Oleh :
BP: 1110312138
Preseptor
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Case Report Session yang berjudul Penanggulangan Penyakit
Menular di Puskesmas Ambacang Kuranji Padang dan tidak tidak lupa pula penulis
haturkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.
Penyusunan makalah Case Report Session ini merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesahatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang. Terima kasih penulis ucapkan kepada dr.Yuniar
Lestari, M.Kes selaku preseptor dalam kepaniteraan klinik senior ini, serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat
diperlukan saran-saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................
12
13
13
17
25
25
25
29
5.1. Kesimpulan...................................................................................................
29
5.2. Saran..............................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUAN
Diperkirakan
sepertiga
populasi
dunia
terinfeksi
bakteri
dilaksanakan
penyakit
menular.
Untuk
itu,
tentunya
diperlukan
program
penangulangan penyakit menular yang baik agar tujuan akhir untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat juga dapat dicapai.
Puskesmas Ambacang Kuranji Padang merupakan salah satu puskesmas
yang berada di Kota Padang. Puskesmas ini seharusnya juga memiliki upaya
penanggulangan penyakit menular dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit menular. Mengingat pentingnya penanggulangan
penyakit menular ini, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji
Padang, maka penulis merasa perlu untuk membahas tentang program
penanggulangan penyakit menular di Puskesmas Ambacang Padang.
5
masing-masing
program
penanggulangan
penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah
medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti
virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan
trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau
menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (TBC, Infulenza
dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis,
Typhoid dll), Jarum suntik dan transfusi darah (HIV Aids, Hepatitis dll)
2.2. Definisi Penanggulangan Penyakit Menular
Penanggulangan penyakit menular adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan
dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi
penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antardaerah maupun antar
Difteri
Pertusis
Tetanus
Polio
Campak
Typhoid
Kolera
Rubella
Yellow Fever
Influensa
Tuberkulosis
Hepatitis
Penyakit akibat pneumokokus
Penyakit akibat rotavirus
Penyakit akibat HPV
Penyakit virus ebola
MERS-CoV
Infeksi saluran pencernaan
Infeksi menular seksual
Infeksi HIV
Infeksi saluran pernafasan
Kusta
8
w. Frambusia
Penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit:
a. Malaria
b. Demam berdarah
c. Chikungunya
d. Filariasis dan kecacingan
e. Schistosomiasis
f. Japanese Enchepalitis
g. Rabies
h. Antraks
i. Pes
j. Toxoplasma
k. Leptospirosis
l. Flu burung
2.5. Program kegiatan penanggulangan penyakit menular
Program penanggulangan penyakit menular diselenggarakan melalui
upaya
kesehatan
dengan
mengutamakan
upaya
kesehatan
masyarakat.
dalam
Penyuluhan
Konsultasi, bimbingan dan konseling
Intervensi perubahan perilaku
Pemberdayaan
Pelatihan
Pemanfaatan media informasi
rumah
tangga,
mengkonsumsi
makanan
gizi
seimbang,
penyelenggaraan
upaya
pemberantasan
dan
10
pengumpulan
data,
pengolahan
dan
penyebaran
informasi
serta
pangan
agar
tidak
menjadi
tempat
kegiatan
masyarakat.
d. Penemuan kasus
11
BAB III
ANALISIS SITUASI
13
tahun 2012, dan sejak saat itu sampai sekarang Puskesmas Ambacang Kuranji
dipimpin oleh Trice Erwiza, S.KM, M.Kes.
Pada awalnya, pelaksanaan program puskesmas masih bekerja sama dengan
Puskesmas Kuranji, karena empat kelurahan yang merupakan wilayah kerjanya
saat itu termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Akan tetapi, sejak
tahun 2006, program kerja Puskesmas Ambacang Kuranji telah dilaksanakan
secara mandiri dan berkesinambungan.
Puskesmas Ambacang Kuranji
berfungsi
dalam
menyelenggarakan
14
Jenis Kelamin
Kelurahan
Laki-laki
Perempu
Jumlah
an
1
Pasar
8.950
8.968
Ambacang
15
17.918
Anduring
7.137
7.151
14.288
Lubuk Lintah
5.181
5.191
10.327
Ampang
3.690
3.698
7.388
Puskesmas
24.958
25.008
49.966
kegiatan
pelayanan
kesehatan
dan
kegiatan
administrasi
16
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Posyandu Balita
: 29 Pos
Posyandu Lansia
: 9 Pos
Posbindu
: 8 Pos
Batra
: 72 Batra
Poskestren
: 1 Pos
Toga
: 697 KK
Usaha Kesehatan Kerja
: 95 UKK
Poskeskel
: 4 unit
Pembinaan RT berPHBS : 759 RT
17
18
3.2.3. Diare
Grafik kasus diare perkelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2014-2015
19
151 kasus dan yang kecil angka kejadiannya terdapat pada Kelurahan Ampang
yaitu 33 kasus.jadi total kasus pada tahun
3.2.4 Rabies
Grafik kasus rabies perkelurahan di Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 20142015
20
Dari grafik diatas dapt kita lihat bahwa kasus Gigitan hewan Penular
rabies pada tahun 2015 ini sebanyak 35 kasus,terjadi peningkatan kasus dari tahun
sebelumnya 2014 sebnayak 29 kasus.
Dengan tingginya popolasi hewan penular rabies di kota padang seperti
Kucing,anjing,kera dan monyet.di kota Padang.maka kasus gigitan Hewan
Penular rabies (HPR) juga cukup tinggi.untuk mencegah terjadinya penyakit
rabies.disamping melakukan pemeliharaan hewan dengan baik,dengan pemberian
vaksinasi secara rutin dan tidak dibiarkan lepas,juga pada setiap kasus gigitan
ditangani secara baik dan benar.
3.2.5. Campak
Grafik kasus campak perkelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji
21
Dari grapik diatas dapat di lihat terjadinya peningkatan kasus tahun 2015 (9)
dan tahun 2014 (6) kasus.
Kegiatan penanggulangan kasus campak di Puskesmas Ambacang antara lain :
1.
Penemuan Penderita
2.
3.
4.
Pada pasien campak diberikan Vit A dosis tinggi dengan aturan minum pada hari
pertama,ketiga dan keempat belas
5.
3.2.6. Malaria
Grafik kasus malaria perkelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji
22
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kasus malaria sama yaitu 1 kasus di tahun
2014 dan 1 kasus di tahun 2015. ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang hal ini
menunjukkan bahwa upaya dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria sudah
baik dalam hal ini juga melaksanakan kerja sama lintas program di wilayah kerja
Puskesmas Ambacang.
23
3.2.7. Difteri
Grafik kasus difteri perkelurahan Pusekesmas Ambacang Kuranji
3.2.8. Tuberculosis
Target suspek pencapaian TB Puskesmas Ambacang Kuranji
Target
Pencapaian
Suspek
2015
770
329
42,7
2014
770
226
29,3
24
KELURAHAN
TARGET
PENCAPAIAN
Ps.Ambacang
294
154
52.3
Anduring
198
40
20.2
Lb.Lintah
154
51
33.1
Ampang
124
57
45.9
Jumlah
770
302
BAB IV
25
PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pelaksanaan P2M
Penanggulangan penyakit menular merupakan suatu program UKM
esensial yang masuk kedalam program P2P di Puskesmas Ambacang Kuranji.
Dalam pelaksanaanya tim P2M tidak dapat berjalan sendiri tanpa bantuan dari
pihak lain, sehingga dalam pelaksanaanya tim P2M melakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Tim P2M disetiap awal tahun membuat perencanaan
program yang akan dilakukan setahun kedepan beserta target dan sasaranya.
Tim P2M melakukan pendataan ke DKK untuk melakukan pemetaan
kasus penyakit menular di wilayah kerja puskesmas Ambacang. Selain itu juga
untuk pendataan alamat supaya dapat survei ke lapangan, sehingga dapat
diidentifikasi permasalahan dan dapat dilakukan intervensi agar tidak terjadi
penularan yang lebih luas.
4.2. Kejadian Penyakit Menular di Puskesmas Ambacang Kuranji
Kasus DBD pada tahun 2014 dan 2015 masih cukup tinggi di wilayah
kerja puskesmas Ambacang Kuranji, dan mengalami peningkatanhampir dua kali
lipat pada tahun 2015 dibandingkan pada tahun 2014. Permasalahan yang
ditemukan oleh tim P2M adalah adanya tempat-tempat perkembangbiakan jentikjentik nyamuk, sehingga rantai penularan masih tetap berjalan. Walaupun bubuk
abate diberikan secara gratis, namun kesadaran dari masyarakat masih kurang
dalam upaya pemberantasan jentik-jentik nyamuk. Selain itu masih banyak
masyarakat yang belum paham mengenai bahaya jentik-jentik nyamuk dalam
penularan DBD sehingga sering terabaikan. Sehingga perlu kiranya diberikan
pemahaman kepada masyarakat dalam upaya pencegahan penularan DBD dalam
26
bentuk promosi kesehatan yang efektif, efisien dan cocok untuk masyarakat
tersebut.
Dalam survei jentik ke lapangan, diperlukan tim JUMANTIK (Juru
pemantau jentik) yang terdiri dari kader-kader terlatih. Namun sekarang masih
belum berjalan dengan baik, sehingga tim P2M harus turun dalam melakukan
survei tersebut.
Penyakit Pnemonia sampai saat ini masih menempati urutan tertinggi
dalam 10 penyakit terbanyak.penanganan kasus Pnemonia di Puskesmas juga
sesuai dengan protap dan pengobatan yang rasional.
Diare dapat disebabkan bakteri, virus, parasit, makanan. Salah satu
komplikasi dari diare berat adalah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi dapat
menyebabkan kematian pada bayi, balita, dan anak-anak. Diare yang disebakan
oleh beberapa bakteri, virus dan parasit dapat dengan mudah ditularkan melalui
lingkungan. Air yang telah tercemar oleh bakteri, virus, atau parasit tersebut dapat
sebagai agen penularan ke masyarakat. Sehingga perlu dilakukan pemantauan
kesehatan lingkungan berupa sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan
sehat pada masyarakat.
Virus rabies merupakan virus yang sangat mematikan bagi manusia. Di
wilayah kerja puskesmas Ambacang Kuranji masih ada kejadian gigitanta hewan
penular rabies yang dapat menyebabkan kematian. Dengan adanya VAR dapat
mengurangi angka mortalitas akibat virus rabies.
Campak dibeberapa kelurahan masih terjadi, hal ini disebabkan karena
tidak semua bayi dan balita diimunisasi campak, sehingga kekebalan tubuh
terhadap campak masih kurang. Banyak stigma yang berkembang mengenai
27
28
dengan tingkat pengetahuan yang cukup tinggi maka penderita dapat menyadari
mengenai pentingnya penanggulangan penyakit TB.
BAB V
29
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Program P2M dalam penanggulangan penyakit menular tidak bisa
berjalan sendiri, melainkan harus bekerjasama lintas program dan lintas
sektor.
2. Tingkat
pengetahuan
masyarakat
terhadap
penyakit
menular
tentang
30
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Rpublik Indonesia 2015-2019. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
KMK RI Nomor 1479. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Jakarta.
Kemenkes RI
Puskesmas Andalas Padang. 2015.
Andalas Padang.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82. 2014.
Penanggualangan Penyakit Menular. Jakarta. Kemenkes RI
Werdhani, RA. 2008. Patofisiologi, Diagnosis,
dan
Klasifikasi
31