Askep Cks Cedera Kepala Sedang
Askep Cks Cedera Kepala Sedang
LAPORAN AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS CKS ( CEDERA KEPALA SEDANG ) DIRUANG BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DR. R. SOEDJONO SELONG
OLEH
DEDI AGUS SANTOSO
NIM. 032001D08112
LAPORAN AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS CKS ( CEDERA KEPALA SEDANG ) DIRUANG BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DR. R. SOEDJONO SELONG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program
Pada Akademi Perawat Kesehatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun Akademi 2010/2011
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan limpahan Rahmat, Maghfirah dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Akhir ini dengan judul Asuhan Keperawatan pada klien
Tn S dengan diagnosa medis CKS ( Cedera Kepala Sedang ) diruang bedah
Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong .
Selama penyusunan Laporan Akhir ini, penulis banyak menerima
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak maka dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1
Dr. H. M. Hasbi Santoso, M.Kes, selaku direktur RSU Dr. R. Soedjono Selong
beserta
staf
yang
telah
memberikan
izin
pengambilan
data
guna
Staf dan dosen beserta seluruh karyawan dan karyawati Akademi Perawat
Kesehatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah membantu
dalam proses perkuliahan dan penyusunan Laporan Akhir.
Kedua Orang Tua serta saudaraku tercinta yang selalu memberikan dukungan
dan Doa yang tiada henti selama penulis mengikuti pendidikan di Akademi
Perawat Kesehatan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sakra,
Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN..... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ii
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR.iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
DAFTAR TABELvii
DAFTAR GAMBAR..ix
DAFTAR LAMPIRANx
DAFTAR ISTILAH.xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................3
C. Metode Penulisan..........................................................................4
D. Sistematika Penulisan...................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS......................................................................6
A. Konsep Dasar Cidera Kepala........................................................6
1. Pengertian ..............................................................................6
2. Anatomi Fisiologi persarafan.................................................7
a.
Anatomi persarafan
b.
Fisiologi Persarafan
13
3. Etiologi.................................................................................15
4. Patofisiologi Cidera Kepala.................................................15
5. Klasifikasi Cidera Kepala.....................................................18
6. Pathways...19
7. Tanda dan gejala...20
8. Pemeriksaan Penunjang20
9. Penatalaksanaan21
10. Komplikasi30
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawawtan Klien dengan Cidera Kepala
1. Pengkajian............................................................................ 32
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................42
3. Rencana Keperawatan...........................................................43
4. Implementasi.........................................................................48
5. Evaluasi...............................................................................48
BAB 3 TINJAUAN KASUS
1.
2.
3.
4.
5.
Pengkajian 51
Diagnosa Keperawatan 62
Intervensi Keperawatan ...65
Implementasi Keperawatan .70
Evaluasi 79
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiarn 2
Lampiran 3
DAFTAR ISTILAH
10
Cairan
yang
berwarna
berisi
dengan
dan
tidak
berat
1,007,
darah
intracranial,
dan
EEG ( Elektroensefalografi )
Uji
yang
mendiagnosis
seperti epilepsi
BAB 1
PENDAHULUAN
bermanfaat
untuk
gangguan
kejang
11
1.1
12
yang meninggal dunia sebanyak 13 orang. Pada tahun 2010 dari bulan
januari sampai dengan oktober sebanyak 554 klien, terdisi dari 104
( 18,7 % ) pasien perempuan dan 450 ( 81,3 % ) pasien laki-laki, pada
tahun 2010 pasien yang meninggal dunia sebanyak 10 orang.
Berdasarkan uraian diatas kasus cedera kepala semakin meningkat
yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, benda tumpul, benda
tajam, maupun akibat kekerasan. dampak dari cedera kepala dapat
mengakibatkan penurunan kesadaran, perdarahan otak, bahkan
kematian. maka tenaga keperawatan sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif dengan memandang manusia sebagai bio-psiko-sosiospiritual, baik pelayanan keperawatan yang bersifat mandiri maupun
kolaboratif.
Mengingat dampak yang ditimbulkan cedera kepala dapat
mengancam jiwa, perlu adanya penanganan yang lebih komprehensif
dari petugas kesehatan, terutama dalam upaya perawatan dan
penanganan dalam pencegahan penyakit melalui upaya-upaya
kesehatan melalui pencegahan
wawasan
kuratif dan
perawat
dalam
rehabilitative
melalui
memberikan
asuhan
13
Tujuan penulis
1.2.1
Tujuan umum :
Penyusun dapat menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis cedera kepala sedang melalui pendekatan
proses keperawatan sesuai standar
1.2.2
Tujuan khusus :
Di harapkan penulis mampu memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menjelaskan tentang pengertian konsep dasar penyakit cedera
kepala sedang.
b. Melakukan pengkajian pada klien Tn S dengan cedera
kepala sedang dengan benar.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Tn S
dengan cedera kepala sedang dengan benar.
d. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Tn S
cedera kepala sedang dengan benar.
e. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada klien
Tn S dengan cedera kepala sedang dengan benar.
14
1.3.
1.3.1
1.3.2
Tempat
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
16
17
Anatomi persarafan
Sistem saraf merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan , sangat khusus, dan kompleks. sistem saraf ini
mengkoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi
antara seorang idividu dengan lingkungan sekitarnya.( Lorrance
Mc Carty Wilson,2005 )
Sistem saraf merupakan jaringan saraf yang terdiri dari
neuron. Neuron mempunyai badan sel yang mempunyai satu
atau beberapa tonjolan. Dendrite adalah tonjolan yang
menghantarkan informasi menuju badan sel. Tonjolan yang
tunggal atau kembar yang menghantarkan informasi keluar dari
badan sel disebut akson. Bagian ujung akson mengalami sedikit
pembesaran yang disebut kancing sinaps atau benjolan sinaps.
Neuron transmitter adalah zat kimia yang disentesis dalam
neuron dan disimpan dalam gelembung sinaps pada ujung
akson.
Sistem saraf terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf tepi.
1. Susunan saraf pusat
18
a) Otak
Otak merupakan bagian dari sistem saraf pusat. Otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting karena
merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian
dari saraf central yang terletak di dalam rongga
tengkorak ( cranium ) yang dibungkus oleh selaput otak
yang kuat.
Gambar 1.1 Anatomi otak
19
paritalis,
lobus
temporalis,
dan
lobus
oksipitalis.
a). Lobus frontalis
Didalam lobus frontalis, terdapat motorik yang
membangkitkan
impuls
untuk
pergerakan
dilobus
parietalis
20
d) Lobus oksipitalis
Impuls dari retina mata berjalan melewati nervus
optikus ( pengelihatan ) menuju area visul.
( Valerie C. Scanlon Tina Sanders, 2006 )
2. Cerebelum
Cerebelum terletak fosa posterior dan terpisah
dari hemisfer serebral, lipatan dura meter, tentorium
serebelum.
Fungsi
cerebelum
pada
umumnya
adalah
dapat
terlaksana
dengan
sempurna,
keseimbangan.
3. Batang otak
Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagianbagian batang otak terdiri dari otak tengah, pons dan
medulla oblongata.
Pusat dari batang otak keluar dua belas pasang
saraf cranial yaitu : ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
a) Nervus I ( olfaktorius )
Saraf yang berfungsi untuk penciuman.
21
b) Nervus II ( optikus )
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan
merupakan saraf eferen sensori khusus.
c) Nervus III ( okulomotorius )
Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat
bola mata.
d) Nervus IV ( trochlearis )
Berfungsi memutar bola mata ke bawah dan keluar.
e) Nervus V ( trigeminus )
Berfungsi mengurus sensasi umum pada wajah dan
sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi
dan meningen.
f) Nervus VI ( abdusen )
Berfungsi menggerakkan mata ( lateral ).
22
sensasi
tenggorokan
dan
tonsil,
untuk
menelan,
berbicara,
denyut
23
meneruskan
impuls
saraf
jika
rangsangan
24
2.1.3
Etiologi
25
b.
c.
d.
e.
2.1.4 Pathofisiologi
Kranium merupakan kerangka kaku yang berisi tiga komponen :
otak, cairan serebro-spinal dan darah yang masing-masing tidak dapat
diperas. Kranium hanya mempunyai sebuah lubang keluar utama yaitu
foramen magnum. Ia juga memiliki tentorium kaku yang memisahkan
hemisfer serebral dari serebelum. Otak tengah terletak pada hiatus dari
tentorium Fenomena otoregolasi cenderung mempertahankan aliran
darah otak (ADO) stabil bila tekanan darah rata-rata 50-160 mmHg
(untuk pasien normotensif, dan bergeser kekanan pada pasien
hipertensi dan sebaliknya). Dibawah 50 mmHg ADO berkurang
bertahap, dan diatas 160 mmHg terjadi dilatasi pasif pembuluh otak
dengan akibat peninggian tekanan intrakranial. Otoregulasi dapat
terganggu pada cedera otak dengan akibat ADO tergantung secara
linear terhadap tekanan darah. Oleh karena hal-hal tersebut, sangat
penting untuk mencegah syok atau hipertensi (perhatikan tekanan
darah pasien sebelumcedera). Kompensasi atas terbentuknya lessi
intrakranial adalah digesernya CSS dan darah vena hingga batas
kompensasi, untuk selanjutnya tekanan intrakranial aka naik secara
26
tajam.
Pada lesi yang membesar cepat seperti hematoma, perjalanan
klinik dapat diprediksi. Bila fase kompensasi terlewati, tekanan
intrakranial meningkat. Pasien nyeri kepala yang memburuk oleh hal
yang meninggikan TIK seperti batuk, membungkuk dan terlentang,
kemudian mulai mengantuk. Kompresi atau pergeseran batang otak
berakibat peninggian tekanan darah, sedang denyut nadi dan respirasi
menjadi lambat. Pupil sisi massa berdilatasi, bisa dengan hemiparesisi
sisikontralateral massa. Selanjutnya pasien jadi tidak responsif, pupil
tidak bereaksi dan berdilatasi, serta refleks batang otak hilang.
Akhirnya fungsi batang otak berhenti, tekanan darah merosot, nadi
lambat, respirasi lambat dan tidak teratur untuk akhirnya berhenti.
Penyebab akhir kegagalan otak adalah iskemia. Pada kenyataannya,
banyak akibat klinis dari peninggian TIK adalah akibat pergeseran
otak dibanding tingkat TIK sendiri. Edema otak yang terjadi oleh
sebab apapun akan meninggikan TIK yang berakibat gangguan yang
berakibat memperberat edema sehingga merupakan lingkaran setan.
TIK lebih dari 15 mm Hg harus ditindak. Triad klasik nyeri kepala,
edema papil dan muntah ditemukan pada duapertiga pasien. Sisanya
hanya dua gejala. Tidak satupun khas untuk peninggian TIK, kecuali
edema papil, namun memerlukan waktu yang lama untuk timbulnya.
Simtom lebih banyak tergantung penyebab dari pada tingkat tekanan.
Tidak ada korelasi konsisten antara tingkat tekanan dengan beratnya
27
Klasifikasi
Cedera kepala Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme,
keparahan dan morfologi cidera. ( Arif Mansjoer, 2000 ).
1. Mekanisme: berdasarkan adanya peterasi durameter
a. Trauma tumpul : kecepatan tinggi ( tabrakan otomobil )
Kecepatan rendah ( terjatuh,dipukul )
b. Trauma tembus (luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya)
2. Keparahan cedera
a. Ringan : Skala koma Glasgow ( Glasgow Coma Scale, GCS )
14-15
b. Sedang : GCS 9-13
c. Berat : GCS 3-8
3. Morfologi
a. Fraktur tulang tengkorak : kranium : linear / stelatum; depresi /
non depresi;
28
2.1.5 Pathways
Cedera Kepala
Tulang
Otak
Kontusio, Laserasi
Ggn Autoregulasi
rangsangan simpatis
tahanan vaskuler
Sistemik & TD
O2 ggnmetabolisme
Asam laktat
Oedem otak
Ggn perfusi
jaringan Cerebral
Stress
katakolamin
sekresi asam lambung
Oedema paru
Mual, Muntah
Asupan Nutrisi Kurang
29
Difusi O2 terhambat
30
c. EEG ( Elektroensepalogram )
d. Pemeriksaan tulang belakang: deformitas, pembekakan , nyeri
tekan, gangguan gerakan ( terutam leher ). Jangan banyak
manipulasi tulang belakang.
e. Pemeriksaan radiologi: foto polos vertebral AP dan lateral. Pada
servikal diperlukan proyeksi khusus mulut terbuka ( odontoid ).
( Arief Mansjoer,200 ).
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Pedoman Resusitasi dan penilaian awal
a.
b.
seperti
pneumotoraks,
hemopneumotoraks.Pasang
pneumotoraks
oksimeter
nadi,jika
tensif,
tersedia,
31
d.
e.
32
2.
Respon motorik
terbaik
(M)
6.mengikuti
perintah
5.melokalisir nyeri
4.menghindar nyeri
3.fleksi abnormal
2.ekstensi abnormal
Respon verbal
terbaik
(V)
5.orientasi baik dan
sesuai
4.disorienasi tempat
dan waktu
3.bicara kacau
2.mengerang
33
b.
34
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hematoma epidural
Darah dalam subaranoid dan intraventrikel
Kontusio dan perdarahan jaringan otak
Edema serebri
Obliterasi sisterna perimesensefalik
Pergeseran garis tengah
7. Fraktur cranium, cairan dalam sinus,
dan
pneumosefalus
d.
Pada pasien yang koma ( skor GCS < 8 ) atau pasien dengan
tanda-tanda herniasi, lakukan tindakan sebagai berikut:
1. Elevasi kepala 30 derajat
2. Hiperventilasi: intubasi
mandatorik
intermiten
dan
dengan
berikan
kecepatan
venlilasi
16-20
35
pada CT Scan
Konfusi, agitasi, atau kesadaran menurun
Adanya tanda atau dan gejala neurologis fokal
Intoksikasi obat atau alkohol
Adanya penyakti medis komorbid yang nyata
Tiadak adanya orang yang dapat dipercaya untuk
mengamati pasien dirumah.
b.
36
pusing
atau
amnesia.
Resiko
timbulnya
lesi
Penatalaksanaan
cedera
kepala
berat
seyogyanya
akibat
hipoksia,
hipotensi,
atau
tekanan
37
menyebabkan
iskemia
otak
sedangkan
38
intracranial
pada
traumatik.
pasien
dengan
Pemberian
perdarahan
fenitoin
tidak
mengubah
hasil
resiko
infeksi,
hiperglikemia,
dan
vena
dalam:
sepatu
bot
39
Komplikasi
a. Edema Pulmonalis
Komplikasi paru-paru yang serius pada cedera kepala adalah
edema paru. Ini mungkin terutama berasal dari gangguan
neurologis atau akibat dari sindrom distress pernapasan dewasa.
Edema paru dapat akibat dari cedera otak yang menyebabkan
adanya Refleks Cusihing. Peningkatan pada tekanan darah
simtemik terjadi sebagai respons dari system saraf simpatis pada
peningkatan TIK.
b. Kejang
Kejang terjadi kira-kira 10% dari pasien cedera kepala
selama fase akut. Satu-satunya tindakan medis terhadap kejang
adalah terapi obat. Diazepam merupakan obat yang paling banyak
dipergunakan dan diberikan secara perlahan melalui intravena.
c. Kebocoran Cairan Serebrospinal
Hal yang tidak umum pada beberapa pasien cedera kepala
dengan fraktur tengkorak untuk mengalami kebocoran CSS dari
telinga atau hidung. Hal ini dapat akibat dari fraktur pada fossa
anterior dekat sinus frontal atau dari fraktur tengkorak basilar
bagian petrous dari tulang temporal. ( Hudak,1996 )
40
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosa Medis
CKS ( Cedera Kepala Sedang )
Proses keperawatan adalah: suatu metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam prktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu
pendekatan
problem-solving
yang
memerlukan
ilmu,
teknik,
dan
Data Subyektif
41
Klien:
nama,
umur,
jenis
kelamin,
42
rangkaian
kejadianmulai
dari
terjadinya
43
2.
Respon verbal ( V )
a.
b.
c.
d.
e.
c.
2 Wajah
Struktur wajah, warna kulit, ekspresi
3 Mata
Bentuk bola mata,ada tidaknya gerakan kelainan
pada bola mata
4 Hidung
Kesemetrisan, kebersihan
5.
Telinga
44
6.
bibir,
kelembaban,
mukosa,
kebersihan mulut.
7.
Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan, ada
tidaknya peradangan pada gusi, ada tidaknya
8.
caries.
Leher
Posisi trakea ( deviasi trachea ), ada tidaknya
9.
pada kulit.
10. Thorax
Dikaji kesemetrisannya, ada tidaknya suara redup
pada perkusi, kesemetrisan ekspansi dada, ada
tidaknya suara ronchi dan whezzing.
11. Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen. Asites, nyeri
tekan
12 . Ektremitas atas dan bawah
Kesemetrisannya,
ada
tidaknya
oedema,
45
tingkah
laku
kepribadian
dramatis)
mudah
tersinggung,
delirium,
d. Eleminasi
Gejala : inkontinensia kandung kemih / usus atau
megalami gangguan fungsi.
e. Makanan / cairan
46
pendengaran,
tinnitus,
baal
pada
ketajamannya,
diplopia,
status
mental
(oreintasi,
pada
kehilangan
mata.
Ketidakmampuan
pengideraan
seperti
47
postur
kejang
dekortikasi
sangat
atau
sensitive
h. Pernafasan
Tanda : perubahan
diselingi
berbunyi,
pada
oleh
napas
(apnoe
hiperventilasi),
stridor,
tersendak,
yang
napas
ronchi,
i. Keamanan
Gejala : trauma
baru
atau
trauma
karena
kecelakaan.
Tanda : fraktur dislokasi, gangguan penglihtan,
kulit aserasi, abrasi, tanda battle disekitar
telinga (merupakan tanda adanya trauma),
adanya aliran cairan dari telinga / hidung,
gangguan kognitif, gangguan rentang
48
mengalami
paralysis,
demam,
2.2.2
keperawatan
adalah
cara
mengidentifikasi,
keperawatan
adalah
suatu
pernyataan
yang
49
intervensi
secara
pasti
untuk
menjaga
status
kesehatan
klinik
tentang
respon
individu,
keluarga
dan
hipolemia
disritmia jantung
b. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan pertukaran
udara eksipirasi dan inspirasi
c. Ketidak seimbangan Nutrisi; lebih sedikit dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake, nutrisi tidak cukup untuk
metabolisme tubuh
50
Diagnosa
Keperawatan
2
Ketidakefektifan
jaringan serebral
berhubungan
dengan edema
serebral ( respon
local Atau umum
pada cedera,
perubahan metab
olik ) penurunan
tekanan darah/
hipoksia
Rencana Tindakan
Tujuan dan
kreteria hasil
3
Setelah dilakukan
tindakan kepera
watan selama 2x
24 jam diharapkan
perfusi jaringan
serebral efektif
dengan kreteria
hasil :
a.Tidak ada edema
perifer
b.Pertahankan
Tingkat kesadaran
Intervensi
4
1.Monitor status
hemodinamik,
neurologi dan
vital sign tiap 4
jam
Rasional
5
1.Mengkaji adanya
kecenderungan
pada tingkat kesa
daran dan potensi
peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam
menentukan lokasi,
perluasan dan perkem
bangan kerusakan
SSP
2.Monitor dan irama
pernafasan
51
berguna
untuk
menentikan
apakah
batang oatk masih
baik
1
2
2
Ketidakefektifan
pola nafas berhu
bungan dengan
pertukaran udara
inspirasi dan
ekspirasi
3
Setelah dilakukan
tindakan keperaw
atan selama 2x24
jam diharapkan
pola nafas efektif
dengan kreteria
hasil :
a.Tidak ada
sianosis dan
dyspneu
b.Frekuensi perna
pasan normal
4.Bermanfaat sebagai
indikator dari cairan
total tubuh yang
terintegrasi dengan
perfusi jaringan
4
1.Auskultasi suara
pernafasan
5
1.Untuk mengidentifika
si adanya masalah
paru seperti,kongesti,
atau obstruksi jalan
nafas yang membahaya
3.Monitor respirasi
dan status
oksigen
3.Memaksimalkan O2
pada darah arteri dan
membantu dalam
pencegahan
hipoksia,jika
pusat
pernafasan tertekan,
mungkin diperlukan
ventilasi mekanik.
4.Lakukan suction
jalan nafas
4.Pengisapan biasanya
dibutuh jika pasien
koma atau dalam
keadaan imobilisasi
dan
tidak
dapat
52
membersihkan jalan
nafasnya sendiri.
5.Posisikan pasien
untuk memaksi
malkan ventilasi
5.Untuk mengetahui
ekspansi paru/
ventilasi paru dan
menurunkan adanya
kemungkinan lidah
jatuh
yang
menyumbat jalanafas.
4
6.Pertahakan jalan
nafas yang paten
5
6.Mencegah atau
menurunkan
atelektasis
Ketidakseimbangan
nutrisi dari kebu
tuhan tubuh ber
hubungan dengan
intake nutrisi tidak
cukup untuk meta
bolisme.
Setelah dilakukan
tindakan keperawa
tan selama 2x24
jam diharapkan
keseimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh
dengan kreteria
hasil :
a. Adanya peningk
atan BB sesuai
dengan tujuan
b.BB sesuai
dengan TB
1.Kaji kemampuan
klien untuk men
dapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
1.Meningkatkan proses
pencernaan dan tolera
nsi pasien terhadap
nutrisi yang di
berikan dan dapat m
meningkatkan kerjasa
ma pasien saat makan
2. Monitor lingku
ngan selama
makan
2.Meskipun proses
pemilihan pasien
memerlukan bantuan
makanan atau mengg
unakan alat bantu,
sosialisasi waktu
makan dengan orang
terdekat atau teman
dapat meningkatkan
pemasukan dan
menormalkan fungsi
makan
3.Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb,
3.Mengidentifikasi
defesiensi nutrisi,
fungsi organ, dan
respon
terhadap
nutrisi tersebut
53
Resiko infeksi
berhubungan
dengan pening
katan resiko
masuknya
organism
patogen
Setelah dilakukan
tindakan keperaw
atan selama 2x24
jam diharapkan
resiko infeksi
tidak terjadi
dengan kreteria
hasil :
a.Klien bebas dari
tanda dan gejala
infeksi
b.Menunjukan
kemampuan
untuk mencegah
tibulnya infeksi
c.Jumlah leokosit
dalam batas
normal
4.Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk memenuhi
jumlah kalori
dan nutrisi yang
dibutuhkan
pasien
4.Merupakan sumber
yang efektif untuk
mengidentifikasi
kebutuhan kalori/
nutrisi tergantung
pada usia, BB, ukuran
penyakit sekarang
( trauma, penyakit
jantung/masalah
matabolisme
4
5.Timbang BB
sesuai indikasi
5
5.Mengavaluasi
keefektifan atau
kebutuhan mengubah
pemberian nutrisi
6.Catat perubahan
BB
6.Bermanfaat sebagai
indicator dari cairan
total tubuh yang
terintegerasi dengan
perfusi jaringan
1.Cuci tangan
sebelum dan
sesudah tinda
kan keperawatan
2.Kaji temperature
Klien tiap 4 jam
2.Dapat mengidentifik
asikan sepsis yang
selanjutnya memerlu
kan tindakan segera
3.Tingkatkan
intake cairan
tubuh
3.Menurunkan kemung
kinan terjadinya
pertumbuhan bakteri
atau infeksi yang
menambah naik
4.Berikan terapi
antibiotik sesuai
4.Terapi profilaktif
digunakan pada klien
54
d.Menunjukkan
prilaku hidup
sehat
Instruksi
yang mengalami
trauma ( perlukaan ),
kebocoran CSS atau
setelah
dilakukan
pembedahan
untuk
menurunkan resiko
terjadinya infeksi
Tindakan keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik, tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan diharapkan pada Nursing aders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan yang
mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan mempalisitai koping. Ada tiga tahap
dalam tindakan keperawatan yaitu : Persiapan, intervensi, dan
dokumentasi.
( Nursalam, 2001 )
Impelentasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. ( Nursalam, 2001 )
2.2.5
Evaluasi keperawatn
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan
yang
menandakan
seberapa
jauh
diagnose
55
: Keluhan-keluhan klien
O ( Obyektif )
A ( Analisa )
P ( Plan of care )
: Rencana
tindakan
keperawatan
untuk
E ( Evaluasi )
R ( Ressesment )
56
rencana
tindakan
keperawatan
klien
kilen
rencana
tindakan
keperawatan
57
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS CKS ( CEDERA KEPALA SEDANG ) DI RUANG BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DR. R. SOEDJONO SELONG
1.
Pengkajian
Identitas Klien
Nama
: Tn. S
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Suku/Bangsa
: Sasak/indonesia
Alamat
Pekerjaan
: Tani
Ruangan
: Bedah
: JPS
No RM
: 157063
Diagnosa medik
58
Tanggal masuk
: 01 Juni 2011
Tanggal dikaji
: 02 Juni 2011
: Tn. R
: Kakak kandung
Alamat
b.
Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan utama
Klien mengatakan sakit kepala
2.
59
Keterangan
--------
: Laki-laki/Perempuan
: Laki-laki/Perempuan meninggal
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum saat pengkajian
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: Respon motorik
:6
60
Respon verbal
:3
: 12
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36.0 0 C
Nadi
: 80 x / menit
Pernafasan
: 20 x / menit
c. Pemeriksaan sistematis
1). Kepala
Mata
+ 2 cm.
3).
Hidung
adanya
perdarahan
di
hidung
( rinore ).
4). Telinga
61
5). Mulut dan gigi : Lidah tampak bersih, mukosa bibir kering
dan
adanya
Perkusi
62
Perkusi
: bunyi tympani
9). Kulit
Turgor kulit baik, tidak di temukan adanya lesi, tidak sianosis,
akral
hangat
63
Rentang gerak
dan
posisinya
dalam
keluarga.
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
64
Nervus I ( olfaktorius )
Klien mampu mencium bau bauan seperti kopi dan minyak wangi.
Nervus II ( optikus )
Refleks pupil terhadap cahaya : midriasis bila kena cahaya mendekat,
miosis bila cahaya menjauh.
Nervus V ( trigeminus )
Dapat mebuka mulut dengan spontan.
Nervus X ( vagus )
Klien bisa menelan dengan baik tanpa ada gangguan.
65
Nervus XI ( acsesorius )
Klien bisa menggerakan kepala dan bahu dengan cara pelan-pelan.
d. Kebiasaan sehari-hari
Kegiatan
Pola makan / minum
Di rumah
Minum
di rumah sakit
makan
bubur
menghabiskan
dan
setengah
oleh keluarganya
Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
tidur malam pukul 21.00 selama
dirawat
menurut
66
dalam
sehari
BAB
belum BAB
Personal hygiene
Mandi
Sikat gigi
di
3).
1 x / minggu
Tidak pernah
Data penunjang
a). Laboratorium
Hasil
klien
Keramas
rawat
Normal
Satuan
67
Hb
: 13,1 g / dl
LED : 75 mm / 1 jam
L : 13 16
g / dl
P : 12 14
g / dl
L : 0-5
mm / 1 jam
P : 9-15
mm / 1 jam
Leucosit
: 6.800
4 10
ribu / ul
Trombosit
: 281.000
150 450
ribu / ul
Hematokrit
: 36,2 %
L : 42 54
P : 36 48
4). Therapi
Tanggal 01 juni 2011
Infus RL 20 Tetes / menit
Injeksi ampicilin 3 x 1 gr ( IV )
Injeksi ketorolak 3 x 1 ampul
Injeksi ranitidine 2 x 1 ampul
DIAGNOSA KEPERATAWAN
Analisa Data.
Data senjang
Penyebab
DS: Keluarga mengatakan klien
Cedera kepala
mengeluh kepalanya sakit
dan pusing.
DO :
Kerusakan jaringan otak,
kesadran somnolent
GCS : 12 ( M 6, V 3, E
3)
Tekanan intra kranial
TD : 120 / 90 mm Hg
N : 80 x / menit
Suhu : 36.0 0 C
Masalah
Perubahan
perfusi
jaringan cerebral
68
RR : 20 x / menit
Terdapat luka robek di
dahi sebelah kanan
Klien muntah
Perubahan perfusi
jaringan cerebral
Cedera kepala
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
GCS : 12 (M 6, V 3, E 3)
TD : 120 / 90 mm Hg
N : 80 x / menit
Suhu : 36.0 0 C
RR : 20 x / menit
Cedera kepala
Kerusakan jaringan
jaringan otak
Nyeri akut
Nyeri akut
69
cm dan kedalaman
cm.
+2
c.
C,
70
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn S
Ruang
: Bedah
No Hari/Tggl
Diagnosa
Keperawatan
1
2
3
1 Jumat
Perubahan
01-6perfusi jaringan
2011
cerebral
Jam 14.00 berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan
intra
cranial yang di
tandai
dengan
keluarga
klien
mengatakan
71
klien mengeluh
kepalanya sakit,
klien
tampak
gelisah,
kesadaran
somnolent,
GCS : 12 ( M 6,
V 3, E 3 ),TD :
120/90 mmHg,
N : 80 x/menit, S
: 36.0 0 C, RR :
20x/menit,
terdapat
luka
robek di dahi
sebelah kanan,
oedem
pada
palpebra, klien
muntah.
composmetis
menentukan arah
- GCS 15
tindakan
- CRT < 2 menit
selanjutnya
- Tidak muntah
- Tidak
oedem - Pertahankan
- Dengan posisi tidur
palpebra
posisi
tidur
dengna
posisi
dengan posisi
semi powler akan
kepala
20melancarkan
300 ( Semi
aliran balik vena
Powler )
kepala sehingga
mengurangi
oedema
dan
mencegah
peningkatan
tekanan
intra
cranial
4
1
3
-
6
5
Monitor
- Mencegah
asupan dan
kelebihan cairan
pengeluaran
yang
dapat
cairan
menambah cedera
cerebri dan akan
meningkatkan
tekanan
intra
cranial
Pantau
- Dalam
berbicara
tingkat
dan menunjukan
kesadaran
tingkat kesadaran
apakah klien
sadar
72
1
II
2
Jumat
01-6-2011
Jam 14.00
3
Ketidakseimban
gan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan intake
nutrisi
tidak
cukup
untuk
metabolisme
yang
ditandai
dengan Keluarga
klien
mengatakan
klien
merasa
mual
setiap
makan,
Klien
K - Penatalaksanaan
olaborasi
dan
intervensi
dengan
selajutnya
dokter untuk
program
therapy
4
Setelah
di lakukan
tindakan
keperawatan
selama
3x24
jam di harapkan
keseimbangan
nutrisi
lebih
dari kebutuhan
tubuh dengan
kreteria hasil :
- Adanya
peningkatan
BB
sesuai
dengan
tujuan
5
6
Kaji
- Meningkatkan
kemampuan
proses pencernaan
klien untuk
dan
toleransi
mendapatkan
klien
terhadap
nutrisi yang
nutrisi yang di
dibutuhkan
berikan dan dapat
meningkatkan
kerjasama klien
saat makan
Monitor
lingkungan
selama makan
- Meskipun
proses
pemulihan klien
memerlukan
bantuan makanan
atau
menggunakan alat
73
tampak lemah, - BB
sesuai
Porsi
makan
dengan TB
setengah porsi - Tidak
ada
yang telah di
tanda-tanda
siapkan oleh RS,
malnutrisi
Bibir
klien
tampak kering.
bantu, sosialisasi
waktu
makan
dengan
orang
terdekat
atau
teman
dapat
meningkatakan
pemasukan dan
menormalkan
fungsi makan
-
- Mengidentifikasi
Monitor
defesiensi nutrisi,
kadar
fungsi organ, dan
albumin,tota
respon terhadap
l protein,Hb
nutrisi tersebut
Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
memenuhi
jumlah
kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
klien
- Merupakan sumber
yang efektif untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
kalori/nutrisi
tergantung pada
usia, BB, ukuran
penyakit sekarang
( trauma, penyakit
6
5
- Timbang
BB - jantung/masalah
sesuai indikasi
metabolism
- Catat perubahan - Mengevaluasi
BB
keefektifan atau
kebutuhan
mengubah
pemberian nutrisi
III
Jumat
Nyeri
akut Setelah
74
01-6-2011
14.00
berhubungan
dengan
kerusakan
jaringan
otak
yang di tandai
dengan
Klien
mengatakan
nyeri pada luka
robek di dahi
sebelah kanan,
Klien
tampak
kesakitan, Klien
tampak
memegang
dilakukan
vital.
tindakan
keperawatan
selama
3x24
jam diharapkan
klien
- Kaji
keluhan mengungkapkan
nyeri klien.
nyeri
hilang/dapat
dikontrol,
- Catat petunjuk dengan kriteria
non-verbal
hasil :
berkaitan
- Klien tampak
dengan nyeri.
rileks
- Skala nyeri 2 - Kaji faktor yang ( 0-10 )
dapat
memperberat
dan
mengurangi
nyeri
- Ijinkan
untuk
pada
tidur
nyaman,
pengaruh
nyeriterhadap
respon
tubuh
klien.
Untuk mengetahui
derajat nyeri yang
dialami klien.
Dapat
digunakan
sebagai hubungan
untuk mendukung
derajat nyeri
Mengidentifikasi
penyebab
dan
cara kontrol nyeri.
Menurunkan
tegangan
klien
abdomen
dan
berada
menigkatkan rasa
posisi
kontrol nyeri
yang
6
3
kepalanya, Klien tampak gelisah,
Skala nyeri 5
(0-10), GCS : 12
(M 6, V 3, E 3 ), TD :120/90
mmHg,
N : 80 x /menit, Suhu : 36.0 0 C, RR : 20 x /
menit, Terdapat
luka robek di
dahi sebelah
kanan.
4
5
Klien tidak
- Ajrakan kontrol - Meningkatkan
kesakitan lagi
nyeri dengan
relaksasi
dan
Klien tidak
tekhnik nafas
kemampuan
gelisah lagi
dalam/relaksasi
koping
TD :120/90
mmHg
- Berikan ranitidin - Mengontrol nyeri
N :80 x/menit
injeksi
2x25
dengan cepat.
0
Suhu : 36.0 C
mg
RR:20 x/menit
Luka robek di
dahi sebelah
kanan cepat
kering
75
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/tggl
1
2
I
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Respon hasil
3
4
5
Perubahan perfusi jaringan - Mengukur tanda-tanda - TD : 120/90 mmHg
cerebral
berhubungan
vital
Nadi : 80 x/menit
dengan
peningkatan
Suhu : 36,00 C
tekanan intra cranial yang
RR : 20 x/menit
di tandai dengan keluarga
klien mengatakan klien - Memantau
status - Klien
menjukkan
mengeluh kepalanya sakit,
neurologis
dengan
kesadaran
yang
klien tampak gelisah,
GCS
optimal dan GCS
kesadaran somnolent, GCS
( M 6, V5, E4 =
: 12 ( M6,V3,E3 ),
15 )
TD : 120/90 mmHg,
N : 80 x/menit,
- Mepertahankan posisi Keluarga klien
0
S : 36.0 C,
tidur dengan posisi
mengerti dan mau
RR : 20x/menit, terdapat
kepala 20-300 ( Semi
mempertahankan
76
power )
II
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
respon - Klien
mampu
menjawab
pertanyaan dengan
baik dengan tepat
Ketidakseimbangan
- Mengkaji kemampuan nutrisi
kurang
dari
klien
untuk
kebutuhan
tubuh
mendapatkan nutrisi
berhubungan
dengan
yang dibutuhkan
intake nutrisi tidak cukup
untuk metabolisme yang - Memonitor lingkungan ditandai dengan Keluarga
selama makan
klien mengatakan klien
merasa
mual
setiap
makan, Klien tampak - Memonitor
kadar
lemah,
Porsi
makan
albumin,total
setengah porsi yang telah
protein,Hb
di siapkan oleh RS, Bibir
4
3
klien tampak kering.
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
77
Minggu
03-6-2011
07.00
- Mengajarkan
cara - Klien mau melakukan
menontrol
nyeri
tekhnik
nafas
dengan tekhnik nafas
dalam/relaksasi
dalam/relaksasi
untuk mengontrol
nyeri yang timbul
5
4
- Berkolaborasi
dengn Infus RL 20
dokter
dalam
Tetes/menit
pemberian obat
Injeksi ampicilin
3x1 gr ( IV )
Injeksi ketorolak
3x1 ampul
Injeksi ranitidine
2x1 ampul
78
: 12 (M6,V3,E3),
TD : 120/90 mmHg,
Klien
mau
N : 80 x/menit,
Mempertahanka
tidur dengan posisi
S : 36.0 0 C,
n posisi tidur dengan
kepala 20-300 (Semi
0
RR : 20x/menit, terdapat
posisi kepala 20-30
Powler)
luka robek di dahi sebelah
(Semi Powler)
kanan,
oedem
pada
- Mengetahui jumlah
palpebra, klien muntah.
- Memantau asupan dan
cairan yang masuk
haluaran cairan
dan yang keluar
- Mengkaji respon verbal
Klien mampu
menjawab
pertanyaan dengan
baik dengan tepat
- Berkolaborasi
dengn - Infus
RL
20
dokter
dalam
Tetes/menit
pemberian obat
Injeksi ampicilin
3x1 gr ( IV )
Injeksi ketorolak
3x1 ampul
Injeksi ranitidine
2x1 ampul
4
1
II
2
Minggu
03-6-2011
Jam 07.00
3
Ketidakseimbangan
- Mengobervasi
- Klien mua makan
nutrisi
kurang
dari
kemampuan
klien
walaupun sedikit
kebutuhan
tubuh
untuk mendapatkan
berhubungan
dengan
nutrisi
yang
intake nutrisi tidak cukup
dibutuhkan
untuk metabolisme yang
ditandai dengan Keluarga - Memantau lingkungan - Keluarga klien mau
klien mengatakan klien
selama makan
menjaga kebersihan
merasa
mual
setiap
di sekitar klien pada
makan, Klien tampak
saat makan
lemah,
Porsi
makan
setengah porsi yang telah - Memantau
kadar - Klien menunjukkan
di siapkan oleh RS, Bibir
albumin,total
kadar
albumin,
klien tampak kering.
protein,Hb
nutrisi, Hb dalam
batas normal
- Mengkolaborasi dengan - Klien mau
ahli
gizi
untuk
walaupun
makan
sedikit
79
memenuhi
jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien
yang
telah
di
sediakan oleh RS
1
I
Minggu
03-6-2011
Jam 07.00
2
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
Mengobservasi
tanda vital.
Mengobservasi keluhan
nyeri klien
- Klien mau
Mencatat petunjuk nonmenujukkan tempat
verbal
berkaitan
nyeri yang
dengan nyeri.
dirasakan
- Klien mau mengatur
Menganjurkan
klien
posisi tidurnya
untuk berada pada
sesuai yang
posisi tidur yang
dianjurkan perawat
nyaman,
3
4
5
Perubahan perfusi jaringan - Mengobservasi tanda- - TD : 120/90 mmHg
cerebral
berhubungan
tanda vital dan tingkat
Nadi : 80 x/menit
dengan
peningkatan
kesadaran klien
Suhu : 36.0 0 C.
tekanan intra cranial yang
RR : 20 x/menit
di tandai dengan keluarga
klien mengatakan klien - Berkolaborasi dengan - Infus
RL
20
mengeluh kepalanya sakit,
dokter
dalam
Tetes/menit
klien tampak gelisah,
pemberian obat
Injeksi ampicilin
kesadaran somnolent, GCS
3x1 gr ( IV )
: 12 ( M6,V3,E3 ),
Injeksi ketorolak
TD : 120/90 mmHg,
3x1 ampul
N : 80 x/menit,
Injeksi ranitidine
S : 36.0 0 C,
2x1 ampul
RR : 20x/menit, terdapat
luka robek di dahi sebelah - Memotivasi
keluarga - Keluarga klien mau
kanan,
oedem
pada
klien
untuk
mempertahankan
palpebra, klien muntah.
mempertahankan
kepala klien 20-300
posisi kepala klien
sesuai anjuran
80
perawat
II
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
Ketidakseimbangan
- Mengobervasi
- Klien mau makan
nutrisi
kurang
dari
kemampuan
klien
walaupun sedikit
kebutuhan
tubuh
untuk mendapatkan
berhubungan
dengan
nutrisi
yang
intake nutrisi tidak cukup
dibutuhkan
untuk metabolisme yang
ditandai dengan Keluarga - Memantau lingkungan - Keluarga klien
klien mengatakan klien
selama makan
mengerti cara
merasa
mual
setiap
menjaga kebersihan
makan, Klien tampak
di sekitar klien
lemah, Porsi makan
setengah porsi yang telah - Mengkolaborasi dengan - Klien mau makan
di siapkan oleh RS, Bibir
ahli
gizi
untuk
walaupun
sedikit
klien tampak kering
memenuhi
jumlah
yang
telah
di
kalori dan nutrisi yang
sediakan oleh RS
dibutuhkan klien
- Memantau BB sesuai indikasi
1
III
2
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
3
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
otak yang di tandai
dengan Klien mengatakan
nyeri pada luka robek di
dahi sebelah kanan, Klien
tampak kesakitan, Klien tampak
memegang
kepalanya, Klien tampak
gelisah, Skala nyeri 5 (0-10),
GCS
:
12
( M 6, V 3, E 3 ),
TD : 120/90 mm Hg,
N : 80 x / menit,
Suhu : 36.0 0 C,
RR : 20 x / menit,
Terdapat luka robek di
dahi sebelah kanan.
Klien
mau
menimbang
BB
seminggu sekali
4
5
Mengukur tanda-tanda - TD : 120 / 90 mm
vital.
Hg,
N : 80 x / menit,
Suhu : 36.0 0 C,
RR : 20 x / menit,
Mengobsevasi keluhan - Skala nyeri 2 (0-10)
nyeri klien
Mencatat petunjuk non- - Klien mau
verbal
berkaitan
menujukkan tempat
dengan nyeri.
nyeri yang
dirasakan
Menganjurkan
klien - Klien mau mengatur
untuk berada pada
posisi tidurnya
posisi tidur yang
dengan posisi
nyaman,
kepala 20-300 sesuai
81
yang dianjurkan
perawat
Selasa
05-6-2011
Jam 14.00
1
II
2
Selasa
05-6-2011
Jam 14.00
3
4
5
Ketidakseimbangan
- Mengobervasi
- Klien mua makan
nutrisi
kurang
dari
kemampuan
klien
walaupun sedikit
kebutuhan
tubuh
untuk mendapatkan
berhubungan
dengan
nutrisi
yang
intake nutrisi tidak cukup
dibutuhkan
untuk metabolisme yang
ditandai dengan Keluarga - Memantau lingkungan - Keluarga klien
klien mengatakan klien
selama makan
mengerti cara
merasa
mual
setiap
menjaga kebersihan
makan, Klien tampak
di sekitar klien
lemah,
Porsi
makan
setengah porsi yang telah - Mengkolaborasi dengan - Klien mau makan
di siapkan oleh RS, Bibir
ahli
gizi
untuk
walaupun
sedikit
klien tampak kering.
memenuhi
jumlah
yang
telah
di
kalori dan nutrisi yang
sediakan oleh RS
dibutuhkan klien
- Memantau BB sesuai - Klen mau menimbang
indikasi
BB seminggu sekali
82
III
Selasa
05-6-2011
Jam 14.00
1
I
2
Rabu
06-6-2011
Jam 14.00
3
4
5
Perubahan perfusi jaringan - Mengobservasi tanda- - TD :120/90 mmHg
cerebral
berhubungan
tanda vital
Nadi : 80 x/menit
dengan
peningkatan
Suhu : 36,00 C
tekanan intra cranial yang
RR : 20 x/menit
di tandai dengan keluarga
klien mengatakan klien - Memonitor
tingkat - Klien menunjukkan
mengeluh kepalanya sakit,
kesadaran klien
tingkat kesadaran
klien tampak gelisah,
yang optimal
kesadaran
somnolent,
GCS : 12 (M6,V3,E3 ),
- Melaksanakan program - Klien
mau
tidur
TD : 120/90 mmHg,
therafi dokter
dengan
posisi
N : 80 x/menit,
kepela
20-300
S : 36.0 0 C,
( Semi powler )
RR : 20x/menit, terdapat
luka robek di dahi sebelah
kanan,
oedem
pada
palpebra, klien muntah.
II
Rabu
Ketidakseimbangan
- Mengobervasi
83
06-6-2011
Jam 14.00
nutrisi
kurang
dari
kemampuan
klien
walaupun sedikit
kebutuhan
tubuh
untuk mendapatkan
berhubungan
dengan
nutrisi
yang
intake nutrisi tidak cukup
dibutuhkan
untuk metabolisme yang
ditandai dengan Keluarga - Memantau lingkungan - Keluarga klien
klien mengatakan klien
selama makan
mengerti cara
merasa
mual
setiap
menjaga kebersihan
makan, Klien tampak
di sekitar klien
lemah,
Porsi
makan
setengah porsi yang telah - Mengkolaborasi dengan - Klien mau makan
di siapkan oleh RS, Bibir
ahli
gizi
untuk
walaupun
sedikit
klien tampak kering.
memenuhi
jumlah
yang
telah
di
kalori dan nutrisi yang
sediakan oleh RS
dibutuhkan klien
- Memantau BB sesuai - Klen mau menimbang
indikasi
BB seminggu sekali
III
Rabu
06-6-2011
Jam 14.00
84
5
No
1
EVALUASI
Tggl
2
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
Diagnosa Keperawatan
Catatan perkembangan
3
4
Perubahan
perfusi
jaringan S :Keluarga klien mengatakan klien
cerebral berhubungan dengan
mengeluh kepalanya terasa sakit
peningkatan tekanan intra cranial
yang di tandai dengan keluarga O : - Kesadaran somnolent
klien mengatakan klien mengeluh
- GCS : 12 (M6,V3,E3)
kepalanya sakit, klien tampak
- Klien tampak gelisah
gelisah, kesadaran somnolent,
- Klien tampak teriak-teriak
GCS : 12 ( M 6, V 3, E 3 ),TD :
- TD : 120 / 90 mmHg
120/90 mmHg,N : 80 x/menit,
- Nadi : 74 x / mnt
0
S : 36.0 C, RR : 20x/menit,
- Pernafasan : 20 x / mnt
terdapat luka robek di dahi
- Suhu 36.50 C
sebelah kanan, oedem pada
palpebra, klien muntah.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi selanjutnya
1. Kaji tanda-tanda vital
85
II
III
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
Sabtu
02-6-2011
Jam 14.00
4
3. Monitor kadar albumin,total
protein,Hb
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memenuhi jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
klien
5. Timbang BB sesuai indikasi
Nyeri akut berhubungan dengan S : Keluarga klien mengatakan klien
kerusakan jaringan otak yang di
masih nyeri pada luka robek di
tandai dengan Klien mengatakan
dahi sebelah kanan
nyeri pada luka robek di dahi
sebelah kanan, Klien tampak O :
kesakitan,
Klien
tampak
- Klien tampak kesakitan
memegang kepalanya, Klien
- Klien
tampak
memegang
tampak gelisah, Skala nyeri 5
kepalanya
(0-10), GCS : 12 (M 6, V 3, E 3),
- Klien tampak gelisah
TD:120/90 mmHg,N: 80x/ menit,
- Skala nyeri 5
(0-10)
Suhu: 36.00 C, RR : 20x/menit,
- GCS : 12 ( M 6, V 3, E 3 )
Terdapat luka robek di dahi
- TD : 120 / 90 mm Hg
86
sebelah kanan.
N : 80 x / menit
Suhu : 36.0 0 C
RR : 20 x / menit
Terdapat luka robek di dahi
sebelah kanan.
1
I
2
Minggu
03-6-2011
Jam 07.00
3
4
Perubahan
perfusi
jaringan S:Keluarga
mengatakan
klien
cerebral berhubungan dengan
mengeluh kepalanya sakit.
peningkatan tekanan intra cranial
yang di tandai dengan keluarga O :
klien mengatakan klien mengeluh
- Kesadaran somnolent
kepalanya sakit, klien tampak
- GCS 12
gelisah, kesadaran somnolent,
- Klien
terlihat
memegangi
GCS:12(M6,V3,E3),TD:120/90m
kepalanya
mHg,
N:80 x/menit, S : 36.0
- Klien kadang terlihat gelisah
0
C,
RR : 20x/menit,
- TD : 120 / 90 mmHg
terdapat luka robek di dahi
- Nadi : 80 x / mnt
sebelah kanan, oedem pada
- Pernafasan : 20 x / mnt
palpebra, klien muntah.
- Suhu 36.70 C
- Infus RL 20 tetes / menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi perawatan
1. Kaji tanda-tanda vital
87
II
III
Minggu
03-6-2011
Jam 07.00
Minggu
03-6-2011
Jam 07.00
4
3. Pantau kadar albumin,total
protein,Hb
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memenuhi jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
klien
5. Pantau BB sesuai indikasi
88
TD : 120 / 90 mm Hg
N : 80 x / menit
Suhu : 36.0 0 C
RR : 20 x / menit
Terdapat luka robek di dahi
sebelah kanan.
1
I
2
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
3
4
Perubahan
perfusi
jaringan S : Klien mengatakan sakitnya sudah
cerebral berhubungan dengan
berkurang
peningkatan tekanan intra cranial
yang di tandai dengan keluarga O :
klien mengatakan klien mengeluh
- Kesadaran composmetis
kepalanya sakit, klien tampak
- GCS 15 (M 6, V 5, E 4)
gelisah, kesadaran somnolent,
- TD: 120 / 90 mmHg
GCS : 12 ( M 6, V 3, E 3 ),
- Nadi : 80 x / menit
TD:120/90mmHg, N : 80 x/menit,
- Pernafasan : 20 x / menit
S : 36.0 0 C, RR : 20x/menit,
- Suhu : 37.50 C
terdapat luka robek di dahi
sebelah kanan, oedem pada A : Masalah sebagian teratasi
palpebra, klien muntah.
P : Intervensi di lanjutkan
1. Observasi tanda-tanda vital dan
tingkat kesadaran klien
2. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam pemberian obat
3. Motivasi keluarga klien untuk
89
II
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
1
III
2
Senin
04-6-2011
Jam 14.00
3
Nyeri akut berhubungan dengan
kerusakan jaringan otak yang di
tandai dengan Klien mengatakan
nyeri pada luka robek di dahi
sebelah kanan, Klien tampak
kesakitan,
Klien
tampak
memegang kepalanya, Klien
tampak gelisah, Skala nyeri 5
(0-10), GCS : 12 (M 6, V 3, E 3),
TD:120/ 90 mm Hg,N:80x/menit,
Suhu : 36.0 0 C, RR : 20 x / menit
4
S : Keluarga klien mengatakan klien
nyerinya berkurang
O:
- Kesadaran composmetis
- Klien tampak tenang
- Klien tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Ukur tanda-tanda vital.
2. Obsevasi keluhan nyeri klien
3. Catat
petunjuk
non-verbal
berkaitan dengan nyeri.
4. Anjurkan klien untuk berada
pada posisi tidur yang nyaman,
90
1
II
Selasa
05-06-2011
Jam 14.00
2
Selasa
05-06-2011
Jam 14.00
Perubahan
perfusi
jaringan
cerebral berhubungan dengan
peningkatan tekanan intra cranial
yang di tandai dengan keluarga
klien mengatakan klien mengeluh
kepalanya sakit, klien tampak
gelisah, kesadaran somnolent,
GCS : 12 ( M 6, V 3, E 3 ),
TD
:
120/90
mmHg,
N : 80 x/menit, S : 36.0 0 C,
RR : 20x/menit, terdapat luka
robek di dahi sebelah kanan,
oedem pada palpebra, klien
muntah.
Kesadaran composmetis
GCS 15 (M 6, V 5, E 4)
Tekanan darah : 120 / 90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 37.50 C
3
4
Ketidakseimbangan
nutrisi S : Klien mengatakan mau makan
kurang dari kebutuhan tubuh
walaupun sedikit
berhubungan dengan intake
nutrisi tidak cukup untuk O :
metabolism yang ditandai dengan
Keadaan umum tampak lemah
Keluarga klien mengatakan klien
- Klien tampak lemah,
merasa mual setiap makan, Klien
- Porsi makan setengah porsi
tampak lemah, Porsi makan
yang telah di siapkan oleh RS,
setengah porsi yang telah di
- Bibir klien tampak kering.
siapkan oleh RS, Bibir klien
tampak kering.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
1. Obervasi kemampuan klien
untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
2. Pantau lingkungan selama
makan
91
Selasa
05-06-2011
Jam 14.00
Rabu
06-06-2011
Jam 14.00
II
Rabu
06-06-2011
P : Intervensi dilanjutkan
1. Ukur tanda-tanda vital.
2. Obsevasi keluhan nyeri klien
3. Catat petunjuk non-verbal
berkaitan dengan nyeri.
4. Anjurkan klien untuk berada
pada posisi tidur yang nyaman
Perubahan
perfusi
jaringan S : Klien mengatakan sakit kepala
cerebral berhubungan dengan
sudah berkurang
peningkatan tekanan intra cranial
yang di tandai dengan keluarga
3
4
klien mengatakan klien mengeluh O :
kepalanya sakit, klien tampak
- Kesadaran composmetis
gelisah, kesadaran somnolent,
- GCS 15 (M 6, V 5, E 4)
GCS : 12 ( M 6, V 3, E 3 ),
- Tekanan darah : 120 / 90 mmHg
TD
:
120/90
mmHg,
- Nadi : 80 x / menit
N : 80 x/menit, S : 36.0 0 C,
- Pernafasan : 20 x / menit
RR : 20x/menit, terdapat luka
- Suhu : 37.50 C
robek di dahi sebelah kanan,
oedem pada palpebra, klien A : Masalah sebagian teratasi
muntah.
P : Intervensi di lanjutkan
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Laksanakan program therafi
dokter
Ketidakseimbangan
nutrisi S
kurang dari kebutuhan tubuh
92
Jam 14.00
1
III
2
Rabu
06-06-2011
Jam 14.00
3
Nyeri akut berhubungan dengan
kerusakan jaringan otak yang di
tandai dengan Klien mengatakan
nyeri pada luka robek di dahi
sebelah kanan, Klien tampak
kesakitan,
Klien
tampak
memegang kepalanya, Klien
tampak gelisah, Skala nyeri 5
(0-10), GCS : 12 ( M 6, V 3, E
3 ), TD : 120 / 90 mm Hg, N :
80 x / menit, Suhu : 36.0 0 C,
RR : 20 x /
4
S : Keluarga klien mengatakan klien
nyerinya berkurang
O:
-
Kesadaran composmetis
Klien tampak tenang
Klien tidak gelisah
93
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai penutup dalam karya tulis ini, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan berdasarkan lima tahap proses keperawatan dan memberikan beberapa
saran yang kiranya dapat di jadikan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien cedera kepala sedang khususnya dan klien lainnya pada
umumnya
A. Kesimpulan
94
95
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan
untuk menentukan dan mengetahui seberapa jauh keberhasilan tindakan
keperawatan yang telah di lakukan. Dari 3 diagnosa keperawatan yang
muncul yang berhasil diatasi adalah risiko injury dan defisit perawatan,
sedangkan untuk perubahan perfusi jaringan cerebral teratasi sebagian.
Adapun
metode
yang
digunakan
dalam
melaksanakan
avaluasi
96
B. Saran
Berdasarkan temuan yang didapatkan selama memberikan asuhan
keperawatan dengan cedera kepala sedang maka penulis mengajukan beberapa
saran yang ditujukan kepada sebagai berikut :
1. Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan keperawatan yang memadai untuk menunjang penatalaksanaan
pada klien dengan cedera kepala sedang, seperti perlu dilengkapinya alatalat pemeriksaan fisik dan tersedianya tempat tidur otomatis dengan
pengaman atau bad plang. Mengingat sarana keperawatan dari aspek
dokumentasi berupa belangko dan format-format yang dibutuhkan masih
dirasakan terbatas. Disamping itu bentuk pendokumentasian dari masingmasing ruang keperawatan lebih belum seragam sehingga penulis
mengharapkan
untuk
keterlibatan
institusi
pendidikan
dalam
ilmu
pengetahuan,
memotivasi
mahasiswa,
dan
97
DAFTAR PUSTAKA
98
Valerie C. Scanlon Tina Sanders ( 2006 ) . Buku ajar anatomi dan fisiologi.
EGC . Jakarta.