HEMIPARESE SINISTRA
A. Latar belakang
voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan gerakan yang
mendadak pada otak, karena adanya kerusakan pada sistem saraf pusat yang
2008).
oleh berkurangnya suplai darah, kerusakan jaringan oleh trauma atau infeksi,
voluntar suar tapi masih bisa dilakukan walapun dengan gerakan terbatas.
atau paralisis parsial mengenai satu sisi tubuh. Seseorang mengalami penyakit
otak, karena adanya kerusakan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan
perhatian hanya kepada sesuatu yang berada dalam lapang pandang yang
pusat computer dan semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak
didalam rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
dewasa. Otak menerima 20% dan seluruh curah jantung dan membutuhkan
sekitar 20% dari pemakaian O2 tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling
O2 serta glukosa melalui aliran darah tetap konstan karena jaringan otak
sangat rapuh. Bila aliran darah ke otak terhenti selama 10 detik saja dapat
pusat integritas dan koordinasi organ dan system efektor perifer tubuh dan
lobus, yaitu: lobus frontal, pariental, temporal dan oksipital, fungsi dari setiap
lobus berbeda-beda. Lobus frontal terlihat dalam mental, emosi, dan fungsi
fisik. Bagian anterior mempunyai peran dalam control tingkah laku social,
pada satu sisi bagian tubuh yang lain diterjemahkna melalui lobus pariental
bagian kontra lateral. Sensasi somatic yang diterima dalah nyeri, temperature,
sentuhan dan tekanan, lobus pariental juga berperan dalam proses memory.
Lobus oksipital mengandung daerah veiseral primer dan daerah gabungan
rasa.
D. Etiologi
2. Infark otak
3. Pendarahan Intraserebral
4. Pendarahan Subaraknoid
5. Kecelakaan
1. Trombosis
masih hidup, serta bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher.
disekitarnya.
2. Embolisme serebral
Embolisme serebral adalah bekuan darah dan material lain yang dibawa
otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
serebri.
3. Iskemia serebri
menerima sekitar 60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit.
Jika alirah darah aliran darah serebri 20 ml/menit timbul gejala iskemia
4. Hemoragi serebral
a) Perokok.
c) DM.
E. Klasifikasi
1. Kanan (dextra)
Terjadi akibat kerusakan otak sisi kiri yaitu bagian yang mengontrol
2. Kiri (sinistra)
Terjadi akibat kerusakan otak sisi kanan yaitu bagian yang mengontrol
Hemiparesis yang disebabkan oleh cidera otak belakang. Cedera ini dapat
keseimbangan tubuh.
4. Hemiparesis murni
F. Manifestasi Klinis
kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia >50 tahun.
nyeri kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktivitas
atau emosi/ marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering
serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60% terjadi
kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam sampai 2 jam, dan 12%
Pada pasien PSA gejala prodomal berupa nyeri kepala hebat dari akut,
rangsangan maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena
terhadap stimulus.
paralysis.
3) Penurunan penglihatan.
5) Pelo / disartria.
G. Komplikasi
a) Aspirasi.
b) Paralitic illeus.
c) Atrial fibrilasi.
d) Diabetus insipidus.
e) Peningkatan TIK.
f) Hidrochepalus.
H. Patofisiologi
bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak atas dan bawah (Swart,
2002)
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lambat atau makin cepat) pada gangguan lokal
maka fungsi otak akan terganggu dan salah satunya adalah hemiparese
Strees
Adrenalin meningkat
Takikardi
Stroke iskemik
Hemiparese
perifer anoreksia
Gangguan
immobilitas fisik
nekrosis
Nutrisi < kebutuhan
a. Miografi
b. CT scan
c. Angiografi
d. MRT
e. EEG
f. EMG
2. Laboratorium
a. Darah
b. Urine
c. Cairan serebrospinal
J. Penatalaksanaan
1. Demam
2. Nutrisi
Bila pasien sadar penuh tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan
memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah
perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah. Bila
tes menelan negative dan pasien dengan kesadaran menurun, berikan
3. Hidrasi intravena
4. Glukosa
iskemia. Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia belum
jelas, tetapi para ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar glukosa darah
sewaktu >200 mg/dl) harus dicegah. Skala luncur (Sliding scale) setiap 5
5. Perawatan paru
6. Aktivitas
pasif pada pasien yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan
dapat juga mencegah pemendekan tendon achilles. Posisi kepala 300 dari
bidang horisontal untuk menjamin aliran darah yang dekuat ke otak dan
neurologis.
7. Neurorestorasi dini
terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Yuli Reny. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : CV TRANS
INFO MEDIA