Konselor Asi
Konselor Asi
269
Ind
p
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN
PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007
613.269
Ind
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
p
Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling
menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
-- Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
I. Judul
1. BREASTFEEDING-EDUCATION
ii
KATA PENGANTAR
Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat digantikan oleh makanan
atau minuman apapun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal. ASI aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Lebih dari itu, ASI tersedia setiap saat
dan gratis sehingga tidak merepotkan ibu untuk memberikannya.
Mempertimbangkan keunggulan ASI tersebut, WHO/UNICEF (2002) dalam dokumen Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF) merekomendasikan pola pemberian makan
terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi kesempatan pada bayi untuk
melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif sejak
lahir sampai umur 6 bulan; 3) Mulai memberi makanan pendamping ASI yang bergizi sejak bayi
berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan
mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing negara.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut
dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang menetapkan bahwa
pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru
melahirkan.
Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi tentang pola
makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang
menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin,
Puskesmas dan jaringannya, bidan praktek swasta, dan sebagainya, perlu memiliki tenaga konselor
menyusui yang mampu membantu ibu dan keluarganya dalam melakukan inisiasi menyusu dini dan
menyusui eksklusif selama 6 bulan.
Terkait dengan maksud tersebut, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan
bermaksud menyediakan tenaga konselor menyusui melalui pelatihan konseling menyusui dan
pelatihan fasilitator dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Sejalan
dengan era desentralisasi yang memungkinkan banyak pihak melaksanakan pelatihan konseling
menyusui, maka dalam rangka memperoleh standar pelatihan yang berkualitas, disusunlah
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui ini.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan keahliannya dalam
menyusun pedoman ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Saya mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaan pedoman ini di
masa mendatang.
Jakarta, 1 November 2007
Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes RI,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
1
1
2
3
9
9
9
10
11
12
12
12
13
14
15
15
17
18
BAB VI PENUTUP
19
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
iv
20
23
25
30
33
42
43
47
49
53
54
58
64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 menyatakan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara
sistematis dan berkesinambungan, selain itu ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan
diarahkan untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu:
1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun;
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup;
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran
hidup; dan
4. Menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 25,8 menjadi 20,0%.
Upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) berperan sangat besar terhadap pencapaian
dua dari empat sasaran tersebut, yaitu menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya
prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health Organization/United Nations Childrens
Fund (WHO/UNICEF), pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung
maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu
penting sekali penerapan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak.
Terkait dengan hal tersebut, WHO/UNICEF dalam Global Strategy on Infant and Young Child
Feeding tahun 2002, merekomendasikan bahwa pola makan terbaik untuk bayi dan anak
sampai usia 2 (dua) tahun adalah:
1. Inisiasi menyusu dini dalam 30 sampai 60 menit setelah bayi lahir;
2. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan;
3. Mulai memberikan makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6 bulan;
4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
Penelitian Gareth Jones, dkk, mengemukakan bahwa menyusui dapat mencegah 13%
kematian balita (Lancet 2003:362), sedangkan Karen M. Edmond, dkk, dalam penelitian di
Ghana menyatakan bahwa 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI
pada hari pertama, dan angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan inisiasi
menyusu dini dalam 1 jam pertama setelah lahir (Pediatric, March 2006).
Dalam hal pemberian ASI secara eksklusif, Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara
eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan, dan
semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan
untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Upaya peningkatan pemberian ASI selama ini mulai memberikan hasil yang menggembirakan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2006 menunjukkan telah
terjadi peningkatan cakupan pemberian ASI secara eksklusif sampai 6 bulan. Jika pada tahun
2005 cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 18,1%, cakupan tersebut meningkat menjadi
21,2% pada tahun 2006. Sedangkan cakupan ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan
(06 bulan) meningkat dari 49,0% pada tahun 2005 menjadi 58,5% pada tahun 2006.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI secara
eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80%. Oleh karena itu untuk mencapai
target pemberian ASI secara eksklusif, upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif perlu
dilanjutkan dan terus ditingkatkan, yaitu melalui kegiatan:
1. Memberdayakan ibu dan meningkatkan dukungan anggota keluarga agar semakin banyak
bayi baru lahir yang melakukan inisiasi menyusu dini, dan semakin banyak ibu mampu
menyusui dengan benar.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga konselor
menyusui di sarana pelayanan kesehatan, dan revitalisasi sarana pelayanan kesehatan
sayang ibu dan bayi.
3. Menciptakan lingkungan kondusif yang memungkinkan ibu tetap menyusui sebagaimana
mestinya.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, keberadaan tenaga konselor menyusui menjadi sangat
penting. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa peranan tenaga konselor menyusui
sangat besar terhadap peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota
keluarga serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan
meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia. Oleh karena itu
keberadaan tenaga konselor menyusui perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Tenaga konselor menyusui diperoleh melalui suatu proses pelatihan konseling menyusui
dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku. Selama ini standar kurikulum
atau modul pelatihan konseling menyusui menggunakan modul WHO/UNICEF metode 40 jam
yang telah diakui secara internasional.
Seiring dengan era desentralisasi dimana setiap daerah dimungkinkan untuk melaksanakan
pelatihan konseling menyusui dan bahkan pelatihan fasilitator konseling menyusui, maka untuk
menjamin kualitas pelatihan yang optimal diperlukan standarisasi penyelenggaraan pelatihan,
baik pelatihan konseling menyusui maupun pelatihan fasilitator konseling menyusui.
Berdasarkan kepentingan tersebut maka disusun pedoman penyelenggaraan pelatihan
konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi pedoman kepada penyelenggara pelatihan konseling menyusui dan pelatihan
fasilitator konseling menyusui agar mampu menyelenggarakan pelatihan sesuai standar.
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya tata cara penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan
fasilitator konseling menyusui yang sesuai standar.
b. Terselenggaranya pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling
menyusui yang sesuai standar.
c. Diperolehnya tenaga konselor menyusui dan fasilitator pelatihan konseling menyusui
yang berkualitas.
C. Pengertian
1. Konseling
Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang
bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi
masalah yang dialami oleh klien. Dalam komunikasi tersebut konselor bukan memberi
nasihat tetapi memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya klien
memilih dan memutuskan sendiri alternatif yang terbaik untuk dirinya.
2. Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan konseling
3. Konselor menyusui
Konselor menyusui adalah orang yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui
dengan modul pelatihan standar WHO/UNICEF 40 jam.
4. Fasilitator
Fasilitator adalah konselor menyusui yang telah mengikuti pelatihan fasilitator selama 10
hari, yang mencakup 5 hari pertama berlatih sebagai fasilitator diantara sesama konselor
menyusui, dan 5 hari berikutnya praktik menjadi fasilitator pada pelatihan konseling
menyusui, dengan didampingi oleh fasilitator senior/Master Trainer (MT).
5. Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
Fasilitator Senior/Master Trainer adalah fasilitator yang pernah lebih dari satu kali menjadi
fasilitator dalam kegiatan pelatihan fasilitator.
6. Master of Training (MoT)
Master of Training adalah fasilitator senior/master trainer (MT) yang bertanggung jawab
terhadap seluruh penyelenggaraan pelatihan, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pelatihan konseling menyusui.
7. Panitia penyelenggara adalah tenaga yang menyelenggarakan pelatihan.
BAB II
MODUL PELATIHAN
Pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui menggunakan modul
WHO/UNICEF metode 40 jam, yang dilaksanakan dalam waktu 5 hari berturut-turut atau lebih dari
5 hari dengan sistem pembelajaran bertahap sesuai dengan kondisi setempat.
Modul pelatihan konseling menyusui berisi 33 sesi, sebagai berikut:
Sesi 1: Mengapa Menyusui Penting
Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian
materi transparansi dan diskusi.
Peralatan yang digunakan adalah transparansi 1 sampai dengan 16, OHP, LCD
proyektor, komputer.
Sesi 2:
Sesi 3:
Sesi 4:
Sesi 5:
Sesi 6:
Sesi 7:
Sesi 8:
Sesi 9:
Peralatan yang digunakan adalah lembar balik atau papan tulis, lembar jawaban untuk
latihan 14
Sesi 17: Mengkaji Riwayat Menyusu
Disampaikan selama 50 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok,
simulasi, rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah formulir kajian riwayat menyusui,
KMS.
Sesi 18: Latihan Mengkaji Riwayat Menyusu
Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara diskusi
kelompok, praktik mengisi formulir kajian riwayat menyusui.
Peralatan yang digunakan adalah salinan formulir Riwayat 1-5 dan KMS
Sesi 19: Pemeriksaan Payudara
Disampaikan selama 30 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara diskusi
kelompok dan simulasi.
Peralatan yang digunakan adalah model payudara
Sesi 20: Memerah ASI
Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara simulasi,
demonstrasi dan rangkuman.
Peralatan yang digunakan adalah wadah untuk menampung ASI perah (misalnya cangkir,
botol bekas selai), contoh pompa payudara yang terdapat di daerah setempat, botol kaca,
panci untuk air panas.
Sesi 21: ASI Tidak Cukup
Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok,
diskusi dan rangkuman.
Peralatan yang digunakan adalah 1-2 lembar balik dan 1 papan tulis.
Sesi 22: Menangis
Disampaikan selama 30 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok
yang terdiri dari 8-10 orang, dengan 2 fasilitator masing-masing kelompok, diskusi dan
simulasi.
Peralatan yang digunakan adalah boneka.
Sesi 23: Latihan ASI Tidak Cukup Dan Menangis
Disampaikan selama 50 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara mengerjakan
latihan.
Peralatan yang digunakan adalah lembar latihan dan lembar jawaban.
Sesi 24: Praktik Klinik 3
Disampaikan selama 120 menit, dilaksanakan di dalam kelas dan dibimbing oleh seorang
fasilitator, kerja kelompok di bangsal atau klinik. Tiap fasilitator mengawasi 2-3 pasang
peserta dalam kelompok, rangkuman.
Peralatan yang digunakan adalah formulir kajian riwayat menyusui, formulir ceklis
keterampilan konseling dan lembaran salinan ceklis diskusi praktik klinik.
BAB III
PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
A. Ketentuan Peserta
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan konseling menyusui adalah: dokter dan dokter spesialis, bidan, perawat,
ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya dengan syarat:.
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir
c. Memiliki motivasi yang tinggi terhadap pencapaian keberhasilan menyusui dan yakin
bahwa menyusui itu penting
d. Setelah mengikuti pelatihan, bersedia menjadi konselor menyusui.
2. Tempat Kerja Peserta
Berasal dari sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan dan jaringannya serta instansi
lain yang berminat.
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 20 orang.
4. Rasio Fasilitator Terhadap Peserta
Rasio fasilitator terhadap jumlah peserta adalah 1:4 sampai 5.
5. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh fasilitator, baik di kelas dan di
tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi formulir evaluasi harian.
6. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, nasogastric tube, model
payudara, spuit 5 ml, 10 ml, 20 ml, cangkir, botol tempat ASI)
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan konseling menyusui
B. Ketentuan Fasilitator
1. Kriteria Fasilitator
a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator konseling menyusui
b. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan.
2. Tugas Fasilitator
a. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan merancang kebutuhan untuk
praktik pelatihan konseling menyusui
b. Menyampaikan materi pelatihan konseling menyusui
c. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran
d.
e.
f.
g.
h.
3. Hak Fasilitator
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
C. Ketentuan Master of Training (MoT)
1. Kriteria Master of Training (MoT)
a. Berpengalaman dalam melaksanakan pelatihan konseling menyusui, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
b. Memiliki kemampuan dalam mengendalikan keseluruhan proses pelatihan konseling
menyusui dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul.
2. Tugas Master of Training (MoT)
a. Menyusun Kerangka Acuan Pelatihan
b. Merencanakan dan mempersiapkan pelatihan konseling menyusui (termasuk sarana,
peralatan, dana).
c. Berada di tempat pelatihan minimal satu hari sebelum pelatihan.
d. Bersama fasilitator mempersiapkan materi pelatihan konseling menyusui (buku
panduan peserta, fasilitator, formulir keterampilan mendengarkan dan mempelajari,
formulir keterampilan percaya diri dan dukungan, ceklis keterampilan konseling, formulir
untuk latihan dan praktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, formulir kajian
riwayat menyusui, kartu bermain peran dan simulasi, kuesioner evaluasi)
e. Melakukan pembagian tugas dan mengarahkan fasilitator
f. Menyelenggarakan pembukaan dan penutupan pelatihan
g. Menyampaikan tujuan dan ringkasan proses pelatihan serta metode yang digunakan
dalam pelatihan.
h. Mengendalikan proses pelatihan sesuai jadwal
i. Memberikan materi/praktik pada sesi-sesi tertentu bila diperlukan.
j. Melakukan pertemuan fasilitator setiap hari untuk mendiskusikan sesi-sesi yang
diadakan sepanjang hari, perkembangan kelompok dan individu, penampilan pelatih,
dan mengatasi masalah bila ada.
k. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan
3. Hak Master of Training (MoT)
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
c. Menetapkan peserta yang berhak memperoleh sertifikat
d. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
e. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
10
11
BAB IV
PENYELENGGARAAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
A. Ketentuan Peserta
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan adalah konselor menyusui, dengan syarat:
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja.
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan.
c. Aktif dalam melakukan konseling menyusui.
d. Bersedia menjadi fasilitator setelah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui.
2. Tempat Kerja Peserta
Berasal dari sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan dan jaringannya serta instansi
lain yang berminat.
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah minimal 4 orang dan maksimal 8
orang.
4. Rasio Master Trainer Terhadap Peserta
Rasio Master Trainer terhadap Peserta adalah 1:4
5. Kewajiban Peserta
a. Membawa buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, model payudara,
nasogastric tube, Spuit 5 ml, 10 ml dan 20 ml, cangkir, Botol penyimpan ASI).
b. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
c. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik
d. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Master Trainer (MT), baik di kelas
maupun di tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung
e. Memberikan umpan balik setiap sesi selesai
6. Hak Peserta
a. Memperoleh buku panduan fasilitator
b. Memperoleh pelayanan akomodasi dan konsumsi yang memadai.
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui.
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
B. Ketentuan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
1. Kriteria Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
a. Mempunyai motivasi yang tinggi sebagai fasilitator
b. Memiliki pengalaman dan keterampilan melatih
c. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan baik di kelas maupun praktik klinik
12
13
14
BAB V
PROSES PELATIHAN
Untuk 1 angkatan pelatihan, terdapat 2 kegiatan pokok yang harus direncanakan secara mantap,
yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan.
A. Persiapan
1. Penetapan waktu
a. Jadwal pelatihan hendaknya ditetapkan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pelatihan
b. Waktu pelatihan selama 5 hari efektif.
2. Tempat Pelatihan
a. Tempat pelatihan diupayakan dekat dengan lokasi praktik klinik
b. Pelatihan diselenggarakan dalam ruangan kelas dan praktik klinik. Dibutuhkan 2 ruang
kelas, yaitu 1 ruang untuk pleno dan 1 ruang untuk pembelajaran kelompok.
c. Praktik klinik dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan persalinan dan bayi baru lahir dengan jumlah kelahiran minimal 8 bayi per
hari, misalnya rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas perawatan dan jaringannya.
3. Penetapan MoT dan Panitia Penyelenggara
a. MoT dan panitia penyelenggara yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak
jadwal pelatihan disusun.
b. MoT dan panitia penyelenggara ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat.
4. Penetapan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
a. Fasilitator senior/Master Trainer (MT) yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan
sejak jadwal pelatihan disusun.
b. MT ditetapkan oleh MoT
c. Undangan permintaan untuk fasilitator senior/Master Trainer (MT) dikirim paling lambat
2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan.
5. Penetapan Fasilitator
a. Fasilitator yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun
b. Fasilitator ditetapkan oleh MoT
c. Undangan permintaan untuk fasilitator dikirim paling lambat 2 minggu sebelum
pelaksanaan pelatihan.
15
16
17
C. Evaluasi
1. Evaluasi terhadap fasilitator oleh peserta, dilakukan setiap hari dengan menggunakan
formulir evaluasi fasilitator.
2. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan oleh peserta dilakukan setiap hari, dengan
menuliskan materi/modul apa yang masih belum jelas.
3. Evaluasi proses penyelenggaraan secara keseluruhan, dilakukan diakhir kegiatan
pelatihan.
4. Tindak lanjut hasil evaluasi, setiap malam fasilitator mengolah hasil evaluasi dan
menentukan tindak lanjut.
5. Evaluasi pasca pelatihan.
18
BAB VI
PENUTUP
Keberadaan, kemampuan dan keterampilan konselor menyusui sangat menentukan keberhasilan
upaya peningkatan pemberian ASI di Indonesia. Konselor menyusui diharapkan dapat membantu
para ibu terutama yang mengalami kesulitan dalam menyusui agar tetap dapat menyusui
sebagaimana mestinya. Konselor menyusui yang terampil dihasilkan dari suatu proses pelatihan
yang berkualitas. Di era desentralisasi kemungkinan banyak daerah atau institusi menyelengarakan
pelatihan konseling menyusui yang dilanjutkan dengan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
Oleh karena itu penting sekali menjaga dan mempertahankan kualitas pelatihan konseling
menyusui. Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui ini disusun dalam rangka
menjaga kualitas pelatihan agar tetap sesuai standar.
Penyusun pedoman ini sangat mengharapkan agar para penyelenggara pelatihan konseling
menyusui dapat dengan tertib mengikuti seluruh isi pedoman. Mudah-mudahan dengan mengikuti
pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui ini dapat dihasilkan konselor menyusui
yang berkualitas sesuai harapan semua pihak.
19
20
Pemberian materi dan simulasi praktek dilakukan di ruang kelas, sedangkan praktek klinis
dilakukan di rumah sakit
Di rumah sakit, peserta pelatihan fasilitator/konselor menyusui akan langsung
mempraktikkan materi yang diperoleh di dalam kelas kepada pasien yang meliputi,
bagaimana cara menyusui yang baik, bagaimana mengatur posisi bayi untuk memperoleh
ASI, bagaimana bonding yang baik, bagaimana menciptakan terjalinnya kasih sayang
antara ibu dan anak, dll.
Praktek di RS akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan sesi yang diberikan di dalam
kelas
Pasien yang menjadi sasaran mencakup bayi umur 0-6 bulan, 7-24 bulan, baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Apabila ditemukan bayi dengan indikasi medis yang biasanya
lahir belum cukup bulan ditangani peserta dengan didampingi fasilitator utama, bisa juga
dengan pendamping/pembimbing yang memang ditugaskan oleh pimpinan institusi.
Indikasi-indikasi medis tersebut antara lain, bayi yang di vacum, BBLR, bayi dengan lidah
pendek (prenulum), bayi dengan hidrocephalus, bayi yang di inkubator dan bayi kembar.
Membantu ibu yang bermasalah misalnya, ibu dengan payudara bengkak, ibu dengan
puting susu yang terbenam, ibu dengan payudara yang tidak bisa mengeluarkan ASI, dll.,
Pada bayi dan ibu yang bermasalah, dianjurkan bayi tetap diberi ASI yang diperah dengan
menggunakan alat NGT (nasogastrotube), sementara kepada ibu tetap dianjurkan untuk
konseling kepada petugas kesehatan;
Pada setiap akhir sesi, fasilitator/konselor bersama course director dan peserta
mengadakan evaluasi, baik terhadap materi, fasilitator, dll. Evaluasi bisa dilakukan di rumah
sakit maupun setelah kembali ke kelas;
D. Peserta
Peserta konseling menyusui adalah Tim Konseling Menyusui rumah sakit atau instansi
lainnya, yaitu: dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dan bidan serta
pengelola program menyusui Dinkes Propinsi.
Setiap angkatan peserta calon konselor berjumlah maksimal 20 orang dengan rasio
fasilitator terhadap peserta adalah 1: 4-5.
Jumlah peserta pelatihan fasilitator konseling menyusui adalah 4-8 orang, dengan rasio
fasilitator terhadap peserta adalah 1:4 (termasuk 1 fasilitator senior Master Trainer/MT).
Dalam prakteknya, peserta akan dibagi 2 kelompok yang dibagi pada 2 RS
Peserta akan melakukan praktek ke RS/klinik sebanyak 4 kali kunjungan dengan
didampingi fasilitator.
Master of Training (MOT) pada pelatihan konseling menyusui adalah pengelola program
gizi dari instansi kesehatan atau fasilitator senior dari LSM peduli ASI.
Pelatih adalah fasilitator pusat dan daerah yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Dalam
tim fasilitator terdapat fasilitator senior.
21
F. Panitia
Panitia terdiri dari Panitia Pengarah, Panitia Pelaksana dan Instruktur atau Pendamping Praktek
dari rumah sakit/klinik
G. Waktu dan Tempat
Waktu
Tempat
:
:
H. Biaya
Dibebankan pada DIPA RKA-KL dan sumber dana lainnya
Besar biaya praktek klinik dialokasikan Rp 20.000,00 per orang per kali kunjungan dan untuk
pembimbing dialokasikan Rp 50.000,00 per kali kunjungan (disesuaikann dengan kondisi
setempat).
22
JADUAL PELATIHAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
No
1
2
Waktu
( Hari/Jam)
Hari - 1
16.00 selesai
Hari 1
07.30 08.30
08.30 09.00
09.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
15.00 16.00
16.00 16.30
16.30 17.30
17.30 19.00
19.00 20.00
Hari 2
07.30 08.00
08.00 08.30
08.30 10.30
10.30 11.00
11.00 12.30
12.30 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
Sesi
Materi
Kelas/ Kelompok
Penanggung
Jawab
Check in
Panitia
1
3
4
5
6
7
Registrasi (Lanjutan)
Perkenalan peserta dan fasilitator
Pembukaan
Coffee Break
Pengantar Pelatihan
Mengapa menyusui penting
Cara Kerja Menyusui
Ishoma
Menilai Kegiatan Menyusui
Mengamati Kegiatan Menyusui
Coffee Break + Ashar
Mendengar dan Mempelajari
Ishoma
Latihan Mendengar dan Mempelajari
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Sedang
Panitia
Panitia
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
9
10
11
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelompok Sedang
Kelas
Kelas
Kelompok Sedang
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Kelompok Sedang
Fasilitator
Kelas
Kelas
Fasilitator
Fasilitator
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelompok Sedang
Kelas
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelas
Kelas
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
15.00 16.00
12
16.00 16.30
16.30 17.30
17.30 19.00
19.00 20.00
Hari 3
07.30 08.00
08.00 08.30
08.30 10.30
10.30 11.00
11.00 12.00
12.00 12.30
12.30 13.30
13.30 14.20
14.20 15.30
15.30 16.00
16.00 17.30
17.30 19.00
19.00 20.00
20.00 21.00
20
2
13
14
15
16
17
18
8
32
23
No
5
Waktu
( Hari/Jam)
Hari 4
07.30 07.45
07.45 08.30
08.30 10.30
10.30 11.00
11.00 -12.30
12.30 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
15.00 15.30
15.30 17.00
17.30 19.00
19.00 20.00
20.00 21.00
Hari 5
07.30 07.45
07.45 08.30
08.30 10.30
10.30 11.00
11.00 13.30
13.30 14.30
14.30 15.30
15.30 16.00
16.00 17.00
17.00 18.00
18.00 19.00
19.00 20.00
20.00 21.00
Hari + 1
Sampai Pukul
12.00
Sesi
Materi
Kelas/ Kelompok
Penanggung
Jawab
24
21
22
23
25
31
33
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelompok Sedang
Kelas
Kelompok Sedang
Kelas
Kelompok Kecil
Kelas
Kelas
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
29
28
27
26
30
-
Kelas
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelompok Sedang
Kelompok Sedang
Kelompok Sedang
Kelompok Sedang
Kelompok Kecil
Kelas
Kelas
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Panitia
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Panitia
Check out
24
Lampiran 3. Daftar Ceklis Kebutuhan Pelaksanaan Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator
Konseling Menyusui
A. Daftar Ceklis Materi Pelatihan Untuk Peserta Dan Fasilitator
Untuk setiap peserta dan fasilitator :
Teks Pelatihan :
Buku Panduan Peserta
Buku Jawaban
Ceklist :
Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari
Keterampilan Percaya Diri dan Dukungan
Ceklis Keterampilan Konseling
Formulir :
Formulir Mengamati Menyusui
Formulir Kajian Riwayat Menyusui
Formulir Menilai dan Merubah Praktik
(Masing-masing 4)
(Masing-masing 4)
Dokumen Pelatihan :
Jadwal Pelatihan
Kuesioner Evaluasi
Setiap orang mendapat satu paket buku dan ceklist, kecuali disebutkan lain.
Direkomendasikan total 20 peserta dan 5 fasilitator : 30 paket
25
26
Name tag
Note book
Folder
Pensil No. 2B
Bolpen Biru
Penghapus
Stabilo
Stepler
Steples
Gunting
Rautan
Selotip
30
30
30
60
60
30
10 (untuk fasilitator)
3
1 kardus
3 pasang
6
6 rol
27
4
4
80 KMS
2 untuk setiap ukuran
Untuk Sesi 20
Contoh kontainer untuk mengumpulkan ASI (leher 2 atau lebih
lebar dengan penutup, contoh botol selai)
Jika digunakan di daerah setempat :
Pompa payudara
1 untuk tiap model yang digunakan
Untuk Sesi 26
Contoh cangkir yang biasanya tersedia, sekecil
mungkin dan mudah dibersihkan, dapat 2 atau lebih
digunakan untuk bayi dengan berat lahir rendah.
Sendok teh
Untuk Sesi 27
Slang/pipa menyusui yang bagus (nasogastric)
Selotip (contoh zinc oxide untuk menahan selang
di payudara)
Slang yang pendek (sekitar 5 cm) untuk
ditempelkan ke adaptor pada spuit
dropper untuk susu
Cangkir atau tempat susu lainnya
2 atau lebih
2
1 rol
1
Untuk Sesi 33
1
Kaleng yang biasa digunakan untuk susu formula, 1
susu bubuk, atau produk lain pengganti ASI,
tandai dengan harga yang berlaku.
(Kaleng Kosong juga cukup. Simpanlah untuk 6 kaleng
digunakan di pelatihan lainnya).
28
29
Lampiran 4
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
A. Pendahuluan
Salah satu materi dalam pelatihan konseling menyusui adalah praktik klinik di Rumah
Sakit/Rumah Sakit Bersalin. Melakukan praktik klinik di RS/RSB merupakan salah satu
persyaratan yang harus dikerjakan oleh peserta, untuk mempraktikkan sesi-sesi dalam modul
yang telah didapat di kelas. Disamping itu peserta juga perlu melatih kemampuan dan
keterampilan konselingnya, sehingga dapat mempraktikkan kepada ibu yang membutuhkan.
Praktik juga diperlukan untuk memberikan bantuan kepada para ibu yang baru melahirkan di
RS/RSB yang mempunyai masalah dengan menyusui seperti, ASI tidak keluar, bagaimana
posisi menyusui yang benar, puting susu ibu terpendam serta memberikan motivasi kepada ibu
agar percaya diri untuk dapat menyusui.
Praktik klinik di RS/RSB dilakukan secara bertahap sebanyak 4 (empat) kali kunjungan sesuai
dengan sesi yang telah didapat di kelas.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tersedianya tenaga konselor menyusui di rumah sakit dan lapangan yang dapat memberikan
pelatihan konseling menyusui
Tujuan Khusus:
1. Mempraktikkan setiap sesi dalam panduan konseling menyusui dengan benar
2. Mempraktikkan kemampuan dan keterampilan konseling menyusui
3. Memahami tentang tugas-tugas sebagai konselor/fasilitator konseling menyusui
D. Peserta Pelatihan
Dalam praktik, peserta dibagi dalam kelompok kecil (4-5 orang) didampingi 1 orang fasilitator
(rasio fasilitator terhadap peserta yaitu 1:4-5).
Pada setiap angkatan pelatihan, peserta akan melakukan praktik ke RS/RSB sebanyak 4 kali
kunjungan
C. Proses
Sebelum praktik dimulai, penyelenggara pelatihan bersama dengan master of training
menyiapkan tempat praktik di RS/RSB yang dapat menyediakan ibu-ibu yang baru melahirkan
untuk peserta pelatihan.
30
1. Praktik Klinik I:
Mendengarkan dan mempelajari menilai proses menyusui
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mempraktikkan mendengarkan dan mempelajari
Mempraktikkan menilai proses menyusui
dengan ibu dan bayi di bangsal atau klinik
Waktu: 120 menit
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan dibimbing oleh
seorang fasilitator senior.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan
pengamatan menyusui, lembar daftar keterampilan mendengarkan dan mempelajari
2. Praktik Klinik II
Membangun percaya diri dan memberikan dukungan mengatur posisi bayi pada
payudara
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Berlatih membangun percaya diri dan memberikan dukungan
Mengatur posisi bayi pada payudara bersama ibu dan bayi di bangsal atau klinik
Waktu: 120 menit
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan dibimbing oleh
seorang fasilitator senior atau berpasangan.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: daftar keterampilan percaya diri dan dukungan,
ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, lembar daftar
keterampilan mendengarkan dan mempelajari
3. Praktik Klinik III
Mencatat riwayat menyusui
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mengkaji riwayat menyusui
Mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dari Praktik I dan II
Berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan dengan ibu-ibu dalam beberapa
situasi, antara lain: pasca persalinan normal/caesar, kesulitan menyusui, berbagai kondisi
payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar, bayi sakit, dll.
Waktu: 120 menit
Peserta berpasangan dengan dibimbing oleh seorang fasilitator. Tiap fasilitator mengawasi
2-3 pasang dalam kelompoknya.
31
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir kajian riwayat menyusui, ceklis
keterampilan konseling (rangkuman dari semua keterampilan), ceklis diskusi praktik klinik.
4. Praktik Klinik IV
Konseling kepada Ibu dalam berbagai situasi
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mempraktikkan semua keterampilan dari praktik klinik I, II dan III
Jika peserta telah menyelesaikan praktik klinik III dan IV, mereka akan bertemu dengan
ibu-ibu dalam berbagai situasi sbb : pasca persalinan normal/caesar, kesulitan
menyusui, berbagai kondisi payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar,
bayi sakit, dll
Waktu: 120 menit
Peserta bekerja berpasangan dengan dibimbing oleh seorang fasilitator. Tiap fasilitator
mengawasi 2-3 pasang dalam kelompoknya.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir riwayat menyusui, ceklis keterampilan
konseling (rangkuman dari semua keterampilan), lembar bantuan pengamatan menyusui,
ceklis diskusi praktik klinik.
32
Selamat pagi, Bu (nama)? Saya (nama), bidan di desa. Bagaimana keadaan (nama bayi)?
Baik, dia kelaparan.
Boleh saya tahu, bagaimana Ibu memberinya minum?
Dia menyusu. Saya cuma memberi susu satu botol kalau sore.
Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi botol?
Kalau sore dia minum banyak sekali, jadi saya pikir ASI saya
kurang.
33
Selamat pagi, Bu (sebutukan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutkan nama bayi) hari ini?
Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!
Kira-kira seberapa sering ya Bu?
Kira-kira tiap setengah jam.
Apa bayi ibu juga menyusu kalau malam?
Iya.
Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutukan nama bayi) hari ini?
Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!
(Nama bayi) sering sekali menyusu?
lya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.
Bayi ibu sepertinya lebih lapar seminggu ini, ya?
Iya, dan saudara saya bilang, saya harus memberi susu botol juga.
Saudara Ibu bilang bahwa bayi ibu perlu tambahan?
Iya. Susu formula mana sih yang paling bagus?
Selamat pagi. Apa kabar ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
Bayi saya minumnya terlalu banyak, dia menyusu terus!
(Nama bayi) sering sekali menyusu?
Iya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.
Masya Allah!
Ya, capek deh. Saudara saya bilang, sebaiknya saya memberi susu botol
supaya bisa istirahat.
PK:
Saudara Ibu menyarankan Ibu memberi susu botol?
Ibu:
Iya dia bilang saya konyol kalau susah payah begini.
PK:
Perasaan Ibu sendiri bagaimana?
Ibu:
Yah, saya tidak mau memberi susu botol.
________________________________________________________________
34
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
(Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak suka
ASI saya!
Sejak kapan dia tidak mau menyusu?
Baru minggu ini.
Sekarang umurnya berapa?
Enam minggu.
Simulasi K. Bersimpati
PK:
Ibu:
PK:
Ibu:
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi)?
(Nama bayi) tidak mau menyusu, sepertinya sekarang dia tak suka
ASI saya
Oh! Saya mengerti perasaan Ibu. Bayi saya dulu juga tidak mau menyusu
ketika saya kembali bekerja.
Lalu apa yang dilakukan?
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
(Nama bayi) tidak mau menyusu, kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!
PK:
Dia menolak menyusu?
Ibu:
Iya, dia hanya mengisap sekali, lalu menangis dan menghindar.
_______________________________________________________________________________
Simulasi M. Berempati
PK:
Ibu:
PK:
Ibu:
PK:
Ibu:
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
(sebut nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!
Sekarang Ibu merasa bayi ibu tidak menyukai Ibu?
Iya, sepertinya dia tidak begitu menyayangi saya mulainya tibatiba saja di minggu ini, setelah neneknya tinggal bersama kami. Neneknya
senang sekali memberinya susu botol!
Ibu merasa, neneknya mau menjadi satu-satunya orang yang
Memberi dia minum?
Iya - neneknya ingin merebut dia dari saya!
35
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi), Bu?
(Nama bayi) menyusunya baik, dan sekarang dia kelihatan puas tiap
habis menyusu.
Ibu pasti senang ya menyusuinya lancar.
Ya, saya senang sekali tidak harus memberi susu botol.
Ibu benar-benar menikmati menyusui, ya. Bagus sekali.
Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi)-nya, Bu?
Lancar sekali. Kami berdua menikmatinya, lho!
Bagaimana berat badannya? Boleh saya lihat KMS-nya?
Perawat bilang, bulan ini bayi bertambahnya lebih dari 1/2 kg.
Saya senang sekali.
PK:
Wah, jelas bayi mendapatkan semua ASI yang dibutuhkan ya.
_______________________________________________________________________________
B. Sesi 11
Simulasi R: Menerima apa yang ibu RASAKAN
ibu (sambil menangis) berkata:
Aduh....bagaimana ini! (Sebut nama bayinya) pilek dan hidungnya mampet total dan tidak bisa
menyusu bisanya cuma menangis dan saya tidak tahu harus berbuat apa!
36
C. Sesi 18
Riwayat 1
Alasan kunjungan: Saya membawa (nama bayi) untuk imunisasi. Semua baik-baik saja.
Riwayat:
1. Saya memberi bayi formula, sekitar 3 botol sehari, dengan 2 sendok penuh susu bubuk untuk
tiap botol. Bayi mengalami kesulitan menyusu waktu lahir, jadi saya memberinya botol
sementara ibu mencoba menyusui. Bayi sudah menolak menyusu selama dua minggu.
2. Sekarang umurnya 6 minggu dan beratnya 2,5 kilo. Bayi lahir di RS dan beratnya 2 kilo. Buang
air besarnya lunak 2-3 kali sehari.
3. Tidak ada yang membahas soal menyusui di klinik antenatal. Di RS, bayi dirawat di kamar bayi
selama 6 jam. Bidan tidak membantu saya menyusui. Saya boleh pulang setelah 24 jam. Saya
mulai mencoba menyusui setelah 2 hari. Ini kunjungan pertama saya ke puskesmas.
4. Umur saya 19 tahun, dan sehat. ASI ibu banyak, dan saya ingin menyusui. Tapi puting saya
rata, jadi saya tidak bisa.
5. Ini bayi saya yang pertama.
6. Saya ibu rumah tangga, dan suami saya membelikan sekaleng susu formula. Saya belum
berpikir soal KB. Ibu saya tinggal jauh dari sini.
_____________________________________________________________________________
Riwayat 2
Alasan kunjungan: (Nama bayi) kena diare.
Riwayat:
1. Saya sering menyusuinya, dan bayi tidur dengan saya setiap malam. Saya memberinya bubur
tepung encer dalam botol, 2-3 kali sehari. Saya mulai memberi makanan ini saat bayi berumur 6
minggu.
2. Bayi lahir di RS, dan beratnya 3 kilo. Usia 2 bulan beratnya 4,5 kilo, dan sekarang, di usia 4
bulan, beratnya 4,8 kilo. Waktu usianya 6 minggu, bayi sering menangis minta makan; makanya
saya mulai mernberi bubur. Tapi sekarang bayi kurang nafsu makan, dan mencret-mencret.
3. Bayi mulai menyusu segera sejak lahir. Bidan membantu saya dan saya tidak kesulitan.
4. Umur saya 30, dan baik-baik saja. Saya mengandalkan menyusui untuk ber-KB sampai haid
saya mulai lagi.
5. Saya sudah punya dua anak sebelum ini. Saya susui tanpa kesulitan.
6. Saya, suami dan kedua mertua saya bekerja di sebuah pertanian kecil. Ibu mertua sangat
menolong saya. Dia menasehati saya untuk mulai memberi bubur, karena bayi menangis terus.
37
Riwayat 3
Alasan kunjungan: Puting saya nyeri.
Riwayat:
1. Saya menyusui bayi saya beberapa kali sehari, kira-kira 20-30 menit tiap kalinya.
2. Bayi perempuan saya beratnya 4 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 3 minggu dan beratnya 4,5
kilo. Bayi baik-baik saja.
3. Bayi lahir dengan operasi Cesar, dan dirawat di kamar bayi serta mendapat susu botol selama
2 hari. Mulai saat itu saya sudah mencoba menyusui, tapi bayi saya kesulitan belajar menyusu.
Bidan menganjurkan susu botol, tapi saya tidak mau memberi botol. Saya berkeras menyusui
sampai sekarang. Tidak ada yang menanyakan soal menyusui di klinik antenatal.
4. Saya 26 tahun, dan sehat. Saya kecewa sebab saya benar-benar ingin rnenyusui, tapi puting
saya nyeri sekali sehingga saya hampir menyerah. Kadang kedua puting saya berdarah.
5. Sebelumnya saya pernah punya bayi. Saya menyusuinya, tapi ASI saya tidak cukup dan bayi
tidak pernah puas. Saya menyerah setelah beberapa minggu.
6. Saya sudah bercerai, tapi ibu saya tinggal dengan saya dan membantu saya menjaga anakanak.
Riwayat 4
Alasan kunjungan: "Saya datang untuk kontrol bayi saya yang berusia 6 minggu. Semua baik-baik
saja.
Riwayat:
1. Saya betul-betul sering menyusui bayi perempuan saya. Saya tidak memberinya yang lainnya,
tapi saya membeli empeng yang saya berikan padanya kalau bayi menangis.
2. Saya tak tahu berapa berat lahirnya. Hari ini beratnya 4,9 kilo. Bayi sering menangis, dan
kelihatannya tidak puas. Bayi mengeluarkan kotoran lunak beberapa kali sehari. Lainnya baikbaik saja.
3. Bayi lahir di rumah, dan mulai menyusu segera sejak lahir. Bayi diberi sedikit air pada hari-hari
pertama. Ibu saya membantu saya untuk menyusui.
4. Saya 15 tahun, dan sudah berhenti sekolah. Saya kuatir menyusui akan mengubah bentuk
tubuh saya. Saya ingin memberi susu botol, seperti di iklan-iklan. Saya akan beli susu, kalau
saya punya uang.
5. Saya belum pernah punya bayi sebelumnya.
6. Saya tinggal di rumah dengan ibu saya, pekerjaannya bertani. Ibu bilang bayi ini sering
menangis karena saya terlalu muda dan mungkin ASI saya kurang. Ibu saya juga ingin
memberinya susu botol.
38
Riwayat 5
Alasan kunjungan: Ada bengkak yang nyeri di payudara saya, dan saya merasa demam.
Riwayat:
1. Saya menyusui bayi saya kapanpun saya ada di rumah, yaitu sekali di pagi hari, dua kali di sore
hari, dan sekali atau dua kali di malam hari. Bayi perempuan saya menyusu 5 menit setiap
kalinya. Saya terlalu sibuk untuk menyusui berlama-lama. Saat saya bekerja, pembantu saya
memberinya susu formula dengan botol. Ini dimulai saat saya harus kembali bekerja kira-kira
sebulan yang lalu. Sebelum itu saya hanya menyusui.
2. Bayi saya sehat. Beratnya 3,5 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 4 bulan dan beratnya 5,9 kilo.
Saya tidak tahu berapa kali dia buang air kecil - saya kan tidak di rumah.
3. Bayi lahir di rumah, dan saya langsung menyusuinya. Bidan setempat yang menolong saya.
4. Saya 27 tahun, dan sehat. Saya mengalami bengkak yang nyeri di payudara yang sebelah,
segera setelah saya kembali bekerja. Pernah di suatu akhir pekan, saya teruskan menyusui,
dan payudara saya sembuh sendiri. Tapi sekarang lebih parah.
5. Saya punya anak yang lebih besar. Dulu saya susui dia selama 4 bulan, sampai ASI saya
kering. Saya mulai bekerja ketika bayi berumur 2 bulan, dan memberinya susu botol waktu saya
di luar rumah. Saya sangat sedih ketika harus berhenti menyusui.
6. Saya bekerja di pabrik, dan saya di luar rumah sekitar 10 jam tiap hari. Sampai di rumah saya
sudah lelah. Saya punya pembantu yang mengasuh anak-anak saya. Kedua orang tua saya
tinggal jauh dari sini.
D. Sesi 17
SIMULASI Y: MENGGUNAKAN FORMULIR KAJIAN RIWAYAT MENYUSUI
Keluhan Ibu G: L minumnya benar-benar terlalu banyak
Cerita Ibu G:
1. L berusia 3 bulan dan menyusui sekitar 10-12 kali sehari - kadang tiap 1-2 jam, kadang setelah
5-6 jam. Bayi menyusu sekitar dua kali di malam hari. Ibu G tidak memberi susu tambahan, tapi
kadang memberi air putih dengan sendok.
2. Berat badan L bertambah dengan baik, dan ia sangat sehat. Ia buang air kecil 6-8 kali sehari.
Grafik pertumbuhan di KMS-nya menunjukkan pertambahan berat badan.
3. L lahir di RS, dan mulai menyusu segera setelah lahir. Ia dirawat gabung, dan tidak mendapat
makanan/minuman pramenyusu. Bidan telah membantu, dan tidak mengalami kesulitan
apapun.
4. Umur 25 tahun, dan sehat. tidak menggunakan metode KB apapun dengan anggapan bahwa
menyusui sangat menyehatkan dan ingin meneruskannya.
5. L adalah bayi pertama.
6. Tinggal di rumah, tidak bekerja di luar rumah. Ayah L bekerja sebagai staf administrasi. Ayah L
berpendapat bahwa sekaranglah waktunya bayi berhenti menyusu di malam hari.
______________________________________________________________________________
39
40
41
Lampiran 6
ALIR PROSES PEMBELAJARAN
2. Materi Dasar :
a. Situasi pemberian ASI dan
b.
Kebijakan PP ASI di
Indonesia
Gizi dan Kesehatan Ibu
Materi Inti :
a. Menyusui
b. Konseling
Praktek klinik
Evaluasi
Remedial
42
Rencana
Tindak Lanjut
Lampiran 7
PRE DAN POST TEST
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
1. Manfaat ASI bagi bayi:
A. ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat
B. ASI mudah dicerna dan digunakan secara efisien oleh tubuh bayi
C. Melindungi kesehatan ibu, antara lain mengurangi perdarahan dan anemi
D. A dan B benar
E. Semua benar
2. Bahaya pemberian susu formula:
A. Bayi yang diberi susu formula lebih besar kemungkinannya untuk menderita diare, ISPA, dll.
B. Bayi lebih besar kemungkinannya menjadi kegemukan
C. Risiko penyakit degeneratif pada anak meningkat, misalnya Diabetes
D. A dan B benar
E. Semua benar
3. Menyusui secara Eksklusif, berarti:
A. Hanya menyusui saja, tidak memberi bayi makanan atau minuman lain (kecuali obatobatan, vitamin/mineral tetes dan ASI perah)
B. Menyusui bayi juga memberi sedikit air atau minuman berbasis air, antara lain teh
C. Menyusui bayi ditambah makanan buatan, baik itu susu formula, bubur atau makanan
lainnya
D. A dan B benar
E. Semua benar
4. Rekomendasi WHO untuk menyusui antara lain:
A. Mulai menyusu setelah 1 jam pertama setelah persalinan
B. Menyusui secara Eksklusif sampai 6 bulan
C. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada semua anak mulai 4-6 bulan
D. A dan B benar
E. Semua benar
5. Hormon yang berpengaruh pada produksi ASI:
A. Oksitosin
B. Prolaktin
C. Progesteron
D. A dan B benar
E. Semua benar
6. Untuk membantu refleks oksitosin diperlukan situasi, antara lain:
A. Rasa nyaman ibu
B. Percaya diri ibu
C. Bayi terpisah ruangan dengan ibu agar ibu dapat istirahat
D. A dan B benar
E. Semua benar
43
7. Tanda-tanda pelekatan yang benar, sehingga bayi dapat menyusu dengan efektif:
A. Lebih banyak areola di atas mulut bayi dari pada di bawah
B. Dagu bayi melekat pada payudara ibu
C. Cukup puting saja yang masuk ke dalam mulut bayi
D. A dan B benar
E. Semua Benar
8. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah
A. Pada bayi baru lahir dalam 1 jam pertama, pada umumnya dapat menyusu sendiri bila
diposisikan dengan baik dan diberi kesempatan
B. Posisi yang benar akan menentukan pelekatan yang benar, sehingga bayi menyusu dengan
efektif
C. Pada usia bayi di atas 4 bulan, tidak perlu posisi yang benar untuk dapat menyusu dengan
efektif
D. B dan C benar
E. Semua benar
9. Komunikasi non-verbal, kecuali:
A. Sikap tubuh diusahakan kepala sama tinggi
B. Memberi perhatian melalui kontak mata
C. Menyentuh dan menyapa dengan sopan
D. Singkirkan penghalang
E. Semua benar
10. Konseling adalah:
A. Cara konselor memberi nasehat apa yang terbaik untuk ibu dan bayi dapat lakukan dengan
benar
B. Cara bekerja sama dengan orang lain dimana konselor berusaha memahami perasaan
orang tersebut dan membantu memutuskan apa yang terbaik untuk dilakukan
C. Cara petugas kesehatan menentukan apa yang harus ibu lakukan untuk dapat menyusui
dengan benar
D. A dan B benar
E. Semua benar
11. Tahapan untuk membangun percaya diri dan memberi dukungan kepada ibu menyusui:
A. Terima ide/perasaan ibu puji ibu dan bayi informasi relevan - saran
B. Setuju ide/perasaan ibu puji ibu dan bayi informasi relevan - saran
C. Terima ide/perasaan ibu puji ibu dan bayi informasi relevan - nasehat
D. A dan B benar
E. Semua benar
12. Berikut ini contoh respon yang berupa saran, kecuali:
A. Mungkin akan membantu bila ibu menyusui Ani lebih sering
B. Pernah terpikir oleh ibu untuk menyusui lebih sering ? Kadang itu membantu , lho ....
C. Harusnya ibu menyusui Ani lebih sering
D. Bisakah ibu menyusui lebih sering? Itu cara yang bagus untuk memperbanyak ASI
E. Semua benar
44
45
19. Butir Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI antara lain adalah:
A. Dilarang promosi di fasilitas kesehatan
B. Dilarang memberikan sampel gratis kepada ibu-ibu
C. Dilarang memberikan hadiah atau sampel gratis kepada petugas kesehatan
D. Informasi dalam label harus memuat keuntungan menyusui
E. Semua benar
20. Kode Internasional tersebut disusun pada tahun:
A. 1981 oleh WHO/UNICEF
B. 1991 oleh WHO/UNICEF
C. 2001 oleh WHO/UNICEF
D. 1985 oleh Departeman Kesehatan Indonesia
E. 1997 oleh Depkes Indonesia
46
Lampiran 8
CEK LIST UNTUK KETERAMPILAN MELATIH
Berlatihlan menggunakan keahlian ini ketika Fasilitator/Pelatih memimpin sesi/materi, dan beri
komentar pada hal-hal berikut ketika memberi umpan balik.
Gerakan:
Ambil posisi di tengah jangan ambil posisi di pojok atau di belakang meja
Menghadap peserta jangan menghadap ke papan tulis atau layar ketika sedang berbicara
Buat kontak mata dengan semua peserta si seluruh penjuru
Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah alami (hindari mengulang ulang suatu gerakan)
Bergerak ke seluruh ruangan dekati peserta pelatihan untuk mendapat perhatian dan respon dari
mereka
Hindari menutupi pandangan peserta perhatikan leher peserta yang terlihat mendongak.
Cara Bicara/Suara:
Pelan dan jelas, dan cukup keras agar bisa didengar oleh semua orang
Alami dan hidup bervariasi
Tulislah kata-kata yang susah di papan tulis, eja-lah dan jelaskan kata itu
Interaksi:
Usahakan untuk berinteraksi dengan semua peserta gunakan nama panggilan yang sesuai
Tanyakan pertanyaan yang disarankan dalam buku bertanyalah kepada peserta yang berbeda
Beri waktu kepada peserta untuk menjawab jangan beritahukan jawaban terlalu cepat beri
petunjuk/isyarat
Beri respons yang membangun dan secara baik kepada semua jawaban perbaiki jawaban yang
salah dengan sopan dan lembut
Libatkan semua peserta termasuk yang pendiam kontrol peserta yang banyak bicara
Hindari diskusi yang menyimpang atau mengalihkan dari topik membingungkan bila perlu
ditunda dulu pembicaraan tersebut
Usahakan untuk memberi jawaban yang memuaskan terhadap semua pertanyaan dari peserta.
Alat Bantu Visual:
Siapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan cek, atur dan dicoba dulu semua peralatan
dan perlengkapan sebelum sesi dimulai
Pastikan bahwa semua peserta dapat melihat dengan jelas atur ruangan agar peserta dapat
melihat dengan jelas
Tunjuk apa yang sedang Saudara bicarakan di projector atau di layar
Tutup, matikan atau pindahkan alat-alat yang sudah tidak diperlukan lagi
Tuliskan dengan besar dan jelas di papan tulis atur tulisan dengan baik sehingga masih tersisa
tempat
Simpan slide dan overhead secara rapi dan teratur sehingga sudah siap untuk sesi mendatang
47
Penggunaan Materi:
Siapkan secara seksama baca teks dan siapkan peralatan yang dibutuhkan
Siapkan orang yang membantu anda (contoh untuk role-play) sebelum sesi berlatihlah jika
memungkinkan
Jangan menghafal sesi luar kepala ikuti buku Petunjuk yang ada tetapi berbicaralah dengan
bahasa sendiri
Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap gunakan Petunjuk Pelatih/Fasilitator
Tekankan pada hal-hal yang penting jangan biarkan hal-hal penting terabaikan
Hindarkan membicarakan terlalu banyak hal diluar materi tetapi beri sedikit contoh lokal
Hindari pengulangan kecuali memang berguna
Apabila Saudara merasa penting untuk membaca buku petunjuk, usahakan untuk sekali-sekali
mengarahkan pandangan kepada peserta.
Manajemen Waktu:
Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat, usahakan untuk tidak terlalu lama dengan bagian pertama
Jangan sampai kehabisan waktu diantara waktu sesi (misalkan : Latihan Klinik) jelaskan dengan
jelas apa yang harus dilakukan.
48
Lampiran 9
EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Petunjuk Pengisian:
1. Baca setiap pertanyaan dengan cermat
2. Jawablah pertanyaan dengan melingkari huruf yang sesuai dengan penilaian anda
3. Arti penilaian adalah sebagai berikut:
A. Kurang sekali
B. Kurang
C. Cukup
D. Baik
E. Baik sekali
A. Fasilitator
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Materi
Bagaimana metoda penyampaian materi oleh fasilitator?
Bagaimana fasilitator menggunakan waktu?
Bagaimana kemampuan fasilitator dalam memimpin semua
kegiatan
Apakah fasilitator dapat menggugah semangat, sehingga para
peserta dapat berperan aktif dalam proses belajar-mengajar
Apakah fasilitator dapat mencapai tujuan khusus materi?
Penilaian
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini mengenai fasilitator yang sesuai dengan harapan
Saudara
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Agar kita dapat meningkatkan mutu pelatihan dimasa mendatang mohon mengisi kuesioner
dibawah ini :
1. Jelaskan secara ringkas tanggung jawab saudara berkaitan dengan ibu menyusui dan bayinya.
Dimanakah saudara bekerja (misalnya tempat praktik klinik, pusat kesehatan, rumah sakit)?
2. Menurut saudara apakah ada bagian dari pelatihan ini yang sulit.
49
3. Untuk setiap kegiatan tertulis dibawah ini buatlah tanda centang pada jawaban didalam kotak
yang menurut saudara waktu yang digunakan tersebut terlalu singkat, cukup atau terlalu lama.
Jenis Kegiatan
Terlalu lama
Presentasi
Demonstrasi ketrampilan
klinik
Demonstrasi keterampilan
konseling
Kelompok kerja dengan 8-10
peserta
Kelompok kerja dengan 4-5
peserta
Latihan tertulis
Pratik Klinik
4. Menurut Saudara jika ada dukungan tambahan seperti apa yang Saudara pikirkan perlu
sesudah pelatihan ini sehingga Saudara dapat meningkatkan keterampilan konseling di tempat
Saudara?
5. Bagaimana isi dan atau managemen dari kursus ini dapat ditingkatkan untuk peserta dimasa
mendatang?
B. Materi Pelatihan
No.
1.
2.
3.
4.
Materi
Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
Saudara?
Apakah materi pelatihan dapat Saudara manfaatkan?
Apakah materi yang diberikan bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan Saudara?
Apakah waktu yang disediakan telah sesuai?
Penilaian
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini yang berkaitan dengan materi pelatihan baik yang telah
Saudara pahami maupun yang kurang dipahami.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
50
Tuliskan tanda ceklist, dan beri komentar pada kolom manfaat materi pelatihan di bawah ini :
Judul Sesi
Sangat
bermanfaat
Bermanfaat
Mengapa menyusui
penting
Situasi lokal
menyusui
Cara kerja menyusui
Menilai proses
menyusui
Mengamati proses
menyusui
Mendengarkan dan
mempelajari
Latihan
mendengarkan dan
mempelajari
Praktik pelayanan
kesehatan
Praktik Klinik I
Mengatur posisi bayi
pada payudara
Membangun percaya
diri dan memberi
dukungan
Latihan percaya diri
dan dukungan
Praktik klinik 2
Kondisi payudara
Latihan kondisi
payudara
Menolak menyusu
Mengkaji riwayat
menyusu
Latihan mengkaji
riwayat menyusu
Pemeriksaan
payudara
Memerah ASI
51
Cukup
Bermanfaat
Tidak
Bermanfaat
Komentar
Judul Sesi
Sangat
bermanfaat
Bermanfaat
52
Cukup
Bermanfaat
Tidak
Bermanfaat
Komentar
Lampiran 10
EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
Hari
Tanggal
Topik
Pelatih/Fasilitator
:
:
: ....
: ....
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara dan tidak perlu
mencantumkan nama.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kegiatan
Kesesuaian antar materi pelajaran dan tujuan
pelatihan
Urutan penyampaian isi mata ajaran
Penguasaan pelatih/fasilitator terhadap materi
yang diberikan
Cara penyampaian pelajaran
Kesesuaian dan kemampuan penggunaan alat
peraga dengan pelajaran
Penggunaan bahan/materi dengan lembar
tugas/latihan
Kesesuaian penggunaan waktu yang tersedia
dengan tujuan belajar
Daya simpatik, gaya dan sikap terhadap
peserta
Penguasaan bahasa
Pemberian motivasi
Keterangan :
90 100
85 89.99
80 84.99
75 79.99
70 74.99
65 69.99
< 65
: dengan pujian
: sangat memuaskan
: memuaskan
: baik sekali
: baik
: cukup
: kurang
53
Nilai
Tanggal ___________________
UMUM IBU
F Ibu tampak sehat
F Ibu tampak rileks dan nyaman
F Terlihat tanda bonding ibu-bayi
UMUM BAYI
F Bayi tampak sehat
F Bayi tampak tenang dan rileks
F Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar
PAYUDARA
F Payudara tampak sehat
F Puting keluar dan lentur
F Terasa nyaman, tak nyeri
F Payudara ditopang dengan baik oleh jari2
yang jauh dari puting
POSISI BAYI
F Kepala dan badan bayi dalam garis lurus
F Bayi dipegang dekat badan ibu
F Seluruh badan bayi ditopang
F Bayi mendekat ke payudara,
hidung berhadapan dg puting
PELEKATAN BAYI
F Tampak lebih banyak areola diatas bibir
F Mulut bayi terbuka lebar
F Bibir bawah terputar keluar
F Dagu bayi menempel pada payudara
MENGHISAP
F Hisapan lambat, dalam dengan istirahat
F Pipi membulat waktu menghisap
F Bayi melepaskan payudara waktu selesai
F Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin
Catatan: .................................................................................................................................................
54
55
Komunikasi nonverbal
Mengajukan pertanyaan terbuka
Respon yang menunjukkan perhatian
Mengatakan kembali
Empati
Menghindari kata-kata yang menghakimi
Umum ibu
Umum bayi
Payudara
Posisi bayi
Pelekatan bayi
Menghisap
56
Makanan bayi
Sekarang:
(tanyakan
semua butir)
Kesehatan
dan perilaku
bayi (tanyakan
semua butir)
Kehamilan,
persalinan,
pemberian
makanan awal
Kondisi ibu
dan Keluarga
Berencana
Pengalaman
pemberian
makan bayi
sebelumnya
Situasi
keluarga dan
sosial
Menyusui
Berapa sering
Lamanya menyusui
Waktu terlama antara menyusui
(lamanya ibu meninggalkan bayi)
Satu payudara atau keduanya
Makanan tambahan (dan air)
Apa yang diberikan
Mulai kapan
Berapa banyak
Dengan cara apa
Berat badan lahir
Prematur
Buang air kecil (lebih/kurang dari 6 kali
per hari)
Kotoran (lunak dan kuning/cokelat; atau
keras atau hijau; frekuensi)
Kebiasaan
makan
(selera,
memuntahkan)
Kebiasaan tidur
Penyakit
Perawatan kehamilan (hadir/tidak)
Persalinan
Rawat-gabung
Pemberian makanan pramenyusui
Apa yang diberikan?
Sampel formula yang diberikan kepada
ibu
Bantuan pascalahir untuk menyusui
Umur
Kondisi kesehatan
Metoda KB
Jumlah bayi sebelumnya
Berapa yang disusui
Pemakaian botol
Situasi pekerjaan
Situasi ekonomi
Sikap ayah bayi terhadap menyusui
Sikap anggota keluarga terhadap
menyusui
Bantuan perawatan anak
Apa kata yang lainnya tentang
menyusui
57
Siang
Malam
Empeng
Ya/tidak
Berat sekarang
Pertumbuhan
Kembar
Kelainan
Mendiskusikan soal menyusui?
Ada kontak dini (1/2 -1 jam
pertama)
Kapan pertama menyusui
Cara memberikannya
Kondisi payudara
Motivasi untuk menyusui
Minum alkohol, merokok, kopi,
obat lainnya
Pengalaman baik atau buruk
Alasannya
Pendidikan
Lampiran 12
FORMULIR UNTUK MENILAI DAN MERUBAH PELAYANAN
Pelayanan
YA/TIDAK
Kebijakan:
Apakah fasilitas kesehatan
Saudara punya kebijakan
menyusui?
Apakah kebijakan itu tertulis?
Apakah kebijakan itu
mencakup 10 Langkah
Keberhasilan Menyusui?
Persiapan sebelum
persalinan:
Apakah ibu hamil diberi
informasi tentang:
- keuntungan ASI/menyusui
- manajemen laktasi
Memulai kegiatan menyusui:
Jika ibu bersalin normal, lewat
vagina:
Apakah ibu secara rutin
dibius selama persalinan
normal?
Apakah Saudara
memberikan bayi kepada ibu
untuk dipeluk agar terjadi
kontak kulit, dalam 1 jam
pertama setelah persalinan?
Apakah begitu lahir bayi
bergabung dengan ibunya
setidaknya dalam 30 menit
setelah persalinan?
Apakah staf, petugas
pelayanan memberi ibu
bantuan untuk memulai
kegiatan menyusui dalam 1
jam setelah persalinan?
58
Pelayanan
YA/TIDAK
59
Pelayanan
YA/TIDAK
Memantapkan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
Apakah Saudara
60
Pelayanan
YA/TIDAK
Mempertahankan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
Apakah Saudara mampu
61
Pelayanan
YA/TIDAK
Mempertahankan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
Apakah misalnya:
- BBLR
- bayi kembar
- bayi dengan kecacatan
- jika ibu sakit atau
mengalami kecacatan
Apakah Saudara mampu
membantu wanita yang
bekerja jauh dari rumah, tapi
ingin tetap menyusui?
Apakah Saudara
menginformasikan kepada
rekan-rekan kerja Saudara
tentang menyusui, sehingga
mereka juga tahu bahwa itu
sangat penting?
Pendidikan kesehatan:
Apakah ASI/menyusui
menjadi materi ceramah atau
terdapat dalam bahan
ceramah Saudara?
Apakah ASI/menyusui
dimasukkan ke dalam
ceramah Saudara tentang
gizi, dan ceramah Saudara
tentang pengenalan
makanan pendamping ASI
untuk anak?
Apakah Saudara mendorong
ibu bekerja untuk menyusui
eksklusif selama 6 bulan?
Apakah Saudara mendorong
ibu terus menyusui sampai
anak mereka berusia 2 tahun
atau lebih?
62
63
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
Instansi
Pendidikan
Alamat Rumah :
Alamat Kantor :
Telepon/HP
Rumah:
Kantor:
Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti Pelatihan Konseling Menyusui selama 5 hari effektif dan
mematuhi peraturan dan ketentuan pelatihan. Apabila saya melanggar peraturan tersebut maka
saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
..,.
Hormat saya,
64
Sekretariat:
Katmo, S.Sos
Dra. Ni Made Lahery
Rr. Oeripy Yuniarni, SE
Jufri Simangunsong, AMD
65