Mesin Gerinda2
Mesin Gerinda2
Mesin Gerinda2
MESIN GERINDA
A. Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus
dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis mesin
perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang
digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan,
penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
1.
2.
D.
1.
Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi OFF. Benda kerja diletakkan
pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan magnet. Pencekaman
menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga
menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik.Supaya
aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan logamnonferro yang disisipkan pada plat atas
pencekam magnet.Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang menuju
pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off.
b.
Meja magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada
mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses pencekaman benda
kerja menggunakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses
pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal
yang membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. Perbedaan tersebut
sebagai berikut :
Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik (lempengan magnet permanen).
Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam anti
magnet yang dipasang di antara plat atas dan bawah.
Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi mengarahkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
c.
d.
e.
f.
g.
gerinda tidak terjadi panas berlebih.Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk
membersihkan batu gerinda dan menajamkanya.
Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar.
Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lain yang dapat digeser derajatnya
sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.
4. Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil atau
untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.
BAB II
RODA GERINDA
A. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda
1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata
bor, dan sebagainya.
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan
sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti
HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan
gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini filers
bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi. Digunakan
untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok
dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
B. Spesifikasi Batu Gerinda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
35
C
60
15
Artinya:
35
: prefix, kode pabrik
: jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon
karbida atau crystolon)
60
R
8
S
Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1
inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 120
mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar
butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
3. Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi dilihat
dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika melakukan
proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu
gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
Simbol
Sangat lunak
E,F,G
Lunak
H,I,J
Sedang
L,M,N,O
Keras
P,Q,R,S
Sangat keras
T,U,V,W
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan
oleh penggerindaan sedikit.
5. Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.
C. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda
Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti luasan
gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan
butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda
yang keras dengan butiran halus.
Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan
ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain :
a. Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang sesuai
dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar,
sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja yang
lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda kerja
yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk bahan
yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan untuk
pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur
terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan struktur
tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin lunak
grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya
roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda
dengan perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan Batu Gerinda
Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa kerataan
permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1. Pengamatan Langsung ( Visual )
Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada bagaian yang
mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan cepat dalam pemeriksaan batu
gerinda karena dengan metode visual.
2. Pengecekan suara ( sound test )
Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan cara
dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan metode sound ini dengan
mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring berati batu gerinda rata dan tidak
mengalami retak begitu pula sebaliknya.
E. Penyetimbangan Batu Gerinda
1. Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda
Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )
Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan berputar
( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau stress, perubahan
temperature )
Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda cor-coran, distribusi
kerapatan butiran yang tidak merata.
Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan
2. Keuntungan Melakukan Balancing
Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal
Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah
umur pakai.
Kualitas permukaan lebih halus
Tidak menimbulkan getaran
F. Penyimpanan Batu Gerinda ( Storing )
Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu gerinda
tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari kerusakan dari batu gerinda
lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea untuk penyimpanan roda gerinda yaitu
:
1. Kering
2. Bebas embun
3. Bebas dari perubahan suhu yang besar
4. Bebas dari getaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut :
Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang datar dan tanpa
antara.
Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak menggelinding.
Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang relative lama.
Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3 tahun.
BAB III
PROSES MESIN GERINDA
A. Definisi Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir atau batu telah
ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang lalu. Alat pengikis digunakan untuk
membuat batu gerinda pertama kali pada zaman besi dan pada perkembangannya dibuat lebih bagus
untuk proses penajaman. Di awal tahun 1900-an, penggerindaan mengalami perkembangan yang
sangat cepat seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive seperti silikon karbida
dan aluminium karbida. Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang lebih efektif yang disebut
mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan cepat dan mempunyai tingkat
akurasi yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya
dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar secara
perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan depth of cut
sangat kecil.
Alasan mengapa mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian tinggi
dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin, yaitu sekitar 2-5
mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan yang
sangat halus karena roda gerinda yang digunakan mempunyai sisi potong yang banyak dengan
teknik penyayatannya sedikit demi sedikit ( proses finishing ) sehingga lebih tepatnya disebut
dengan pengkikisan. Sisi potong pada roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan asah dalam
roda gerinda tersebut. Seperti halnya cutter pisau frais apabila semakin banyak sisi potongnya maka
hasil permukaanya semakin halus.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Jenis-Jenis Penggerindaan
1. Penggerindaan Kering
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan
pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang tip
pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah gosong.
Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu gerinda agar
chip yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari penggerindaan kering antara
lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
D. Proses Pengasahan Alat Potong
1. Pengasahan Twist Drill
Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi dalam mengasah twist drill
yaitu:
a) Sudut Puncak ( )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong primer.
Besarnya sudut puncak dipengaruhi oleh material yang akan dikerjakan. Rumusan standar untuk
menentukan besarnya sudut puncak ini tidak ada. Data tersebut diperoleh melalui caraeksperimen
dimana ditemukan geometri yang paling cocok untuk pengerjaan material tersebut, kemudian
dibakukan dalam standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat kaitannya dengan type twist
drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , = 118.
2
b. Type H
Paduan CuZn 40 , = 118.
Baja kekuatan tinggi > St 70 , = 140.
Plastik cetakan , batu , = 80.
c. Type W
Aluminium, copper = 140.
Zinc alloys , = 118.
b) Sisi Potong Sama Panjang
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang sama panjang. Ukuran ini
diambil dari ujung pembentuk diameter sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong
akan mengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga memungkinkan adanya perubahan center
lubang dan ukuran yangdihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan adanya kelenturan hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi potong
maka memungkinkan sekali munculnya gaya radial tersebut. Gaya radial yang muncul pada
masing-masing sisi potong akan beresultan menjadi gaya aksial apabila besar dan arahnya tidak
sama.
c) Sudut Bebas ( )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya cukup
menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur dengan
cara mencari titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata potongnya. Besarnya
clearence yang diminta adalah 10 - 12. Besar kecilnya sudut bebas ini dipengaruhi oleh laju
pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut yang besar pula, dan sebaliknya.
Jika kita membesarkan sudut bebasnya perlu diperhitungkan ketegaran pada twist drill dan
kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan akhirnya patah, karena sudut bebas
juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara manual ).
d) Chisel Edge Angle
Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada pengeboran awal ( predrill ) bagian ini
menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang diberikan saat proses pengerjaan, untuk mengurangi
kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi maksimal pengeboran dengan chisel edge angle 55. Bagian chisel
edge juga bekerja seperti mata potong utamanya saat pengeboran awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan
mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang berbeda ).
Pada bagian ini mempunyai geometri sudut potong yang buruk dimana sudut garuknya terlalu kecil
dan sudut bebas terlalu besar. Pada beberapa modifikasi untuk mengatasi kondisi tersebut, yang akan dibahas pada
bagian berikutnya.
e) Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut mengenai
ketepatan akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya. Mengasah secara manual dengan tuntutan sebanyak
f)
tidaklah
gampang,
perlu banyak
membulatkan ujungnya
I.
Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model
diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan
membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.
Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelubkan
ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini adalah gambar setelah proses
penggerindaan pertama.
II.
Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model). Prosedur
dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke
roda gerinda.
III.
Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi
potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian
sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai
memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
IV.
Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas
membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan
bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam
pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Pahat bubut digunakan sebagai alat potong mesin bubut untuk menyayat benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan.Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis
bahan benda kerja yang akan dibubut.
Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat :
Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; ulet, agar sisi potong tidak
mudah patah;
Tahan panas; dan secara ekonomis lebih lambat menguntungkan.
Bebrapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja perkakas bukan paduan (unalloyed
tool steel ), Baja paduan ( alloy tool steel ) termasuk didalam HSS, Cemented carbide, Diamond tips
danceramis.
Pahat bubut harus gerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi potong
mempunyai sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya.Selain itu
bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk memperoleh efesiensi
yang tinggi dalam penyayatan logam.Pahat yang digerinda akan menghasilkan beberapa
permukaan. Permukaan ini meliputi :
Permukaan atas
Sisi, dan
Muka
Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan
tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui untuk mengasah pahat dengan
sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan .
FUNGSI SUDUT PAHAT
Terdapat 6 sudut utama yang memegang peranan penting dalam pemesinan menggunakan pahat
bubut.Sudut sudut tersebut adalah :
SUDUT RAKE SISI (SIDE RAKE ANGLE )
Istilah rake sisi menunjukan permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukan dengan sudut A. Sudut rake
menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan potong
sisi.
SUDUT RAKE BELAKANG ( BACK RAKE ANGLE )
Istilah rake belakang menunjukan permukaan atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut B.Sudut rake
belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut. Besar sudut ini mempengaruhi
sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan ujung.Fungsi utama
dari sudut rake adalah mengarahkan aliran tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan mengatur
gaya potong. Gaya potong ini harus didistribusikan secara merata pada masing masing permukaan
sisi dan permukaan depan.
SUDUT BEBAS SISI ( SIDE CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas sisi (side relief )menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan sis ipotong. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut C.
d.
bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu daerah yang kecil didekat sisi
potong.
SUDUT BEBAS MUKA (FRONT CLEARANCE ANGLE )
Istilah bebas muka (end relief )berarti permukaan depan dari pahat yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan gaya tusuk
SUDUT SISI POTONG SAMPING (SIDE CUTTING EDGE ANGLE )
Istilah sisi potong samping menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
membentuk sudut terhadap permukaan sisi dari pahat.
LANGKAH KERJA / PENGASAH PAHAT
Check ukuran benda kerja dan dipersiapkan alat alat perlengkapan mesin gerinda yang akan
digunakan
Jalan mesin gerinda, periksa apakah ada kesalahan
Mulailah menggerinda pada permukaan bidang sebelah kiri dengan susut bebas 12 dan sudut mata
potong 10sebagai acuan
Gerinda permukaan bagian depan dengan sudut bebas muka 10 dan sudut bebas 80
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4.
5.
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu mesin gerinda memiliki beragam
jenis sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu gerinda memiliki bentuk
yang berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan mempunyai fungsinya masing-masing. Pengecekan
batu gerinda sebelum digunakan sangatlah penting karena berkaitan dengan keselamatan kerja dan
hasil akhir penggerindaan yang dilakukan. Sebelum menggerinda tentunya penggunaan alat-alat
keselamatan perlu diperhatikan karena chip yang dihasilkan berupa debu yang sangat halus.
Menggerinda merupakan proses pengikisan karena depth of cutnya kecil hanya sekitar 2-5 mikron.
Dalam pengasahan alat potong perlu diperhatikan dalam pembuatan sudut-sudut potongnya karena
hal itu berpengaruh ketika alat potong tersebut digunakan dalam proses pemesinan.
DAFTAR PUSTAKA