Anda di halaman 1dari 11

ALARM SENSOR PIEZOELEKTRIK DENGAN IC 555

OLEH :
MOHAMMAD ABDUR ROZAQI

NIM. 1441170065

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2015

BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

IC 555
IC timer 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk berbagai

pewaktu dan multivibrator. IC ini didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind
pada tahun 1970 dan diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics. Nama aslinya
adalah SE555/NE555 dan dijuluki sebagai "The IC Time Machine". 555 mendapatkan
namanya dari tiga resistor 5 k yang digunakan pada sirkuit awal. IC ini sekarang
masih digunakan secara luas dikarenakan kemudahannya, kemurahannya dan
stabilitasnya yang baik. Sampai pada tahun 2008, diperkirakan sejuta unit diproduksi
setiap tahun. Bergantung pada produsen, IC ini biasanya menggunakan lebih dari 20
transistor, 2 diode dan 15 resistor dalam sekeping semikonduktor silikon yang
dipasang pada kemasan DIP 8 pin.

NE555 dari Signetics

Simbol

Timer 555 lainnya mungkin memiliki spesifikasi yang berbeda, tergantung


tingkat penggunaannya (militer, medis, penerbangan, dll.).

Tegangan catu (VCC)

4.5 hingga 15 V

Arus catu (VCC = +5 V)

3 hingga 6 mA

Arus catu (VCC = +15 V) 10 hingga 15 mA


Arus keluaran maksimum 200 mA
Borosan daya maksimum 600 mW
Suhu kerja

0 to 70 C

IC ini memiliki beberapa variasi, yaitu :

556 adalah peranti DIP 14 pin ylog menggabungkan dua 555 dalam satu
kemasan, susunan kakinya mirip 555 kecuali dua saluran catu yang
digabungkan.

558 adalah peranti DIP 16 pin yang menggabungkan empat 555 yang
sedikit dimodifikasi dalam satu kemasan (kaki DIS dan THR disambungkan
internal, TRI adalah sensitif terhadap sisi jatuh).

Juga tersedia versi daya-ultra-rendah dari 555, seperti 7555 dan TLC555.
7555 membutuhkan pengawatan yang sedikit berbeda, menggunakan lebih
sedikit komponen eksternal.

IC 555 memiliki tiga moda operasi dasar, yaitu:

Moda ekamantap: pada moda ini, 555 berfungsi sebagai ekamantap (oneshot). Penggunaannya meliputi pewaktu, pendeteksi pulsa hilang, sakelar
tanpa pentalan, sakelar sentuh, pembagi frekuensi, pengukur kapasitansi,
pemodulasi lebar pulsa, dll.

moda takstabil: 555 dapat beroperasi sebagai osilator. Penggunaan meliputi


lampu kerdip, generator pulsa, alarm keamanan, pemodulasi posisi pulsa,
dll.

Moda dwimantap dan penyulut Schmitt: 555 dapat beroperasi sebagai flipflop jika kaki DIS tidak disambungkan dan tidak ada kondensator yang

digunakan. Penggunaannya meliputi pencacah biner, sakelar menggrendel,


dll.

Sambungan kaki dari 555 adalah:

No. Nama
Kegunaan
1 GND GrouND (0V)
2 TR
TRigger (penyulut), pulsa negatif pendek pada pin ini menyulut pewaktuan
3 Q
Output (keluaran), Selama pewaktuan, keluaran berada pada +VCC
4 R
Reset, interval pewaktuan dapat disela dengan memberikan pulsa reset 0V
Control Voltage memungkinkan untuk mengakses pembagi tegangan internal
5 CV
(2/3 VCC)
6 THR THReshold menentukan akhir pewaktuan (pewaktuan berakhir Vthr < 2/3 VCC)
DIScharge disambungkan ke kondensator, dan waktu pembuangan muatan
7 DIS
kondensator menentukan interval pewaktuan.
positive supply Voltage tegangan catu positif yang harus di antara The 3 dan 15
8 V+
V

Skema Internal

IC UM66
UM66 adalah sirkuit terpadu melodi. Ini dirancang untuk digunakan dalam

lonceng, telepon, mainan dll. IC ini memiliki nada bawaan dan generator nada.
Generator nada diprogram terpisah dan dapat menghasilkan frekuensi tertentu.
Frekuensi ini merupakan faktor frekuensi osilator.

IC UM66

Pin No
1
2
3

Function
Melody output
Supply voltage (1.5V 4.5V)
Ground (0V)

Name
Output
Vcc
Ground

Piezoelektrik
Perubahan variasi sifat material dapat ditinjau sebagai gambaran umum dari

hubungan antara sifat kimia dengan sensor. Masa dan kecepatan adalah sifat yang
penting

untuk

sensor

piezoelektrik.

Oleh

karena

itu

microbalances

dan

microviscometers, menggunakan kristal piezoelektrik, dinyatakan sebagai suatu sistem


sensor. Kompresi dari suatu kristal quartz menghasilkan suatu potensial listrik. Satu
prinsip yang dapat meninjau efek ini untuk membangkitkan gelombang akustik pada
bendap padat dengan mengaplikasikan potensial listrik bolak-balik ke suatu material
piezoelektrik ditunjukkan pada gambar 1. Gelombang akustik, khususnya frekuensi dan
resonant resistance, sangat dipengaruhi oleh kondisi batas yang dibentuk oleh dimensi
fisik dari alat dan oleh sifat fisik dari material disepanjang lintasan gelombang.

Gambar Prinsip kerja sensor piezoelektrik

Sensor piezoelektrik adalah peralatan elektronik pasif berfase padat (solidstate) yang dapat merespon perubahan temperature, tekanan, dan yang paling penting
merespon sifat fisik (physical properties) pada suatu interface antara permukaan alat
dan fluida atau padatan asing. Perubahan pada sifat fisik antara lain seperti masa jenis,
kelistrikan, viskositas, dan ketebalan lapisan. Sensor piezoelektrik beroperasi dengan
mengobservasi penyebaran dari suatu gelombang akustik melalui solid-state device.
Deteksi sensor dilakukan dengan meninjau korelasi variasi penyebaran gelombang
akustik ke sejumlah perekam analyte pada permukaan dan kemudian ke konsentrasi
analyte di dalam sampel yang tertangkap sensor atau dikorelasikan dengan perubahan
pada sifat fisik dari interfacial thin films.
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena saat sebuah gaya yang diterapkan
pada suatu segmen bahan menimbulkan muatan listrik pada permukaan segmen

tersebut. Sumber fenomena ini adalah adanya distribusi muatan listrik pada sel sel
kristal. Nilai koefisien muatan piezoelektrik berada pada rentang 1 100 pico
coloumb/Newton. Pada kesempatan ini kelompok kami akan mencoba menjelaskan
mengenai piezo sensor yaitu Vibration Sensor Piezoelektrik.

Gambar Piezo Vibration Sensor

Sensor pada gambar 2 dirancang dengan bahan yang disebut PVDF


(Polyvinylidene Fluoride) film / plastik polymer dan conductive rubber sebagai bahan
utama sensor untuk pengukuran beban, tegangan, regangan ataupun deformasi dari
suatu

struktur.

Sedangkan

bahan-bahan

lain

yang

digunakan

untuk

sensor piezoelectric ini adalah kristal turmalin, kuarsa, ratna cempaka, dan garam
rossel, karena dengan kemampuan bahan-bahan tertentu tersebut dapat menghasilkan
sebuah potensial listrik saat bahan-bahan itu dipanaskan atau didinginkan, serta sensor
ini memiliki ukuran dan bentuk sangat fleksibel, dengan kata lain dapat dibuat sesuai
dengan kebutuhan.

Salah satu kelemahan dari sensor piezoelektrik adalah sensor tersebut tidak
dapat digunakan untuk pengukuran yang benar-benar statis. Sebuah gaya statis akan
menghasilkan jumlah nilai yang tetap pada bahan piezoelektrik. Ketika bekerja dengan
pembacaan elektronik konvensional, bahan isolasi tidak sempurna dan pengurangan
dari perlawanan sensor internal akan berakibat pada hilangnya konstan elektron serta
menghasilkan penurunan sinyal. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan tambahan

dalam resistansi internal dan sensitivitas. Efek utama pada efek piezoelektrik adalah
dengan meningkatnya beban tekanan dan suhu, sensitivitas berkurang karena twinformation. Sementara sensor kuarsa perlu didinginkan selama pengukuran pada suhu di
atas 300 C, jenis khusus dari kristal seperti fosfat galium (GaPO4) tidak menunjukkan
formasi kembar sampai titik leleh bahan itu sendiri.

Sifat efek piezoelektrik berkaitan erat dengan terjadinya momen dipol listrik
dalam padatan. Efek tersebut juga dapat dirangsang untuk ion di situs kisi kristal
dengan lingkungan yang asimetris (seperti dalam BaTiO3 dan PZTs) atau langsung
dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok molekul tertentu. Kepadatan dipol atau
polarisasi (cm/m3) dengan mudah dapat dihitung untuk kristal dengan menjumlahkan
momen dipol per volume sel satuan kristal. Dipol yang dekat satu sama lain cenderung
berpihak di daerah yang disebut Weiss domain. Domain biasanya berorientasi acak,
tetapi dapat disejajarkan selama poling (tidak sama dengan poling magnet), yaitu proses
dimana suatu medan listrik yang kuat diterapkan di seluruh material, biasanya pada
suhu yang tinggi.
Penting untuk menentukan efek piezoelektrik adalah karena perubahan
polarisasi yang terjadi sebagai akibat dari pembebanan (stress) mekanik. Piezoelektrik
tidak disebabkan oleh perubahan densitas muatan di permukaan, tetapi dengan
kepadatan dipol dalam bulk. Misalnya, 1 cm3 kubus kuarsa dengan 2 kN (500 lbf) gaya
diberikan dapat menghasilkan tegangan 12.500 V. Bahan piezoelektrik juga
menunjukkan efek sebaliknya. Disebut efek piezoelektrik dimana aplikasi dari suatu
medan listrik menciptakan deformasi mekanik dalam kristal.

Sensor piezoelektrik memiliki 2 jenis bahan, yaitu PVDF dan Copolymer


(Keramik). Berikut adalah perbedaan antara kedua bahan tersebut :

Tabel 1. Perbedaan antara dua jenis bahan penyusun sensor piezoelektrik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rangkaian Alarm


Ini merupakan sebuah rangkaian yang bisa memberikan tanda bahaya atau
peringatan ketika terjadi bencana atau mungkin tindak pencurian dan juga bisa
dijadikan alat pengingat waktu. Dan ada bermacam-macam rangkaian alarm sederhana
yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. Seperti alarm untuk sepeda
motor, hingga ke alarm yang dipasangkan ke perangkat lainnya. Salah satu jenis
rangkaian alarm sederhana yang bisa anda gunakan yaitu dengan menggunakan timer.

Rangkaian alarm sederhana dengan menggunakan timer ini menggunakan


komponen piezoelektrik yang tentunya memiliki fungsi sebagai sensor dalam rangkaian
tersebut. Dan biasanya pula komponen ini diletakkan secara rekat di salah satu bagian
terutama di bagian sayap pintu. Dengan menggunakan tape cello, komponen
piezoelektrik direkatkan di dekat rangkaian tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Alarm Sederhana

Pada gambar skema rangkaian alarm sederhana tersebut, digunakan komponen


IC NE 555 atau IC 1 yang akan dikonfigurasikan dengan sistem monostable. Dan
konfigurasi ini akan bekerja dimana output yang keluar atau dihasilkan dari rangkaian
ini meningkat untuk jangka waktu yang tentunya sudah diatur oleh komponen VR 1,
resistor R5 dan juga komponen kapasitor pada C3. Sedangkan komponen IC UM 66
atau disimbolkan IC 2, berfungsi sebagai generator melodi yang mengeluarkan sinyal
outpur ketika komponen plat piezzo mendapatkan input melalui sensor yang diteruskan
dengan diperkuat oleh komponen transistor T1.

Sinyal input yang masuk otomatis akan menggerakkan atau memicu waktu di
IC NE 555 dan juga output dari pin 3 yang akan mengaktifkan IC UM 66 atau IC 2
yang berfungsi sebagai generator melodi tersebut. Dan suara alarm tersebut akan keluar
di area speaker atau LS 1. Suara melodi tersebut akan berhenti sesuai waktu yang telah
ditentukan. Rangkaian alarm sederhana dan juga komponen plat piezzo ini diletakkan
secara terpisah. Plat piezzo ini diletakkan di area pintu, sementara rangkaian alarm
sederhana ini diletakkan di tempat yang dapat didengar.

2.2 Aplikasi
Rangkaian ini dapat digunakan sebagai alarm atau peringatan yang tergolong
sederhana. Penempatan alarm dapat di pasang di tampat yang sekiranya butuh
keamanan lebih seperti di pintu masuk rumah, gerbang, garasi, dan tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai