Anda di halaman 1dari 4

FURNACE

Kebutuhan teknologi yang semakin maju, menuntut berkembangnya sistem kendali yang
handal. Sistem kendali yang baik sangat diperlukan dalam meningkatkan efisiensi dalam
proses produksi. Sebagai contoh, otomatisasi dalam bidang industri yaitu proses pemanasan
pada Furnace (Indra.S., dkk, 2009). Salah satu jenis Furnace ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1.Elektrik Furnace

Furnace atau tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam
untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah
bentuknya (misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya
(perlakuan panas).
Berdasarkan metode Penghasilan panas, furnace secara luas diklasifikasikan menjadi dua
jenis yaitu jenis pembakaran (menggunakan bahan bakar) dan jenis listrik. Furnace jenis
pembakaran bergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan. Diantaranya furnace yang
menggunakan bahan bakar minyak, batu bara, atau gas.
Berdasarkan modus pengisian tungku bahan dapat diklasifikasikan sebagai
(i) furnace jenis Intermittent atau Batch atau furnace berkala dan
(ii) furnace terus menerus.
Berdasarkan modus pemanfaatan kembali limbah panas sebagai furnace recuperative dan
regeneratif. Tipe lain dari klasifikasi furnace dibuat berdasarkan modus perpindahan panas,
cara pengisian dan modus pemanfaatan panas.

Karakteristik furnace
Furnace harus dirancang sedemikian rupa sehingga dalam waktu tertentu, sebanyak
mungkin bahan dapat dipanaskan sampai suhu merata dengan bahan bakar paling mungkin
dan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan ini, parameter berikut dapat dipertimbangkan.
Penentuan jumlah panas yang akan didistribusikan kepada materi atau biaya.
Pelepasan panas yang cukup dalam furnace untuk memanaskan bahan dan mengatasi semua
kerugian panas.
Transfer panas dari furnace ke permukaan bahan.
Persamaan suhu dalam bahan.
Pengurangan kerugian panas dari tungku seminimal mungkin.

Gambar 2. Bagian Dalam Funace

Prinsip kerja dari dari furnace listrik adalah memanaskan bahan sampel dengan
memasukkan dalam ruang pemanas. Panas pada termokopel berasal dari filament yang diberi
tegangan sehingga akan menimbulkan panas. Filament yang biasa digunakan terbuat dari
nikel karena memiliki titik leleh tinggi. Panas akan merambat secara radiasi menuju sampel.
Beberapa furnace memiliki control waktu yang dimanfaatkan untuk mengubah suhu
pemanasan secara otomatis. Dinding bagian dalam furnace didesain tahan terhadap suhu
tinggi dengan menggunakan bahan alumina. Di bagian dalam furnace terdapat sensor suhu
berupa termokopel.
Termokopel adalah perangkat yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda (biasanya
paduan logam) yang menghasilkan tegangan, sebanding dengan perbedaan suhu antara kedua
ujung konduktor. Termokopel banyak digunakan sebagai jenis sensor suhu untuk pengukuran
dan kontrol serta dapat juga digunakan untuk mengubah gradien temperatur menjadi listrik.
Termokopel biasanya memakai suhu standar untuk suhu referensi 0 derajat Celcius
(www.heater.co.id). Gambar rangkaian sensor suhu termokopel di tampilkan pada gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian Termokopel

Pemanfaatan furnace pada fabrikasi kaca adalah dengan memanaskan material atau
bahan kaca, kemudian melakukan pendinginan secara cepat. Hal ini dilakukan agar bahan
yang dipanaskan memiliki struktur amorf. Struktur amorf terjadi ketika bahan yang diberi
suhu tinggi kemudian didinginkan secara cepat, agar struktur atom dalam bahan tidak sempat
berubah menjadi Kristal.
Pengoprasian furnace harus hati-hati agar furnace tidak cepat rusak. Setelah furnace
selesai digunakan tidak dibenarkan untuk mematikan langsung alat ketika suhu masih sangat
tinggi. Ini akan mengakibatkan putusnya filament-filamen pemanas karena di shutdown
secara tiba-tiba. Penggunaan yang tepat adalah, ketika furnace selesai di gunakan, suhu
furnace dibiarkan turun secara alami mencapai suhu kamar. Barulah kemudian alat dapat
dimatikan.

Gambar 4. Furnace Thermoline

Gambar 5. Furnace Norbertherm

Gambar 4 dan 5 merupakan salah satu contoh furnace yang ada di laboratorium Pusat
FMIPA UNS. Gambar 4 merupakan furnace dengan merek Termoline yang memiliki suhu
maksimum pemanasan maksimun sekitar 1100 0C. Gambar 5 merupakan furnace dengan
merek Nobertherm yang dapat mengatur kenaikan suhu selang waktu tertentu.

Referensi

Indra. P., Sumardi., Iwan. S. Pengendalian. 2009. Temperature pada Plant Electric Furnace
Mengunakan Sensor Thermocouple dengan Metode Fuzzy. Makalah seminarTugas
Akhir. Uneversitas Diponegoro.
http://www.heater.co.id/thermocouple-heater/?lang=en

Anda mungkin juga menyukai