Pendidikan
SAMPLING METHODS
Medicuss Group
Probability Sampling
1. Simple Random sampling
2. Stratified Random sampling
3. Proportionate Stratified Random
sampling
4. Disproportionate Stratified Random
sampling
5. Cluster Sampling
Medicuss Group
Stratified Random
Sampling
Membantu menaksir parameter
populasi yang kemungkinan
terdapat subkelompok elemen
yang bisa diidentifikasi dalam
populasi yang diperkirakan
memiliki parameter berbeda pada
suatu variabel yang diteliti
Medicuss Group
219 Mahasiswi
(60 %)
146 Mahasiswa
(60%)
44 Mahasiswa
(40%)
66 Mahasiswi (60
%)
Medicuss Group
Contoh
Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar
pemenang pemilu tahun 1999 :
a. PDIP = 153 kursi
b. Golkar = 120 kursi
c. PPP = 58 kursi
d. PKB = 51 kursi
e. Partai reformasi = 41 kursi
Jumlah sampel yang diambil harus sama
porsinya dengan jumlah kursi di DPR dari
partai besar Pemilu
Medicuss Group
Medicuss Group
Contoh
Jumlah Pegawai pada perusahaan ASTRA Jakarta
a. Direktur utama : 1 orang
b. Kepala Departeman : 5 orang
c. Kepala Divisi : 25 orang
d. Kepala Bidang : 250 orang
e. Kepala Cabang : 500 orang
f. Kepala Karyawan : 3.500 orang
Dari jumlah karyawan yang berasal dari direktur
utama = 1 orang dan kepala departemen = 5 orang
tersebut semuanya dimasukan menjadi sampel
(walau terlalu sedikit bila dibandingkan dengan
bagian lain /tidak proporsional)
Medicuss Group
Cluster Sampling
Digunakan bila sumber data/populasi sangat luas misalnya
penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan
perusahaan yang tersebar diseluruh propinsi .
Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis yang kecil,
maka pengambilan sampelnya dapat dilakukan satu tahap
(simple cluster sampling).
Akan tetapi jika klasternya besar atau wilayah geografisnya
besar, maka pengambilan sampel tidak cukup hanya satu
tahap, melainkan harus beberapa tahap. Dalam keadaan
yang demikian gunakanlah teknik sampling klaster banyak
tahap (multistage cluster sampling).
Untuk menentukan sampel maka :
Tetapkan wilayah polupasi secara random
Tentukan jumlah sampel secara proportional stratified
random sampling
Medicuss Group
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat
efektivitas organisasi Bank Mandiri di
tingkat kantor pelayanan nasabah.
Populasi penelitian adalah karyawan
Bank Mandiri seluruh Indonesia.
Karena jumlahnya sangat banyak dan
terbagi dalam berbagai provinsi, maka
penentuan sampel dilakuka dalam
tahapan sbb :
Medicuss Group
1. Tahap Pertama :
Menentukan sampel daerah
Misalnya ditentukan secara acak 10 provinsi
yang akan dijadikan daerah sampel
2. Tahap Kedua :
Mengambil sampel cabang di tingkat provinsi
secara acak sampel provinsi
Karena provinsi td kabupaten/kota ambil
secara acak sampel di tingkat ini sampel
kabupaten
Dilakukan seterusnya sampai tingkat
kelurahan/desa yang akan dijadikan sampel
Setelah digabung keseluruhan karyawan yang
dijadikan sampel diharapkan akan
menggambarkan keseluruhan populasi secara
Medicuss Group
keseluruhan.
Systematic Sampling
Teknik sampling menggunakan nomor urut dari
populasi baik yang berdasarkan nomor yang
ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor
identitas tertentu, ruang dengan urutan seragam
atau pertimbangan sistematis lainnya.
Langkah :
Tentukan kerangka sampling yang memuat semua
unit analisis
Pilih secara acak konstanta K yaitu suatu bilangan
antara nol sampai ratio sampling (N/n)
Ambilah secara sistematis setiap elemen ke-K dari
kerangka sampling sebagai sampel penelitian
Medicuss Group
Contoh :
Misalnya akan diambil sampel dari populasi
karyawan yang berjumlah 125. Karyawan
diurutkan dari 1 125 berdasarkan
absensi. Peneliti dapat menentukan
sampel yang diambil berdasarkan nomor
genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2,
3, dst) atau dapat juga mengambil nomor
kelipatan 2, 4, 8, 16 dst hingga diperoleh
ukuran sampel sebanyak 125
Medicuss Group
Quota Sampling
Menentukan jumlah sampel dari populasi
yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah
quota (jatah) yang diinginkan
Eg : Akan dilakukan penelitian tetang
persepsi mahasiswa STIE terhadap
kemampuan dosen setelah memberikan
kuliah. Jumlah sekolah adalah 10, maka
sampel kuota dapat ditetapkan masingmasing 10 siswa/sekolah
Medicuss Group
Convenience Sampling
Teknik pengambilan berdasarkan
kemudahan saja
Secara kebetulan atau siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik
sampel yang ditentukan.
Eg : Penelitian tentang kepuasan
pelanggan pada pelayanan RS. A. Sampel
ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia diatas
15 tahun dan baru pernah ke RS A, maka
siapa saja yang kebetulan bertemu di
Medicuss Group
depan RS dengan peneliti (Berusia diatas
Purposive Sampling
Teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel
Eg : Peneliti ingin meneliti
permasalahan seputar daya tahan
mesin tertentu. Maka sampel
ditentukan adalah para teknisi atau
ahli mesin yang mengetahui dengan
jelas permasalahan ini.
Medicuss Group
Boring Sampel
Sampel yang mewakili jumlah populasi
Dilakukan bila populasi dianggap kecil
atau kurang dari 100
Disebut juga Total Sampling
Eg : akan dilakukan penelitian tentang
kinerja guru SMA XXX di Jakarta. Karena
jumlah Guru hanya 35, maka seluruh
guru dijadikan sampel penelitian.
Medicuss Group
Snowball Sampling
Teknik penentuan jumlah sampel yang
semula kecil kemudian terus membesar
ibarat bola salju
Eg : akan dilakukan penelitian tentang pola
peredaran narkoba diwilayah A. Sampel mulamula adalah 5 orng Napi, kemudian terus
berkembang pada pihak-pihak lain sehingga
sampel atau respoden terus berkembang
sampai ditemukannya informasi yang
menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.
Medicuss Group
n=
Dimana :
n = Jumlah elemen/anggota sampel
N = Jumlah elemen/anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan umumnya
digunakan 1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05 dan
10 % atau 0,1 yang dapat dipilih oleh
peneliti)
Medicuss Group
UJI HIPOTESIS
Medicuss Group
Metode
Parameter
Analitis
Kriteria Distribusi
Data Dikatakan
Normal
Keterangan
(SD/mean) x 100
%
Rasio Skewness
(Skewness/Sekewn
ess)
Rasio Kurtosis
(Kurtosis/SE
kurtosis)
Histogram
Blox Plot
Normal Q-Q
Plots
Detrended Q-Q
Plots
Kolmogorov-
Untuk sampel
Panduan Interpretasi hasil uji hipotesis bila nilai p < 0,05 (Ho
ditolak)
No
Nama Uji
1 Uji
Normalitas
Kolmogorov
2 Uji Varians Levenes
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
t berpasangan
Terdapat Perbedaan rerata yang bermakna antara dua
t tidak berpasangan
Wilcoxon
kelompok data
Mann-Whitney
Anova
Paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai
Friedman
perbedaan rerata yang bermakna ( untuk mengetahui
Kruskal-Wallis
kelompok mana yang berbeda secara bermakna, harus
dilakukan analisis Post-Hoc)
Uji McNemar
Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara dua
Uji Homogeneity
kelompok data
Uji Cochran
Paling tidak, terdapat perbedaan proporsi yang bermakna
antara dua kelompok data (untuk mengetahui kelompok
mana yang berbeda secara bermakna, harus dilakukan
analisis Post-Hoc)
Uji Chi-Square
Uji
KolmogorovTerdapat hubungan yang bermakna antara variabel A
Smirnov
dengan variabel B
Uji Fisher
Uji Pearson
Medicuss Group
Uji Spearman
Uji
Koefisien
Terdapat korelasi yang bermakna antara variabel A
HIPOTESIS KOMPARATIF
Medicuss Group
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
numerik
Komparatif
Numerik
Medicuss Group
Medicuss Group
CONTOH :
Kasus 1: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata
uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu
yang berkembang, rata-rata uang saku yang dimiliki
mahasiwa univ X LEBIH BESAR DARI Rp. 500
ribu/bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan
mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.
Kasus 2: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata
uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu
yang berkembang, rata-rata uang saku mahasiswa
univ X adalah SEKITAR Rp.500 ribu /bulan. Untuk itu
dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel
mahasiswa secara acak.
Medicuss Group
TWO TAILED
Hipotesis dua arah
digunakan untuk
melihat apakah nilai
rata-rata sampel
tunggal sama dengan (
= ) nilai acuan atau
tidak ( ).
H0 : = 0 (Rata-rata
sampel = nilai acuan)
H1 : 0 (Rata-rata
sampel nilai acuan)
Medicuss Group
Medicuss Group
Medicuss Group
CONTOH
ONE WAY ANOVA :
Peneliti membandingkan produktivitas
tanaman padi varietas A, B, C, D
VAR. A
VAR. B
VAR. C
VAR. D
...
...
...
...
VAR. B
Kurang
Subur
Subur
Medicuss Group
VAR. C
VAR. D
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik
Medicuss Group
Medicuss Group
CONTOH :
Status
Total
Fertilitas
Fertil Infertil
35
15
50
27,5
22,5
50
Count
Tidak
Meroko Expect
ed
k
Prilaku
Count
Meroko
Count
20
k
Meroko Expect 27,5
k
ed
Count
Medicuss Group 55
Count
30
22,5
50
50
45
100
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik
Medicuss Group
Medicuss Group
Medicuss Group
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik
Medicuss Group
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik
Medicuss Group
2
3
4
5
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik
Medicuss Group
HIPOTESIS KORELATIF
Medicuss Group
VARIABEL 2
UJI KORELASI
NOMINAL
NOMINAL
NOMINAL
ORDINAL
ORDINAL
ORDINAL
ORDINAL
NUMERIK
Koefisien
Kontingensi,
Lambda
Koefisien
Kontingensi,
Lambda
Spearman,
Gamma,
Somersd
Spearman
NUMERIK
NUMERIK
Pearson
Medicuss Group
Parameter
Kekuatan
Korelasi (r)
Nilai p
Nilai
0,0 s/d < 0,2
0,2 s/d < 0,4
0,4 s/d < 0,6
0,6 s/d < 0,8
0,8 s/d 1
P < 0,05
P > 0,05
Arah Korelasi
+ (Positif)
- (negatif)
Medicuss Group
Interpretasi
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Terdapat Korelasi
yang bermakna
antara dua variabel
yang diuji
Tidak terdapat
korelasi yang
bermakna antara dua
variabel yang diuji
Searah semakin
besar nilai satu
variabel semakin
besar pula nilai
variabel lainnya
Berlawanan arah
Semakin besar nilai
2
3
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
numerik dengan
numerik
Korelatif
Numerik
Medicuss Group
2
3
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
numerik dengan
numerik
Korelatif
Numerik
Medicuss Group
2
3
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
Ordinal dengan
Ordinal
Korelatif
Kategorik Ordinal
2
3
Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
Nominal dengan
Nominal
Korelatif
Kategorik Nominal
Medicuss Group
ANALISIS
MULTIVARIAT
Medicuss Group
UJI REGRESI
Analisis Regresi Lanjutan dari
uji korelasi
Menguji sejauh mana pengaruh
V. independen terhadap V,
dependen setelah diketahui ada
hubungan antara variabel tsb.
Data harus interval/rasio
Data berdistribusi normal
Medicuss Group
MACAM REGRESI
REGRESI SEDERHANA
untuk 1 variabel independen
dengan 1 variabel dependen
REGRESI GANDA untuk
lebih dari satu variabel
independen dengan 1
variabel dependen
Medicuss Group
UJI REGRESI
Regresi Logistik :
Merupakan salah satu analisis
multivariat dimana variabel terikatnya
berupa variabel kategorik.
Regresi Linier :
Merupakan salah satu analisis
multivariat dimana variabel terikatnya
berupa variabel numerik.
Medicuss Group
Medicuss Group
Variabel
1. Bersihan
kreatinin
2. Berat Bedan
Skala
Pengukuran
Numerik
Satuan
ml/menit
Numerik
Kg
3. Usia
Numerik
Tahun
4. Kadar
Kreatinin
Numerik
mg/dl
Medicuss Group
Medicuss Group
ODDS RATIO
Odd ratio digunakan biasanya pada penelitian
retrospektif atau case control.
Ratio Odd = 1 factor yang diteliti `ternyata
tidak merupakan resiko untuk terjadinya efek.
Ratio Odd > 1 Bahwa benar factor tersebut
menyebabkan efek (ada suatu resiko)
Ratio Odd < 1 Bahwa factor yang diteliti
tersebut bukan merupakan resiko. Melainkan
hanya bersifat protektif saja
Medicuss Group
RELATIVE RISK
Merupakan salah satu tes asosiasi
selain Odd ratio yang biasanya
digunakan untuk penelitian prospektif
atau studi Cohort
Medicuss Group
Penyakit
Faktor
Positif Negatif
Resiko
Positif
Negati
f
Total
M1
M2
N1
N0
P1 = A/M1 ; P2 = C/M2
Formula :
1. Relatif Risk (RR) = P1/P2
2. Odd Ratio = AD/BC
Medicuss Group
Medicuss Group
EVIDENCE BASED
MEDICINE
Medicuss Group
Medicuss Group
TUJUAN EBM
EBM bertujuan membantu klinisi
memberikan pelayanan medis
yang lebih baik agar diperoleh
hasil klinis (clinical outcome) yang
optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang
ada, keterampilan klinis, dan nilainilai pasien.
Medicuss Group
Medicuss Group
UJI KLINIS
Medicuss Group
Tahapan 1
Pada tahapan ini dilakukan penelitian
laboratorium uji pre-klinis, dikerjakan in
vitro dengan menggunakan binatang
percobaan.
Tujuan penelitian tahapan ini
mengumpulkan informasi farmakologi dan
toksikologi untuk mempersiapkankan
penelitian selanjutnya dengan
menggunakan manusia sebagai subjek
penelitan
Medicuss Group
Tahapan 2
THANK
YOU
Medicuss Group