Anda di halaman 1dari 37

Epidemiologi Periodontika

Oleh :
drg. Soetomo Nawawi, DPH.Dent., Sp. Perio (K)

1. Epidemiologi

(1)

Ilmu yang mempelajari penduduk

Ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah


kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya

Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat karakteristik


kelompok penduduk dengan memperhatikan perubahan
yang terjadi pada derajat kesehatan dan kehidupan sosial

1. Epidemiologi

(2) Lanjutan..

Ilmu yang mempelajari, menganalisis dan mencari penyebab masalah


kesehatan dan masalah lain yang terkait dengan kesehatan, untuk
kemudian mencari solusi pencegahan dan cara mengatasinya

Ilmu tentang distribusi dan determinan keadaan/ kejadian yang


berhubungan dengan kesehatan dalam populasi tertentu dan mencari
solusi pengendalian masalah kesehatan yang timbul

2. Percabangan
Epidemiologi (1)

Deskriptif

Mempelajari frekuensi untuk mencari/ menemukan masalah kesehatan


dan mengukur masalahnya

Mempelajari penyebaran dengan mengelompokkan menurut ciri manusia,


tempat dan waktu

Hanya menerangkan keadaan masalah kesehatan yang terjadi saat itu


(who, where, when) dan tidak menjawab mengapa (why) masalah terjadi

Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data pada


kelompok tersebut

Tidak berusaha mencari hypotesa dan pembuktiannya


4

2. Percabangan
Epidemiologi (2)
Analitik

Lanjutan..

Mencari jawaban mengapa masalah kesehatan tersebut


terjadi (why)

Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data


dilakukan pada lebih dari satu kelompok tertentu

Mencari hypotesa dan berusaha mencari pembuktian

3. Ruang Lingkup

Epidemiologi penyakit menular

(1)

Mencari pencegahan dan penanggulangan

Epidemiologi penyakit tidak menular

Mencari multi-faktor penyebab masalah penyakit yang timbul, misal : kanker,


gangguan sistemik, narkoba, prevalensi kecelakaan

Epidemiologi klinik

Mencari pendekatan masalah klinik secara epidemiologi

Analisis terhadap penyebab sakit dan cara mengatasinya namun tidak


berorientasi pada sumber masalah, cara penularan dan sifat penyebarannya
6

3. Ruang Lingkup

Epidemiologi kependudukan

(2)
Lanjutan..

Analisis data yang terkait dengan demografi serta perubahannya,


misal : pendidikan, kesra, ketenagaan kerja, transportasi, kesehatan,
pertanian dan kepegawaian

Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

Analisis manajemen terhadap masalah kesehatan yang timbul

Mencari masalah, menyusun rencana secara terpadu

Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

Analisis terhadap kesehatan kerja akibat pengaruh lingkungan kerja

Analisis terhadap tingkat kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja


7

3. Ruang Lingkup

(3)
Lanjutan..

Epidemiologi kesehatan jiwa

Analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, sekelompok


masyarakat dan faktor yang mempengaruhinya

Epidemiologi gizi

Analisis masalah gizi masyarakat yang terkait dengan faktor pola hidup
masyarakat

Penanggulangan masalah gizi yang timbul


8

4. Definisi Sehat dan Sakit

(1)
Menurut

WHO (1948)

Sehat adalah keadaan baik (well-being) yang


lengkap secara fisik, mental dan sosial serta bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan

4. Definisi Sehat dan Sakit


(2)

Lanjutan..

Pernyataan Ottawa (1986) tentang Promosi Kesehatan


Kesehatan dipengaruhi oleh keputusan

Perhatian atas kesehatan dan


pemerataan di semua lini kebijakan publik

kebijakan dalam rentang yang luas

Kebijakan kesehatan tidak sekedar

Memperkuat keterlibatan masyarakat

tanggung jawab departemen kesehatan

Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
pribadi

Keputusan kebijakan oleh pelbagai

Membentuk kebijakan publik sehat

Menciptakan lingkungan-lingkungan

pihak (pemerintah dan stake holders)


memberikan dampak yang berarti bagi
kesehatan

suportif

Reorientasi pelayanan kesehatan


10

Prevalensi

Prevalensi penyakit adalah jumlah kasus yang terdapat


diantara populasi tertentu pada waktu tertentu

Insidensi

Insidensi penyakit adalah jumlah kasus baru yang


muncul pada periode waktu tertentu dan terjadi
diantara populasi tertentu

11

Misal

Prevalensi Caries = Jumlah orang dengan Caries x 100 %


Jumlah populasi setempat

Insidensi Caries = Jumlah orang dengan Caries


Jumlah pupolasi pada pengamatan

12

Tingkat Prevalensi dipengaruhi


Oleh
:
Kenaikan Faktor :
(1)

Durasi penyakit lama

Pertambahan usia penderita tanpa pengobatan

Peningkatan-peningkatan kasus baru

Kasus-kasus migrasi ke dalam populasi

Migrasi keluar dari yang sehat

Migrasi ke dalam dari orang yang rentan

Peningkatan sarana diagnostik


13

Tingkat Prevalensi dipengaruhi


Lanjutan..
Oleh
:

Penurunan Faktor :
(2)

Durasi penyakit pendek

Peningkatan fasilitas kasus akibat penyakit

Penurunan kasus-kasus baru

Migrasi ke dalam orang sehat

Migrasi keluar dari kasus-kasus

Peningkatan kesembuhan kasus-kasus penyakit

14

Tingkat Prevalensi dipengaruhi


Lanjutan..
Oleh :
Langkah-langkah
perencanaan perawatan kesehatan

(3)

Pengkajian beban penyakit

Identifikasi penyebab penyakit

Assesment efektivitas intervensi berbeda di masyarakat

Assesment efisiensi sumber daya yang dipakai

Implementasi dari intervensi yang ada

Pemantauan kegiatan

Kaji ulang beban penyakit untuk menentukan apakah ada perubahan


15

Tingkat Prevalensi dipengaruhi


Lanjutan..
Oleh
:
Faktor penyebab sakit :
(4)
Faktor predisposisi

Umur, jenis kelamin, penyakit

Faktor pencetus

Paparan terhadap agent


penyakit yang spesifik

Agent beracun yang berasosiasi


dengan terjadinya sakit

Keadaan tertentu

terakhir yang diidap sebagai


faktor rentan

Faktor yang memungkinkan

Pendapatan/ gaji/ HR rendah,


gizi buruk, perumahan kumuh,
inadekuat perawatan medis

Faktor pemberat

Pengulangan paparan kerja

Kerja keras

Keadaan tertentu

16

Investigasi Epidemiologi Pada


Periodontika bertujuan:

Provisi data untuk perencanaan dan evaluasi 'health care'


dan 'health care delivery systems'.

Identifikasi faktor diterminan suatu penyakit sehingga


mampu untuk pencegahan

Evaluasi metode yang digunakan untuk kontrol penyakit

Observasi riwayat penyakit

Klasifikasi penyakit
17

Indeks yang Dipakai Untuk Investigasi


Epidemiologi Periodontika

Oral Hygiene Index (Green


Vermillion)
Calculus Index - GV
Debris Index -GV
Periodontal Index Russel
Periodontal Disease Rate Sandler & Stahl
Gingival Bone Count - Dunning &
Leach
Gingival Index - Leod & Silness
Periodontal Disease Index
Ramflord
Retention Index - Bjorby & Loe
Plaque Index - Loe & Silness

A.
B.
C.

Irreversible Index
Reversible Index
Composite

Gingival Index (PMA Index) - Massler


& Schour
Bone Loss Index - Day & Shourie
Gingival Recession Index - Stahl &
Morris
Periodontal Treatment Need Sheiham
Periodontal Treatment Need System Johansen, Gjermo Bellini
18

Selama 20th yang lalu, secara


umum diketahui bahwa :
(1)

Setiap individu cenderung ke SEVERE PERIODONTITIS

Gingivitis bergerak ke arah periodontitis. Kejadian ini berjalan


berkesinambungan secara linear kehilangan dukungan
periodontal dan akhirnya gigi lepas

Kecenderungan periodontitis meningkat sejalan dengan usia

Prevalensi gingivitis dan periodontitis sedang dan moderate


berkorelasi kuat dengan standar gingival plak kontrol dan
kebiasaan perawatan dental
19

Selama 20th yang lalu, secara


umum diketahui bahwa :
(2)

Lanjutan..

Periodontitis diakibatkan oleh kondisi multi kompleks dari faktor


bakterial, respon host dan faktor modifikasi

Pengaruh variasi standar oral hygiene, prevalensi keparahan


periodontitis pada orang dewasa 5% - 15% di daerah industri dan
negara berkembang

Kriteria Indeks yang sering digunakan CPITN, GI, Probing Depth


Indeks, Clinical Attachment Level Indeks, Radiographic untuk
alveolar bone, vertical PAL pada mesio buccal
20

Selama 20th yang lalu, secara


umum diketahui bahwa :
(3)

Lanjutan..

By PAL s/d usia 50th buccal PAL oleh aberasi sikat gigi, approksimal PAL
oleh periodontal disease. Horizontal clinical attachment loss (furcation
involvement) pada multi rooted tooth.

Insidensi periodontal adalah irregular, melibatkan eksaserbasi dan disebut


burrouts

Indeks baru : Extent and Severity Indeks (ESI)


Pattern of Attachment Loss (PAL : Probing Attachment Loss)
LAP : Localized Aggressive Periodontitis
GAP : Generalized Aggressive Periodontitis
21

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

1.

Korelasi dengan Umur (1)

Penyakit periodontal cenderung meningkat sejalan dengan


peningkatan usia

Pada primary dentition sering ditemui adanya gingivitis yang


berkembang menjadi periodontitis

Pada Mixed Dentition, evaluasi kesehatan gingiva pada gigi permanen


sukar untuk dievaluasi

Pada golongan Teen-Age, prevalensi gingivitis meningkat dan awal


poket periodontal dapat ditemukan

Pada usia sebelum 13 tahun, dapat ditemukan True Poket periodontal,


namun jarang menimbulkan kematian sebelum usia 20 tahun
22

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

1.

Lanjutan..
Korelasi dengan Umur (2)

Prevalensi True Poket periodontal usia 20-30 tahun masih sedikit

Kemungkinan kerusakan tulang dapat ditemukan pada kondisi yang


kurang baik

Kerusakan struktur periodontal bergerak liniair sejak usia 13 tahun

Usia 40-50 tahun, resorpsi mendatar tulang alveolar dapat terjadi

Ekstraksi gigi makin memperkuat hilangnya keseimbangan jaringan


periodontal

Usia lanjut beresiko ke penyakit periodontal dari pada usia muda


23

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

2. Pengaruh Jenis Kelamin

(1)

Di negara maju (USA dan Eropa), kondisi jaringan


periodontal wanita lebih baik daripada laki-laki

Hormon seks wanita berpengaruh pada kondisi gingiva


selama pubertas, pregnancy, menopause, namun status
kebersihan mulut wanita tetap lebih baik daripada pria

24

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

2. Pengaruh Jenis Kelamin

(2)

Lanjutan..

Di negara terbelakang, kemungkinan beda prevalensi


wanita/ pria tidak berbeda ataupun terbalik dibanding
negara maju setelah usia lebih dari 20 tahun

Penyebab utama di negara berkembang/ terbelakang


adalah sering melahirkan, periode laktasi menyerap
nutrisi, kehidupan dibawah standar nutrisi, akan
menyebabkan turunnya resistensi terhadap iritasi lokal
25

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

3. Korelasi dengan Kebersihan Mulut

Keparahan penyakit periodontal sejalan dengan tingkat


kebersihan mulut

Korelasi linear diperkuat oleh peningkatan usia

Peningkatan kebersihan mulut menurunkan prevalensi penyakit


periodontal

Hubungan positif kuat antara gingivitis dan plak gigi

Di negara maju, terbukti prevalensi periodontitis pria lebih tinggi


daripada wanita oleh pengaruh kebersihan mulut daripada usia
26

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

4. Pengaruh Profilaksi Oral sebagai Tindakan


Peningkatan Kebersihan Mulut

Oral profilaksi dan peningkatan kebersihan mulut


menurunkan keparahan penyakit periodontal 25%

Subgingival scaling dan kontrol kebersihan mulut


meningkat pada kelompok cooperate well sepersepuluh
dari populasi dan sepertiga pada kelompok cooperated
reasonably well
27

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

5.Asosiasi dengan status Sosio-ekonomi

(1)

Periodontal status meningkat sejalan dengan tingkat pendidikan

Namun orang yang well motivated lebih baik tingkat kebersihan


mulut dan jaringan periodontalnya pada tingkat pendidikan yang
sama

Tingkat kesejahteraan meningkat, maka tingkat kesehatan


periodontal meningkat

Populasi urban kesehatan periodontal cenderung lebih baik


daripada komunitas rural
28

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

5.Asosiasi dengan status Sosioekonomi

(2)

Lanjutan..

Pada negara maju walaupun penghasilan rendah, namun cukup gizi


dapat terpenuhi maka periodontal disease dapat ditekan dengan
peningkatan status kebersihan mulut dan perawatan dental

Penduduk dengan penghasilan tinggi disertai pendidikan memadai,


kebersihan mulut dapat terjaga

Penduduk di negara berkembang dengan status ekonomi yang buruk


pada umumnya berada pada batas malnutrision atau kelaparan,
sehingga meningkatkan prevalensi periodontitis
29

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

6. Efek Tembakau

Prevalensi ulserasi gingivitis tinggi pada perokok muda

Simple gingivitis, periodontitis dengan resorpsi tulang


meningkat sejalan dengan konsumsi tembakau

Peningkatan kebersihan mulut, menekan efek tembakau pada


jaringan gingiva

Hubungan fakta diatas tidak akan membuat orang jera


merokok sehingga hanya bagaimana cara memotivasi perokok
agar berhenti merokok
30

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

7.

Efek menginang

Kinang terdiri dari daun sirih, areca nut, tembakau, spises dan jeruk
(lime)

Masih dijumpai di eastern people

Penginang mempunyai tingkat prevalensi penyakit periodontal tinggi

Bila status kebersihan mulut baik, tidak dijumpai perbedaan status


periodontal pada penginang dan non-penginang

Kondisi saat ini, penginang mungkin sudah sangat berkurang


kecuali karena pengaruh budaya
31

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

8. Korelasi dengan General Disease

Korelasi dengan diabetes bila kesehatan mulut


terabaikan

Predisposisi dengan gangguan psyciatric bila


kesehatan mulut terabaikan

32

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

9. Korelasi dengan Faktor Nutrisi

Sering dihubungkan dengan kekurangan vit. C, vit. A


dan vit. B (thiamin, riboflavin)

Jarang dihubungkan dengan masalah protein, lemak


dan mineral

Dijumpai pada kasus malnutrisi

33

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

10.Hubungan dengan Karies

Korelasi positif antara skor DMF dengan skor gingivitis


dan periodontitis

Keduanya dipengaruhi oleh plak dental

34

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

11.Korelasi dengan Konsentrasi Fluoride

Kesehatan periodontal meningkat bila konsumsi


fluoride meningkat

Kontroversial data menyebutkan bahwa kesehatan


gingiva terganggu pada fluoridasi air minum

35

Beberapa Faktor Berpengaruh pada


Penyakit Periodontal

12.Korelasi dengan Mal-Oklusi

Terdapat korelasi positif antara mal-oklusi dengan keparahan


penyakit periodontal, bila OHI terabaikan

Perhatian pada gigi crowded, pengaruh overjet dan overbite,


open bite

13.Asosiasi dengan Trauma Oklusi

Tekanan berat oklusi dihubungkan dengan timbulnya


gingivitis, formasi poket, destruksi tulang
36

37

Anda mungkin juga menyukai