Anda di halaman 1dari 41

PENYAKIT KUSTA

Tugas MK: Isu-Isu Gizi Global


Dosen : Prof. drh. M. Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD

Oleh :
Sadar Ginting /NRP: I162150061

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


MANUSIA
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

Prevalensi
Kusta
Prevalensi kusta di dunia pada bulan Agustus
tahun 2012 (181.941 kasus).
Penderita baru penyakit kusta di dunia tahun
2012 mengalami peningkatan 2,75% (232.857
kasus).
Pada akhir bulan Agustus tahun 2013
mengalami peningkatan 0.33% (189.018 kasus)
(WHO, 2013)

Angka Prevalensi dan Angka Penemuan


Kasus Baru Kusta (NCDR) Tahun 2008-2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes


RI, 2014

Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Per


100.000 Penduduk Menurut Provinsi Di
Indonesia Tahun 2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes


RI, 2014

Angka Cacat Tingkat II per 1.000.000


Penduduk Tahun 2008-2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes


RI, 2014

Angka Cacat Tingkat II Kusta Per 1.000.000 Penduduk


Menurut Provinsi Tahun 2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes


RI, 2014

Proporsi Kusta MB dan Proporsi Kusta Pada


Anak Tahun 2008-2013

Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes


RI, 2014

Kadar Serum Zink pada Penderita Kusta


Faktor nutrisi berperan dalam perjalanan serta
perkembangan penyakit kusta.
Diantara elemen nutrisi, zinc adalah elemen
yang berperan penting dalam pertumbuhan
organ timus dan maturasi serta perkembangan
imunitas seluler.
Rendahnya kadar zinc pada penderita kusta
dapat
menyebabkan
multiplikasi
bakteri
M.leprae karena menurunnya imunitas seluler
yang
berperan
dalam
mengeliminasi
mikobakteria

Gangguan metabolisme zinc dapat menyebabkan


penyakit
dan
perburukan
perkembangan
penyakit kusta.
Imunitas seluler yang berfungsi meningkatkan
aksi
mikrobicidal
dari
fagosit
untuk
mengeliminasi mikroba ditemukan menurun pada
penyakit kusta.

Bersihan mikobakterial
dan aktivitas mikrobicidal

Pada kusta tipe LL, tampak penurunan kadar zinc


dibandingkan dengan kusta tipe TT dan konsentrasi
terendah ditemukan pada pasien dengan reaksi ENL,
Konsumsi zinc tubuh oleh kuman kusta. Defisiensi zinc
dapat menjadi salah satu faktor yang terlibat dalam
supresi imunitas seluler pada kusta multibasilar.
Keadaan defisiensi zinc dapat menekan sumsum tulang
serta prekursor limfosit yang imatur yang menunjukkan
bahwa rendahnya kadar zinc tubuh dapat merubah proses
hematopoiesis. Pada sumsum tulang, IL 1, IL3, dan IL 6
menginduksi heteromitosis di sumsum tulang.
Pada keadaan defisiensi zinc, selain didapatkan penurunan
produksi IFN, sekresi IL 6 juga dilaporkan menurun,
sehingga dapat menggangu induksi heteromitosis di
sumsum tulang.

PENYEBA
B:
Penyakit kusta adalah penyakit menular
menahun yg disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Lepra

Terutama menyerang sel syaraf tepi ( Schawn


Cell ), kulit dan jaringan tubuh lainnya

CARA PENULARAN :
Manusia

Sumber penularan M.Lepra

Penderita kusta
Orang lain,
melalui
pernafasan, kontak kulit yg lama
MASA INKUBASI :
2 5 tahun, bahkan bisa lebih

DIAGNOSI
S
Diagnosis ditegakkan satu / lebih Cardinal sign
( tanda utama )
1. Lesi ( kelainan ) kulit yg mati rasa ( anaesthesi )
Lesi

bercak keputih2 an ( Hipopigmentasi )


kemerah2 an ( Erithematous )

2. Penebalan syaraf tepi disertai gangguan fungsi


syaraf berupa ;
a. Mati rasa
b. Kelemahan otot ( parese ), kelumpuhan
( paralise )
c. Kulit kering,
pertumbuhan
rambut
terganggu

KLASIFIKASI KUSTA
Paucibacillary
( PB )
Multibacillary
( MB )

PB

MB

Jml bercak pada


kulit

1-5

>5

Kerusakan syaraf
tepi

Hanya 1 syaraf

Banyak syaraf

BTA

PEMERIKSAAN PENDERITA
KUSTA
1. ANAMNESIS
- Kapan timbul bercak atau keluhan
- Anggota keluarga

keluhan sama ??

- Riwayat kontak
- Riwayat pengobatan sebelumnya

2. PEMERIKSAAN KULIT
Cara : - Tempat pemeriksaan harus mempunyai
pencahayaan yg baik
- Periksalah seluruh permukaan kulit
dari kepala sampai kaki
- Apakah ada bercak kemerahan, bercak
seperti panu?
- Apakah ada nodul?
- Apakah ada ulkus / kecacatan lain

PEMERIKSAAN
SENSIBILITAS

- Gunakan kapas yg ujungnya diruncingkan


(bulu ayam / jarum yg tidak tajam )
- Penderita menunjuk bagian tubuhnya, jika
merasakan adanya sentuhan
- Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan mata
tertutup
- Sentuhkan ujung kapas pada kulit yg normal
kemudian pada bercak / lesi
- Bandingkan antara kulit sehat dgn yg bercak /
lesi

3. PEMERIKSAAN SYARAF
- Penebalan syaraf tepi ( nyeri tekan pd syaraf
- Hilangnya rasa raba
- Kelemahan fungsi otot ( t.u. tangan, kaki
atau mata )
CARA :
a. periksa 3 syaraf besar
N. Ulnaris
N. Peroneus Komunis
N. Tibialis Posterior

b.Periksa ada tidaknya pembesaran /


penebalan syaraf, konsitensi dan rasa sakit
c. Lihat ekspresi saat dilakukan perabaan
d. Bandingkan kanan dan kiri
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Slit Skin Smear

BTA ?

TANDA-TANDA TERSANGKA KUSTA


( SUSPEK )
1. PADA KULIT :
- bercak merah / putih dibagian tubuh
- kulit mengkilap
- bercak tidak gatal
- lepuh tidak nyeri

2. PADA SYARAF :
- kesemutan, nyeri pada anggota badan
- gangguan gatal
- deformitas / cacat
- luka / ulkus yg tidak sembuh-sembuh

ALUR TATA LAKSANA PENDERITA


KUSTA
TANDA UTAMA
ADA

RAGU

KUSTA

TIDAK ADA

TERSANGKA KUSTA

JUMLAH BERCAK

BUKAN KUSTA

PERIKSA ULANG
3 6 Bulan

15

>5

TANDA UTAMA
PB

MB
ADA

RAGU

TIDAK ADA

RUJUK KE Dr.SPESIALIS KULIT

PEMERIKSAAN FUNGSI
SYARAF
Diperlukan untuk mengetahui hilangnya rasa raba dan
kelemahan otot ( mata, tangan dan kaki )
- Mata

Fungsi motorik : Penderita diminta menutup


mata, jika tidak menutup sempurna berarti
ada kelumpuhan ( Lagoftalmus )

Tangan

Fungsi sensorik : Memeriksa rasa raba


pada telapak tangan menggunakan
balpoint yang ringan pada titik2 yang
ditentukan

Fungsi motorik : Penderita


mempertemukan ibu jari dengan
jari kelingking, doronglah otot
dibawah ibu jari penderita, bila tidak
dapat menahan berarti otot lemah

Fungsi sensorik : Pemeriksaan rasa raba


pada telapak kaki

- Kaki

Fungsi motorik : Penderita duduk dalam


posisi lutut siku2, ujung kaki diangkat
dan tumit tetap dilantai, kemudian tekanlah
ujung kaki kelantai

PENGOBATAN
:

MDT PB DEWASA : Hari 1 Rifamp. 2X300 mg


DDS 1X100 mg
Hari 2 28
DDS 1X100 mg

Masa Pengobatan 6 bln

MDT MB DEWASA :
Rifamp. 2X300 mg
DDS 1X100 mg

Hari 1

Lampren 3X100 mg
Hari 2 28 DDS 1X100
mg
Lampren
1X50 mg

Masa Pengobatan 12 bln

MDT PB ANAK ( 10 14th ) : Hari 1 Rifamp. 1X300mg + 1X150mg


DDS 1X50mg
Hari 2 28 DDS 1X50mg

Masa Pengobatan 6 bln

MDT MB ANAK ( 10 14th ) : Hari 1 Rifamp. 1X300mg + 1X150mg


DDS 1X50mg
Lampren 3X50mg
Hari 2 28 : Tiap hari: DDS 1X50mg
Tiap 2 hari sekali : Lampren 1X50mg

Masa Pengobatan 12 bln

Anda mungkin juga menyukai