Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMIPARESE SINISTRA

A. Latarbelakang
Paresis (kelemahan) adalah hilangnya tenaga otot sehingga gerak
voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan gerakan yang
terbatas. Paresis disebabkan oleh kerusakan yang menyeluruh, tetapi belum
menruntuhkan semua neuron korteks piramidalis sesisi, menimbulkan
kelumpuhan pada belahan tubuh kontralateral yang ringan sampai
berat(Harsono, 2011). Hemiparase merupakan kelemahan separuh badan yang
disebabkan oleh stroke ischemic yang menimbulkan deficit neurologis
mendadak pada otak, karena adanya kerusakan pada sistem saraf pusat yang
menyebabkan gangguan motorik pada anggota bagian bawah (Batticaca, 2008).
Hemiparase yang terjadi memberikan gambaran bahwa adanya
kelainan  atau lesi sepanjang traktus piramidalis. Lesi ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya suplai darah, kerusakan jaringan oleh trauma atau infeksi, ataupun
penekanan  langsung dan tidak langsung oleh massa hematoma, abses, dan
tumor. Hal tersebut selanjutnya akan mengakibatkan adanya gangguan pada
tractus kortikospinalis yang bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak
atas dan bawah (Swart,2012).

B. Pengertian
Paresis atau kelemahan adalah hilangnya tenaga otot sehingga gerak
voluntar suar tapi masih bisa dilakukan walapun dengan gerakan terbatas. Salah
satu jenis paresis yaitu hemiparase(Harsono, 2011). Hemiparase berasal dari
kata (hemiparesis: hemi+paresis) yang artinya Kelemahan otot atau paralisis
parsial mengenai satu sisi tubuh. Seseorang mengalami penyakit ini disebut
‘hemiparetic’ (W.A Newman, 2012).
Hemiparase merupakan kelemahan separuh badan yang disebabkan oleh
stroke ischemic yang menimbulkan deficit neurologis mendadak pada otak,
karena adanya kerusakan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan
motorik pada anggota bagian bawah (Batticaca, 2008). Hemiparase yang terjadi
memberikan gambaran bahwa adanya kelainan  atau lesi sepanjang traktus
piramidalis. Lesi ini dapat disebabkan oleh berkurangnya suplai darah,
kerusakan jaringan oleh trauma atau infeksi, ataupun penekanan  langsung dan
tidak langsung oleh massa hematoma, abses, dan tumor. Hal tersebut selanjutnya
akan mengakibatkan adanya gangguan pada tractus kortikospinalis yang
bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak atas dan bawah (Swart,2012).
Hemiparese sinistra adalah kerusakan pada sisi sebelah kanan otak yang
menyebabkan kelemahan tubuh bagian kiri. Pasien dengan kelumpuhan sebelah
kiri sering memperlihatkan ketidakmampuan persepsi visuomotor, kehilangan
memori visual dan mengabaikan sisi kiri. Penderita memberikan perhatian hanya
kepada sesuatu yang berada dalam lapang pandang yang dapat dilihat
(Harsono, 2016).

C. Anatomi Fisiologi
Otak merupakan suatu alat yang sangat penting karena merupakan pusat
computer dan semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak didalam
rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
Berat jaringan otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat orang
dewasa. Otak menerima 20% dan seluruh curah jantung dan membutuhkan
sekitar 20% dari pemakaian O2 tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling
banyak memakai energy dalam seluruh tubuh manusia dan membutuhkan
O2 serta glukosa melalui aliran darah tetap konstan karena jaringan otak sangat
rapuh. Bila aliran darah ke otak terhenti selama 10 detik saja dapat
mengakibatkan kesadaran mungkin sudah akan hilang dan dalam beberapa menit
saja dapat menimbulkan kerusakan irreversibel yang kritis sebagai pusat
integritas dan koordinasi organ dan system efektor perifer tubuh dan berfungsi
sebagai penerima informasi mengeluarkan implus dan tingkah laku.
Bagian-bagian hemisfer otak. Setiap hemisfer serebri dibagi dalam 4
lobus, yaitu: lobus frontal, pariental, temporal dan oksipital, fungsi dari setiap
lobus berbeda-beda. Lobus frontal terlihat dalam mental, emosi, dan fungsi fisik.
Bagian anterior mempunyai peran dalam control tingkah laku social, pendapat
dan aktivitas intelektual yang kompleks, bagian sentral dan posterior mengatur
fungsi motorik.
Lobus parietal, menterjemahkan input sensorik sensasi yang dirasakan
pada satu sisi bagian tubuh yang lain diterjemahkan melalui lobus pariental
bagian kontra lateral. Sensasi somatic yang diterima adalah nyeri, temperature,
sentuhan dan tekanan, lobus pariental juga berperan dalam proses memory.
Lobus oksipital mengandung daerah veiseral primer dan daerah gabungan
visual. Daerah visual primer menerima informasi dan menafsirkan warna. Lobus
temporalis berfungsi dalam sensorik pendengaran, penciuman dan rasa.

D. Etiologi
Hemiparase disebabkan oleh cerebral palsy atau kerusakan otak. Cerebral
Palsy disebabkan oleh:
1. Stroke non hemoragik
2. Infark otak
3. Pendarahan Intraserebral
4. Pendarahan Subaraknoid
5. Kecelakaan
6. Kelahiran bayi prematur (Swart, 2018)

Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian


(Brunner dan Suddarth, 2018.)

a. Trombosis

Trombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulan dalam


sistem vascular (yaitu pembuluh darah atau jantung) selama manusia
masih hidup, serta bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher.
Koagulan darah dinamakan trombus. Akumulasi darah yang membeku
diluar system vaskular, tidak disebut sebagai trombus. Trombosis ini
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema
disekitarnya.
b. Embolisme serebral
Embolis meserebral adalah bekuan darahdan material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh lain. Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
trombus di jantung yang terlepas dan menyumbat system arterie serebri.

c. Iskemia serebri
Iskemia  adalah penurunan aliran darah ke area otak. Otak normalnya
menerima sekitar 60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit. Jika
aliran darah serebri 20 ml/menit timbul gejala iskemia dan infark yang
disebabkan oleh banyak factor yaitu hemoragi, emboli, thrombosis dan
penyakit lain.

d. Hemoragiserebral
Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan
pendarahan kedalam jaringan otak atau ruangan sekitar otak. Pendarahan
intraserebral dan intracranial meliputi pendarahan didalam ruang
subarachnoid atau didalam jaringan otak sendiri. Pendarahan ini dapat
terjadi karena arterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak. Pecahnya
pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas
pembuluh darah otak sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi
pembuluh darah mudah pecah.

Faktorresikoterjadinya stroke ada2 :

1) Faktorresiko yang dapatdiobati/dicegah :


a) Perokok.
b) Penyakitjantung ( FibrilasiJantung )
c) Tekanandarahtinggi.
d) Peningkatanjumlahseldarahmerah( Policitemia).
e) Transient Ischemic Attack ( TIAs)
2) Faktorresiko yang tidakdapatdiubah :
a) Usia di atas 65.
b)  Peningkatan tekanan karotis (indikasi terjadinya artheriosklerosis
yang meningkatkan resiko serangan stroke).
c)  DM.
d) Keturunan (keluarga ada stroke).
e) Pernah terserang stroke.
f) Race (kulit hitam lebih tinggi).
g) Sex (laki-laki lebih 30 % dari pada wanita).

E. Klasifikasi
1. Kanan (dextra)
Terjadi akibat kerusakan otak sisi kiri yaitu bagian yang mengontrol perihal
berbicara dan bahasa.
2. Kiri (sinistra)
Terjadi akibat kerusakan otak sisi kanan yaitu bagian yang mengontrol proses
belajar, beberapa jenis perilaku juga komunikasi non verbal.
3. Ataxia
Hemiparesis yang disebabkan oleh cidera otak belakang. Cedera ini dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengkoordinir gerakan, hal ini
dapat menyebabkan kesulitan berjalan dan mengalami gangguan
keseimbangan tubuh.
4. Hemiparesis murni
Orang yang mengalami hemiparesis ini akan mengalami kelemahan pada
kaki, lengan juga otot wajah
5. Hemiparesis bersifat menetap
Artinya tidak bisa disembuhkan secara total. Adapun upaya-upaya untuk
membantu si penderita adalah dengan cara fisioterapi. Dengan demikian si
penderita dapat dilatih untuk memaksimalkan kemampuan otot anggota
geraknya yang terkena hemiparesis(Harsono, 2011).
F. Manifestasi Klinis
Pada hemiparesis, gejala utamanya adalah timbulnya defisit neurologis
secara mendadak/subakut, di dahului gejala prodromal, terjadinya pada waktu
istirahat/bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila
embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia >50 tahun. Menurut WHO
dalam international Statistical Dessification Of Disease And Related Health
Problem 10th revitoan, stroke hemoragik di bagi atas:
1. Pendarahan Intraserebral (PIS)
Hemiparesis akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri
kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktivitas atau
emosi/ marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering
terdapat pada permulaan serangan.Hemiparesis biasa terjadi pada permulaan
serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60% terjadi
kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam sampai 2 jam, dan 12%
terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari).

2. Pendarahan Subaraknoid (PSA)


Pada pasien PSA gejala prodomal berupa nyeri kepala hebat dari akut,
kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada gejala/tanda
rangsangan maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena
pecahnya aneurisma pada arteri komuinikans anterior atau arteri karotis
interna.Gejala neurologis tergantung pada berat ringannya gangguan
pembuluh darah dan lokasinya(Swart,2002).

Jika terjadi peningkatan TIK maka dijumpai tanda dan gejala :


a. Perubahan tingkat kesadaran : penurunan orientasi dan respons terhadap
stimulus.
b. Perubahan kemampuan gerak ekstrimitas : kelemahan sampai paralysis.
c. Perubahan ukuran pupil : bilateral atau unilateral dilatasi. Unilateral tanda
dari perdarahan cerebral.
d. Perubahan tanda vital : nadi rendah, tekanan nadi melebar, nafas irreguler,
peningkatan suhu tubuh.
e. Keluhan kepala pusing.
f. Muntah projectile (tanpa adanya rangsangan).

Adapun tanda dan gejala lainnya, antara lain :


1) Kelumpuhan dan kelemahan.
2) Penurunan penglihatan.
3) Deficit kognitif dan bahasa (komunikasi).
4) Pelo / disartria.
5) Kerusakan Nervus Kranialis.
6) Inkontinensia alvi dan uri.

G. Komplikasi
1. Aspirasi.
2. Paralitic illeus.
3. Atrial fibrilasi.
4. Diabetus insipidus.
5. Peningkatan TIK.
6.  Hidrochepalus.

H. Patofisiologi
Paresis (kelemahan otot pada lengan dan tungkai) adalah kerusakan yang
menyeluruh, tetapi belum meruntuhkan semua neuron korteks piramidalis.
Hemiparase yang terjadi memberikan gambaran bahwa adanya kelainan  atau
lesi sepanjang traktus piramidalis. Lesi ini dapat disebabkan oleh berkurangnya
suplai darah, kerusakan jaringan oleh trauma atau infeksi, ataupun
penekanan  langsung dan tidak langsung oleh massa hematoma, abses, dan
tumor. Hal tersebut selanjutnya akan mengakibatkan adanya gangguan pada
tractus kortikospinalis yang bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak
atas dan bawah (Swart, 2002)
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah
(makin lambat atau makin cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli,
perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena
gangguan paru dan jantung). Apabila otak mengalami iskemik atau terjadi
perdarahan dan terjadi peningkatan TIK, maka fungsi otak akan terganggu dan
salah satunya adalah hemiparese(W.A Newman, 2002).
PATHWAYS

Stress

Adrenalin meningkat

Takikardi

Curah jantung naik Hipertensi

Suplay O2 ke otak naik

Stroke iskemik

Hemiparese

Kelemahan tendon vasodilatasi pembuluh Mual , muntah


perifer
Anoreksia
Gangguan
immobilitas kerusakan jaringan
fisik perifer Penurunan berat
badan
Nekrosis
Nutrisi kurag
dari kebutuhan
tubuh
Gangguan
citra tubuh
I. PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan radiologi sistem saraf
a. Miografi
b. CT scan
c. Angiografi
d. MRT
e. EEG
f. EMG

2. Laboratorium
a. Darah
b. Urine
c. Cairan serebrospinal

J. Penatalaksanaan

1. Demam
Dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus diobati secara agresif
dengan antipiretik (asetaminofen) atau kompres dingin, jika diperlukan.
Penyebab demam sering adalah pneumonia aspirasi, lakukan kultur darah dan
urine kemudian berikan antibiotik intravena secara empiris (sulbenisilin,
sepalosporin) dan terapi akhir sesuai hasil kultur.
2. Nutrisi
Bila pasien sadar penuh tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan
memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah
dudukdan kepala fleksi ke depan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan
pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah. Bila tes menelan
negative dan pasien dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral
melalui pipa nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset
stroke.
3. Hidrasi intravena
Hipovolemik sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid
isotonik. Cairan hipotonis (misalnya dektrosa 5% dalam air, larutan NaCl
0,45%) dapat memperhebat edema serebri dan harus dihindari.
4. Glukosa
Hiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan eksaserbasi iskemia.
Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia belum jelas, tetapi para
ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl)
harus dicegah. Skala luncur (Sliding scale) setiap 5 jam selama 3-5 hari sejak
onset stroke.
5. Perawatan paru
Fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atelaksis paru
pada pasien yang tidak bergerak.
6. Aktivitas
Pasien harus dimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi sedini mungkin bial
kondisi klinis neurlogis dan hemodinamik stabil. Untuk fisoterapi pasif pada
pasien yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2
jam untuk mencegah dekubitus, latihan gerak sendi anggota badan secara
pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur. Splin tumit untuk
mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat juga mencegah
pemendekan tendon achilles.
7. Neurorestorasi dini
Stimulasi sensorik, kognitifm memori, bahasa, emosi serta otak yang
terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Yuli Reny.(2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : CV TRANS INFO
MEDIA

Batticaca, Fransisca,B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

Brunner &Suddarth.2018. Keperawatan Medical-BedahVol 2.Jakarta : EGC

Harsono. (2011). Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: GAJAH MADA


UNIVERSITY PRESS

Newman W A. (2012) . Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Nurarif, A., H.,& Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC. Jakarta : Media Action

Swart. (2012). Buku Ajar Diagnostic Fisik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai