Anda di halaman 1dari 2

Definisi Epidemiologi Oral

Oleh Shovy Suha Naulia

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:

 epi yang berarti pada

 demos yang berarti penduduk

 logos yang berarti ilmu

Apabila ketiga kata tersebut dirangkai secara menyeluruh, akan didapatkan sebuah
pengertian, yaitu ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Menurut John M. Last (2010),
epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan status kesehatan atau sebuah kejadian
pada populasi tertentu, dan aplikasi studi ini adalah untuk mengontrol masalah kesehatan.
Istilah-istilah kunci dalam definisi ini mencerminkan beberapa prinsip penting epidemiologi,
yaitu:

Kata Penjelasan
Studi Meliputi surveilans, observasi, tes hipotesis, penelitian analitik dan
eksperimen
Distribusi Mengacu pada analisis waktu, orang-orang, tempat, tingkatan
orang yang terkena suatu penyakit
Determinan Meliputi faktor yang mempengaruhi kesehatan: biologi, kimia,
fisik, sosial, budaya, ekonomi, genetik, kebiasaan
Health-related states Mengacu pada penyakit, penyebab penyakit, kebiasaan seperti
and events penggunaan tembakau, status kesehatan positif, reaksi terhadap
upaya pencegahan dan penyediaan dan penggunaan layanan
kesehatan
Populasi tertentu Meliputi orang yang karakteristiknya teridentifikasi seperti
kelompok pekerja
Aplikasi untuk Tujuan untuk kesehatan masyarakat, berupa promosi,
pencegahan dan kontrol perlindungan dan pemulihan kesehatan
Epidemiologi oral dapat didefinisikan sebagai studi distribusi dan determinan status
kesehatan oral atau kejadian pada populasi tertentu, dan aplikasi studi ini adalah untuk
mengontrol masalah kesehatan oral.

Sumber:

1. Chattopadhyay, Amit. 2011. Oral Health Epidemiology: Principles and Practice.


Massachusettes: Jones and Bartlett. Page 3.

2. Bonita, Ruth; Robert Beaglehole; Tord Kjellstrom. 2006. Basic Epidemiology, 2nd ed.
Geneva: WHO. Page 2-4.

3. CDC. 2012. Principles of Epidemiology in Public Health Practice, 3rd ed. US Dept of
Health and Human Service. Page 14-17.

4. Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health, 2nd ed. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins. Page 178-179.

Anda mungkin juga menyukai