Dokumen - Tips Kumpulan SP Jiwa
Dokumen - Tips Kumpulan SP Jiwa
1. HALUSINASI
a. Halusinasi penglihatan
Diagnosa keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi penglihatan.
Tujuan khusus: Klien dapat mengendalikan halusinasinya.
Tindakan keperawatan: (SP1)
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi responnya terhadap halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8. Memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
1. Salam terapeutik:
Selamat pagi S!
2. Evaluasi/validasi:
Bagaimana perasaan S saat ini? Masih ingat kan sama suster?
3. Kontrak:
a. Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang halusinasi yang S alami dan
cara mengendalikannya?
b. Waktu : Kita akan bercakap-cakap selama 20 menit saja
c. Tempat: Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang ini saja?
Kerja
Apakah S sering mengalami sesuatu?
Apa yang sering S alami? Apakah bapak sering melihat sesuatu hal yang aneh?
Saya mengerti S melihat sesuatu hal itu, namun saya tidak bisa melihatnya?
Ada juga klien lain yang sering mengalami hal yang sama seperti S
Biasanya apa yang S lihat?
Kapan biasanya sesuatu hal itu muncul?
Seberapa sering itu muncul?
Kondisi atau situasi apa yang menyebabkan sesuatu hal itu muncul?
Apa yang biasanya S rasakan jika sesuatu hal itu muncul?
3. Kontrak:
a. Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang halusinasi yang S alami dan
cara mengendalikannya?
b. Waktu : Kita akan bercakap-cakap selama 20 menit saja
c. Tempat: Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang ini saja?
Kerja
Apakah S sering mengalami sesuatu?
Apa yang sering S alami? Apakah bapak sering mendengar suara-suara yang aneh?
Saya percaya S mendengar suara-suara itu, namun saya tidak bisa mendengarnya?
Ada juga klien lain yang sering mengalami hal yang sama seperti S
Biasanya apa yang S dengar?
Kapan biasanya suara-suara itu muncul?
Seberapa sering suara itu muncul?
Kondisi atau situasi apa yang menyebabkan suara-suara itu muncul?
Apa yang biasanya S rasakan jika suara-suara itu muncul?
Apa yang biasanya S lakukan untuk mengatasi perasaan itu?
Menurut S, apa yang akan terjadi jika S selalu mendengarkan suara-suara itu?
Biasanya cara apa yang S lakukan?
Ada beberapa cara yang bisa S lakukan jika suara itu muncul lagi, bisa dengan tidur, marah
atau menyibukkan diri, sehingga suara itu bisa sedikit menghilang.
Menurut S dari tiga cara yang saya sebutkan mana yang bisa S lakukan?
Mari kita diskusikan cara yang lebih baik untuk mengontrol halusinasi S. ada 4 cara untuk
mengontrol halusinasi. Yang pertama dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa ini tidak
nyata. Yang kedua adalah dengan menemui orang lain untuk menceritakan masalah halusinasi
S. Yang ketiga S bisa melakukan jadwal kegiatan yang sudah disusun. Dan yang terakhir S
bisa meminta orang lain untuk menyapa jika halusinasi S sedang muncul.
Menurut S, cara mana yang bisa kita gunakan?
wah, bagus sekali S sudah bisa memilih cara yang akan S gunakan untuk mengurangi
halusinasi?
Terminasi
1. Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan S setelah kita berbincang-bincang, apakah S
sudah lebih memahami?
2. Evaluasi objektif:
Coba S sebutkan lagi cara yang bisa kita pakai untuk mengontrol halusinasi?
Bagus sekali, ternyata S mampu menyebutkan cara mengontrol halusinasi?
3. Rencana tindak lanjut:
Setelah saya tinggal, S bisa latihan untuk mengontrol halusinasi, dan mengulang-ulang apa
yang baru saja kita pelajari.
4. Kontrak yang akan datang:
a. Topik: Bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang lagi mengenai obat yang harus S
minum untuk membantu mengatasi halusinasi yang S alami?
b. Waktu : S kapan mau bertemu lagi dengan saya? Bagaimana kalau nanti jam setengah
2?
c. Tempat : S mau ngobrol-ngobrol di mana? Bagaimana kalau di sini lagi saja. Apakah S
bersedia?
2. HARGA DIRI RENDAH
Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
1. Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan hari ini? Bagaimana kalau kita
masukkan cara ini ke dalam jadwal kegiatan harian X?
Evaluasi objektif :
Coba X sebutkan lagi tahap-tahap cara berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain.
Bagus sekali.
2. Rencana tindak lanjut :
Setelah saya tinggal, X bisa mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
bersama X ya. Sehingga, X lebih siap untuk berkenalan langsung dengan orang lain. X mau
mempraktekkan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain? Baiklah.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik: Bagaimana kalau pada pertemuan selanjutnya Senin, 08 Februari 2010, kita
berbincang-bincang lagi mengenai latihan/praktek berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain.
b. Waktu : X kapan mau bertemu lagi dengan saya? Bagaimana kalau nanti jam 11.30
WIB?
c. Tempat : X mau ngobrol-ngobrol di mana? Bagaimana kalau di sini lagi saja. Apakah X
bersedia? Baiklah. Sampai ketemu lagi.
4. Defisit Perawatan Diri
Diagnosa keperawatan :Defisit perawatan diri
Tujuan khusus : Klien mampu melakukan kebersihan diri sendiri secara mandiri.
Tindakan keperawatan : (SP 1)
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Membantu klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan klie memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
1. Salam terapetik : Selamat pagi S.
2. Evaluasi/ validasi: Bagaimana perasaan S hari ini?
3. Kontrak (topik, waktu, tempat): Sesuai janji kita kemarin, sekarang kita ketemu lagi. Kita
mau bicara masalah kebersihan diri ya. Mau mengobrol berapa lama? 20 menit? Mau
mengobrol di mana? Di teras? Baiklah.
Kerja
Berapa kali S mandi dalam sehari? Apakah S sudah mandi hari ini? Menurut S apa kegunaan
mandi? Apa alasan S sehingga tidak bisa merawat diri dengan bersih? Menurut S, apa
manfaatnya kalua kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya? Gatal, kulit berminyak, mulut bau, kepala
berketombe.. Apa lagi? Kalau kita tidak menjaga kebersihan diri, penyakit apa yang akan
muncul? Betul, kudis, panu, ketombe, dll.. Apa lagi?
Apa yang S lakukan untuk merawat rambut? Kapan saja S keramas? Pakai samphoo tidak?
Berapa kali S ikat gigi dalam sehari? Kapan saja waktunya? Di mana biasanya S BAB dan
BAK? Setelahnya disiram tidak? Berapa gayung air untuk memnyiramnya? Menurut S, kalau
mau mandi apa saja yang perlu dipersiapkan?
Nah, sekarang kita ke kamar mandi. Kita akan latihan cara menggosok gigi dengan benar
dan bersih hasilnya ya. Sekarang siapkan sikat gigi S. Ambil pasta gigi. Kumur-kumurlah.
Lalu, sikat gigi dengan arah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Bagus. Sekarang
kumur-kumur lagi sampai bersih ya.. (dst)
Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan :
a) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan S setelah kita bercakap-cakap dan latihan tentang perawatan diri tadi?
b) Evaluasi Objektif
Coba sebutkan lagi cara-cara mandi yang benar dan bersih seperti yang S sudah lakukan?
Bagus!
2) Rencana lanjut klien
Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian S ya.
3) Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
Nanti kita ketemu lagi jam 11.30. Bagaimana? Kita akan mengobrol selama 20 menit dan
membicarakan lagi jadwal kegiatan perawatan diri S ya. Mau mengobrol di mana nanti? Di
sini lagi? Baiklah sampai ketemu nanti ya. Selamat pagi.
5. WAHAM
Diagnosa Keperawatan : Waham
Tujuan Khusus : Membantu Orientasi realita
Tujuan Umum
1. Bina hubungan saling percaya
2. Membantu klien kembali ke realita
3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
5. Membantu klien menyusun kegiatan harian
B.Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP1)
Orientasi
a. Salam terapeutik: Hallo, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Amye Hutagalung,
panggil saya Amye saja, saya mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia, saya bertugas
disini selama 5 kali pertemuan.
b. Evaluasi/validasi: Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak segar
sekali? Sudah makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi ?
c. Kontrak (topik, waktu, tempat): Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling
mengenal, waktunya 15 menit cukup tidak pak?. Dimana kita bicara? Bagaimana kalau
sambil duduk di teras?
Kerja
Bagaimana perasaan dan keadaan pak hari ini?
Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?
Pak tidak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat
di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Bapak
Bapak, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin
keinginan sekarang?
Wah terima kasih Bapak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya akan
memberitahu identitas saya, Bapak mau kan mendengarkan?
Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Bapak tidak perlu
sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Bapak mau kan berteman dengan
saya?
Terminasi
Sementara itu dulu yang kita bicarakan ya Pak?
Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa?
Wah, bagus sekali Pak bisa ingat nama saya.
Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Bapak dan Bapak sudah bisa mengungkapkan
perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman dengan saya.
Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara mempraktekkan
membina hubungan dengan orang lain dan membicarakan kemampuan yang bapak miliki ,
jam 10.30 WIB, tempatnya disini lagi, bagaimana bapa parmin setuju?
Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?
6. RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)
Diagnosa keperawatan: Resiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
Tujuan khusus: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan
1. Membantu Klien mengidentifikasikan penyebab perilaku kekerasan.
2. Membantu Klien mengidentifikasikan tanda-tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Membantu Klien mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
5. Klien dapat mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol PK secara fisik 1
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
Selamat pagi Pak ! ( disertai mengulurkan tangan untuk berjabat tangan).
Nama saya Amye Hutagalung, saya biasa dipanggil Amye.
Nama bapak siapa ?
Nama panggilannya siapa pak ? .
Saya ingin berbincang-bincang dengan bapak ...., boleh ?
Bagaimana kalau sambil barbincang-bincang kita duduk di kursi dekat ruang makan itu ?
Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan yang sedang bertugas disini, saya akan
merawat bapak dari jam 08.00-14.00
Masalah
Pertemuan
:ke 5 (Lima)
1. PROSES KEPERAWATAN
2. Kondisi :
1. Pasien:
Pasien telah mengetahui beberapa cara untuk melawan halusinasi,pasien berada di ruang tidur
pasien, mengenakan baju rapi sedang duduk tenang.
1. Keluarga:
Keluaga belum belum mengetahui cara merawat pasien saat halusinasinya muncul,keluaga
berada diruangan menunggui anaknya.
1. Diagnosa:Resiko mencederai diri , lingkungan dan orang lain b/d ganguan sensori
persepsi :Halusinasi
2. TUK:
Keluarga dapat terlibat dalam merawat pasien baik di rumah sakit maupun dirumah.
5.1.Keluarga mampu mengidentifikasi maslah keluarga dalam merawat pasien
5.2.menjelaskan proses terjadinya hakusinasi
5.3.menjelaskan cara merawat pasien.
5.4.menyusun jadwal keluarga untuk merawat pasien
B.STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pada suat hari tepatnya hari minggu jam 9 pagi dirumah sakit jiwa Lawang terlihat
seorng bapak dan ibu sedang menunngui anaknya yang mengalami gannguan halusinasi di
ruang kamar pasien.
1. Orientasi
1. salam terapeutik
perawat:assalamualaikum bapak/ibu
Bapak & ibu: waalaikum salam sus
Perawat: saya perwat dina,saya yang merwat anak bapak dan Ibu
Bapak: iya sus
1. Evaluasi
Perawat: bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
Ibu:
Perawat: Ibu yang sabar ya,saya akan berusaha membatu untuk kesembuhan anak ibu
Ibu: ya sus,terima kasih
Perawat: Apa pendapat ibu tentang anak Ibu?
Ibu:anak saya masih masih sering menyendiri dan berbicara sendiri tiba-tiba berteriak teriak..
Perawat:Jadi anak ibu halusinasinyabelum terkontrol ya bu?
Ibu:iya sus saya takutdengan kondisi anak kami yang seperti ini.
1. Kontrak
Perawat:Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah apa yang anak bapak dan ibu alami dan
bantuan apa yang bapak dan ibu bisa berikan
Ibu: iya sus
Perwat: kita mau berdiskusi dimana bu?
Bagaimamna kalau diruang wawancara?
Ibu:iya sus..
Perawat: Berapa lama waktu bapak dan ibu untuk berdiskusi?
Ibu: Bagaimana kalau 15 menit saja sus
Perawat: baiklah ibu
Mari kita menuju ruang wawancara
Perawat ,bapak dan ibu meninngalkan pasien diruangannya dan menuju ruang wawancara
untuk mendiskusikan tentanghalusinasi dan cara caramerawat pasien halusinasi.
2.Kerja:
Perawat: silahkan duduk bapak dan ibu
Ibu dan bapak: iya sus
Perawat: apa yang bapak /ibu rasakan menjadi maslah dalam merwat W?
Bapak: kami masih belum bisa menghadapi anak kami saat berbicara sendiri dan berteriak
teriak sendiri.
Perawat: apa yang ibu / bapak lakukan?
Ibu: kami hanya bisa menyuruhnya diam dan mencoba menenangkan,tetapi anak kami tetap
saja berteriak teriak dan marah marah sendiri
Perawat: ya , gejala yang dialami oleh anak bapak/ibu itu itu dinamakan halusinsi
pendengaran ,yaitu mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada yang berbicara.tanda
tandanya bicara dan tertawa sendiri atau marah marah tanpa sebab.jadi kalau anak bapak /ibu
mendengar suara-suara,sebenarnya suara itu tidak ada.
Ibu: ooo.jadi anak kami mengalami mengalami halusinasi pendengaran. Penyebabnya apa
ya sus?
Perawat: Penyebabnya harga diri rendah bu. Anak ibu merasa harga dirinya rendah sehingga
anak ibu menarik diri kemudian timbul halusinasi.
Ibu: Terus bagaimana cara mengatasinya sus?
Perawat:Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/ibu agar bisa mengendalikan
halusinasi.
Bapak: Apa cara-caranya sus?
Perawat : Cara-caranya tersebut antara lain :
Pertama, dihadapan anak bapak/ibu, jangan membantah halusinasi atau
mendukungnya. Katakan saja bapak/ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar
suara, tetapi bapak/ibu sendiri tidak mendengar suara apa-apa.
Kedua, jangan biarkan anak bapak/ibu melamun dan sendiri, karena kalu melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sam. Tentang kegiatan, saya telah
melatih anak bapak/ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong bapak/ibu pantau
pelaksanaannya. Yaadan berikan pujian jika dia lakukan! Apakah ibu mengerti?
Ibu : Iya sus saya mengerti, saya akan melakukan sesuai saran suster dan memantaunya.
Perawat : Cara yang ketiga yaitu bantu anak bapak/ibu minum obat secara teratur. Jadi
bapak/ibu dapat mengingatkan kembali, ya bak/ibu..
Bapak : Iya sus, kami akan selalu mengingatkan anak kami agar selalu minum obat. Karena
kami sangat mengharapkan anak kami cepat sembuh. Kami sangat sedih sekali dengan
kondisi anak kami yang seperti ini. Oh ya sus, obatnya apa saja?
Perawat : Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk
menghilangkaan suara-suara. Diminum 3x sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan
CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berfikir, jam minumnya sama
dengan CPZ. Obatnya perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhannya pak/bu, apakah
ibu dan bapak sudah mengerti?
Ibu : Iya sus, kami mengerti.
Perawat : Yang terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak
bapak/ibu dengan cara menepuk punggung anak bapak/ibu.Suruhlah anak bapak/ibu
menghardik suara tersebut. Anak bapak/ibu sudah saya ajarkan cara halusnasi.
3. Terminasi
1. Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi memutushalusinasi anak
bapak/ibu
Ibu : Perasaan saya lebih baik dari sebelumnya, dan kekhawatiran saya menjadi berkurang
karena sudah mengetahui cara-cara untuk memutus halusinasi ketika halusinasi anak kami
muncul.
1. Evaluasi Obyektif
Perawat : Sekarang coba bapak/ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/ibu untuk
memutus halusinasi.
Bapak ; Yang pertama, tidak boleh membantah halusinasi atau mendukungnya. Mengatakan
percaya memang anak mendengar suara, tetapi saya sendiri tidak mendengarnya. Kedua,
tidak boleh mendengarkan anak melamun dan sendiri, mengupayakan ada orang mau
bercakap-cakap dengannya, dan membuatkan jadwal kegiatan sehari-hari. Ketiga, membantu
anak minum obat secara teratur.
Perawat : Bagus sekali, bapak/ibu telah memahaminya.
1. Rencana tindak lanjut
Perawat : Nah.bagaimana kalu bapak/ibu lakukan terus selama di RS agar nanti
dirumah sudah lancar.
Ibu : Iya sus, akan kami lakukan terus selama di RS.
1. Kontrak
Topik
Perawat : Baiklah, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak bapak/ibu?
Tempat
Waktu
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
a.Membina hubungan saling percaya
b.Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c.Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d.Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e.Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f.Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
Selamat Pagi Bu! Perkenalkan nama saya zian faizah, biasa di panggil zian, saya
mahasiswa poltekkes depkes jakarta III. Saya praktek disini mulai dari hari ini sampai tanggal
23 Desember 2010 dari jam 08.00-14.00 WIB. Nama ibu siapa? Senang di panggil apa?
b. Validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
c. Kontrak
- Topik
Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang
untuk lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain?
-Waktu
berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15
menit saja?
- Tempat
di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di ruangan ini saja kita
berbincang-bincang...
- Tujuan
Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
2. Fase kerja
Ibu, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa? Menurut ibu apa
keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain? Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan dari berinteraksi dengan
orang lain yaitu bapak punya banyak teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak
selalu sendirian. Sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan. Bagus... ibu dapat
mempraktekkan apa yang saya ajarkan tadi.. bagaiman kalau kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?
2. Evaluasi Objektif
coba ibu ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain?
b. Tindak Lanjut
tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
dan cara berkenalan yang benar. Saya harap ibu dapat mencobanya bagaimana berinteraksi
dengan orang lain!
c. Kontrak yang akan datang
- Topik
baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-bincang lagi
tentang jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain?
-Waktu
berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana
kalau 15 menit saja?
- Tempat
di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau
besok kita melakukannya di teras depan saja?...
- Topik
baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan interaksi/
berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih?
-W aktu
berapa lama ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok
kita melakukannya selama 15 menit?
- Tempat
di mana ibu bisa melakukannya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita
melakukannya di tempat ini lagi?...
selamat siang ibu!!!
- Topik
sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi dengan orang lain
sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal atau orang baru...
-W aktu
sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit...
bagaimana menurut ibu?
- Tempat
kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras... apakah ibu setuju?
- Tujuan
Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal dan mempunyai teman yang banyak
2. Fase kerja
sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana
cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekarang,
mari kita melakukannya dengan orang lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!!
Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi
dengan orang lain.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru
dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa-siapa saja nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi?
2. Evaluasi Objektif
klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang
b. Tindak Lanjut
nah.. saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan
orang yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa
ibu catat di buku saat berkenalan.
c. Kontrak yang akan datang
- Topik
baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita pelajari dari
kemarin ya bu.. apakah ibu bersedia?
-Waktu
berapa lama ibu mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15
menit?
- Tempat
di mana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja....
selamat siang ibu!!!
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
- Suhu tubuh lebih dari 38 C.
- Nadi cepat, tapi jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial nadi
menjadi cepat.
- Nafas lebih dari 24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
c.
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kelelahan,
kelemahan dan penurunan tingkat kesadaran.
2.2 Perubahan perfusi jaringan (otak) berhubungan dengan proses inflamasi
adanya peningkatan tekanan intra kranial.
2.3 Perubahan volume cairan (defisit) berhubungan dengan inadekuatnya
intake dan kehilangan yang abnormal.
2.4 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan anoreksia, kelemahan, mual, muntah.
2.5 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas, diaforesis
dan defisit neurologis.
2.6 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan istirahat yang lama
dan infasi meningeal.
3. PERENCANAAN
3.1
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Tujuan : Tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit dalam darah.
Kriteria Hasil :
1. Keadaan serum dan elektrolit darah dalam batas normal.
2. TTV normal.
3. Kulit lembab, turgor kulit kembali dalam waktu 1 detik.
4. Suhu normal (36,5C-37,5C).
Rencana Tindakan :
1. Obsevasi TTV tiap 4 jam.
R/: Perubahan suhu tubuh dan peningkatan nadi merupakan salah satu
tanda terjadi dehidrasi
2. Deteksi tanda-tanda dari dehindrasi seperti membran mukosa
kering,rasa haus , penurunan BB, penurunan produksi urine.
R/: Pengawasanan terjadi dehidrasi sangat membantu menentukan
output yang abnormal dan kriteria beratnya dehidrasi.
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN IV
3.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN V
DAFTAR PUSTAKA
Adele Pelliteri. (2001). Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. (1984). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : JB
Lippincot Company.
Brunner & Suddarth. (2000). Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
Doenges, Marilyn E, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih
Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
Donnad. (1991). Medical Surgical Nursing. WB Saunders.
Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Klinis. Ed.I. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Kapita Selekta Kedokteran FKUI. (1999). Jakarta : Media Aesculapius.