26 DataDokumen PDF
26 DataDokumen PDF
OUTLINE
A. Permasalahan Gizi: Trend dan Proyeksi
B. Tinjauan terhadap Program Gizi
C. Prakondisi Yang Diperlukan
A. Permasalahan Gizi:
1. KONDISI SEBELUMNYA dan SAAT INI
2. PROYEKSI
3. GIZI LEBIH
37.5
31.2
Persen
30.0
35.6
31.6
28.3
26.4
20.0
20.0
11.6
10.0
29.5
6.3
19.0
10.5
7.2
24.7
18.3
8.1
26.1
19.8
17.1
7.5
6.3
27.3
27.5
19.3
8.0
19.2
8.3
28.0
19.2
8.8
0.0
1989 1992 1995 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2005
Gizi Buruk
Sumber: Susenas
Gizi Kurang
Kurang Gizi
5
MALAYSIA
TIMOR
Kategori B
Kurang Vit A & Zat Besi
LOAS
KAMBOJA
FILIPINA
MYANMAR
THAILAND
INDONESIA
CINA
INDONESIA:
Kurang Energi
Protein (Kurus dan
Pendek)
Kurang Vitamin A
Anemia Gizi Besi
Gizi Lebih
(Overweight)
Kurang Yodium
Kategori C
Overweight 3%
6
Sumber: World Bank 2006: Reposition Nutrition as Central to Development
Perbandingan di ASEAN
(periode 1996-2005)
Kekurangan Gizi
Balita (%)
BBLR
(%)
Malaysia
11
Thailand
18
Filipina
20
28
Srilanka
22
29
Vietnam
27
Indonesia
28
Myanmar
32
15
Kamboja
45
11
Timor Leste
46
12
15
Asia Selatan
45
29
Negara Berkembang
27
16
Negara
<10%
10-19.9%
20-29.9%
30-39.9%
>=40%
Catatan: Susenas 2005, Untuk Prov. NAD, informasi berasal dari Lap. Survei Depkes-UNICEF, 2005
Go ro ntalo
NTT
40
Kekurangan Gizi (%)
Kalsel
NTB
Sumbar
30
Sumut
Sulteng
Kepulauan Riau
B engkulu
Sumsel
Riau
Jambi
20
Kalbar
B abel
Lampung
DKI Jakarta
B anten
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa B arat
Kalteng
Kaltim
Sulsel
Sultra
M aluku
P apua
Indo nesia
M aluku Utara
Sulut
B ali
DI Yo gyakarta
10
A.2. Proyeksi
10
Proyeksi
37.5
40
35.5
35
31.6
29.5
Persen
30
27.3
26
26.4
25
24.6
20
27.5 28
Target MDG: 19
22.5
26.1
19
13.5
15
Sasaran RPJM: 20
9.5
10
5
Krisis
0
1985
1990
1995
Repelita/Propenas
2000
2005
RPJM
Sentralistik
Gizi Membaik
2010
2015
2020
2025
RPJP
Desentralistik
Stagnan
?????
11
Skenario Proyeksi
Skenario Pesimistik (Status Quo):
Menggunakan trend 1989-1998 sebagai dasar
penurunan 0,88% pertahun,
pada tahun 2025 menjadi 22,64%
Skenario Optimis (Status Quo):
Menggunakan tren 1998-2003
penurunan 0,4% per tahun,
pada tahun 2025 menjadi 25,18%
Skenario Spektakuler (Ideal):
Menggunakan trend untuk mencapai MDG (19% pada tahun
2015)
penurunan 4,5% per tahun,
pada tahun 2025 menjadi 9,9%
Skenario Realistik: ???
12
Penggunaan Model
Model dapat digunakan untuk memilih skenario, mis:
Economic valuation:
Cost-Benefit Ratio: menilai apakah suatu program layak secara
ekonomi
Cost-Utility Analysis: memilih program yang memberi impact
maksimum
Cost-Effectiveness: memilih program yang efektif dan murah
Mathematical Programming:
Untuk melihat hubungan (sebab-akibat) dan mencari alternatif
untuk maximisasi benefit atau minimisasi biaya
14
15
Sumber: Susenas
16
Aktif
6.0%
Tidak Aktif
9.1%
Kurang Aktif
84.9%
34.44
35
30
26.23
27.7
P e rs e n
25
20
15
10
Bandingkan
Pengeluaran untuk kesehatan
dan pendidikan
2,5% (perdesaan)
5,9% (perkotaan).
5
0
1995
2001
2004
18
Dampak
Prevalensi penyakit hipertensi/tekanan darah tinggi di
Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga
(1995).
Pada tahun 2001:
27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi pada usia >25 th
0,3% mengalami penyakit jantung iskemik, dan stroke,
1,2% mengalami diabetes
1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan.
Dampak
Menyebabkan kematian
Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular sebagai
penyebab kematian
kematian oleh penyakit degeneratif meningkat dari 15.41%
(1980) menjadi 48.53% (2001).
Penyakit kardiovaskuler meningkat dari 9.1% (1986) menjadi
26.4% (2001),
Sumber: SKRT
20
B. TINJAUAN THD
PROGRAM GIZI:
Mengapa status gizi belum membaik?
21
Penjelasan 1:
Permasalahan gizi merupakan masalah
yang kompleks dan meliputi banyak sektor
22
Dampak
Penyebab
langsung
Penyebab
Tidak langsung
Makan
Tidak Seimbang
Pola Asuh
Persediaan Pangan
Kurang Pendidikan
Pokok Masalah
di Masyarakat
Akar Masalah
nasional
Penyakit Infeksi
Krisis Ekonomi
, Politik ,
dan Sosial
24
Penjelasan 2:
Program Gizi mungkin belum efektif,
dukungan data kurang,
dan lemahnya komitmen terhadap pembangunan gizi.
25
716.7
582.4
400
200
20
23.6
55
60.9
95.1
81.2
144.2
173.1
178.5
?
-Anggaran Naik,
0
97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
40
WHY?
35.5
35
31.6
Persen
Milyar Rp
600
29.5
30
27.3 27.5
26.4
28
26.1
25
24.6
20
1990
1995
2000
2005
26
19.73
18.49
17.03
17.91
16.05
15.09
17.95
18.38
16.65
15.42
65.18
63.56
64.48
65.43
68.53
1998
1999
2000
2001
2002
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Cukup
Kurang
Tidak Ada
27
84.1
50.0
Pendidikan Gizi
32.3
Yodisasi garam
28.0
24.7
16.0
13.8
2.8
2.6
10
1.4
11
Subsidi Pangan
0.9
28
C. PRAKONDISI YANG
DIPERLUKAN:
1. Kaitan dengan Lintas Sektor
2. Prioritas Intervensi
3. Perencanaan Program
4. Untuk Diperhatikan
31
Demografi
tingkat pendidikan (terutama ibu)
tingkat pendapatan
akses terhadap layanan kesehatan
Ketahanan pangan
Dll
33
Kebijakan/Program
Sektor
Ketahanan
Pangan
Perdagangan,
Pertanian,
Logistik, Statistik
Fortifikasi
Industri,
Perdagangan,
Teknologi
Pola
Konsumsi
Pendidikan,
Agama
Pendidikan, KB,
Pemberdayaan
Perempuan
Penanganan
Infeksi
Gizi, Kesehatan
34
IPM
70
60
50
0
10
20
30
40
50
% Kekurangan Gizi
Catatan: Angka Tingkat Propinsi 2005
35
100,00
80,00
APS 16-19
60,00
APK SM/MA
APM SM/MA
40,00
20,00
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
0,00
Jenjang SMA/SMK/MA termasuk SMALB dan pendidikan non formal yang sederajat
APM SM/MA
APK SM/MA
APS 16-18
36
Faktor Demografi
Pertumbuhan
penduduk
TFR
AKB
Kelahiran/th
UHH (th)
2005-2009
2015-2020
1,26%
0,99%
2,3
2,1
41,6
29,2
4,524 jt
4,325 jt
66,8
69,9
37
IPM
70
60
50
0
10
20
30
40
50
% Kekurangan Gizi
38
9 PRIORITAS GLOBAL
PENGANGGULANGAN MASALAH GIZI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jangka Panjang:
Penimbangan
Yankes
Suplemen zat gizi mikro
Fortifikasi
MP-ASI
Program Keluarga Harapan
Penyuluhan
ASI Eksklusif
Pendidikan gizi dan higiene
Perlikau hidup sehat
41
1.00
0.50
Age (month)
0.00
0
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
42
45
48
51
54
57
60
-0.50
-1.00
1999
2000
-1.50
2002
2003
-2.00
42
Gorontalo
M aluku
15
Gizi Buruk (%)
Papua
NTT
Kalbar
Sumbar
Kepulauan Riau
10
Sulteng
Kalteng
Sumut
Sultra
R i au
Sumsel
Bengkulu
Kalsel
J amb i
Babel
NTB
DKI Jakarta
Lampung
Jawa Barat
Banten
Sulut
M aluku Utara
Indonesia
Sulsel
Kaltim
Jawa Tengah
Jawa Timur
B al i
DI Yogyakarta
C. 3. Perencanaan Program
44
45
RPJM (2005-2009)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan
Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi dan balita
Kegiatan Pokok
1. Peningkatan pendidikan gizi
2. Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY,
kurang Vit. A, dan kekurangan zat gizi mikro
lainnya
3. Penanggulangan gizi-lebih
4. Peningkatan surveilans gizi
46
RPJM (2005-2009)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Tujuan
Memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan
ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga
sebagai bagian dari ketahanan nasional
Kegiatan Pokok
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi
dalam negeri
2. Peningkatan distribusi pangan
3. Diversifikasi pangan
4. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan
47
48
C. 4. Untuk Diperhatikan
49
Mainstreaming
Bagaimana mainstream pembangunan dan
perbaikan gizi ke sektor lain seperti
diamanatkan UU 17/2007 ttg RPJPN?
Bagaimana peran RANPG 2006-2010?
Bagaimana mendesain program, kegiatan,
sasaran, dan indikator gizi RPJM 2010-2014?
50
Desain Program:
Bagaimana program dapat dirumuskan untuk
mencapai 4 tujuan:
1. Meningkatkan Status Kesehatan:
misalnya menurunkan anemia, kematian akibat serangan
jantung
2. Pengurangan Resiko;
misalnya menurunkan asupan garam dan lemak, meningkatkan
ASI Ekslusif
4. Surveilans Komunitas;
misalnya pemantauan status gizi dan pola konsumsi
51
Desentralisasi
Gizi, kesehatan, pertanian merupakan area yang di
desentralisasikan.
Bagaimana pembagian peran antara pemerintah
pusat dan daerah?
Bagaimana reposisi peran Pusat dan Daerah?
Bagaimana meningkatkan kapasitas SDM di daerah?
Bagaimana advokasi untuk memberi pemahaman
tentang gizi?
52
T E R I M A K A S I H
53