Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan


tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak
ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Deskripsi merupakan suatu
panduan menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan
terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran tanam. Sifat-sifat morfologis
yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur
secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik.
Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada
lokasi dan musim tanam yang berbeda.
Deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk mengetahui apakah
tanaman tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif terhadap
lingkungan atau tidak. Dengan begitu diharapkan dalam budidaya tanaman kita
lebih mengetahui halhal yang harus diperhatikan dalam budidaya, sehingga
nantinya tanaman yang dibudidayakan mampu tumbuh dengan baik.
Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin
beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi
tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietasvarietas yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia.
Pendeskripsian mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting
diketahui sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan
tanaman.

B.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap-tiap tanaman secara


keseluruhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu upaya untuk mempelajari sifat-sifat suatu tanaman yaitu dengan
mempelajari deskripsi dari suatu tanaman tersebut. Pengertian deskripsi itu
sendiri adalah menggambarkan secara langsung mengenai morfologi tanaman,

yaitu warna daun, warna batang, warna biji, bentuk batang, bentuk daun, dan
masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya. (Soenarto, 1997).
Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian
suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah
awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas
unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan
tumbuh. (Syukur, 2009)
Menurut Subandi (1988) varietas unggul adalah varietas yang memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya: hasil produksi yang tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit, adaptasi tumbuh yang luas, dan umurnya genjah. Varietas unggul
merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya padi yang secara
nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Pada tahun
2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6 varietas INPARI
(INPARI 1-6), dan 3 Varietas INPARA (INPARA 1-3). Inbrida Padi Irigasi, atau lebih
dikenal dengan INPARI adalah varietas-varietas unggul baru padi sawah yang
cocok ditanam di lahan sawah irigasi, sedangkan Inbrida Padi Rawa (INPARA)
adalah varietas-varietas unggul padi yang baik dibudidayakan pada kondisi lahan
rawa, tahan terhadap rendaman, serta daya adaptasi pada kondisi lahan masam.
Untuk memperoleh keseragaman pada tanaman padi maka perlu diketahui sifatsifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting tanaman padi yang
dapat dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu dengan yang
lainnya (Soemedi, 1982).
a.

Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.

b.

Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.

c.

Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.

d.

Batang : ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.

e.
Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang
mendatar atau terkulai.
f.
Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak atau
tidak terserak.
g.
Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang,
sedang atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.
h.

Beras : ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek.

Diantara tanaman padi yang termasuk ke bangsa Oryza sativa L. terdapat ribuan
varietas yang satu sama lain mempunyai ciri-ciri khas tersendiri sehingga
dapatlah dikatakan bahwa ditilik dari sudut bentuk tubuh (morfologi) tidaklah
ada dua varietas padi yang mempunyai bentuk tubuh yang sama. Antara
varietas yang satu dengan yang lain senantiasa terdapat perbedaan, bagaimana
pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan yang nampak antara varietas

yang satu dengan yang lain adalah disebabkan oleh perbedaan dalam
pembawaan atau sifat varietas (Siregar, 1981).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.

Bahan

Bahan yang akan digunakan pada praktikum ini adalah tanaman dari
varietas yang akan di candra.

B.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah penggaris, busur


derajat, dan alat tulis.

C.

Prosedur Kerja

1.

Diamati penampilan tanaman yang akan dideskipsi

2.

Diambil data tanaman yang dideskripsi

3.

Dibuat candra tanaman berdasarkan data yang sudah diperoleh

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Pengamatan

N
o

Sifat Deskripsi

Keterangan

Asal

Situbagendit

Golongan

Cere

Umur Tanaman

85 Hari

Bentuk Tanaman

Tegak

Tinggi Tanaman

97 cm

Anakan Produktif

Banyak

Warna Kaki

Coklat

Warna Batang

Hijau

Posisi Daun

Tegak

1
0

Posisi Daun Bendera

Tegak

1
1

Bentuk Gabah

Ramping

1
2

Warna Gabah

Hijau

Tanaman padi situbagendit termasuk dalam golongan cere yaitu ujung gabah
tidak berbulu atau kadang-kadang berbulu terutama gabah yang terletak di
ujung malai dan agak mudah rontok. Umur tanaman padi 85 hari dengan bentuk
tanaman tegak karena sudut yang terbentuk antara 0 - 30. Tinggi tanaman 97
cm dan termasuk memiliki anakan produktif yang banyak, jumlahnya lebih dari
15 anakan. Warna kaki coklat dengan batang berwarna hijau. Posisi daun dan
posisi daun bendera tegak yaitu sudut yang terbentuk antara 0 - 30. Bentuk
gabah ramping dengan raso 1:3 lebih dan warna gabah hijau.

B.

Pembahasan

Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal- usul sifat- sifat
morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran
tanam. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar
merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat
menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas
terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang
berbeda(Soenarto,1997).
Deskripsi varietas adalah penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan
tanaman sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal
usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya. Di bidang
pertanian deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk mengetahui
apakah tanaman tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif terhadap
lingkungan atau tidak. Dengan begitu diharapkan dalam budidaya tanaman kita
lebih mengetahui halhal yang harus diperhatikan dalam budidaya, sehingga
nantinya tanaman yang dibudidayakan mampu tumbuh dengan baik.
Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian
suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah
awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas
unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan
tumbuh (Syukur,2009).
Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin
beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi
tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietasvarietas yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia.
Pendeskripsian mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting
diketahui sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan
tanaman.
Untuk melaksanakan determinasi diperlukan deskripsi varietas yang
bersangkutan. Deskripsi tersebut berguna untuk pengenalan/ identifikasi
varietas. Oleh karena itu deskripsi suatu varietas dari jenis tanaman apapun
harus meliputi pencatatan ciri-ciri atau sifat-sifat agronomi yang bersifat kulitatif.
Ciri/ sifat tersebut dapat juga mengandung pengertian ekonomis seperti halnya
sifat ketahanan terhadap hama penyakit tertentu. Karena pemurnian suatu
varietas adalah suatu usaha pengembalian mutu sesuai dengan varietas yang
baku/asal, demikian juga dalam usaha pemutihan varietas, maka uraian dalam
deskripsi harus mencakup :
1.

Asal varietas

2.

Penyebaran varietas dimaksud

3.

Kapasitas atau potensi hasil

4.

Golongan varietas

5.

Ketahanan terhadap hama penyakit

6.

Umur tanaman

Rincian tersebut di atas ditambahkan deskripsi ciri-ciri yang biasa diperhatikan


(sifat spesifik) dalam pengawasan mutu dan sertifikasi benih atau dalam
pemuliaan. Uraian ciri-ciri tersebut dilakukan untuk dapat menuju deskripsi baku.
Tanaman yang diamati deskripsi varietasnya adalah padi varietas Situ Bagendit.
Yang diamati yaitu golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman,
anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera,
bentuk gabah dan warna gabah.
Tanaman padi Situ Bagendit termasuk dalam golongan cere yaitu ujung gabah
tidak berbulu atau kadang-kadang berbulu terutama gabah yang terletak di
ujung malai dan agak mudah rontok. Umur tanaman padi 85 hari dengan bentuk
tanaman tegak karena sudut yang terbentuk antara 0 - 30. Tinggi tanaman 97
cm dan termasuk memiliki anakan produktif yang banyak, jumlahnya lebih dari
15 anakan. Warna kaki coklat dengan batang berwarna hijau. Posisi daun dan
posisi daun bendera tegak yaitu sudut yang terbentuk antara 0 - 30. Bentuk
gabah ramping dengan raso 1:3 lebih dan warna gabah hijau.
Deskripsi Padi Varietas Situ Bagendit
Nomor seleksi

: S4325D-1-2-3-1

Asal Persilangan

: Batur/2*S2823-7D-8-1-A

Golongan

: Cere

Umur tanaman

: 110 - 120 hari

Bentuk tanaman

: Tegak

Tinggi tanaman

: 99 - 105 cm

Anakan produktif

: 12 - 13 batang

Warna kaki

: Hijau

Warna batang

: Hijau

Warna telinga daun

: Tidak berwarna

Warna lidah daun

: Tidak berwarna

Warna daun

: Hijau

Muka daun

: Kasar

Posisi daun

: Tegak

Daun bendera

: Tegak

Bentuk gabah

: Panjang ramping

Warna gabah

: Kuning bersih

Kerontokan

: Sedang

Kerebahan

: Sedang

Tekstur nasi

: Pulen

Kadar amilosa

: 22 %

Bobot 1000 butir

: 27,5 g

Rata-rata hasil

: - 4,0 t/ha pada lahan kering

- 5,5 t/ha pada lahan sawah


Potensi hasil

: 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap Penyakit :

- Agak tahan terhadap blas

- Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV


Anjuran tanam
lahan sawah

: Cocok ditanam di lahan kering maupun ditanam

Pemulia
Yunani,

: Z.A. Simanullang, Aan A. Daradjat, Ismail BP, dan N.

Tim peneliti
Teknisi
Dilepas tahun

: Mukelar Amir, Atito D., dan Y. Samaullah,


: Meru, U. Sujanang, Karmita, dan Sukarno
: 2003

Padi varietas Situ Bagendit adalah salah satu varietas padi gogo, tetapi mampu
tumbuh baik pada lingkungan lahan sawah. Tanaman ini mempunyai tinggi
antara 99 - 105 cm, dengan umur tanaman 110 - 120 hari setelah sebar (HSS).
Varietas Situ Bagendit memiliki bentuk biji ramping, warna gabah kuning bersih,
dengan bobot 1000 butir adalah 27,5 gram. Varietas ini mempunyai anakan
produktif 12 - 13 batang/rumpun.
Varietas ini tahan terhadap penyakit blas, agak tahan terhadap penyakit hawar
daun, dan tahan terhadap penyakit tungro. Varietas ini menghasilkan tekstur
nasi pulen, rata - rata produksi 4,0 ton GKP/ha pada lahan kering dan 5,5 ton
GKP/ha pada lahan sawah. Dengan potensi hasil yang demikian, varietas ini
dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi padi
nasional, ketahanan pangan, dan pendapatan petani. Varietas ini sudah banyak
dimanfaatkan oleh penangkar benih dan petani terutama pada lahan kering,
atau lahan sawah dengan irigasi sederhana (Ilyas,2013).

Ada beberapa perbedaan antara literatur dan pengamatan yang


dilakukan pada praktikum ini, jika menurut literatur varietas padi situ bagendit
memiliki anakan produktif hanya sekitar 12-13 tetapi pada praktikum ditemukan
lebih dari 15 anakan produktif pada varietas tersebut. Warna kaki pada
praktikum yaitu coklat sedangkan menurut literartur berwarna hijau. Dan pada
literatur warna gabah adalah kuning sedangkan pada praktikum warna gabah
hijau, kemungkinan hal ini terjadi karena pada saat pengamatan umur padi
masih 85 hari sehingga bulir-bulir padi baru terisi dan warnanya masih hijau.
Deskripsi Ubikayu Varietas Malang-6
Nama Varietas

: Malang-6

Kategori

: Varietas unggul nasional (released variety)

SK
2001

: 523/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober

Tahun

: 2001

Tetua
dengan jantan

: Silang tunggal dari induk betina MLG 10071

MLG 10032
Potensi Hasil

: Deskripsi 35.0%

Pemulia

: Koes Hartojo, Sholihin, Titik Sundari

Nomor induk

: MLG 245

Nama klon

: CMM 95066-1

Warna batang

: Abu-abu

Warna daun muda

: Ungu muda

Warna daun tua

: Hijau

Warna tangkai daun

: Hijau

Warna kulit luar umbi

: Putih

Warna kulit dalam umbi

: Kuning

Warna daging umbi

: Putih

Ukuran umbi

: Sedang

Tipe percabangan

: Bercabang

Umur panen

: 9 bulan

Ketahanan

: Agak tahan terhadap tangau merah

Sifat khusus

: Adaptif terhadap hara sub-optimal

Deskripsi Pisang Mas Varietas Kirana


Asal
: Desa Kandang Tepus, Kecamatan
Senduro, Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa Timur
Silsilah

: seleksi rumpun

Golongan varietas

: klon

Umur tanaman

: 17 bulan

Umur berbunga (dari bibit anakan)

: 8 10 bulan setelah tanam

Umur panen (dari bibit anakan)

: 12 14 bulan setelah tanam

Tinggi tanaman

:56m

Bentuk batang

: gilig (bulat-gilig)

Warna batang

: coklat kehitaman

Warna pangkal batang

: coklat kehitaman

Kedudukan batang

: tegak

Lingkar batang

: 60 70 cm

Lebar tajuk

:34m

Jumlah daun

: 7 10 helai

Sudut daun

: 30

Bentuk daun

: panjang pipih

Warna daun bagian atas

: hijau tua mengkilat

Warna daun bagian bawah

: hijau agak muda

Permukaan daun

: berlilin

Warna ibu tulang daun

: hijau

Panjang daun

: 1,5 2,5 m

Lebar daun

: 60 70 cm

Ujung daun

: tumpul

Tepi daun
: rata, tidak berduri dan
bergelombang, tepi daun berwarna coklat kehitaman
Susunan daun

: berselang seling

Penampang melintang tangkai daun ke 3


tepi ibu tulang daun terbuka

: simetris bentuk membulat dan

Bentuk bunga (jantung)

: lonjong

Warna mahkota bunga (jantung pisang)


bagian dalam merah muda

: bagian luar merah tua kecoklatan,

Panjang jantung pisang

: 20 25 cm

Lingkar jantung pisang

: 28,0 33,5 cm

Panjang tangkai bunga (jantung pisang)

: 10 15 cm

Berat buah per tandan

: 11 13 kg

Jumlah anakan / rumpun

: 1 3 anakan

Jumlah sisir / tandan

: 19,14 + 4,37

Jumlah jari buah / sisir

: 22 25 buah

Bentuk penampang irisan buah

: bulat (gilig)

Bentuk buah
hampir tidak tampak)

: panjang bulat (gilig, lingir buah

Bentuk ujung buah

: tumpul

Lingkar tandan

: 60 70 cm

Panjang tangkai tandan

: 30 35 cm

Lingkar tangkai tandan

: 11 15 cm

Panjang buah

: 9,55 + 3,09 cm

Diameter buah

: 3,06 + 1,74 cm

Bobot per jari buah

: 71,36 + 8,44 g

Panjang tangkai jari buah

: 1 3 cm

Tebal kulit buah

: 0,46 + 6,78 mm

Warna kulit buah mentah

: hijau

Warna daging buah mentah

: putih kekuningan

Warna kulit buah matang

: kuning bersih

Warna daging buah matang optimal

: kuning cerah

Aroma

: tidak beraroma

Rasa buah saat matang optimal

: manis

Analisis kimiawi buah matang optimal


- Vitamin C

: 3,905 mg / 100 gr bahan

- Asam

: 0,063 %

- Gula

: 21 %

Hasil

: 11 13 kg/tandan

Daya simpan pada suhu kamar


(dari panen sampai

: 5 6 hari setelah matang optimal

matang optimal

: 3 4 hari)

Identitas Pohon Induk


: tanaman milik Bapak Subandi Desa
Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan
PIT No. : PI/PS/I/ JTM/79 nomor seri : 11.986 12.119 tahun 2004 dan PIT No. :
PI/PS/1/JT/81 nomor seri : 12.150 12.179 tahun 2004
Keterangan
: beradaptasi dengan baik di
dataran sedang dengan ketinggian + 600 m dpl dengan tekstur tanah lempung
berpasir dengan regim kelembaban lembab Pengusul / Peneliti : Paulina Evy
Retnaning Prahardini, Yuniarti, F. Kasijadi, Harwanto, Baswarsiati (BPTP Propinsi
Jawa Timur); Abdullah (BPSBTPH Propinsi Jawa Timur) dan Eddy Prasetyo Utomo
(Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang)

BAB V
SIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1.
Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal- usul sifatsifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta
anjuran tanam.
2.
Deskripsi varietas padi Situ Bagendit yang diamati yaitu umur 85 hari,
bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 97 cm, anakan produktif banyak, warna

kaki coklat, warna batang hijau, posisi daun dan posisisi daun bendera tegak,
bentuk gabah ramping dan warna gabah hijau.
3.
Ada perbedaan antara deskripsi varietas menurut literatur dan deskripsi
saat pengamatan yaitu anakan produktif, warna kaki dan warna gabah.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, M. 2013. Padi Varietas Situ Bagendit. http://sulbar.litbang.deptan.go.id. Di


akses tanggal 10 November 2013
Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya.
Bogor.
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Purwokerto : Universitas
Jenderal Sodirman.
Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang : IKIP Semarang Press
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono, 1988. Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.

Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman.


Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi
dan Hotikultura IPB. Bogor.
RELATED POSTS:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Varietas baru yang dihasilkan oleh Balai Penelitian ataupun Lembaga
Penelitian di Perguruan Tinggi baik milik pemerintah maupun swasta, akan
mempunyai arti, nilai dan manfaat bila mendapat tanggapan yang baik dari
konsumen, yaitu petani. Untuk itu varietas yang dihasilkan harus diajukan oleh
pemulianya untuk dilepas oleh pemerintah. Sebelum proses pelepasan salah
satu syarat yang harus dilengkapi adalah deskripsi varietas. Kegiatan ini
dimaksudkan juga untuk membedakannya dengan tanaman/varietas lain yang
sejenis.
Deskripsi varietas digunakan sebagai penciri varietas yang
memungkinkan identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud, sebagai
pegangan dalam proses sertifikasi dan pemurnian varietas. Penyusunan suatu
deskripsi disesuaikan dengan jenis tanamannya. Deskripsi dibuat secara tertulis
berdasarkan data pengujian dan dilengkapi dengan foto berwarna dari varietas
yang dimaksud.
Dalam membuat deskripsi tanaman, misalnya tanaman padi perlu
dicantumkan data kuantitatif seperti panjang (mm atau cm), lebar (mm atau
cm), diameter (mm atau cm), berat (gram atau kg), kandungan vitamin, protein,
dsb. Untuk varietas yang diunggulkan ketahanannya terhadap hama dan
penyakit atau cekaman lingkungan harus ada uji laboratorium/lapangan

mengenai hal ini. Data penunjang yang perlu dilaporkan adalah hasil uji rasa
secara organoleptik dan data agroklimat tempat uji adaptasi/observasi dilakukan.

1.2 Tujuan

Mengetahui sifat-sifat dari varietas yang akan dilepas sebagai varietas


unggul baru

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi varietas merupakan suatu panduan untuk menyajikan sejarah


asal-usul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama
serta anjuran tanam Sifat-sifat morfologis yang dideskripsikan sebagian besar
merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat
menimbulkan variasi fisik. Variasi fisik terjadi pada semua varietas terutama jika
ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda. (Soemedi, 1982).
Penelitian di bidang pemuliaan tanaman dikatakan berhasil, apabila
diperoleh produk akhir, yaitu adanya pelepasan varietas unggul baru. Sejak
tahun 1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatankegiatan yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan
dibentuknya Badan Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup
Departemen Pertanian dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam
susunan organisasi BBN ini antara lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas.
Dalam kaitan ini pada tahun 1992 diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman di mana pengaturan pelaksanaannya


tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 (Sucipto, 1993).
Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam pelepasan varietas
diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan prosedur
pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia
suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan
varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian
tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi
pada waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas
Varietas, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancer (Sucipto,
1993).
Tanaman padi termasuk golongan tanaman setahun/semusim. Bentuk
batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri
pada ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung
batang (Deptan, 1983).
Pengetahuan perihal aspek botani dari suatu tanaman merupakan hal
yang amat penting dalam usaha perbaikan tanaman, baik untuk sifat kuantitatif
maupun kualitatif. Pengetahuan data morfologi amat berguna dalam program
pemuliaan. Salah satu tujuan penting dalam program pemuliaan ialah hasil biji
yang tinggi (BPPP, 1988).
Penggunaan varietas unggul untuk meningkatkan produksi tanaman
usaha adalah yang paling mudah diserap petani dewasa ini. Penggunaan
varietas unggul harus disertai dengan tersedianya benih bermutu tinggi yang
dinilai secara genetis melalui sifat morfologi yang tampak. Untuk itu deskripsi
variasi yang berisi sifat-sifat morfologis dapat membantu untuk menilai
kemurnian benih. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pemahaman yang
baik mengenai sifat morfologi yang disajikan dalam deskripsi tanaman. (BPPP,
1988).
Untuk mepertahankan kemurnian perlu dipelajari sifat-saifat morfolgis
tanaman tersebut seperti tipe tumbuh, warna hipokotil, warna bunga, warna
bulu, umur berbunga, dan sifat kuantitatif. Identifikasi varietas unggul adalah
suatu teknik untuk menentukan kebenaran suatu varietas unggul seperti yang
dimaksudkan (Liptan ,2000).
Untuk memperoleh keseragaman pada tanaman padi maka perlu
diketahui sifat-sifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting
tanaman padi yang dapat dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu
dengan yang lainnya antara lain (Soemedi, 1982):

Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.

Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.

Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.

Batang : ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.

Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang
mendatar atau terkulai.

Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak
atau tidak terserak.

Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang,


sedang atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.

Beras : ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek.

Varietas yang dipilih oleh petani sebaiknya yang paling menguntungkan.


Petani juga harus jeli dalam penentuan lokasi penanaman karena setiap varietas
adalah spesifik dimana dapat menghasilkan produksi optimal jika ditanam di
daerah geografis yang sesuai (Ardianto,2004)

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat

:-

Bahan : Tanaman Kacang Hijau yang akan dideskripsikan

3.2 Cara Kerja


1.
Memilih masing-masing 1 sampel dari tiap petakan pertanaman kacang
hijau yang ditanam untuk acara 5 Keragaman Genotipe dan Heritabilitas.

2.
Melakukan pengamatan terhadap tanaman dengan genotipe yang berbedabeda
3.

Mendeskripsikan varietas kacang hijau yang ada

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan tanaman kacang hijau yang telah dilakukan,


didapatkan deskripsi varietas yang ada di lapangan sebagai berikut :
No Galur

: G1

Warna hipokotil

: hijau

Warna daun

: hijau

Warna tangkai daun

: hijau, cokelat

Warna pangkal daun

: hijau tua

Warna batang

: hijau

Warna bunga

: hijau kekuningan

Warna biji

: hijau kehitaman

Ukuran biji

: sedang

Jumlah biji per polong : 14


Jumlah biji per tanaman

: 1120

Letak polong

: ujung batang

Sifat polong

: tidak mudah pecah

Warna polong tua

: hitam

Tipe tumbuh

: determinit

Tinggi tanaman

: 56 cm

Umur mulai berbunga

: 30 hari

Umur masak polong

: 60 hari

Bobot 100 biji

: 36 gr

Hasil

: 1 2 ton / hektar biji bersih

Pemulia

: Putri M Hairani, dkk

No Galur

: G4

Warna hipokotil

: hijau

Warna daun

: hijau tua

Warna tangkai daun

: hijau

Warna pangkal daun

: hijau

Warna batang

: hijau kekuningan

Warna bunga

: kuning

Warna biji

: hijau kecoklatan

Ukuran biji

: sedang

Jumlah biji per polong : 12


Jumlah biji per tanaman

: 2110

Letak polong

: ujung batang

Sifat polong

: tidak mudah pecah

Warna polong tua

: hitam

Tipe tumbuh

: determinit

Tinggi tanaman

: 60 cm

Umur mulai berbunga

: 30 hari

Umur masak polong

: 60 hari

Bobot 100 biji

: 39 gr

Hasil

: 1 2 ton / hektar biji bersih

Pemulia

: Putri M Hairani

No Galur

: G5

Warna hipokotil

: hijau

Warna daun

: hijau

Warna tangkai daun

: hijau tua

Warna pangkal daun

: hijau tua

Warna batang

: hijau

Warna bunga

: putih kekuningan

Warna biji

: hitam

Ukuran biji

: sedang

Jumlah biji per polong : 12


Jumlah biji per tanaman

: 1560

Letak polong

: ujung batang

Sifat polong

: tidak mudah pecah

Warna polong tua

: hitam

Tipe tumbuh

: determinit

Tinggi tanaman

: 49 cm

Umur mulai berbunga

: 30 hari

Umur masak polong

: 60 hari

Bobot 100 biji

: 41 gr

Hasil

: 1 2 ton / hektar biji bersih

Pemulia

: Putri M Hairani

No Galur

: G6

Warna hipokotil

: hijau

Warna daun

: hijau kekuningan

Warna tangkai daun

: hijau

Warna pangkal daun

: hijau tua

Warna batang

: hijau tua

Warna bunga

: kuning

Warna biji

: hijau kehitaman

Ukuran biji

: sedang

Jumlah biji per polong : 14


Jumlah biji per tanaman

: 1890

Letak polong

: ujung batang

Sifat polong

: tidak mudah pecah

Warna polong tua

: hitam

Tipe tumbuh

: determinit

Tinggi tanaman

: 55 cm

Umur mulai berbunga

: 30 hari

Umur masak polong

: 60 hari

Bobot 100 biji

: 37 gr

Hasil

: 1 2 ton / hektar biji bersih

Pemulia

: Putri M Hairani

4.2 Pembahasan
Deskripsi merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal-usul sifatsifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta
anjuran tanam. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian
besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya
dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua
varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda.
Deskripsi varietas ini dapat membantu para petani untuk membedakan
suatu varietas yang akan ditanamnya. Selain itu, dengan adanya banyak
varietas memungkinkan untuk terbentuknya pola seleksi. Seleksi yang dimaksud
adalah seleksi untuk penanaman yang baik, padi yang dapat menghasilkan
sesuai yang diinginkan dan sampai bentuk maupun tekstur nasi nanti yang
dipilih. Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu
benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang
tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan
mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan
adaptif terhadap lingkungan tumbuh.
Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin
beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi
tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietasvarietas yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia.
Pendeskripsian mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting
diketahui sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan
tanaman.
Deskripsi ini juga meliputi : No Galur, warna hipokotil, warna dari : daun,
tangkai daun, pangkal daun, batang, bunga, biji, ukuran biji, jumlah biji per
polong, jumlah biji per tanaman, letak polong, sifat polong, warna polong tua,
tipe tumbuh, tinggi tanaman, umur mulai berbunga, umur masak polong, bobot
100 biji, dan hasil per hektar.

BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pendeskripsian galur kacang hijau, diketahui bahwa Galur G5 memiliki bobot
terberat dibanding Galur yang lain.

1.2 Saran

Diharapkan sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang


lebih baik dari tahun sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Tuhana Taufiq dan Novo Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha
Tani Kedelai Kacang Hijau Kacang Panjang. Absolut.Yogyakarta.
Balai Penelitian Pengembangan Pertanian. 1985. Kedelai. BPPTP: Bogor

Lembar Informasi Pertanian (Liptan) IP2TP Mataram. 2000. Kedelai Varietas


Unggul Baru. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram.
Mataram.
Sekretariat Badan Pengendali Bimas. 1988. Pedoman Pembenihan Seri I
Kumpulan Deskripsi Padi yang Dianjurkan Departemen Pertanian.Departemen
Pertanian ; Jakarta
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. UNSOED ; Purwokerto
AAK. 2006. Budidaya Tanaman Padi.Yogyakarta: Kanisius.
Anonim. 2009. Deskripsi Padi Sawah Varietas Danau Tempe. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian: Jawa Barat. (online). http://www.pertanian.web.id/index.php?
padi&id=82:silugonggo&format=pdf. Diakses tanggal 27 Desember 2011
Makmur, A. 1985. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Bina Aksara
Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang:IKIP Semarang Press
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Bogor: Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan
Hotikultura IPB
Wels, James R. 1981. Dasar-dasar Denetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai