Laporan Genetika
Laporan Genetika
Lompat ke Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila
melanogaster.
2. Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila
melanogaster.
3. Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila
melanogaster.
I.2 Teori Dasar
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat
ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara
bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom
Phyllum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Animalia
Arthropoda
Insecta
Diptera
Drosophilidae
Drosophila
Drosophila
melanogaster
Jantan
Betina
1. Ukuran tubuh 1. Ukuran tubuh
lebih kecil
dari betina
2. Sayap lebih
pendek dari
Metamorfosis
pada
Drosophila
lebih besar
dari jantan
2. Sayap lebih
panjang dari
perkembangan
dari
telur
Drosophila
sayap betina
sayap jantan
pada gambar di bawah ini.
3. Terdapat sisir 3. Tidak terdapat
kelamin (sex
comb)
4. Ujung
sisir kelamin
(sex comb)
4. Ujung
Perkembangan
dimulai
segera
dua
periode.
Pertama,
periode
abdomen
abdomen
tumpul dan
runcing
lebih hitam
waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhentiberhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva,
pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi
lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia,
2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari
kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai
betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500
buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan,
yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu
selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat
dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur
tersebut (Borror, 1992).
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil
jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan
preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah
untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia
sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat
dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin
setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang
sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke
dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi
hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang
lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror,
1992)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup
Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:
Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam
kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C.
Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal.
Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu
sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan
menurun
apabila
kekurangan
makanan.
Lalat
buah
dewasa
yang
BAB II
METODE KERJA
II.1 Alat dan Bahan
ALAT
BAHAN
Buah-buahan
yang
Kantong plastik
membusuk
II.2 Metode Kerja
1. Menangkap Lalat Buah
Lalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buahbuahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik
kosong. Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam plastik,
lalat buah dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang
tertangkap makin baik, karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya
lalat betina dan memperkecil kemungkinan adanya kontaminasi oleh
jamur. Kemudian botol disimpan di tempat teduh.
2. Memelihara Lalat Buah
Lalat buah dipelihara didalam botol berisi media. Media yang digunakan
dibuat dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media berisi
lalat buah ini sebaiknya disimpan ditempat yang teduh.
Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media dengan membuang
bagian
yang
terkontaminasi
dan
sedikit
daerah
disekitarnya
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Siklus Hidup Lalat Buah
Tanggal lalat buah parental dimasukkan ke dalam botol : 9 September 2008
Tanggal lalat buah parental dikeluarkan dari botol : 19 September 2008
Temperatur rata-rata : 25C
TabelPengamatan
hasil pengamatan
muncul
lainnya
berwarna putih
Umur
Foto
(hari/jam)
dengan ukuran
Telur
19 jam
bersegmen,
Instar I
berbentuk seperti
Larva
cacing, motil
ukuran lebih besar
2 hari
3 hari
dibanding larva
instar I, terlihat
adanya warna
kehitaman pada
Instar II
bagian anterior
larva (mulut
larva) ,menggali
dengan mulut
tersebut
Mulut hitam terlihat
Larva
Instar III
jelas berbentuk
sungut, bergerak
4 hari
Prepupa
selaput yang
mengelilingi larva,
6 hari
tubuhnya
memendek
Kutikula menjadi
Pupa
keras dan
berpigmen, tidak
7 hari
bergerak (diam)
Ukuran relatif kecil
dan kurus,
Imago
berwarna pucat,
10 hari
BAB IV
PEMBAHASAN
Orang
pertama
yang
menggunakan
Lalat
buah
(Drosophila
atau
jamur.
Alkohol
yang
berasal
dari
bahan
anti
jamur
Media dalam botol akhirnya diganti dengan pisang ambon bulu busuk
yang dilumatkan. Kemudian, lalat dimasukkan ke dalam botol media pada
pukul 09.00. Jumlah lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 13
ekor. Pada tanggal 10 september 2008 pukul 04.00 mulai ditemukan
beberapa bercak-bercak
bercak-bercak
putih
berukuran kurang dari 0.5 mm tersebut tidak lain adalah telur dari
Drosophila melanogaster. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul
larva instar 1 setelah 2 hari. Larva instar 1 berukuran kurang lebih 0.5 mm,
berwarna
putih,
dan
terlihat
adanya
pergerakan
(motil).
Perubahan
berikutnya terlihat saat larva instar 1 mulai membesar ukurannya pada hari
ke 3, inilah yang disebut larva instar 2. Selain itu, pergerakannya terlihat
lebih aktif dibanding larva instar 1. Saat mengamati munculnya larva instar
2, terlihat adanya kontaminasi jamur. Hari berikutnya, ukuran larva makin
bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai muncul. Pergerakan larva ini
aktif di atas media maupun di dinding botol. Saat pengamatan larva instar 3,
media di dalam botol mengalami kenaikan permukaan akibat gas yang
menekan di bagian dasar. Gas tersebut diperkirakan dari adanya hasil
fermentasi oleh jamur yang tumbuh di sekitar permukaan media. Namun
setelah larva berubah menjadi larva instar 3, jamur yang ada di permukaan
media menghilang. Larva-larva tersebut yang memakan jamur yang tumbuh
di atas permukaan media. Namun, setelah hilangnya jamur bagian dasar
media mulai berair. Selanjutnya, larva instar 3 mulai melakukan pergerakan
ke bagian atas botol, mengurangi pergerakannya dan diam menempel pada
bagian dinding atas botol. Larva instar 3 ini mulai akan berubah menjadi
prepupa yang berwarna putih. Prepupa kemudian berubah menjadi fase
pupa. Dan imago pun akhirnya muncul setelah 10 hari lamanya.
Waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk pergiliran yang
dilakukan praktikan 2 adalah 8 hari. Lamanya perubahan telur menjadi
imago dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan (rendah,
ideal atau tinggi) dan perlakuan yang diberikan masing-masing praktikan
adalah selama 10 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi
tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan, pencahayaan,
kepadatan dan ketersediaan makanan.
3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan berada
pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25C. Selain itu, perlu
diperhatikan
ketersediaan
media
makanannya.
Jumlah
Drosophila
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster.
California: Academic Press Inc,.
Hartwell,L.H,
Hood,
L.,Goldberg,.,Reynolds,
Silver,
Veres.
2004.
Silvia,
Triana.
2003.
Pengaruh
Pemberian
Berbagai
Drosophila.
Bandung
Jurusan
Biologi
Universitas
Padjdjaran.
Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with
Drosophila. London: John Wiley and Sons, inc..
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview.
In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M,
Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic
Press.
Dirk rieger et al. 2007. The Fruit Fly Drosophila melanogaster
Favors Dim Light and Times its Activity Peaks to Early Dawn
and
Late
Dusk,
http://intl
Ashburner,
Michael.
2002.
Drosophila
Genomics
and
Speciation.
http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner.
Whitington,
Prof.
Paul.
2005.
Our
Drosophila
Model:
The
Fruitfly
melanogaster.
http://www.anatomy.unimelb.edu.au/researchlabs/whitington
. diakses tanggal 13 September 2008