Disusun Oleh:
(Dokter Muda Anestesi Periode 1 Februari s/d 6 Maret 2016)
REZA PRASETIA PUTRA
1407101030161
BAGIAN/SMF ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUZA BANDA ACEH TAHUN 2016
Kategori
Pengenalan dan
Pengaktifan Cepat
Sistem Tanggapan
Darurat
Alasan
Penekanan pada
Kompresi Dada
Alasan
AHA 2010
HCP harus memastikan
reaksi
pasien
sewaktu
memeriksanya
untuk
menentukan apakah napas
terhenti atau tidak.
AHA 2015
HCP harus meminta bantuan
terdekat bila mengetahui
korban tidak menunjukkan
reaksi, namun akan lebih
praktis bagi HCP untuk
melanjutkan dengan menilai
pernapasan dan denyut secara
bersamaan sebelum benarbenar mengaktifkan sistem
tanggapan
darurat
(atau
meminta HCP pendukung).
Perubahan rekomendasi bertujuan untuk meminimalkan
peenundaan dan mendukung penilaian serta tanggapan yang
cepat dan efisien secara bersamaan, bukan melakukan
pendekatan langkah demi langkah yang berjalan lambat
berdasarkan metode.
Melakukan kompresi dada Melakukan kompresi dada
dan napas buatan untuk dan menyediakan ventilasi
korban serangan jantung untuk semua pasien dewasa
adalah tindakan yang perlu yang mengalami serangan
dilakukan oleh EMS dan jantung adalah tindakan yang
penolong
profesional harus dilakukan oleh HCP,
dilingkungan rumah sakit.
baik yang disebabkan maupun
tidak disebabkan oleh jantung.
Lebih lanjut, penting bagi
HCP untuk menyesuaikan
urutan tindakan penyelamatan
berdasarkan penyebab utama
serangan.
CPR hanya kompresi direkomendasikan untuk penolong yang
tidak terlatih karena relative mudah bagi operator untuk
memandu dengan instruksi melalui telepon. HCP diharapkan
Alasan
Kecepatan Kompresi
Dada: 100 hingga
120/min
Alasan
Kedalaman Kompresi
Dada
Alasan
Rekoil Dada
kompresi
kecepatan
100/min.
dada
pada jantung,
penolong
perlu
minimum melakukan kompresi dada
pada kecepatan 100 hingga
120/min.
Nilai kecepatan kompresi minimum yang direkomdasi tetap
100/min. kecepatan batas atas 120/min telah ditambahkan
karena 1 rangkaian register besar menunjukkan bahwa saat
kecepatan kompresi meningkat menjadi lebih dari 120/min,
kedalaman kompresi akan berkurang tergantung pada dosis.
Misalnya, proporsi kedalaman kompresi tidak memadai
adalah sekitar 35% untuk kecepatan kompresi 100 hingga
119/min, namum bertambah menjadi kedalaman kompresi
tidak memadai sebesar 50% saat kecepatan kompresi berada
pada 120 hingga 139/min dan menjadi kedalaman kompresi
tidak memadai sebesar 70% saat kecepatan kompresi lebih
dari 140/menit.
Tulang dada orang dewasa Sewaktu melakukan CPR
harus ditekan minimum secara manual, penolong
sedalam 2 inci (5cm).
harus melakukan kompresi
dada
hingga
kedalaman
minimum 2 inci (5 cm) untuk
dewasa rata-rata, dengan tetap
menghindari
kedalam
kompresi
dada
yang
berlebihan (lebih dari 2,4 inci
[6 cm]).
Kedalaman kompresi sekita 5 cm terkait dengan kemungkinan
hasil yang diharapkan lebih besar bila dibandingkan dengan
kedalaman kompresi lebih dangkal. Meskipun terdapat sedikit
bukti tentang adanya ambang atas yang jika dilampaui, maka
kompresi akan menjadi terlalu dalam, namun satu penelitian
sangat kecil baru-baru ini menunjukkan potensi cedera (yang
tidak mengancam jiwa) akibat kedalaman kompresi dada yang
berlebihan (lebih dari 2,4 inci). Kedalaman kompresi mungkin
sulit diperkirakan tanpa menggunakan perankat umpan balik,
dan identifikasi batas atas kedalaman kompresi mungkin akan
sulit dilakukan. Penting bagi penolong untuk mengetahui
bahwa kedalaman kompresi dada lebih sering terlalu dangkal
daripada terlalu dalam.
Penolong
harus Penting bagi penolong untuk
membolehkan recoil penuh tidak bertumpu di atas dada di
Meminimalkan
Gangguan dalam
Kompresi dada
Alasan
Ventilasi tertunda
antara
kompresi
untuk
mendukung recoil penuh
dinding dada pada pasien
dewasa
saat
mengalami
serangan jantung.
Rekoil penuh dinding dada terjadi bila tulang dada kembali ke
posisi alami atau netralnya saat fase dekompresi CPR
berlangsung. Recoil dinding dada memberikan relative
tekanan intrathoraks negative yang mendorong pengembalian
vena dan aliran darah kardiopulmonari. Bertumpu di atas
dinding dada di antara kompresi akan menghalangi recoil
penuh dinding dada. Recoil tidak penuh akan meningkatkan
tekanan intrathoraks dan mengurangi pengembalian vena,
tekanan perfusi coroner, dan aliran darah miokardium, serta
dapat mempengaruhi hasil resusitasi.
Penolong harus berupaya
meminimalkan frekuensi dan
durasi
gangguan
dalam
kompresi
untuk
mengoptimalkan
jumlah
kompresi yang dilakukan
permenit
Alasan
Ba
No
1
Kategori
Vasopresor untuk
Resusitasi: Vasopresor
Alasan
Vasopresor untuk
Resusitasi: Epinefrin
Alasan
AHA 2010
Satu dosis vasopressin 40 unit
IV/secara intraoseus dapat
menggantikan baik dosis
pertama maupun kedua dari
epinefrin dalam penangganan
pasien serangan jantung
AHA 2015
Perpaduan
penggunaan
vasopressin dan epinefrin
tidak
akan
memberika
manfaat
apapun
sebagai
pengganti epinefrin dosis
standar
dalam
serangan
jantung.
Pemberian epinefrin dan vasopressin selama terjadinya
serangan jantung telah terbukti meningkatkan ROSC.
Pemeriksaan bukti yang tersedia menunjukkan bahwa khasiat
kedua obat adalah sama dan bahwa tidak ada manfaat yang
dibuktikan dari pemberian epinefrin untuk memberikan
kemudahan, vasopressin telah dihapus dari algoritma serangan
jantung pada orang dewasa.
Memberikan epinefrin segera
jika tersedia mungkin perlu
dilakukan setelah terjadinya
serangan jantung akibat ritme
awal yang tidak dapat dikejut.
Penelitian observasi yang sangat besar terkait serangan jantung
dengan ritme yang tidak dapat dikejut membandingkan
epinefrin yang diberikan pada 1 hingga 3 menit dengan
Alasan
CPR Ekstra-Korporeal
Alasan
Alasan
Alasan
JNC 7
Literatur review yang tidak
sistematis dari para ahli (expert
committee) termasuk batasan
dari desain penelitiannya.
JNC 8
Critical questions dan review criteria
didefiniskan oleh para ahli dari berbagai
instansi penelitian (expert panel) dan
digabungkan oleh team metodologi.
Tinjauan sistematis awal dilakukan oleh
ahli metodologi terbatas pada RCT
evidance
Definisi
oleh
para
ahli
yang
terdiri
sampai
terpublikasi
Blood
Pressure
Education profesional, masyarakat, dan lembaga
Program
Coordinating federal dan tidak memiliki sponsor.
Committee, sebuah koalisi dari
39
orang
profesional,
masyarakat,
dan
organisasi
sukarela dan 7 lembaga federal
7. Rekomendasi 6
Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk dengan penyakit diabetes, inisiasi terapi
farmakologi harus mencakup, diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB),
angiostensin-converting enzym inhibitor (ACEI) atau angiostensin receptor blocker (ARB).
(Rekomendasi : Sedang-Grade B)
8. Rekomendasi 7
Pada populasi kulit hitam, termasuk orang-orang dengan diabetes, initiasi terapi farmakologi
antihipertensi harus mencakup diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB) (Untuk
orang kulit hitam rekomendasi sedang-grade B; untuk orang kulit hitam dengan diabetes
rekomendasi lemah grade C)
9. Rekomendasi 8
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan CKD, inisiasi terapi farmakologi antihipertensi
harus mencakup obat ACEI atau ARB untuk meningkatkan fungsi ginjal (Rekomendasi
Sedang-Grade B)
10. Rekomendasi 9
Tujuan objektif dari terapi hipertensi adalah untuk mencapai dan mempertahankan tekanan
darah sesuai target terapi. Jika tekanan darah tidak dapat mencapai target terapi yang
diinginkan dalam waktu 1 bulan terapi tekanan darah, dapat dilakukan peningkatan dosis
obat atau menambah golongan obat kedua dari salah satu golongan obat pada rekomendasi 6
(diuretik tipe thiazide, CCB, ACEI atau ARB). Dokter harus terus menilai perkembangan TD
dan menyesuaikan regimen obat antihipertensi sampai TD yang diinginkan dapat dicapai.
Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan pengunaan 2 jenis golongan obat
antihipertensi, dapat dilakukan penambahan dan titrasi obat ke 3 dari daftar yang telah
tersedia. Jangan pernah mengunakan obat ACEI dan ARB secara bersamaan pada 1 orang
pasien. Jika target tekanan darah tetap tidak dapat dicapai mengunakan terapi obat pada
rekomendasi 6 karena ada kontraindikasi obat atau membutuhkan lebih dari 3 jenis obat,
maka obat dari golongan antihipertensi lainnya dapat digunakan. Rujukan ke spesialis perlu
dilakukan jika pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah mengunakan strategi yang di
atas atau perlu dilakukan managemen komplikasi pada pasien.
Inisial
Dosis Harian, mg
Dosis Target
RCT, mg
Jumlah
Obat / Hari
1. Captopril
2. Enalapril
3. Lisinopril
Angiostensi receptor blockers (ARB)
1. Eprosartan
2. Candesartan
3. Losartan
4. Valsartan
5. Irbesartan
-Blockers
1. Atenolol
2. Metoprolol
Calcium Channel Blockers
1. Amlodipine
2. Diltiazem extended
release
3. Nitredipine
Thiazide-type diuretics
1. Bendroflumethiazide
2. Chlorthalidone
3. Hydrochlorothiazide
4. Indapamide
50
5
10
150-200
20
40
2
1-2
1
400
4
50
40-80
75
600-800
12-32
100
160-320
300
1-2
1
1-2
1
1
25-50
50
100
100-200
1
1-2
2,5
120-180
10
360
1
1
10
20
1-2
5
12,5
12,5-25
1,25
10
12,5-25
25-100
1,25-2,5
1
1
1-2
1
Mengatur tekanan darah sesuai target dan memulai terapi obat sesuai dengan usia, diabtes, CKD
Populasi Umum
tanpa CKD & Pilih
DM
Umur 60 tahun
Target TD
Target TD
Target TD
Target TD
Tidak
SBP
<
140
mmHg
SBP
<
140
mmHg
SBP
<
140
mmHg
SBP
<
150
mmHg
Memperkuat terapi dan mengatur agar pola lifestyle tetap sesuai
90 (gunakan
mmHg
DBP
< 90
mmHg
90 mmHg
< 90
mmHg
Untuk strategiDBP
A dan
B tambahakan
dan
titrasi
thiazide-type diuretic DBP
atau<ACEI
atau ARB DBP
atau <
CCB
terapi kelas
Untuk strategi C, dosis dititrasi dan inisiasi medikasi sampai maksimum
Non Kulit Hitam
Kulit Hitam
Semua Kasus
Tidak
Apakah
TD tercapai ?
ACEItujuan
atau ARB,
thiazide-type
diuretic
atau CCB, sendiri atau kombinasi
azide-type diuretic atau ACEI atau ARB Inisiasi
atau CCB,
sendiri atau
kombinasi
sendiri atau kombinasi dengan obat golongan
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya