a. Pengertian Wabah
Kejadian terjangkitnya suatu penyakit pada masyarakat yang jumlahnya meningkat secara
nyata melebihi pada waktu dan daerah tertentu serta menimbulkan petaka. (PMK: 949,tahun
2004)
KLB (Kejadian Luar Biasa) : Timbulnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu tempat dan waktu tertentu yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah
Yang Membedakan Wabah dan KLB:
-Jumlah kasus yang lebih besar
-Daerah yang lebih luas
-Waktu
-Dampak yang timbul lebih besar
-Dan wabah di tetapkan oleh menteri kesehatan
b. Peraturan dalam Penyelidikan Wabah/KLB
-UU no 1 th 1962 : Karantina Laut
-UU no 2 th 1962 : Karantina Udara
Penyakit Karantina : Pes (6 hari), kolera (5 hari), Demam Kuning (6 hari), cacar (empat belas
hari), tifus bercak wabahi (empat belas hari), Demam Bolak Balik (Delapan Hari).
-UU no 4.th 1984
a. Penyakit karantina antara lain adalah:
DHF, campak, rabies,tetanus meonaturum, diare, pertusis,poliomelitis
b. Penyakit potensi wabah/klb yang menjalar secara cepat atau mempunyai mortalitas
tinggi,dan penyakit yang memerlukan tindakan cepat : Malaria, antraks, franbosia, influenza,
hepatitis,tifus abdominalis, meningitis,keracunan,encepalitis, tetanus.
c. Penyakit potensi wabah/klb lainnya
d. Penyakit yang tidam berpotensi menimbulkan wabah/klb tetapi masuk program: cacingan,
lepra, syphilis,gobore,filariasis, AIDS
Permen : 1501/Menkes/per/2010 Tentang penyakit menular yang berpotensi wabah dan upaya
penanggulangannya Kolera, pes, demam kuning, campak,polio,difteri,pertusis,
rabies,antraks,dbd,malaria,cikungunya,avian,h1n1,sars,meningitis,hepatitis
c. Jenis Wabah
Berdasarkan sifat ada 2 jenis wabah:
1. Common Source Epidemic
Letupan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok
secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang singkat.
Paparan Umum : keracunan makanan, polusi kimia diudara
bentuk kurva epidemik:
Kurva Epidemik ditentukan:
-Agen
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya
dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang
( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan,
penggunaan obat-obatan)
2. Gambaran wabah berdasarkan tempat
b) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa
inkubasi rata-rata
c)
Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
6. Pembuatan Hipotesis
d)
e)
f)
Epidemiologi diskriptif
7. Penilaian Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara
a)
Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
b) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus
dapat dipertahankan secara ilmiah
c) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan
ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
d)
e) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan
apabila terjadi hal yang sama di masa datang .
Demikianlah informasi mengenai Investigasi Wabah,,
Sumber : Materi Kuliah Investigasi Wabah-Peminatan Epidemiologi Kelas B/2013- Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
http://srirahmayuli.com/investigasi-wabah
A. Pengertian
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari normal
(kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok
maupun para ahli diantaranya :
Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakit yang dapat menimbulkan wabah,
wajib seera melakukan tindakan tindakan penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit
kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/
MenKes/ Per/ VIII/ 1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama tiga kurun waktu berturut
turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
5. Angka rata rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata rata perbulan dari tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan
kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan periode,
8. kurun waktu atau tahun sebelumnya.
9. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam berdarah
dengue.
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada daerah endemis ).
Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu sebelumnya,
daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
10. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.
Keracunan makanan
Keracunan pestisida
11. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu penanganan
khusus.
Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah (pseudo
epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena :
Perubahan cara pencatatan
Ada cara cara dignosis baru
Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
Ada penyakit lain dengan gejala sama
Jumlah penduduk bertambah
D. Tujuan Penyelidikan Wabah
1. Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah
a) Upaya penanggulangan dan pencegahan
b) Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )
c) Penelitian
d) Pelatihan
e) Menjawab keingintahuan masyarakat
f) Pertimbangan program
g) Kepentingan politik dan hokum
h) Kesadaran masyarakat
hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang
mengakibatkan sakit.
1) Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
Apa reservoir utama agen penyakitnya?
Bagaimana cara penularannya?
Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2) Wawancara dengan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.
3) Mengumpulkan beberapa penderita
4) Kunjungan rumah penderita
5) Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6) Epidemiologi diskriptif
e. Penilaian Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara, yaitu:
1) Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2) Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran
kebetulan.
3) Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.
f. Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
1) Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )
2) Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan tempat
pembuangan tinja )
g. Pengendalian dan Pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan biasanya
hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian
diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian
mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
h. Penyampaian Hasil Penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat
setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan
pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyampaian penyelidikan
diantaranya:
1) Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
2) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat
dipertahankan secara ilmiah
3) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan
ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
4) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
5) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan
apabila terjadi hal yang sama di masa datang .
Susunan laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.
Pendahuluan
Latar Belakang
Uraian tentang penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian
https://freyadefunk.wordpress.com/2012/12/19/wabah-epidemiologi/
Setelah data mengenai investigasi kasus dan penyebab telah memberikan fakta tentang
penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah pengendalian hendaknya segera
dilakukan. Makin cepat respons pengendalian, makin besar peluang keberhasilan
pengendalian. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan
yang paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang berhubungan..
Prinsip intervensi untuk menghentikan wabah sebagai berikut:
(1) Mengeliminasi sumber patogen;
(2) Memblokade proses transmisi;
(3) Mengeliminasi erentanan.
Eliminasi sumber patogen mencakup:
(1) Eliminasi atau inaktivasi patogen;
(2) Pengendalian dan pengurangan sumber infeksi (source reduction);
(3) Pengurangan kontak antara penjamu rentan dan orang atau binatang terinfeksi (karantina
kontak, isolasi kasus, dan sebagainya);
(4) Perubahan perilaku penjamu dan/ atau sumber (higiene perorangan, memasak daging
dengan benar, dan sebagainya);
(5) Pengobatan kasus.
Blokade proses transmisi mencakup:
(1) Penggunaan peralatan pelindung perseorangan (masker, kacamata, jas, sarung tangan,
respirator);
(2) Disinfeksi/ sinar ultraviolet;
(3) Pertukaran udara/ dilusi;
(4) Penggunaan filter efektif untuk menyaring partikulat udara;
(5) Pengendalian vektor (penyemprotan insektisida nyamuk Anopheles, pengasapan nyamuk
Aedes aegypti, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida, dan sebagainya).
Eliminasi kerentanan penjamu (host susceptibility) mencakup:
(1) Vaksinasi;
(2) Pengobatan (profilaksis, presumtif);
(3) Isolasi orang-orang atau komunitas tak terpapar (reverse isolation);
(4) Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
Hal terkhir dan merupakan hal terpenting dalam penanganan wabah adalah menentukan cara
pencegahan di masa yang akan datang.
4. Menetapkan Berakhirnya Wabah
Penetapan berakhirnya wabah berdasarkan informasi tentang terjadinya wabah dari laporan
pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Informasi juga bisa berasal
dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau
media lokal (suratkabar dan televisi). Hal ini untuk menganalisis apakah program penanganan
wabah dapat menurunkan kasus yang terjadi. Jika kasus yang terjadi menurun maka dapat
dikatakan bahwa penanganan wabah berhasil dan dapat segera dilakukan penetapan
berkahirnya wabah.
5. Pelaporan Wabah
Pada akhir kegiatan dilakukan pelaporan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang penyelidikan epidemiologi, dengan format yang terdiri dari:
(1) Pendahuluan,
(2) Latar belakang,
(3) Uraian tentang penelitian yang telah dilakukan,
(4) Hasil penelitian,
(5) pembahasan,
(6) kesimpulan, dan
(7) Tindakan penanggulangan,