UNTUK
PROYEK KONSTRUKSI
ALAT BERAT
UNTUK
PROYEK KONSTRUKSI
..
PENERBIT
PI ItNIKA CIPTA
Perpustakaan
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR
BAB I. PENGENALAN ALAT BERAT
1. Pendahuluan..................................................................................
2. Pengklasifikasian Alat
2.1. Klasifikasi FungsionalAlat Berat..
2.2. Klasifikasi OperasionalAlat Berat
3. Faktor yang Mempengaruhi PemilihanAlat Berat
4. Alat Berat Pada Macam-macam Proyek Konstruksi
4.1. Proyek Gedung
4.2. Proyek Jalan
4.3. Proyek Jembatan
4.4. Proyek Bendungan
BAB II. BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN
ALAT BERAT
1. Pendahuluan
2. Sumber Alat Berat "
2.1. Alat Berat yang Dibeli oleh Kontraktor
2.2. Alat Berat yang Disewa-beli (Leasing) oleh Kontraktor .
2.3. Alat Berat yang Disewa oleh Kontraktor
3. Biaya Alat Berat
3.1. Nilai Waktu Terhadap Uang
3.2. Biaya KepemilikanAlat Berat
3.3. Biaya PengoperasianAlat Berat
BAB III. DASAR-DASAR PEMINDAHAN MEKANIS
1. Sifat-sifat dan Jenis Tanah
2. Waktu Siklus
3. Efisiensi Alat
v
1
1
2
5
6
7
7
7
8
8
9
9
9
10
10
10
10
12
17
21
24
25
26
27
27
28
28
29
. 29
32
34
35
36
.. 37
. 39
39
. 39
40
41
44
.
::
51
.
53
55
57
58
58
60
62
:~
.
66
69
.
72
73
76
76
76
;.... 77
78
79
80
80
82
82
82
83
83
83
84
86
91
91
92
95
98
98
101
103
104
104
105
106
106
108
109
110
110
110
111
113
113
113
115
116
116
117
117
117
117
118
118
118
119
134
134
135
137
140
140
142
143
146
146
148
148
149
150
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
DAFTAR P
153
161
167
169
177
1
2
3
4
STAKA
BAB I
1. PENDAHULUAN
Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu
manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur
bangunan. Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek,
terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan
penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang
umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali
(excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut
seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller
dan compactor, dan lain-lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat
berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang
akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
suatu proyek. Alat be rat yang dipilih haruslah tepat balk jenis, ukuran
maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan mem
perlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlam
batan penyelesaian proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya dapat
menyebabkan biaya proyek membengkak. Produktivitas yang kecil dan
tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih
sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.
2. PENGKLASIFIKASIAN
ALAT
mukaan yang rata dan padat. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan
jalan baik itu jalan tanah dan jalan dengan pengerasan lentur maupun
pengerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah tamping
roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.
Alat statis adalah alat berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak
berpindah tempat. Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower
crane,dan batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal serta
crusher plant.
Tabel 1.1. Perbandingan Antara Alat Beroda Ban dan Beroda Crawler
Roda Ban Karet
Roda Crawter
5.
6.
7.
8.
9.
ngaruhi pemiJihan alat berat antara lain peraturan lalu Jintas, biaya,
dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat
membuat pemiJihan alat dapat berubah.
Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya
operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan
alat berat.
Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan
alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung,
pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain
lain.
Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diper
hatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi
proyek di dataran rendah.
Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis
material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang
akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau
lembek.
Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang
baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemifihan alat berat.
In'
BAB II
1. PENDAHULUAN
Bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset yang
dimilikinya. Salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri
oleh perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam meme
nangkan tender proyek konstruksi dan menyelesaikan proyek yang diker
jakannya. Akan tetapi dalam kepemilikan alat berat perlu suatu pertim
bangan, ~pakah perusahaan akan menggunakannya secara kontinu atau
tidak. Hal ini berkaitan dengan biaya pengadaan alat berat yang tinggi.
Jika alat digunakan secara terus menerus maka kepemilikan alat akan
optimal, namun jika alat tidak digunakan secara terus menerus maka ke
pemilikan alat akan menjadi beban bagi perusahaan. Pertimbangan lain
yang harus diperhatikan adalah bahwa pada umumnya suatu alat tidak
bekerja sendiri, tetapi bekerja bersama alat-alat lain dalam suatu kelompok
atau fleet. Jadi, perusahaan Konstruksi perlu melakukan anal isis untuk
melihat apakah lebih menguntungkan
jika memiliki suatu alat atau
bermacam-macam alat atau mengadakan alat dari pihak luar.
Biaya alat berat dapat dibagi di dalam dua kategori, biaya kepemilikan
alat dan biaya pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki alat berat
harus menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat
(ownership cost). Pada saat alat berat dioperasikan maka akan ada biaya
pengoperasian (operation cost).
Perhitungan biaya kepemilikan alat berat didasarkan pada ilmu
ekonomi rekayasa. Pada i1mu ini uang mempunyai nilai terhadap waktu.
Sebagai contoh nilai uang sebesar satu juta rupiah saat ini tidak akan
sama nilainya dengan beberapa tahun yang akan datang. Atau dapat
dikatakan terdapat nilai waktu terhadap uang (time value of money).
Konsep dari nilai waktu terhadap uang dinotasikan dengan waktu (time, t)
dan bunga (interest, I).
i(
(2.1)
F=Px(FIP,i%,n)
(1 +
it
A = P x ( i(1+ it )
(1 + i)n -1
A
= P x (AI
(2.2)
P,i%,n)
i(1 + it )
( (1 + it -1 adalah faktor pemulihan modal yang dapat disimbolkan
sebagai (AIP,i %,n).
3. Untuk mencari nilai uang pada rangkaian seragam (A) selama n tahun
dengan mengetahui nilainya pada tahun ke-n (F) digunakan rumus:
F = P x (1+ it
,.
A=FX(
(1 + it
(2.3)
-1
A
= F x (AI
F,i%,n)
(AIF,; %,n).
4. Untuk mencari nilai uang pada masa sekarang (P) dengan mengetahui
nilainya pada tahun ke-n (F) dilakukan dengan menggunakan rumus:
P=
(1 + i)n
(2.4)
P=Fx(PIF,i%,n)
( 6-;\)11) adalah
5. S adalah nilai sisa suatu alat yang merupakan akibat dari penyusutan
alat atau depresiasi, dengan demikian nilai S tidak sama dengan
nilai F.
3.2.1. Depresies!
Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang dikarenakan adanya ke
rusakan, pengurangan dan harga pasaran alat. Penurunan nilai alat ini
berkaitan erat dengan semakin meningkat umur alat atau juga out of date.
Perhitungan depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai alat setelah
pemakaian alat tersebut selama suatu masa tertentu. Selain itu bagi
pemilik alat dengan menghitung depresiasi alat tersebut maka pemilik
dapat memperhitungkan modal yang akan dikeluarkan di masa alat sudah
tidak dapat digunakan dan alat baru harus dibeli. Dalam pelaksanaannya
depresiasi juga dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional pada
perhitungan biaya perawatan alat berat.
Dilihat dari jenisnya maka ada tiga jenis penyusutan yaitu penyu
sutan fisik, penyusutan fungsional, dan penyusutan akibat perubahan
ekonomi. Yang dimaksud dengan penyusutan fisik adalah berkurangnya
kemampuan fisik sebuah aset karena aus. Akibat dari penyusutan fisik
adalah meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas dan keuntungan. Penyusutan
fungsional biasanya terjadi karena alat dianggap telah kuno sehingga
penentuannya
lebih sulit dibandingkan
dengan penyusutan fisiko
Penyusutan fungsional salah satunya diakibatkan oleh berubahnya per
mintaan pasar karena munculnya mesin dengan teknologi baru. Penyu
sutan jenis ketiga yaitu penyusutan akibat perubahan ekonomi sangat
sulit diramalkan.
Ada beberapa cara yang dipakai untuk menghitung depresiasi alat.
Cara-cara tersebut adalah:
1. metode garis lurus (Straight line method),
2. metode penjumlahan tahun (Sum of the years method),
,
III
),
Rk =
(2.5)
_:1_
Ok = P - S
(2.6)
o, adalah
(2.7)
Bk = P - kOk
Contoh 2. 1:
. .
Suatu alat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan per~iraan nilai
sisa 75 juta rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonornrs 5 tahun.
Hitunglah depresiasi per tahun dan nilai buku alat tersebut dengan
menggunakan metode garis lurus.
Jawab:
Maka depresiasi pertahun menjadi:
500.000.000 - 75.000.000
D,
Ok
= Rp 85.000.000
pertahun
0
1
1-'2
3
4
!i
Bk.1(Rp)
0
500.000.000
415.000.000
_- 330.'000.000
245.000.000
160.000000
Dk(Rp)
Bk(Rp)
0
85.000.000
85.000.000
85.000.000
85.000.000
85.000000
500.000.000
415.000.000
330.000.000
245.000.000
160.000.000
75.000.000
= n(n+1)
(2.8)
R _ n-k+1
k --S-O-Y-
k)
S~y
Contoh 2.2:
(2.13)
o,
R(1- RY-1 x P
e, = (1(2.11)
R)k
Prnv"k k'nMlrllk,,1
SOY = 5(5 + 1) = 15
maka:
Dk(Rp)
0
1
2
3
4
5
0
141.666.667
113.333.333
85.000.000
56.666.667
28.333.333
Bk(Rp)
500.000.000
358.333.333
245.000.000
160.000.000
103.333.333
75.000.000
(2.14)
Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan
cepat. Nilai buku diakhir tahun ke-k dihitung dengan rumus:
Bk =P-(P-S)x
R=!:
Depresiasi tahunan dengan metode ini dihitung dengan rum us:
(2.10)
+05
(2.12)
R=x
k n--
(2.15)
IInlllk
x 500.000.000
2 ( 2)1-1
= 200.000.000
k
0
1
2
3
4
5
Dk(rp)
0
200.000.000
120.000.000
72.000.000
33.000.000
0
Bk(rp)
500.000.000
300.000.000
180.000.000
108.000.000
75.000.000
75.000.000
525000000
--SPG
~ 300000000
::J
.c 225000000
!!!
'c 150000000
75000000
umuralat,n
A = P(AI P,i%,n)
(2 16)
Jika nilai sisa alat d:perhitungkan, maka nilai Spun diubah menjadi nila]
tahunan dan rumusnya adalah:
;(1 + i)n )_
S(--; it )
(1+
-1
(2.19)
(2.20)
2n2
Alat Berat
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau
(1+ ;)n -1
+ 1)
2n2
Gambar 2.1.
Kurva Depresiasi dari Tiga Metode yang Ada
= p(
= P(n
Biaya pengoperasian alat akan tirnbul setiap saat alat berat dipakai. Biaya
pengoperasian meliputi biaya bahan bakar, gem uk, pelumas, perawatan
dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang meng
gerakkan alat termasuk dalam biaya pengoperasian alat, Selain itu
mobilisasi dan demobilisasi alat juga merupakan biaya pengoperasian
alat. Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengadaan alat ke proyek
konstruksi. Sedangkan yang dimaksud dengan demobilisasi adalah
pengembalian alat dari proyek setelah alat tersebut tidak digunakan
kembali.
-r-PT
c.. 375000000
~
450000000
(2,17)
solar berbeda-beda.
Rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar
bensin 0,06 galon per horse-power per jam, sedangkan alat yang meng
gunakan bahan bakar solar mengonsumsi bahan bakar 0,04 galon per'
horse-power per jam. Nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan faktor
pengoperasian. Untuk lebih jelasnya maka rumus penggunaan bahan
bakar per jam adalah sebagai berikut:
bensin : BBM
= 0,06 x HP x eft
(2.21)
3.3.2. Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam (Qp) biasanya berdasarkan
jumlah waktu operasi dan lamanya penggantian pelumas. Perkiraannya
dihitung dengan rumus:
Q = f x hp x 0,006 + ~
p
7,4
t
rov
(2.22)
ll
biaya kepemilikan
Jawab:
per jam
= 400.000.000
(A/P,20,5) :1400
= 400.000.000 x 0,3343797:1400
= 95.5357 rupiah
dengan rum us:
= 400.000.000
1 x 1400
_1_
x (0,2(1 + 0,2)5
(1+0,2)5 -1)
BAB III
dengan tabel:
= 95.5357 ru iah
= 80.000.000 : 1400
= 57.143 rupiah
DASARDASAR
PEMINDAHAN
MEKANIS
.
.
25
0
x
0
6
x
0
00
6
14
konsurnsi pelumas
per Jam =
"
+ - = 0,30 gal
7,4
biaya kepemilikan per tahun
80
A = 200.000.000(5 + 1) + ;0.000.000(5
-1)
= 28.000.000
rupiah
2x5
Uraian
Rp/jam
57.143
9.750
8.280
500
75.673
b.iaya
keperruilIikan a ta t
oper Jl am =
140.104000.000
20
00
0
rup
i .a
h
Contoh 2.5:
Hitung biaya perjam alat beroda ban dengan ketentuan sebagai berikut:
mesin diesel 250hp kapasitas
crankcase 14 gal pelumas
diganti setiap 80 jam faktor
pengoperasian 0,6
harga alat 200.000.000 rupiah tanpa harga ban dan nilai sisa adalah
50.000.000 rupiah
pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
harga ban 25.000.000 rupiah dengan masa pakai 5000 jam dan
perbaikan ban 15% dari depresiasi ban
=
20.00
0.000
:1400
=14.2
86
rupia
h
25.000.000 x (3,57 + 1) x
_1_
= 3.202
ru iah
2 x 3,572
1400
alat:
perawatan dan pemeliharaan
ban:
Material yang
ada di alam
pada umumnya tidak homogen,
tetapi
meru pakan material
campuran.
Material
juga
bervariasi dari jenis material
yang berpori
sampai
yang
padat. Dengan keadaan yang
bervariasi
seperti
ini maka
pada
saat
melakukan
pemilihan
alat
be rat yang
akan dipakai di dalam proyek
konstruksi
otomatis
jenis
material
di
lapangan
dan
material yang akan dipakai
merupakan
hal yang perlu
diperhatikan.
Material terdiri dari tiga
unsur, yaitu air, udara, dan
tanah. Hubungan dari ketiga
unsur tersebut dinyatakan
seperti pada Gambar 3.1.
8
rupiah
v
lot Imal
(3.1)
Ull Ilk
Pro ok Konslruksl
Udara
+
+~t I
Wa=O
Ww
Uraian
Pemeliharaandan perawatan alat
Pemeliharaandan perawatan ban
SSM 6 gal @ Rp 2.500
Pelumas 0,30 gal @ Rp 60.000
Gemuk 0,25 kg @ Rp 2.000
Biaya pengoperasian perjam
Biaya
total/jam
Rp/jam
14.286
...1...._
750
15.000 Gambar 3.1.
18.000 Properli
500 Massa Tanah
48.536
= 48.536 + 3.202 +
20.000
=
71.73
Wadalah be rat total, Wa adalah berat udara, Ww adalah be rat air dan
Ws adalah berat tanah. Vadalah volume total, Va adalah volume udara,
Vw adalah volume air dan Vs adalah volume tanah.
2. Berat jenis kering (Yd' dry density):
Ws
Yd =-=
V
Ws
(Va +Vw +Vs)
(3.2)
=~-
(1+m)
m=~
(3.3)
w,
lepas). Volume dari materiallepas diberi satuan loose cubic meters (Iem)
atau loose cubic yards (Icy). Sedangkan material yang telah dipadatkan
atau disebut dengan compacted material, volumenya diberi satuan
compacted cubic meters (cern) atau compacted cubic yards (cey).
Volume material pada umumnya akan meningkat pada saat digali.
Peningkatan volume ini diakibatkan oleh lepasnya ikatan antarpartikel
tanah yang kemudian diisi udara. Perubahan volume ini disebut dengan
pengembangan (swell). Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah
lepas ditentukan oleh faktor pemuatan atau load factor (LF) dan persentase
pengembangan atau swell percentage (s). LF sangat bermanfaat dalam
perhitungan volume material yang akan diangkut dari suatu tempat
misalnya quarry. Rumus yang dipakai adalah:
LF=_1_
1 +sw
(3.4)
= Vb
(3.5)
LF
VI
Pada rumus (3.4) dan (3.5), VI adalah volume lepas (satuan: lem,
Icy), Vb adalah volume asli (satuan: bern, bey). Nilai persentase
pengembangan didapat dari:
(3.6)
Sementara itu, pada sa at material dipadatkan, udara didorong ke
luar dari ruang kosong antarpartikel tanah. Akibatnya tanah memenuhi
volume lebih keeil dari saat kondisi asli maupun lepas. Hal ini disebut
dengan penyusutan (shrinkage). Hubungan antara kondisi tanah asli
dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh faktor penyusutan atau shrinkage
factor (SF) dan persentase penyusutan atau shrinkage percentage (Sh)'
Rumus yang menghubungkan kedua kondisi tersebut adalah:
SF = 1-Sh
SF=
(3.7)
Vc
(3.8)
Vb
Penggallan tanah
pada kondisi asli
Pengangkutan tanah
pada kondlsllepas
Pemadatan tanah
menJadi kondlsl padat
Sh
didapat dari:
221
AIIII
11111111IK
llllk
Plovnk
KOImllllk:JI
(3.9)
Tabel 3.1.
Sw
Jenis Tanah
Lempung kering
Lempung basah
Tanah kering
Tanah basah
Tanah dan kerikil
Kerikil kering
Kerikil basah
Batu kapur
Batu hasil peledakan
Pasir kering
Pasir basah
Batuan sedimen
35
35
25
25
20
12
14
60
60
15
15
40
0,74
0,74
0,80
0,80
0,83
0,89
0,88
0,63
0,63
0,87
0,87
0,71
r'
Contoh 3.1:
Jika sebanyak 2000 bem tanah kering dipindahkan maka berapa volume
tanah tersebut dalam kondisi lepas? Berapa volume tanah tersebut dalam
kondisi padat jika s, 10%?
Jawab:
Dari Tabel 3.1 didapat
= 2500
VI
Vc
= 25% = 0,25
2000
0,25
1+
VI
1-01
Sw
lem
Vc
2000
= 1800 eem
2. WAKTU SIKLUS
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan dan kembali ke
kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat
atau oleh beberapa alat.
Waktu yang diperlukani dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu
siklus atau cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur.
Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT). Waktu muat merupakan
waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam
alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat
ditentukan walaupun tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut
(blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam pemuatan dan efisiensi alat.
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Waktu
angkut merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat, untuk bergerak
dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung
dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat
kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali
disebut waktu kembali atau return time (RT). Waktu kembali lebih sing kat
daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong.
Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan
unsur penting dari waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah,
jenis alat dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan
bag ian yang terkeeil dari waktu siklus.
Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). Pada
......
lAin.
V_.....h....L..1.
n_,..t
........L
n ........L.
saat alat kembali ke tempat pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antre
dan menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantre dan menunggu
ini yang disebut waktu tunggu. Dengan demikian:
CT
= LT + HT + DT + RT + ST
(3.10)
3. EFISIENSI ALAT
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat
faktor yang mempengaruhi
produktivitas
alat yaitu efisiensi alat.
Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal
yaitu:
1. Kemampuan operator pemakai alat,
Pemilihan dan pemeliharaan alat,
Pereneanaan dan pengaturan letak alat,
Topografi dan volume pekerjaan,
Kondisi euaea,
Metode pelaksanaan alat.
2.
3.
4.
5.
6.
4. PRODUKTIVITAS
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu dike
tahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat terse but. Produk
tivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan
seluruh sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas alat tergantung
pada kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari
produktivitas alat adalah:
P
d kti 't
ro u
IVI
as
kap as itas
C T
kapasitas
60
efisiensi
CT
Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis
alat yang dipakai. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan
tanah. Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali,
loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truk dan truk digu
nakan untuk pemindahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut
mempunyai produktivitas yang berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan
jumlah masing-masing alat. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mem
persingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung jumlah alat
adalah:
1. Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar.
2. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu.
3. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat
Produktivitast~rbesar
=-------'=='dengan
Iah produktivitas
terbesar.
J um
alat1 Produktivitas
(3.13)
alat1
Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rum
us: Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu
dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satu caranya dengan
Kemudian dengan membandingkan produktivitas total masing-masing alat
dicari produktivitas total terkecil. Dari sini akan didapat lama pekerjaan
dengan
menggunakan
rumus:
menentukan
berapa produktivitas
total alat setelah dikalikan jumlahnya.
Ourasl
= - Vlolume-p=e:.k::e::rj:a.Ja~n_
ProduktivitasterkeCil
(3.14)
RodaCrawler
Roda Ban
Biasa
Radial
1,5
1,2
2,0
1,7
3,0
2,5
4,0-5,0
4,0-5,0
8,0-14,0
8,0-14,0
2,0
10,0
10,0
8,0
20,0
20,0
Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak maka selain
tahanan gelinding ada gaya yang me nahan alat tersebut. Gaya tersebut
dinamakan tahanan kelandaian. Yang dimaksud dengan kenaikan permu
kaan sebanyak 1% adalah
kenaikan sebanyak 1 m
untuk setiap 100 m jarak
horisontal. Untuk kenaikan
1% diperlukan
tahanan
sebesar 10 kg untuk setiap
tton berat alat agar alat
tersebut dapat bergerak
naik.
Dari Gambar 3.3, yang
dimaksud dengan tahanan
Gambar 3.3. Arah Tahanan
kelandaian adalah F. FIW
sama dengan VII, maka tahanan kelandaian dapat dirumuskan menjadi:
Pada jalan naik arah GR sama dengan arah RR sehingga rumus menjadi
TR
RR + GR. Sedangkan pada jalan menurun arah GR berlawanan
dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR - GR.
GR = F
= VI,x W
G%
100
(3.16)
(3.17)
F =Wx G%
100
Jika W
(3.18)
GR = F == 1Okg/ ton x G%
(3.19)
= RR GR
Jawab:
Dari tabel 3.2, RR = 0 % maka:
TR
3% - 2% 1%
Jika
tana=-=-
Contoh 3.2:
Suatu alat berat beroda crawler bergerak pada permukaan tanah aspal
kondisi baik yang menurun dengan slope 2%. Berapa total grade yang
dialami alat tersebut?
(3.15)
Untuk kelandaian lebih kecil dari 10%, VII = sin a :::t:a:n a, maka
F = W tan a
(3.20)
Jawab:
Jika dilakukan
titik dicatat data-data
penggambaran,
maka pad a setiap persimpangan
yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada gambar
3.5. Setelah itu, dibuat tabel untuk menghitung volume tanah galian
dan
timbunan. Pada Gambar 3.6 dapat dilihat bagaimana perhitungan luas
area yang ditentukan pada sebuah titik. Sebagai contoh, pada titik 1-A,
luas area yang ditentukan oleh titik tersebut adalah 0,25 kali luas sektor
atau O,25A (iika luas sektor dinotasikan dengan A). Sedangkan 1-8 adalah
2 . 0,25 A dan 2-8 adalah 4 . 0,25 A.
Ketinggian yang diinginkan Ketinggian yang
sebenarnya
Kedalaman penggalian
Kedalaman penimbunan
Gambar 3.5.
Data yang Tercatat pada Setiap Persimpangan
8
Titik
Elev.
Baru
1A
18
1C
2A
28
2C
3A
38
3C
4A
48
4C
5A
58
5C
4,2
4,4
4,6
4,4
4,6
4,8
4,6
4,8
5,0
4,8
5,0
5,2
5,0
5,2
5,4
Elev. Tinggi
Tinggi
Lama Gali(m) Timb.(m)
6,5
5,0
3,0
5,1
3,2
2,8
3,6
2,0
5,3
1,9
4,0
8,2
3,0
3,8
6,4
2,3
0,6
0,0
0,7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,3
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
1,6
0,0
1,4
2,0
1,0
2,8
0,0
2,9
1,0
0,0
2,0
1,4
0,0
Frek.
1
2
1
2
4
2
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
4
2
2
4
2
1
2
1
Total
Gambar 3.6.
Pembagian Sektor untuk Setiap Titik
Contoh 3.3:
Jika diketahui data permukaan adalah sebagai berikut:
ABC
1
2
3
4
5
4,2
2,3
4,4
0,7
4,6
4,8
5,0
6,5
5,1
3,6
1,0
1,9
2,9
3,0
2,0
4,4 5,0
0,6
4,6 3,2
1,4
4,8 2,0
2,8
5,0 4,0
1,0
5,2 3,8
1,4
4,6
0,0
4,8
5,0
0,3
5,2
3,0
5,4
1,0
3,0
2,8
2,0
5,3
73,6
38,4
0,0
44,8
0,0
0,0
0,0
0,0
19,2
0,0
0,0
192
0,0
0,0
32
0,0
0,0
51,2
0,0
179,2
128
64
358,4
0,0
185,6
128
0,0
64
89,6
0,0
400
1248
+L_x(x
.
it
-x) r
(3.21 )
8,2
6,4
Luas
Vol.
Vol.
Tetap(m2) Gali(m3) Timb.(m3
timbunan?
"
me lanah galian
Gambar 3.7.
Peto Kontur
0.200
0.300
0.400
dengan mengalikan jarak antara titik maka akan didapat volume tanah
galian dan timbunan. Jika diturunkan dalam bentuk rumus maka:
Volume = spasi x ( Al + AN +
(3.22)
L (A2~.AN-J)
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
55
20
25
10
18
25
22
32
33
30
15
80
99
75
50
40
25
20
0.100
Ii.
Jawab:
0.000
I
Tentukan volume tanah galian dan timbunan pada rencana jalan tersebut?
Sta
Ii.
Sta
0.500
0.600
0.700
0.800
Total
Pjg.
Ruas
(m)
100
100
100
100
100
100
100
100
Luas
Gal.
(m2)
55
20
25
10
18
25
22
32
33
Rata-rata
Gal.
(m2)
37,5
22,5
17,5
14
21,5
23,5
27
32,5
Luas
Timb.
(m2)
30
15
80
99
75
50
40
25
20
Rata-rata
Timb.
(m')
Vol.
Gal.
(m')
Vol.
Tmb.
(m3)
22,5
3750
2250
47,5
2250
4750
89,5
1750
8950
87
1400
8700
62,5
2150
6250
45
2350
4500
32,5
2700
3250
22,5
3250
2250
19600
40900
BAB IV
DOZER
1. PENDAHULUAN
Pada proyek konstruksi terdapat bermacam-macamalat pengolah
lahan seperti dozer, ripper, motor grader, dan scraper. Fungsialat
pengolahlahan adalah antara lain untuk:
c:
.0 .
'"
CI
c:
: ;.::
Q)
E
;:J
,.
00
: ;
'"
E
;:J
.><
ke fill,
d. Ulangi langkah 2,3,4 pada tiap ruas,
e. Antara titik 0 dan E mempunyai nilai negatif yang berarti perlunya
mengambil tanah dari luar,
http://www.badgerbattery.com/My
%20Pictures)
3. PISAU (BLADE)
Ada dua fungsi utama dari pisau, yaitu mendorong material ke depan
(drifting) dan mendorong material ke samping (side casting). Permukaan
pisau umumnya melengkung sehingga material bergerak berputar saat
didorong. Pisau dihubungkan dan dikendalikan pada traktor oleh 2 pasang
double hydraulic cylinder. Pasangan pertama bekerja untuk mengatur letak
muka pisau sehingga kedalaman penggalian dapat diatur. Sedangkan
pasangan yang kedua bekerja untuk menaikkan dan menurunkan pisau.
Ada beberapa macam jenis pisau yang dipasangkan pada dozer.
Pemilihan jenisnya tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Jenis pisau yang umum dipakai adalah:
Gambar 4.2. Dozer Beroda Ban
(Sumber: http://www.constructiondiecast.comlpics-150)
Dozer terd iri dari tiga bag ian , yaitu penggerak utama (prime mover),
traktor dan pisau (blade) di bag ian depan.
00
Bagian Dozer;
1. PenggerakUtatna
2. Troktor
J. Plsau
ae dan ab Double Hydraulic Cylinders
sisi sam ping yang menjauhi atau mendekati badan traktor. Gerakan miring
seeara horisontal ke kanan dan kiri ini sejauh kurang lebih 25.
4. TEKNIK PENGOPERASIAN
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan menggunakan dozer
ada dua teknik yang sering digunakan, yaitu side by side dozing dan slot
dozing. Pada teknik side by side dozing, dua dozer bekerja bersama seeara
berdampingan. Pisau kedua dozer dihimpitkan sedekat mungkin. Hal ini
untuk menghindari spillage atau keluarnya material dari pisau. Kelemahan
dari teknik ini adalah manuver alat yang lama sehingga tidak praktis untuk
pemindahan berjarak kurang dari 15 m dan lebih dari 10 m.
Sementara itu, pada teknik slot dozing dibuat semaeam penghalang
di sisi pisau, yang berfungsi untuk menghindari adanya spillage dari dozer.
Penggunaan teknik ini dapat meningkatkan produktivitas.
(
(b) angling
(c) pitching
Slot Dozing
Gambar
(Sumber: http://www.tpub.com/contentlengine/14081/img)
60-70
5-8
3,0
0,8
100-150
10-12
3,5
1,0
200
16
4,0
1,2
300
25
4,5
1,5
400
35
5,0
1,8
V . WHL
I
(4.1)
Nilai W=1 ,5 sampm 1,n7 II (dalam meter) untuk sudut antara 30-33.
5.3. Produktivitas
Perhitungan produktivitas
menggunakan rumus:
H
Pro d
Kapasitas (Iem)
4,16 x 1,033
3,36 x 1,257
4,50 x 1,111
3,90)( 1,363
3,98)( 1,553
4,96 x 1,174
4,26 x 1,740
3,88 x 0,910
3,21
4,26
3,65
3,82
x 1,127
x 0,960
x 1,274
x 1,274
A-blade
S-blade
3,18
3,89
3,89
5,16
U-blade
8,34
11,70
2,90
4,2
4,66
2,5
3,77
5,80
(4 3)
.
Kapasitas alat:
'
50x60
+ 50x60 =1,61menit
1000 x 3,5 1000 x 4
Produktivitas:
[mxm)
~..
.
xe,ISlenSI
Jawab:
GT
Perkiraan Ukuran
Contoh 4.1:
Hitung produktivitas buldozer yang digunakan untuk memindahkan pasir
kering sejauh 50 m dengan menggunakan S-bJade yang berdimensi 3,36
m panjang dan 1,257 m tinggi. Diperkirakan keeepatan dozer pada saat
pengisian adalah 3,5 km/jam dan keeepatan kembali 4 km/jam. Waktu
tetap alat adalah 0,3 menit. Efisiensi alat adalah 50/60.
60
= VI x CT
maksimum
Model Dozer
D6H
D6H
D7H
D7H
D7H
D8N
D8N
D6D
D6D
D7G
D7G
----D7G
Pro d =
am
50/60 x 3,98
60
1,91
- Berat tanah
TabeI4.3.
Faktor Koreksi
Keteranaan
Operator:
Baik
Sedang
Buruk
Material:
lcmIj
Roda Crawler
Roda Ban
1
0,75
0,60
1,20
0,80
0,70
0,80
0,60-0,70
0,75
0,80
0,475
0,30
1,20
1,42
1,60
1,20
1,42
1,60
1600 .
1400 I
1200 1600
140
1000
12
800 100
600
4
2
200
A untuk 8248
B untuk 8348
C untus D7G D untuk D7H - 78
78
E untuk814S
F untuk D6H - 68
G untuk D5H - 58
H untuk D4H - 48
SOD
700
60
50
40
~~
30
_-.."
.,
-..,
<, "
'
20
100
100
15 30
300
200
45 60
400
SOD
600Il
Contoh 4.2:
Hitung produktivitas traktor D7G beroda crawler dengan U-blade yang
mengangkut pasir dan kerikil kering dengan berat 2900 Ib/cy pada jarak
tempuh 90 m menurun 10%. Asumsikan operator adalah rata-rata dengan
efisiensi kerja 50 menitljam.
Jawab:
Faktor koreksi:
Operator rata-rata
0,75
Efisiensi kerja (50/60)
0,83
Material kering = 0,80
Koreksi berat (2300/2900) = 0,79
Koreksi slope= 1,20
Dari kurva didapat maksimum produktivitas dozer adalah 200 lem/jam
Produktivitas:
Prod = 200 x 0,75 x 0,83 x 0,80 x 0,79 x 1,20 = 94,42 lem/jam
6. RIPPER
100
200
0,80
0,475
0,30
2000 2
24
1800
22
400
0,80
1,20
1,15-1,25
0,70
Kelerangan:
A untuk Dll N -11 U
B untuk 01 ON-ION
C unluk D9N - 9U
D unluk D8N - 8U
E untuk D7H - 7U
F unluk oro 7U
400.
500
1,20
1 15-1,25
0,80
Jeylj
600
600
100
1
0,60
0,50
1,20
Keterangan:
700 on
300
lcy/j
100
200
..J. ..
)1)0
_.l ..
-1.
400
l
..L
.1
600 11
.._I----l..--J
"'1.,
ull
t.t.
7. PEMBERSIHAN LAHAN
Sebelumpembangunanproyekkonstruksipadasuatu
lahankosong,
lahan tersebut harus dibersihkan dari semak atau pepohonan.
Kegiatan ini meliputi pekerjaan pemindahan semak, pohon dan
sampah. Artinya, semua yang berada di atas dan di bawah permukaan
tanah yang dapat mengganggu proyek harus dipindahkan.
Cara kerja dozer untuk pembersihanlahan sangat tergantung
pada kondisi lapangan. Pekerjaan pembersihan lahan bersemak
dengan be berapa pohon kecil akan berbeda penanganannya dengan
lahan yang dipenuhi pohon sedang maupun besar. Cara kerja yang
berbeda ini juga akan mempengaruhi produktivitas alat.
Perhitungan produktivitas
dengan menggunakan rumus:
Pr d
o
pembersihan
165
215
335
460
ditambahkan 50%.
(4.5)
Produktivitas dihitung dalam satuan ha/jam. Pada rumus di atas
lebar potong atau lebar cut dalam satuan meter sedangkan kecepatan
alat dihitung dalam satuan km/jam.
Sedangkan produktivitas pemotongan kayu atau pepohonan (dalam
satuan menitlacre) dihitung dengan rumus:
Prod
= H[A x B + M1 X N1 + M2 X N2
+ M3
N3 + M4
N4 + 0 x F]
(4.6)
pohon
waktu
pohon
pohon
pohon
1,3
1,0
0,7
!
Tabel 4.5. Kepadatan Pohon
Kepadatan Pohon
Kepadatan pepohonan lebih dari 600 pohon per are atau pohon
yang ada adalah pohon besar
2,0
1,0
0,7
B
34,41
23,48
18,22
15,79
12 ft
Ml
0,7
0,5
0,2
0,1
23 ft
M2
3,4
t,7
1,3
0,4
Diameter
34 ft
46 ft
6,8
3,6
2,2
1,3
10,2
6,0
3,0
M3
M.
>6ft
3,3
1,8
1,0
Contoh 4.3:
165-hp traktor dengan KlG blade digunakan untuk pemotongan
pohon. Kayu keras rata-rata 25 %. Survei pepohonan memberikan
hasil:
rata-rata jumlah pohon per are 650 batang
diameter 1-2 ft: 100
pohon diameter 2-3 ft:
10 pohon diameter 3-4
ft: 2 pohon diameter 4-6
ft: jumlah diameter pohon pada ukuran lebih dari 6
ft: - Jawab:
Oari data rnaka
didapat:
H 0,7
(tabel 4.4)
A 2,0
B 34,41; M1 0,7; M2
0=0
=
=
Prod
= 0,7(2
BAB V
1. PENDAHUlUAN
Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk,
mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan seeara berlapis.
Scraper dapat digunakansebagai alat pengangkutanuntukjarak yang
relatifjauh ( 2000 m) pada tanah datar dengan alat penggerak roda
ban. Pemilihan scraper untuk pekerjaan ini tergantung pada:
1.
2.
3.
4.
a..
'-I.
-+- - - - - - - ~- - - - - -
,---..------,
a.--+
'.
U.-+--------..-,------
..,.s.
I
I
I.
IJIIt;-to
Chain Loading
..
1.,-+- - - - - - 'f I
-E-
'.OF .....
,,
- - - - - - -
Shuttle Loading
(Sumber: http://www.hartstractor.com/noble)
sc~rl
berput;u- ke
posisi~
scraper 2
l: :cq: Io
2
""
berpisah
1
membongk;umu;;dan
berput;ukembali
d
i
I
.
.
I
Gambar 5.5. Self Loading
Scraper
(Sumber: http://www.cs.utah.edulhatch/scrapers.html)
2.1. Pengoperaslan
Scraper
1.1..
, . _ ..
~.I .. I.
1'
1.
1I
1 1
= LT + DT + ST + TT + ADBT
(5.1)
4. Tarik garis vertikal dari atas yang sesuai dengan berat alat dan material.
5. Tarik garis TR hasil penjumlahan no.1 sesuai dengan TR yang ada
sampai bertemu dengan garis vertikal no. 4.
6. Dari titik pertemuan kedua garis tarik garis horisontal kearah garis kurva.
7. Dari pertemuan kurva dengan garis tarik gans vertikal ke bawah sampai
ke skala kecepatan.
8. Dari kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu pengangkutan.
Sedangkan waktu siklus (CT) adalah penjumlahan waktu tetap,
waktu angkut dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu kern bali
dihitung tersendiri karena selalu berubah tergantung pada kondisi jalan
dan jarak tempuh. Perhitungan CT menggunakan rumus:
CT
= HT + RT + FT
(5.2)
40 50 60
I I
I I I I "
ys
2.0
V x 60 x eff
CTs
~o
(5.3)
label 5.1. Nilai FT (menit)
Kegiatan
Pemuatan
Pembongkaran & Memutar
Percepatan & Perlambatan
0,8
0,4
0,3
1,5
1,0
0,5
0,8
2,3
1,4 0,8
0,6 0,4
1,0 1,0
3,0 2,2
1,0
0,5
1,5
3,0
1,4
0,6
2,0
4,0
I I I I I 111111111
60 7(. I
40 I
3f ,
Prod
Total
BERATKOTOR
30
80 kg x 1000
*1 = kondisi baik
*2 kondisi sedang
*3 kondisi buruk
=
=
II
If
IIK
II
II
t> .>
","'"
:...-- _/
X
:
-:
/'
,/'
'"
,-/
e~
.>:
-:
lj_.,....
./
/'
_/ /'
-: V ./
'
'>:
,/
./
,../
./
-: :
./
v
,-/
l"~
_"'"
/
/'
./
,/
./,
,/
,/
v"'" X
-:-: t.V'
->
,/ ,/"
L-""
:-to/'
,/
_,~
/
./"
121,
/'
y"
II
,/
.)-1
I ./
y,
I-t" V
/'" v '/
/--:
f't'
10~
6~
5~
41-
~!~
(
./
/"
./
25~ I.U c
(11:1
20~ U";
151,
"'"/
\.
_/
1/
Ii
jl
301,
I
I
./'
C I
..
.
-~
Pemakaian
menaikkan
produktivitas
Umumnya
sebuah pusher
dapat
membantu
beberapa scraper
dalam alat.
melakukan
pekerjaannya.
Waktu
siklus
pusher
=
~:
r;;&
c:;;
...1&
c
ke scraper yang lain. Waktu siklus (dalam menit) ini dicari dengan
menggunakan rumus:
0 G.:I
CTp
= 140% x LTs +
0,25
I-
I- "
11:1
(5.4)
C_.I.
N=
CTs
(5.5)
CTp
Sedangkan metode yang dipakai pusher dalam mendorong scraper
V
0
II
./'
5 10 15 20 25 30 35 40
Iii
iii
i '. iii
iii
iii
iii
I
10
15
Iii
20
iii
25
45 50 55 km~
i iii
30
iii
35 mph
KECEPATAN
Contoh 5.1:
Tanah sebanyak 300.000 Icm dipindahkan dengan menggunakan scraper
621 E. Spesifikasi tanah dan alat adalah sebagai berikut:
Serat jenis tanah 1340 kgllcm
Job efficiency
- 50/60
t'\~"'"
., ..
..1
."_1
n.._d-. .. I
==
=
Produktivitas scraper
Heaped capacity
15,30 m
Berat kosong
30.479 kg
Berat maksimum
52.249 kg
Kondisi permukaan sedang
Untuk loading digunakan pusher
Jumlah scraper
Dari
RR
TR
L (km)
A-B
B-C
GR
V (km/jam)
0
8
6
12
23
12
t (menit)
2,6
3,8
6,4
t2 =
Dari
RR
TR
L (km)
C-B
BA
GR
4
6
-4
0,5
55
39
t4 =
0,5
1,5
2,0
=
=
Jawab:
Menentukan waktu berangkat:
Berat scraper
berat kosong + (kapasitas scraper x bj tanah)
30.479 + (15,3 x 1340)
= 50.981 kg < berat maksimum (52.249 kg)
0,5
= 7 scraper
Pertanyaan:
1. Berapa siklus waktu scraper?
2. Berapa produktivitas scraper?
3. Berapa siklus waktu pusher?
4. Berapa jumlah scraper yang diperlukan?
Berdasarkan Tabel 5.1, waktu pemuatan (loading time) adalah 1,0 menit,
maka:
Waktu siklus pusher
= kapasitas x 60 I waktu
3. MOTOR GRADER
Motor grader mempunyai fungsi bermacam-macam, antara Jain:
1. Meratakan dan membentuk permukaan,
2. Merawat jalan,
3. Mengupas tanah,
4. Menyebarkan material ringan.
Produktivitas grader dihitung berdasarkan jarak tempuh alat per jam pada
proyek jalan, sedangkan pada proyek-proyek lainnya, perhitungan produk
tivitas motor grader adalah luas area per jam. Waktu (jam) yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan jalan dihitung berdasarkan rumus:
=:
[L
N x Lruas ] x
Vrata-rata
1
efisiensi
(5.6)
= 1000vWE
(5.7)
Pekerjaan
Membuat slope
Menggali safuran
Perataan akhir
Perawatan jalan
Pencampuran
Penebaran material
Kecepatan
4,0
4,0- 6,4
6,5 -14,5
6,4 - 9,7
14,5-32,2
9,7 -14,5
"I_I
I\ ~_I
1, fl
1. W' I IJ
Contoh 5.2:
Jawab:
= (2
x 15 +
2 x 15 + 2 x 15) x _!
7
=:
17,38 jam
4%0
Contoh 5.3:
Berapakah produktivitas motor grader jika digunakan untuk membentuk
jalan dengan kecepatan 6 km/jam dan lebar efektif per pass 3 m? Anggap
efisiensi kerja adalah 0,8.
Jawab:
Prod =: 1000 x 6 x 3 x 0,8 = 14.400m2/jam
BAB VI
Loader baik yang beroda ban ataupun beroda crawler dapat dipakai
untuk mengangkat material. Namun bagian bawah material harus mem
punyai ketinggian setinggi permukaan di mana alat terse but berada.
Pengangkatan yang lebih dalam memerlukan ramp. Selain itu material
yang diangkat haruslah material yang lepas. Karena di bag ian bawah
loader tidak terdapat alat pemutar maka pada saat pembongkaran
muatannya loader harus melakukan banyak gerakan.
1. PENDAHULUAN
Alat pengangkutan dalam proyek konstruksi dapat bergerak secara hori
sontal dan vertikal. Yang dimaksud dengan pergerakan horisontaf adalah
pengangkutan pada permukaan tanah. Sedangkan pergerakan vertikal
adalah pengangkutan dari satu ketinggian ke ketinggian lain. Yang ter
masuk alat pengangkutan horisontal adalah loader dan truk. Pada da
sarnya scraper juga dapat dimasukkan ke dalam kategori alat pengang
kutan horlsontal. Sedangkan alat pengangkutan vertikal adalah-crane.
Loader adalah alat yang umum dipakai dalam proyek konstruksi
untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau
membuat timbunan material. Jarak tempuh loader biasanya tidak terlalu
jauh. Pada bag ian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya
disebut front-end loader.
Truk adalah alat pengangkutan yang sangat umum digunakan di
dalam proyek konstruksi. Alat ini sangat efisien dalam penggunaannya
karena kemampuan tempuhnya yang jauh dengan volume angkut yang
besar. Fungsi dari truk adalah untuk mengangkut material seperti tanah,
pasir, dan batuan pada proyek konstruksi. Pemuatan material ke dalam
baknya diperlukan alat bantu lain seperti alat gali dan loader. Pemilihan
jenis alat pengangkutan tergantung pada kondisi lapangan, volume
material, waktu dan biaya.
2. LOADER
Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau
ban. Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda
yang mirip dengan dozer hanya dipasang lebih maju ke depan untuk
menstabilkan alat pada sa at mengangkut material. Loader beroda ban
atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-whee/-drive dan rear-wheel drive.
Rear-wheel-drive bisa dipakai untuk menggali dan 4-wheel-drive cocok
untuk membawa bucket bermuatan penuh.
.In.n
'.'11"
11I!I"1I
Pada area yang datar truk dapat diletakkan di dekat loader sehingga
gerakan loader akan lebih mudah. Terdapat tiga metode pemuatan material
dari loader ke dalam truk, yaitu:
I shape loading,
V shape loading,
Pass loading.
Gambar
Pada metode I shape loading, truk bergerak maju pada saat loader
mengambil material dari timbunan dan kemudian mundur pada saat loader
telah siap memindahkan material ke dalam truk (Gambar 6.4). Pada
metode kedua, truk tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan loader
melakukan gerakan V dari timbunan ke arah truk. Posisi truk terhadap
timbunan dan loader dapat dilihat pada Gambar 6.5. Ada tiga posisi yang
mempengaruhi gerakan loader. Pada pass loading, truk bergerak menuju
beberapa loader yang bucketnya telah terisi penuh. Truk bergerak dari
satu loader ke loader lainnya sampai bak truck terisi penuh.
ia}
(b)
1_'
Pembongk.r.n olen
G.n.r.1 Purpo Buck.'
I
bM
u
- I ...
....
....
.,
.. _1. 1.1__ .
11
_.
Awalnya
pemuatan
material
dilakukan
oleh power shovel atau front shovel, namun karena kapasitas loader makin
Material
Material seragam atau campuran
Batu kerikil
Batuan hasil peledakan (baik)
Batuan hasil peledakan (rata-rata)
Batuan hasil peledakan (buruk)
Batuan berlumpur
Lanau basah
Material berbeton
besar maka penggunaan loader menjadi lebih sering. Loader juga digu
nakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat pengangkut.
Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material ke
dalam hopper yang selanjutnya diangkut ke crusher plant. Pada proses
pembersihan lahan loader juga digunakan untuk memindahkan semak,
akar pohon, dan lain-lain.
Kapasitas angkat loader dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
faktor tersebut antara lain:
1. Berat mesin
Berat mesin perlu diketahui agar berat material tidak melampaui berat
alat yang dapat menyebabkan terjadinya jungkir.
2. Lokasi titik berat alat
Titik berat yang tidak tinggi menghidari terjadinya jungkir.
3. Panjang radius antara pusat putaran alat dan attachment
Daya angkat alat akan semakin kecil dengan semakin besarnya
panjang radius.
4. Tenaga alat
Semakin besar tenaga alat semakin besar kemampuan angkat alat.
Kondisi material,
Tipe bucket dan kapasitasnya,
Area untuk pergerakan loader,
Waktu siklus loader,
Waktu efisien loader.
(
S
Faktor
O,95~1,OO
0,85-0,90
0,80-0,95
0,75-0,90
0,60-0,75
1,00-1,20
1,00-1,10
0,85-0,95
Guide, 1991)
Material
I Berbutir seragam
LT
0,03 - 0,05
Berbutir campuran dan basah
Lanau basah
Tanah atau kerikil
Material berbeton
:1
0,03 - 0,06
0,03 - 0,07
0,04 - 0,20
0,05 - 0,20
Pemuatan
DT Ditumpah di atas tanah
< 0,10
Dimuat ke dalam truck
0,04 - 0,07
(Sumber: Caterpillar Performance
Handbook, 1993)
Uraian
Faktor
Kondisi tanah:
Berbutir campuran
Diameter < 3 mm
Diameter 3 - 20 mm
Diameter 20 - 150 mm
Dlamotor > 150 mm
+ 0,02
+ 0,02
- 0,02
0
+ 0,03
waktu siklus.
+0,04
0,59
--
Timbunan:
Timbunan dengan tinggi > 3m
Timbunandengan tinggi < 3m
Pembonakaran dari truck
0
+ 0,01
+0,02
Lainlain:
Pengoperasian tetap
Pengoperasian tidak tetap
Target sedikit
Target beresiko
- 0,04
+0,04
+0,04
+0,05
= uk.bucket
x ~~ x
BFF x efisiensi
(6.1)
Contoh 6.1:
Sebuah loader digunakan untuk memindahkan material dari timbunan
setinggi 2,5 m ke dalam truk. Material merupakan material seragam
dengan rata-rata diameter kurang dari 3 mm. loader mempunyai kapasitas
1,20 Icm (loader 910F) dengan jarak tempuh rata-rata 50 meter. Waktu
berputar adalah 1 menit dan efisiensi kerja alat adalah 50/60 menit per
jam dengan pengoperasian tetap.
Jawab:
Dari Tabel 6.1, BFF adalah 1
Dari Tabel 6.2, l T 0,05 menit
Dari Tabel 6.3, faktor koreksi untuk waktu siklus 0,02 + 0,01 - 0,04 menit
Dari Tabel 6.4, DT = 0,05 menit
Dari grafik di lampiran, HT dan RT = 2 . 0,25 menit
CT = 0,05 + 0,02 + 0,01 - 0,04 + 0,05 + 0,5 = 0,59
menit
Prod=1,2x
60 x1x 50 =10169/cmIJam
60
'
3. TRUK
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa truk sangat efisien untuk
pengangkutan jarak jauh. Kelebihan truk dibanding alat lain:
1. Kecepatan lebih tinggi,
2. Kapasitas besar,
3. Biaya operasional kecil,
4. Kebutuhannya dapat disesuaikan dengan kapasitas alat gali.
Namun, alat ini juga memiliki kekurangan dibanding alat lain
karena truk memerlukan alat lain untuk pemuatan. Dalam pemilihan
ukuran dan konfigurasi truk ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
yaitu material yang akan diangkut dan excavator atau loader pemuat.
Truk tidak hanya digunakan untuk pengangkutan tanah tetapi juga
material-material lain ..Untuk pengangkutan material tertentu, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak,
2. Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada
permukaan bak. Agar aspal tidak cepat dingin tutup bag ian atas
dengan terpal,
3. Untuk materiallengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat.
Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti
excavator dan loader. Karena truk sang at tergantung pada alat lain, untuk
pengisian material tanah perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Excavator merupakan penentu utama jumlah truk, sehingga tentukan
jumlah truk agar excavator tidak idle,
2. Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari 2 unit.
3. lsi truk sampai kapasitas maksimumnya,
4. Untuk mengangkutan
material beragam, material paling berat
diletakkan di bagian belakang (menghindari terjadinya kerusakan pada
kendali hidrolis),
5. Ganjal ban saat pengisian.
bongkaran muatan dilakukan pada tempat yang sempit dan panjang maka
pemakaian truk dan tractor wagon jenis ini merupakan pilihan yang tepat.
D..h \II.
t" ................'f.u.oL
I ...
3
P
1
.
2
.
4
.
3
.
4.
5
I;
I
x
x
6 0e,ISlenSI
~..
.
Jawab:
(6.2)
C T
Heaped
Struck
capacity
m3 (yd3)
capacity
m3 (yd3
23,6
309
34,1
446
51,3
67,1
17,5
22,9
26,0
340
36,4
47,6
Berat kosong
Berat rnaks.
kg (Ib)
(Ib)
kg
31178
68750
39396
86869
60055
132442
67586
149000
92534
204000
146966
324000
Contoh 6.2:
Truk no. 773B digunakan untuk memindahkan tanah sebanyak 600.000
dari quarry A ke proyek E seperti gambar di bawah ini.
Dari
L (km)
RR
GR
A-B
B-C
C-D
D-E
20
5
15
5
4
3,5
4,5
4
0
8
3
7
A-B
B-C
C-D
D-E
3,5
4,5
4
rPertanyaan:
1. 8erapa produktivitas truk?
2.'8erapa jumlah truk yang
, dlbutuhkan?
0,8
0
8
3
-7
4
11,5
7,5
-3
20
5
15
5
45
18
24
65
t2=
2667
16,67
3750
04,62
8.5,46
RR
GR
TR
E-D
D-C
C-B
B-A
7
-3
-8
0
11
1,5
-4,5
4,5
35
4
Jumlah truk
L(km) V(kmrpm}
5
15
5
20
32
67
65
64
= t1 + t2 + t3 + t4
= 3 + 85,46 + 1,50 + 46,18
=136,14 menit
Produktivitas truk
= 600;000 = 750.0001cm
Waktu siklus
o
A
t (menit)
0938
13,43
04 62
18,75
BAB VII
CRANE
1. PENDAHULUAN
Alat pengangkutan vertikal atau alat pengangkat yang biasa digunakan di
dalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane sebagai alat
angkat adalah dengan mengangkat secara vertikal material yang akan
dipindahkan, memindahkan secara horisontal, kemudian menurunkan
material di tempat yang diinginkan. Sebenarnya selain untuk pekerjaan
pengangkatan material, crane juga dapat dipakai untuk penggalian dan
pemasangan tiang. Tentu saja untuk kedua pekerjaan ini alat (attachment)
yang dipasangkan akan berbeda. Sebagai contoh untuk penggalian maka
attachment nya adalah dragline dan clamshell.
Tower crane merupakan jenis crane yang statis, namun ada bebe
rapa jenis crane yang mempunyai penggerak. Karakteristik operasional
semua crane yang bergerak pada prinsipnya sarna, dengan perbedaan
pada penggeraknya.
t
Gambar 7.1.
Crawler Crane
(Sumber: http://aonecranes.comlimages)
crane merupakan
-1
8. Outrigger
9. Turntable
10. Counterweight
4. TOWER CRANE
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertikal dan horisontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang
gerak yang terbatas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tower
crane terdiri dari bermacam-macam jenis. Pada saat pemilihan tower crane
sebagai alat pengangkatan yang akan digunakan, beberapa pertimbangan
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Kondisi lapangan tidak luas,
2. Ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain,
3. Pergerakan alat tidak perlu.
Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai
karena tower crane dlletakkan di tempat yang tetap selama proyek
berlangsung, tower crane harus dapat memenuhi kebutuhan pemindahan
material sesuai dengan daya jangkau yang ditetapkan serta pada saat
proyek telah selesai pembongkaran crane harus dapat dilakukan dengan
mudah.
horisontal dan pada trolley tersebut dipasangkan hook atau kait. Kait dapat
bergerak secara vertikal untuk mengangkat material. Tie ropes adalah
kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi lurus
90 terhadap tiang utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib
terdapat ruang operator dan di bawah ruang tersebut terdapat slewing
ring yang berfungsi untuk memutar jib. Selain itu juga terdapat climbing
device yang merupakan alat untuk menambah ketinggian crane.
Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam
yaitu saddle jib dan luffting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar
dengan sudut 90 terhadap mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat
bergerak 360. Saddle jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang
berfungsi untuk pengangkatan material dan jib pendek berfungsi untuk
penyeimbang (counter jib).
Sedangkan luffing jib mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
saddle jib karena sudut antara tiang dengan jib dapat diatur lebih dari 90.
Dengan kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat
dihindari. Dengan demikian pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas
dibandingkan dengan alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga
dapat bergerak 360 terhadap tiangnya.
1,
2,
3,
4,
5,
~~;;;;;~:;;~~~11.
tie ropes
counter weight
counter jib
kabin operator
slewing ring
6. jib
7. trolley
8, hook (kait)
9, climbing device
10. mast
footing block
;.1
Gambar 7.7.
Saddl. Jib pads Free Standing Tower Crane
crane.
F==
= z
b.
c.
d.
e.
f.
g.
,I
1200
1100
i--'""600S0-2 (600t)
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
(e)
100
\
I \ /M-250 S2 (300t)
l/
\\ \
\/
4100WS-l (200t)
\,.
\ V -, '<,
'-< ~ K
'- :.---
",.
25
50
75
100
)900 (lOOt)
--- ::t:+-+--r- -
150 200
250 300
125 175 225
275
radiw (ft)
(el
(ft)
--
12
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
31,5
.........
50000
41500
29500
19600
--
40
48
45000
39000
29500
19900
14500
38700
34400
27000
20100
14700
11200
8800
561
30000
24800
20100
14700
11300
8900
7200
5800
64
..........
.......
72
22700 21000
19100 17700
14800 14800
11400 11400
9000 9000
7300 7300
5900 6000
4800 4900
4000 4000
3100
-~-P.
80
............
.
17100
14200
11400
9000
7300
6000
4900
4000
3300
2700
2200
. .....
_--
Jib Model
Maks.
Jangkauan Kait
_ _--_ ......
.-
--
L1
L2
L3
L4
L5
L6
...
,.....
L7 Jang
kauan
104'
123' 142' 161' 180' 199' 218' Kait
.._ . ...._._-_ ....- ...._ .... ._.._ ......._._ . .._._ ........ _ .....----.. ........ .........- ... _ .......-......_ ....._.- .. .......... .................. ......._ .._ ..... ...-._.... -
...-.---....-~..--.- ...
_
L1
Jib Model
_ ......
_.
...........
L2
...........
.......
,.
Jib Model
Maks.
Jangkauan Kait
.........." ............................
L2
c::fd.
L3
L4
......
L5
~.......
55200
55200
55200
55200
55200
55200
46200
39400
34600
30700
27800
25400
.......
55200
55200
55200
55200
55200
55200
46200
39400
34600
30700
27800
25400
55200
55200
55200
55200
55200
50700
42800
36500
31900
28200
25600
23200
,. ........
L6
55200
Untuk four55200
part
linecrane (crane 55200
dengan empat 55200
kabelpada
55200
kaitnya)
55200
46200
'"'-A
::r\::...d
39400
34600
. ~.~.
30700
....
....... ...........................................
.........
,.
...
L7 Jang
kauan
195W 2143,4'
Kait
55200 13'-6
55200 48'-9"
51400 51'-048500 53'6
45600 56'-6
42100 60'-635200 70'-0
29900 80'-0
26100 90'-0
22600 100'-9"
-- --20300
18300
...
_----_.--
L3
_-._._----_.
.-
L4
_
_."_--
~.....-...... .......
....... ...._.-....
L5
L6
_. ._ ...
...
Jib
.............................
...
L1
..............................
L5
37200
34000
...........................
''''-
-I---
i:: ''''
''''-
''''
110' '-+-t-r-+--+-t-r-+--+-t-r-+--+
;:-75' 70' I
If- ~5-+-t-r-+-+-i:-+--+-+--+
H j_ v---.,J ---...~' w-t--t-1I-+-t--t-l
rfI lL it--- II rJ [')< 5O'-t-1f-+-+-t-t-
180 "".....I---
L6
105-HP hoistunitAC
165-HP hoistunitAC
170
138'-9"
150'-0
157'-9"
170'-0"
176'-9
180'-0
190'-0
195'-9"
200'-0"
210'-0
214'-9
L2
L3
.................................. ........................
--
190
Kait
_
......................................................... ..........
...._ ......
. --
_._---
L7 Jang
.-._- ....-_ .. .._. .._._--_._ ......_._ . ......_ .. ... ._._- .._. .....- ..._-.. .._ _ ...._ .. ..-.-...----_ .
.._._
If.
i--
......
55200 55200
55200 55200
55200 55200
55200 51500
51300 48300
47100 44600
19700 37400
34100 31900
29700 17700
26100 24100
1-..--23600
21700
21300 19600
._
................._ ....
100%' 119'1.'
Jangkauan Kait
.._.-_- .._._.._. .._ .._ ..._ .._ .... _ ..._ .......-
_-
~--2-31-00- 21100
fiN
I/(,
",,"
._--,:-
'-
19300
17700
I . "
1 6400
L -
.."
...
."
11-
9-'-9
110'-0
130'0
10 ""
50
en
70 10 90 1111010110130140130len 170110190
Gambar 7.13. JSlJgkauan crane untuk 200 ton crane beroda crawler
(Sumber Co/I./wctlon PllInning, Equipment and Methods, 1996)
Contoh 7. 1:
.
Pada suatu proyek direncanakan
akan menggunakan towe~ crane
sebaqai
alat angkat. Diperkirakan beban maksimal yang akan dl~ng~at ada~ah
187501b dengan daya jangkau mencapai 110ft. Tentukan Jenl~ four hne
crane yang dapat digunakan untuk mengangkat beban pada Jangkauan
tersebut. Diperkirakan berat sling adalah 750 lb.
BAB VIII
Jawab:
Diketahui
Berat beban
Berat sling
= 18.7501b
= 750 Ib
Total
Faktor keamanan
= 19.5001b
= 20.475 Ib
x 1,05
Dari Tabel 7.3 maka dapat dipilih crane L6 dengan kapasitas 21700 lb.
Contoh 7.2:
Tentukan ukuran minimum crane dan panjang boom minimum yang
diperlukan untuk mengangkat beban seberat 80.000 Ib dari truck pada
permukaan tanah ke suatu tempat 76 ft di atas permukaan tanah. Jarak
vertikal dari bagian bawah beban ke boom adalah 42 ft. Jarak horisontal
minimum dari pusat rotasi adalah 40 ft.
Jawab:
Dengan menggunakan Gambar
yang digunakan adalah 120 ft
adalah 76 ft + 42 ft 118 ft dan
Dengan menggunakan Gambar
1. PENDAHULUAN
Yang termasuk dalam alat gali adalah backhoe, power shovel atau juga
dikenal sebagai front shovel, dragline, dan clamshell. Secara umum alat
terdiri atas struktur bawah, struktur atas, sistem dan bucket. Struktur bawah
alat adalah penggerak yang dapat berupa roda ban maupun roda crawler.
Alat-alat gali mempunyai as (slewing ring) di antara alat penggerak dan
badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakkan
memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak atau rnobilisasi.
Kemudian sistem pada alat gali ada dua macam, yaitu sistem hidrolis dan
sistem kabel. Backhoe dan power shovel disebut alat penggali dengan
sistem hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. Sistem hidrolis
ini selain menggerakkan bucket juga menggerakkan boom dan arm.
Sedangkan clamshell dan dragline merupakan alat-alat dengan sistem
kabel. Sistem kabel ini dipasangkan pada boom yang berupa rangka baja
atau lattice boom.
Pemilihan alat tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu
kondisi lapangan tertentu. Perbedaan setiap alat gali adalah pada benda
yang dipasang di bag ian depan, akan tetapi semua alat tersebut mem
punyai kesamaan pada alat penggerak yaitu roda ban atau crawler. Alat
beroda crawler umumnya dipilih jika alat tersebut akan digunakan pada
permukaan kasar atau kurang padat. Selain itu juga karena alat tersebut
dalam pengoperasiannya tidak perlu melakukan banyak gerak.
1 Struktur Atas
2 Langan
3 Boom
4 Bucht
6 Slewing Ring
6 Struktur Bawah
gerakan
bucket yang
arahnya
berlawanan dengan saat menggali,
4. Gerakan lengan: merupakan gerakan mengangkat lengan dengan
radius sampai 100
5. Gerakan slewing ring: gerakan pada as yang bertujuan agar bagian
atas backhoe dapat berputar 3600,
6. Gerakan struktur bawah: dipakai untuk perpindahan tempat jika area
telah selesai digali.
0,
Produktivitas
Gambar 8.1. Backhoe dan Bagian-bagiannya
(Sumber: http://www.dumptruckhire.netlimg)
Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat
berputar, boom, lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur bawah.
Boom, lengan dan bucket digerakkan oleh sistem hidrolis. Struktur bawah
adalah penggerak utama yang dapat berupa roda ban atau roda crawler.
Ada enam gerakan dasar backhoe yang mencakup gerakan-gerakan pada
masing-masing bagian, yaitu:
=Vx
60 x S x BFF x efisiensi
CT
(8.1 )
tl
Ukuran Alat
0,76 ml
0,94-1,72
ml
> 1,72 ml
0,24
0,30
0,375
0,30
0,375
0,462
0,40
0,50
0,60
Tabel 8.2. Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar
------_._--
._---_._----_.._--------_.
---
.....
_.
Kedalaman
penggalian
(% dari Maks.)
45
-_.- ...
f---
30
50
70
90
_.
1,33
1,28
1,26
1,21
1,16
1,04
1,10
1,00
._-- -.-
c-------
180
120
..~--...
..
1,21
1,16
1,15
1,10
1,00
0,90
1,05
0,95
1,08
1,03
0,94
0,85
---_
0,95
0,91
0,83
0,75
_---
...
Material
-c-------------
_._._._
._------
----
..
BFF (%)
90
-100
65-95
50-90
40-70
70-90
Contoh 8.1:
Backhoe digunakan untuk melakukan penggalian lempung k~ras. Alat
mempunyai kapasitas 1,6 m3. Rata-rata kedalaman penggahan adalah
5,6 m dengan maksimum kedalaman penggalian adalah 8 m. Sudut putar
alat adalah 75. Berapa produktivitas alat jika efisiensi kerja adalah 50
menit/jam?
Jawab:
BFF (Tabel 8.3) untuk lempung keras adalah 68 - 85%, gunakan 80%
Waktu siklus (Tabel 8.1) adalah 0,462 menit
Prosentase kedalaman
5,6 m!8 m 0,7
Maka didapat S 1,05 (tabel 8.2)
Produktivitas backhoe:
60
= 1,6x --
= 145,45m3!
0,462
50
x 1,05 x 0,8 x 60
jam
= 70 %
lengan, boom dan bucket. Boom digerakkan naik dan turun jika diperlukan.
.1
Setelah bucket terisi, baru struktur atas berputar pada slewing ring
nya. Pad a proses ini alat sebisa mungkin tidak berpindah. Langkah
langkah pekerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Gerakan bucket ke depan sampai bag ian ujung bucket menyentuh
material,
2. Gerakan bucket ke atas yang bertujuan untuk menggaruk tebing
sehingga bucket terisi,
3. Tarik bucket ke arah alat saat sudah terisi penuh material,
4. Struktur atas berputar untuk pembongkaran material baik dengan
membentuk timbunan ataupun pada truk,
5. Saat posisi tebing sudah jauh dari jangkauan, alat digerakkan
mendekati tebing untuk pekerjaan penggalian berikutnya.
Waktu
Waktu
Waktu
Waktu
2.2.3.3. Produktivitas
Selain jenis material, faktor-faktor penting yang mempengaruhi produktivitas front shovel adalah kondisi mesin, ketinggian penggalian, sudut
putar dan gerakan alat pada slewing ringnya. Ketinggian penggalian
sebaiknya pada tinggi optimal. Ketinggian optimal membuat alat dapat
me~gisi. mat.erial penuh dalam satu siklus. Jika ketinggian lebih besar
dan ketinqqian optimal maka dapat menyebabkan bucket tidak terisi
pe~uh. Sedangkan jika ketinggian gali lebih kecil daripada ketinggian
optimal maka akan menyebabkan alat membentuk lubang yang dapat
mengakibatkan longsor.
Pengaruh ketinggian penggalian dan sudut putaran dijabarkan
dalam Tabel 8.4. Sudut putaran merupakan sudut boom yang berputar
untuk melakukan pemuatan material dan pembongkaran muatan. Bila
sudut putaran bertambah maka waktu siklus akan bertambah. Produktivitas
ideal didapatkan bila sudut putaran adalah 90.
Tabel 8.4. Faktor Penggali untuk Ketinggian Penggalian dan
Sudut Putaran
Persentase
kedalaman
optimum
Sudut putaran
40
60
80
100
120
140
160
45
60
75
900
1200
1500
1800
0,93
1,10
1,22
1,26
1,20
1,12
1,03
0,89
1,03
1,12
1,16
1,11
1,04
0,96
0,85
0,96
1,04
1,07
1,03
0,97
0,90
0,80
0,91
0,98
1,00
0,97
0,91
0,85
0,72
0,81
0,86
0,88
0,86
0,81
0,75
0,65
0,73
0,77
0,79
0,77
0,73
0,67
0,59
0,66
0,69
0,71
0,70
0,66
0,62
Contoh 8.2:
Front s~ovel dengan kapasitas 3 m3 mempunyai ketinggian maksimum
penggalJan 10 m. Alat digunakan untuk pemuatan tanah dengan tinggi
permukaan 5 m. Karena situasi lapangan maka sudut putaran alat 60.
Berapa produktivitas sebenarnya jika waktu siklus alat adalah 18 detik?
Jawab:
Ketinggian optimum untuk alat dan material adalah:
40% x 10 m 4 m
Dari Tabel 8.3, BFF adalah 80 - 110%, ambil nilai 100%
Produktivitas ideal untuk setiap jam:
(60menit-jam : (18 detik / 60 detik-menitj) x 3 m3 x 1 = 600 m3/jam
Persen ketinggian optimum: 5 m : 4 m = 1,25 = 125%
Koreksi untuk ketinggian dan putaran (Tabel 8.4) adalah 1,015
Maka produktivitas sebenarnya:
GOO x 1,015 = 609 In '/JalTl
11
3.1. Dragline
Dragline merupakan alat gali yang dipakai untuk menggali material dengan
jangkauan yang lebih jauh dari alat-alat gali lainnya. Ketinggian timbunan
hasil pembongkaran, radius pergerakan dan jangkauan penggalian
dragline lebih besar dibandingkan dengan dari alat gali lainnya pada ukuran
bucket yang sama. Jika dibandingkan dengan front shovel, untuk kapasitas
yang sarna maka penggunaan dragline akan memberikan jangkauan yang
lebih jauh. Namun dilihat dari segi produktivitasnya, dengan kapasitas
yang sama maka produktivitas front shovel lebih besar daripada produk
tivitas dragline.
Jangkauan penggalian dragline dapat diperluas dengan men am
bahkan panjang boom. Dengan boom yang cukup panjang maka stabilitas
dragline harus diperhitungkan karena penambahan panjang boom dapat
mengakibatkan pengurangan kekuatan alat. Pada bagian ujung bucket
dikaitkan kabel drag yang berfungsi untuk menarik bucket ke arah dragline
saat penggalian. Umumnya alat dioperasikan pada sudut boom 40.
Jenis material yang digali sebaiknya material yang lunak sampai
agak keras. Pemakaian dragline sangat menguntungkan pad a proyek
pembuatan saluran di mana tanah mengandung air. Selain itu juga dragline
digunakan untuk penggalian di bawah permukaan air. Dragline dengan
bucket yang kecil dan ringan biasanya untuk penggalian material Iepas
dan kering. Jika dragline akan dipakai untuk penggalian material yang
lebih keras maka pada alat tersebut harus ditambahkan rantai drag dan
bucket diperkuat dengan pelat baja yang berfungsi untuk membantu bucket
dalam menggali batuan pecah dan material padat. Bucket dragline yang
sedang biasanya dipakai untuk menggali lempung dan kerikil atau pasir
padat.
Hal yang perlu mendapat perhatian saat pengoperasian dragline
antara lain ukuran bucket harus disesuaikan dengan kemampuan alat
serta gigi bucket haruslah cukup kuat untuk melakukan penetrasi ke dalam
tanah. Selain itu juga rantai penarik jangan sampai rusak.
Dragline mengalami kesulitan dalam mengontrol pembongkaran
muatan.
Karena itu sebaiknya alat pengangkut yang dipakai untuk
mengangkut material hasil penggalian dragline berukuran besnr. Ukuran
1. Bucket
2. Boom
3. Drag Cable
4. Hoist Cable
I
i
I.
i"
Jika efisiensi kerja adalah 50 menit per jam berapakah produktivitas alat?
Jawab:
Kedalaman optimum penggalian (tabel 8.5) adalah 3,5 m
..
..
Jenis material
.._'- .._ ...__-_--...
.........-.....
0,29
........_ ......_._ ........_-
0,3
8
0,57
1,34
1,53
......................I
1,91
I
= 80%
1,5
53
1,7
72
1,8
99
2,0
122
2,1
149
2,2
168
2,4
187
2,5
202
2,6
233
1,5
49
1,7
69
1,8
95
2,0
118
2,1
141
2,2
160
2,4
180
2,5
195
2,6
225
Tanah umum
1,8
42
2,0
57
2,4
81
2,5
104
2,6
127
2,7
147
2,8
162
3,0
177
3,2
204
Lempung keras
2,2
27
2,5
42
2,7
69
2,8
85
3,1
104
3,3
123
3,5
139
3,6
150
3,8
177
2,2
15
2,5
23
2,7
42
2,8
58
3,1
73
3,3
85
3,5
100
3,6
112
3,8
135
..._'_'.
Persentase
Kedalaman Optimum
Sudut swing
30
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
(Sumber:
1,06
1,17
1,24
1,29
1,32
1,29
1,25
1,20
1,15
1,10
45
0,99
1,08
1,13
1,17
1,19
1,17
1,14
1,10
1,05
1,00
60
......
0,94
1,02
1,06
1,09
1,11
1,09
1,06
1,02
0,98
0,94
75
90
0,90
0,97
1,01
1,04
1,05
1,03
1,00
0,97
0,94
0,90
0,87
0,93
0,97
0,99
1,00
0,98
0,96
0,93
0,90
0,87
......
120 150
180
0,81
0,85
0,88
0,90
0,91
0,90
0,88
0,85
0,82
0,79
0,70
0,72
0,74
0,76
0,77
0,76
0,75
0,73
0,71
0,69
0,75
0,78
0,80
0,82
0,83
0,82
0,81
0,79
0,76
0,73
Contoh B.3:
I..'
.,
I
I:!
II
BAB IX
ALAT PEMADATAN
1.
PENDAHULUAN
Material timbunan di suatu lokasi biasanya merupakan material lepas.
Material ini secara alami akan menjadi padat karena pengaruhwaktu
dan cuaca. Proses pemadatan alamiah ini berlangsung dalam jangka
waktu yang lama. Pada proyek konstruksidi mana waktu adalah bagian
penting di dalam pelaksanaannya maka proses pemadatan
dipercepat. Untuk mempercepat pemadatan ini digunakan peralatan
mekanik. Yang dimaksud dengan proses pemadatanadalah proses
keluarnya udara dari dalam rongga atau proses untuk
mengurangiadanya rongga antarpartikel tanah sehingga volume tanah
menjadi lebih kecil.
Dalam proyek konstruksi proses ini dilakukan oleh alat pemadat
khusus yang berupa compactor. Akan tetapi dengan adanya lalu lintas
alat-alat di atas suatu lokasi proyek maka secara tidak langsung
material
Perhitungan
persamaan:
produktivitas
Produktivitas
(8.2)
clamshell
~~
menggunakan
x
BFF
efisiensi
Contoh 8.4:
.
..
x 1x 55/60
3.
Usaha
pemadatan
(compactive
effort),
4. Karakteristik tanah.
Tujuan dari proses pemadatan ini bermacam-macam. Pertama
pemadatan dilakukan untuk mengurangi perubahan bentuk (distorsi)
terhadap permukaan tanah. Selain itu juga dengan dilakukannya
pemadatanmaka duplIl rnemperkecilpenurunan(settlement) permukaan
dan
2. METODE PEMADATAN
Proses pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemadatan
dapat dilakukan dengan memberikan getaran, khususnya pada partikel
partikel yang kering dan seragam. Sedangkan pada jenis material yang
liat dan banyak mengandung air, pemadatan dilakukan dengan memberi
kan tekanan di atasnya. Pada kebanyakan tanah yang mengandung
partikel halus dan sedikit lembab, pemadatan dilakukan dengan mem
berikan tekanan dengan berat yang tetap (static weight), getaran (vibrating)
atau keduanya. Secara lebih jelasnya, energi yang diberikan oleh alat
terhadap permukaan tanah dilakukan melalui metode:
1. Kneading atau peremasan
Tanah diremas oleh gigi pada roda sehingga udara dan air yang terdapat
di antara partikel material dapat dikeluarkan.
2. Static weight atau pemberat
Permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu secara perlahan
lahan.
3. Vibration atau getaran
Tanah di bawah alat pemadatan diberikan getaran yang berasal dari
alat tersebut sehingga partikel tanah yang kecil dapat masuk di antara
partikel-partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang ada.
4. Impact atau tumbukan
Proses yang dilakukan dengan metode ini adalah dengan menjatuhkan
benda dari suatu ketinggian. Selain tanah menjadi lebih padat, dengan
proses ini partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah sehingga
butiran partikel menjadi seragam.
Tamping roller,
Modified tamping roller,
Smooth-wheel roller,
Pneumatic-tired roller,
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
3
3
3
2
1
2
3
1
2
3
3
1
3
3
2
1
3
Keterangan:
1 = direkomendasikan
2 = dapat dipakai
3 = kurang direkomendasikan
(Sumber: Construction Methods and Management, 1998)
._.1..
...
.
"
.
i
,
d
6
a
III
1.
belakang dan roda depan letaknya tidak sejajar, sehingga rongga antara
roda dapat tetap dipadatkan dengan roda belakang. Tekanan pada roda
yang sangat besar serta berat dari alat yang eukup besar membuat alat
ini mampu memadatkan tanah sampai ke kedalaman yang besar. Alat
pemadatan yang kecil baik digunakan untuk memadatkan lapisan dengan
kedalaman berkisar antara 10 sampai 20 em, sedangkan alat yang besar
dapat meneapai kedalaman 60 em.
antara 7,5 sampai 15 cm. Akan tetapi, vibrating steel drum roller yang
besar dapat melakukan pemadatan hingga mencapai kedalaman 1 meter.
Gambar 9.7.
Pemadatan Jalan Membelok
~~~~~--------------~
Gambar 9.5. Vibrating Compactor
(Sumber: http://img.alibaba.com/photo/50403408)
1,9
lb/C1.1fi
120
1,8
1 1,7
E-<
!ii
1,6
~_._1
-r
.u_------ - -~~
....L.
/'
:.4
1,5
--.
~3
90
1,4
1,3
I
II
100
Po
~~-
../
110
10
20
30
40
COII.',IIW:II()II
50
BAB X
(8.1)
P
P adalah jumlah pass yang diperlukan untuk pemadatan (ccm/jam),
Wadalah lebar pemadatan per pass (rn), S adalah kecepatan pemadatan
(km/jam), L ketebalan lapisan akhir yang diinginkan (cm).
Jumlah pass yang diperlukan untuk mencapai kepadatan tertentu
tergantung dari jenis tanah dan densitas atau kepadatan (g/cm3, Ib/cuft)
tertentu. Pada grafik di bawah dapat dilihat berapa pass yang diperlukan
untuk mencapai kepadatan yang diinginkan.
Contoh 9.1:
Perkirakan produktivitas sebuah alat pemadatan jika kecepatan rata-rata
alat adalah 8 km/jam, ketebalan pemadatan 15 cm, lebar pemadatan 3
m, efisiensi 50 meniUjam, dan jumlah pass adalah 8.
Jawab:
Prod =
10 x 3 x 8 x 15 x 5%
60 = 375ccm/jam
1. PENDAHULUAN
Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar lang it (high rise building)
memerlukan pondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di
atasnya. Jika daya dukung tanah di lokasi tidak memungkinkan untuk
menahan beban yang besar, pondasi semacam ini sangat diperlukan.
Bentuk dari pondasi yang umum dipakai sebagai penyangga bangunan
adalah pondasi tiang. Bahan dasar pondasi tiang yang umumnya dipakai
adalah kayu, beton, baja, dan komposit. Jenis-jenis pondasi beton dapat
berupa pondasi precast-prestressed dan pondasi cast-in-place.
Pondasi precast dan pondasi tiang dari baja dan komposit umumnya
disebut sebagai pondasi tiang pancang karena pondasi ini dipancangkan
pada suatu titik di atas permukaan dimana akan dibangun suatu bangunan.
Pemancangan tiang ini dilakukan dengan menggunakan alat pancang
khusus. Pada penggunaan pondasi jenis cast-in-place biasanya yang per
tama dilakukan adalah melakukan pengeboran yang kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran beton.
Drop hammer,
Diesel hammer (pemancang diesel),
Hydraulic hammer (pemancang hidrolis),
Vibratory pile driver (pemancangan dengan getaran).
'I Pala
bag ian atas tiang yang kepala tiang.
2 Lead
Untuk menghindari tiang menjadi
3 Tlang
rusak akibat tumbukan ini, maka
pada kepala tiang dipasangkan se
macam topi atau cap sebagai pe
nahan energi atau shock absorber.
Biasanya cap dibuat dari kayu.
Palu dijatuhkan sepanjang
alurnya. Pada bagian atas palu
terdapat kabel yang berfungsi untuk
menahan supaya palu tidak jatuh
lebih jauh. Ukuran umum palu ber
kisar antara 250 sampai 1500 kg.
Tinggi jatuh palu berkisar antara 1,5
sampai 7 meter yang tergantung
dari jenis bahan dasar pondasi. Jika
diperlukan energi yang besar untuk
memancangkan
tiang pondasi
maka sebaiknya menggunakan
Gambar 10.1. Drop Hammer
palu yang be rat dengan tinggi jatuh
(Sumber: http://www.canterbury.gov.uk!
images/coastal)
yang kecil daripada palu yang lebih
ringan dengan tinggi jatuh yang
besar.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah
jatuhnya palu per menit (blow per minute) dibatasi pada empat sampai
delapan kali. Jika jumlah tiang yang akan dipancang tidak banyak maka
jenis alat pancang ini efisien untuk digunakan. Keuntungan dari alat ini
adalah:
(Sumber: hftp://pz27.pill1/l1l1:kll"IIIIII"lolllll.coml
'mllrJfW)
LETAK TIANG
5.
PEMILIHAN
liANG
ALAl
PEMANCANG
Dalam pemilihan alat pemaneang tiang yang akan digunakan dalam suatu
proyek, terdapat beberapa kriteria pernilihan. Kriteria-kriteria tersebut
antara lain:
1. Jenis material, ukuran, berat, dan panjang tiang yang akan dipaneang.
2. Bagaimana kondisi lapangan yang mempengaruhi pengoperasian,
seperti pemaneangan di bawah air atau lokasi terbatas.
3. Hammer yang akan dipilih harus sesuai dengan daya dukung tiang
dan kedalaman pemaneangan.
4. Pilihlah alat yang paling ekonomis dengan kemampuan alat yang sesuai
dengan yang dibutuhkan.
5. Jika lead digunakan maka pilihlah tipe yang sesuai, ukuran rei untuk
hammer, panjang hammer dan tiang yang akan dipaneang.
.....
ai
AI
, 1.
11
1.
1I . t
.. 1
2E
R=S+KxW+pxSF
(10.1)
Pada rumus di atas, R adalah daya dukung tiang (ton), W adalah berat
massa yang dijatuhkan (ton), K adalah perpendekan elastis total dari kepala
tiang, tiang dan tanah, E total energi alat paneang (ton-em), S penetrasi
pukulan terakhir (em), P berat tiang paneang, dan SF adalah faktor keamanan
(diambil 3 atau 4).
BAB
XI
ALAT
PEM
ROS
ES
AGR
EGAT
DAN
PEN
GAN
GKU
TAN
NYA
1.PENDAHULUAN
Pemanfaatan
agregat
dalam proyek konstruksi
sangatlah
luas. Salah
satu
pemanfaatan
agregat adalah sebagai
bahan dasar pembuat
beton
dan
campuran
aspal. Selain itu juga
digunakan
dalam
pembuatan jalan, seperti
Crusher
dibagi
juga berdasarkan cara
alat tersebut
dalam
meme cahkan
batuan.
Crusher
yang
memecahkan
batuan
dengan
memberikan
tekanan
pada
batuan
adalah jaw, gyratory, dan
roll
crusher.
Impact
crusher
menghancurkan
batuan dengan tumbukan
pada kecepatan
yang
tinggi. Pada umumnya jaw
crusher
digunakan
sebagai crusher primer,
sedangkan crusher
tipe
lainnya
dimanfaatkan
sebagai
crusher
sekunder.
Pengo
perasian
crusher
ini
dapat
dilihat
pada
Gambar
11.1 yang
merupakan
urutan
pekerjaan
yang
dilakukan
oleh crusher
dalam mengolah batuan
untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.
pa
da
da
sar
jal
an
ata
u
pa
da
per
mu
kaan
pengeras
an jalan.
Agregat
yang
diambil
dari alam
dapat
berupa
pasir,
kerikil
atau
2.
CR
US
HE
R
Crus
her
terdi
ri
dari
beb
erap
a
bagi
an,
yaitu
crus
her
prim
er
(pri
mar
y
crus
her),
crus
her
seku
nder
(sec
ond
ary
crus
her),
dan
crus
her
tersi
er
(terti
ary
crus
her).
Setelah
batuan
diledakkan,
batuan
dimasukka
n ke
dalam
crusher
primer.
Hasil dari
cusher
primer
dimasukka
n ke
dalam
crusher
sekunder
untuk
mendapatk
an hasil
yang
diinginkan.
Bila hasil
crusher
sekunder
belum
memenuhi
spesifikasi
yang
ditetapkan
maka
bntuan
diolah
rV1LlIai
"
Material dialirkan
dengan
menggunakan
convevor dan
feeder
Material disaring untuk
membuang material
yang lidak dapat
dimanfaatkan
Penghancuran material
dengan crusher primer
Material
disaring
dengan berbagai ukuran
saringan
ya
Penghancuran material
dengan crusher sekunder
Material
kem
bali
di
cus
her
tersi
er
dan
sete
rus
nya.
disaring
d
e
n
g
a
n
b
e
r
b
a
g
a
i
u
k
u
r
a
n
s
a
ri
n
g
a
n
ya
tidak
Gambar 11.1.
PilI!]""" I\liran
Molorial pada
Crusher
label
label
r---.~.--- ..-.-.------.-.-------.-~
Ukuran Crusher
(mm)
254'406
254'508
381 '610
381766
245'891
610'916
762'1068
916'1068
916'1220
1068'1220
1220'1542
1422'1832
Rasio Reduksi
Jaw
Gyratory
True
Cone (standard)
Roll
Single roll
Double roll
Impact
4:1 - 9:1
..........
3:1-10:1
4:1 - 6:1
Maksimum 7:1
Maksimum 3:1
Sampai 15:1
Hasil
_-_label
_-_ _-_11.3. Gradasi
-_--_ _---__ _
_._-
...
..
..
_--_--_-----
Cara kerja alat ini adalah dengan menggerakkan salah satu jepit
sementara jepit yang lainnya diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bag ian
yang bergerak mampu menghasilkan tenaga untuk menghancurkan
batuan yang keras. Bagian terlemah dari crusher ini adalah toggle yang
dapat rusak jika mengenai benda yang tidak dapat dihancurkan atau
mengalami kelebihan kapasitasnya. Bagian atas iaw crusher sebaiknya
minimal 5 cm lebih besar dari batuan terbesar yang akan dihancurkan.
tertentu.
..
Ukuran Saringan
(mm)
.------.--.-.~---.-----.--.--..-.--.-~.--~---.-..--..-.-.-.-.--.-..-..-. .-..
_-,.. -~
. .
-._.
127
114
102
89
76
70
64
57
51
44
38
32
25
19
16
13
----1-0_.--6 .--
_.
..
25
---
..
....
Jaw
Crusher........_-_(persentase
lewat)
..
._ _ ...._- .._ ... _.
....
..
- ..
..
-_.
._._.
---..--.---- .
_._
._-
....
_-
---._ ....._---- ..
26
- .
16
1,6
~'
n
..
',~
85
77
85
66
56
46
-_.
36
127
85
72
59
46
39
33
26
19
11
(;
85
78
69
62
54
46
37
31
--
85
76
66
56
46
36
31
26
22
18
26
13
16
...._---- -_._ .._
8
10
85
79
73
66
59
51
46
39
33
26
19
85
75
66
69
56
46
46
38
37
31
26
21
16
13
54
11
-
--_"-
._--
---_---
_------_--,--_--_._._--,.-
- ..----_.,
. "_ -_._.j
..
,_._--_
.._-,_----
Ukuran Crusher
(mm)
414'416
610'416
763'456
763'558
1016'508
1016'610
1374'610
13,6
13,6
13,6
18,1
18,1
18,1
21,7
13
_.1-----
27,2
27,2
27,2
36,2
31,7
36,2
43,5
19
+----36,2
36,2
40,7
49,7
45,2
54,3
64,3
25
38
49,7
49,7
59,0
67,9
63,4
77,0
86,0
77,0
77,0
86,0
104,0
95,0
113,1
130,0
51
64
104,0
104,0
113,1
140,0
122,0
1495
173,8
127,0
127,0
140,0
172,0
158,5
190,0
217,5
._._-1-----
64
57
51
44
38
32
25
19
16
13
10
8
6
5
dari
crusher.3
1,6
roll
85
66
46
26
13
85
67
56
46
37
26
16
19
85
72
59
46
39
33
26
19
11
25
38
51
85
66
56
46
36
85
72
59
46
39
33
26
85
76
66
56
46
36
31
26
26
26
19
16
13
16
11
6
10
...............
64
......8.
78
69
62
54
46
37
31
22
18
Contoh 11.1:
sebagai crusher primer dan rol/ crusher sebagai crusher
sekunder diqunakan untuk memecahkan batuan. Dari kedua alat diha
rapkan dicapai produksi 120 ton/jam. Dari quarry diketahui bahwa ukuran
batuan terbesar adalnh -10ern. l lasll dari crusher akan digunakan di suatu
proyek denqan sp()~~lIikll~;1
Jaw
=:
51
32
19
0
51
32
19
Dengan demikian ukuran roll crusher yang dipilih akan sanqat mudah
beroperasi karena kapasitasnya yang jauh lebih besar daripada batuan
yang masuk. Distribusi dari batuan itu pada roll crusher adalah:
Persentase
100
30-36
20-25
42-50
Jawab:
Dengan bukaan pada iaw crusher sebesar 64 mm maka rasio reduksi
batuan akan menjadi 6,25: 1 (memenuhi syarat). Dari Tabel 11.2 diketahui
bahwa jaw crusher dengan ukuran 916 x 1068 mm mampu untuk mem
produksi batuan sebanyak 127 ton/jam. Berdasarkan Tabel 11.3 maka
distribusi batuan menjadi:
Ukuran
Persen
batuan melewati
saringan
(mm)
100 - 69
> 51
51-32
32-19
19-0
Persen
tertahan
69 - 46
46 - 31
31 - 0
31
23
15
31
100
120
120
120
120
37,2
27,6
18,0
37,2
120
= 0,085 R + C
64 = 0,085 R + 51
R = 152,9 mm
Ukuran
batuan
(mm)
Persen
melewati
saringan
51-32
32-19
19-0
85 - 56
56 - 36
36 - 0
29
20
36
85
Jumlah total
tertahan (ton/jam)
12,7
8,7
15,8
37,2
43,8
43,8
43,8
51-32
32-19
19-0
27,6
18,0
37,2
82,8
Hasll dari
Roll crusher
(ton/jam)
12,7
8,7
15,8
37,2
Jumlah
P ersen sesuai
berdasarkan ukuran
ukuran
(ton/jam)
40,3
26,7
53
120
43,Ston/jam
33,58
22,25
44,17
100
3. CONVEYOR BELT
Q '" ~7,2
0,85
---
,,,.";I,,,"','l/, 1'lnnnint],
....
Gambar 11.5.
Segregasi yang Terjadi di
Ujung Conveyor
Gambar 11.6.
Metode untuk Menghindari
Segregasi
16
18
20
24
30
36
42
48
54
60
1,8
1,9
2,0
2,2
2,5
2,8
3,1
3,4
3,7
4,0
0,072
0,096
0,122
0,185
0,303
0,450
0,627
0,833
1,068
1,333
10
20
0,029
0,038
0,048
0,072
0,118
0,174
0,241
0,321
0,408
0,510
0,059
0,078
0,098
0,146
0,238
0,351
0,488
0,649
0,826
1,027
30
10
20
30
0,090
0,118
0,150
0,225
0,365
0,540
0,749
0,992
1,264
1,575
0,101
0,134
0,170
0,257
0,421
0,624
0,868
1,154
1,476
1,843
0,131
0,174
0,220
0,331
0,541
0,801
1,115
1,482
1,894
2,360
0,162
0,214
0,272
0,410
0,668
0,990
1,376
1,825
2,332
2,908
3.1. Belt
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan yang disatukan dengan
semaeam perekat. Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8, dan seterusnya, se
dangkan berat setiap lapisan adalah 28, 32, 36, 42, oz dan seterusnya.
tergantung
-~~
rt,-
tepi
beban
"0
--
.e-
psrmukaan beban
..J
..
Bagian permukaan belt ditutupi oleh karet yang berfungsi untuk meng
hindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.
f---
= 60ASW
2000
(11.2)
wl3
----1
jill""
mimi AUlflual
riall P'"lunnaklitruulVn
I 1')0
30
50
90
14
16
18
20
24
30
36
42
48
54
60
9
13
16
20
30
47
80
100
138
178
222
15
21
27
33
50
79
117
167
230
297
369
28
38
48
60
90
142
210
300
414
534
644
100
31
42
54
67
100
158
234
333
460
593
738
125
150
39
52
67
83
125
197
292
417
575
741
922
46
63
81
100
150
236
351
500
690
890
1110
160
180
200
49
56
62
67
75
83
86
97 107
107 120 133
200
160 ~_80
252 284 315
374 421 467
667
534 600 -------t
736 828 920
948 1070 1190
1180 1330 1480
400 400 500 600 600 700 800 800 800 800
250 250 300 400 400 500 500 500 500 500
6in
0,030
7in
0,025
Belt
E=LSQC
Batubaraa, rangberukuran
seragamdan materialyan~ 250 250 250 300 300 350 350 400 400 400
400 dapatdipecahkan
5 in
4in
0,0375 0,036
24 30 36 42 48 54 60
Batubarakerikil,batu
berukurantidakseragam, 300 300 350 350 400 450 500 550 600 600
600 abudan materialsejenis
Pasirkeringdan basah
800
Materialabrasifhalus
500
Batubesardan
material abrasifbesar
Diameteridler
Faktor friksi
14 16 18 20
3.3. Idler
Idler adalah alat yang menahan ban. Idler bagian atas (troughing idler)
yang menahan beban berbentuk trapesium sepertiga lebar di bag ian
tengah rata dengan kedua bag ian sisi yang miring, sedanqkan htlor
bagian bawah (return idler) berbentuk rata.
(11.3)
P. _ LSCQ
k - 33000
(11.4)
P _ LSCW
h - 33000
1::lnl
(11.5)
Wberat beban (Ib) pada setiap 1 ft belt. Jika berat beban yang dipindahkan
dihitung dengan satuan ton/jam maka rumus di atas menjadi:
Ph
:=
-9-90-
(11.6)
LCT
p = TH
(11.7)
990
=
V
untuk
P=Pk+PhPv
(11.8)
LCT
990
= 400
x 0,036 x 1872
990
= 27,23h
TH = 1872 x 5 = 945h
990
990
,p
P.
k
LSCQ
33000
= 400
x 800 x 0,036 x 26
33000
= 908h
'
.
I I .I
~/I
.. I
I I
I~
BAB XII
c.
d.
e.
f.
Plant
(Sumber: http://www.topall.cclimages)
disebut sebagai beton plastis. Sebagai agitator, alat ini memiliki kapasitas
yang lebih besar (berkisar 3 kali lebih besar) dibandingkan jika alat
berfungsi sebagai mixer. Kapasitas mixer berkisar antara 4,6 m3 sampai
lebih dari 11,5 m".
(Sumber: http://www.putzmeister.co.uk/images)
(Sumber: http://www.concretemixers.com)
2.3. Pengecoran
Beton
2.4. Produktivitas
massa
1000
xBJ
= 60 x V x E
(12.1 )
(12.2)
Berat Jenis
Jumlah (kg)
Semen
Pasir (SSD)
Kerikil (SSDl
Air
3,15
2,65
2,66
1,00
238
652
837
147
Vol. semen
Mixer
~ 1=
Prod
238
1000 x 3,15
= 0,076m3
Vol.pasir
652
1000 x 2,65
= 0,246m3
Vol.kerikil
873
1000 x 2,66
= a,315m3
Vol.air
= 0,147m3
147
1000 x 1,00
Jika semen yang digunakan 3 sak maka berat komponen yang lain adalah:
semen = 3 x 42,6
127,8 kg
= 127,8
238
238
= 127,8
x 837
121
= 449 kg
= 65 kg
= 0,421 m3
berkisar
150C. untuk mempertahankansuhunya maka pada slstem yang
dlpakai
.......
BAB XIII
ALAT PENGERASAN
BETON DAN ASPAL
1. PENDAHULUAN
Pengerasan adalah landasan buatan. Pengerasan dibangun untuk sebagai
bagian dari prasarana transportasi yang berfungsi untuk memikul beban,
menjaga tanah dari kerusakan akibat air yang masuk, dan menjaga agar
permukaan jalan tahan terhadap cuaca serta tetap memiliki traksi yang
baik. Pengerasan dapat dibuat dalam beberapa cara tergantung material
yang digunakan, namun material yang umum dipakai untuk pengerasan
adalah beton dan aspal,
a. Paving mixer,
b. Concrete spreader,
c. Transverse concrete finisher,
d. Automatic curing machine,
e. Slipform paver.
Paving mixer adalah alat pengaduk beton yang digunakan khusus
untuk pengerasan. Alat ini dilengkapi dengan boom dan bucket untuk
kemudahan dalam pengecoran. Drum pada paving mixer dapat berjumlah
satu ataupun dua. Pada dual drum mixer pengadukan beton dilakukan
secara bertahap. Setengah dari waktu yang dibutuhkan untuk pnnqadukan
rJ0III/JCO,
comlresourcoslworldstorieslworld34_ 21photoslwalsh)
S=
(13.1)
WxR
pengerasan
lentur digunakan
alat sebagai
,I
3.3. Pemadatan
Pemadatan dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, pemadatan yang
dilakukan pada permukaan lapisan aspal untuk meningkatkan densitas
lapisan. Selanjutnya, jika pada tahap pertama lapisan belum mencapai
kepadatan yang diinginkan maka lapisan dipadatkan kembali. Tahap akhir
pemadatan berfungsi untuk meratakan dan melicinkan permukaan.
Campuran aspal yang dihamparkan pada saat pemadatan tidak boleh
terlalu panas. Hal ini untuk menghindari lapisan menjadi pecah. Akan
tetapi campuran juga tidak boleh terlalu dingin karena hal terse but akan
mempersulit pemadatan.
....... _ ..---
....
2
Gambar 13.7. Proses Pemadatan
lAMPIRAN
LAMPIRAN 1
2. Suku Bunga'
n
1
2
3
4
5
P/F
n
P/F
1 0,952381
2 0,907029
3 0,863838
0,952381
1,859410
2,723248
1,000000
0,487805
0,317209
4 0,822702
5 0,783526
3,545951
4,329477
0,232012
0,180975
0,746215
0,710681
0,676839
0,644609
0,613913
5,075692
5,786373
6,463213
7,107822
7,721735
0,147017
0,122820
0,104722
0,090690
0,079505
= 1%
PIA
AlF
AlP
F/P
F/A
=5%
PIA
AlF
AlP
F/P
1,050000
0,537805
0,367209
0,282012
0,230975
F/A
1,050000
1,102500
1,157625
1,215506
1,276282
1,000000
2,050000
3,152500
4,310125
5,525631
0,197017
1,340096
6,801913
0,172820
0,154722
0,140690
0,129505
1,407100
1,477455
1,551328
1,628895
8,142008
9,549109
11,026564
12,577893
0,990099
0,980296
0,970590
0,960980
0,951466
0,990099
1,970395
2,940985
3,901966
4,853431
1,000000
0,497512
0,330022
0,246281
0,196040
1,010000
0,507512
0,340022
0,256281
0,206040
1,010000
1,020100
1,030301
1,040604
1,051010
1,000000
2,010000
3,030100
4,060401
5,101005
6 0,942045
7 0,932718
5,795476
6,728195
0,162548
0,138628
0,172548
0,148628
1,061520
1,072135
6,152015
7,213535
9 0,914340
10 0,905287
8,566018
9,471305
0,106740
0,095582
0,116740
0,105582
1,093685
1,104622
9,368527
10,462213
11 0,584679
12 0,556837
8,306414
8,863252
0,070389
0,062825
0,120389
0,112825
1,710339
1,795856
14,206787
15,917127
11 0,896324
12 0,887449
10,367628
11,255077
0,086454
0,078849
0,096454
0,088849
1,115668
1,126825
11,566835
12,682503
14 0,505068
15 0,481017
9,898641
10,379658
0,051024
0,046342
0,101024
0,096342
1,979932
2,078928
19,598632
21,578564
14 0,869963
15 0,861349
13,003703
13,865053
0,066901
0,062124
0,076901
0,072124
1,149474
1,160969
14,947421
16,096896
16
17
18
19
20
0,852821
0,844377
0,836017
0,827740
0,819544
14,717874
15,562251
16,398269
17,226008
18,045553
0,057945
0,054258
0,050982
0,048052
0,045415
0,067945
0,064258
0,060982
0,058052
0,055415
1,172579
1,184304
1,196147
1,208109
1,220190
17,257864
18,430443
19,614748
20,810895
22,019004
16
17
18
19
20
0,458112
0,436297
0,415521
0,395734
0,376889
10,837770
11,274066
11,689587
12,085321
12,462210
0,042270
0,038699
0,035546
0,032745
0,030243
0,092270
0,088699
0,085546
0,082745
0,080243
2,182875
2,292018
2,406619
2,526950
2,653298
23,657492
25,840366
28,132385
30,539004
33,065954
21
22
23
24
25
0,811430
0,803396
0,795442
0,787566
0,779768
18,856983
19,660379
20,455821
21,243387
22,023156
0,043031
0,040864
0,038886
0,037073
0,035407
0,053031
0,050864
0,048886
0,047073
0,045407
1,232392
1,244716
1,257163
1,269735
1,282432
23,239194
24,471586
25,716302
26,973465
28,243200
21
22
23
24
25
0,358942
0,341850
0,325571
0,310068
0,295303
12,821153
13,163003
13,488574
13,798642
14,093945
0,027996
0,025971
0,024137
0,022471
0,020952
0,077996
0,075971
0,074137
0,072471
0,070952
2,785963
2,925261
3,071524
3,225100
3,386355
35,719252
38,505214
41,430475
44,501999
47,727099
26
27
28
29
0,772048
0,764404
0,756836
0,749342
22,795204
23,559608
24,316443
25,065785
0,033869
0,032446
0,031124
0,029895
0,043869
0,042446
0,041124
0,039895
1,295256
1,308209
1,321291
1,334504
29,525631
30,820888
32,129097
33,450388
26
27
28
29
0,281241
0,267848
0,255094
0,242946
14,375185
14,643034
14,898127
15,141074
0,019564
0,018292
0,017123
0,016046
15,372451
0,015051
0,069564
0,068292
0,067123
0,066046
3,555673
3,733456
3,920129
4,116136
0,065051
4,321942
51,113454
54,669126
58,402583
62,322712
25,807708
0,028748
0,038748
1,347849
34,784892
30 0,741923
6
7
8
9
10
30 0,231377
,;1
66,438848
,
3. Suku Bunga
P/F
4. Suku Bunga
= 10 %
AlF
PIA
AlP
F/P
F/A
P/F
= 15 %
PIA
AlF
AlP
F/P
F/A
1
2
3
4
5
0,909091
0,826446
0,751315
0,683013
0,620921
0,909091
1,735537
2,486852
3,169865
3,790787
1,000000
0,476190
0,302115
0,215471
OJ63797
1,100000
0,576190
0,402115
0,315471
0,263797
1,100000
1,210000
1,331000
1,464100
1,610510
1,000000
2,100000
3,310000
4,641000
6,105100
1
2
3
4
5
0,869565
0,756144
0,657516
0,571753
0,497177
0,869565
1,625709
2,283225
2,854978
3,352155
1,000000
0,465116
0,287977
0,200265
0,148316
1,150000
0,615116
0,437977
0,350265
0,298316
1,150000
1,322500
1,520875
1,749006
2,011357
1,000000
2.150000
3,472500
4,993375
6,742381
6
7
8
9
10
0,564474
0,513158
0,466507
0,424098
0,385543
4,355261
4,868419
5,334926
5,759024
6,144567
0,129607
6,105405
0,087444
0,073641
0,062745
0,229607
0,205405
0,187444
0,173641
0,162745
1,771561
1,948717
2,143589
2,357948
2,593742
7,715610
9,487171
11,435888
13,579477
15,937425
6
7
8
9
10
0,432328
0,375937
0,326902
0,284262
0,247185
3,784483
4,160420
4,487322
4,771584
5,018769
0,114237
0,090360
0,072850
0,059574
0,049252
0,264237
0,240360
0,222850
0,209574
0,199252
2,313061
2,660020
3,059023
3,517876
4,045558
8,753738
11,066799
13,726819
16,785842
20,303718
11
12
13
14
15
0,350494
0,318631
0,289664
0,263331
0,239392
6,495061
6,813692
7,103356
7,366687
7,606080
0,053963
0,046763
0,040779
0,035746
0,031474
0,153963
0,146763
0,140779
0,135746
0,131474
2,853117
3,138428
3,452271
3,797498
4,177248
18,531167
21,384284
24,522712
27,974983
31,772482
11
12
13
14
15
0,214943
0,186907
0,162528
0,141329
0,122894
5,233712
5,420619
5,583147
5,724476
5,847370
0,041069
0,034481
. 0,029110
0,024688
0,021017
0,191069
0,184481
0,179110
0,174688
0,171017
4,652391
5,350250
6,152788
7,075706
8,137062
24,349276
29,001667
34,351917
40,504705
47,580411
16
17
18
19
20
0,217629
0,197845
0,179859
0,163508
0,148644
7,823709
8,021553
8,201412
8,364920
8,513564
0,027817
0,024664
0,021930
0,019547
0,017460
0,127817
0,124664
0,121930
0,119547
0,117460
4,594973
5,054470
5,559917
6,115909
6,727500
35,949730
40,544703
45,599173
51,159090
57,274999
16
17
18
19
20
0,106865
0,092926
0,080805
0,070265
0,061100
5,954235
6,047161
6,127966
6,198231
6,259331
0,017948
0,015367
0,013186
0,011336
0,009761
0,167948
0,165367
0,163186
0,161336
0,159761
9,357621
10,761264
12,375454
14,231772
16,366537
55,717472
65,075093
75,836357
88,211811
102,443583
21
22
23
24
25
0,135131
0,122846
0,111678
0,101526
0,092296
8,648694
0,015624
8,771540
0,014005
8,883218
0,012572
8,984744
0,011300
9,077040 _~~~1 0168
0,115624
0,114005
0,112572
0,111300
0,110168
7,400250
8,140275
8,954302
9,849733
10,834706
64,00249 9
71,40274 9
79,54302 4
88,49732 7
98,34705 9
21
22
23
24
25
0,053131
0,046201
0,040174
0,034934
0,030378
6,312462
6,358663
6,398837
6,433771
6,464149
0,008417
0,007266
0,006278
0,005430
0,004699
0,158417
0,157266
0,156278
0,155430
0,154699
18,821518
21,644746
24,891458
28,625176
32,918953
118,810120
137,631638
159,276384
184,167841
212,793017
26
27
28
29
30
0,083905
0,076278
0,069343
0,063039
0,057309
9,160945
9,237223
I
I
0,109159
0,108258
0,107451
0,106728
0,106079
11,918177 109,18'176 5
13,109994 1121,0999 4 2
14,420994 134,20993 6
15,863093 1148,63093
17,449402 j 164,49402 3
26
27
28
29
30
0,026415
0,022970
0,019974
0,017369
0,015103
6,490564
6,513534
6,533508
6,550877
6,565980
0,004070
0,003526
0,003057
0,002651
0,002300
0,154070
0,153526
0,153057
0,152651
0,152300
37,856796
43,535315
50,065612
57,575454
66,211772
245,711970
283,568766
327,104080
377,169693
434,745146
9,306567
9,369606
9,426914
0,009159
0.008258
0,007451
0.006728
0,006079
11"
----" ......
...-
I,IIi
- ------- ---.-
II.
"I
I,
5. Suku Bunga = 20
6. Suku Bunga
= 25 %
F/A
1
2
3
4
5
0,833333
0,694444
0,578704
0,482253
0,401878
0,833333
1,527778
2,106481
2,588735
2,990612
1,000000
0,454545
0,274725
0,186289
0,134380
1,200000
0,654545
0,474725
0,386289
0,334380
1,200000
1,440000
1,728000
2,073600
2,488320
1,000000
2,200000
3,640000
5,368000
7,441600
1
2
3
4
5
0,800000
0,640000
0,512000
0,409600
0,327680
0,800000
1,440000
1,952000
2,361600
2,689280
6
7
8
9
10
0,334898
0,279082
0,232568
0,193807
0,161506
3,325510
3,604592
3,837160
4,030967
4,192472
0,100706
0,077424
0,060609
0,048079
0,038523
0,300706
0,277424
0,260609
0,248079
0,238523
2,985984
3,583181
4,299817
5,159780
6,191736
9,929920
12,915904
16,499085
20,798902
25,958682
6
7
8
9
10
0,262144
0,209715
0,167772
0,134218
0,107374
11
12
13
14
15
0,134588
0,112157
0,093464
0,077887
0,064905
4,327060
4,439217
4,532681
4,610567
4,675473
0,031104
0,025265
0,020620
0,Q16893
0,013882
0,231104
0,225265
0,220620
0,216893
0,213882
7,430084
8,916100
10,699321
12,839185
15,407022
32,150419
39,580502
48,496603
59,195923
72,035108
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0,054088
0,045073
0,037561
0,031301
0,026084
4,729561
4,774634
4,812195
4,843496
4,869580
0,011436
0,009440
0,007805
0,006462
0,005357
0,211436
0,209440
0,207805
0,206462
0,205357
18,488426 87,442129
22,186111 105,930555
26,623333 128,116666
31,948000 154,740000
38,337600 186,688000
21
22
23
24
25
0,021737
0,018114
0,015095
0,012579
0,010483
4,891316
4,909430
4,924525
4,937104
4,947587
0,004444
0,003690
0,003065
0,002548
0,002119
0,204444
0,203690
0,203065
0,202548
0,202119
46,005120
55,206144
66,24737379,496847
95,396217
26
27
28
29
0,008735
0,007280
0,006066
0,005055
4,956323
4,963602
4,969668
4,974724
0,001762
0,001467
0,001221
0,001016
0,201762
0,201467
0,201221
0,201016
4,978936
0,000846
0,200846
P/F
30 0,004213
PIA
AlF
AlP
FJP
P/F
PIA
AlF
F/P
F/A
1,000000
0,444444
0,262295
0,173442
0,121847
AlP
1,250000
0,694444
0,512295
0,423442
0,371847
1,250000
1,562500
1,953125
2,441406
3,051758
1,000000
2,250000
3,812500
5,765625
8,207031
2,951424
3,161139
3,328911
3,463129
3,570503
0,088819
0,066342
0,050399
0,038756
0,030073
0,338819
0,316342
0,300399
0,288756
0,280073
3,814697
4,768372
5,960464
7,450581
9,313226
11,258789
15,073486
19,841858
25,802322
33,252903
0,085899
0,068719
0,054976
0,043980
0,035184
3,656403
3,725122
3,780098
3,824078
3,859263
0,023493
0,018448
0,014543
0,011501
0;009117
0,273493
0,26~48
0,264543
0,261501
0,259117
11,641532 42,566129
14,551915 54,207661
18,189894 68,759576
22,737368 86,949470
28,421709 109,686838
16
17
18
19
20
0,028147
0,022518
0,018014
0,014412
0,011529
3,887410
3,909928
3,927942
3,942354
3,953883
0,007241
0,005759
0,004586
0,003656
0,002916
0,257241
0,255759
0,254586
0,253656
0,252916
35,527137
44,408921
55,511151
69,388939
86,736174
138,108547
173,635684
218,044605
273,555756
342,944695
225,025600
271,030719
326,236863
392,484236
471,981083
21
22
23
24
25
0,009223
0,007379
0,005903
0,004722
0,003778
3,963107
3,970485
3,976388
3,981111
3,984888
0,002327
0,001858
0,001485
0,001186
0,000948
0,252327
0,251858
0,251485
0,251186
0,250948
108,420217
135,525272
169,406589
211,758237
264,697796
429,680869
538,101086
673,626358
843,032947
1054,79118
114,475460
137,370552
164,844662
197,813595
567,377300
681,852760
819,223312
984,067974
26
27
28
29
237,376314
1181,88156
0,003022
0,002418
0,001934
0,001547
30
3,987911
3,990329
3,992263
3,993810
0,001238
3,995048
0,000758
0,000606
0,000485
0,000387
0,250758
0,250606
0,250485
0,250387
0,000310
330,872245
413,590306
516,987883
646,234854
0,250310
1319,48898
1650,36122
. 2063,95153
2580,93941
807,793567
3227,17426
7. Suku Bunga
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
p,/F
0,769231
0,591716
0,455166
0,350128
0,269329
0,207176
0,159366
0,122589
0,094300
0,072538
LAMPIRAN 2
= 30 %
PIA
AlF
AlP
F/P
0,769231
1,360947
1,816113
2,166241
2,435570
1,000000
0,434783
0,250627
0,161629
0,110582
1,300000
0,734783
0,550627
0,461629
0,410582
1,300000
1,690000
2,197000
2,856100
3,712930
2,642746
2,802112
2,924702
3,019001
3,091539
12 0,042922
3,190260
14 0,025398
15 0,019537
3,248675
3,268211
F/A
1,000000
2,300000
3,990000
6,187000
9,043100
0,378394
0,356874
0,341915
0,331235
0,323463
4,826809
6,274852
8,157307
10,604499
13,785849
12,756030
17,582839
23,857691
32,014998
42,619497
0,Q17729
0,Q13454
0,317729
0,313454
17,921604
23,298085
56,405346
74,326950
0,307818
0,305978
_;.,"
kgx
Ibx1000 1000
120
50
100
40
70
30
30
3,283239
3,294800
0,004577
0,003509
0,304577
0,303509
66,541661 218,472203
86,504159 285,013864
3,303692
0,002692
0,302692
19 0,006840
20 0,005262
3,310532
3,315794
0,002066
0,001587
0,302066
0,301587
112,455407 371,518023
146,192029 483,973430
190,049638 630,165459
u.
1:
20
I:
"
/'"
3,319842
0,001219
0,301219
247,064529 820,215097
0,003113
0,002395
0,001842
0,001417
3,322955
3,325350
3,327192
3,328609
0,000937
0,000720
0,000554
0,000426
0,300937
0,300720
0,300554
0,300426
321,183887
417,539054
542,800770
705,641001
22
23
24
25
1067,27962
138(3,46351
1806,00256
2348,80333
0,5
0,25
7
-'"
./
./'
./
./
L>
.~
,/
,/
./
v :/t:t
/_/
7'
A
7
/ /" ,/
V v
,,/
I-
->V_/
,/
L~
,/
w ~
81.
j:f
Q)
51.
V)
I- 4 '"
W._
11:1
31. . ..J
-: V /. ~ -""" t>
,/"
: v
---{ -: 7''i:> (
'/-
/ V
v
/ r/
V r
:
/'
./
A /
~151.
,,/
,/
VV
.-"
251.
//
k VI V
"21 0,004048
-"
f"/ / ..
/'
/"
~./'_ ./
V
/
"" V/'
i-s K V
L
/
301.
1/
10
II
'"
3
Ki
i:2
I ~I I I
:::::.
:E
"7
18 0,008892
40 50 60
...J
...J
c.
16 0,015028
17 0,011560
'I
BERAT KOTOR
50
39,373764 127,912546
51,185893 167,286310
"I
"
30
0,078394
0,056874
0,041915
0,031235
0,023463
0,007818
0,005978
c::C
- 2 1.
r-.; +
I-"'C
(10
26
27
28
29
0,001090
0,000839
0,000645
0,000496
30 0,000382
3,329700
3,330538
3,331183
3,331679
0,000327
0,000252
0,000194
0,000149
3,332061
0,000115
0,300327
0,300252
0,300194
0,300149
0,300115
917,333301
1192,53329
1550,29328
2015,38126
3054,44433
3971,77764
5164,31093
6714,60421
2619,99564
8729,98547
Ii
10 15 20 25 30 35 40 40 50 55 km~
II i)'
i I I jill
10
I (' II i
15
Ii
iii
20
25
i II iii
30
iii
35 mph
KECEPATAN
Keterangan:
K : berat kosong alat 30.480 kg (67.195 Ib)
I : berat maksimum alat ditambah material 52.255 kg (115.195Ib)
(Sumber: CBterplllBr PorlormBnco Hendboo, 1993)
...
1.
I .._. ...
'I
BERJU KOTOR
BERATKOTOR
30
65
76
100
126
111111111111111111111
40
30
50
60 3 0"
80 kgxl000
70
I)
~v
1/
/
y
:v~
~
j v~
If
J.- I.--'
r
5
--'
10
10
f.---
20
25
lil"
15
30
35
40
20
KECEPATAN
3f
30
I.
20
15
---
::i:II::a:
.
. 10%
vI-
45
50
30
til
L o UQ)
u. .
.5
.C)
LU
LU
Q CI
~a:
(,!;II
-~~
I--
II
I-
16%
'Ii
25
u..)
-"'"
II
iijiiiiliii
'10
40"
V~
1-
1,5
vb
V I
L-I---
..-
15
V'
If
1I ~
J..-- --
Illil
v
v1 v
v
1--.......
('0
t>
.11 iil'l
/'
Q)
~22%
t>
lJ.I
~K
V..
1/
40 50 60
11'1'"11111'111111111'
kg x
1000
50
176 IbxtOOO
1 I
150
Q)
"C
5%
('0
(,!;I
1%
55 kmijam
iiil
35 mph
II
0,5
_..V
/V
....1.7. "
II
o ,25
Keterangan:
'tr=::t:=:Jr::::
f;:::=t==t=::::I;I:=t==t==,i~~
o
I'i,
5 10 15 20 25 30 35 40 46 50 55 km~
'III
Ii II"
10
'III
15
Ii
Iii
Iii
20
25
iii
'I'
30
I ill
35 mph
KECEPATAN
Keterangan:
K : berat kosong alat 33.700 kg (74.300 Ib)
I : berat maksimum alat ditambah material 58.650 kg (129.300 Ib)
75
I I
30
100
I I I
50
40
I I
6030"
/1-:
2a
u
=
tt::I
t;;
C'I
.. .. . . ,5
VV lv
..
\
1000
15
20
I
30
40
30
50
6070
'i I
IK
90 kg x 1000
/'
15
1.
I./'
17]I---"
",.,
C
o
1
20
~a:
1 1 .1
l- 16"
./"
~):
50 60
50
...... '(ij
40
111111111111111""""
40
70
//
1000
120
30
100
/'"
kg
50
Ib x
80 kg x 1000
70
I
I
"
J.r
BERATKOTOR
175 Ib x 1000
150
125
['
301.
251.
201.
/'
w c
1.1
G.)
/
f'
V
1%
v7
v
11.1
./
30
,/
./
_,.,.- _,-'"'"
~ 10"
...J
...J
~a:
(;I
tU
C-
"C
rt---k:t
e!
=
Q.
20
.,//
10
...... :
ii!
10
./
",
""' ..
".K
1.---
/
.,/
.....
151.
/
./
./
/"
.,/
/'
51. ~~
U)
61.
'>
/'
./
V V _..;.--
121. U
101. ~ ,_
81. I- (II)
--
-"'
iU
I-
,'I
0)
l- 5"
K
.i,
v
-"'" ~
/".>~ ./ -.
,..r/ !""
~~
\2.
-: V 'v
,/
........-::
0/
41.
V V
./
I Iii
r-
l-
10
5
Iii
15 20
I Iii
10
25
iii
15
30
iii
35 40
I I I i I Iii
20
25
4Q
50
I iii
30
'"
55 km~
i I I I
35 mph
Keterangan:
K : berat kosong alat 33.700 kg (74.300 Ib)
I : berat maksimum alat ditambah material 58.650 kg (129.300 Ib)
/
~r
;::
./
/'_.........
:J. ..... ~
31.
/'
0,5
-:
17'../ /_...-
0,25
o
I.
5
ii'
/"
7" '"
./
V '"
/"
/: C}-" /
-:-: i
7/: /"
V
0,5
V V /'
/'
<~
~
./
./'"
KECEPATAN
rll
!
iii
[Iii
'"
:,_..,
I
~
'11:1
...J=
.,/
~ ,5
:,..-
'II,
/"
/
-1
'I!:I
21. I-
I
I
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 km~
II
Ii
ii'
10
Ii
iii
15
I'
i iii
"I
20
i Ii
25
iii
30
G.)
....
,.../
I,:i,l
i iii
35 mph
KECEPATAN
Keterangan:
K : berat kosong alat 35.160 kg (77.510 Ib)
I : berat ma~simum alat ditambah material 56.935 kg (125.510 Ib)
111'1
I!\
LAMPIRAN 3
Grafik Loader
BERATKOTOR
55
75
II
100
I , "
30
125
I I I
50
150
""'"
60 30"
175 Ib x 1000
I
80 kg x 1000
70
I
5
-_,..-/
_,..-/
: ~
Keterangan:
A : Kecepatan
B : Kecepatan
C : Kecepatan
Kecepatan
o:
->
--
_,..-/
l---'"
f..---
'i
,,,,,,,,111""1""1""11111111111
10
15
20
25
/II.
35 mph
I::
1.7
G
KECEPATAN
::I
Keterangan:
K : berat kosong alat 35.160 kg (77.510 Ib)
I : berat maksimum alat ditambah material 56.935 kg (125.510 Ib)
i!t:'
~
l
.
G
1.2
C!
V
V
v
V
V
L
c
0.8
0.6
::I
0.4
0.2
L 8
~
o
V
/"
1/ V V v- I..---- f- r--
..-
100
eoo
1!!11
f- o
I'
260
Keterangan:
A : Kecepatan pertama maju dan mundur
B : Kecepatan kedua maju dan mundur
FHI
300 Moler
o:
I ..
LAMPIRAN 4
~
CD
a~ s
1.7
1.6
1.4
:1!_
1 -1
/
[/
0.8
CD
:::I
I
~
-
1. Truk 769 C
1.1. Grafik Rimpull Speed Gradeability
~!
...
./
1.2
c -1.0
~ifi
z
1/
0.6
./
V V
D.4
V./
1:&f;--::
o
l--- I--
0.2
./'
--
f-"
r-1--j---
Vc
~o
100
10
I-- D
200
Ib
1000
300 Mot ..
Keterangan:
A: Kecepatan pertama maju dan mundur
B: Kecepatan kedua maju dan mundur
C: Kecepatan ketiga maju dan mundur
..J
:E
ii:
~
vk;::
~ ~
~
~
~ ~
I""
I!
150
"!
,t
~~
4i...
t::-
2:t
\..
80 r'
I I!,.I!"
250
"
300 MeIer
18
kg x 1000
II
/.
,-
/'I?s%V// ')0%
V/
//
/
/
7'
..0.
.
UJa::
V,/ /7. V/ /
c;;(11
w.:!
2%
60
50
40
30
20
15~
/)'
/
~5/
~ ~
to' V/ t:r>
/11
71 V
:I)"-
V/ V/ Lr /(
'l'/V/
20
10
30
:/
40
:~D
60
35
KECEPATAN
a:: a.
1/
. .I
CD
"0
...f.
....
i\,
15
// V/ .r>l/./
10
1000
/75%-
I
1
( J O t
Keterangan:
30%
Ib
V/V:: w_
!
~~
: /X /
V/ V~<zt=. s
I/. ~ V_/
V/
:,2
0
200
I ,~~
10V/
Feel
1'6f
I ~"
100
3'r
vv
-'
10~
l-
f7 17 V V ./
/ V 1/ r- V ~ v
200
o ','!100I ,.,!
50
o
:r
25
: l
A7
liN
,15 ~
1//V
n ..Jo
II
1~
200h1A
150 \
./
I'
3DO
1',
"
600
500
400
250
15 20
150
II~~'.
BERATKOTOR
3CfO
_,/
70
45
10
km/h
50
mph
B:
C:
0:
E:
F:
Kecepatan
Kecepatan
Kecepatan
Kecepatan
Kecepatan
pertama mundur
kedua maju
kedua mundur
ketiga maju
ketiga mundur
n Knnn IIknl
Keterangan:
K : Berat kosong alat 31.178 kg (68.750 Ib)
I : Berat maksimum alat ditambah material 67.586 kg (149.000 Ib)
(Sumber: Caterpillar Petiormance Handbook. 1993)
I amniran
I 1 AQ
2. Truk 771 C
BERATKOTOR
0r---.::r---=r-_,::.......--!:r--~-~~
0r-_lrO
Ibx 1000
11I1111
18 15 20
~20r-~~r-~~r-~r-~~~~_~X1~
kN
IL
i=
w_
158
Ii
101
Ce!.
40
50
1//
II
I!
20
11,18
25
30
35. 40
70
45
ao
kmlh
SO mph
KECEPATAN
4~
!r..-- /
2.
:'/
r. /
A' ~
/'//
// 1/
/ Ii' "
[1'/ / /
/ /
/
10
15
/ V
V/
/ V/ '1/
/ 1// / 11"
/
I;
-CD
enG:
/ :/
// 1/ /
1/ y/ 7 V
Keterangan:
K : Berat kosong alat 31.178 kg (68.750 Ib)
I : Berat maksimum alat ditambah material 67.586 kg (149.000 Ib)
~"O
t> V/ / V
I;
w
m
V/
c(.
..
~I
wI)
_
a:: sa..
f
~/I~;7'/ '/
/I' ':'x.4
8
60
&%
u
zoE
I!// /
~
10
so
/11//
O%;_
78%
~r7 / V /
25
"2
15"~
;//
30
15
40
7/ / / /
Ii
30
~'YL
C)
Ib It 1000
Ib It
1000
I
&1J
kg It 1000
111111111111111111111111
40 50 10 100 151 200 301 500
1 I 1 I I I I ,I ,1111 Ii "11 I I I I r r
IL~
w
we:(
8ERATKOTOR
10 15 20 30 4150&0 11100 150 zoo
LI
1:/
20
25
30'
35
;40
45
50
mph
Keteranga
n:
kmJlt
I~
I ......
3. Truk 773 B
3.1. Grafik Rimpull Speed Gradeability
BE RAT KOTOR
25
50
I
10
75
20
30
100
I
40
"125
175
150
Ib
BERATKOTOR
1000
I~
kg x 1000
50
Ib x
1000
1? ~
3p ,~
1000 kN ~ i .,
1 S
kgx1000
lp
700
600
,I
KI
400
500
..J
..J
::,)
Q.
:E
a:
40
lOG
30
25
150
20
15
10
II
\\IA
Ii
"'IB
V'
\-~
60
so
o
I
30
I
10
40
I
15 20 25
50
I
60
I
30 35
90
70
I
40 45
km/h
50 55
mph
KECEPATAN
40
6
5
4
30
V~
10
10
15
20
a:
0.
..JCD
~"'C
I-f!
00
V/ VI /
J()
w..:!
20
(;;(1)
1--
0C//~/ V/ Ao
~ O
c n a:
.A
5/L. V/ 1//V
Keterangan:
K : Serat kosong alat 33.814 kg (74.560 Ib)
I : Serat maksimum alat ditambah material 73.970 kg (163.100 lb)
')(
/0" V/
::0~'7itf
2.5
2
//
6/ / ,/
,/; /_/ Z~y ,{
c(=
2"t.
V//
20
6%
VL // /1'/ /
XLV /.
/1'/ v /
//
80
[/ V~/ow_
1/V/
V//2Ofs%_
!hv/ / )0%
1\2
100
/,25%
300
~'Vl.
40
is
I
50
30
70
60
3S
40
45
80 kmlh
SO mph
KECEPATAN
Keterangan:
K : Serat kosong alat 39.396 kg (86.869 Ib)
I : Serat maksimum alat ditambah material 92.534 kg (204.000 Ib)
(Sumber: Caterpillar Performance Handbook, 1993)
1--_
.. 1".,
1 .. _-
4. Truk775 B
4.1. Grafik Rimpull Speed Gradeability
40
20
80
tIl
BERATKOTOR
BERATKOTOR
5
8 10
III III
40
60
80
100
120
140
15 28
If'
10 15 20 30 48 50 18 1.
kg.lt 1000
,I
kN
II I
!:
108
I\-
9860 \U
~w_
o!!!.
_.
:::l
0..
::I
aE
:
o
i
30
I
10
40
I
15 20 25
70
50
,
30
35 40
80
kmIb
45 50 mph
30
25
20
I [
1000
I .
V/
~
10
V/
~
.:V/
6
5
/
4
3~
o
J
o
"/
'/
[7
v ~ '/'i K
/'
'/ V! 1I
"/
Ii"
/" v
// /
.:
-r
10
10
20
15
25
3D
40
KECEPATAN
8%'"
V1
Vi
/ .
v"lV'"
/.
~V :
20
v1?~
,4~
VA: '/
VV / 1
./
15%-
&%-
:V/
~/ X
t.. V/
~ ~
25%
20%'
AI. V/ I' /
V/. /
/ VA' v
15
Keterangan:
!V// Vf.
Kt/v :
1.5
-I
18
L 7 I
Keterangan:
K : Berat kosong alat 39.396 kg (86.869 Ib)
I : Serat maksimum alat ditambah material 92.534 kg (204.000 Ib)
K~
1'\3
/ -. .
2.5
/
KECEPATAN
500 Ib x
3tJ%
i V/
..
-: '" l
w
~
50
40
u..~
318
1'''''1 I [l
Ibx
1000
150
II.
150_
I [ fill
kg x 1000
;
30
50
35
60
40
45
krnIh
71
mph
1 .. .,.
o
I
o
40
I
80
BERATKOTOR
120 160 200 240 280 320 Ib x 1000
I
20
60
80
100
DAFTAR PUSTAKA
Day, D.,A. 1991. "Construction Equipment Guide." John Wiley & Sons,
Inc. New York. 2nd Edition.
Nichols, H.L. 1976. "Moving The Earth." Mc Graw-Hill Publishing Co. New
York. 3rd Edition.
o
I
o
10
I
30
I
10
15 20
40
I
25
60
I
30
35
70
I
40
80
I
45
kmlh
mph
50
KECEPATAN
Keterangan:
K : Berat kosong alat 42.324 kg (93.325 Ib)
I : Berat maksimum alat ditambah material 101.700 kg (224.300 Ib)
(Sumber: Caterpillar Petformance Handbook, 1993)
of Construction
Estimating."
Delmar
M. 1992. "Construction
Equipment and Its Planning
and Application." Metropolitan Book Co. (P) ltd. New Delhi.
3rdEdition. Wilopo, J. 1999. "Manajemen Alat Konstruksi." Diktat
Metode Konstruksi dan Alat-Alat Berat. Magister Teknik Sipil,
Universitas Tarumanagara.
Jakarta.
1993. "Aplikasi dan Produksi Alat-Alat Berat." Training Centre
Dept. PT United Tractors Jakarta. Jakarta .
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
http://www.infrastructures.com/0306
http://www.impact-.enterprises.com/photo
http://img.alibaba.com/photo/50403408
http://www.canterbury.gov.uk/imagesicoastal
http://lancastercomposite.'net
http://pz27.pilebuckinternational,com/images
http://www.lippmann-milwaukee.com
http://www.penncrusher.com/images/imageHb/content
http://www.topall.cc/images
http://www.concretemixers.com
http://www.putzmeister.co.uk/images