Anda di halaman 1dari 104

1

CEDERA KEPALA

11/19/2015

Ns. Ika Sertyo Rini, M.Kep

ANATOMY PREVIEW
2

11/19/2015

11/19/2015

11/19/2015

11/19/2015

11/19/2015

LOBUS OTAK
7

11/19/2015

Fungsional otak
8

11/19/2015

PENGERTIAN
9

Gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul


maupun trauma tajam, defisit neurologis terjadi karena robeknya
substasia alba, iskemia dan pengaruh massa karena hemorragia, serta
odema cerebral disekitar jaringan otak (Batticaca, 20008)

Kerusakan pada kepala bukan bersifat konginetal maupun


degenerativ, tetapi disebabkan oleh serangan / benturan fisik dari
luar yaang daapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (Brain
Injury Assosiation of America, 2006).
Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk
trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan
keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau
dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang
dapat menimbulkan perubahan perubahan fungsi
otak (Black, 2005)
11/19/2015

10

Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera


kepala yang sinonimnya adalah trauma kapitis
= head injury = trauma kranioserebral =
traumatic brain injury merupakan trauma
mekanik terhadap kepala baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis
yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial
baik bersifat temporer maupun permanen.
11/19/2015

Insiden
11

Kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari tempat


tinggi, penyerangan, pemakaian senjata api, sport
injury dan recreational injury
Tenaga tersebut lewat melalui dasar tengkorak
yang kasar berbenturan dengan benda padat
& keras, tenaga deselerasi yang tiba-tiba
mengakibatkan rusaknya bentuk tulang dan cedera
bagi isi tengkorak.

11/19/2015

Epidemiologi
12

790 kasus dari 100.000 populasi di New Zealand


100.000 kasus pertahun di Scotland
200.000 kejadian dirawat di RS dimana 1,74 juta
mengalami kecacatan di Amerika Serikat
Cidera kepala ringan 85%, sedang 10% & berat
5% di Inggris
CK pada anak 92% dan dewasa 59%
Laki-laki > 3x lebih banyak daripada wanita
11/19/2015

Cedera Kepala
13

Sebagian besar kemungkinan akan mengalami


cedera spinalis cervicalis.
Karena itu semua pasien trauma kepala harus
dinilai ada tidaknya cedera spinalis cervicalis
(fraktur / cedera ligamen).
30 % cedera organ lainnya

11/19/2015

ETIOLOGI
14

Kecelakaan lalu lintas


Jatuh
Trauma benda tumpul
Trauma benda tumpul
Kecelakaan rumah tangga
Cidera lahir

11/19/2015

Klasifikasi
Mekanisme kejadian
15

Cidera Kepala Tumpul


KLL, jatuh, pukulan, benda tumpul
Akselerasi & deselerasi otak bergerak dirongga
kranial & melakukan kontak tulang tengkorak
Cidera kepala tumbus
Luka tembus atau tusukan

11/19/2015

Beratnya Cidera
16

CKR (GCS 13-15)


GCS 13 15
Kehilangan kesadaran ( pingsan ) kurang dari 30 menit
atau mengalami amnesia retrograde
Tidak ada fraktur tengkorak
Tidak ada kontusio cerebral maupun hematoma
CKS (GCS 9-12)
GCS 9 12
kehilangan kesadaran atau amnesia retrograd lebih dari
30 menit tetapi kurang dari 24 jam
Dapat mengalami fraktur tengkorak

CKB (GCS 8)
17

GCS lebih kecil atau sama dengan 8


kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia
lebih dari 24 jam
Dapat mengalami kontusio cerebral
laserasi atau hematoma intracranial

11/19/2015

Pembagian lain
18

Komosio Serebri (geger otak)


pingsan <10 menit akibat trauma kepala
tidak disertai kerusakan jaringan otak
nyeri kepala
Vertigo
mungkin muntah
tampak pucat

11/19/2015

Kontusio Serebri: (memar otak)


19

perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya


robekan jaringanyang kasat mata, meskipun
neuron-neuron mengalami kerusakan atau
terputus.
adanya akselerasi kepala (hiperekstensi kepala)
yang seketika itu juga menimbulkan pergeseran
otak serta pengembangangaya kompresi yang
destruktif.
blockade reversible terhadap lintasan asendens
retikularis difus.
11/19/2015

Laserasi Serebri
20

Dikatakan laceratio cerebri jika kerusakan tersebut


disertai dengan robekan piamater.
Laceratio biasanya berkaitan dengan adanya
perdarahan subaraknoid traumatika, subdural akut
dan intercerebral.
Laceratio dapat dibedakan atas laceratio langsung
dan tidak langsung.

11/19/2015

Oedema Serebri
21

Pada keadaan ini otak membengkak


Penderita lebih lama pingsannya, mungkin hingga
berjam-jam
Gejala-gejalanya berupa commotio cerebri, hanya
lebih berat
Tekanan darah dapat naik, nadi mungkin melambat
Gejala-gejala kerusakan jaringan otak juga tidak
ada
Cairan otak pun normal, hanya tekanannya dapat
meninggi.
11/19/2015

Hematom Sereberi
22

Setelah cedera kepala darah berkumpul didalam


ruang epidural (ekstradual) diantara tengkorak
Keadaan ini sering diakibatkan dari fraktur hilang
tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal
tengah putus/tusak
arteri ini berada diantara duramater dan
tengkorak daerah infesor menuju daerah tipis
tulang temporal
Hemorogi karena arteri ini adapat menyebabkan
tekanan pada otak.
11/19/2015

Morfologi Cidera Kepala


23

Fraktur Kranium
Terjadi padaa atap/dasar tengkorak, berbentuk
garis atau intang, bisa terbuka atau tertutup
Fraktur basis crani :
Ekimosis periorbital (Racoon Eyes)
Ekimosis Retro Aurikuler (Battle Sign)
Kebocoran CSS (Rhinorrea Ottorhea)
Parese Nervus Fasialis (N VII)
11/19/2015

Lesi Intrakranial
Lesi lokal / lesi difus (bisa bersamaan)
24

Lesi Lokal
1. Perdarahan Epidural
Terdapat diantara durameter dan calvaria
Umumnya pada regio temporal / temporopariental
Penurunan kesadaran sementara sampai beberapa
jam
Gg kesadararan progresif (pupil anisokor,
hemiparesi, pupil oedem, herniasi otak)
11/19/2015

2. Perdarahan Sub dural


25

Perdarahan pada subdural (30% CKB)


Robeknya vena jembatan antara kortek cerebri dan
sinus venous atau karena laserasi arteri permukaan
otak.
Menutupi seluruh permukaan hemisfer otak
Prognosis lebih buuruk daripada perdarahan
epidural

11/19/2015

3. Kontusio / Perdarahan Intracerebral


26

Daapaat terjaadi pada semua bagian otak


Sering di lobus frontal atau temporalis
Kontusio cerebri dapat terjadi beberapa hari, jam
perdarahan intacerebraal lebih lanjut
penyimpangan neurologis

11/19/2015

Cidera Otak Difus


27

Kelanjutan cidera otak karena akselerasi dan


deselerasi
1. Komosio Cerebri Ringan
Kesadaran terganggu
Gaangguan fungsi neurologis sementara atau
beberapa derajat
Bingung, disorientasi
Amnesia retrograd, amnesia antegrad

11/19/2015

2. Komusio Cerebri Klasik


28

Kehilangan kesadaraan lama atau rreversible.


Akan sadar kembali dalam 6 jam
Banyak yang pulih kembali tanpa cacat neurologis,
namun pada penderita dapat timbul defisit
neurologis dalam beberapa waktu
Defisit neurologis ; kesulitan mengingat, pusing,
mual, amnesia, depresi gejala laainnya.

11/19/2015

29

11/19/2015


30

Kepala dengan bangunan intrakranial dapat


mengalami jejas oleh : tenaga percepatan
(akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi), rotasi,
ataupun Penetrasi
Jejas : karena perbedaan gerakan pada tulang dan
otak.
Dasar lobus frontal ---- permukaan kasar fossa
anterior
Lobus temporal ------ pinggiran tulang sfenoid
Korpus kallosum ---- pinggiran falks serebri
Tentorium serebelli ---- permukaan superior
serebellum batang otak.
11/19/2015


31

Hantaman.
Deselerasi mendadak
deformitas tengkorak
volume kranial
tekanan cairan serebrospinal
Hantaman awal ----------- contercoup, robekan jaringan
Rotasi. Robekan pada otak, akson difus, pembuluh
darah, selaput otak
Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial,H. epidural, H. subdural, perdarahan
subarakhnoid, perdarahan intrakranial, perdarahan
intraserebelar, rinore, otorea.

11/19/2015

32

11/19/2015

33

11/19/2015

34

titik benturan lalu bergerak melalui isi tengkorak,


akhirnya tersebar. Impact dan gelombang mulamula dapat merobek jaringan otak yang
mengakibatkan cedera disisi yang terkena impact /
benturan
coup injury
countercoup injury.

11/19/2015

Patofisiologi sebagai penentuan CK


35

Obstruksi jalan nafas


Cerebral Ischemia
Hypotensi dan Hypoxia
Herniation Syndromes
Kebocoran cairan cerebrospinalis
Perdarahan pada kulit kepala dan wajah

11/19/2015

Obstruksi jalan nafas


36

Akibat :
Debris
Penumpukan sekret di mulut, wajah
Bengkak
Fraktur tulang wajah
Penyumbatan oleh lidah
Merupakan ancaman serius bagi pasien pasien
dengan trauma kepala wajah dan cedera otak.

11/19/2015

Cerebral Ischemia
37

Adekuat tidaknya perfusi kejaringan otak tergantung


dari seberapa adekuatkah Cerebral Perfusion Pressure
(CPP)
Penting mempertahankan tekanan darah yang adekuat.
CPP merupakan sebuah indikator apakah perfusi nutrisi
oksigen dan glukosa ke otak cukup atau kurang.
ICP = Intracranial Pressure mencerminkan 3 hal : Otak,
cairan cerebrospinal dan darah didalam rongga
tengkorak yang tidak bisa ekspansi.
11/19/2015

TIK normal: 10cm/Hg, meningkat > 15-20cm/Hg


38

massa intrakranial membesar, kompensasi awal


adalah pemindahan cairan serebrospinal ke
kanal spinal
Kompensasi kedua adalah menurunkan volume
darah dalam otak. Ketika volume darah diturunkan
sampai 40%
jaringan otak menjadi asidosis. Ketika 60% darah
otak hilang, gambaran EEG mulai berubah.
Kompensasi ini mengubah metabolisme otak, sering
mengarah pada hipoksia jaringan otak dan iskemia
11/19/2015

39

Kompensasi tahap akhir dan paling berbahaya


adalah pemindahan jaringan otak melintasi tentorium
dibawah falx serebri, atau melalui foramen
magnum ke dalam kanal spinal herniasi otak
Otak disokong dalam berbagai kompartemen
intrakranial (semua jaringan otak dari atas, tengah ke
bawah, terbagi dua, kiri dan kanan yang dipisahkan
oleh falx serebri. Supratentorial dan infratentorial
berisi batang otak dan serebellum oleh tentorium
serebri.
Otak dapat bergerak dalam semua kompartemen itu.
Tekanan yang meningkat pada satu kompartemen
akan mempengaruhi area sekeliling yang tekanannya
11/19/2015
lebih rendah (Black&Hawks,

Doktrin Monro Kellie


40

Volume intrakranial selalu konstan


Volume vena + Volume arteri + CSF + Parenkim otak = Konstan

Herniasi

TIK

Titik dekompensasi

Volume massa
11/19/2015

41

Hukum Monroe Kellie mengatakan bahwa ruang


tengkorak tertutup dan volumenya tetap.
Volume dipengaruhi oleh tiga kompartemen yaitu
darah, liquor, dan parenkim otak.
Kemampuan kompensasi yang terlampaui akan
mengakibatkan kenaikan TIK yang progresif dan
terjadi penurunan Tekanan Perfusi Serebral (CPP)
yang dapat fatal pada tingkat seluler.

11/19/2015

Cedera Sekunder dan Tekanan Perfusi


42

CPP = MAP ICP


CPP : Cerebral Perfusion Pressure
MAP : Mean Arterial Pressure
ICP : Intra Cranial Pressure
Penurunan CPP kurang dari 50 mmHg menyebabkan
iskemia otak.
Iskemia otak mengakibatkan edema sitotoksik
kerusakan seluler yang makin parah (irreversibel).
Diperberat oleh kelainan ekstrakranial
hipotensi/syok, hiperkarbi, hipoksia, hipertermi,
11/19/2015
kejang, dll.

Intracranial Pressure (ICP)


43

Peningkatan intracranial pressure menimbulkan


tanda dan gejala yang dapat diamati
(peningkatan tekanannya)
Tanda peningkatan TIK :
Headache

(sakit kepala, pusing).


Nausea (mual), muntah.
Lupa kejadian sebelum dan sesudah terjadinya trauma
/ injury.
Tingkat kesadaran menurun.
Gelisah, merasa ngantuk, perubahan bicara, tidak
mampu membuat pertimbangan.
11/19/2015

Tanda-tanda peningkatan TIK lanjutan


44

Respon Pupil pupil ipsilateral atau kontralateral


Sakit kepala progresif atau menetap
Muntah menetap atau proyektil
Cushing Response.
- Bradikardi
- Hipertensi
- Gangguan respirasi

11/19/2015

Tanda lebih lanjut


45

Tidak

respon waktu diberi verbal / painful stimulus.


Postur motor yang tidak normal (misalnya: Fleksi,
ekstensi, flaccid).
Abnormal respiratory rate dan pattern.
Tekanan darah sistolik meningkat.
Pulse pressure semakin lebar.
Pulse rate berkurang.

11/19/2015

Hypotensi dan Hypoxia


46

Telah ditemukan bukti adanya gejala klinik yang


lebih berat pada pasien2 cedera otak yang berat
bila disertai episode hipotensi (systolic BP < 90
mmHg) .
Episode dimana timbul hipotensi dan hipoksia
segera setelah mengalami cedera kepala yang
serius sangat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas pasien

11/19/2015

Herniation Syndromes
47

Akibat meningkatnya tekanan intracranial


sebagian dari massa otak dapat pindah atau
mengalami herniasi dengan tanda dan gejala
yang paling menonjol seperti dibawah ini :

Dilatasi pupil unilateral / bilateral.


Reaksi pupil tidak simetris.
Postur motoric yang tidak normal .
Bukti bukti lain yang menandakan gangguan
neurologis
11/19/2015

Kebocoran cairan cerebrospinalis


48

Gangguan / kerusakan pada stuktur tengkorak


kepala dapat menimbulkan fraktur.
Fraktur tulang tengkorak bagian basis (dasar
tulang tengkorak) atau struktur craniofacial dapat
mengakibatkan duramater robek,membuat lubang
/ jalan keluarnya cairan cerebrospinal
Melalui hidung (rhinorrhea) atau dari telinga
(otorrhhea)
Beberapa infeksi seperti meningitis, encephalitis,
atau abscess otak
11/19/2015

Perdarahan pada kulit kepala & wajah


49

Cedera kulit kepala perdarahan (kaya pemb


darah)
Perdarahan ini biasanya berasal dari vena vena dan
dapat diatasi dengan menekan langsung.
Rusak / patah tulang hidung dapat mengakibatkan
active bleeding dari pembuluh-pembuluh darah yang
ada disana dan menimbulkan profuse epistaxis.

11/19/2015

Pembagian Cedera Kepala


50

Commotio Cerebri
Contusio cerebri & cerebral hematoma
Epidural (extradural) Hematoma
Subdural Haematoma
Fraktur tulang tengkorak
Fraktur mandibula
Fraktur Maxila (Rahang Atas)

11/19/2015

Commotio Cerebri
51

Adalah cedera otak yg diffus, mengakibatkan lesi


yang tak dapat diidentifikasi. Meskipun tidak
terjadi kerusakan struktur otak, pasien tetap
mengalami gangguan neurologi yang samar-samar
mis. masalah memory.
Tanda-tanda dan gejala-gejala :
Tidak ada kehilangan kesadaran.
Sakit kepala.
Kebingungan dan disorientasi.
Ada kemungkinan lupa
11/19/2015

52

Commotio cerebri yang klassik adalah cedera otak


yang diffus disertai hilangnya kesadaran sebentar
(tak lebih dari 6 jam saja), tidak ditemukan lesi
yang jelas. Kesadaran penuh dapat pulih kembali
sebelum 6 jam.
Tanda-tanda dan gejala-gejala :
Kehilangan kesadaran yang ringan.
Mual muntah.
Bingung dan disorientasi.
Dizzines (pusing).
11/19/2015
Lupa.

Contusio cerebri & cerebral hematoma


53

Terjadi bruise /lebam/memar jaringan otak


dilokasi tertentu (tidak diffus). Kebanyakan bagian
kepala yg sering terlibat adalah lobus frontal dan
lobus temporal.
Contusio sering mengakibatkan hematom subdural,
yang akan mengakibatkan menurunnya tingkat
kesadaran., bingung atau koma yang lama.
Bila bagian kepala mengalami memar, serta timbul
edem (pembengkakan) yang hebat, maka cerebral
hemisphere yang cedera tsb akan bergerak ke sisi
yang berlawanan, dan hal ini dapat dilihat pada
11/19/2015
CT scann

54

Lama lama akan terjadi perdarahan / intra


cerebral hematom. Mungkin akan sulit membedakan
contusio dan intracerebral hematom akibat trauma.
Tanda dan gejala :
Tingkat kesadaran berkurang
Perubahan tingkah laku.
Perubahan postur motoric. (ekstensi, fleksi,
flaccid).
11/19/2015

55

11/19/2015

Epidural (extradural) Hematoma


56

Hematom epidural merupakan cedera otak focal


yang mengakibatkan berkumpulnya darah antara
tulang tengkorak dan duramater (duramater
adalah jaringan fibrous pembungkus otak).
Hal ini sering diakibatkan fraktur didaerah
temporal dan parietal (mengakibatkan arteri
Meningeal tengah pecah).
Karena perdarahan mengakibatkan tekanan intra
cranial meningkat tajam, sebaliknya CBF (Cerebral
Blood Flow= aliran darah otak) menurun dan
terjadilah cedera otak sekunder. 11/19/2015

57

11/19/2015

Tanda dan gejala


58

Tingkat kesadaran menurun :


Mula-mula kesadaran menurun kemudian diikuti
pulihnya kesadaran (lucid- interval), lalu diiikuti
dengan cepat hilangnya kesadaran. ( Selama lucid
interval, pasien lethargic dan sering mengeluh sakit
kepala yang berat).
Menurunnya tingkat kesadaran secara persisten (lama)
Hemiparese / hemiphlegi dibagian yang berlawanan
dengan daerah hematom, yang dapat berkembang
dengan cepat kearah perubahan postur motoric nya
Pupil terfiksasi dan dilatasi sebelah sisi yang sama dengan
11/19/2015
daerah hematom.

Epidural hematom
59

11/19/2015

Subdural Haematoma
60

Cedera jaringan otak setempat yang menimbulkan


perdarahan diantara duramater dan Arachnoid.
Hematom subdural jauh lebih sering terjadi dan
biasanya pembuluh vena yg robek, bukan arteri.
Sebuah pukulan pada kepala dapat merobek vena
(bridging vein) sehingga bleeding di ruang
subdural.
Cedera jaringan otak dan korteks cerebri, dapat
menyebabkan haematom subdural. Terbentuknya
hematom subdural bisa akut atau kronik.
11/19/2015

61

Pasien dengan hematom subdural kronik barulah


memperlihatkan gejala-gejala 48 jam setelah
terdjadi cedera.
Hematom subdural kronik sering berkaitan dengan
cedera-cedera kepala ringan yang dialami orangorang berusia lanjut, pasien yang mendapat
pengobatan antikoagulan, peminum alkohal kronis.
Hal ini diakibatkan karena rapuh dinding vena dan
sistim pembekuan yang terganggu.
Hematom Subdural lebih lethal (dapat
menyebabkan kematian) bila diderita oleh orang
11/19/2015
usia lanjut dibanding usia muda

Tanda dan gejala


62

Tanda dan gejalanya tergantung dari kecepatan


pembentukan hematom dan pengaruhnya thd fungsi
neurologisnya.
Penurunan tingkat kesadaran yg menetap.
Hemiparese atau hemiplegi pada sisi yang
berlawanan dgn daerah hematom.
Pupil terfiksasi dan dilatasi unilateral pada sisi
yg sama dengan daerah hematom.
11/19/2015

Fraktur tulang tengkorak


63

Untuk dapat membuat fraktur tulang tengkorak


perlu kekuatan yang besar sekali. Karena itulah
bila ada trauma yang menyebabkan fraktur tulang
tengkorak, harus selalu diwaspadai cedera otak
dan Spinal Cervicalis.
Fraktur tulang tengkorak terdiri dari tiga macam:

Fraktur linier

Fraktur depressed

fraktur basiler
11/19/2015

Fraktur Tulang tengkorak


64

11/19/2015

65

Fraktur linier adalah fraktur ringan, dgn gejala


ringan, kecuali bila dibawah fraktur terdapat
pembuluh darah.
Fraktur depressed terjadi dibawah permukaan
tulang yang dapat menyebabkan kompressi
(penekanan /desakan) jaringan otak dan robeknya
duramater.
Fraktur basiler adalah fraktur yang mengenai satu
atau lebih dari 5 tulang yang membentuk basis
cranii. Fraktur dapat juga mencederai stuktur
intracranial lainnya seperti otak, duramater,
syaraf11/19/2015
syaraf cranialis.

Tanda dan gejala


66

Fraktur linier :
Sakit kepala
Kesadaran mungkin menurun.
Fraktur depressed :
Sakit kepala
Kemungkinan fraktur terbuka
Kemungkinan kesadaran menurun
Teraba depresi tulang dibagian yang
mengalami fraktur.

11/19/2015

67

Fraktur basiler :
Sakit kepala.
Tingkat kesadaran menurun.
Lingkaran hitam periorbital ( racoons eyes),
mastoid ekimosis (Battles sign), darah
dibelakang membran tympani
(Hemotympanicum).
Lumpuh syaraf wajah.
CSF rhinorrhea atau otorrhea..
11/19/2015

Fraktur mandibula
68

Mandibula / rahang bawah adalah tulang


berbentuk tapal kuda yg melekat ke tulang
tengkorak melalui sendi terporomandibularis.
Daerah yang paling sering mengalami fraktur ialah
daerah caninus dan daerah gigi molar ketiga, sudut
mandibula dan condilus mandibula.

11/19/2015

Tanda dan gejala


69

Malocclusion : Macet, tidak dapat dibuka


(digerakkan).
Trismus ( tak dapat membuka mulut).
Terasa sakit terutama bila digerakkan.
Wajah tidak simetris, dapat teraba adanya
deformitas (cekungan).
Didaereah fraktur dapat terjadi edema / hematom.
Membran tympani robek dan ada darah
dibelakangnya.
Bibir bawah terasa kebas2, tidak dapat merasakan
11/19/2015
apa-apa.

Fraktur Maxila (Rahang Atas)


70

LEFORT MAXILLARY FRACTURES

11/19/2015

LeFort I
71

Fraktur transversal rahang atas, terjadinya di atas


level gigi mengakibatkan gigi terpisah dari rahang.
Tanda dan gejala LeFort I :
Daerah maxilla yang cedera mengalami sedikit
pembengkakan..
Kemungkinan bibir robek akibat gigi yang
patah.
Pergerakan maxilla yang abnormal.
Malocclusion.
11/19/2015

Lefort II
72

Fraktur maxilla berbenrtuk piramid di daerah pertengahan


wajah. Apex fraktur tegak/traversal jembatan hidung.
Kedua fraktur lateral meluas dari tulang lacrimalis dan
tulang Ethmoid di bagian tengah orbita.
Dasar fraktur meluas diatas level gigi bagian atas masuk ke
rahang atas.
Kemungkinan dapat bocor cairan CSF.
Tanda dan gejala LeFort II :
Wajah bengkak hebat.
Hidung bengkak, fraktur tulang hidung yang jelas.
Malocclusion.
Bocor cairan cerebrospinalis dari hidung (rhinorrhea).
11/19/2015

LeFort III
73

Terpisahnya craniofacial secara komplit, yang melibatkan


maxilla, zygoma ( tulang pipi), orbita (tulang mata), dan
tulang-tulang dasar tengkorak. Fraktur ini biasanya disertai
kebocoran cairan cerebrospinalis dan fraktur mandibula.
Tanda dan gejala LeFort III :
Wajah bengkak hebat.
Depressi dan pergerakan zygomatic bone (tulang pipi).
Ekimosis .
Anestesi pipi .
Diplopia.
Malocclusion.
11/19/2015
Rhinorrhea.

Pemeriksaan
74

Keadaan umum.
jejas ringan : keadaan sadar-siaga
Jalan nafas, respirasi, tekanan darah,
keadaan jantung.
Kesadaran.
Fungsi mental
Saraf otak
Sistem motorik,
Sistem sensorik, otonom, refleks-refleks.

11/19/2015

75

11/19/2015

Pemeriksaan sistem saraf


76

GCS
Respon pupil
Pola gangguan motorik
Infeksi wajah dan kepala
Palpasi wajah dan kepala,adakah laserasi
atau fraktur depresi
Palpasi sepanjang prosessus spinosus tulang
belakang,adakah jejas nyeri dan deformitas
11/19/2015

77

Pemeriksaan GCS
Dilakukan dengan memeriksa respon dari
3 area:
- Eye respon (respon buka mata)
- Verbal respon (respon bicara)
- Motor respon (respon gerakan lengan
& tungkai)
Skor terendah 3 & tertinggi 15. untuk
respon motorik, dinilai yang terbaik
diantara kiri dan kanan.
11/19/2015

Respon membuka mata (eye)


78

(4) Spontan
(3) Dengan suara
(2) Dengan nyeri
(1) Tidak ada reaksi
Respon bicara (verbal)
(5) Orientasi baik
(4) Disorientasi (mengacau/bingung)
(3) Keluar kata-kata yang tidak teratur
(2) Suara yang tidak berbentuk kata-kata
(1) Tidak ada suara
11/19/2015

79

11/19/2015

80

Respon motorik (motor)


(6) mengikuti perintah
(5) melokalisir nyeri
(4) menarik ekstremitas yang dirangsang
(3) fleksi abnormal (deserebrasi)
(2) ekstensi abnormal (decerebrasi)
(1) tidak ada gerakan
Nilai GCS = (E+V+M)
= 15 (terbaik) dan 3 (terburuk)

11/19/2015

NURSING MANAGEMEN PASIEN TRAUMA KEPALA

81

History
Kalau pasiennya dasar, tanyakan apa keluhan utama pasien?
Sakit kepala, mual, muntah, gangguan memori, merupakan
tanda awal penting meningkatnya tekanan intracranial.
Pasien yg mengalami cedera wajah mengeluh rasa sakit,
gangguan syaraf sensory dan gangguan motor (kemampuan
menggerakkan wajah), dyspneu.
Bila kesadaran kabur / turun, apakah histori berhubungn
dengan trauma craniofacial dan jaringan otak?
Impact (akibat trauma) pada kepala dan wajah.
Adakah lucid interval sebelumya?
Adakah muntah (disaksikan orang lain) / tanda & gejala
yang berkaitan.
11/19/2015

82

Adakah kehilangan kesadaran yang mengikuti


cedera, berapa lama?
Apakah pasien mengalami amnesia / lupa akan
kejadian yang menimpanya?
Apakah korban telah mengkonsumsi alkohol / obatobatan sebelumnya yang mengakibatkan penurunan
kesadarannya?
Apakah sebelumnya pasien menderita gangguan
neurologis / seizure (epilepsi / ayan).
11/19/2015

PHYSICAL ASSESSMENT
83

Inspeksi
Periksa / nilai adakah obsrruksi jalan nafas, sekret, benda
asing; Jalan nafas dapat terganggu akibat :
Kesadaran menurun, tak mampu menahan lidah , lidah
jatuh dan menyumbat jalan nafas.
Pembengkakan / bleeding dari laserasi / luka- luka
wajah.
Tak dapat membuka / menutup rahang karena fraktur
bagian tengah wajah
atau fraktur mandibula.
Tentukan tingkat kesadaran korban dgn menggunakan skor
Glasgow Coma Scale.
11/19/2015

Nilai ukuran dan reaksi pupil terhadap sinar


84

Pupil fixed, dilatasi unilateral, mengindikasikan:


kompressi syaraf oculomotor akibat kenaikan
tek.intra cranial dan sindrom herniasi.
Pinpoint pupil, fixed bilateral : kerusakan Pontine /
efek obat-obatan.
Pupil dilatasi sedang, respons lambat indikasi: tanda
awal sindrom herniasi
Pupil dilatasi lebar, (jarang terjadi) indikasi: trauma
langsung pd bagian mata.
Tentukan apakah pasien sebelumnya ada
menggunakan obat mata.
11/19/2015

85

Perhatikan apakah ada abnormal postur motoric (mis


fleksi, ekstensi, flaccid).
Inspeksi daerah craniofacial :
Periorbital ekimosis, indikasi: fraktur fossa
anterior.
Mastoid ekimosis /Battles sign, indikasi: fraktur
fossa posterior.
Darah dibelakang membaran tympani, indikasi:
middle fossa fracture.
Inspeksi hidung dan telinga, periksa apakah ada
11/19/2015
drainage/cairan yg keluar.

Palpation
86

Palpasi daerah craniofacial :


Point ( titik) daerah nyeri tekan.
Depressi / perubahan bentuk.
Hematom.
Nilai seluruh ekstremitas :
Fungsi motor, kekuatan otot, abnormal postur
motoric,
Fungsi sensori.

11/19/2015

Diagnostic Tests
87

Laborat (Hb, lekosit, GDS, Ureum kreatinin,


eletrolit, albumin, trombosit, PT, Fibrinogen)
CT Scan
MRI
Cerebral angiography
EEG
ABGs
No lumbar puncture if there is ICP because
sudden release of pressure can cause brain
to herniate
11/19/2015

Komplikasi
88

Koma
Kejang
Infeksi
Hilangnya kemampuan kognitif
Alzheimer daan paarkinson

11/19/2015

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


89

Penanganan harus ditangani sejak dari tempat kecelakaan,


selama transportasi, diruang gawat darurat, kamar Ro, sampai
ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
Monitor : derajat kesadaran, vital sign,kemunduran motorik, reflek
batang otak, monitor tekanan intrakranial.
Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada:
1. Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak
2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)
3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis pada CT
skan otak
4. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan positif
intermitten (IPPV)

11/19/2015

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


90

Indikasi CT san:
1.
Skala Koma Glasgow (GCS) 14
2.
GCS 15 dengan:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaran
b. Traumatik Amnesia
c. Defisit neurologi fokal
d. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang
kepala.

11/19/2015

Tindakan resusitasi ABC (Kegawatan)


91

a.Jalan nafas (airway)


Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun kebelakang dengan
posisi kepala ekstensi, kalau perlu pasang pipa oropharing (OPA )/
endotrakheal, bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu.
Isi lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk menghindari
aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcer
b. Pernafasan (breathing)
Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas cheyne stokes, dan
central neurogenik hiperventilasi
Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC, emboli
paru, infeksi.
Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab, kalau perlu
ventilator
11/19/2015

Kegawatan
92

3. Sirkulasi (circulation)
Hipotensi iskemikkerusakan sekunder otak.
Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial,
sering ekstrakranial, akibat hipovolemi,
perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma
dada disertai tamponade jantung atau
pneumotorak, shock septik.
Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki
fungsi jantung ,menggantidarah yang hilang
dengan plasma, darah
11/19/2015

Kegawatan

93

Tekanan Intra Kranial meninggi


Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak, hematom
Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor
TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20 mmHg
sudah harus diturunkan dengan:
1. Hiperventilasi
2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg.
Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba
dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 2448 jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan
untuk menyingkirkan hematom
11/19/2015

Lanjutan Penatalaksanaan
94

Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)


1.
Simple head injury
Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran,
amnesia, maupun gejala serebral lain hanya
perawatan luka, Ro hanya atas indikasi,
keluarga diminta observasi kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.
Riwayat penurunan kesadaran sesaat setelah
trauma tetapi saat diperiksa sudah sadar
kembali : Ro kepala, penatalaksanaan
selanjutnya seperti simple head injury

11/19/2015

Lanjutan Penatalaksanaan
95

1.

Pasien dalam keadaan menurun


Cedera kepala ringan (GCS 15-13)
Kesadaran disorientasi, atau not obey command,
tanpa defisit neurologi fokal: Peratan luka, Ro
kepala
CT scan: bila dicurigai adanya lucid interval
(hematom intrakranial), follow up kesadaran
semakin menurun, timbul lateralisasi
Observasi: keadaran (GCS), tanda vital, pupil,
gejala fokal serebral

11/19/2015

Lanjutan Penatalaksanaan

2.
96

Cedera kepala sedang GCS 9-12


Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner
a. Periksa dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan,
sirkulasi
b. Pemeriksaan keadaran, pupil, tanda fokal serebral,
dan cedera organ lain
c. Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika ada.
d. Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain
e. CT scan bila dicurigai hematom intrakranial
f. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, defisit fokal
serebral
11/19/2015

Lanjutan Penatalaksanaan
97

3. Cedera kepala berat GCS 3-8


Biasanya disertai cedera multipel, disamping
kelainan serebral juga ada kelainan sistemik
a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing,
circulation/ABC). Pasien CK berat sering dalam
keadaan hipotensi, hipoksia, hiperkapnea
akibat ggn pulmoner. Tindakan resusitasi ABC

11/19/2015

Lanjutan penatalaksanaan

98

Keseimbangan elektrolit
_Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah udem otak,
1500-2000 ml/hari parenteral dengan cairan koloid , kristaloid
Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan diberikan yang mengandung
glukosa hiperglikemi, menambah udem otak
_ Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur impresi,
hematom intrakranial, PTA yang panjang
Komplikasi sistemik
_Demam, Kelanan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu
ditanggulangi segera.
Obat Neuroprotektor
_Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya seperti
lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
11/19/2015

Diagnosa Keperawatan
99

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi skret.


2. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d Peningkatan TIK
3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan
kesadaran (soporokoma)
5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran
(soporokoma)
6. Kerusakan integritas jaringan b.d. Faktor mekanik
7. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka lacerasi
8. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak
9. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) keluarga
mengenai proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya b.d
terbatasnya informasi
11/19/2015

No
1
100

Tanda dan gejala


- Nafas 8x/menit
- Muntah
- Tidak sadar
- GCS 223
- Keluar darah dari hidung
- Muntah
- Tidak sadar
- Pupil dilatasi, respon cahaya lambat
- Keluar darah dari hidung
- Keluar darah dari telinga
- GCS 223
- TTV 150/95 mmHg
- Nadi 55x/menit
- Nafas 8x/menit
- CT Scan : Pendarahan epidural
temporal kiri
- Luka daerah oksipitalis panjang luka
2,5 cm, lebar 0,5 cm kedalaman 1
cm tertutup rambut
- Depresi tulang temporalis

Etiologi
Obstruksi jalan nafas

Dx Keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas

Cidera otak,
peningkatan tekanan
intrakranial

Penurunan kapasitas
adaptif intrakranial

Faktor mekanik

Kerusakan integritas
jaringan

11/19/2015

101

No Diagnosa Keperawatan NOC


1
Ketidakefektifan
- Respiratory Status Airway
bersihan jalan nafas
Paatency
2

Penurunan kapasitas
adaptif intrakranial

Kerusakan integritas
jaringan

Intracranial Adaptive Capacity,


Decreased
- Neurological Status Autonom
- Neurological Status
Consciusness
- Tissue Perfusion Cerebral
- Tissue Integrity : Skin &
Mucous membran
- Wound Healing
- Blood Loss Severity

NIC
- Airway Suctioning
- Airway Mangement
- Intracranila Pressure
(ICP) monitoring
- Neurologic Monitoring
-

- Wound Care
- Bleeding Reduction

11/19/2015

Prinsip Umum Penatalksaan Cidera kepala


102

ABC
Pertahankan tekanan sistolik 90 mmHg
Pertahankan oksigenasi adekuat, PcO2 35-40
mmHg
Hindari penekanan vena jugularis
Pertahankan elevasi kepala 30-40 derajat
Pertahankan suhu normal
Pertahankan homeostatik dan kadaar gula darah
Antisipasi adanya efek kejang dan agitasi
11/19/2015
sedasi

103

Hindari cairan hipotonik, dan glukosa


Berikan manitol 0,25-1 g/kg (herniasi otak)
Monitor tekanan intracranial
- GCS 3-8 post resusitasi, ada kelainan CT Scan
- CT Scan normal tetapi terdapat 2 faktor ;
- Usia > 40 th
- Tekanan sistolik < 90 mmHg
- Deseberasi atau decortikasi uni / bilateral
Pertahankan CPP 50-70 mmHg, TIK < 20 mmHg

11/19/2015

104

Tengku....

11/19/2015

Anda mungkin juga menyukai