Dokumen - Tips Laporan Praktikum Las Listrik Lanjut
Dokumen - Tips Laporan Praktikum Las Listrik Lanjut
AYUNAN
I.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Melatih ketrampilan praktikan dibidang las busur listrik.
3. Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan/penempelan logam besi dengan
las busur listrik.
II.
= 1150 cm
Bearing d.22 = 4 buah
Bearing d.31 = 4 buah
III.
Dasar Teori
Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur
listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Ada dua macam mesin las, yaitu
mesin las DC (direct current - mesin las arus searah) dan mesin las AC (alternating
current - mesin las arus bolak-balik). Disini mesin yang akan dipergunakan adalah mesin
las AC. Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik yang cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman yaitu kurang dari 45 volt, jadi tidak terlalu berpengarung besar/fatal
jika kita tersetrum.
Perlengkapan las yang terutama untuk melakukan pengerjaan pengelasan adalah
sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik
Pada praktikum ini arus yang digunakan adalah arus AC. Pesawat arus bolak-balik
pada dasarnya merupakan suatu transformator step-down yang dapat mengubah
tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan
kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
2. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Alat ini harus
memenuhi syarat diantaranya tidak mudah panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi
sipemakai.
3. Penjepit masa
Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa). Alat ini dapat
langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat juga dijepitkan pada
meja kerja (meja besi). Kontak dengan masa ini harus baik agar diperoleh hasil pekerjaan
yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan menimbulkan panas yang berarti
penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga api yang sesuai.
4. Topeng las
Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis sinar
berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat pelindung khusus
yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm/topeng muka.
5. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi ataupun jenis
bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa dengan bahan logam yang
akan di las beberapa macam elektroda untuk penggunaan khusus misalnya untuk lapisan
permukaan, las tembaga dan paduan tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan
nikel dan baja nikel mangan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan
miring 700-800 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.
6. Meja las
Meja las sebagai tempat penjepit masa dan tempat benda kerja yang akan dilas untuk
lebih memudahkan dalam posisi mengelas.
7. Lain-lain
Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna untuk
melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Tang, untuk memegang benda kerja
setelah dilas. Sikat kawat, utuk membersihkan sisa terak.
IV.
V.
Langkah kerja
3. Hilangkan bagian pinggir plat yang tajam dengan cara dijepit di ragum dan
dikikir.
4. Beri penomoran pada benda kerja dengan penitik nomor di bagian yang akan
menjadi dasar benda kerja.
Persiapkan mesin las. Meliputi :
1. Hubungkan mesin las ke sumber arus.
2. Jepitkan penjepit masa mesin las pada meja las/meja kerja, pastikan jepitan tidak
pada bagian yang terdapat cat atau bagian yang dapat menghambat jalanya arus.
3. Atur arus mesin las sesuai tebal benda kerja dan diameter elektroda yang akan
digunakan. Untuk menentukan besar arus kita sesuaikan dengan diameter
elektroda dan ketebalan logam yang akan kita las. Semakin tebal logam yang akan
dilas, semakin besar arus yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil lasan yang
maksimal.
4. Pasang elektroda pada pemegang elektroda.
5. Lakukan penyalaan elektroda terlebih dahulu sebelum melakukan pengelasan.
6. Lakukan pemanasan/latihan dengan mengelas logam lain terlebih dahulu sebelum
mengelas benda kerja.
7. Jika pemanasan dirasa sudah cukup, lakukan pengelasan/penyambungan dua
logam pada posisi logam pertama berada tegak lurus dengan logam yang kedua
(posisi logam seperti huruf T jika dilihat dari samping)
8. Setelah selesai dinginkan benda kerja (bisa didinginkan dengan dicelupkan ke
dalam air atau bisa juga didinginkan dengan dibiarkan di udara luar), setelah itu
bersihkan terak pada hasil lasan dengan cara dipukul dengan palu terak atau alat
lain yang efektif.
9. Hasil lasan dapat terlihat setelah terak dibersihkan.
10. Matikan mesin las.
11. Bereskan alat-alat pengelasan.
LANGKAH PEMBUATAN AYUNAN
1. Langkah awal
Langkah awal dalam proses pengelasan ayunan adalah merancang bentuk
dan kanstruksi ayunan terlebih dahulu.
2. Langkah pembuatan
Langkah langkah dari pembuatan ayunan adalah sebagai berikut:
a. Langkah pemotongan
Langkah memotong bahan dasar adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
Setelah selesai terakhir diberi penguat 2 buah besi strip sepanjang 35cm pada
masing masing kursi
Untuk membuat lantai :
Memulai dengan menyiku besi L ukuran 70x68 cm hungga membentuk persegi
panjang
Setelah selesai mengelas besi strip pada besi L masing masing kursi ada 7 buah
besi strip panjang 68cm
Setelah selesai terakhir diberi penguat 2 buah besi strip sepanjang 70cm pada
masing masing kursi
Setelah itu mengelas bearing pada lantai sebanyak 4 buah dengan diameter 22
Untuk membuat belakang kursi (sandaran) :
Memulai dengan menyiku besi L ukuran 70x40 cm hungga membentuk persegi
panjang namun sisi lebar bawah tidak ada.
Setelah selesai mengelas besi strip pada besi L masing masing kursi ada 4 buah
besi strip panjang 70cm
Setelah selesai terakhir diberi penguat 2 buah besi strip sepanjang 75cm pada
masing masing kursi
Untuk membuat penyangga :
Sebelum pipa ini di las maka permukaan pipa d gerinda membentuk setengah
terlebih dahulu
Pipa besi d.21 = 4 x 170 cm
Pipa besi d.31 = 2 x 105 cm
Mulai dilas ditempelkan dengan kerangka luar.
Mengelas bagian besi yang d siapkan untuk kerangka luar hingga membentuk
gawang yang kuat yang kemudian di sambung dengan pengelasan pipa penyangga
Sebelum pipa penyangga di las lebih dulu memasang bearing pada penyangga
Setelah semua sudah d las dan kerangka luar dan pipa penyangga terpasang
bending untuk menguatkan bagian kursi dengan cara di las dengan bagian lantai
Setelah selesai melakukan proses finishing yaitu dengan membersihkan atau
menggerinda bekas las agar terlihat lebih rapi.
VI.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka
waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan.
Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan
bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.
Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal
ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu
3.
Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
VII.
Saran
1. Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah :
Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum
pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau
insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu pemanasan terlalu lama.
2. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak
.