Anda di halaman 1dari 129

Metodologi

Penelitian
Medicuss Group Education
Team

Medicuss Group

Desain
Penelitian

Medicuss Group

Cross sectional study

Observasi/pengukuran variabel pada satu saat tidak


melakukan tindak lanjut dari variabel yang diobservasi
tersebut.
Disebut juga sebagai studi prevalensi.
Paparan dan penyakit yang disebabkannya ditentukan
secara bersamaan.
Kasus yang diidentifikasi adalah kasus prevalens
Hal penting yang perlu diperhatikan pada studi Cross
Sectional adalah :

Kasus yang diteliti adalah kasus


prevalens
Tidak mewakili seluruh kasus
Tidak mungkin Medicuss
menentukan
hubungan
Group

Case control study (Case Comparison Study,


Case Referent Study, Retrospective Study)
Mengetahui apakah suatu paparan berkaitan dengan
timbulnya suatu penyakit atau masalah tertentu.
Membandingkan frekuensi paparan suatu faktor
resiko pada suatu kelompok yang menderita penyakit
(kasus) dan kelompok yang bebas penyakit (kontrol)
Observasi/pengukuran variabel bebas dan
tergantung, tidak dilakukan pada saat yang sama.
Dilakukan pengukuran variabel tergantung yaitu :
efek, sedang variabel bebas dicari secara retrospektif
studi longitudinal, dimana variabel subjek tidak
hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti
sampai periode tertentu.
Medicuss Group

Keuntungan Studi Case


Control
Relative murah
Jumlah subjek bisa kecil
Ideal untuk penyakit yang jarang atau
masa latennya panjang
Relatif cepat
Dapat diteliti lebih dari satu faktor resiko
Tidak ada resiko untuk subjek
Dapat memakai catatan yang sudah ada
Keterkaitan masalah etik minimal
Medicuss Group

Kerugian studi Case Control


Bias Informasi
Recal Bias
Bias Seleksi
Tidak bisa mendapatkan angka
Insiden
Medicuss Group

BIAS PENELITIAN
1.Recall Bias ketidakmampuan responden dalam memberikan
jawaban yang benar yang dipengaruhi oleh kemampuam memori responden
(lupa)

2.Berkson Bias Kesalahan pada proses seleksi (lebih ke sampel)


biasanya terjadi pada case control study yang dilakukan pada suatu studi di
rumah sakit, yang disebabkan perbedaan probabilitas masuk RS
berhubungan dengan status paparan

3. Misclasification kesalahan dalam mengklasifikasikan sampel


4. Neyman Bias Merupakan bias dari factor resiko atau bias prevalensi
dan insidensi. Adalah bias yang diakibatkan penggunaan data prevalensi dan
insidens yang tidak tepat.

5. Volunteer Bias masuknya responden yang tidak diinginkan dimana


responden ini sebelumnya tidak dimasukan ke dalam kategori yg sudah
ditentukan

6. Response Bias

ketidakmampuan responden menjawab (menjawab


secara tidak benar) karena kesengajaan.
Medicuss Group

Studi kasus kontrol retrospektif


Faktor risiko +

kasus

Faktor risiko Faktor risiko +


kontrol

Faktor risiko -

Medicuss Group

Case control prospektif


Faktor risiko +

E+
kasus

Faktor risiko Faktor risiko +


Faktor risiko -

E-

E+
E-

kontrol

Contoh
Judul penelitian
Hubungan Debu Asbes Dengan Kejadian
Asma pada pekerja
Maka : P kasus =
P kontrol =
E positif =
E negatif =

Masa
lalu

Sekara
ng

Masa
mendatang

Kejadian fenomena
penyakit (D)

Kejadian fenomena
penyakit (D)

Studi kasus
control
retrospektif

Studi kasus control


prospektif
Masa
lalu

Medicuss Group

Kohort
Studi Insidens
Dimulai dengan kelompok sehat/bebas
penyakit atau hal yang diidentifikasi dulu
adalah causanya (bila case control
efeknya), kemudian subjek diikuti secara
prospektif selama periode tertentu untuk
mencari ada tidaknya efek.
Nama lain : studi longitudinal
Perlu waktu lama
Medicuss Group

Jenis Penelitian Kohort


Studi kohort prospektif dengan
kelompok pembanding internal
Studi kohort prospektif dengan
kelompok pembanding eksternal
(studi kohort ganda)
Studi kohort retrospektif
Nested Case Control Study

Medicuss Group

Skema Penelitian Kohort


Prospektif
Penelitian
mulai disini

Diikuti prospektif

Apakah
terjadi efek

Ya
FR (+)
Subyek
tanpa
Faktor
Risiko
tanpa efek

Tida
k

Ya
FR (-)
Tida
k

Skema penelitian kohort


retrospektif
Apakah
terjadi
efek?

Faktor
risiko +
Subyek
yg diteliti
Faktor
risiko -

ya
tdk
ya
tdk

Penelitia
n dimulai
di sini

Kohort retrospektif,
prinsipnya sama dengan
kohort prospektif, bedanya :
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
DAN EFEK YG TELAH
TERJADI PD MASA LAMPAU

Medicuss Group

NESTED CASE CONTROL


Studi kasus kontrol yang bersarang (nested)
dalam rancangan penelitian kohort
Nested case control menyajikan desain
penelitian yang berbasis kohort dan memiliki
kasus dan kontrol pula.
Kelebihan : efisiensi biaya, pengamatan yang
dilakukan secara continue dan longitudinal
sehingga memiliki kekuatan untuk menjelaskan
masalah kesehatan dan menerangkan hubungan
dinamika antara faktor resiko dengan efeknya
secara temporal dan dengan seefisien mungkin.
Medicuss Group

Medicuss Group

Contoh Nested Case Control


:
Misalkan ingin melihat
kadar kolesterol tinggi
yang berdampak pada
kejadian Coronary Heart
Disease (CHD) pada 5.000
orang di suatu populasi.
Medicuss Group

Desain kohort
prospective :

Nested case control :

- Tahap awal screening


orang yang memiliki
kolesterol tinggi dan tidak,
sehingga perlu dilakukan uji
kolesterol yang tentu saja
memerlukan biaya yang
besar.
- Misalkan sekali periksa Rp
100.000 5.000 orang =
Rp 500.000.000,-.
- Setelah itu dilakukan follow
up bagi orang yang memiliki
kolesterol tinggi dan tidak
hingga terjadi kasus CHD.

- Tahap awal pengambilan sampel


darah untuk 5.000 orang yang mungkin
biayanya hanya Rp.10.000 5.000
orang = Rp 50.000.000,-.
- Sample darah disimpan di freezer.
- Kemudian 5.000 orang follow up
hingga terjadi kasus CHD.
- Misalkan hingga tahun ke 3 diperoleh
100 orang yang terkena CHD,
diantara 4.900 orang sisanya dipilih
secara random sebagai control. Lalu
dari 200 orang yang terpilih sebagai
kasus dan kontrol tersebut dilakukan
pemeriksaan kadar kolesterol pada
darah yang disimpan tadi, mana yang
mengandung kolesterol tinggi dan tidak
dengan biaya 200 orang x Rp 100.000
= Rp 20.000.000,-. Secara keseluruhan
biaya yang digunakan hanya Rp
70.000.000

Medicuss Group

Keuntungan Studi Kohort


Langsung dapat menilai RR
(Risk Ratio)
Dapat memberikan informasi
tentang insidensi penyakit
Hubungan eksposure dengan
penyakit lebih jelas
Bias minimal
Medicuss Group

Kerugian
Perlu waktu lama (time consuming)
Sering perlu sampel besar
Mahal
Tidak efisien untuk kasus jarang
Banyak LFU (Loss to Follow Up) sehingga
dapat mengurangi validitas

Dpt menimbulkan masalah etika krn


peneliti membiarkan subyek terkena
pajanan yg merugikan
Medicuss Group

Medicuss Group

Laporan kasus
Tulisan ilmiah laporan terperinci
tentang gejala dan tanda, cara
penegakan diagnosis, pengobatan dan
follow-up seorang pasien secara
individual
Laporan kasus berisi karakteristik
demografi seorang pasien,
menjelaskan kejadian yang jarang
terjadi atau belum pernah ditemui.
Merupakan laporan ilmiah tentang
penatalaksanaan suatu pasien di suatu
tempat praktek, maka Laporan Kasus
Medicuss Group
hanya dapat ditulis oleh dokter

Seri kasus (case series)


Tulisan yang melaporkan kasus lebih dari 1 disebut
laporan.
Laporan kasus seri (LKS) penelitian observasional
Mengikuti perjalanan penyakit yang diketahui
paparannya,
Memeriksa paparan dan hasil dari catatan medis
pasien.
LKS dapat bersifat prospektif (mengikuti perjalanan
penyakit ke depan) atau retrospektif (melihat paparan
dan hasil dari catatan medis).
LKS bersifat melaporkan hasil observasi saja, tidak
menampilkan kasus pembanding atau control.
Medicuss Group
Untuk menarik kesimpulan
tidak diperlukan analisa atau

VARIABEL PENELITIAN
Variabel : karakteristik orang, objek, atau gejala yang
dapat mengambil nilai yang berbeda

MACAM VARIABEL
Variabel independen (input, treatment, Stimulus, cause,
semua variabel explanatory dan interaksi)
Variabel dependen (output, outcome, respons, effect)
Variabel confounding (bias/pengganggu)

KLASIFIKASI VARIABEL
1) Variabel kualitatif (variabel kategori)
2) Variabel kuantitatif (variabel numerik)
Kontinu (hasil mengukur)
Diskrit (hasil menghitung)
Medicuss Group

Skala Pengukuran
Kategorik/Kualitatif
Numeric/Nonkategorik/Kuantitatif
Nominal : disusun menurut Interval : jarak satu data dg yg
jenis /kategorinya
lain & mempunyai bobot yang
Contoh : Jenis kelamin :
sama
Contoh : Suhu Badan, Skor IQ,
Laki-laki
waktu (menit, jam, hari, minggu,
Perempuan
bulan, tahun), Mengurutkan
Kualitas pelayanan (SS, S, TS,
STS)
Ordinal : ranking diurutkan Rasio : mempunyai nilai nol
dari jenjang tertinggi s/
mutlak dan mempunyai jarak
terendah
yang sama
Contoh :
Contoh :
Tingkat Pendidikan
Berat Badan
Pendidikan
Tinggi Badan
rendah
Kadar Gula darah
Pendidikan
Kadar Kolesterol
menengah
Medicuss Group
Pendidikan

SAMPLING METHODS

Medicuss Group

Probability Sampling
1. Simple Random sampling
2. Stratified Random sampling
3. Proportionate Stratified Random
sampling
4. Disproportionate Stratified Random
sampling
5. Cluster Sampling

Medicuss Group

Simple Random Sampling


Acak tanpa memperhatikan
strata dlm anggota populasi
dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen
Eg : Jumlah guru SMU yang
mengikuti penataran Manajemen
Berbasis Sekolah di Bandung
Medicuss Group

Stratified Random
Sampling
Membantu menaksir parameter
populasi yang kemungkinan
terdapat subkelompok elemen
yang bisa diidentifikasi dalam
populasi yang diperkirakan
memiliki parameter berbeda pada
suatu variabel yang diteliti
Medicuss Group

Populasi (365 Mahasiswa


Fakultas Ekonomi PT X
Peneliti
mengidentifikasi dua
grup atau dua strata

219 Mahasiswi
(60 %)

Dari dua strata diatas


peneliti menentukan
sampel secara acak

146 Mahasiswa
(60%)

44 Mahasiswa
(40%)

66 Mahasiswi (60
%)

Medicuss Group

Proportionate Stratified Random


Sampling

Hampir sama dengan simple


random sampling namun
penentuan sampelnya
memperhatikan strata yang ada
dalam populasi
Dilakukan apabila anggota
populasinya adalah heterogen
Medicuss Group

Contoh
Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar
pemenang pemilu tahun 1999 :
a. PDIP = 153 kursi
b. Golkar = 120 kursi
c. PPP = 58 kursi
d. PKB = 51 kursi
e. Partai reformasi = 41 kursi
Jumlah sampel yang diambil harus sama
porsinya dengan jumlah kursi di DPR dari
partai besar Pemilu
Medicuss Group

Disproportionate Stratified Random


Sampling

Hampir mirip dengan


Proportionate stratified random
sampling tetapi pada pembagian
ada yang kurang proporsional
Dilakukan bila anggota populasi
heterogen

Medicuss Group

Contoh
Jumlah Pegawai pada perusahaan ASTRA Jakarta
a. Direktur utama : 1 orang
b. Kepala Departeman : 5 orang
c. Kepala Divisi : 25 orang
d. Kepala Bidang : 250 orang
e. Kepala Cabang : 500 orang
f. Kepala Karyawan : 3.500 orang
Dari jumlah karyawan yang berasal dari direktur
utama = 1 orang dan kepala departemen = 5 orang
tersebut semuanya dimasukan menjadi sampel
(walau terlalu sedikit bila dibandingkan dengan
bagian lain /tidak proporsional)
Medicuss Group

Cluster Sampling
Digunakan bila sumber data/populasi sangat luas misalnya
penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan
perusahaan yang tersebar diseluruh propinsi .
Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis yang kecil,
maka pengambilan sampelnya dapat dilakukan satu tahap
(simple cluster sampling).
Akan tetapi jika klasternya besar atau wilayah geografisnya
besar, maka pengambilan sampel tidak cukup hanya satu
tahap, melainkan harus beberapa tahap. Dalam keadaan
yang demikian gunakanlah teknik sampling klaster banyak
tahap (multistage cluster sampling).
Untuk menentukan sampel maka :
Tetapkan wilayah polupasi secara random
Tentukan jumlah sampel secara proportional stratified
random sampling
Medicuss Group

Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat
efektivitas organisasi Bank Mandiri di
tingkat kantor pelayanan nasabah.
Populasi penelitian adalah karyawan
Bank Mandiri seluruh Indonesia.
Karena jumlahnya sangat banyak dan
terbagi dalam berbagai provinsi, maka
penentuan sampel dilakuka dalam
tahapan sbb :
Medicuss Group

1. Tahap Pertama :
Menentukan sampel daerah
Misalnya ditentukan secara acak 10 provinsi
yang akan dijadikan daerah sampel
2. Tahap Kedua :
Mengambil sampel cabang di tingkat provinsi
secara acak sampel provinsi
Karena provinsi td kabupaten/kota ambil
secara acak sampel di tingkat ini sampel
kabupaten
Dilakukan seterusnya sampai tingkat
kelurahan/desa yang akan dijadikan sampel
Setelah digabung keseluruhan karyawan yang
dijadikan sampel diharapkan akan
menggambarkan keseluruhan populasi secara
Medicuss Group
keseluruhan.

Non probability sampling


1. Systematic Sampling
2. Quota Sampling
3. Conveniece sampling
4. Purposive sampling
5. Boring sampling
6. Snowball sampling
Medicuss Group

Systematic Sampling
Teknik sampling menggunakan nomor urut dari
populasi baik yang berdasarkan nomor yang
ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor
identitas tertentu, ruang dengan urutan seragam
atau pertimbangan sistematis lainnya.
Langkah :
Tentukan kerangka sampling yang memuat semua
unit analisis
Pilih secara acak konstanta K yaitu suatu bilangan
antara nol sampai ratio sampling (N/n)
Ambilah secara sistematis setiap elemen ke-K dari
kerangka sampling sebagai sampel penelitian
Medicuss Group

Contoh :
Misalnya akan diambil sampel dari populasi
karyawan yang berjumlah 125. Karyawan
diurutkan dari 1 125 berdasarkan
absensi. Peneliti dapat menentukan
sampel yang diambil berdasarkan nomor
genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2,
3, dst) atau dapat juga mengambil nomor
kelipatan 2, 4, 8, 16 dst hingga diperoleh
ukuran sampel sebanyak 125
Medicuss Group

Quota Sampling
Menentukan jumlah sampel dari populasi
yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah
quota (jatah) yang diinginkan
Eg : Akan dilakukan penelitian tetang
persepsi mahasiswa STIE terhadap
kemampuan dosen setelah memberikan
kuliah. Jumlah sekolah adalah 10, maka
sampel kuota dapat ditetapkan masingmasing 10 siswa/sekolah
Medicuss Group

Convenience Sampling
Teknik pengambilan berdasarkan
kemudahan saja
Secara kebetulan atau siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik
sampel yang ditentukan.
Eg : Penelitian tentang kepuasan
pelanggan pada pelayanan RS. A. Sampel
ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia diatas
15 tahun dan baru pernah ke RS A, maka
siapa saja yang kebetulan bertemu di
Medicuss Group
depan RS dengan peneliti (Berusia diatas

Purposive Sampling
Teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel
Eg : Peneliti ingin meneliti
permasalahan seputar daya tahan
mesin tertentu. Maka sampel
ditentukan adalah para teknisi atau
ahli mesin yang mengetahui dengan
jelas permasalahan ini.
Medicuss Group

Boring Sampel
Sampel yang mewakili jumlah populasi
Dilakukan bila populasi dianggap kecil
atau kurang dari 100
Disebut juga Total Sampling
Eg : akan dilakukan penelitian tentang
kinerja guru SMA XXX di Jakarta. Karena
jumlah Guru hanya 35, maka seluruh
guru dijadikan sampel penelitian.

Medicuss Group

Snowball Sampling
Teknik penentuan jumlah sampel yang
semula kecil kemudian terus membesar
ibarat bola salju
Eg : akan dilakukan penelitian tentang pola
peredaran narkoba diwilayah A. Sampel mulamula adalah 5 orng Napi, kemudian terus
berkembang pada pihak-pihak lain sehingga
sampel atau respoden terus berkembang
sampai ditemukannya informasi yang
menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.
Medicuss Group

Cara Menentukan Besarnya Sampel


Slovin :
Rumus

n=
Dimana :
n = Jumlah elemen/anggota sampel
N = Jumlah elemen/anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan umumnya
digunakan 1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05 dan
10 % atau 0,1 yang dapat dipilih oleh
peneliti)
Medicuss Group

UJI HIPOTESIS

Medicuss Group

Metode Untuk Mengetahui Suatu Set Data


Berdistribusi Normal atau Tidak

Metode

Parameter

Deskripti Koefisien Varian


f

Analitis

Kriteria Distribusi
Data Dikatakan
Normal

Keterangan

Nilai koefisien varia < 30


%

(SD/mean) x 100
%

Rasio Skewness

Nilai rasio skewnwss -2


s/d 2

(Skewness/Sekewn
ess)

Rasio Kurtosis

Nilai rasio kurtosis -2 s/d


2

(Kurtosis/SE
kurtosis)

Histogram

Simetris, tidak miring kiri


atau kanan, tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah

Blox Plot

Simetris, median tepat di


tengah, tidak ada ourlier
atau nilai ekstrim

Normal Q-Q
Plots

Data menyebar sekitar


garis

Detrended Q-Q
Plots

Data menyebar sekitar


garis
pada nilai 0
Medicuss Group

Kolmogorov-

Nilai kemaknaan (p) >

Untuk sampel

Panduan Interpretasi hasil uji hipotesis bila nilai p < 0,05 (Ho
ditolak)

No
Nama Uji
1 Uji
Normalitas
Kolmogorov
2 Uji Varians Levenes
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18

Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji
Uji

Makna Jika P < 0,05


Distribusi data tidak normal

Distribusi beberapa set data yang dibandingan


mempunyai varians yang berbeda

t berpasangan
Terdapat Perbedaan rerata yang bermakna antara dua
t tidak berpasangan
Wilcoxon
kelompok data
Mann-Whitney
Anova
Paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai
Friedman
perbedaan rerata yang bermakna ( untuk mengetahui
Kruskal-Wallis
kelompok mana yang berbeda secara bermakna, harus
dilakukan analisis Post-Hoc)
Uji McNemar
Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara dua
Uji Homogeneity
kelompok data
Uji Cochran
Paling tidak, terdapat perbedaan proporsi yang bermakna
antara dua kelompok data (untuk mengetahui kelompok
mana yang berbeda secara bermakna, harus dilakukan
analisis Post-Hoc)
Uji Chi-Square
Uji
KolmogorovTerdapat hubungan yang bermakna antara variabel A
Smirnov
dengan variabel B
Uji Fisher
Uji Pearson
Medicuss Group
Uji Spearman
Uji
Koefisien
Terdapat korelasi yang bermakna antara variabel A

HIPOTESIS KOMPARATIF

Medicuss Group

UJI T TIDAK BERPASANGAN (Uji Hipotesis komparatif variabel numerik


Berdistribusi
normal dua kelompok tidak berpasangan) Unpaired T Test

No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
numerik
Komparatif
Numerik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Tidak berpasangan
berpasangan
Menentukan Jumlah
Dua kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji T tidak
Medicuss Group
berpasangan (uji parametrik) jika memenuhi syarat.

Anda ingin mengetahui


bagaimana pengaruh kehadiran
suami pada saat istri dalam
proses melahirkan terhadap skor
anxietas istri. Anda merumuskan
pertanyaan penelitian sbb :
Apakah terdapat perbedaan
rerata skor anxietas antara
kelompok ibu-ibu yang proses
melahirkannya didampingi
suami dan ibu-ibu yang proses
melahirkannya tidak didampingi
suami ?
Medicuss Group

UJI MANN-WHITNEY (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik Berdistribusi tidak normal dua kelompok tidak
berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
Dua kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji T tidak
Medicuss Group
berpasangan (uji parametrik) jika memenuhi syarat.

apakah terdapat perbedaan


rerata body mass index (BMI)
antara kelompok ekonomi
rendah dengan kelompok
ekonomi tinggi. Anda
merumuskan pertanyaan
penelitian sbb : Apakah
terdapat perbedaan rerata
body mass Index (BMI)
antara kelompok ekonomi
rendah dengan kelompok
Medicuss Group

UJI T BERPASANGAN (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik Berdistribusi normal dua kelompok berpasangan)
Paired T test
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
Dua kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji T
Medicuss Group
berpasangan (uji parametrik) jika memenuhi syarat.

Anda ingin mengetahui bagaimana pengaruh terapi sulih hormon


testosteron terhadap perubahan Body Mass Index (BMI). Anda
merumuskan pertanyaan sbb : Apakah terdapat perbedaan rerata
body mass index (BMI) sebelum dan sesudah 1 bulan penyuntikan
testosteron ?

Medicuss Group

UJI T WILCOXON (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik berdistribusi tidak normal dua kelompok
berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
Dua kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji T
Medicuss Group
berpasangan (uji parametrik) jika memenuhi syarat.

Anda ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh penyuluhan


terhadap skor pengetahuan Ibu. Anda merumuskan pertanyaan
sbb : Apakah terdapat perbedaa rerata skor pengetahuan ibuibu (pengukuran numerik) tentang gizi sebelum dan sesudah
penyuluhan ?

Medicuss Group

T-TEST ONE TAILED TWO TAILED


(Pengujian satu arah dan dua arah)
TWO TAILED pengujian terhadap suatu
hipotesis yang belum diketahui arahnya. Misal
adanya perbedaan atau adanya korelasi.
Contoh : ada hipotesis, Diduga ada pengaruh
signifikan antara variabel X terhadap Y.
ONE TAILED pengujian terhadap suatu
hipotesis yang suda diketahui arahnya.
Misalnya ada hipotesis, Diduga ada pengaruh
positif yang signifikan antara variabel X
terhadap Y

CONTOH :
Kasus 1: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata
uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu
yang berkembang, rata-rata uang saku yang dimiliki
mahasiwa univ X LEBIH BESAR DARI Rp. 500
ribu/bulan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan
mengambil 50 sampel mahasiswa secara acak.
Kasus 2: Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata
uang saku mahasiswa Univ X perbulan. Menurut isu
yang berkembang, rata-rata uang saku mahasiswa
univ X adalah SEKITAR Rp.500 ribu /bulan. Untuk itu
dilakukan penelitian dengan mengambil 50 sampel
mahasiswa secara acak.
Medicuss Group

TWO TAILED
Hipotesis dua arah
digunakan untuk
melihat apakah nilai
rata-rata sampel
tunggal sama dengan (
= ) nilai acuan atau
tidak ( ).
H0 : = 0 (Rata-rata
sampel = nilai acuan)
H1 : 0 (Rata-rata
sampel nilai acuan)
Medicuss Group

ONE SIDED RIGHT TAILED


Hipotesis Arah kanan
H0 : 0 (Rata-rata
sampel Nilai acuan)
H1 : > 0 (Rata-rata
sampel > Nilai acuan)
Contoh :
IPK Mhs Wanita lebih
baik daripada pria
Ada hubungan yang
positif antara X dan Y
Medicuss Group

ONE SIDED LEFT TAILED


Hipotesis Arah Kiri
H0 : 0 (Rata-rata
sampel Nilai acuan)
H1 : < 0 (Rata-rata
sampel < Nilai acuan)
Contoh :
IPK mhs wanita lebih
rendah daripada pria
Ada hubungan yang
negatif antara X dan Y

Medicuss Group

Kriteria Penolakan atau Penerimaan


H0
Dalam pengujian hipotesis, criteria penolakan
atau penerimaan H0 adalah berdasarkan nilai PValue atau nilai T-tabel, kriteria-kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
Jika nilai P-value (Sig.) < (biasanya 5%), maka
H0 ditolak,
Jika nilai P-value (Sig.) > (biasanya 5%), maka
H0 diterima.
Dan
Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak
Jika nilai t-hitung < t-tabel maka H0 diterima.
Medicuss Group

UJI ONE WAY ANOVA (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik Berdistribusi normal lebih dari dua kelompok
tidak berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
Tiga kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji One Way
Medicuss Group
Anova (uji parametrik) jika memenuhi syarat. Jika

Anda ingin mengetahui apakah ada perbedaan kadar gula darah


antara kelompok ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Anda
membuat pertanyaan penelitian sbb : Apakah terdapat
perbedaan kadar gula darah antara kelompok ekonomi rendah,
sedang, dan tinggi ?

Medicuss Group

UJI KRUSKAL-WALLIS (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik Berdistribusi tidak normal lebih dari dua
kelompok tidak berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
Tiga kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji One Way
Medicuss Group
Anova (uji parametrik) jika memenuhi syarat. Jika

Anda ingin mengetahui apakah


ada perbedaan jumlah rokok
yang dihisap dalam 1 bulan
pada kelompok pria dengan
motilitas sperma buruk, sedang,
dan baik. Anda merumuskan
pertanyaan sbb : Apakah ada
perbedaan jumlah rokok yang
dihisap dalam 1 bulan pada
kelompok pria dengan motilitas
sperma buruk, sedang, dan
baik ?
Medicuss Group

PERBEDAAN ONE WAY ANOVA DAN


TWO WAY ANOVA
ONE WAY ANOVA Menguji hipotesis
komparatif rata-rata X sampel, dan
setiap sampel hanya terdiri atas 1
kategori
TWO WAY ANOVA Menguji
hipotesis komparatif rata-rata X
sampel dan peneliti melakukan
kategorisasi terhadap sampel.
Medicuss Group

CONTOH
ONE WAY ANOVA :
Peneliti membandingkan produktivitas
tanaman padi varietas A, B, C, D
VAR. A

VAR. B

VAR. C

VAR. D

...

...

...

...

TWO WAY ANOVA :


Bila Sampel dikelompokan lagi
berdasarkan tingkat kesuburan tanah
VAR. A

VAR. B

Kurang
Subur
Subur
Medicuss Group

VAR. C

VAR. D

UJI REPEATED ANOVA (Uji Hipotesis komparatif variabel


numerik Berdistribusi normal lebih dari dua kelompok
berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
> 2 kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji Repeated
Medicuss Group
Anova (uji parametrik) jika memenuhi syarat. Jika

Anda ingin mengetahui peran suatu


metode latihan bagi penderita
arthritis terhadap fungsi lutut.
Sebelum pelatihan Anda terlebih
dahulu mengukur fungsi lutut yang
diukur berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk naik tangga (alam
detik). Anda ingin melihat
perbandingan fungsi lutut sebelum
pelatihan, 4 minggu setelah
pelatihan dan 6 minggu setelah
pelatihan. Uji hipotesis apa yang
digunakan ?
Medicuss Group

UJI FRIEDMAN (Uji Hipotesis komparatif variabel numerik


berdistribusi tidak normal lebih dari dua kelompok
berpasangan)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
numerik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Numerik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jumlah
> 2 kelompok
Kelompok
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji Repeated
Medicuss Group
Anova (uji parametrik) jika memenuhi syarat. Jika

Anda ingin mengetahui apakah


terdapat perbedaan kadar
testosteron sebelum pengobatan,
sesudah pengobatan 1 bulan, dan
sesudah pengobatan 2 bulan pada
pasien dengan terapi sulih hormon
testosteron. Anda membuat
pertanyaan sbb : Apakah terdapat
perbedaan kadar testosteron
sebelum pengobatan, sesudah
pengibatan 1 bulan dan sesudah
pengobatan 2 bulan pada pasien
dengan terapi sulih hormon
testosteron ?
Medicuss Group

UJI HIPOTESIS VARIABEL


KATEGORIK TIDAK BERPASANGAN
TABEL B x K (Baris x Kolom)
Baris (Var. Independen/bebas)
dan Kolom (Var.
Dependen/terikat)
Medicuss Group

UJI CHI-SQUARE (Uji Hipotesis komparatif variabel


kategorik tidak berpasangan tabel 2x2)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
Menentukan Jenis Tabel B x K 2 x 2
Kesimpulan : Uji yang digunakan Chi-Square (uji
parametrik) jika memenuhi
syarat. Jika tidak
Medicuss Group
memenuhi syarat Uji alternatifnya yaitu Uji Fisher

Anda ingin mengetahui hubungan antara perilaku merokok (merokok


dan tidak merokok) dengan status fertilitas seorang pria (infertil dan
fertil). Anda merumuskan pertanyaan sbb : Apakah terdapat
hubungan antara perilaku merokok dengan status fertilitas seorang
pria ?

Medicuss Group

Cara Menentukan Nilai


Expected
Dihitung dengan persamaan :
(Total Baris x Total kolom)/
Total Sampel

Medicuss Group

CONTOH :
Status
Total
Fertilitas
Fertil Infertil
35
15
50
27,5
22,5
50

Count
Tidak
Meroko Expect
ed
k
Prilaku
Count
Meroko
Count
20
k
Meroko Expect 27,5
k
ed
Count
Medicuss Group 55
Count

30
22,5

50
50

45

100

Nilai expected sel a =


(Total Baris x Total Kolom)/Total Sampel
(50 x 55)/100 = 27,5
Nilai expected sel d =
(Total Baris x Total Kolom)/Total Sampel
(50 x 45)/100 = 22,5
Pada tabel ini menggunakan uji Chi-Square karena
syarat uji Chi-Square terpenuhi, yaitu tidak ada nilai
expected yang kurang dari 5
Syarat Uji Chi-Square sel yang mempunyai nilai
expected < 5, maksimal 20 % dari jumlah sel.
Medicuss Group

UJI FISHER (Uji Hipotesis komparatif variabel kategorik


tidak berpasangan alternatif uji Chi-Square tabel 2x2)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
Menentukan Jenis Tabel B x K 2 x 2
Kesimpulan : Uji yang digunakan Chi-Square (uji
parametrik) jika memenuhi
syarat. Jika tidak
Medicuss Group
memenuhi syarat Uji alternatifnya yaitu Uji Fisher

Anda ingin mengetaui hubungan antara faktor genetik (positif


dan negatif) dengan obesitas (obesitas dan tidak obesitas).
Anda merumuskan pertanyaan sbb : Apakah terdapat
hubungan antara faktor genetik ddengan obesitas ?

Medicuss Group

UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV (Uji Hipotesis komparatif


variabel kategorik tidak berpasangan alternatif uji ChiSquare tabel 2x K)
No
Langkah
Jawaban
.
1 Menentukan Variabel yang
Variabel yang
dihubungkan
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
2 Menentukan jenis hipotesis
Komparatif
3 Menentukan masalah skala
Kategorik
variabel
4 Menentukan pasangan/tidak Tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan Jenis Tabel B x K 2 x 3
Kesimpulan : Uji yang digunakan Chi-Square (uji
parametrik) jika memenuhi
syarat. Jika tidak
Medicuss Group
memenuhi syarat Uji alternatifnya yaitu Uji

Anda ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin (laki-laki dan


perempuan) dengan klasifikasi depresi (clinical range, borderline,
normal). Anda membuat pertanyaan Sbb : Adakah hubungan antara
jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dengan depresi (clinical
range, borderline, normal) ?

Medicuss Group

UJI HIPOTESIS VARIABEL


KATEGORIK BERPASANGAN
PRINSIP P x K (Pengulangan x
Kategori)

Medicuss Group

UJI McNEMAR (Uji Hipotesis komparatif variabel kategorik


berpasangan Prinsip 2x2)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
Menentukan Jenis Tabel P x K 2 x 2
Kesimpulan : Uji yang digunakan McNemar (jenis P
x K misalnya 2 x 2 Medicuss Group

Anda ingin mengetahui peran penyuluhan terhadap pengetahuan


responden. Sebelum penyuluhan, Anda terlebih dahulu mengukur
tingkat pengetahuan responden yang dikelompokkan menjadi baik
dan buruk. Setelah dilakukan penyuluhan Anda kembali melakukan
pengukuran tingkat pengetahuan (baik atau buruk)

Medicuss Group

UJI MARGINAL HOMOGENEITY (Uji Hipotesis komparatif


variabel kategorik berpasangan Prinsip 2x (>2))
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
Menentukan Jenis Tabel P x K 2 x 3
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji Marginal
Homogeneity atau Wilcoxon
(jenis P x K misalnya 2 x
Medicuss Group
3)

Anda ingin mengetahui peran penyuluhan terhadap pengetahuan


responden. Sebelum penyuluhan, Anda terlebih dahulu mengukur
tingkat pengetahuan responden yang dikelompokkan menjadi baik,
sedang dan buruk. Setelah dilakukan penyuluhan Anda kembali
melakukan pengukuran tingkat pengetahuan (baik, sedang dan buruk)

Medicuss Group

UJI COCHRAN (Uji Hipotesis komparatif variabel kategorik


berpasangan Prinsip (>2) x 2)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3
4
5

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
kategorik dengan
kategorik
Komparatif
Kategorik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Menentukan pasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
Menentukan Jenis Tabel P x K 3 x 2
Kesimpulan : Uji yang digunakan Uji Cochran (jenis
P x K misalnya 3 x 2)Medicuss Group

Anda ingin mengetahui peran penyuluhan terhadap pengetahuan responden.


Sebelum penyuluhan, Anda terlebih dahulu mengukur tingkat pengetahuan
responden yang dikelompokkan menjadi baik dan buruk. Sesaat setelah
dilakukan penyuluhan, dan 1 bulan sesudah penyuluhan.Anda kembali
melakukan pengukuran tingkat pengetahuan (baik atau buruk).

Medicuss Group

HIPOTESIS KORELATIF

Medicuss Group

PEMILIHAN HIPOTESIS KOMPARATIF


VARIABEL 1

VARIABEL 2

UJI KORELASI

NOMINAL

NOMINAL

NOMINAL

ORDINAL

ORDINAL

ORDINAL

ORDINAL

NUMERIK

Koefisien
Kontingensi,
Lambda
Koefisien
Kontingensi,
Lambda
Spearman,
Gamma,
Somersd
Spearman

NUMERIK

NUMERIK

Pearson

Medicuss Group

Interpretasi Hasil Uji


Korelasi

Parameter
Kekuatan
Korelasi (r)

Nilai p

Nilai
0,0 s/d < 0,2
0,2 s/d < 0,4
0,4 s/d < 0,6
0,6 s/d < 0,8
0,8 s/d 1
P < 0,05

P > 0,05

Arah Korelasi

+ (Positif)

- (negatif)

Medicuss Group

Interpretasi
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Terdapat Korelasi
yang bermakna
antara dua variabel
yang diuji
Tidak terdapat
korelasi yang
bermakna antara dua
variabel yang diuji
Searah semakin
besar nilai satu
variabel semakin
besar pula nilai
variabel lainnya
Berlawanan arah
Semakin besar nilai

UJI KORELASI PEARSON (Hipotesis Korelatif


Numerik Distribusi Normal)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
numerik dengan
numerik
Korelatif
Numerik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Kesimpulan :
Uji yang digunakan Uji Korelasi Pearson (Uji
parametrik), Jika memenuhi syarat. Jika tidak
Medicussdigunakan
Group
memenuhi syarat, maka
uji alternatif yaitu

Anda ingin mengetahui korelasi antara skor depresi


dengan skor anxietas. Dirumuskan pertanyaan sbb :
Adakah korelasi antara skor depresi dengan skor
anxietas ?

Medicuss Group

UJI KORELASI SPEARMAN (Hipotesis


Korelatif Numerik Distribusi Tidak Normal)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
numerik dengan
numerik
Korelatif
Numerik

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Kesimpulan :
Uji yang digunakan Uji Korelasi Pearson (Uji
parametrik), Jika memenuhi syarat. Jika tidak
Medicussdigunakan
Group
memenuhi syarat, maka
uji alternatif yaitu

Anda ingin mengetahui korelasi antara skor gangguan


somatik dengan skor gangguan sosial. Dirumuskan
pertanyaan sbb : Adakah korelasi antara skor
gangguan somatik dengan skor gangguan sosial ?

Medicuss Group

UJI KORELASI GAMMA dan SOMERSD


(Hipotesis Korelatif Ordinal Tabel B x K)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
Ordinal dengan
Ordinal
Korelatif
Kategorik Ordinal

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Kesimpulan :
Terdapat 3 pilihan uji korelasi, yaitu korelasi
Spearman, Gamma, dan Somersd. Anda memilih
Group Gamma dan Somersd
untuk melakukan uji Medicuss
korelasi

Anda ingin mengetahui korelasi


antara tingkat penilaian
responden terhadap mutu
pelayanan keperawatan (buruk,
sedang, baik) dengan mutu
pelayanan rumah sakit (buruk,
sedang, baik). Dirumuskan
pertanyaan sbb : Adakah
korelasi antara tingkat penilaian
pasien terhadap mutu
pelayanan keperawatan dengan
mutu pelayanan rumah sakit ?
Medicuss Group

UJI KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI DAN


LAMBDA (Hipotesis Korelatif Kategorik)
No
Langkah
.
1 Menentukan Variabel yang
dihubungkan

2
3

Jawaban
Variabel yang
dihubungkan adalah
Nominal dengan
Nominal
Korelatif
Kategorik Nominal

Menentukan jenis hipotesis


Menentukan masalah skala
variabel
Kesimpulan :
Terdapat 2 pilihan uji korelasi, yaitu korelasi koefisien
kontingensi dan lambda. Anda memilih untuk
Medicuss
Group
melakukan uji korelasi
Lambda
karena kedudukan

Anda ingin mengetahui korelasi antara perilaku merokok


(merokok dan tidak merokok) dengan status fertilitas seorang
pria (tidak subur dan subur). Anda merumuskan pertanyaan
penelitian sbb : Apakah terdapat korelasi antara perilaku
merokok dengan status fertilitas seorang pria ?

Medicuss Group

ANALISIS
MULTIVARIAT

Medicuss Group

UJI REGRESI
Analisis Regresi Lanjutan dari
uji korelasi
Menguji sejauh mana pengaruh
V. independen terhadap V,
dependen setelah diketahui ada
hubungan antara variabel tsb.
Data harus interval/rasio
Data berdistribusi normal
Medicuss Group

MACAM REGRESI
REGRESI SEDERHANA
untuk 1 variabel independen
dengan 1 variabel dependen
REGRESI GANDA untuk
lebih dari satu variabel
independen dengan 1
variabel dependen
Medicuss Group

UJI REGRESI
Regresi Logistik :
Merupakan salah satu analisis
multivariat dimana variabel terikatnya
berupa variabel kategorik.

Regresi Linier :
Merupakan salah satu analisis
multivariat dimana variabel terikatnya
berupa variabel numerik.

Medicuss Group

Seorang peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat dijadikan


sebagai prediktor terjadinya syok pada pasien anak demam berdarah.
Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, perdarahan, trombositopenia,
hemokonsentrasi dan hepatomegali pada saat pasien masuk perawatan.
Desain yang digunakan adalah kasus kontrol.

Medicuss Group

Keterangan Variabel, kategori variabel, dan skala


pengukuran
Variabel
Skala
Kategori
Pengukuran
Variabel
Syok
1. Ya
Kategorik
2. Tidak
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
Kategorik
2. Perempuan
Perdarahan
1. Positif
Kategorik
2. Negatif
Trombosit
1. 50.000/l
Kategorik
2. > 50.000/l
Hematokrit
1. > 42 %
Kategorik
2. 42 %
Hepatomegali
1. Ya
Kategorik
2. Tidak
Medicuss Group

Seorang Peneliti ingin mengetahui


cara yang lebih sederhana untuk
menghitung nilai bersihan kreatinin.
Selama ini untuk menghitung
bersihan kreatinin, seorang dokter
harus menampung urie selama 24
jam yang terkadang tidak efisien
karena dokter memerlukan nilai
bersihan kreatinin lebih cepat dari
24 jam. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui cara memprediksi
nilai bersihan kreatinin dengan
menggunakan variabel kreatinin
serum sesaat, berat badan dan usia
Medicuss Group

Variabel
1. Bersihan
kreatinin
2. Berat Bedan

Skala
Pengukuran
Numerik

Satuan
ml/menit

Numerik

Kg

3. Usia

Numerik

Tahun

4. Kadar
Kreatinin

Numerik

mg/dl

Medicuss Group

UKURAN KEKUATAN HUBUNGAN


RASIO ODDS (RO), RISIKO RELATIF
(RR) DAN KOEFISIEN KORELASI

Medicuss Group

ODDS RATIO
Odd ratio digunakan biasanya pada penelitian
retrospektif atau case control.
Ratio Odd = 1 factor yang diteliti `ternyata
tidak merupakan resiko untuk terjadinya efek.
Ratio Odd > 1 Bahwa benar factor tersebut
menyebabkan efek (ada suatu resiko)
Ratio Odd < 1 Bahwa factor yang diteliti
tersebut bukan merupakan resiko. Melainkan
hanya bersifat protektif saja

Medicuss Group

RELATIVE RISK
Merupakan salah satu tes asosiasi
selain Odd ratio yang biasanya
digunakan untuk penelitian prospektif
atau studi Cohort

Medicuss Group

Penyakit

Faktor
Positif Negatif
Resiko
Positif
Negati
f

Total

M1

M2

N1

N0

P1 = A/M1 ; P2 = C/M2
Formula :
1. Relatif Risk (RR) = P1/P2
2. Odd Ratio = AD/BC
Medicuss Group

Pada analisis bivariat, Ro dan RR digunakan pada


analisis komparatif kategorik sementara koefisien
korelasi digunakan pada analisis korelatif

Medicuss Group

EVIDENCE BASED
MEDICINE

Medicuss Group

Pada tahun 2000 Sackett et al. (2000)


mendefinisikan EBM: the integration
of best research evidence with clinical
expertise and patient values EBM
adalah integrasi bukti-bukti riset
terbaik dengan keterampilan klinis dan
nilai-nilai pasien. Ketiga elemen itu
disebut triad EBM (Gambar 1)
Medicuss Group

Medicuss Group

TUJUAN EBM
EBM bertujuan membantu klinisi
memberikan pelayanan medis
yang lebih baik agar diperoleh
hasil klinis (clinical outcome) yang
optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang
ada, keterampilan klinis, dan nilainilai pasien.
Medicuss Group

Praktik EBM terdiri atas lima langkah (Tabel


1) (Sackett, 1997; Straus et al., 2005)

Medicuss Group

UJI KLINIS
Medicuss Group

Uji klinis penelitian


eksperimental terencana yang
dilakukan pada manusia, pada uji
klinis peneliti memberikan
perlakuan atau intervensi pada
subyek penelitian, kemudian efek
perlakuan tersebut diukur dan
dianalisis
Medicuss Group

JENIS UJI KLINIS


Uji klinis pada dasarnya merupakan
suatu rangkaian proses
pengembangan pengobatan baru.
Biasanya jenis obat ataupun cara
pengobatan yang akan diuji
diharapkan memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan
pengobatan yang telah ada.
Dibagi dalam 2 tahapan
Medicuss Group

Tahapan 1
Pada tahapan ini dilakukan penelitian
laboratorium uji pre-klinis, dikerjakan in
vitro dengan menggunakan binatang
percobaan.
Tujuan penelitian tahapan ini
mengumpulkan informasi farmakologi dan
toksikologi untuk mempersiapkankan
penelitian selanjutnya dengan
menggunakan manusia sebagai subjek
penelitan
Medicuss Group

Tahapan 2

Pada uji klinis tahapan 2 digunakan manusia sebagai


subjek penelitian.
Tahapan ini berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi 4
fase, yaitu:
Fase 1 meneliti keamanan serta toleransi
pengobatan, dengan mengikutsertakan 20-100 orang
subjek penelitian.
Fase II menilai sistem atau dosis pengobatan yang
paling efektif, biasanya dilaksanakan dengan
mengikutsertakan sebanyak 100-200 subjek penelitian.
Fase III mengevaluasi obat atau cara pengobatan
baru dibandingkan dengan pengobatan yang telah ada
(pengobatan standal). Uji klinis yang banyak dilakukan
termasuk dalam fase ini. Baku emas uji klinis fase III
adalah uji klinis acak terkontrol (RCT).
Fase IV mengevaluasi obat baru yang telah dipakai
di masyarakat dalam jangka
waktu yang relatif lama (5
Medicuss Group
tahun atau lebih). Fase ini penting karena terdapat

THANK
YOU
Medicuss Group

Anda mungkin juga menyukai