Anda di halaman 1dari 17

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas.

Lochea terbagi menjadi tga jenis, yaitu: loche rubra, lochea sanguilenta, lochea serosa dan lochea
alba.
1
2
3

Berikut ini adalah beberapa jenis lochea yang terdapat pada wanita pada masa nifas:
1.Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
set-set desidua, verniks caseosa, lanugo,dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan. Inilah
lochea yang akan keluar selama 2-3 hari postpartum.
2.Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke 3-7
pascapersalinan.
3.Lochea serosa adalah lohea selanjutnya. Dimlai dengan versi yag lebih pucat dari lochea rubra.
Lochea ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. cairan tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pascapersalinan. Lochea alba mengandung terutama cairan
serum, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.
4.Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14kemudian makin lama makin
sedikit hngga sama sekali berhenti sampai 1-2 minggu berikutnya. Bentukna seperi cairan putih
berbentuk krim serta terdiri atas leokositdan sel-sel desidua.
Lochea mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium
pada lochea serosa, bau ini juga akan semakin menyengat apabial bercampur dengan kringat dan
harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang menandakan adanya infeksi. Lochea
dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada jam-jam pertama steah
melahirkan. Kemudian lochea ini berkurang jumlahnya sebagai lochea rubra lalu berkurang
sedikit menjadi sanguilenta, serosa dan akhirnya lochea alba. Hal yang biasanya ditemui pada
seorang wanita adalah adanya jumlah lochea yang sedikit pada saat ia berbaring dan jumlahnya
meningkat pada saat ia berdiri. Jumlah rata-rata pengeluaran lochea adalah kira-kira 240-270 ml.

Macam Lochea dan Pengertiannya / Penjelasannya


Sesuai judul, kali ini kita akan membahas mengenai jenis aneka macam
Lochea. Bagi orang yang menggeluti profesi atau pekerjaan di dunia medis,
seperti kedokteran, kebidanan dan keperawatan tentu tidak asing lagi
dengan istilah Lochea. Berdasarkan informasi yang diambil dari situs
tutorialkuliah.blogspot.co.id, Lochea merupakan cairan secret yang berasal
dari cavum uteri selama masa nifas.

Sumber Foto (CC):


https://www.flickr.com/photos/syauqee/5454759601
Dari sumber informasi yang sama juga dijelaskan Lochea terdiri atas
beberapa macam yang dibedakan menurut warnanya. Di awal masa
pemulihan, biasanya Lochea yang keluar berwarna merah terang kemudian
berubah menjadi merah tua atau coklat kemerah-merahan. Kemungkinan hal
tersebut berisi sedikit gumpalan-gumpalan atau bekuan-bekuan. Selain itu,
Lochea hanya untuk menunjukkan pemulihan uterin. [1]
Jenis Lochea pada Masa Nifas
Agar lebih jelas, pada kesempatan kali ini akan diberikan informasi mengenai
jenis-jenis atau macam-macam dari Lochea. Inilah, beberapa jenis Louchea
yang dikutip dari situs blogmakalahkesehatan.blogspot.co.id. Adapun
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : [2]
1. Lochea Rubra atau Cruenta
Lochea jenis ini terdiri atas darah segar sisa-sisa selaput ketuban, vernix, selsel desidua, lanugo, meconium dan caseose. Biasanya, Lochea Rubra atau
Cruenta akan terjadi selama 2 hari pasca proses persalinan.
2. Lochea Sanguinolenta
Berikutnya adalah Lochea Sanguinolenta yang merupakan lanjutan dari
Rubra atau Cruenta. Lochea jenis ini mempunyai warna kuning yang terdiri
dari darah dan lendir. Biasanya, akan terjadi selama hari ke tiga hingga hari
ke tujuh pasca prose persalinan.
3. Lochea Serosa
Lochea Serosa biasanya akan keluar pada hari ke tujuh hingga hari ke empat
belas pasca proses persalinan. Lochea Serosa mempunyai warna kuning
tetapi sudah tidak terdapat kandungan darah lagi di dalamnya.
4. Lochea Alba

Lochea Alba terdiri dari cairan putih yang biasanya akan keluar 2 minggu
setelah pasca persalinan. Dengan keluarnya Lochea Alba, menandakan
bahwa masa nifas seorang wanita yang sudah melahirkan akan segera
berakhir.
5. Lochea Parulenta
Lochea Parulenta ditandai dengan keluarnya cairan seperti nanah dan
berbau busuk. Biasanya, hal ini terjadi karena adanya infeksi sehingga bila
mengalami Lochea Parulenta harus segera memeriksakan diri ke dokter.
6. Lochiotosis
Lochiotosis merupakan nama yang sering digunakan oleh tim medis ketika
Lochea tidak keluar dengan lancar.
Itulah sedikit informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali
ini. Sebagai bahan evaluasi, pada artikel ini telah dijelaskan informasi
seputar Lochea, mulai dari pengertian, macam atau jenis Lochea hingga ciricirinya. Lochea merupakan hal yang wajar keluar saat masa nifas setelah
proses persalinan. Namun, jika kondisi tersebut dirasa mengkhawatirkan
seperti keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk (Lochea Parulenta)
segera periksakan kondisi tersebut kepada dokter untuk mengetahui apakah
ada infeksi di dalam rahim dan untuk mendeteksi masalah lainnya.
Nah, itulah tadi beberapa aneka macam Lochea. Kalau ada kesalahan
ataupun kekurangan dalam artikel tersebut kami mohon minta maaf. Terima
kasih karena sudah membaca artikel di situs kami dan semoga infonya tadi
bisa bermanfaat!
Referensi :
[1] Tutorialkuliah.blogspot.co.id, TENTANG LOCHEA diakses
dari http://tutorialkuliah.blogspot.co.id/2010/07/tentang-lochea.html 07
November 2015
[2] Blogmakalahkesehatan.blogspot.co.id, Jenis-jenis Locea diakses
darihttp://blogmakalahkesehatan.blogspot.co.id/2013/11/jenis-jenislochea.html 07 November 2015

5) Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari hawam uteri dan vagina dalam
masa nifas. Klasifikasi lochea tersebut:
a) Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sia selaput kelaban vames kaseosa lanuga dan
mekonium selama 2 hari pasca melahirkan

b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, keluar pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, keluar pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
d) Lochea alba
Keluar cairan putih setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan nanah dan berbau busuk
f) Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya
6) Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan dan setelah bayu lahir akan menurun dan pulih kembali
4) Pengawasan Nifas
1) Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya segera membersihkan ASI sehingga
pengeluaran ASI lancar.
2) Pemeriksaan umum
Kesaran penderita
Keluhan yang terjadi setelah persalinan
3) Pemeriksaan khusus
- Fisik : Tekanan daerah, suhu

- Fundus uteri : TFU, LK


- Payudara : Puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
- Lochea
- Luka episiotomi
3) Kunjungan
a. Kunjungan I, waktu 6-8 jam setelah persalinan
- Menilai apakah tejadi perdarahan yang lebih banyak dari biasa pada ibu,
agar dapat dilakukan tindakan segera
- Memeriksa bayi untuk pertama kalinya
- Menganjurkan pada ibu dan keluarganya tentang kebersihan bayi agar
tetap sehat
- Memastikan bahwa bayi dijaga agar tetap hangat dan diberi ASI, segera
setelah lahir
b. Kunjungan II, waktu 3 hari setelah persalinan
- Ibu berangsur pulih kembali dan cukup beristirahat
- Ada/ tidak infeksi atau perdarahan yang perlu diperhatikan dan cara
perawatan bayinya
- Ibu menyusui dengan baik, sehat dan tali pusatnya dirawat dengam baik
- Ibu dianjurkan untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari setelah
persalinan
c. Kunjungan III, waktu 2 minggu setelah persalinan
- Rahim ibu telah mengecil sampai hampir ke ukuran sebelum hamil
- Bayi bertambah berat, sehat, pusat mungkin telah puput dan lukanya
mengering
- Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya

d. Kunjungan IV, waktu 6 minggu setelah persalinan


- Mengenai adanya tanda-tanda bahaya bia ada
- Membahas KB, menyusui bayi dengan PASI dan perawatan bayi
selanjutnya
4) Masalah dan Komplikasi
1) Sakit kepala berlebihan, nyeri epigastirum dan penglihatan kabur
2) Demam, muntah, rasa sakit saat berkemih
3) Bendungan payudara atau masietris
4) Tidak nafsu makan dalam waktu yang lama
5) Merasa tidak bisa merawat diri dan bayinya
6) Perdarahan (memerlukan 2 softex dalam 30 menit)
7) Obema wajah dan ekstremitas
6) Penatalaksanaan
1) Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun air
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangam dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya
2) Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelaha yang
berlebihan

b. Sarankan ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara


perlahan-lahan serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
3) Mobilisasi
a. Karena lelah sehabis persalinan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama
8 jam pasca persalinan, boleh miring ke kiri kanan untuk mencegah
terjadinya trombosis dan tromboboli, pada hari ke 2 diperbolehkan duduk,
hari ke 3 diperbolehkan jalan-jalan dan hari ke 4 atau ke 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variase tergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
4) Diet
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori / hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapat protein, mineral dan
vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi sebaiknya selama 40
hari pasca persalinan
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayi melalui ASInya.
5) Perawatan Payudara
a. Dimulai sejak waktu hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.

b. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu


c. Bila puting susu lecet, oleskan ASI setiap kali menyusui
d. Bila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam
e. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara:
- Pembalutan mamae sampai tertekan
- Pemberian obat estrogen untuk supresi seperti kablet iynoral dan
palobel.
6) Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan pada kelenjar, yaitu:
a. Proferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, diveoli dan jaringan lemak
bertambah
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktefaris disebut colostrum
berwarna kuning putting susu
c. Hipervaskularsasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena
berviltasi sehingga tampak jelas
d. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesterrn hilang,
maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) dan prolaktun yang akan
merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitosin menyebabkan
mioepitel kelenjar air susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi
akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
7) Eliminasi
a. Miksi: hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, jangan
ditahan, segera lakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena sering ter uretra ditekan oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi m seringkali selama pesalinan juga oleh adanya
adema kandung kemih yang terjadi selama pesalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

b. Defekasi: buang air besar (BAB) harus dilakukan 2-3 kali hari pasca
persalinan, karena anema persalinan, diet cairan, obat-obatan analgesik
selama persalinan dan perinemum yang sangat sakit.
8) Senggama
a. Secara fisik aman untuk melalui hubungan suami istri begitu daerah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 jari atau 2 jari ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri
9) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali
10) Pemeriksaan Umum
a. Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah
Dalam keadaan tetap/ tidak berubah (normal)
- Nadi dan Suhu
Tidak berubah (normal)
Bila suhu kurang dari 38 (normal) tetapi bila lebih dari 38C berturut-turut
2 hari kemungkinan infeksi
- Respirasi
Tetap/ normal
KONSEP LUKA PERENIUM
1. Pengertian
- Luka perinium adalah terjadinya raptur yang dimulai dari bagian bawah dinding
vagina dekat commisura posterior dan menjalar terus ke kulit perinium dan ke
dalam jaringan-jaringan yang dibawahnya

(Ilmu Kebidanan, 1997 hal 167)


- Luka perinium adalah laserisasi jalan lahir yang terjadi pada saat kepala telah
mulai keluar dan luasnya laserisasi ditentukan berdasarkan kebannya
(Perawatan maternitus dan ginokologi, 2000, hal 554)

2. Etiologi
Robekan pada perinium umumnya terjadi pada persalinan dimana:
- Kepala janin terlalu cepat lahir
- Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
- Sebelumnya pada perinium terdapat banyak jaringan parut
- Pada persalinan dengan diskosia bahu
3. Jenis/ Tingkat
Robekan pada perinium dibagi atas 4 tingkatan:
- Tingkat I : Robekan terjadi hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perinium
- Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinci transversalis,
tetapi tidak mengenai otot sprinteram
- Tingkat III : Robekan mengenai perinium sampai dengan otot speringteram
- Tingkat IV : Robekan mengenai perinium sampai dengan otot springteram dan
mukosa rektum
4. Komplikasi
- Terjadinya perdarahan robekan jalan lahir
- Infeksi

- Terjadinya prolapsus uteri


5. Penanganan
1.
2.
3.
4.
5.

Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasikan lokasi laserasi dan sumber


perdarahan
Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhkan lartutan antiseptik
Jepit dengan ujung klem perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat
diserap
Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling diskual terhadap operator
Khususnya pada ruptur perinium komplit (hingga anus dan bagian rektum)
dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum sebagai berikut:
- Setelah prosedur aseptik antiseptik: pasang busi ruktum hingga ujung
robekan
- Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul submukosa,
menggunakan benang poliglikokik no 2/0 (dexon/ vicryci) hingga ke
sfingerani, jepit kedua spingerani dengan klemn dari jahit dengan benang no.
2/6.

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas.
Lochea
a.
b.
c.
d.

Lokia

Pembagian lochea antara lain:


Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan
darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
Lochea sanguolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi
darah dan vernik kaseosa.
Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi
serum
Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.

Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi nekrotik.Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Percampuran
antara darah dandesidua inilah
yang
dinamakan lokia.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam
yang ada pada vaginanormal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya
berbeda-beda
pada
setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.Pengeluaran lokia d
apat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masingmasing lokia dapat dilihat sebagai berikut:
Lokia
Rubra

Waktu
1-3 hari

Warna

Ciri-ciri

Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks


caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisadarah

Sanguilenta 3-7 hari

Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir


merah

Serosa

7-14 hari

Kekuningan/
kecoklatan

Lebih sedikit darah dan lebih banyak


serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta

Alba

>14 hari

Putih

Mengandung leukosit, selaput lendir


serviksdan serabut jaringan yang
mati.

Umumnya
jumlah
lochia
lebih
sedikit
bila wanita postpartum dalam
posisi berbaring daripadaberdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu
di vagina bagian atas saat wanita dalam posisiberbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaranlokia sekitar 240 hingga 270 ml.
Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan
kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan
kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang
khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan
keadaan
saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan.Robekan
jalan
lahir dapat
terjadi
secara
spontan
ataupun

dilakukan episiotomi dengan


indikasi
tertentu.
Meskipun
demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat
mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir
puerperium dengan latihan harian.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80)
Bambang, W. 2009. Masa Nifas. obfkumj.blogspot.com/ diunduh 9 Feb 2010, 04:07
PM.
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mambaul
Ulum Surakarta.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/21899776/BAB-I?secret_password=&autodown=pdf diunduh 9 Feb
2010, 07:58 PM.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas.
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb
2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 5357).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 77-79).
Zietraelmart. 2008. Perubahan Fisiologi Masa Nifas.
zietraelmart.multiply.com/journal/item/22/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_MASA_NIFAS
diunduh 6 Feb 2010, 02:35 PM.
Kata Kunci
retraksi, lokia rubra, perubahan fisiologis masa nifas pada
sistem reproduksi, lokia masa nifas, lokea, lokia adalah, rugae adalah, ligamentum
rotundum adalah, pengeluaran lochea, desidua,ligamen panggul,
makalah perubahan fisiologis masa nifas, warna lokia, macam macam lokia,involusi,
lokea pada masa nifas, warna lokea, pengeluaran lochea pada ibu nifas, lokia
rubraadalah, ciri ciri lochea, lokia pada masa nifas,
jumlah normal pengeluaran lochea, darah nifas dan lokea, jenis lokia pada
masa nifas, jenis lokea.

Merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina pada
masa nifas.Lochea :Rubra : warna merah, terjadi 2 hari post
partumSanguinolenta : darah + lendir, warna merah kuning, pada hari ke-3-7

ppSerosa : warna kecoklatan, terjadi 4-9 hari post partumAlba : putih setelah
2 minggu

Lochea

Ekskresi cairan uterus selama masa nifas.

Merupakan lapisan decidua yg mengelilingi situs( tempat implantasi) plasenta yg


menjadinekrotik (layu/mati) dan akan keluar dengan sisacairan darah

Mempunyai reaksi basa/alkalis yg dapatmembuat organisme berkembang lebih


cepatdaripada kondisi asam pd vagina normal.

Bau amis

Mengalami perubahan karena involusi uterus

Perubahan Lochea
1. Lokia rubra/kruenta- Pd hari 1-4 masa nifas- warna merah dan mengandung darah
dari luka plasenta, serabutdecidua, dan korion
2. Lokia serosa- pd hr 5-9 masa nifas- warna kecoklatan, mengandung lebih sedikit
darah, dan lebihbanyak serum yg terdiri dari leukosit dan sisa darah implantasiplasenta
3. Lokia alba- muncul pada hari kesepuluh dan seterusnya- warna lebih pucat,
putih kekuningan, mengandung leukosit selaputlendir serviks dan serabut jaringan yg
mati
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lochea terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu : lochea rubra, lochea serosa dan lochea alba.
Pada awal pemulihan post persalinan adalah merah terang, berubah menjadi merah tua atau coklat kemerahmerahan, itu mungkin berisi sedikit gumpalan-gumpalan atau bekuan bekuan. Lochea hanya untuk menunjukkan
pemulihan uterin.
a) Lochea rubra
Lochea rubra terdiri dari sebagian besar darah, decidu dan robekan-robekan tropoblastik dan bakteri (Cunningham
dkk, 1989). Darah memucat, menjadi pink atau coklat setelah 1 sampai 3 hari.
b) Lochea serosa
Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua (coklat), banyak serum, leukosit dan jaringan sampai kuning cair 3
sampai 10 hari.
c) Lochea alba
Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2 sampai 6 minggu setelah persalinan. Kekuningan berisi selaput lendir
leucocye dan kuman yang telah mati.
Jumlah lochia digambarkan seperti sangat sedikit, sedikit, moderat dan berat (Jacobson, 1985) :
a) Sangat sedikit - darah hanya ada pada tisu ketika dihapus atau kurang dari 2,5 cm ( 1 in) pada pembalut.
b) Sedikit kurang dari 10 cm (4 in) noda pada pembalut.
c) Moderat kurang dari 15 cm (6 in) noda pada pembalut.
d) Berat memenuhi pembalut dalam 1 jam.

Lochea

Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama
puerperium (Varney, 2007; h.960).
(1) Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari ke 1-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna
merah karena berisi darah segar, jaringan sisa sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo, dan mekonium.
(2) Lochea Sanguinolenta.
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari
ke 4 sampai ke 7 post partum.
(3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan
robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post partum.
(4) Lochea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati. Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu post partum.

Masa persalinan adalah salah satu pengalama yang paling mendebarkan bagi seorang
wanita. Setelah melalui proses persalinan maka wanita akan berada pada masa nifas. Masa
nifas adalah

darah

yang

keluar

dari

seorang

wanita

karena

melahirkan.

Masa

nifas merupakan masa pembersihan rahim, dan proses pemulihan rahim untuk bisa kembali
normal sebagaimana mestinya seperti saat sebelum mengalami kehamilan. Biasanya akan
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Sama halnya seperti masa haid, darah nifas juga
mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel
endometrium yang tersisa di dalam rahim.
Setelah melahirkan, maka tubuh pun akan memulai tugas yang baru setelah tugas dalam
menjaga kehamilan usai, maka setelah melahirkan diperlukan pemulihan tubuh, utamanya

rahim. Setelah selama kurang lebih 9 bulan, rahim mengalami pembesaran akibat kehamilan,
saat setelah persalinan tidak serta merta akan berubah sendiri ke dalam bentuk semula.
Perlu ada proses untuk memulihkan kembali kondisi rahim hingga sama seperti saat sebelum
hamil. Dan masa-masa pemulihan tersebut, tepatnya berlangsung pada masa nifas.
Pada masa nifas, maka akan keluar darah yang berasal dari rahim melalui vagina. Untuk
beberapa hari, pengeluaran darah akan berbeda-beda yang ditandai dengan warna dan
struktur darah yang keluar. Darah tersebut dikenal dengan istilah lochea. Lochea merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengeluaran-pengeluaran dari rahim dan
vagina selama masa nifas. Lochea mempunyai struktur, bau khas dan jumlah yang berbeda
setiap individu. Ada 4 macam lochea yang keluar setelah masa persalinan, yaitu:

Nifas adalah masa yang dimulai setelah melahirkan placenta dan berakhir setelah alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum keadaan hamil. Masa nifas berlangsung selama kira kira 6-8 minggu
Nifas dibagi menjadi 3 priode:
1. Puerpurium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperoleh berddiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
islam, dianggap telah bersih dan bekerja setelah 40 hari.
2. Puerpurium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu,
bulanan atau tahunan.
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Immediate puerperium : yaitu kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan
mulainya post partum sampai dengan 24 jam.
2. Early puerperium : yaitu mulai dari 1 hari sampai dengan 7 hari post partum.
3. Later puerperium : yaitu mulai dari 7 hari sampai dengan 6 minggu post partum.
B. Sistem Reproduksi pada Masa Nifas
Walaupun istilah involusi saat ini telah digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada
setiap organ dan saluran reproduktif, kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran
uterus yang mengarah ke ukurannya. (Varneys Midwivery)
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
(Ilmu Kebidanan, Prof, Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, SpOG)
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh seorang wanita sangatlah menakjubkan. Uterus atau rahim yang
berbobot 60 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah besarnya hingga 1 kg selama
masa kehamilan dan setelah persalinan akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Seorang bidan dapat
membantu ibu untuk memahami perubahan-perubahan ini. Pada masa nifas terjadi perubahan dari tubuh
ibu kekeadaan sebelum hamil,perubahan tersebut adalah hal yang fisiologis bagi perkembangan manusia
sebagai wanita hamil

Yaitu cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas.
1) Lochea rubra/crenta
Pada hari ke 1-2 berwarna merah berisa lapisan desidua sisa-sisa chorium, li guor amni, rambut
lanogo, vernik ca seosa dan mungkin mekonium.
2) Lochea sanguilenta
Pada hari ke 3-7 berwarna coklat sedikit darah, banyak serum, selaput lendir leucocy tendum kuman
penyakit dan serabut jaringan yang telah mati.

3) Lochea alba
Setelah 2 minggu berwarna kekuningan berisi selaput lender leucocytendon kuman penyakit dan
jaringan yang telah mati.
Perubahan pengeluaran lochea, menunjukkan keadaan yang abnormal :
a. Perdarahan berkepanjangan
b. Pengeluaran lochea tertahan (lochea statika)
c. Lochea purulenta
d. Rasa nyeri yang berlebihan
e. Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat di duga
f. Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan
g. Terjadi infeksi intra uterine

Lochea berbau (busuk)


Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas. Lochea tidak lain adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim luka bekas
plasenta.
Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah menstruasi, meskipun tidak
terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea mempunyai
perubahan karena proses involusi.
Proses keluar darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan :
1) Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai ke 4 postpartum. Berisi darah segar dan sisa
sisa selaput ketuban.
2) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada hari ke 4 sampai hari ke 7
pasca persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning kecoklatan. Cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 14 pasca
persalinan.
4) Lochea Alba
Cairan putih mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu
pasca persalinan.
Lochea rubra yang menetap pada awal periode postpartum menunjukan adanya
perdarahan postpartum sekunder yang mungkin disebabkan tertinggalnya sisa/selaput
plasenta.
Lochea serosa atau alba yang berlanjut bisa menandakan adanya endometritis,
terutama jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri tekan pada abdomen. Bila terjadi
infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut lochea purulenta. Pengeluaran
lochea yang tidak lancar disebut dengan lochea statis.

Anda mungkin juga menyukai