A. KONSEP DASAR
I. Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostiridium
tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti
kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester
dan otot rangka.
II. Etiologi
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang
berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin
yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan
kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya teteanus ini terutama oleh
clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan
yang salah.
III. patofisiologi
Suasana yang memungkinkan organisme anaerob berploriferasi dapat disebabkan
berbagai keadaan antara lain :
a. luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan kaleng, pisau,
cangkul dan lain-lain.
b. Luka karena kecelakaan kerja (kena parang0, kecelakaan lalu lintas.
c. Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga dan tonsil.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
kejang suhu dapat naik 2-4 derakat celsius dari normal, diaphoresis, takikardia
dan sulit menelan.
VIII.
Prognosa
Sangat buruk bila ada OMP (Otitis Media Purulenta), luka pada kulit kepala.
b.
c.
x.
Penatalaksanaan
a.
Umum
2.
3.
Agen anti cemas ; Diazepam (valium) 0,2 mg/kg BB IM atau IV tiap 3-4 jam,
dosis ditingkatkan dengan beratnya kejang sampai 9,5 mg/kg BB/24 jam untuk
dewasa.
4.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
5.
6.
Pemberian Penisilin G cair 10-20 juta iu (dosis terbagi0 dapat diganti dengan
tetraciklin atau klinamisin untuk membunuh klostirida vegetatif.
7.
8.
9.
b.
Pembedahan
1.
2.
Gambaran Patofisiologi
Individu terkena
Ekssotoksin
Faktor penyebab :
Kuman anaerob (Closteridium
tetani)
Lain-lain :
Neurotoksi
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Kekakuan otot
Lokal
Generalisata
-trismus
Sistem
- opistotonus
pencernaan
-risus sardonikud
Sistem pernafasan
Susunan Saraf
Pusat
- kekakuan otot
Tekanan intra
dinding perut
Gangguan
- ekstremitas
metabolik dan
Status konvulsi
(ekstremitas atas
proses
pencernaan
kranial meningkat
bawah ekstensi)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Kerusakan satu
atau beberapa
hipoksia
saraf pusat.
- Proses
gagal nafas
supuratif :
eliminasi BAB
terganggu
- Gangguan
prone
pemenuhan
- Hentikan kejang
nutrisi
(Ventilator
- cari penyebab
keluampuhan
Mekanik/Respirator)
- atasi penyulit
- debridemment
Masalah keperawatan :
- Netralisis tetani
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
B. ASUHAN KEPERWATAN
II. Pengkajian
!. Pengkajian Umum
a.
Riwayat penyakit sekarang; adanya luka parah atau luka bakar dan imunisasi
yang tidak adekuat.
b.
Sistem Pernafasan ; dyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi otot pernafasan
c.
d.
e.
Sistem perkemihan; retensi urine (distensi kandung kencing dan urine out put
tidak ada/oliguria)
f.
g.
2. Setelah dianalisa dari data yang ada maka timbul beberapa masalah keperawtan
atau amasalah kolaboratif.
a.
b.
Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme
otot-otot pernafasan.
c.
d.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
pengunyah
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a.
sianosis,
dyspneu, batuk tidak efektif disertai dengan sputum dan atau lendir, hasil
pemeriksaan lab, Analisa Gasa Darah abnormal (Asidosis Respiratorik)
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria :
- Klien tidak sesak, lendir atau sleam tidak ada
- Pernafasan 16-18 kali/menit
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak ada tambahan otot pernafasan
- Hasil pemeriksaan laboratorium darah Analisa Gas Darah dalam batas normal
(pH= 7,35-7,45 ; PCO2 = 35-45 mmHg, PO2 = 80-100 mmHg)
Intervensi dan Rasional
1. Bebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi kepala ekstensi
R/ Secara anatomi posisi kepala ekstensi merupakan cara untuk meluruskan rongga
pernafasan sehingga proses respiransi tetap berjalan lancar dengan menyingkirkan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
b. Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme
otot-otot pernafasan, yang ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-otot
pernafasan, adanya lendir dan sekret yang menumpuk.
Tujuan : Pola nafas teratur dan normal
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Kriteria :
-
Tidak sianosis.
R/ Indikasi adanya penyimpangan atau kelaianan dari pernafasan dapat dilihat dari
frekuensi, jenis pernafasan,kemampuan dan irama nafas.
2.
R/ Jalan nafas yang longgar dan tidak ada sumbatan proses respirasi dapat berjalan
dengan lancar.
3.
Oksigenasi
R/ Kompensasi tubuh terhadap gangguan proses difusi dan perfusi jaringan dapat
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
c.
R/ Iklim lingkungan dapat mempengaruhi kondisi dan suhu tubuh individu sebagai
suatu proses adaptasi melalui proses evaporasi dan konveksi.
2.
R/ Kompres dingin merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh dengan
cara proses konduksi.
6.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
BB optimal
Intake adekuat
R/ Dampak dari tetanus adalah adanya kekakuan dari otot pengunyah sehingga klien
mengalami kesulitan menelan dan kadang timbul refflek balik atau kesedak. Dengan
tingkat pengetahuan yang adequat diharapkan klien dapat berpartsipatif dan
kooperatif dalam program diit.
2.
Kolaboratif :
a.
R/ Diit yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dari tingkat membuka mulut dan
proses mengunyah.
b.
R/ NGT dapat berfungsi sebagai masuknya makanan juga untuk memberikan obat.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KEJANG GENERALISATA DAN GAGAL NAFAS
DISERTAI SEPSIS DAN MULTIPLE DISFUNGSI ORGAN SYNDROM (MDOS)
I.
PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama
: Tn. M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta (petani)
Pendidikan
:SD
Alamat
: Lamongan
MRS
: 3 Juli 2001
Tanggal pengkajian
B. Riwayat Keperawatan
a.
Keluhan utama
Kejang
b.
Tanggal 26 Juni 2001 klien terkena tusuk sate pada ibu jari kanan dan dilakukan
perawatan secara mandiri dengan memberikan obat merah.
Tanggal 29 Juni 2001 klien merasa panas dan meriang diserta kemeng-kemeng pada
bekas lukan tusuk tersebut, sehingga dibawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
luka secara kross kemudian di rujuk ke rumah sakit muhammadiyah lamongan selama
dua hari.
Tanggal 1 Juli 2001 tampak penyakitnya tambah berat makan klien dirujuk ke RSDS
melalui IRD dan dibawa ke ruang bedah G yang secara intensif perlu perawatan di
ICU GBPT yang diobservasi dengan pemasangan mekanikal ventilator dan monitor
tanda-tanda vital.
c.
Tahun 1996 klien pernah menderita penyakit kencing batu hasil diperiksaan dari
dokter ssswasta dan mendapat pengobatan secara serrial sehingga penyaktinya
tertanggulangi.
d.
persepsi keluarga terhadap kondisi penyakit yang diderita klien diperlukan suatu
perawatan yang baik dan intensif agar supaya sembuh dan berkumpul kembali
dengan keluarganya.
Selama di ICU GBPT keluarga klien (anak I) pernah menjenguk atau melihat
kondisi klien, dengan kesan bahwa belum menampakan adanya kesadaran
dankemajuan yang diharapkan.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Sistem Pernafasan
EEP = 5
Sp O2 97 %
b.
Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah 135/95 mmHg, nadi 120 kali/menit, ikterus (-), anemis (-)
Terpasang infus RL 500 cc/24 jam pada vena subclavia yang digabung dengan
pemasangan CVP dan Diazepan Syrings Pumps
Terpasang monitor dengan 3 elektroda pada dada kiri dua buah dan kanan satu
buah, manset tensi terrpadang pada lengan kanan.
c.
Kejang jam 08.00 WIB tonik dan diikuti kejang general setelah jam 08.00 WIB
kejang terkendali denga pemberian diazepam syrings pumps
Status konvulsi (-), kejang loka dan umum masih didapatkan walaupun samar,
trismus minimal
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Persepsi sensori :
Pendengaran D/s (+)
Pengecapan trismus, lidah kaku
Penglihatan refleks (-)
Perabaan peka rangsangan (eksternal rangsangan)
d.
Sistem Perkemihan
Terpasang ddower cateter dengan produksi kencing tiap jam (jam 08.00=25 cc,
09.00=10 cc, 10.00=50 cc, 11.00=30 cc, 12.00=35, 13.00=40 cc), warna kuning
pekat, bau (-+)
Infeksi saluran kencing (-), odema (-), scrotum (+), pubis (+)
e.
Sistem Pencernaan
Belum bisa BAB sejang 7 hari yang lalu (sejak sakit kejang)
Nutrisi, klien mendapatkan isocal 6 x 250 cc selama 24 jam ditambah ekstra juice
buah 250 cc
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
f.
Kekuatan otot o/o kaarena pengaruh dari pemeberian diazepam syring pump 2,1
ml/jam
Kulit warna kulit sawomatang, sianosis (-), icterus (-), kemerahan (+), akral
hangat, turgor kulit baik (elastis)
D. Psikososial
-
Hubungan keluarga dengan klien sebelum sakit baik begitu juga dengan keluaagr
aseekitar
E. Spiritual
-
Keyakinan keluagra bahwa semua itu ada yang mengatur kita hanya bisa
berusaha dan yang menentukan keadaan sesuatu adalah yang ddi atas sana
(Tuhan)
Agama islam dan keyakinan bahwa kita perlu berdoa untuk memohonkan dan
minta pad atuhan agaar diberi ketabahan dan ketengan baik yang sedang sakit
9klien) maupun keluagr yang sedang menunggu.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
F. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 3 Juli 2001
1.
Pemeriksaan darah
Hb
: 14,8 gr%
Leukosit
: 12x109
Trombosit
: 222x109
PCV
: 0,49
(13,4-17,7 gr %)
(4,3-6,3 x109)
(150-350x109)
: 7,236
- PCO2
- PO2
: 66,3 mmHg
: 33,2 mmHg
- HCO3-
: 37,5 mmol/L
- BE
: 0.0
- O2 St
: 52,9 %
2.
: 3,7
: 134
Pemeriksaan kutur
Hasil pemeriksaan kultur darah diapatkan gram coccus grma positif dan batang gram
negatif.
: 14,1
Eritrosit
: 4,25
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Hb
: 13,8 gr%
PCV
: 41,8
MCH
: 32,5
MCHC
: 33,0
Trombosit (Plt)
: 120
Diff Count
: Eos/Bas/St/Seg/Sym/Mo = 2/-/-/90/8/-
LED
:5
(<1,5)
BUN
: 53
(9-18 mg/dl)
Creatini
: 2,8
(< 1,52)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
G. Anaalisa data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Subyektif :
Obyketif :
Bentuk dada simetris, retraksi (+), RR 15 x/mn,pernafasan vesikuler, suara
tambahan didapatkan ronchi +/+, wheasing -/-, sianosis (-), ekspansi dada
inpirasi dan ekspirasi simetris, suara nafas ngogrok, peeernaaafasan cuping
pemenuhan
Inadequasi
obstruksi ETT
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Pemasangan
EEP = 5
(ETT)
Sp O2 97 %
ventilator
mekanin
Risiko infeksi saluran nafas
Pemeriksaan darah
Hb
: 14,8 gr%
Leukosit
: 12x109
penyakit
(pneumonia)
(diagnosa kolaboratif)
: 66,3 mmHg
: 33,2 mmHg
- HCO3- BE
: 7,236
- PCO2
- PO2
: 37,5 mmol/L
: 0.0
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
penyerta
- O2 St
: 52,9 %
: 3,7
: 134
Subyektif :
Obyektif :
-
Tekanan darah 135/95 mmHg, nadi 120 kali/menit, ikterus (-), anemis (-), menurun
suhu 40oC (trect)
Ketidakseimbangan
elektrolit
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
cairan
dan
Terpasang infus RL 500 cc/24 jam pada vena subclavia yang digabung
dengan pemasangan CVP dan Diazepan Syrings Pumps
Terpasang monitor dengan 3 elektroda pada dada kiri dua buah dan kanan
satu buah, manset tensi terrpadang pada lengan kanan.
: 3,7
: 134
Subyektif :
Obyektif :
-
Kejang jam 08.00 WIB tonik dan diikuti kejang general setelah jam 08.00
WIB kejang terkendali denga pemberian diazepam syrings pumps
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Status konvulsi (-), kejang loka dan umum masih didapatkan walaupun
samar, trismus minimal
Persepsi sensori :
Ekternal rangsangan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Terpasang ddower cateter dengan produksi kencing tiap jam (jam Kesadaran menurun sebagai pengaruh
08.00=25 cc, 09.00=10 cc, 10.00=50 cc, 11.00=30 cc, 12.00=35, dari terapeutik (diazepam efek)
13.00=40 cc), warna kuning pekat, bau (-+)
Infeksi saluran kencing (-), odema (-), scrotum (+), pubis (+)
Subyektif :
Obyektif :
-
Pemasangan kateter
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Belum bisa BAB sejak 7 hari yang lalu (sejak sakit kejang)
Risiko
kencing
terjadi
infeksi
saluran
Subyektif :
Obyektif :
-
kebutuhan tubuh
Kulit warna kulit sawomatang, sianosis (-), icterus (-), kemerahan (+), Imobilisasi
akral hangat, turgor kulit baik (elastis)
Rambut hitam kurang terawat, jenggot dan kumis tebal, personal higiene
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
kurang
Subyektif :
-
Kebutuhan
Hubungan keluarga dengan klien sebelum sakit baik begitu juga dengan
kurang
personal
higiene
keluaagr aseekitar
Imobilisasi
Subyektif :
-
Keyakinan keluagra bahwa semua itu ada yang mengatur kita hanya bisa
berusaha dan yang menentukan keadaan sesuatu adalah yang di atas sana
kulit
(Tuhan)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Agama islam dan keyakinan bahwa kita perlu berdoa untuk memohonkan
dan minta pad atuhan agaar diberi ketabahan dan ketengan baik yang
sedang sakit (klien) maupun keluagr yang sedang menunggu.
Proses penyakitnya
Subyektif :
Obyektif :
Post trakeeostmi
Trakeotami (5-07-2001)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
H. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Risiko terjadi infeksi saluran kencing berhubungan dengan pemasangan kateter
11. Pemenuhan
nutrisi
kurang
ari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
I. Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DAN KRITERIA
Ketidakefektifan
1. Bebaskan jalan nafas dengan mengatur 1. Secara anatomi posisi kepala ekstensi merupakan
cara untuk meluruskan rongga pernafasan sehingga
Kriteria :
08.30 WIB
RASIONALISASI
nafas
berhubungan
dengan
pe-umpukan - Pernafasan
2.
16-18
ada
cuping hidung
pernafasan 2.
Pemeriksaan
auskultasi
fisik
mendengarkan
dengan
suara
cara menutupi
adanya
gangguan
sebagian
dari
saluran
pernafasan
- Tidak ada tambahan otot (adakah ronchi) tiap 3 jam sekali dengan jalan nafas.
pernafasan
menunjukkan
kali/menit
- Tidak
Ronchi
menggunakan stetoskop
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
- Hasil
laboratorium
pemeriksaan
darah 3. Bersihkan mulut dan saluran nafas dari mengeluarkan sekret, sehingga mempermudah
Analisa Gas Darah dalam sekret dan lendir dengan melakukan proses respirasi.
batas normal (pH= 7,35- suction setiap 3 jam yang diselingi dengan
7,45 ; PCO2 = 35-45 clapping dan fibrasi.
mmHg, PO2 = 80-100 4. Pemberian bantuan Oksigenasi yang 4. Pemberian oksigen secara adequat dapat
mmHg)
5. Observasi tanda-tanda vital tiap 1 jam 5. Dyspneu, sianosis merupakan tanda terjadinya
sekali
dan
mendokumentasikan
lembar observasi.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
intervensi
yang
kritis
dengan
mengatur
setting
respirator
memcegah
kekentalan.
AB
yang
tepat
dan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Ketidakseimbangan
2. Pantau suhu tubuh tiap 1 jam dan tanda 3. Cairan-cairan membantu menyegarkan badan
cairan
vital serta tanda dan gejala terjadinya dan merupakan kompresi badan dari dalam.
dan
berhubungan
hiperemia,
elektrolit
kompensasi dan elektrolit dalam tubuh 3. Observasi intake dan out put (IWL) toksin yang masih berada disekitar luka.
seimbangl
hitung
balance
caaairan
sel darah putih (leukosit) 3. Berikan hidrasi atau minum ysng cukup konduksi.
antara
5.000-10.000/mm3, adequat
6.
Obat-obat
antibakterial
dapat
mempunyai
144
mg/dl,
K=
3,8-5,5
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
sebagai
proses
termoregulasi
untuk
mengantisipasi panas.
5. Berikan kompres dingin bila tidak 7. Hasil pemeriksaan leukosit yang meningkat lebih
terjadi ekternal rangsangan kejang.
6.
Laksanakan
program
atau
untuk
mengikuti
perkembangan
7. Kolaboratif dalam pemeriksaan lab Data yang akurat membantu dalam menemukan
leukosit.
BB
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
dan
massa
otot
yang
terdeteksi
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
cairan
per-IV
line
(RL,
Gelafudin, D5RL)
Pemenuhan
nutrisi Tujuan
kebutuhan
nutrisi
Pemberian
tubuh
berhubungan Kriteria :
persounde
dengan
inadequatnya -
diit
TKTP
cair
melalui
BB optimal
Intake adekuat
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Hasil
pemeriksaan
albumin 3,5-5 mg %
Pemeriksaan kadar albumin dan protein
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
J. Implementasi
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Tanggal 3 Juli 2001 1. Membebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi Jam 11.00 WIB
kepala ekstens sehingga proses respirasi lancar
SO
Ketidakefektifan jalan
nafas
berhubungan 2. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara auskultasi Bentuk dada simetris, retraksi (+), RR 17 x/mn,pernafasan vesikuler,
dengan
pe-umpukan mendengarkan suara nafas (ronchi) tiap 3 jam sekali suara tambahan didapatkan ronchi +-/+-, wheasing -/-, sianosis (-),
sekret
pada
nafas
3. Melakukan Bersihkan mulut, gigi dan saluran nafas pernafasa dalam dan agak cepat7
dari sekret dan lendir dengan menggunakan betadin cair
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
dan sebaliknya.
EEP = 5
Sp O2 97 %
A
Masalah belum teratasi
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
S-
Out put cairan (urine tampung tiajp jam = jam 10.00 WIB 10
Antibniotika :
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
cc/jam
Akral hangat
Xylomidon 2 cc
A.
Masalah belum teratasi
P
2. Mengobservasi BB dan penurunan massa otot serta Pemberian eksstra cairan gelafudin 500 CC selam 3 jam.
turgor kulit
3. Kolaborasi :
- Melanjutkan pemberian cairan per-IV line (RL,
Gelafudin, D5RL) sessuai dengan order dan kondisi klien
(VS)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
- Membantu mnemberikan
persounde
-
Melakukan
pengambilan
sample
darah
untuk
Pemenuhan
nutrisi
tubuh
berhubungan
dengan
inadequatnya
Belum bisa BAB sejak 7 hari yang lalu (sejak sakit kejang), flatus
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
BB bertahan di 60 kg
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
K. Catatan Perkembangan
DIAGNOSA KEPERWATAN
CATATAN
PERKEEMBANGAN
WIB
Ketidakefektifan
berhubungan
jalan
dengan
nafas O
pe- Bentuk dada simetris, retraksi (+), RR 20 x/mn,pernafasan vesikuler, suara tambahan
umpukan sekret pada saluran didapatkan ronchi +-/+-, wheasing -/-, sianosis (-), ekspansi dada inpirasi dan
nafas
ekspirasi simetris, suara nafas ngogrok berkurang , pernaaafasan cuping hidung (-),
sekret/lendir (+), pernafasaN dalam dan agak cepat7
Terpasang respirator atau mekanikal veentilator :
-
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
PELAKSANA
EEP = 5
Sp O2 97 %
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan implentasi 1-8
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Tekanan darah 80/55 mmHg, nadi 85 kali/menit, ikterus (-), anemis (-), suhu
hiperemia,
40oC (trect)
kompensasi
yang menurun
ginjal
-
Akral hangat
A.
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan implementasi 1-7
Pemberian eksstra cairan gelafudin 500 CC selam 3 jam.
Mengatur posisi kepala lebih rendah dari badan
Diazepam diturunkan dosisnya menjadi 0,5 ml/jam
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Akral hangat
R
Mengatur posisi kepala lebih rendah dari badan
Diazepam diturunkan dosisnya menjadi 0,5 ml/jam
Ditambah pemberian dopamin 3 gamma dengan 2,1 ml/jam
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
S
O
Pemenuhan nutrisi kurang dari -
dengan
intake, -
Belum bisa BAB sejak 8 hari yang lalu (sejak sakit kejang), flatus , bising usus (-)
Nutrisi, klien mendapatkan isocal 6 x 250 cc selama 24 jam ditambah ekstra juice
inadequatnya
stres metabolik
buah 250 cc
-
BB bertahan di 60 kg
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
KEPUSTAKAAN
Soeparman; 1990; Ilmu Penyakit Dalam; Universitas Indonesia Press; Jakarta
Deanna etc.: 1991; Infectious Diseases; St. Louis Mosby Year Book.
Theodore R.; 1993; Ilmu Bedah; EGC; Jakarta
Marlyn Doengoes; 1993; Nursing Care Plan; Edisi III, Philadelpia
http://perawatpskiatri.blogspot.com/