Anda di halaman 1dari 241

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.

d 2015
KPH Kendal

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH


BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

RENCANA PENGELOLAAN
(MANAGEMENT PLAN)
KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

JANGKA 2011 s.d. 2015


LEMBAR V
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011

RENCANA PENGELOLAAN
(MANAGEMENT PLAN)

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha
JANGKA 2011 s.d. 2015

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pekalongan, .................................. 2011


DISUSUN OLEH :
SPH I Pekalongan
Kepala,

Semarang, .................................. 2011

Ir. GUNAWAN CATUR HR, MP


NIP. PP 1000237
Salatiga, .................................. 2011

DISAHKAN OLEH :
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Kepala,

DIKETAHUI OLEH :
Biro Perencanaan & PU
Kepala,

Ir. HERU SISWANTO, MBA


NIP. 19591219 198810 1 001

Ir. DJOKO SUKRISNO RIYANTO, MSc


NIP. PP 0010002

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH


BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

RENCANA PENGELOLAAN
(MANAGEMENT PLAN)
KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

JANGKA 2011 s.d. 2015


LEMBAR I
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011

RENCANA PENGELOLAAN
(MANAGEMENT PLAN)

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

LUAS : 20.300,58 ha
JANGKA 2011 s.d. 2015

Pekalongan, .................................. 2011


DISUSUN OLEH :
SPH I Pekalongan
Kepala,

Semarang, .................................. 2011

Ir. GUNAWAN CATUR HR, MP


NIP. PP 1000237
Salatiga, .................................. 2011

DISAHKAN OLEH :
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Kepala,

DIKETAHUI OLEH :
Biro Perencanaan & PU
Kepala,

Ir. TEGUH HADI SISWANTO


NIP. 19590130 198802 1 001

Ir. DJOKO SUKRISNO RIYANTO, MSc


NIP. PP 0010002

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH


BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

KAJIAN LOGING COUPE

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR I
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011

KAJIAN LOGING COUPE

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

Semarang, ................................. 2011

Pekalongan, ................................ 2011

DISAHKAN OLEH :
Biro Perencanaan & PU
Kepala,

DISUSUN OLEH :
SPH I Pekalongan
Kepala,

Ir. DJOKO SUKRISNO RIYANTO, MSc


NIP. PP 0010002

Ir. GUNAWAN CATUR HR, MP


NIP. PP 1000237

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH


BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KAJIAN LOGING COUPE


KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR I
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH


BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

KAJIAN LOGING COUPE

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR II
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011
PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

KAJIAN LOGING COUPE


KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha
10

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR III
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011
PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

KAJIAN LOGING COUPE

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL
LUAS : 20.300,58 ha

11

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR IV
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011
PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
BIRO PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA

KAJIAN LOGING COUPE

KELAS PERUSAHAAN JATI

KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN


KENDAL

12

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KABUPATEN BATANG LUAS : 5.259,78 ha


KABUPATEN KENDAL LUAS : 13.165,10 ha
KOTA SEMARANG LUAS : 1.875,70 ha

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBAR V
SEKSI PERENCANAAN HUTAN I PEKALONGAN
PEKALONGAN, 2011
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penyusunan buku
Rencana Pengelolaan (Managemen Plan) KPH Kendal jangka 2011 s.d. 2015 ini
dapat terselesaikan, sekaligus sebagai wujud implementasi komitmen SPH I
Pekalongan untuk menyusun buku Rencana Pengelolaan sesuai dengan tata waktu
yang ditentukan.

13

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Buku Rencana Pengelolaan KPH Kendal jangka 2011 s.d. 2015 merupakan dokumen
yang berisi; tujuan, sasaran dan startegi pengelolaan; kondisi umum dan sejarah,
sistem silvikultur; penataan areal kerja; dinamika tegakan dan etat; evaluasi
pengelolaan jangka lalu; rencana pengelolaan lima tahun yang mencakup aspek
produksi, lingkungan dan sosial dan kesimpulan dan saran.
Selanjutnya buku Rencana Pengelolaanini dapat digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Rencana Teknik Tahunan ( RTT ) dan rencana perusahaan lainnya.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan berkontribusi
maupun koreksinya dalam penyusunan buku Rencana Pengelolaan ini baik dari pihak
Biro Perencanaan dan Pengembangan Usaha maupun KPH Kendal sehingga buku ini
dapat di selesaikan sesuai tata waktu.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaiman mestinya.

Pekalongan,

Oktober 2011

KSPH I Pekalongan,

Ir. Gunawan Catur HR, MP.


NIP. PP 1000237

14

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
iii
ABSTRACT .......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

i
ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................


A.
Latar Belakang ..................................................................................
B.
Maksud dan Tujuan ...........................................................................
C.
Visi dan Misi .....................................................................................
D. Kebijakan Perusahaan .......................................................................
E.
Struktur Organisasi KPH Kendal .........................................................

1
1
2
3
5
9

BAB II. TUJUAN, SASARAN DAN STRATREGI PENGELOLAAN .............


A.
Tujuan Pengelolaan (Management Objective) ...................................
1. Aspek Ekonomi/Produksi ................................................................
2. Aspek Lingkungan/HCVF .................................................................
3. Aspek Sosial ....................................................................................
B.
Sasaran Pengelolaan .........................................................................
1. Sasaran Bidang Ekonomi/Produksi ..................................................
2. Sasaran Bidang Ekologi/Lingkungan ................................................
3. Sasaran Kawasan Dengan Nilai Konservasi Tinggi ............................
4. Sasaran Bidang Sosial ......................................................................
5. Sasaran Bidang Keamanan ..............................................................
C.
Stratregi Pengelolaan ........................................................................
1. Stratregi Pengelolaan Bidang Ekonomi/Produksi ............................
2. Stratregi Pengelolaan Bidang Lingkungan ........................................
3. Stratregi Pengelolaan Bidang Kawasan HCVF ..................................
4. Stratregi Pengelolaan Bidang Sosial ................................................

11
1
11
11
12
13
13
13
14
15
15
16
16
18
19
25

x
xiii
xiv

15

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB III. RISALAH UMUM DAN SEJARAH .................................................


A.
Risalah Umum ...................................................................................
1. Letak ...............................................................................................
2. Keadaan Lapangan ..........................................................................
3. Keadaan Enclave .............................................................................
4. DAS..................................................................................................
5. Infrastruktur ...................................................................................
6. Tanah ..............................................................................................
7. Iklim ................................................................................................
8. Sosial Ekonomi ................................................................................
9. Bagian Hutan ..................................................................................
B.
Sejarah Penataan dan Revisi, Pengukuran dan Perpetaan Serta Tanah Tanah Perusahaan ...............................................................................
1. Sejarah Penataan dan Revisi ...........................................................
2. Sejarah Pengukuran dan Perpetaan ................................................

26
26
26
28
29
30
31
34
34
35
41

BAB IV. SISTEM SILVIKULTUR ..................................................................


A.
Sistem Silvikultur Untuk Jati ..............................................................
1. Persemaian .....................................................................................
2. Pembuatan Tanaman Hutan Jati .....................................................
3. Pemeliharaan Hutan .......................................................................
4. Pemanenan Hutan Jati ....................................................................
B.
Sistem Silvikultur Untuk Rimba ..........................................................
1. Persemaian .....................................................................................
2. Pembuatan Tanaman Hutan Rimba .................................................
3. Pemeliharaan Hutan Rimba ............................................................
4. Pemanenan Hutan Rimba ...............................................................
C.
Sistem Silvikultur Untuk Kawasan Perlindungan ................................
1. Persemaian .....................................................................................
2. Pembuatan Tanaman Hutan ...........................................................
3. Pemeliharaan Hutan .......................................................................
D. Prosedur Kerja Bidang Pemanenan Hutan .........................................
1. Persiapan Kerja ...............................................................................
2. Teresan ...........................................................................................
3. Persiapan Pemanenan Kayu ...................................... .......................
4. Pelaksanaan Pemanenan Kayu ........................................................
5. Pasca Pemanenan Kayu ..................................................................
6. Monitoring dan Evaluasi .................................................................

56
56
56
57
58
58
59
60
60
60
61
61
61
61
61
62
62
62
63
66
72
72

42
42
49

16

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB V. PENATAAN AREAL KERJA ........................................................................


A.

77

Susunan Kelas Hutan .......................................................................


1. Kawasan Hutan Untuk Tujuan Produksi ..........................................
2. Kawasan Hutan Untuk Tujuan Bukan Produksi ................................
B.
Kawasan Perlindungan ...................................................................
1. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) ...........................................
2. Kawasan Perlindungan Khusus ........................................................
C.
Kawasan Produksi ...........................................................................
1. Kawasan Hutan Untuk Produksi Jati ................................................
2. Kawasan Hutan Bukan Untuk Produksi Jati .....................................
D.
Kawasan Untuk Penggunaan Lain ....................................................

77
77
77
79
80
81
81
82
85
86

BAB VI. DINAMIKA TEGAKAN ...................................................................


A. Susunan Kelas Hutan ...........................................................................
B. Kelas Hutan Produktif ..........................................................................
1. Perkembangan Luas Kelas Hutan Produktif .....................................
2. Angka Kerusakan Kelas Hutan Produktif ..........................................
C. Perkembangan Standing Stock ............................................................
D. Etat .....................................................................................................
1. Etat Awal Jangka RPKH ....................................................................
a.
Perhitungan Volume Pada Umur Tebang Rata-rata
(UTR) Sebelum Uji Etat Dengan daur 60 Tahun ......................
b.
Perhitungan Volume Pada Umur Tebang Rata-rata
(UTR) Setelah Pengujian Terakhir Dengan Daur 60 Tahun ......
c.
Etat Tahunan /Annual Allowable Cut (AAC) .......................
2. Etat Terkoreksi (Hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2010) ................
E. Petak Ukur Permanen/PUP ..................................................................

88
88
90
90
93
94
95
95

BAB VII. EVALUASI KEGIATAN PENGELOLAAN JANGKA LALU .......


A. Kelola Produksi ...................................................................................
Evaluasi Kelola Produksi ......................................................................
B. Kelola Lingkungan ................................................................................
1. Evaluasi Kegiatan Pengelolaan Lingkun ...........................................
2. Evaluasi Terhadap Kegiatan Pemantauan Lingkungan .....................
C. Kelola Sosial ........................................................................................
1. Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa ........... ...........
2. Kelembagaan ..................................................................................
3. Ketenaga Kerjaan ............................................................................
4. Pendidikan ......................................................................................
5. Kesehatan .......................................................................................
6. Konflik Dengan Unit Manajemen ....................................................

103
103
103
122
123
136
177
177
183
183
184
184
184

95
97
99
99
101

17

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB VIII. RENCANA KEGIATAN LIMA TAHUN ......................................


A. Rencana Kelola Produksi ......................................................................
1. Rencana Teresan .............................................................................
2. Rencana Tebangan ..........................................................................
3. Rencana Tanaman ..........................................................................
4. Rencana Pemeliharaan ...................................................................
B. Rencana Kelola Lingkungan .................................................................
1. Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Perlindungan .........................
2. Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Produksi ........... ...........
3. Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Penggunaan Lain ....... ..........
4. Pengelolaan pada Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi ....................
C. Rencana Pemantauan Lingkungan .......................................................
1. Fisik ................................................................................................
2. Kimia ...............................................................................................
3. Biologi .............................................................................................
4. Monitoring Pengendalian Limbah B3 ..............................................
D. Rencana Kelola Sosial ..........................................................................
1. Peningkatan Perekonomian Desa ....................................................
2. Kelembagaan ..................................................................................
3. Ketenagakerjaan .............................................................................
4. Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat ...........................................
5. Pengelolaan Situs ............................................................................
E. Rencana Pemantauan Sosial ................................................................
1. Perekonomian Desa ........................................................................
2. Kelembagaan ..................................................................................
3. Ketenagakerjaan .............................................................................
4. Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat ...........................................
5. Pengelolaan Situs ............................................................................
F. Rencana Kelola Perlindungan SDH .......................................................
1. Rencana Kelola Perlindungan ..........................................................
2. Perencanaan Stratregi Perlindungan SDH .......................................
3. Pelaksanaan Strategi Pengamanan Hutan ......................................
4. Manajemen Zonasi .........................................................................
5. Penanganan Petak Pasca Gangguan Keamanan Hutan ....................
6. Penanganan Pasca Gangguan Keamanan Hutan ..............................
7. Penanganan Pelaku Gangguan Keamanan Hutan ............................
8. Monitoring dan Evaluasi .................................................................

187
187
187
187
191
192
196
197
200
205
207
211
212
213
213
214
214
214
216
216
219
219
219
219
220
220
220
220
221
221
222
227
228
231
233
233
234

BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................


A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

236
236
237

LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................................

238
18

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

DAFTAR TABEL
Halaman
3.1

3.11.
3.12.
3.13.
3.14.
3.15.

Daftar panjang jalan mobil pada jangka tahun 2008 -2017 KPH
Kendal .................................................................................................
Daftar nama dan panjang alur KPH Kendal .........................................
Daftar rata-rata curah hujan 4 tahun(2007 2010) pada
Beberapa stasiun pengamat di wilayah KPH Kendal
......................................................................................
Nama kecamatan dan desa dalam wilayah KPHKendal .......................
Data kependudukan menurut jenis kelamin wilayah kerja KPH
Kendal .................................................................................................
Data kependudukan menurut kelompok umur wilayah kerja KPH
Kendal .................................................................................................
Mata pencaharian penduduk ditiap kecamatan tahun 2005 KPH
Kendal ....................................................
Tingkat pendidikan penduduk/Kecamatan sekitar hutan KPH
Kendal

.. ...................................................................................................
Tabel kepemilikan lahan pertanian per kapita sekitar wilayah KPH
Kendal .................................................................................................
Perubahan letak dan nama alur pada penataan ulang Tahun 20062007
............
Perubahan luas petak pada penataan ulang tahun 2006-2007 ................
Daftar jumlah petak dan jumlah/panjang alur ........
Daftar luas petak dan luas alur KPH Kendal jangka 2008-2017 ............
Perbandingan susunan kelas hutan 2 (dua) jangka KPH Kendal............
Pejabat pengelola hutan KPH Kendal tahun 1977-1986 .......................

4.1
4.2
4.3
4.4

Tata waktu kegiatan silvikulur intensif pada perhutanan klon JPP .......
Tata waktu kegiatan silvikulur intensif pada jati APB dan JPP. ............
Tata waktu kegiatan silvikulur pada jenis rimba ........
Tata waktu kegiatan silvikulur pada kawasan perlindungan.. ............

5.1

Ikhtisar kelas hutan KPH Kendal


.. .............................................
Penetapan kawasan perlindungan
. ..................................................

3.2
3.3

3.4
3.5
3.6
3.7.
3.8.

3.9.
3.10.

5.2

6.1

6.2

Gambaran tentang perkembangan susunan kelas hutan KPH


Kendal mulai awal jangka RPKH KPH Kendal tahun 2008 s.d
2010 .....................................................................................................
Perkembangan struktur kelas hutan produktif KPH kendal Tahun
2008 s.d 2010.......................................................................................

32
33

35
36
37
38
39

40
41

47
48
49
52
53
55
73
74
75
76

78
80

89
92
19

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

6.3
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
6.10

7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
7.10
7.11
7.12
7.13
7.14
7.15
7.16
7.17
7.18
7.19
7. 20
7.21
7.22
7.23
7.24
7.25
7.26
7.27
7.28
7.29
7.30
7.31

Mutasi kelas hutan produktif KPH Kendal tahun 2008 s.d 2009 ...........
Tabel perhitungan volume UTR sebelum uji etat BH Subah.. ...........
Tabel perhitungan volume UTR sebelum uji etat BH Kalibodri.. ..........
Tabel perhitungan volume UTR sebelum uji etat BH Kaliwungu..........
Tabel perhitungan volume UTR setelah pengujian terakhir BH
Subah ...................................................................................................
Tabel perhitungan volume UTR setelah pengujian terakhir BH
Kalibodri .............................................................................................
Tabel perhitungan volume UTR setelah pengujian terakhir BH
Kaliwungu ..........................................................................................
Tabel etat tahunan KPH kendal awal jangka 2008 s.d 2017 .................
Tabel etat tahunan terkoreksi KPH Kendal hasil evaluasi Potensi
SDH tahun 2010 ..................................................................................

95
95
96
97

Rencana dan realisasi tebangan A2 tiga tahun.......................................


Realisasi produktifitas tebangan .........................................................
Etat volume tebangan 4 (empat) jangka dan risalah kilat ..................
Perbandingan realisasi tebangan A terhadap RTT & RPKH .............
Realisasi tanaman rutin dan pembangunan .........................................
Stratifikasi pencurian kayu ..................................................................
Nilai kerugian pencurian kayu tahun 2006 s.d 2010 .............................
Nilai kerugian kebakaran hutan tahun 2008 s.d 2010 ...........................
Kerusakan tanaman akibat serangan hama pada tanaman jati ...............
Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit ......................................
Kerusakan tanaman akibat faktor biotik ...............................................
Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat serangan
Hama ..................................................................................................
Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat penyakit .................
Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat faktor biotik ............
Rencana dan realisasi prasarana jalan ..................................................
Realisasi pengelolaan kawasan perlindungan setempat ........................
Kondisi tegakan pada sempadan sungai ...............................................
lokasi kegiatan perikanan di kawasan hutan KPH Kendal ....................
Realisasi pengelolaan kawasan sempadan mata air ..............................
Realisasi pengelolaan hutan alam sekunder (HAS) ..............................
Realisasi pengelolaan kawasan perlindungan plasma nutfah ................
Realisasi pengelolaan situs ..................................................................
Realisasi pengelolaan lingkungan pada kawasan produksi ...................
Pengelolaan lingkuangan pada kawasan penggunaan lain ....................
Diskripsi lokasi SPL hidrologi (Debit & sedimentasi) ..........................
Hasil survey biodiversity KPH Kendal ...............................................
Hassil survey satwa KPH Kendal ........................................................
Nilai viabilitas mata air (NKT 4.1) .....................................................
Nilai viabilitas DAS (NKT 4.1) ..........................................................
Nilai viabilitas situs budaya dan ekologi (NKT 6.1) .............................
PKBL yang diberikan Perum Perhutani KPH Kendal untuk MDH .......

103
104
104
106
107
109
113
114
115
116
116

97
98
98
99
99

116
118
118
121
124
125
127
128
130
131
132
133
135
138
143
155
170
171
175
178
20

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

7.32
7.33
7.34
7.35
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
8.10

8.11
8.12
8.13
8.14
8.15
8.16
8.17
8.18
8.19
8.20
8.21

Data pelatihan & study banding yang telah diikuti LMDH KPH
Kendal .................................................................................................
Data pemanfaatan hasil hutan non kayu KPH Kendal tahun 2006
s.d 2010 ...............................................................................................
Pendapatan masyarakat dari pemanfaatan hasil hutan non kayu . ..........
Penerimaan sharing produksi kayu tebangan tahun 2006 s.d 2010 ........
Rencana teresan untuk tebang habis jati tahun 2011 2015 KPH
Kendal .................................................................................................
Daftar rencana tebangan A2 tahun 2011 s.d 2015 ................................
Rencana tebangan B1 tahun 2011 s.d 2015 ..........................................
Rencana perbaikan coc / lacak balak
...............................................
Rencana tanaman rutin dan pembangunan ............................................
Rencana pemeliharaan / penjarangan jati non JPP
..............................................................................
Rencana pemeliharaan / penjarangan jati JPP ......................................
Rencana pengelolaan lingkungan di hutan Lindung Terbatas
(HAS) KPH Kendal tahun 2011 s.d 2015 .............................................
Rencana pengelolaan Lingkungan di kawasan Plasma Nutfah
(KPPN) KPH Kendal 2011 s.d 2015 ....................................................
Rencana pengelolaan Lingkungan di sempadan sungai KPH
Kendal
Tahun 2011 s.d 2015 ...........................................................................
Rencana pengelolaan lingkungan di kawasan curam (5 %) ..................
Rencana pengelolaan lingkungan di sempadan mta air .........................
Rencana pengelolaan lingkungan di kawasan curam ............................
Rencana kelola lingkungan di kawasan produksi KPH Kendal
Tahun 2011 s.d 2015 ...........................................................................
Rencana kegiatan kelola sosial bidang perekonomian tahun
2011 2015 ........................................................................................
Rencana kegiatan kelola sosial bidang kelembagaan tahun
2011 2015 ........................................................................................
Rencana kegiatan kelola sosial bidang ketenagakerjaan tahun
2011 2015 ........................................................................................
Rencana program pendidikan dan kesehatan masyarakat desa
Hutan (MDH) ......................................................................................
Data jumlah personil pengamanan hutan per BKPH ............................
Data jumlah pos pengamanan per BKPH ..............................................
Zonasi tingkat keamanan hutan per RPH semester I 2011 ....................

179
180
181
182

187
189
190
191
192
193
194
199
199

199
199
200
200
205
215
216
218
219
225
225
231

21

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

DAFTAR GRAFIK
Halaman
6.1

6.3
6.4
6.5

Perkembangan luas hutan produktif KPH Kendal tahun 20082010 .....................................................................................................


Perkembangan struktur kelas hutan produktif KPH Kendal tahun
2008-2010 ............................................................................................
Perkembangan standing stock KPH Kendal tahun 2008-2010...............
Prediksi Etat Luas KPH Kendal............................................................
Prediksi Etat Masa Selama Daur...........................................................

7.1

Perkembangan rencana tebangan A2 ....................................................

6.2

90
92
94
100
101
104

22

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1
4.1
5.1

Struktur Organisasi KPH Kendal..........................................................


Penampang tunggak .............................................................................
Bagan kelas hutan ................................................................................

10
69
87

23

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

ABSTRAKSI

RENCANA PENGELOLAAN KPH KENDAL


OLEH SPH I PEKALONGAN
Rencana Pengelolaan (Managemen Plan) KPH Kendal ini memberikan arah
pengelolaan KPH Kendal selama 5 tahun ke depan pada tahun 2011-2015 sehingga
dapat terwujud pengelolaan hutan secara lestari yang mempertimbangkan aspek
produksi, lingkungan dan sosial. Luas kawasan hutan KPH Kendal adalah 20.300,58
ha. Secara administrative terletak di Kabupaten Semarang seluas 1.875,7 ha,
Kabupaten Kendal 13.165,1 ha dan Kabupaten Batang 5.259,78 ha.
Luas kawasan hutan untuk produksi 16.911,48 ha yang terdiri dari 16.426,18 ha
merupakan kawasan hutan untuk produksi jati dan 485,3 ha bukan untuk produksi
jati. Berdasarkan hasil evaluasi potensi diperoleh etat luas 257,52 ha/tahun dan etat
massa 22.161 m3/tahun. Rencana kegiatan tanaman rutin 600,3 ha tanaman
pembangunan 172,1ha. Luas pemeliharaan 23.533,6 ha dan luas tebangan A 638,5 ha
dengan produksi 77.254 m3 sedang tebangan B seluas 172,1 ha dengan produksi
2.377 m3.
Luas kawasan hutan untuk kawasan perlindungan adalah 2.715,2 ha yang terdiri dari
kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, mata air,pantai) 1.533,4 ha, hutan
alam sekunder 1.032,3 ha, kawasan perlindungan plasma nutfah 70,6 ha, kawasan
curam 67,5 ha, kuburan 10,3 ha dan situs 1,1 ha. Tujuan pengelolaan lingkungan
adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati, kawasan
yang memiliki fungsi hiroorologis, melindungi jenis-jenis dan habitat satwa yang
hampir punah terancam dan langka dan memelihara hutan dengan nilai konservasi
tinggi. Rencana pengkayaan pada kawasan perlindungan setempat 222,4 ha
sedangkan untuk pengkayaan pada hutan alam sekunder seluas 166,3 ha.
Jumlah desa yang berada disekitar hutan di KPH Kendal ada 82 desa yang berada di
Kotamadya Semarang 12 desa, Kabupaten Kendal 36 desa dan Kabupaten Batang 34
desa.
Pada masing-masing desa telah membentuk wadah berupa Lembaga
Masyarakat Desa Hutan. Pengelolaan sosial terutama bertujuan untuk ikut
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan, sumber air, bahan bakar, obat-obat
tradisional pendidikan kesehatan lingkungan dll sesuai dengan kebutuhannya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan pemetaan, harmonisasi hubungan dan
penyediaan lapangan pekerjaan.

Kata kunci : pengelolaan hutan lestari, aspek kelola produksi, aspek kelola produksi,
aspek kelola sosial, kawasan perlindungan, kawasan produksi dan kawasan
penggunaan lain, dinamika tegakan, etat, rencana lima tahun.
ABSRACT

MANAGEMEN PLAN OF KPH KENDAL


24

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

SPH I PEKALONGAN
The Management Plan of Kendal Forest Management Unit (Management Plan KPH
Kendal) provides guidance for forest management in KPH Kendal over the next 5
years (2011-2015) to realize a sustainable forest management dealing with aspects
of production, environmental and social. The total forest area of KPH Kendal is
20,300.58 ha. The forest is administratively located in Semarang Regency (1,875.7
ha), Kendal Regency (13,165.1 ha) and Batang Regency (5,259.78 ha)
The area of forest for the production is 16.911,48 ha which comprises 16.426,18 ha
for forest teak production and 485.3 ha for not-teak production. Based on the forest
inventory, the annual allowable cutting for KPH Kendal is 257.52/year ha and
22,161 m3/year. Routine replanting plan is planned for 600.3 ha, while Replanting
plan for productivity improvement is 172.1 ha. Forest maintenance (weeding,
pruning and thinning) covers 23,533.6 ha, Clear Felling (A-Felling) is designed for
638.5 ha (approx. 77,254 m3), while Felling, aimed to productivity improvement (BFelling) is considered 172.1 ha (approx. 2,377 m3).
Ares for protected forests is 2.715,2 ha, consisting of 2,715.2 ha local protected area
(border rivers, springs, beaches), 1032.3 ha secondary forests, 70.6 ha protection of
germplasm, 67,5 ha steeper areas, 10,3 ha graves and sites 1,1 ha. The
environmental management objectives are mainly to maintain and to enhance
biodiversity area that has hydroorology function, to protect species and habitat for
endangered wildlife and to preserve threatened and endangered forests with high
conservation value. The plan for enrichment planting in local protected area is
planned for 222,4 ha, while enrichment for secondary natural forests is designed for
166,3 ha.
Number of villages around the forest in KPH Kendal is 82 villages, located in the
municipality of Semarang 12 villages, Kendal regency 36 villages and Batang 34
villages. In each village has established a Forest Village Community. This social
management is mainly aimed to actively contribute to the community prosperity
improvement, to provide opportunities for people to get food, water, fuel, traditional
medicine, education, healthy environment etc. in line with their needs. The activities
include mapping, the harmonization of relations and employment.

Key word : sustainable forest management, area for protected forest, area for
product forest, secondary forest, forest dinamic, etat, forest planing

25

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbarui, sehingga dapat
memberikan manfaat secara lestari. Agar hutan dapat memberikan manfaat
secara lestari, mutlak diperlukan sistem pengelolaan hutan yang didasarkan pada
prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang benar secara konsisten selama jangka
waktu pengusahaannya, yakni prinsip-prinsip pengelolaan hutan secara lestari
(Sustainable Forest Management /SFM), yang meliputi kelestarian produksi,
kelestarian lingkungan, dan kelestarian sosial. Dengan praktek pengelolaan
hutan yang mengacu pada prinsip kelestarian produksi, lingkungan, dan sosial
secara konsisten, sumber daya hutan pada suatu unit manajemen dapat terjaga
fungsi-fungsinya dan memberikan manfaat secara seimbang dan terus-menerus,
baik dari segi produksi hasil hutan, lingkungan, maupun sosial.
Untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari pada suatu unit pengelola
hutan, mutlak diperlukan suatu rencana pengelolaan (Management Plan) yang
baik dan terpadu dalam jangka panjang dengan mempertimbangkan seluruh
aspek, baik aspek potensi dan kemampuan produksi sumberdaya hutannya itu
sendiri, kebijakan pemerintah, tuntutan pasar, kondisi spesifik lingkungan
setempat, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat, serta
ketersediaan sumberdaya lainnya (modal dan sumberdaya manusia), yang akan
digunakan sebagai acuan dalam praktek pengelolaan hutan yang akan dilakukan.
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Lestari adalah :
1. Memberikan arah bagi pengelola hutan KPH Kendal selama 5 tahun ke depan
(tahun 2011 s.d 2015) meliputi aspek produksi, lingkungan dan sosial.
2. Menjadi dasar evaluasi untuk perbaikan pengelolaan untuk jangka depan
periode 2018-2027.
3. Mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.
Agar

dapat

memujudkan

sebuah

praktek

pengelolaan

hutan

yang

mengintegrasikan ke tiga aspek pengelolaan di atas maka Perum Perhutani KPH


26

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kendal menyusun sebuah dokumen Rencana Pengelolaan (Management Plan)


dengan jangka tahun 2011 2015. Dokumen Rencana Pengelolaan ini disusun
mengacu kepada beberapa kaidah pengelolaan hutan lestari, khususnya
Pengelolaan hutan lestari menurut standart FSC (Forest Stewardship Council)
pada prinsip 7.1.
KPH Kendal merupakan salah satu unit kelola di Perum Perhutani dalam bentuk
Kesatuan Pemangkuan Hutan. Perum Perhutani sendiri adalah salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) disektor kehutanan yang bekerja berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum)
Kehutanan Negara . Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Perum Perhutani
mengelola semua kawasan hutan di Pulau Jawa dan Madura, kecuali hutan
konservasi.
Sebagai satu-satunya badan pengelola hutan negara di Pulau Jawa dan Madura
maka Perum Perhutani berkomitmen untuk melakukan praktek pengelolaan
hutan lestari (PHL) yang salah satunya dimulai dengan menyusun sebuah
rencana pengelolaan yang memperhatikan prinsip-prinsip PHL.
Perum Perhutani KPH Kendal sebagai suatu perusahaan dengan sifat usaha
sebagai penyedia pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk
keuntungan dimana dalam pengelolaan hutannya berdasarkan pada prinsip
pengelolaan dan kelestarian sumberdaya hutan.

B. Maksud dan Tujuan Perusahaan


Maksud dan Tujuan Perusahaan sesuai PP 72 Tahun 2010 adalah
menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang berhubungan dengan pengelolaan hutan
dan hasil hutan yang berkwalitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
berdasarkan prinsif Pengelolaan Hutan Lestari dan tata kelola perusahaan yang
baik.

C. Visi dan Misi Perusahaan

27

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari sesuai standar yang ditetapkan,


Perum Perhutani menuangkan dalam visi dan misi perusahaan sebagai berikut :
1. Visi ;
Menjadi Pengelola Hutan Lestari Untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran
Rakyat.
2. Misi ;
a.

Mengelola sumberdaya hutan dengan prisip Pengelolaan Hutan Lestari


berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran
Sungai (DAS), serta meningkatkan manfaat hasilhutan kayu dan bukan
kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha
berbasi kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk
menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

b.

Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta


sumber daya manusia perusahaan yang modern, profesional dan
handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui
pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa
hutan atau koperasi petani hutan.

c.

Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah


secara regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif
dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan
internasional.

Seiring dengan perkembangan dunia,

pengelolaan hutan tidak hanya

memperhatikan kelestarian fungsi produksi namun juga memperhatikan


kelestarian fungsi ekologis dan sosial. Dalam rangka pengelolaan hutan Lestari
salah satu yang menjadi acuan adalah Pengelolaan Hutan Lestari menurut
standar Forest Stewardship Council (FSC). Terdapat 10 (sepuluh) prinsip yang
harus dipenuhi yaitu :
1.

Prinsip 1. Ketaatan pada hukum dan prinsip-prinsip FSC.

2.

Prinsip 2. Hak tenure dan hak guna serta tanggung jawab.

3.

Prinsip 3. Hak-hak masyarakat adat.


28

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

4.

Prinsip 4. Hubungan masyarakat dan hak-hak pekerja.

5.

Prinsip 5. Manfaat dari hutan.

6.

Prinsip 6. Dampak pada lingkungan hidup.

7.

Prinsip 7. Rencana pengelolaan.

8.

Prinsip 8. Monitoring dan evaluasi.

9.

Prinsip 9. High Conservation Value Forest (HCVF).

10. Prinsip 10. Hutan tanaman.


Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Lestari bertujuan untuk memberikan
gambaran pengelolaan hutan di KPH Kendal meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.

Sasaran-sasaran pengelolaan sumberdaya hutan.

2.

Deskripsi tentang sumberdaya yang dikelola, batas tata lingkungan, status


kepemilikan dan kegunaan lahan, kondisi-kondisi sosio ekonomi dan
gambaran profil lahan di sebelahnya.

3.

Rasio angka panenan dan seleksi spesies.

4.

Ketetapan untuk memantau dinamika dan pertumbuhan hutan.

5.

Upaya-upaya perlindungan lingkungan yang didasarkan pada penilaian tata


lingkungan.

6.

Rancangan-rancangan untuk identifikasi dan perlindungan spesies langka


yang dilindungi.

7.

Peta-peta yang memaparkan basis sumberdaya hutan termasuk daerahdaerah yang dilindungi, kegiatan-kegiatan terencana dan kepemilikan lahan.

8.

Deskripsi dan justifikasi teknis pemanenan dan peralatan yang digunakan.

D. Kebijakan Perusahaan
Perusahaan menjamin dilakukannya pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah
kerjanya secara lestari baik terhadap aspek ekonomi (produksi), lingkungan
maupun sosial, yang ditunjukkan dengan melakukan pengelolaan hutan dengan
berdasarkan pada prinsip dan kriteria FSC (Forest Stewardship Council).
1. Kebijakan Pengelolaan Ekonomi
Perusahaan berbasiskan sumberdaya hutan utamanya di KPH Kendal sebagai produksen
kayu bundar jati yang terkemuka, menjamin keberlanjutan pengelolaan ekonomi

29

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

(produksi) perusahaan. Kebijakan-kebijakan utama untuk menjamin kelestarian fungsi


ekonomi (produksi) tersebut berpedoman pada :
a.

Penerapan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkesinambungan dengan


berpedoman pada prinsip-prinsip dan kriteria FSC .

b.

Pengelolaan sumberdaya hutan berprinsipkan Good Corporate Governance;


keterbukaan

(transparansi),

kemandirian

(independensi),

bertanggungjawab

(akuntabilitas), partisipasi dan berkeadilan.


c.

Menerapkan manajemen lestari sumberdaya hutan, yang meliputi :


1)

Menjamin kemantapan wilayah kerja,

2)

Menjamin potensi sumberdaya hutan, rehabilitasi hutan, perbaikan kualitas


tegakan, peningkatan produktivitas hutan, terjaminnya keamanan hutan,

3)

Memanfaatkan

hasil

hutan

kayu

bundar

Jati

secara

efisien

dan

berkesinambungan,
d.

Menyelenggarakan kelestarian usaha yang diarahkan pada :


1)

Menyelenggarakan usaha kayu bundar Jati yang bermutu tinggi dengan


didukung oleh sumberdaya manusia yang professional,

2)

Mengembangkan potensi sumberdaya hutan lain bukan kayu bundar Jati


dengan beraliansi kemitraan secara luas, terutama dengan lembaga masyarakat
desa hutan dan pihak-pihak lain yang berkompeten.

2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan


Perum Perhutani KPH Kendal sebagai salah satu unit manajemen pengelolaan hutan di
Perum Perhutani memiliki komitmen dan kebijakan untuk menjamin terselenggaranya
pengelolaan hutan secara lestari dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan serta
peraturan-peraturan perundangan yang berlaku dengan mengupayakan tercapainya
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan yang berdampak positif atau
mengupayakan seminimal mungkin dampak negatif yang timbul akibat kegiatan-kegiatan
pengelolaan hutan di wilayah kerjanya.
Sebagai implementasi dari komitmen dan kebijakan tersebut, pengelolaan sumber daya
hutan di wilayah kerja Perum Perhutani KPH Kendal akan berusaha untuk menjamin
dilakukannya :
a.

Pengelolaan sumber daya hutan selalu diintegrasikan dengan upaya terciptanya


kelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati sebagai suatu ekosistem,
yang implementasinya antara lain :
1)

Memantapkan pengelolaan kawasan perlindungan setempat (KPS), sebagai


upaya perlindungan terhadap sumber-sumber air, yang sangat penting untuk

30

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

kelangsungan hidup masyarakat serta makhluk lain yang berada dalam


lingkungan ekosistem hutan.
2)

Menetapkan dan memantapkan pengelolaan kawasan Hutan Alam Sekunder


(HAS) yang berfungsi sebagai kawasan pelestarian biodiversity, serta sebagai
bentuk upaya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan perlindungi
keberadaan spesies RTE.

3)

Pelindungan dan peningkatan fungsi kawasan-kawasan yang teridentifikasi


memiliki Nilai Konservasi Tinggi (NKT/HCV).

4)

Melaksanakan dan meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan hutan


dari gangguan manusia (pencurian pohon, bibrikan, kebakaran, perburuan
satwaliar dan penggembalaan).

5)

Mempertahankan kawasan-kawasan atau wilayah-wilayah hutan yang memiliki


fungsi hidro-orologi (hutan lindung), serta menjaga kawasan-kawasan atau
wilayah-wilayah hutan yang memiliki fungsi strategis untuk kehidupan sosial
dan budaya masyarakat setempat (situs budaya).

6)

Menerapkan teknik-teknik kegiatan pengelolaan hutan, misalnya pelaksanaan


penebangan dan penanaman, yang tidak merusak lingkungan dan sekecil
mungkin menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

7)

Mencegah penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dilarang oleh
FSC, WHO, PP No. 74 Tahun 2001 dan melakukan penanganan dan penggunaan
limbah bahan berbahaya dan beracun secara benar dan bertanggung jawab.

b.

Peningkatan fungsi dan manfaat sumber daya hutan dengan melakukan reboisasi dan
rehabilitasi tanah kosong dan hutan yang mengalami degradasi (rusak).

c.

Penjagaan/pengembangan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kualitas


ekosistem :
1)Mempertahankan dan memulihkan keberadaan ekosistim alami
2)Mempertahankan dan meningkatkan biodiversity (keanekaragaman hayati) sebagai
potensi sumber daya hutan.
3)

Meminimalkan terjadinya laju erosi tanah di kawasan hutan dibawah standart


baku mutu erosi, dengan memprioritaskan penggunaan teknologi konservasi
tanah dan air pada pelaksanaan penanaman kembali (reboisasi).

4)Bekerjasama dengan BKSA (Balai Konservasi Sumberdaya Alam) dalam pengelolaan


kawasan Cagar Alam dan Suaka Alam.
3. Kebijakan Pengelolaan Sosial

31

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan sumberdaya


manusia sebagai mitra perusahaan melalui program PHBM (Pengelolaan Hutan Berbasis
Masyarakat) dan menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
Perum Perhutani KPH Kendal, yang meliputi :
a.

Pemberdayaan sumberdaya manusia sebagai mitra kerja perusahaan dengan


memperhatikan :
1)

Peningkatan kualitas aparatur sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi


setinggi-tingginya,

b.

2)

Penciptaan aparat yang peduli, komunikatif, aspiratif dan disiplin,

3)

Pemposisian karyawan sebagai asset strategis perusahaan,

4)

Pemberian peluang dan fasilitas kepada karyawan untuk berkembang,

5)

Penghargaan terhadap hak-hak karyawan,

6)

Pemberian fasilitasi karyawan untuk berserikat dalam Serikat Karyawan,

7)

Kesejahteraan karyawan dan jaminan keselamatan serta kesehatan karyawan.

Pelaksanaan program PHBM meliputi :


1)

Memberikan kesempatan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat desa


hutan,

2)

Memfasilitasi pengembangan usaha masyarakat sekitar hutan,

3)

Memberikan akses informasi dan peluang berpartisipasi kepada masyarakat


desa hutan,

4)

Memberikan jaminan dan penghargaan terhadap hak, budaya dan kepentingan


masyarakat,

5)

Keterlibatan masyarakat dalam upaya keberhasilan pembangunan hutan dan


perlindungan hutan.

c.

Peningkatan kerjsama lintas sektoral, antar instansi dalam rangka kebersamaan


mencapai tujuan pembangunan.

d.

Komitmen menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi :


1)

Dilakukan perbaikan terus menerus pada kinerja keselamatan dan kesehatan


kerja lewat manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dimonitor dan
dievaluasi secara bertanggungjawab.

2)

Dipatuhinya hukum dan standart perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang ada dan akan disempurnakan dan dilengkapi dengan peraturan
perusahaan bila tidak memadahi.

32

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3)

Dibinanya dan dilibatkanya seluruh pekerja dan keluarganya beserta para pihak
yang terlibat untuk meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja.

4)

Dikelolanya resiko keselamatan dan kesehatan kerja secara integral dan insentif
dalam manajemen perusahaan sesuai standart SMK3 yang ditetapkan
perusahaan dengan sasaran menekan tingkat kecelakaan kerja sampai tingkat
nihil kecelakaan

5)

Dijalinnya kerjasama dan komunikasi intensif dan harmonis dengan para pihak
dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja.

E. Struktur Organisasi KPH Kendal


Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan, KPH Kendal membentuk
struktur organisasi sebagai berikut :

33

Gambar 1.1. Struktur Organisasi KPH Kendal.

34

STRUKTUR ORGANISASI PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

ADMINISTRATUR/KKPH
Ir. HENDRAT SUHARNANTONO, MP

WAKIL ADM/KEPALA PSDHL


Ir. NIKEN SETYORINI

Kss Bang Binling


SENEN

KSS Perencanaan
ENDANG TJ

WAKIL ADM/KSKPH
TONI KUSPUJA H S,Hut

KSS Kelola SDH

KSS Produksi & Pengujian

SRI SULISTYOWATI,S .Hut

MUSTA'IN

KBKPH/MANGKANG
ASEP MACHFUDIN

KBKPH BOJA
SUPARNO

KBKPH KALIBODRI
WARSITO

KBKPH SOJOMERTO
HADI SUROSO

KEPALA TATA USAHA


IDA NURSANTI, SE

KBKPH/PLELEN
SUKINO

KSS PENGOLAHAN ASSET

KBKPH/SUBAH
Y DANANG YW

Kaur Perencanaan
AGUS SETIYOBUDI

Kaur Tan & Pemel


MOCH ABIDIN

Kaur Produksi
MURDIONO

KRPH
Mangkang
KHAERI

KRPH Darupono
EDI

KRPH Pongangan
SABAR

KRPH Sojomerto Brt


SUWARYO

INDRA GUNAWAN,SP

KRPH Subah
ARIF

Danru
SURAHMAN

Kaur Hugra
SUBEKHAN

Kaur PHBM/PKBL

Penguji TK II
SUGITO

KRPH Palir
SUPARNA

KRPH Trayu
SUWARDI

KRPH Magangan
UNTUNG SUPRIYANTO

KRPH Sojomerto Tmr


SUWOLO

KRPH Banyuputih
SUTIYO

KRPH Jatisari sltn


SUTRISNO

Kaur Humas
SUKADARYONO

Penguji TK II
SUKIRNO

KRPH Mugas
EDI SUJARNO

KRPH Ngareanak
SUCIPTO

KRPH Tanjung
DONO SUWARTO

KRPH Sojomerto Slt


SUWARTO

KRPH Karangjati
KUSAINI

KRPH Jatisari Utr


BUDI KARIYANTO

Penguji TK II
SUTRISNO

Kedungpucung

KRPH Kedungpane
WINDARKO

KRPH Gemuhsingkalan

KRPH Besokor
YASIR

Kaur SIM
SUGENG W

KRPH
PARDJI

35

SLAMET

KRPH Plelen

KRPH Pucungkerep
BT. SANTOSO

Kaur Pengolahan Aset


AW UTOMO

Kaur Keuangan
BAMBANG ATS

Kaur SDM
WUNGON W

Kaur Umum
BUDI SANTOSO

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB II
TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN

A.

Tujuan Pengelolaan (Management Objective)

Tujuan pengelolaan umum mengelola sumber daya hutan KPH Kendal untuk
memproduksi kayu dan jasa lingkungan yang berkualitas secara lestari dan
menjamin bahwa fungsi dan manfaat hutan baik secara ekonomi/produksi,
ekologi/lingkungan dan kawasan HCVF maupun sosial.
1.

Aspek Ekonomi/Produksi (Profit).


Tujuan pengelolaan produksi sumberdaya hutan :
a.

Mengelola sumber daya hutan berdasarkan prinsip dan kriteria yang secara
internasional diakui untuk memproduksi hasil hutan secara lestari. Secara lebih detail
tujuan ini dijabarkan menjadi ;

b.

1)

Melestarikan dan meningkatkan potensi sumber daya hutan.

2)

Meningkatkan produktivitas lahan dan tegakan hutan.

3)

Meningkatkan kualitas tegakan hutan.

Mengkonservasi, melindungi dan mengelola hutan berdasarkan prinsip-prinsip


pengelolaan hutan lestari, yang didesain sedemikian rupa sehingga memperhatikan
kepentingan keanekaragaman hayati, tanah, sumber air dan masyarakat desa hutan
secara proporsional.

c.

Mengembangkan sistem pemanenan hasil hutan yang memiliki dampak negatif


minimal terhadap lingkungan.

d.

2.

Melaksanakan sistem lacak balak (CoC) dengan konsisten.

Aspek Ekologi/Lingkungan dan Kawasan HCVF (Planet).


a.

Mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati hutan baik vegetasi


maupun satwa liar.

b.

Menetapkan minimal 10% dari luas kawasan hutan diperuntukkan sebagai kawasan
perlindungan keanekaragaman hayati.

c.

Melindungi jenis-jenis dan habitat satwa RTE (Rare, Threathened, Endangered).

d.

Melakukan penanganan dan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) secara
benar dan bertanggung jawab.

e.

Menerapkan tindakan konservasi tanah untuk meminimalkan dampak erosi.

f.

Mempertahankan kawasan hutan yang memiliki fungsi hidroorologis.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

88

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

g.

Menjaga dan meningkatkan keberadaan High Conservation Value (HCV) baik nilai
ekologi dan sosial.

h.

Mencegah dan menangani tiap gangguan yang dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan hidup (hama dan penyakit, kebakaran, penggembalaan dll).

3.

Aspek Sosial (People).


a.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan secara proporsional.

b.

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam


kegiatan pengelolaan hutan.

c.

Memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar hutan untuk mendapatkan


bahan makanan, sumber air, bahan bakar, obat-obatan tradisional, pendidikan
lingkungan dan rekreasi hutan.

d.

Peningkatan produk dan jasa hutan, pendapatan, devisa negara dan lapangan kerja.

e.

Mengendalikan dampak negatif terhadap perubahan sosial dan lingkungan serta


mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan kesempatan berusaha dan
perlindungan hutan.

B.

Sasaran Pengelolaan
1.

Sasaran Bidang Ekonomi/Produksi ;


a)

Pembuatan tanaman selama jangka 2011 s.d. 2015 minimal seluas 783,4 ha
yang terdiri dari tanaman rutin 592 ha dan tanaman pembangunan 191,4 ha.

b)

Pelaksanaan pemeliharaan penjarangan selama jangka minimal

seluas

22.662,3 ha baik Jati APB maupun JPP.


c)

Pengkayaan kawasan perlindungan dengan jenis tanaman Rimba Campur


sesuai dengan sasaran pengelolaan dan kondisi spesifik kawasan
perlindungan.

d)

Pelaksanaan teresan selama jangka maksimal seluas 590,5 ha dengan volume


77.634,0 m3.

e)

Pelaksanaan tebangan A dan B selama jangka maksimal seluas 595,0 ha


dengan volume 77.054 m3 dengan penjelasan tebangan A seluas 638.5 ha
produksi 77.254 m3 dan tebangan B seluas 191,4 ha produksi 2.667 m3.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

89

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

f)
2.

Implementasi CoC terlacak secara jelas dan konsisten.

Sasaran Bidang Ekologi/Lingkungan ;


a)

Tersedianya minimal 10% dari luas kawasan hutan diperuntukkan sebagai kawasan
perlindungan keanekaragaman hayati.

b)

Sasaran bidang lingkungan secara fisik, kimia, dan biologi di kawasan produksi,
lindung dan kawasan penggunaan lain sebagai berikut ;

1)

Semua SPL (Stasiun Pemantauan Lingkungan) memenuhi baku mutu


dengan secara fisik dan kimia dengan ketentuan ;

2)

Debit air : KRS (Koefisien Rezim Sungai) 50.

Sedimen : TDS (Total Disolved Solid) 1.000 mg/ltr.

Erosi : IE (Indeks Erosi) 1.

BOD (Bilogically Oxygen Demand) 3 mg/ltr.

COD (Chemically Oxygen Demand) 25 mg/ltr.

DO 4 mg/ltr.

Amonia (NH3N) 0,5 mg/ltr.

Nitrit 0,06 mg/ltr.

Nitrat 10 mg/ltr.

Detergent MBAS 200 g/ltr.

Total fosfat sbg P 0,2 mg/ltr.

Penambahan indikator kesuburan tanah pada komponen kimia.

Persebaran dan jumlah jenis RTE fauna dipertahankan tetap dan bila
mungkin dapat meningkat.

3)

Keanekaragaman flora dipertahankan dan bila mungkin dapat


meningkat.

4)
3.

Penambahan indikator keragaman pada komponen biologi.

Sasaran Kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi diarahkan pada ;


a.

Teridentifikasinya kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi sesuai dengan


mekanisme yang ada.

b.

Komposisi dan struktur HAS membaik dan dipertahankan sebagai kawasan


biodiversitas.

c.

Melakukan rehabilitasi pada kawasan perlindungan yang kondisinya rusak.

d.

Melakukan perlindungan terhadap situs budaya maupun situs ekologi.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

90

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

e.

Populasi satwa species interest sebagai target konservasi

f.

Debit mata air meningkat dan air layak di konsumsi.

g.

Komponen fisik dan kimia kawasan HCVF memenuhi baku mutu.

h.

Terpeliharanya dengan konsisten nilai-nilai sosial untuk pemenuhan


kebutuhan dasar masyarakat berupa tumpangsari, hijauan makanan ternak
dan kayu bakar.

4.

Sasaran Bidang Sosial.


Sasaran bidang sosial ditetapkan sebagai berikut ;
a.

Perum Perhutani ikut berperan meningkatkan perekonomian masyarakat


sekitar hutan yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita
masyarakat sekitar hutan yang terdapat pada 82 desa sekitar hutan.

b.

LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) dapat terbentuk di semua desa


yang ada disekitar hutan yang berjumlah 81 desa.

c.

Perum Perhutani ikut berperan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat


sekitar hutan yang di 82 desa.

d.

Terjadinya hubungan yang harmonis antara Perum Perhutani dengan


masyarakat sekitar hutan.

e.

Perekrutan tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat lokal.

f.

Peningkatan peran Perum Perhutani dalam pendidikan dan kesehatan


masyarakat sekitar hutan.

g.

Timbulnya kesadaran pada masyarakat sekitar hutan akan fungsi dan


manfaat hutan sehingga mereka tidak merusak hutan.

h.

Terciptanya SDM (Sumber Daya Manusia) Perum Perhutani yang sehat,


disiplin, terampil, dan sejahtera.

i.

Terciptanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


dalam kegiatan pengelolaan hutan.

j.

Meningkatkan persepsi positif terhadap pengelolaan hutan oleh Perum


Perhutani.

k.

Pelibatan masyarakat lokal dalam proses identifikasi, pengelolaan dan


pemantauan Kawasan Dengan Nilai Konservasi Tinggi.

5.

Sasaran Bidang Keamanan.


Sasaran bidang keamanan adalah sebagai berikut ;

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

91

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

a.

Penurunan masalah tenurial di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan


hutan.

b.

Pengendalian pencurian pada strata A dan B dan menghilangkan pencurian


pada strata C dan D.

B.

c.

Pengendalian kebakaran hutan.

d.

Pengendalian penggembalaan hutan.

Strategi Pengelolaan.
Strategi yang akan dilakukan dalam pengelolaan sumber daya hutan meliputi 3 bidang
pengelolaan yaitu bidang ekonomi/produksi, bidang lingkungan, bidang HCVF dan bidang sosial.

1. Strategi Pengelolaan Bidang Ekonomi/Produksi.


Untuk mencapai sasaran-sasaran dalam bidang ekonomi/produksi, strategi
yang harus ditempuh dalam bidang kelola sumberdaya hutan adalah
sebagai berikut.
a.

Tanaman.
1)

Reboisasi segera tanah kosong yang terjadi.

2)

Penerapan jarak tanam pada kelerengan topografi tertentu

3)

Penanaman jenis tanaman JPP dalam mendukung perceparan


pendapatan jangka ke depan.

4)
b.

Pengawasan pada bidang tanaman dan pengamanan asset.

Pemeliharaan.
1)

Menerapkan teknik silvikultur intensif untuk mencapai pertumbuhan


optimal berupa penggunaan bibit unggul (JPP), pengolahan tanah,
pemupukan, dan pemberantasan hama dan penyakit.

2)

Mengaplikasikan teknik pemeliharaan dan pemungutan yang efektif dan


efisien

3)

Pemeliharaan/perawatan hutan pada tanaman muda < 5 tahun harus


lebih intensif dan terkontrol terutama pada tanaman Banjarharian atau
cemplongan agar dapat bersaing dengan tanaman pengganggu/gulma.

4)

Penanganan tanaman/tegakan yang terkena serangan hama penyakit


secara dini, bekerjasama dengan Puslitbang.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

92

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

5)

Terhadap tanaman lepas kontrak sampai berumur 5 tahun, perlu


mendapat perhatian khusus dengan melakukan langkah-langkah
pemeliharaan antara lain pembebasan dari tanaman pengganggu atau
gulma, prunning dan tindakan lainnya untuk meningkatkan kualitas
tegakan.

6)

Kegiatan penyulaman jangan sampai terlambat dan dilakukan secara


intensif dengan bibit yang berkualitas baik, sehingga keberhasilan
tanaman dapat dicapai semaksimal mungkin disertai dengan kualitas
yang sebaik mungkin

7)

Penjarangan diusahakan sesuai dengan tata waktunya. Yang perlu


diperhatikan adalah bahwa tindakan penjarangan merupakan tindakan
silvikultur, sehingga sasaran utamanya adalah perbaikan kualitas.

8)

Pemeliharaan/Penjarangan jangan sampai terlambat, sehingga tidak


memungkinkan terjadinya serangan hama dan penyakit.

9)

Pemeliharaan trubusan dengan KBD lebih besar 0,3 dan diprediksi dapat
mengalami riap dan perbaikan kondisi tegakan.

c.

Tebangan.
1)

Implementasi manajemen produksi berdasarkan kajian kelestarian.

2)

Kajian etat setiap tahun berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi


potensi SDH.

3)

Memantau perkembangan sumberdaya hutan melalui NSDH (Neraca


Sumber Daya Hutan) dan segera mengambil tindakan korektif apabila
terjadinya penurunan.

4)

Implementasi lacak balak

5)

Implementasi teknik pemanenan ramah lingkungan

2. Strategi Pengelolaan Bidang Lingkungan.


Strategi pengelolaan lingkungan harus selalu diintegrasikan dengan upaya
terciptanya kelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati
sebagai suatu ekosistem, yang implementasinya antara lain :
a.

Memantapkan pengelolaan kawasan perlindungan setempat (KPS), sebagai upaya


perlindungan terhadap sumber-sumber air, yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

93

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

hidup masyarakat serta makhluk lain yang berada dalam lingkungan ekosistem
hutan.
b.

Melaksanakan dan meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan hutan dari


gangguan manusia (pencurian pohon, bibrikan, kebakaran, perburuan satwa liar dan
penggembalaan).

c.

Mempertahankan kawasan-kawasan atau wilayah-wilayah hutan yang memiliki


fungsi hidro-orologi (kawasan lindung), serta menjaga kawasan-kawasan atau
wilayah-wilayah hutan yang memiliki fungsi strategis untuk kehidupan sosial dan
budaya masyarakat setempat .

d.

Menerapkan teknik-teknik kegiatan pengelolaan hutan, misalnya pelaksanaan


penebangan dan penanaman, yang tidak merusak lingkungan dan sesedikit mungkin
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

e.

Mencegah penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dilarang oleh FSC,
WHO, PP No. 74 Tahun 2001 dan melakukan penanganan dan penggunaan limbah
bahan berbahaya dan beracun secara benar dan bertanggung jawab.

f.

Peningkatan fungsi dan manfaat sumber daya hutan dengan melakukan reboisasi dan
rehabilitasi tanah kosong dan hutan yang mengalami degradasi (rusak).

g.

Penjagaan/pengembangan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kualitas


ekosistem ;
1)

Mempertahankan dan memulihkan keberadaan ekosistim alami.

2)

Mempertahankan dan meningkatkan biodiversity (keanekaragaman hayati)


sebagai potensi sumber daya hutan.

3)

Meminimalkan terjadinya laju erosi tanah di kawasan hutan dibawah standar


baku mutu erosi, dengan memprioritaskan penggunaan teknologi konservasi
tanah dan air pada pelaksanaan penanaman kembali (reboisasi).

3. Strategi Pengelolaan Bidang Kawasan HCVF.


a.

Strategi Pengelolaan Target Konservasi.


Langkah-langkah yang dibangun dalam strategi konservasi didasarkan pada ancaman
pada target konservasi yang merupakan kombinasi dari stress dan source of stress.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk melakukan restorasi stress dan eliminasi source
of stress yang ada pada setiap target konservasi.
Uraian berikut berisi langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam mengelola
target konservasi sebagai strategi untuk melakukan restorasi stress dan eliminasi
source of stress yang ada pada setiap target konservasi.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Prinsip utama dalam

94

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pengelolaan kawasan konservasi ini adalah menjamin nilai-nilai konservasi tinggi


tetap keberadaannya atau bahkan meningkat.
Strategi pengelolaan target konservasi dibangun dengan mengikuti kaedah
pengelolaan kawasan konservasi, yaitu tiga pilihan umum pengelolaan target
konservasi yang meliputi ;

1)

Konservasi murni.
Konservasi murni berarti pada kawasan konservasi tersebut hanya untuk
peruntukan perlindungan tanpa ada aktivitas lain selain pengelolaan kawasan
konservasi. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai konservasi tinggi yang ada pada
kawasan tersebut tetap dapat dijaga, atau bahkan ditingkatkan kualitasnya.

2)

Modifikasi atau Pengelolaan Terbatas


Modifikasi atau pengelolaan terbatas terhadap kawasan konservasi berarti
dalam mengelola kawasan tersebut masih diperkenankan untuk melakukan
pengelolaan hutan, hanya saja dengan metoda yang ramah terhadap
lingkungan dan sangat terbatas dengan pengawasan yang sangat ketat. Tujuan
utama dalam modifikasi pengelolaan ini adalah nilai-nilai konservasi tinggi tetap
dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan kualitasnya.

3)

Restorasi.
Restorasi adalah aktivitas pemulihan kembali kawasan konservasi dari segala
stress yang dialami oleh kawasan tersebut. Ekologi pemulihan lingkungan
(ecological restoration) dapat didefinisikan sebagai proses yang secara sengaja
mengubah (keadaan lingkungan) suatu lokasi guna menetapkan suatu
ekosistem yang bersifat tertentu, asli, dan bersejarah. Tujuan dari proses ini
adalah untuk mengembalikan struktur, fungsi keanekaragaman dan dinamika
suatu ekosistem.

b.

Pengelolaan Target Koservasi.


1)

Target Koservasi Situs Budaya.


Pengelolaan target konservasi pada situs budaya di KPH Kendal
didasarkan pada recana pengelolaan situs- situs budaya yang
dilaksanakan secara partisipatif dengan masyarakat.
a)

Pengelolaan Situs Gua Kiskendo.

b)

Pengelolaan Situs Gua Kukulan.

c)

Pengelolaan Situs Mbah Demang.

d)

Pengelolaan situs Tulang Bawang.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

95

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2)

Target Konservasi Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah (Macan tutul (


Phantera pardus))
a)

Kekayaan Jenis ;
-

Mempertahankan kekayaan jenis flora dan fauna pada


Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah.

Melakukan identifikasi jenis jenis vegetasi sumber pakan


satwa RTE dan pakan kepodang.

Mempertahankan keberadaan kepodang sebagai spesies


interest

dan macan tutul sebagai spesies kunci serta

mempertahankan tempat-tempat bersarang dan berlindung


satwa RTE dengan cara ;
o

Pembuatan

papan-papan

informasi

mengenai

larangan

perburuan dan memasuki kawasan.


o

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas


perhutani setiap hari (365 hari setahun).

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat mengenai


kawasan biodiversity kawasan perlindungan plasma nuftah.

b)

Ukuran Populasi
Mempertahankan keberadaan populasi kepodang sebagai spesies
interest dan macan tutul spesies kunci dengan melakukan kegiatan
antara lain:
-

Pembuatan papan-papan informasi mengenai larangan perburuan


dilakukan dan memasuki kawasan.

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas


perhutani setiap hari.

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat mengenai


kawasan biodiversity kawasan perlindungan plasma nuftah.

c)

Keanekaragaman
-

Mempertahankan keanekaragaman jenis flora dan fauna pada


semua

kawasan

perlindungan

plasma

nuftah

dengan

melakukan identifikasi .

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

96

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Mempertahankan keanekaragaman jenis fauna RTE yaitu jenis


spesies untuk kelas aves : kepodang dan mamalia : macan
tutul. Rencana kegiatan yang akan dilakukan antara lain ;
o

Dengan melakukan perlindungan jenis-jenis vegetasi sumber


pakan, tempat bersarang

satwa-satwa RTE sesuai hasil

identifikasi yang direncanakan.


o

Pembuatan

papan-papan

informasi

mengenai

larangan

perburuan dan memasuki kawasan.


o

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas


perhutani setiap hari.

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat mengenai


kawasan biodiversity Hutan Kawasan perlindungan plasma
nuftah.

d)

Dominasi Jenis
Mempertahankan spesies flora dan fauna dengan melakukan
indentifikasi jenis-jenis vegetasi yang ada di kawasan hutan
perlindungan plasma nuftah sebagai sumber pakan satwa-satwa
RTE, identifikasi jenis, pengamanan dan pengawasan kawasan
hutan dengan kelerengan 40 % secara rutin setiap hari.

3)

Gangguan terhadap target Konservasi.


a)

Gangguan terhadap target konservasi situs budaya.


-

Batas Kawasan.
Situs budaya di KPH Kendal semua terletak didalam kawasan
hutan, sehingga tata batasnya merupakan hasil penataan
tahun 2007. Namun seiring dengan berjalannya waktu
dimungkinkan tata batas tersebut berpindah lokasi. Untuk itu
monitoring inventarisasi pal batas rutin harus dilaksanakan.

Rusaknya fasilitas pendukung situs.


Dari hasil identifikasi keberadaan hcvf diketahui bahwa
beberapa situs budaya mempunyai sarana dan prasarana
pendukung seperti jalan masuk, mck, mushola dan lain
sebagainya, menjadi salah satu faktor yang diperhatikan dalam

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

97

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pengelolaan situs tersebut. Semakin baik fasilitas pendukung


maka nilai keberadaan dan kegunaan dari situs budaya itu akan
semakin meningkat.
-

Keadaan Ekologis Situs.


Kegiatan yang dilakukan oleh perum perhutani pada hutan
produksi yang berdekatan atau berdampingan dengan
kawasan situs budaya, akan sedikit banyak menimbulkan
pengaruh kondisi ekologis. Pada jangka 2008 2017 situs
budaya di kawasan hutan KPH Kendal telah ditetapkan menjadi
anak petak tersendiri, sehingga merupakan manajemen
pengelolaan hutan yang tersendiri.

b)

Gangguan terhadap target konservasi kawasan perlindungan


plasma Nuftah ;
-

Batas Kawasan.
Tata batas kawasan di petak 9 RPH Sojomerto telah dilakukan
secara partisipatif bersama dengan masyarakat sekiar. Namun
inventarisasi pal batas tetap perlu dilakukan mengingat kondisi
dari petak tersebut yang berbatasan langsung dengan tanah
milik.

Perambahan Hutan.
Petak 9 terletak pada kawasan yang dikelilingi oleh lahan milik
masyarakat namun. Masyarakat sekitar tidak melakukan
penggarapan lahan didalam petak tersebut, namun monitoring
permasalahan

tenurial

dan

patroli

rutin

tetap

harus

dilaksanakan karena jika terjadi perambahan atau pengarapan


lahan maka akan menurunkan nilai konservasi dari kawasan
tersebut.
-

Penebangan Liar
Stuktur tegakan campur yang didominasi dengan tanaman
jenis rimba lokal seperti bendo, mahoni, dan sedikit jati
memungkinkan terjadinya penebangan liar ma.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Perburuan satwa
98

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kegiatan illegal lain yang mungkin terjadi di petak 9 adalah


perburuan dan perdagangan satwa liar. Hal ini dikarenakan
masih banyaknya populasi satwa liar seperti monyet ekor
panjang, lutung dan beberapa jenis burung. Patroli rutin untuk
mencegah terjadinya perburuan satwa liar terus dilaksanakan,
penyuluhan

kepada

masyarkat

sekitar

hutan

dengan

melibatkan LMDH dan koordinasi dengan stakeholder perlu


ditingkatan.
-

Perencekan
Pemanfaatan hasil hutan seperti kayu bakar oleh masyarakat
juga perlu dilakukan pengawasan melalui patroli rutin guna
menjaga kondisi ekologis yang menunjang keberadaan satwa.
Pelarangan pengambilan rencek oleh masyarakat dilaksanakan
untuk mengurangi intensitas gangguan dari manusia.

4. Strategi Pengelolaan Bidang Sosial.


a.

Aspek Pemetaan dan komunikasi dengan masyarakat.


1)

Melakukan kajian sosial terhadap keberadaan masyarakat desa sikitar kawasan


hutan.

2)

Melakukan kajian dampak sosial akibat pengelolaan hutan oleh unit


manajemen.

3)

Membuat rencana kelola sosial sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan secara
partisipatif.

b.

Aspek harmonisasi hubungan dengan masyarakat.


1)

Meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan dan kegiatan


pekerjaan pengelolaan sumberdaya hutan.

2)

Perlindungan terhadap nilai budaya, maupun religi masyarakat sekitar hutan.

3)

Meminimalkan timbulnya konflik antara masyarakat dan unit manajemen.

4)

Melaksanakan prinsip-prinsip pengelolaan sesuai dengan PHBM

5)

Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat, kulitas kesehatan dan


pendidikan.

c.

Aspek Ketenagakerjaan.
1)

Mengupayakan standar ketenagakerjaan (internal maupun eksternal) sesuai


dengan peraturan melalui pendidikan dan pelatihan.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

99

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2)

Meningkatkan jumlah tenaga kerja lokal sesuai dengan proporsi kapabilitas


yang diperlukan.

3)

Meminimalkan konflik ketenagakerjaan dengan menciptakan ruang dialog


antara manajemen dan tenaga kerja.

4)

Menerapkan Standar Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

100

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB III
RISALAH UMUM DAN SEJARAH

A.

Risalah Umum
1.

Letak.
a.

Letak Geografis dan Administratif.


KPH Kendal dengan luas wilayah 20.300,58 Ha berdasarkan letak geografis terletak
diantara :
10943 28" sampai dengan 11024' 35" Bujur Timur dan 651 22" sampai dengan
7 7 12" Lintang Selatan.
Berdasarkan pembagian wilayah secara administratif pemerintahan, wilayah KPH
Kendal berada pada wilayah Propinsi Jawa Tengah, yang meliputi Kota Semarang,
Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang.
Wilayah Kota Semarang, seluas 1.875,7 ha ( 9,24 %) dari luas Kota Semarang (
12.690 Ha) meliputi 2 Kecamatan yaitu :
1)

Mijen,

2)

Ngaliyan.

(Sekitar 12 desa sekitar hutan)


Wilayah Kabupaten Kendal, seluas 13.165,1 ha ( 64,85 %) dari luas Kabupaten
Kedal ( 59.831 ha), meliputi 11 kecamatan yaitu :
1)

Ringinarum,

2)

Pageruyung,

3)

Patean,

4)

Singorojo,

5)

B o j a,

6)

Kaliwungu,

7)

Brangsong,

8)

Pegandon,

9)

G e m u h,

10) Weleri,
11) Ngampel
(Sekitar 35 desa sekitar hutan)

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

101

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Dan wilayah Kabupaten Batang, seluas 5.259,78 ha ( 25,91 %) dari luas Kabupaten
Batang ( 44.813 ha), meliputi 6 kecamatan yaitu :
1)

Gringsing,

2)

Wonotunggal,

3)

B a n d a r,

4)

Tersono,

5)

Subah,

6)

Limpung,

(Sekitar 34 desa sekitar hutan)


Dalam pembagian wilayah kerja Perum Perhutani KPH Kendal terletak di wilayah
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah wilayah Seksi Perencanaan Hutan I Pekalongan.
b.

Batas Wilayah KPH Kendal


Batas wilayah KPH Kendal meliputi :
1)

Sebelah Utara.
Laut Jawa mulai dari Boom Klidang sebelah Utara Batang menyusur pantai
Utara Laut Jawa ke arah Timur sampai Banjir Kanal Barat Kota Semarang.

2)

Sebelah Timur.
Dari garis pantai utara Laut Jawa dengan Banjir Kanal Barat. Kearah Selatan
menyusuri kali Garang hingga Ungaran.

3)

Sebelah Selatan.
Dari Ungaran menyusuri jalan Kabupaten ke arah Barat laut melewati ds.
Gunung Pati belok kearah barat melewati ds. Polaman, ds. Cangkiran, Boja dan
Betengan. Dari ds. Betengan belok ke Selatan melalui jalan desa menuju ds.
Tlogo Urang selanjutnya kearah Barat sampai dk. Getas terus kearah barat
menyusur kali Wringin, kali Logung hingga dk. Turen menyusuri jalan Propinsi
lewat Sukorejo, ds. Selokaton dan kearah utara hingga dk. Jatitono. Dari dk.
Jatitono belok kearah barat urut jalan desa hingga kecamatan Tersono,
menyusuri jalan Kabupaten ke barat urut jalan desa lewat ds. Limpung hingga
ds. Prampongan kebarat urut jalan desa lewat ds. Wadas dan berakhir di Kec.
Bandar.

4)

Sebelah Barat.
Dari Kec. Bandar mengikuti jalan Propinsi kearah Barat Laut Jawa lewat ds.
Tambakrejo, ds. Wonotunggal, ds. Siwatu, Kota Kabupaten Batang dan berakhir
di Boom Klidang pantai utara laut Jawa.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

102

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Adapun letak kantor KPH Kendal, berkedudukan di Kendal, Kecamatan Kendal,


Kabupaten Kendal.
Sedangkan KPHKPH yang berbatasan langsung dengan KPH Kendal adalah :

2.

1)

Sebelah Timur : KPH Semarang.

2)

Sebelah Selatan

3)

Sebelah Barat : KPH Pekalongan Timur.

: KPH Kedu Utara.

Keadaan Lapangan
a.

Topografi
Bagian Hutan Subah memiliki konfigurasi lapangan dari datar, berombak, miring,
curam (jurang, bukit, lereng), dengan komposisi :
1)Bagian Hutan Kalibodri memiliki konfigurasi lapangan sebagai berikut ;
a)

Datar meliputi luas sekitar 31,4 % dari total luas BH Subah.

b)

Berombak meliputi luas sekitar 37,2 % dari total Luas BH Subah.

c)

Miring, meliputi luas sekitar 23,8 % dari total luas BH Subah.

d)

Curam (berupa jurang, bukit, lereng), meliputi luas sekitar 7,6 % dari
total luas BH Subah.

2)Bagian Hutan Kalibodri memiliki konfigurasi lapangan sebagai berikut :


a)

Datar, meliputi luas sekitar 16 % dari total luas BH Kalibodri.

b)

Berombak meliputi luas sekitar 37 % dari total luas BH Kalibodri.

c)

Miring, meliputi luas sekitar 40 % dari total luas BH Kalibodri.

d)

Curam, meliputi luas sekitar 7 % dari total luas BH Kalibodri.

3)Bagian Hutan Kaliwungu memiliki konfigurasi lapangan sebagai berikut :

3.

a)

Datar, meliputi luas sekitar 7 % dari total luas BH Kaliwungu.

b)

Berombak meliputi luas sekitar 65 % dari total Luas BH Kaliwungu.

c)

Miring, meliputi luas sekitar 20 % dari total luas BH Kaliwungu.

d)

Curam, meliputi luas sekitar 8 % dari total luas BH Kaliwungu.

Keadaan Enclave
Jumlah Enclave di wilayah KPH Kendal ada 10 lokasi yang tersebar di tiga Bagian Hutan,
dengan rincian sebagai berikut :
a.

BH Subah.
Lokasi Enclave total luas 6,2 Ha masuk wilayah desa / dk Kuwung dan desa
Surajaya.

b.

BH Kalibodri.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

103

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Di BH Kalibodri terdapat 4 lokasi Enclave dengan total luas 223,3 Ha tersebar


diwilayah dk. Margoayu, Karanganyar Jatigowok, Tanjung, lidik, dan Penggung.
c.

BH Kaliwungu.
Terdapat 4 lokasi Enclave total luas 52 Ha tersebar di Wilayah dk. Pagerwunung,
Darupono, Durenan, Sorak dan Wonoplumbon.
Tanaman pertanian mendominir penghasilan penduduk disini disamping tanamantanaman keras seperti kelapa dan buah buahan.

4.

Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah Aliran Sungai (Catchment Area) menurut peraturan pemerintah / PP nomor : 33
Tahun 1970 pasal 1 ayat 13 adalah sebagai suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat
alaminya sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak
anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang
berasal dari curah hujan dan sumbersumber air lainnya yang penyimpanan serta
pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukumhukum alam sekelilingnya demi
keseimbangan daerah. Sungai yang bermuara langsung ke laut termasuk pengelolaan
Daerah Aliran Sungai (DAS), dari DAS terbagi lagi menjadi Sub DAS yaitu sungai atau anak
sungai yang bermuara ke sungai DAS (sungai yang bermuara ke laut).
Pengelolaan DAS berkait erat dalam wilayah pemerintahan sehingga berdasarkan surat
dari Kepala Seksi Pengukuran dan Perpetaan pada Biro Perencanaan dan Pengembangan
Perusahaan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Nomor: 770/043.1/SPP/Can/I tanggal 13
Juli 2004 bahwa wilayah KPH Kendal termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) PEMALI
COMAL dan Daerah Aliran Sungai (DAS) JRATUNSELUNA, yang pembagian tersebut adalah
:
a.

BH Subah
1)BKPH Subah masuk dalam DAS Pemali/Comal, Sub DAS Sragi/Kuto meliputi luas
3.343,5 Ha.
2)BKPH Plelen masuk dalam DAS Pemali/comal, sub DAS Sragi/Kuto meliptui luas
1.848,9 Ha.
3)Jumlah BH Subah yang berada di di DAS = 5.242,4 Ha.

b.

BH Kalibodri
1)BKPH Sojomerto masuk dalam DAS Pemali/Comal, Sub DAS Sragi/Kuto meliputi
luas 2.883,3 Ha dan Sub DAS Bodri seluas 829,2 Ha, Jumlah 3.712,5 Ha.
2)BKPH Kalibodri masuk dalam DAS Pemali/Comal, dan Jratunseluna, Sub DAS Bodri
dan Garang luas 4170,8 Ha.
3)Jumlah BH Kalibodri yang berada di DAS = 7883,3 Ha.

c.

BH Kaliwungu
1)BKPH Boja masuk dalam DAS Pemali/Comal dan Jratunseluna, Sub DAS Sragi/Kuto
dan Jratunseluna , sub DAS Bodri dan Garang meliputi luas 4.050,6 Ha.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

104

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2)BKPH Mangkang masuk dalam DAS Jratunseluna, Sub DAS Bodri Garang luas
2.946,4 Ha.
3)Jumlah BH Kaliwungu yang berada di DAS = 6.997,0 Ha.
5.

Infrastruktur.
a.

Dalam Kawasan Hutan.


1)

Jalan Lori.
Jalan lori yang ada di wilayah KPH Kendal seluruhnya mengalami rusak berat,
akibat tidak difungsikannya lori sebagai sarana angkutan untuk mengeluarkan
hasil hutan, sehingga perawatan hanya bersifat pengamanan. Penggunaan lori
sebagai sarana angkutan dipandang sudah tidak efisien lagi, dan sekarang
digantikan dengan kendaraan truk.

2)

Jalan Mobil
Jalan mobil di wilayah KPH Kendal panjang seluruhnya = 1.373,99 Hm, yang
tersebar di :
a)

BH Subah sepanjang

603,30 hm

b)

BH Kalibodri sepanjang

351,89 hm

c)

BH Kaliwungu sepanjang =

418,80 hm

Hampir semua badan jalan telah mengalami pengerasan, namun demikian


masih diperlukan perbaikan terutama yang telah mengalami rusak berat.
Tabel 3.1. Daftar Panjang Jalan Mobil Pada Awal Jangka Tahun 2008 s.d 2017
KPH Kendal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

105

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.
1
1

No.
Pek.
2

39
321
37
322
41
60
60
601

8
20
30
32
7
10
12
11
6
21
-

Trayek / Jurusan
Jalan Mobil
3
BH Subah
BKPH Plelen
Alur BQ - Kedondong
Alur BR - Kedondong
Alur BT, BS
Alur BM - Gagaran
Kalibalik Limbangan - Pt 70
Salur CV Tedunan
Alur CV Tersono
Alur QR - Pt 89
BKPH Subah
Alur BC - Lenjong
Alur AN - Pt 38
Alur BA - BV
Alur BB, BG, BH, BL
Alur AM AX - Reban
Alur A - Pecalungan
Alur AD Pt 27
Alur AF - Pt. 31
Pucungkerep - Jolosekti
Alur AF - Pt. 32
Alur AT
Alur AL - AO
Jumlah BH Subah

2
40
42
51
52
522
502

BH Kalibodri
BKPH Kalibodri
Alur C - CAC
Alur CA - Juworo
Alur BI - BL - BK
Jl.51 - Pt. 67
Alur BK - Pt.56
Alur BI - Pt. 50
Alur CU
BKPH Sojomerto
Alur BC - BL
Alur BO BL
Alur BB
Alur AN ban !2 Dwifungsi
Alur AN 0 - 15
Alur BF
Jumlah BH Kalibodri

Aspal
4

Panjang ( Hm )
Perk. Penuh Tapak Roda
5
6

Jumlah
7

30,00
-

35,00
17,00
37,70
30,00
10,00

10,00
20,00
12,80
-

35,00
27,00
37,70
20,00
30,00
12,80
30,00
10,00

45,00
20,00
30,00
69,20
20,00
25,60
4,75
16,00

28,00
18,00
15,00
30,00
40,00
15,00
5,00
40,00
-

28,00
18,00
60,00
50,00
70,00
69,20
15,00
5,00
60,00
25,60
4,75
16,00

360,25

233,80

624,05

108,04
20,00
91,80
14,80
10,00
11,30
4,75

30,00
-

108,04
50,00
91,80
14,80
10,00
11,30
4,75

55,20
10,75
10,00
15,00
7,70
359,34

30,00

55,20
10,75
10,00
15,00
7,70
356,64

30,00

40
80
60
86
401
402
61
-

BH Kaliwungu
BKPH Boja
Alur C Surak - Ngareanak
Alur BC - Pt. 54
Alur AU - AT
Alur AQ, AR, AO
Alur C - CF
Alur CD - CB
Alur AR, AU, AS
Jl PTP Merbuh - Pt. 60
Alur AO -AP
Alur AO 10 -20

50,00
20,00
30,00
29,00
10,05
14,55
9,00
10,00

40,00
8,00
-

50,00
60,00
38,00
29,00
10,05
14,55
9,00
10,00

70
72
41
54
55
411
72
305

BKPH Mangkang
Alur BK, BO
Alur B BN Darupono - Alas Cangklingan
Alur AM Mugas
Jalan Raya - Pt. 36
Jalan Raya - Pt. 38
Alur BD - Pt. 33
Jalan Penghubung 41 - 305
Jalan Dwi Fungsi Darupono

62,60
56,00
56,00
4,00
16,75
-

6,77
7,08
8,00
-

62,60
56,00
56,00
6,77
7,08
12,00
16,75
-

13,00
10,00
5,00
395,95
1.115,54

69,85
333,65

13,00
10,00
5,00
465,80
1.446,49

Alur AD
Alur BP
Alur BH
Jumlah BH Kaliwungu
Jumlah

30,00

Berikut data nama dan panjang alur yang ada di KPH Kendal yang menjadi
pembatas satuan pengelolaan terkecil yaitu petak yang bisa ditingkatkan
menjadi jalan angkutan :

Tabel 3.2. Daftar nama dan Panjang alur Pada KPH Kendal.
(Hasil Pengukuran pada Penataan Ulang Tahun 2006 dan 2007)

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

106

Keadaan
8

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Bagian Hutan

Blok

Nama Alur

3
A s.d. AZ
B s.d. BZ
C s.d CY
D

Jumlah

A
B
C
D
4
A
B
C
D
4
A
B
C
D
4

Subah

Kalibodri

Jumlah
Kaliwungu

Jumlah
Jumlah KPH

b.

Induk
4

Panjang Alur ( M )
Cabang
Jumlah
5
6

5,295
1,130
2,515
320
9,260

28,948
40,893
28,618

A s.d. AU
B s.d. BZ
C s.d CS
D s.d DR

A s.d AZ
B s.d BAA
C s.d CQ
D

12

Luas Alur
( Ha )
7

98,459

34,243
42,023
31,133
320
107,719

17.69
39.85
20.64
0.64
78.82

3,085
4,025
3,406
6,005
16,521

36,905
62,341
28,453
32,088
159,787

39,990
66,366
31,859
38,093
176,308

22.36
46.50
22.08
50.77
141.71

325
3,896
4,430
2,115
10,766

44,251
38,817
11,336
94,404

44,576
42,713
15,766
2,115
105,170

19.74
33.60
7.06
1.48
61.88

36,547

352,650

389,197

282.41

Luar Kawasan Hutan


Tanah perusahaan di luar kawasan hutan KPH Kendal, terdiri dari :

c.

a)

Tanah untuk jalan rel, alur, jalanjalan

seluas = 26,4851 ha;

b)

Tempat Penimbunan Kayu (TPK)

seluas = 12,2878 ha;

c)

Pekarangan Dinas

seluas = 10,9432 ha;

d)

Lapangan lain lain

seluas = 0,1210 ha;

Total

seluas = 49,7161 ha.

Tempat Penimbunan Kayu (TPK)


Guna mempermudah pemasaran produksi hasil hutan diperlukan tempat
penimbunan kayu sebagai tempat penampungan yang mudah dijangkau oleh
konsumen, sehingga biaya eksploitasi dapat ditekan serendah mungkin.
Pada permulaan jangka perusahaan yang lampau (1998), TPK yang ada antara lain :

d.

a)

TPK Subah,(1) luas : 2,1000 ha (Dalam Kawasan Hutan)

b)

TPK Subah (2) luas

: 1,7000 ha (Dalam Kawasan Hutan)

c)

TPK Weleri, luas

: 0,4340 ha (Diluar Kawasan Hutan)

d)

TPK Kalibodri, luas

: 4,5408 ha (Diluar Kawasan Hutan)

e)

TPK Gambilangu, luas : 7,3130 ha (Diluar Kawasan Hutan)

Rumah dan Sarana Dinas


Untuk menunjang kelancaran tugas para pegawai Perhutani di wilayah masing
masing telah disediakan sarana kantor dan rumah dinas atau bangunan dinas lainnya,
baik bagi pejabat KRPH maupun Asper.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

107

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Rumah Dinas yang ada di KPH Kendal sampai dengan akhir Tahun 2010 sebanyak 71
buah (Buku Statistik Unit I Jawa Tengah).
6.

Tanah
Keadaan tanah dalam kawasan KPH Kendal pada umumnya mempunyai tekstur sedang
hingga liat dan strukturnya lemah hingga bergumpal sebagian terbesar dari jenis latosol.

7.

I k l i m.
Iklim ditentukan oleh suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan angin yang diukur
dalam jangka waktu lama, sedangkan cuaca merupakan keadaan udara pada suatu saat
saja dan dapat berubah dengan cepat tergantung dari unsurunsur pendukungnya.
Berikut datadata curah hujan ratarata dan hari hujan tiap bulan mulai tahun 2007 s.d
2010 dalam wilayah sekitar KPH Kendal.

Tabel 3.3. Daftar Rata rata Curah Hujan 4 Tahun ( 2007 s.d 2010 ) Pada Beberapa Stasiun
Pengamatan Di Wilayah KPH Kendal

No.

Bulan

2
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata - Rata

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2007
3
317
702
436
240
181
49
70
36
58
138
265
480
2,972
248

Curah Hujan Rata - Rata ( Mm )


2008
2009
2010
Jumlah Rata - Rata
4
5
6
7
8
456
390
1,068
2,231
558
623
408
553
2,286
572
628
337
392
1,793
448
273
306
530
1,349
337
197
163
369
910
228
72
231
65
417
104
61
137
33
301
75
2
49
5
92
23
61
90
209
52
51
202
29
420
105
183
221
173
842
211
285
225
441
1,431
358
2,892
2,759
3,658
12,281
3,070
241
230
305
1,023
256

Keterangan
9

Sumber Data : Badan Metreologi dan Geofisika Wil. Batang, Krndal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

108

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

8.

Sosial Ekonomi.
a.

Wilayah Pemerintahan.
Wilayah kerja KPH Kendal masuk wilayah pemerintahan Propinsi Jawa Tengah.
Rincian luas KPH Kendal per Kabupaten adalah sebagai berikut :
1)

Pemerintah Kodya Semarang seluas 1.872,6 ha, meliputi 2 kecamatan , yaitu


Mijen dan Ngaliyan, 12 desa sekitar hutan.

2)

Pemerintah Kabupaten Kendal seluas 12.998,4 ha, meliputi 11 kecamatan


yaitu Ringinarum, Pageruyung, Patean, Singorojo, Boja, Kaliwungu, Btangsong,
Pegandon, Gemuh, Weleri, Kaliwungu Selatan dan Ngampel, 35 desa sekitar
hutan.

3)Pemerintah Kabupaten Batang seluas 5.242,4 ha, meliputi 6 kecamatan yaitu


Gringsing, Wonotunggal, Bandar, Tersono, Subah dan Limpung, serta 34 desa
sekitar hutan

Tabel 3.4. Nama Kecamatan dan Desa Dalam Wilayah KPH Kendal

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

109

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No Kabupaten/Kota
Kecamatan
I Semarang
1 Mijen
2 Naliyan

II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kendal
Ringinarm
Pageruyung
Patean
Singorojo
Boja
Kaliwungu
Brangsong
Pegandon
Gemuh
Ngampel
Weleri

III
1
2
3
4
5
6

Batang
Gringsing
Wonotunggal
Bandar
Tersono
Subah
Limpung
Jml Total

Luas Wilayah
(Ha)

Jumlah Desa
Sekitar Hutan

Luas Hutan
Ha

5.755,0
3.997,0
9.752,0

7
5
12,0

972,2
900,4
1.872,6

2.350,0
5.143,0
9.294,0
12.455,0
6.409,0
10.769,0
3.454,0
3.112,0
3.817,0
3.388,0
3.028,0
63.219,0

2
4
5
8
1
6
1
1
2
1
4
36

478,0
461,9
2.151,9
2.763,7
201,4
3.365,3
171,0
1.247,9
1.291,7
371,3
494,3
12.998,4

7.559,9
5.511,3
8.309,2
6.217,0
11.176,5
6.039,5
44.813,4

7
1
1
7
15
3
34,0

814,4
58,1
182,7
709,5
3.152,7
325,0
5.242,4

117.784,4

82,0

Keterangan

20.113,4

Sumber Data : Statistik Kota Semarang, Kab. Kendal dan Kab. Batang

b.

Kependudukan
Jumlah penduduk pada Kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPH Kendal
adalah: 871.712 orang, terdiri dari 472.713 orang laki-laki dan 398.899 orang
perempuan.

Tabel 3.5. Data Kependudukan Menurut Jenis Kelamin Wilayah Kerja KPH Kendal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

110

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No

Kota/Kab

Luas Desa

Jumlah

Kecamatan

(Ha)

Desa

Semaranag
1 Mijen
2 Ngaliyan
Jumlah

II

Kab. Kendal
1 Ringinawe
2 Pageruyung
3 Patean
4 Singorojo
5 Boja
6 Kaliwungu
7 Brangsong
8 Pegandon
9 Gemuh
10 Ngampel
11 Weleri
Jumlah

III

Kab. Batang
1 Gringsing
2 Wonotunggal
3 Bandar
4 Tersono
5 Subah
6 Limpung

Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan

Jumlah

Kepadatan

KK

Km2/Jiwa

Jumlah

5,755
3,997

14
10

19,516
46,300

19,327
46,248

38,843
92,548

9,926
5,329

675
830

9,752

24

65,816

65,575

131,391

15,255

1,505

2,335
5,143
9,294
12,455
6,409
10,769
3,454
3,112
3,817

12
14
14
14
18
15
12
12
16

17,364
16,895
23,507
23,332
30,965
44,295
22,370
17,460
23,535

17,708
17,078
23,939
23,637
32,099
45,711
22,707
18,074
24,294

9,161
9,079
15,694
11,466
15,319
23,701
11,062
9,118
12,885

1,492
661
511
377
984
836
1,305
1,142
1,253

16

27,743

28,694

35,072
33,973
47,446
46,969
63,064
90,006
45,077
35,534
47,829
0
56,437

143 247,466

253,941

3,028
59,816

7,560
5,511
8,309
6,217
11,177
6,040

17
16
20
21
26
22

14,406

1,864

501,407 131,891

10,425

28,499
16,759
33,592
20,355
31,214
29,112

14,673
7,843
14,943
10,829
16,455
14,640

43,172
24,602
48,535
31,184
47,669
43,752

14,673
7,843
14,943
10,829
16,455
14,640

751
609
812
660
566
981

238,914

79,383

4,379

871,712 226,529

16,309

Jumlah

44,813

122 159,531

79,383

TOTAL

114,381

289 472,813

398,899

Keterangan

Sumber Data : Statistik kab. Batang th.2002, Kendal th.2004 & Semarang th.2002

Tabel 3.6. Data Kependudukan Menurut Kelompok Umur Wilayah KPH Kendal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

111

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.
I

Kodya/Kab.
Kecamatan
Semarang

Jumlah Penduduk Menurut umur


1 - 14
15 - 49
50-Up

1 Mijen
2 Ngaliyan
Jumlah

Jumlah
Penduduk

10,732
30,645

21,769
51,564

6,342
10,339

38,843
92,548

41,377

73,333

16,681

131,391

II

Kab. Kendal

Ringinarum

24,555

48,055

8,206

80,816

Pageruyung

23,307

49,369

9,511

82,187

Patean

19,906

28,106

9,409

57,421

Singorojo

15,102

31,977

10,058

57,137

Boja

36,030

83,715

14,119

133,864

Kaliwungu

37,045

80,516

15,221

132,782

Brangsong

25,119

45,212

9,112

79,443

Pegandon

28,354

58,454

10,992

97,800

29,717
28,919

49,117
48,119

9,535
12,354

88,369
89,392

268,054

522,640

108,517

899,211

9 Gemuh
10 Weleri
Jumlah

Keterangan

III Kab. Batang


1

Gringsing

17,639

30,743

8,701

57,083

Wonotunggal

10,777

16,172

6,522

33,471

Bandar

22,704

35,288

9,404

67,396

Tersono

11,747

22,316

6,887

40,950

5
6

Subah
Limpung

18,696
16,175

34,157
33,209

10,572
9,500

63,425
58,884

34,871

67,366

20,072

122,309

344,302

663,339

145,270

1,152,911

Jumlah
Jumlah Total

Sumber Data : Statistik Kabupaten Batang, Kendal tahun 2004 dan Semarang tahun 2002

c.

Mata Pencaharian.
KPH Kendal terletak di 3 (tiga) wilayah kabupaten, yaitu Kodya Semarang, Kabupaten
Kendal dan Kabupaten Batang yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian petani sekitar 31,3 %, industri sekitar 9,3 %, buruh sekitar 14,5 %, PNS
dan ABRI sekitar 18,6 % dan yang lain ain sekitar 26,3 %.

Tabel 3.7. Mata Pencaharian Penduduk di Tiap Kecamatan Tahun 2005 KPH Kendal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

112

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.
1
I

Kody./Kab.
Kecamatan
2
Kod. Semarang
1 Mijen
2 Ngaliyan
Jumlah

Petani
Orang
3

Pedagang
Orang
4

Industri
Orang
5

Buruh
Orang
6

Nelayan PNS & ABRI Lian - Lain


Orang
Orang
Orang
7
8
9

Jumlah
Orang
10

3,660
4,113

902
2,995

3,547
15,495

8,008
5,054

734
8,223

3,112
16,639

19,963
52,519

7,773

3,897

19,042

13,062

8,957

19,751

72,482

II

Kab. Kendal

Ringinawe

10,619

314

11,462

839

5,908

29,142

Pageruyung

13,273

829

1,046

12,673

2,816

4,300

34,937

Patean

2,544

876

1,346

8,059

329

4,875

18,029

Singorojo

11,464

978

947

6,340

514

6,964

27,207

Boja

12,567

13,028

857

9,740

12,617

5,517

54,326

Kaliwungu

10,448

12,134

956

6,442

214

8,943

3,478

42,615

Brangsong

11,961

7,811

917

7,908

6,724

1,391

36,712

Pegandon

13,984

9,887

894

2,900

7,963

6,989

42,617

Gemuh

14,727

897

867

3,900

6,472

5,672

32,535

Ngampel
Weleri

12,822
7,767

761
572

763
687

4,111
3,964

4,691
6,720

5,164
3,194

28,312
22,904

49,300

12,117

3,211

14,875

25,846

21,019

126,368

10
11

Jumlah
III

Keterangan
11

Kab. Batang

Gringsing

5,423

895

947

7,041

673

4,801

19,876

Wonotunggal

6,574

690

711

5,900

521

2,041

16,437

Bandar

15,243

619

950

5,120

676

4,111

26,719

Tersono

18,340

950

949

7,611

582

4,200

32,632

5
6

Subah
Limpung

3,806
17,809

442
828

677
719

5,011
3,919

142
-

11,406
476

2,190
5,011

23,674
28,762

21,615

1,270

1,396

8,930

142

11,882

7,201

52,436

78,688

17,284

23,649

36,867

142

46,685

47,971

251,286

Jumlah
Jumlah Total

96

Sumber Data : Statistik Kab. Batang, Kandal, Kota Semarang.

d.

Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sekitar hutan pada umumnya masih rendah. Dari
jumlah penduduk sebanyak = 1.152.911 orang, yang lulus Sekolah Dasar (SD)
sebanyak = 341.747 orang. Tingkat pendidikan rendah menjadi salah satu hambatan
pembinaan masyarakat dalam rangka pembangunan dibidang kehutanan.

Tabel 3.8. Tingkat Pendidikan Penduduk/Kecamatan Sekitar Hutan KPH Kendal.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

113

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.
1
I

Kabupaten
Kecamatan
2
Kod. Semarang

SD
3

1 Mijen
2 Ngaliyan
Jumlah

Tingkat Pendidikan ( Orang )


SLTP
SMU
PT
4
5
6

Jumlah
7

13,331
14,780

7,849
15,264

4,814
20,768

1,406
7,371

27,400
58,183

28,111

23,113

25,582

8,777

85,583

Keterangan
8

II Kab. Kendal
1

Ringinarum

3,555

514

4,069

Pageruyung

3,307

1,216

4,523

Patean

4,906

940

5,846

Singorojo

5,102

1,633

6,735

Boja

6,740

2,196

2,206

11,142

Kaliwungu

10,166

3,161

1,387

14,714

Brangsong

5,119

2,510

7,629

Pegandon

3,354

1,711

499

5,564

Gemuh

4,981

2,525

309

7,815

3,023
5,919

603
2,586

2,506

3,626
11,011

56,172

19,595

6,907

82,674

10 Ngampel
11 Weleri
Jumlah
III Kab. Batang
1

Gringsing

20,097

4,660

2,908

366

28,031

Wonotunggal

12,379

2,830

1,152

233

16,594

Bandar

19,396

3,425

1,896

406

25,123

Tersono

21,432

4,104

1,852

406

27,794

5
6

Subah
Limpung

26,236
26,670

6,082
8,658

2,634
4,226

535
907

35,487
40,461

126,210

29,759

14,668

2,853

173,490

210,493

72,467

47,157

11,630

341,747

Jumlah
Jumlah Total

Sumber Data : Statistik Kod. Semarang th.2005, Kab. Kendal th.2004 dan Kab. Batang th.2005.

e.

Bidang Pertanian.

1) Pemilikan Lahan
Lahan pertanian berupa sawah dan tegalan yang ada di sekitar wilayah kerja
KPH Kendal luasnya sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk. Kepemilikan lahan berupa sawah hanya 0,03 ha perkapita, dan
berupa tegalan 0,057 ha perkapita.

3.9. Tabel Kepemilikan Lahan Pertanian Per KapitaSekitar Wilayah Kerja KPH
Kendal

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

114

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.
1
I

Kody./Kab.
Kecamatan
2
Kod. Semarang
1 Mijen
2 Ngaliyan
Jumlah

Lahan Pertanian
Sawah
Tegalan
Ha
Ha
3
4

Jumlah
Penduduk
5

Pemilikan Lahan Perkapita


Keterangan
Sawah
Tegalan
Ha
Ha
6
7
8

1,008.89
378.33

5,206.35
2,923.00

19,404
54,980

0.052
0.007

0.268
0.053

1,387.22

8,129.35

74,384

0.019

0.109

II

Kab. Kendal

Ringinawe

1,113.00

130.00

35,072

0.032

0.004

Pageruyung

1,311.00

1,716.00

33,973

0.039

0.051

Patean

1,432.00

3,195.00

47,448

0.030

0.067

Singorojo

1,015.00

3,186.00

46,969

0.022

0.068

Boja

2,007.00

1,603.00

63,064

0.032

0.025

Kaliwungu

1,478.00

1,569.00

90,006

0.016

0.017

Brangsong

1,400.00

628.00

45,077

0.031

0.014

Pegandon

852.00

219.00

35,539

0.024

0.006

Gemuh

1,487.00

218.00

47,829

0.031

0.005

1,215.00
1,187.00

275.00
108.00

33,419
56,927

0.036
0.021

0.008
0.002

14,497.00

12,847.00

535,323

0.027

0.024

10
11 Weleri
Jumlah
III Kab. Batang
1

Gringsing

1,751.96

5,807.94

57,920

0.030

0.100

Wonotunggal

1,911.26

3,600.07

34,965

0.055

0.103

Bandar

2,655.26

5,653.94

69,616

0.038

0.081

Tersono

2,136.27

4,080.68

41,746

0.051

0.098

5
6

Subah
Limpung

1,834.15
2,191.30

9,342.29
3,848.21

64,788
60,759

0.028
0.036

0.144
0.063

12,480.20

32,333.13

329,794

0.038

0.098

28,364.420

53,309.480

939,501

0.030

0.057

Jumlah
Jumlah Total

Sumber Data : Statistik Kab. Batang, Kab. Kendal, Kota Semarang

f.

Bagian Hutan
Bagian Hutan adalah suatu areal hutan yang ditetapkan sebagai kesatuan produksi
dan kesatuan eksploitasi, yang diharapkan dapat menghasilkan kayu setiap tahun
secara terus menerus dalam jumlah yang memenuhi syarat pengelolaan hutan yang
baik dan sesuai dengan azas kelestarian hutan.

B.

Sejarah Penataan Dan Revisi, Pengukuran Dan Perpetaan Serta Tanah Tanah Perusahaan
1.

Sejarah Penataan dan Revisi (Penataan Ulang)


a.

Penataan Pertama
Penataan Pertama KPH Kendal dilaksanakan pada tahun 1934 s/d 1936 untuk
menyusun RP Jangka Perusahaan 1937 s/d 1946. Setelah jangka RP ini habis tidak

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

115

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

dilaksanakan Penataan ulang karena adanya perang kemerdekaan. Pada tahun 1952
disusun Rancangan Perusahaan sambungan untuk jangka 1952 s/d 1954 yang
berdasar pada RP jangka 1937 s/d 1946. Setelah buku RP sambunga ini habis tidak
dilaksanakan penyusunan buku RP lagi sampai tahun 1956 sedangkan penentuan
etat tebangan KPH Kendal didasarkan pada permufakatan dan pendekatan antara
Seksi Tata Hutan dengan KPH Kendal. Pada penataan ini etat ditetapkan sebagai
berikut :

b.

1)

- Etat luas

200.3 Ha

2)

- Etat massa = 27.035 m3.

Penataan Ulang kedua (II)


Penataan ulang (II) dilaksanakan pada tahun 1949 s.d 1958 untuk menyusun Buku
Rancangan Perusahaan ini disebabkan oleh :
1)

Belum adanya pengalaman dalam pekerjaan Tata Hutan, baik dalam pekerjaan
lapangan maupun kegiatan penyusunan Buku Rancangan Perusahaan yang
dimaksud.

2)

Keadaan keamanan yang sampai dengan tahun 1955 ternyata belum terjamin,
sehingga kegiatan pekerjaan lapangan tidak dapat selesai tepat waktu.

3)

Pergantian pejabat Kepala Seksi Tata Hutan yang sampai dengan tahun 1955
telah dilakukan tiap 2 tahun sekali.

4)

Pelaksanaan Pengukuran dari Seksi Pengukuran dan Perpetaan yang terlambat


dan baru selesai tahun 1959.

Adanya tunggakan pekerjaan penyusunan Rancangan Perusahaan Daerah Hutan


Blora oleh Seksi Tata Hutan I yang semula ditugaskan oleh Brigade Planologi kepada
Seksi Tata Hutan I.
Penataan ulang (II) bagi Daerah Hutan Kendal ini dilaksanakan oleh Seksi Tata Hutan I
berturut turut dibawah pimpinan :
1)

Tahun 1949 1951

: sdr. Wakijo

2)

Tahun 1951 1953

: sdr. Ibnoe Sjoekoer Martowijoyo

3)

Tahun 1953 1955

: sdr. R. Soma

4)

Tahun 1955 selesai : sdr. R. Achmad Soesilowidjoyo.

Buku Rancangan Perusahaan dari Daerah Hutan Kendal jangka 1957 s/d 1966 baru
dapat diterbitkan pada bulan Januari 1960. Pada Penataan ini etat ditetapkan sebagai
berikut :
1)

Etat luas

2)

Etat massa : 11.970 m3.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

184 Ha

116

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

c.

Penataan Ulang ke Tiga (III)


Penataan ulang ke III KPH Kendal dilaksanakan pada tahun 1966 1970 untuk
penyusunan Buku Rencanan Perusahaan jangka 1967 s/d 1976. Buku RP baru dapat
terbit bulan April 1971. Keterlambatan ini sebagai akibat adanya pengurangan tenaga
tenaga pelaksana yang terlibat G 30 S PKI tahun 1965. Yang perlu perhatian dalam
penataan ulang periode ini adalah pembenahan tata batas keadaan hutan akibat
banyaknya serobotan tanah hutan oleh BTI/PKI. Pada Penataan ini etat ditetapkan
sebagai berikut :

d.

1)

Etat luas

161 Ha

2)

Etat masa

: 20.778 m3.

Penataan Ulang ke Empat (IV)


Penataan ulang ke IV KPH Kendal direncanakan dilaksanakan dalam tahun 1975
1976 baru selesai tahun 1979., walaupun Buku RPKH sudah dapat terbit tahun 1978.
Penataan ulang ini untuk menyusun Buku RPKH jangka 1977 s/d 1986. Keterlambatan
Penataan Ulang IV ini akibat dari :
1)

Adanya pengurangan Volume pekerjaan dengan alasan keuangan .

2)

Adanya alasan alasan teknis yang lain misalnya instruksi yang berubah,
pengadaan pal yang terlambat, alat alat kurang sehingga mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.

Pada Penataan ulang Periode ini tercatat adanya proses tukar menukar tanah
kawasan hutan dengan tanah milik di BH Subah dengan ketentuan tanah yang keluar
205,3 ha dan tanah masuk / pengganti luas 209,7 ha, sehingga terdapat perubahan
luas 4,4 ha. Dan penataan ulang periode ini cara merisalah sudah tidak menggunakan
system okuler, tetapi dengan menggunakan metode Sistimatik sampling with random
start, sesuai instruksi Dirjen Kehutanan No. 143 / 1974, tgl 10 Oktober 1974. Pada
Penataan ini etat ditetapkan :

e.

1)

Etat Luas :

200,6 ha/th.

2)

Etat massa : 34.891 m3/th.

Penataan Ulang ke Lima (V)


Penataan ulang ke V dilaksanakan dalam tahun 1985 s/d 1986 untuk penyusunan
buku RPKH jangka 1987 s/d 1996. Persetujuan program penataan ulang KPH Kendal
tanggal 23 Januari 1985 No. 043.9/Can./I yang kemudian diralat dengan surat No.
2.12.1985 bulan April 1985. Atas tanggapan dan usul SPH I Pekalongan tanggal 31 Juli
1985 No. 043.9/SPH.Pkl/I. Rencana Penataan KPH Kendal diralat kembali dengan
Surat Kepala Biro Perencanaan No. 043.9/Can./I, tanggal 14 Agustus 1985.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

117

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pada Penataan ulang ini diinstruksikan oleh Kepala Biro Perencanaan tidak
diperkenankan adanya perubahan letak alur, nama alur dan nomor petak. Artinya
harus masih sesuai dengan penataan jangka jangka lampau.
Pada Penataan ke V ini etat ditetapkan sebagai berikut :

f.

1)

Etat luas

2)

Etat massa :

197,8 ha/th.
34.450 m3/th.

Penataan Ulang ke Enam (VI)


Penataan ulang ke VI dilaksanakan dalam tahun 1996 s/d 1997 untuk menyusun
buku RPKH jangka 1998 s.d 2007. Penataan kali ini mengalami keterlambatan 1 tahun
yang seharusnya buku RPKH Kendal sudah terbit pada Bulan Januari 1997 untuk
jangka 1997 s/d 2006. Penundaan 1 tahun ini disebabkan oleh penjadwalan kembali
program penataan hutan, tersebut surat Kepala Biro Perencanaan No. 042.7/Can/I
tanggal 10 April 1987 yang berisi tata waktu kerja Seksi Perencanaan Hutan I
Pekalongan tiap 2 tahun menata ulang satu KPH, serta surat Kepala Biro Perencanaan
Hutan tgl. 2 April 1997 No. 292/042.3/SPU/Can/I perihal penyusunan / penulisan
jangka RPKH Kendal. Dalam penataan ulang VI tercatat adanya hal baru, yaitu
penyusunan RPKH tidak lagi disusun secara manual, tetapi sudah menggunakan uji
coba secara elektronik atau Pengolahan Data Elektronik (PDE). Dengan komputerisasi
RPKH-PDE disusun cukup 2 buku saja yaitu :
1)

Buku Naskah RPKH (Buku A) berisi Risalah Umum, Sejarah dan Keadaan Hutan.

2)

Buku Lampiran Lampiran (Buku B) berisi Rencana rencana kegiatan sepuluh


tahun.

g.

Penataan Ulang ke Tujuh (VII)


Penataan ulang ke VII ini dilaksanakan dalam tahun 2006 dan 2007 untuk menyusun
buku RPKH jangka 2008 2017. Dalam penyusunan RPKH KPH Kendal jangka 2008
2017 ini tercatat adanya sejarah baru. Hal ini terkait dengan rencana KPH Kendal
untuk mengikuti sertifikasi manajemen hutan lestari, maka RPKH yang disusun tidak
hanya memaparkan rencana pengaturan hasil saja (kelola produksi), tetapi juga
memaparkan rencana kelola lingkungan dan rencana kelola sosial.
Mengingat pada saat berjalannya penataan ulang KPH Kendal tersebut belum ada
(terbit) Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Lestari, maka kegiatankegiatan pengumpulan data dan kajian lingkungan serta pengumpulan data sosial
dilakukan oleh KPH Kendal.
1)

Penataan Batas

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

118

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kegiatan penataan batas meliputi pengadaan Pal tanda batas (B, E, DK, KB, MA),
pemasangan sampai dengan pengecatan dan peleteran. Pada Penataan Tata
Batas di Penataan Ulang tahun 2006 dan 2007 terdapat tanah masuk dan tanah
keluar yaitu :
a)

Tanah Masuk
Jumlah tanah masuk pada penataan tahun 2006 2007 adalah 27,1 Ha,
yang berada pada lokasi :
-

BH Subah lengket dengan Petak 6 seluas 5,8 Ha dan lengket dengan


Petak 80 seluas 19 Ha, berasal dari DPU BINA MARGA Propinsi Jateng,
yang merupakan Tanah Kompensasi jalan lingkar Plelen.

BH Kalibodri lengket dengan Petak 6 seluas 2,3 ha, berasal dari PT


PERTAMINA EP III Cirebon.

b)

Tanah Keluar
Tanah yang keluar pada penataan 2006 2007 seluas 2,9 ha yang berada
pada BH Kaliwungu Petak 52E, karena dipakai oleh CV Jaya untuk
Peternakan.

Jadi pada penataan ulang tahun 2006 dan 2007 diwilayah KPH Kendal
mengalami penambahan luas 24,2 ha.

2)

Pembagian Hutan
Kegiatan pembagian hutan berupa pemeriksaan dan pemasangan pal Hm
sampai dengan pengecatan dan peleteran. Pemeriksaan pal Petak sampai
dengan pengecatan dan peleteran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pal Hm dan pal petak di wilayah KPH Kendal
telah mengalami perubahan letak alur, sehingga mengakibatkan perubahaan
luas pada beberapa petak.
Tabel 3.10.
Perubahan Letak dan Nama Alur Pada Penataan ulang
Tahun 2006 s.d 2007.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

119

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.

Nama

Alur Yang Di Hapus


Hm / Panjang Jumlah Pal
Hm
Btg

Nama

Pengganti Alur
Hm / Panjang
Hm

Keterangan

Jumlah Pal
Btg

1
2
3
4
5

BH SUBAH
BY
BZ
BX
B
B

13.79
6.16
4.7
25.15
3.2

3
2
12
1

BX
BY
BZ
C
D

13.79
6.16
4.7
25.15
3.2

3
2
12
1

1
2
3
4
5
6
7
8

BH KALIBODRI
B
8
BB
29.33
CN
19.9
CC,BI
60
C,CQ
14.5
CAD
28.05
CAD
9.16
CAD
19.4

4
14
9
30
7
4
-

BY
BZ
CQ
BI
CC
CR
CS
DR

8
29.33
19.9
60
14.5
28.05
9.16
19.04

4
14
9
30
7
4
-

1
2
3
4
5
4
5
6

BH KALIWUNGU
B,BG
A
B
A
CB
CF
CN

BG
BI
BY
BZ
BAA
CO
CP
CQ

25.24
13.55

12
6

9
2.4
8.43
3.75
3.34

25.24
13.55
24
9
8.43
3.75
3.34

12
6
12
4
4
1
1

K. Mangga

Jalan raya
Jalan raya

K. Blorong
K. Blorong
k.Glagah

K.Blorong
4
1
1

Akibat perubahan letak alur dan tambahan alur, maka terjadi perubahan luas
petak sebagai berikut :

Tabel 3.11. Perubahan Luas Petak pada Penataan Ulang Tahun 2006 s.d 2007

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

120

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.

Petak

Luas Total
(Ha)

Perubahan Luas
Berkurang
Bertambah
(Ha)
(Ha)

Asal
Dari
Petak

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

BH SUBAH
1
7
11
12
35
36
42
46
47
48
49
52
54
55
56
62
65
76
78
80
99
100
102

111.3
90.2
45.7
45.6
33.5
37.0
21.2
52.9
33.4
45.4
36.3
120.8
63.2
28.4
48.1
44.0
48.1
27.1
48.7
106.1
55.8
42.0
84.0

0.3
3.0
0.5
0.3
0.1
0.2
0.1
0.2
0.3
2.3
1.8
4.8
2.2
0.2
1.2
2.1
2.1
1.2

0.3
3.0
10.8
2.1
4.5
4.5
2.2
1.2
1.2

1
12
11
52
55, 56
56
54
65
80

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

BH KALIBODRI
56
150.2
57
103.6
76
29.7
88
50.5
91
56.1
93
64.5
97
35.2
98
49.2
99
88.8
106
89.7
108
123.2

1.5
18.0
1.8
0.2
2.2
0.4
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

BH KALIWUNGU
6
108.4
8
61.8
16
52.3
17
67.6
20
97.1
24
144.5
29
53.7
32
69.5
34
60.1
35
100.8
36
100.8
52
139.2

1.0
0.9
1.8
15.6
5.2
11.0
2.9

Masuk

Luas Sekarang

Petak

(Ha)

Keterangan

99
-

7
52
56
55
62
78
100
-

111.0
90.5
48.7
45.6
33.0
36.7
21.1
52.7
33.3
45.2
36.0
129.3
65.3
26.6
47.8
46.2
45.9
26.9
49.9
104.9
53.7
41.1
82.8

0.3
1.2
20.0
0.6
1.0
0.4

76
76
91, 93
98
97.99
108
-

56, 57
88
88
97
98
106

150.5
104.8
28.2
70.5
37.9
62.7
35.0
48.4
89.8
89.3
123.6

1.0
0.9
1.8
3.9
11.7
8.8
9.6
-

8
17
24
29.32
34
32.34
-

6
16
20
34
34
35.36
36
-

107.4
62.8
51.7
68.5
95.3
146.3
57.6
81.2
53.3
103.0
103.0
136.2 Tanah Keluar.

Mjd alur
Mjd alur
Mjd alur
Mjd alur
Mjd alur
Mjd alur
Mjd alur

B
B
B
BI
BI
BI
BI

Mjd Alur B

0,9 mjd alur CC


Mjd alur EC

Dari perubahan tersebut, keadaan jumlah petak tidak megalami perubahan,


tetapi untuk jumlah alur dan panjang alur mengalami perubahan, demikian juga
untuk luas alur juga mengalami perubahan, sebagai berikut :
Tabel 3.12. Daftar Jumlah Petak dan Jumlah / Panjang Alur

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

121

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Jumlah
Petak
105

1 Subah

Luas
Jumlah
( Ha )
Alur
5.261,1
4

Induk
Panjang
( Hm )
92,60

Luas
Jumlah
( Ha )
Alur
9,12
76

Cabang
Panjang
( Hm )
984,59

Luas
( Ha )
69,35

2 Kalibodri

108

7.876,3

165,21

68,35

81

1.597,87

73,37

3 Kaliwungu

86

6.994,1

107,66

8,71

69

944,04

53,18

299

20.131,5

12

365,47

86,17

226

3.526,50

195,90

Jumlah

3)

Alur

Petak

Bagian
No.
Hutan

Inventarisasi / Risalah Hutan


Kegiatan inventarisasi hutan meliputi pekerjaan risalah hutan / Inventarisasi
Hutan, penentuan kelas hutan dan penentuan batas anak petaknya (uitzeten),
penandaan batas (markeer) serta pengukuran batas anak petak dan
perhitungan luas anak petaknya. Untuk risalah hutan menggunakan metode
Systematic Sampling With Random Start dengan Petak ukur berbentuk
lingkaran yang luasnya berdasar Kelas Umur (KU) sbb:
NO
1
2
3
4

Kelas Umur
I dan II
III dan IV
V keatas
MT, MR (HAJ)

Luas PU (Ha)
0.02
0.04
0.10
0.10

Radius (m)
7.94
11.28
17.8
17.8

Sedangkan standart prestasi yang digunakan adalah 6 Petak Ukur (PU) perhari
untuk daerah yang datar dan 4 Petak Ukur (PU) per hari untuk daerah yang
bergunung-gunung (pegunungan).
2.

Sejarah Pengukuran dan Perpetaan


Dalam Penataan Ulang ini, yang menjadi kegiatan Seksi Perpetaan dan Pengukuran adalah
:
a.

Rekonstruksi batas hutan, tanah tanah di luar kawasan hutan (tanahtanah di luar
kawasan hutan, pengukuran dilakukan oleh Seksi Perencanaan Prasarana Hutan).

b.

Rekonstruksi alur dan pal Hm.

c.

Pengukuran batas anak petak.

Semua data hasil pengukuran, digunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan peta,
antara lain: Peta Induk skala 1 : 10.000 dan 1 : 25.000 (termasuk kliseklise petanya).
a.

Pengukuran
Riwayat pengukuran :
1)

Pengukuran Pertama

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

122

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BH Kalibodri dan BH Kaliwungu pengukuran pertama kali dilakukan pada tahun


1895 1899.
BH Subah pengukuran pertama kali dilaksanakan pada tahun1897 s.d 1899.
2)

Pengkuran Kedua
Untuk Pengukuran kedua ini dilaksanakan diseluruh daerah pada tahun 1924
s/d 1926

3)

Pengukuran Ketiga
Pengukuran ketiga ini dilaksanakan untuk Rancangan Perusahaan tahun 1937
1946. Dalam pengukuran ini banyak tanah tanah negara bekas bekas
dimasukkan dalam kawasan hutan. Pengkuran ini dilaksanakan pada tahun 1933
1936.

4)

Pengukuran Keempat
Pengukuran keempat dilaksanakan untuk Rancangan Perusahaan tahun 1967
s/d tahun 1976 yang dilaksanakan tahun 1966 s/d 1970.

5)

Pengukuran Kelima
Pengukuran kelima untuk Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan 1977 1986,
dilaksanakan tahun 1975 1976.

6)

Pengukuran Keenam
Pengukuran keenam untuk Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan 1987 1996,
dilaksanakan tahun 1985 1986.

7)

Pengukuran Ketujuh
Pengukuran ketujuh untuk Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan 1998 2007,
dilaksanakan tahun 1996 1997.

8)

Pengukuran Kedelapan
Pengukuran kedelapan ini untuk RPKH jangka 2008 2017 yang dilaksanakan
pada tahun 2006 2007. Pada saat ini juga dilaksanakan pengukuran pada
tanah tanah masuk dan keluar.
a)

Tanah Masuk
Tanah yang masuk seluas 27,1 ha yaitu pada BH Subah yang lengket
dengan petak 6 seluas 5,8 ha dan yang lengket dengan petak 80 seluas 19
ha, kedua loksai tersebut mrupakan Tanah Kompensasi jalan lingkar
plelen, dari Bina Marga Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pada BH
Kalibodri tanah yang masuk lengket dengan petak 6 seluas 2,3 ha, berasal
dari PT PERTAMINA EP III Cirebon.

b)

Tanah Keluar

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

123

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Untuk tanah keluar berasal dari BH Kaliwungu Petak 52 seluas 2,9 ha


karena digunakan oleh PT Jaya untuk peternakan.
b.

Perpetaan
Kegiatan perpetaan meliputi Pengukuran dan Penggambaran peta
1)

Pengukuran
Dalam penataan ulang, kegiatan pengukuran meliputi: Rekonstruksi Batas
Hutan, Rekonstruksi Alur, Rekonstruksi Batas Anak Petak dan Tanah
Perusahaan. Hasil pengukuran tersebut dipetakan dan dimasukkan ke peta
induk skala 1 : 10.000.

2)

Penggambaran Peta
Hasil pengukuran yang telah dimasukkan ke dalam peta Induk selanjutnya
diproses oleh tenaga penggambaran peta dengan merenovasi kliseklise yang
ada sesuai data terakhir di lapangan. Petapeta yang dihasilkan yang
menyangkut KPH Kendal meliputi BH Subah, BH Kalibodri dan BH Kaliwungu
yang kemudian dipakai sebagai lampiran Buku RPKH.

c.

Perhitungan Luas
Berdasarkan hasil pengukuran dari Seksi Pengukuran dan Perpetaan

yang

dilaksanakan tahun 2006 2007 KPH Kendal memiliki areal hutan seluas : 20.413,88
ha yang terdiri dari 3 (tiga) bagian hutan yaitu BH Subah, BH Kalibodri, dan BH
Kaliwungu, yang terbagi dalam BKPH dan BH sebagai tabel berikut :
Tabel 3.13. Daftar Luas Petak dan Luas Alur KPH Kendal
Jangka 2008 s.d 2017
No.
1
1

Bagian Hutan
BKPH
2
BH Subah
- BKPH Subah
- BKPH Plelen
Jumlah BH Subah

3.397,59
1.863,49
5.261,08

78,80

5.339,88

BH Kalibodri
- BKPH Sojomerto
- BKPH Kalibodri
Jml BH Kalibodri

3.705,5
4.170,8
7.876,3

141,7

8.018,0

BH Kaliwungu
- BKPH Sojomerto
- BKPH Kalibodri
Jml BH Kaliwungu

4.047,7
2.946,4
6.994,1

61,9

7.056,0

Jumlah KPH Kendal

20.131,48

282,40

20.413,88

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Petak
3

Luas (Ha)
Alur
4

Keterangan
Jumlah
5

124

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Bila dibandingkan dengan luas hasil pengukuran jangka sebelumnya


terdapat penambahan luas 24,18 ha sebagaimana digambarkan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.14. Perbandingan Susunan Klas Hutan 2 (Dua) Jangka KPH Kendal

NO
I

II

KELAS HUTAN
UNTUK PRODUKSI
A. UTK PRODUKSI KAYU JATI
1. Baik Untuk Perusahaan Tebang Habis
a. Produktif
- KU I
- KU II
- KU III
- KU IV
- KU V
- KU VI
- KU VII
- KU VIII
- KU IX
- MT
- MR
Jumlah Produktif
b. Tidak Produktif
- LTJL
- TK
- TKL
- HAKL
- TJBK
- HAJBK
Jumlah Tidak Produktif
2. Tak Baik Utk Perusahaan Tebang Habis
JUMLAHUTK PRODUKSI KAYUJATI
B. BUKAN UTK PRODUKSI KAYU JATI
1. Tak Baik Utk Jati
- TKTBJ
- TKLTBJ
- HAKLTBJ
- TJM
- HAJM
2. TJKL
3. HLT
JLH BUKAN UTK PRODUKSI KAYU JATI
JUMLAH UNTUK PRODUKSI
BUKAN UNTUK PRODUKSI
A. TBP
B. LDTI
C.SA / HW
D. HL
E. ALUR
JUMLAH BUKAN UNTUK PRODUKSI
JUMLAH KAWASAN HUTAN

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Luas (Ha)
Jangka
Jangka
1998 - 2007
2008 - 2017

3.335,00
3.596,70
3.362,90
2.853,80
1.161,50
343,40
346,50
109,60

Keterangan

373,50
416,50
15.899,40

7.551,79
2.226,80
1.419,30
1.092,10
916,70
319,10
62,90
43,40
2,20
310,80
13.945,09

145,90
430,70

118,80
59,89

413,40
43,00
755,40
1.788,40
28,7
17.716,50

261,70
1.606,30
2.046,69
1.198,00
17.189,78

106,90
22,60
50,90
37,40
1.209,10
370,20
1.797,10
19.513,60

109,50
3,10
496,00
1.810,70
2.419,30
19.609,08

40,20
432,40

62,30
347,10

127,20

113,00

276,30

282,40

876,10

804,80

20.389,70

20.413,88

125

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

d.

SuratSurat Batas
Suratsurat Berita Acara Tata Batas wilayah KPH Kendal tersimpan dalam
penyimpanan dokumen Seksi Pengukuran dan Perpetaan Biro Perencanaan Sumber
Daya Hutan di Salatiga.

3.

Sejarah Tanahtanah Perusahaan


Dalam uraian ini yang dimaksud tanahtanah perusahaan adalah tanah di luar kawasan
hutan, atau tanah perusahaan (Tanah DK).
Tanahtanah ini dibagi menjadi 4 golongan menurut penggunaannya :
a.

Untuk jalan (disediakan untuk jalan angkutan).

b.

Untuk Tempat Penimbunan.

c.

Untuk Pekarangan Dinas.

d.

Untuk lapangan Dinas Lainnya.

Luas tanah tersebut pada permulaan jangka perusahaan lampau adalah seluas 49,7161 ha,
terdiri dari :

4.

a.

Untuk Jalan

26,4851 ha

b.

Untuk Tempat Penimbunan

12,2878 ha

c.

Untuk Pekarangan Dinas

10,9432 ha

d.

Untuk Lapangan Dinas Lainnya

0,1210 ha

Sejarah Pengelolaan
Para pejabat pengelolaan hutan di KPH Kendal yang dianggap berperan adalah
Administratur /KKPH, Ajun administratur, Kepala Tehnik Kehutanan Umum dan Asper
KBKPH. Untuk keterangan para pejabat di KPH Kendal, daftar para pejabat yang dapat
disajikan hanya selama jangka 1977 s/d 1986, sebagai berikut :

Tabel 3.15. Pejabat Pengelola Hutan KPH Kendal Tahun 1977 s.d 1986

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

126

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

NO
I
1
2
3

Nama Pejabat
Adminitratur
VA. Maukar
Moch. Sardjono
Slamet Djamin

1976 - 1983
1983 -1986
1986 - ..

Pensiun
Pensiun
Dari KPH Telawa

II
1
2
3
4

Ajun Administratur
Kisworo GS
R. Soedijanto
Mariman HP
Saefullah

1976 - 1981
1981 - 1982
1982 - 1984
1984 - ..

Pindah ke KPH Kedu Sltn


Pindah ke Unit I
Pindah ke KPH Semarang
Dari SPU Salatiga

III
1
2
3

Kepala tehnik Kehutanan Umum


Soemarjo
Tatang Moehtar
Moeslimin HAG

1976 - 1981
1981 - 1982
1982 - 1986

Pindah ke KPH Bnyms Tmr


Pindah ke BKPH Boja
Dari KPH Cepu

IV
1
2
3

Asper/KBKPH Boja
Soemanto
RM Soegandi D
Tatang Moehtar

1974 - 1979
1979 - 1982
1982 -

Meninggal
Pindah KPH Pkl Timur
Dari TKU KPH Kendal

V
1
2
3
4

Asper/KBKPH Mangkang
Soeprapto W
Deddy Kuswara
Soepeno S
Dachlan HP

1977 - 1982
1982 - 1983
1983 - 1984
1984 -

Pindah ke KPH Kedu Sltn


Pindah ke BKPH Sojomerto
Pindah KPH Pkl Barat
Dari KPH Balapulang

VI
1
2
3
4
5

Asper/KBKPH Kalibodri
RM soegandhi D
R. Komar Soemardi
Tasrim al Tarjono
Soejono
S. adimiharja

1977 - 1979
1979 - 1981
1981 - 1984
1984 - 1985
1985 - .

Pindah ke BKPH Boja


Pindah ke KPH PKL Tmr
Pinah ke BKPH Sojomerto
Pensiun
dari BKPH Plelen

VII
1
2
3
4
5
6

Asper/KBKPH Sojomerto
Soebandi
Rlamet Rambat
Tasrim al Tarjono
Deddy Kuswara
Mariman HP
Tasrim al Tarjono

1974 - 1979
1979 - 1982
1982 - 1983
1983 - 1983
1983 - 1984
1984 -

Pensiun
Pensiun
Mewakili
Pindah SPH Salatiga
Mewakili
Dari BKPH Kalibodri

VIII
1
2
3

Asper/KBKPH Plelen
Slamet Rambat
S. Adimihardja
Moch. Jusarif

1976 - 1979
1979 - 1985
1985 -

Pindah BKPH Sojomerto


Pindah BKPH Kalibodri
Dari KPH Balapulang

IX
1
2
3
4

Asper/KBKPH Subah
RM. Soegandhi D
Soemanang AC
Soejono
Eman Soelaeman A

1974 - 1977
1977 - 1982
1982 - 1983
1983 - .

Pindah ke BKPH Kalibodri


Pindah ke SPH Salatiga
Pindah BKPH Kalibodri
dari SPH I Pekalongan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Periode jabatan

Keterangan

127

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB IV
SISTEM SILVIKULTUR

Pengelolaan hutan berlandaskan prinsip-prinsip kelestarian tidak terlepas dari


adanya konsep sistem silvikultur. Sistem silvikultur merupakan serangkaian
prosedur yang mencakup cara-cara permudaan, pemeliharaan dan pemanenan
tegakan atau hutan untuk menghasilkan produk tertentu (Manan, 1997).
Sesuai dengan Keputusan Dirjen Kehutanan No. 35/1972 di Indonesia diterapkan 3
macam sistem sivikultur yaitu :
1.

Tebang Pilih Indonesia (TPI) yang dalam perkembangannya pada tahun 1989
diubah oleh Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan
menjadi Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

2.

Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA).

3.

Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB).

Sistem silvikultur Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) sejak dahulu
telah dilakukan di Indonesia yaitu pada hutan alam dan tanaman jati di Pulau Jawa
pada sekitar tahun 1880-an. Secara umum sistem silvikultur yang diterapkan oleh
Perum Perhutani adalah sistem silvikultur ini yaitu Tebang Habis dengan
Permudaan Buatan (THPB) khususnya pada kawasan hutan produksi.

A. Sistem Silvikultur untuk Jati


KPH Kendal merupakan Kelas Perusahaan Jati, sehingga tanaman pokok pada
kawasan hutan produksi adalah Jati (Tectona grandis).

Perlakuan silvikultur

pada hutan Jati adalah sebagai berikut :


1. Persemaian.
Asal benih untuk tanaman Jati adalah dari Areal Pemungutan Benih (APB)
dan hasil pengembangan bibit Jati Plus Perhutani (JPP) oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perhutani Cepu (stek pucuk, kultur jaringan
dan benih asal Kebun Benih Klonal).
BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

128

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

a.

Pembuatan bibit Jati asal Benih APB.


Sejak semula KPH Kendal membuat bibit Jati dengan benih yang
berasal dari APB. Pembuatan Persemaian Jati dilaksanakan pada lokasi
yang memenuhi syarat. Teknis pembuatan persemaian Jati APB
mengacu pada pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.

b.

Pembuatan bibit Jati Plus Perhutani.


pembuatan bibit Jati Plus Perhutani (JPP) dilaksanakan Puslitbang
Perhutani Cepu, kemudian didistribusikan ke KPH Kendal atau dibuat di
persemaian KPH Kendal dengan

benih JPP berasal/dikirim dari

Puslitbang Perhutani Cepu. KPH Kendal juga memiliki kebun pangkas


berasal dari kumpulan klon yang terseleksi/teruji, sebagai sumber
benih vegetatif/stek.

Teknis pembuatan persemaian JPP mengacu

pada pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.


2. Pembuatan Tanaman Hutan Jati.
Urutan pekerjaan pembuatan tanaman Jati (APB, JPP, Perhutanan Klon JPP)
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Awal.
2) Pembuatan dan Pemasangan Batas Tanaman.
3) Pembersihan lapangan.
4) Pengolahan Tanah.
5) Pembuatan Jalan pemeriksaan.
6) Pembuatan dan pemasangan acir.
7) Pembuatan Lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
8) Penanaman.
9) Penyulaman.
Teknis pembuatan tanaman Jati (APB, JPP dan Perhutanan Klon JPP)
mengacu pada pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

129

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3. Pemeliharaan Hutan Jati.


Pekerjaan pemeliharaan tanaman Jati (APB, JPP, Perhutanan Klon JPP)
adalah sebagai berikut :
1) Babad Jalur.
2) Pendangiran.
3) Penyulaman.
4) Wiwil.
5) Prunning Cabang.
6) Pemupukan.
7) Penjarangan.
8) Perlindungan.
Teknis pemeliharaan hutan Jati (APB, JPP dan Perhutanan Klon JPP)
mengacu pada pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.
4. Pemanenan Hutan Jati.
Pemanenan hutan jati di Perum Perhutani disesuaikan dalam buku
Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan dan dibedakan ke dalam bentukbentuk tebangan yang terdiri dari:
a.

Tebangan A.
1) A.1. Lelesan bidang tebang habis jangka lampau
2) A.2. Tebang habis biasa pada jangka berjalan
3) A.3. Tebang habis biasa pada jangka berikut
Pada petak hutan Jati yang direncanakan Tebangan A, wajib diteres
dua tahun sebelum ditebang. Kegiatan teresan dimaksudkan untuk
mendapatkan kayu Jati yang kering, tidak pecah saat penebangan
(meningkatkan mutu kayu) dan meringankan pekerjaan pikul, sarad
dan angkutan kayu.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

130

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

b.

Tebangan B.
1) B.1. Tebang habis pada bidang yang tidak produktif tetapi baik
untuk perusahaan tebang habis
2) B.2. Tebang habis hutan yang jelek buat perusahaan tebang habis
3) B.3. Tebang habis pad bidang jang jelek untuk Jati
Pada petak hutan Jati yang direncanakan Tebangan B, dapat diteres
dua atau satu tahun sebelum ditebang. Hal ini dapat terjadi jika
ukuran tegakan/pohon cukup besar untuk meningkatkan mutu kayu
dan memudahkan angkutan.

c.

Tebangan C (Tebang habis hutan yang dihapuskan).

d.

Tebangan D.
1) D.1. Tebangan pembersihan/tebang limbah untuk pohon yang
merana, condong dan rebah yang berada di hutan alam.
2) D.2. Tebang tak tersangka (bencana alam, dibuat jalan)

e.

Tebangan E (Tebang Penjarangan).


Teknik pemanenan kayu Jati di KPH Kendal adalah semi mekanis,
dimana penebangan menggunakan gerjaji mesin (chainsaw) dan atau
gergaji tangan, sedangkan pembuatan sortimen, sarad/pikul dengan
menggunakan tenaga hewan dan manusia.
Pembuatan sortimen (bucking policy) diarahkan pada sortimen yang
laku dijual (sesuai kebutuhan pasar/industri) dan memiliki margin
keuntungan tertinggi. Teknik pemanenan dan bucking policy mengacu
pada pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.

B. Sistem Silvikultur untuk Rimba


Walaupun KPH Kendal merupakan Kelas Perusahaan Jati, akan tetapi terdapat
kawasan hutan yang ditanami dengan jenis-jenis rimba sebagai tanaman pokok
(pada Kelas Hutan TJKL dan TKL).

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Jenis-jenis rimba yang ditanam adalah

131

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Mahoni, sengon, Accacia mangium, Johar, dan Sonokeling. Perlakuan silvikultur


pada hutan Rimba (non Jati) adalah sebagai berikut :
1.

Persemaian.
Pengadaan benih untuk jenis-jenis rimba diunduh dari kawasan hutan TJKL
dan TKL yang ada, atau dari luar KPH Kendal.

Perlakuan pembuatan

persemaian beberapa jenis rimba secara umum sama.

Perbedaaan

perlakuan dapat disebabkan karena sifat benih (viabilitas, tebal kulit, masa
unduh/panen). Teknis pembuatan persemaian Rimba mengacu pada
pedoman/petunjuk kerja yang berlaku.
2.

Pembuatan Tanaman Hutan Rimba.


Urutan pekerjaan pembuatan tanaman Rimba adalah sebagai berikut :
a.

Perencanaan Awal.

b.

Pembuatan dan Pemasangan Batas Tanaman.

c.

Pembersihan lapangan.

d.

Pengolahan Tanah.

e.

Pembuatan Jalan pemeriksaan.

f.

Pembuatan dan pemasangan acir.

g.

Pembuatan Lubang tanam.

h.

Penanaman.

i.

Sulaman.

Teknis pembuatan tanaman Rimba mengacu pada pedoman/petunjuk kerja


yang berlaku.
3.

Pemeliharaan Hutan Rimba.


Pekerjaan pemeliharaan tanaman Rimba adalah sebagai berikut :
1)

Babad jalur/piringan.

2)

Pemupukan.

3)

Wiwil dan Pruning.

4)

Dangir.

5)

Penyulaman.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

132

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

6)

Penjarangan.

7)

Perlindungan.

Teknis pemeliharaan hutan Rimba mengacu pada pedoman/petunjuk kerja


yang berlaku.
4.

Pemanenan Hutan Rimba.


Pemanenan hutan Rimba masuk dalam jenis Tebangan B, C, D dan E.
Teknik pemanenan sama dengan pemanenan hutan Jati.

C. Sistem Silvikultur untuk Kawasan Perlindungan


Karena penetapan kawasan perlindungan baru diterbitkan Tahun 2008, dan
kebanyakan semula merupakan kawasan hutan produksi, maka diperlukan
masa transisi untuk merubah fisik hutan produksi menjadi hutan untuk fungsi
konservasi. Secara bertahap akan dilakukan pengkayaan dengan jenis Rimba
lokal yang memiliki fungsi perlindungan.
1.

Persemaian.
Persemaian dilakukan untuk membuat bibit jenis-jenis rimba yang bersifat
evergreen, memperkaya keanekaragaman hayati dan dapat berfungsi
sebagai habitat dan sumber pakan satwa liar.

Teknik pembuatan

persemaian sama dengan persemaian rimba.


Ukuran bibit yang siap tanam diharapkan lebih besar dari biasanya ,
sehingga lebih tinggi tingkat keberhasilan tanamannya karena mampu
bertahan hidup pada perlakuan pemeliharaan yang minimalis.
2.

Pembuatan Tanaman Hutan.


Pembuatan tanaman bersifat pengkayaan jenis, tidak melakukan
pembukaan lahan (land clearing) dan kegiatan pengolahan tanah terbatas
hanya pada sekitar lubang tanam.

3.

Pemeliharaan Hutan.
Karena

diharapkan

dapat

menjadi seperti

natural forest, maka

pemeliharaan hutan seminimal mungkin sebatas menjaga keberlangsungan


BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

133

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

hidup bibit jenis rimba yang ditanam, yang selanjutnya dapat bertahan
hidup dan tumbuh secara liar.

D. Prosedur Kerja Bidang Pemanenan Hutan


1.

Persiapan Kerja.
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan baik teresan, tebangan, dan lainlain Mandor tebang/Pengawas lapangan melakukan breefing dengan para
pekerja tentang penyegaran keselamatan kerja, pengecekan terhadap
kelengkapan alat pelindung diri masing-masing pekerja dan kelengkapan
alat kerja tebangan.

2.

Teresan (T 2).
a.

Persiapan Teresan meliputi ;


1) Surat Perintah Teres.
2) Penentuan Batas Teresan.
3) Pembagian Blok.

b.

Pelaksanaan Teresan meliputi ;


1) Setiap pohon dalam blok dengan keliling > 20 cm diukur
kelilingnya dan diberi nomor (diklem).

Penomoran pohon

diurutkan untuk setiap blok dilanjutkan ke blok berikutnya (urutan


nomor pohon berlaku untuk satu petak, bukan per blok dengan
nomor sendiri). Kemudian diberi tanda pada pohon dan tunggak
seperti contoh:
400 Keterangan : 400 = Nomor pohon
375

___= Garis tempat mengukur keliling


(130 cm dari permukaan tanah)
375 = Keliling pohon (cm)

Pohon tumbang dengan keliling > 20 cm tetap harus ikut diukur.


Untuk jenis rimba yang terdapat di dalam petak teresan, tidak
dilakukan teresan namun tetap diberi nomor urut tersendiri dan
BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

134

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

diberi kode khusus (diklem) sesuai dengan jenis pohon rimba


tersebut.
2) Nomor dan keliling pohon dicatat dalam buku klem dan dibuatkan
rekapitulasi untuk jenis rimba dipisahkan.
3) Pohon yang diteres adalah pohon dengan keliling 40 cm. Tinggi
teresan rata tanah atau serendah mungkin dari permukaan tanah
(maksimal 10 cm) dengan lebar teresan 5 cm dan dalam hal-hal
khusus dapat dilakukan kepras banir.
4) Pekerjaan teres dan klem termasuk administrasinya harus sudah
selesai pada bulan Mei tahun berjalan.
5) Daftar Klem dibuat rangkap 3 (tiga) dengan dilampiri ;
a) Gabungan klem.
b) Gambar petak/anak petak yang diteres dengan skala 1 :
10.000 lengkap dengan nomor dan batas blok, rencana lokasi
TP serta rencana jalan sarad dan jalan sogok.
c)

Fotokopi Berita Acara Penyelesaian Teresan.

6) Berita Acara Penyelesaian Teresan dibuat setelah pekerjaan


teresan selesai, rangkap 3 (tiga) untuk arsip kantor KPH (lembar 1),
Asper / KBKPH (lembar 2) dan Mandor tebang yang bersangkutan
(lembar 3).
7) Daftar Klem yang dikirim ke KPH segera dimasukkan ke dalam
Buku Taksasi (DK 316) oleh Kasi PSDH.
c.

Persiapan Pemanenan Kayu.


1) Surat Perintah Persiapan Pemanenan
Berdasarkan RTT yang telah disahkan, Administratur / KKPH pada
bulan September sebelum tahun berjalan mengeluarkan Surat
Perintah Persiapan Pemanenan dengan dilampiri peta dengan
skala 1:10.000 yang memuat informasi batas-batas petak / anak
tebangan, dan batas blok.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

135

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2) Her Klem dan Inventarisasi Mutu Kayu.


Her Klem terhadap pohon-pohon dalam petak/anak petak yang
akan ditebang berdasarkan daftar klem, pemeriksaan dan
penulisan ulang nomor dan keliling pohon, jika ada pohon yang
terlewat (belum diklem) diukur dan diberi nomor urut dengan cara
menggunakan nomor pohon yang terdekat ditambah kode huruf
a, b, c dan seterusnya.
Jika ada pohon yang hilang karena pencurian atau bencana alam,
segera dibuatkan BA (Berita Acara) kehilangan dan Berita acara
Bencana alam dengan di lengkapi huruf A dan di tulis pada daftar
klem dan DK 316 supaya dilengkapi dengan huruf A dan ditulis
pada daftar klem dan buku taksasi (DK 316).
Inventarisasi mutu kayu untuk mengetahui ada tidaknya kayu
dengan mutu vinir dan hara serta penaksiran volume pada petakpetak yang berpotensi menghasilkan vinir hara.
Babat dan periksa ulang batas keliling dan batas blok.
3) Persiapan Sarana dan Prasarana Pemanenan.
a) Persiapan sarana dan prasarana pemanenan harus selesai
selambat-lambatnya bulan Desember sebelum tahun berjalan
yang meliputi :
-

Perbaikan dan atau pembuatan jalan (jalan sarad, jalan


sogok dan jalan pihak ketiga) dan jembatan.

Penentuan dan persiapan Tempat Pengumpulan (TP).

Penetapan jalan sarad.

Pembuatan babagan; pengadaan alat-alat tebang, alat


perlindungan diri (APD), P3K, serta perlengkapan
babagan.

Mempersiapkan tenaga kerja.

Mempersiapkan kebutuhan administrasi tebangan.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

136

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

b) Job Training / Pelatihan Penebangan.


Job training / pelatihan penebangan diberikan kepada mandor
tebang dan pekerja tebangan untuk menyegarkan kembali
teknik-teknik penebangan yang dilakukan di lapangan.
Pelatihan meliputi penyegaran mengenai teknik penebangan,
Lacak Balak (CoC) serta materi tentang SMK3, pelatihan
diberikan dalam bentuk materi dan praktek/simulasi di
lapangan.
-

Cutting Test Petak (Quick Count)

Cutting Test petak dilakukan pada Triwulan IV T-1.

Cutting Test Petak dilakukan dengan maksud untuk


mengetahui gambaran secara cepat produksi petak
meliputi volume, sortimen, BBI/status dan mutu serta
nilai (Rp) dari sortimen yang akan dihasilkan dalam petak
tersebut.

Cutting Test (CT) dilaksanakan setelah dikeluarkan Surat


Perintah Pelaksanaan Cutting Test dan dilakukan oleh Tim
Cutting Test KPH yang dibentuk berdasarkan SK
Administratur / KKPH, pengendalian CT dilakukan oleh
Tim Pengendali Cutting Test di tingkat Unit yang dibentuk
atas dasar SK Kepala Unit.

c)

Berita Acara.
-

Setelah pekerjaan persiapan pemanenan kayu selesai,


dibuat Berita Acara (Lampiran 2) rangkap 3 (tiga) untuk
arsip kantor KPH (lembar 1), arsip kantor BKPH (lembar
2), mandor tebang (lembar 3).

Berita Acara Cutting Test

dibuat setelah Cutting Test

Quick Count selesai dilaksanakan.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

137

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

4) Pelaksanaan Pemanenan Kayu.


a) Surat Perintah Tebang Habis
Sebagai dasar pelaksanaan tebangan, Administratur / KKPH
mengeluarkan Surat Perintah Tebang Habis (Lampiran 3)
rangkap 4 (empat) untuk mandor tebang yang bersangkutan
(lembar 1), Asper / KBKPH (lembar 2), Wakil Administratur /
KSKPH (lembar 3), arsip kantor KPH (lembar 4).
Surat Perintah Tebang Habis dilampiri peta petak yang
bersangkutan

skala

1:10.000

(Lampiran

4)

dengan

mencantumkan :
-

Batas batas petak tebangan.

Batas batas blok tebangan.

Lokasi babagan dan TP.

Arah Jalan sarad dan arah jalan angkutan.

Kawasan Perlindungan Setempat (jika ada).

Lokasi situs (jika ada).

Habitat satwa penting (jika ada).

b) Pemeriksaan Batas-batas blok.


Pemeriksaan batas-batas blok dilakukan untuk memastikan
batas blok tebangan sedemikian sehingga tidak terjadi
penebangan pada kawasan perlindungan.
c)

Penebangan.
-

Tebangan dilakukan blok per blok, dimulai dari blok yang


paling memungkinkan untuk dilaksanakan tebangan.
Setiap blok harus diselesaikan lebih dahulu sebelum
pindah ke blok selanjutnya dengan dibuat Berita Acara
Perpindahan Blok yang ditandatangani Asper / KBKPH
yang bersangkutan.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

138

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Prinsip tebangan adalah pohon per pohon, setiap pohon


harus

diselesaikan

terlebih

dahulu

sampai

ke

administrasinya.
-

Kayu dengan keliling kecil penebangannya didahulukan.

Setiap akan

memulai kegiatan, Mandor Tebang

melakukan pengecekan dan memastikan semua petugas


telah menggunakan APD

standar dan peralatan kerja

standar.
-

Sebelum

pohon

ditebang,

mandor

tebang

selalu

melakukan pengecekan awal pohon (memukul pohon)


dan untuk mengetahui keadaan kayu normal atau kayu
growong dan menentukan arah rebah pohon yang akan
ditebang serta membunyikan sirene untuk peringatan
dimulainya penebangan dan memastikan zona bahaya (
area radius 50 M dari pohon ditebang) telah dikosongkan
/aman dari resiko kecelakaan kerja.
-

Arah

rebah

pohon

bertujuan

untuk

menghindari

kerusakan (pecah banting) seminimal mungkin, kerusakan


tumbuhan bawah, kerusakan pada lokasi lokasi yang
harus dilindungi seperti Kawasan Perlindungan Setempat,
Lokasi situs , Habitat satwa penting, letak TP serta
kemudahan penyaradan.
-

Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan


gergaji manual dan atau menggunakan gergaji mesin
(chain saw).

Tenaga kerja tebangan/blandong menggunakan gergaji


mesin (chain saw) wajib menggunakan APD (Helm, Sarung
tangan, sepatu safety, celana anti gores dan kaca mata),
sedangkan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

tenaga

kerja

tebangan/blandong

139

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

menggunakan gergaji manual wajib menggunakan APD


(Helm, Sarung tangan dan Sepatu safety), sedangkan
tenaga sarad menggunakan APD (Helm, sarung tangan,
dan sepatu safety).
-

Membuat takik rebah serendah mungkin/rata tanah


dengan menggunakan gergaji.

Membuat takik balas

dengan tinggi sejajar dengan atap takik dengan


menggunakan baji sebagai alat bantu untuk mengarahkan
rebahnya pohon serta pada saat menebang kayu growong
semua petugas penebang

( Operator Cain Saw,

Pembantu Operator, Mandor Tebang )

agar

lebih

waspada karena arah rebah pohon tidak bisa diprediksi.


-

Jika terjadi pohon sundang, maka mandor tebang


melakukan dan mengupayakan teknik pengamanan
pohon sundang dari resiko kecelakaan kerja. Prioritas
tindakan yang dilakukan adalah mengamankan pohon
sundang tersebut sebelum menebang pohon selanjutnya.

Mandor

Tebang diharuskan membunyikan sirine

peringatan bahaya pada saat pohon akan roboh dalam


proses penebangan dimaksudkan untuk memastikan
keadaan aman dari resiko kecelakaan kerja.
-

Dalam hal kondisi hujan tidak dilaksanakan penebangan.

Penandaan.

Setelah pohon rebah, dilakukan penandaan pada tunggak


guna kemudahan lacak balak (CoC) dengan menggunakan
ter, slah hamer dan palu tok. Penandaan meliputi nomor
urut tebangan, nomor pohon (sesuai daftar klem), tanggal
penebangan, nama dan alamat penebang, paraf mandor
tebang.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

140

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Gambar 4.1. Penampang Tunggak.


Legenda :
5 tgl. 20-6-10
pohon.
100
Agus
Ds.Subah

= Nomor urut penebang

100

= Nomor pohon.

25-6-08 = Tgl. Menebang.

Agus ds Subah = nama dan


alamat blandong

50
200

121A
SL

= paraf mandor.

Dalam lingkaran palu tok :


12 A

= petak/anak petak

SB

= kode BKPH Subah

Catatan:
tulisan pada pangkal pohon saat klem.

Pembagian Batang.

Prinsip pembagian batang dalam menghimpun cacatcacat disatu potongan batang kayu sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh nilai kayu yang tinggi.
Untuk jelasnya di bawah ini diberikan contoh :

50 220 48
2

50 250 51
1

50

50 260 45
3

Legenda : 50 = nomor pohon


1,2,3 dst

= nomor urut potongan kayu.

2.50
2.20
BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

= Panjang batang kayu.

141

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2.60
51
48

= diameter batang kayu.

45
Pada kedua bontos pangkal dan ujung dilakukan
penandaan sebagai berikut :
Pada bontos pangkal batang
Legenda

: 60

60

= nomor pohon
= nomor urut batang

3
12 A
SB

Dalam lingkaran palu tok :


12 A = petak/anak petak
SB

= kode BKPH Subah

Pada bontos ujung batang, dibagi menjadi dua bagian


dengan dipisahkan oleh garis ter tegak lurus, menjadi
bagian kiri (A) dan bagian kanan (B).
Bagian A diperuntukkan bagi pemberian tanda di hutan
(TP) dan bagian B di peruntukkan bagi pemberian tanda di
TPK.
Pada bagian A diberi tanda-tanda seperti dibawah ini:
(A)

(B)
Legenda:

12 A
SB

12 A = Anak petak tebangan

850
2.80 50
0.46
Vi/H/In

SB

121 A
SL

= Kode nomor BKPH Selogender

850 = Nomor batang kayu AIII


2.80 = panjang batang kayu
50 = diameter batang kayu
Vi/H/In = Status kayu

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

142

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Penulisan kode petak dan BKPH selain menggunakan ter


juga ditandai dengan tanda palu tok pada kedua bontos
batang kayu.

Ukuran palu tok dimaksud berbentuk lingkaran dengan


diameter 5 cm berisi tulisan anak petak dan kode BKPH
(dalam bentuk 2 atau 3 huruf besar).
12 A
SB

12A

SB
-

= anak petak tebangan


= kode BKPH Selogender
(dalam bentuk 2 huruf besar)

Palu tok tersebut sebagai penandaan asal usul petak


tebangan dalam rangka kepentingan lacak balak (CoC),
bukan sebagai alat/bukti sahnya kayu.

Setelah pohon direbahkan pada daftar klem dimasukkan


data tanggal penebangan, nama penebangan (seperti
penandaan pada tunggak).

Data hasil pembagian batang dimasukkan/ditulis pada


buku taksasi (DK 316).

d) Penyaradan.
-

Penyaradan dilakukan setelah kegiatan pembagian


batang, pemotongan dan peleteran. Penyaradan harus
melalui jalan sarad yang telah ditentukan untuk
meminimalkan

kerusakan

tumbuhan

bawah

dan

kerusakan tanah.
-

Penyaradan dapat dilakukan dengan tenaga hewan atau


dipikul oleh manusia.

Pengangkutan

Pengangkutan dilakukan setelah kayu berada di TP dan


diangkut

menuju

TPK

dengan

disertai

dokumen

administrasi yang lengkap.


BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

143

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pengangkutan melalui jalan angkut yang telah ditentukan.

Penentuan jarak angkut dan sarad oleh tim selanjutnya


dibuatkan Berita Acara (BA).

e) Berita Acara Penyelesaian Tebangan.


Setelah kegiatan penebangan (perebahan pohon sampai
pengangkutan) selesai dibuat Berita Acara Penyelesaian
Tebang Habis .
5) Pasca Pemanenan Kayu.
a) Pemeriksaan bekas tebangan dan jalan sarad dilakukan oleh
staf produksi , mandor tebang dan mandor angkut. Kegiatan
penyaradan dengan menggunakan tenaga sapi / kerbau
menyebabkan terkelupasnya lapisan tanah atas.
b) Identifikasi tingkat kerusakan pada bekas tebangan antara lain
pada lokasi bekas jalan sarad, tempat pengumpulan (TP), KPS,
jalan angkutan, yang meliputi jenis kerusakan pada tanah,
tumbuhan bawah, B3 dan yang lainnya.
c)

Penyusunan rekomendasi penanganan kerusakan pasca


pemanenan kayu berdasarkan jenis/bentuk dan lokasi
kerusakan.

6) Monitoring dan evaluasi.


a) Monitoring dilakukan terhadap kegiatan penebangan dan
pasca penebangan.
b) Evaluasi kondisi areal bekas tebangan dan disesuaikan dengan
hasil ceklist sebelum tebangan.
c)

Monitoring penerapan SMK3 (penggunaan APD, kecelakaan


kerja dan lain-lain).

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

144

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 4.1 Tata Waktu Kegiatan Silvikultur Intensif pada Perhutanan Klon JPP
Tahun
No

Kegiatan
-I

II

III

IV

II

III

IV

VI
Tebang

Keterangan

Perencanaan Awal
1.

Persyaratan tumbuh

2.

Penentuan lokasi

3.

Sistem Tanam

4.

Pola tanam

Persemaian
1.

Pengunduhan benih unggul

2.

Pembuatan bibit

Persiapan Lapangan Tanaman


1.

Patok batas tanaman

2.

Pembersihan lapangan

3.

Pengolahan tanah

4.

Jalan pemeriksaan

5.

Pembuatan selokan

6.

Buat - Pasang Acir

7.

Lubang Tanam

8.

Pupuk dasar

9.

Penanaman Plances

Pemeliharaan Tanaman
1.

Babad jalur/piringan

2.

Dangir

3.

Penyulaman

4.

Wiwil

5.

Prunning cabang

6.

Pemupukan Anorganik

7.

Penjarangan

8.

Perlindungan
- pencurian
- perambahan
- perencekan
- perempesan daun
- kebakaran
- penggembalaan
- hama penyakit

Pemanenan
1.

Klem pohon

2.

Penebangan

3.

Pengangkutan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

145

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 4.2 : Tata Waktu Kegiatan Silvikultur pada Jati APB dan JPP
Tahun
No

Kegiatan
-I

II

III

IV

II

III

IV

VI
Tebang

Keterangan

Perencanaan Awal
1.

Persyaratan tumbuh

2.

Penentuan lokasi

3.

Sistem Tanam

4.

Pola tanam

Persemaian
1.

Pengunduhan benih unggul

2.

Pembuatan bibit

Persiapan Lapangan Tanaman


1.

Patok batas tanaman

2.

Pembersihan lapangan

3.

Pengolahan tanah

4.

Jalan pemeriksaan

5.

Pembuatan selokan

6.

Buat - Pasang Acir

7.

Lubang Tanam

8.

Pupuk dasar

9.

Penanaman Plances

Khusus JPP

Pemeliharaan Tanaman
1.

Babad jalur/piringan

2.

Dangir

3.

Penyulaman

4.

Wiwil

5.

Prunning cabang

6.

Pemupukan Anorganik

7.

Penjarangan

8.

Perlindungan

Khusus JPP

- pencurian
- perambahan
- perencekan
- perempesan daun
- kebakaran
- penggembalaan
- hama penyakit
V

Pemanenan
1.

Klem pohon

2.

Penebangan

3.

Pengangkutan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

146

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 4.3 : Tata Waktu Kegiatan Silvikultur pada Jenis Rimba


Tahun
No

Kegiatan
-I

II

III

IV

II

III

IV

VI
Tebang

Keterangan

Perencanaan Awal
1.

Persyaratan tumbuh

2.

Penentuan lokasi

3.

Sistem Tanam

4.

Pola tanam

Persemaian
1.

Pengunduhan benih unggul

2.

Pembuatan bibit

Persiapan Lapangan Tanaman


1.

Patok batas tanaman

2.

Pembersihan lapangan

3.

Pengolahan tanah

4.

Jalan pemeriksaan

5.

Pembuatan selokan

6.

Buat - Pasang Acir

7.

Lubang Tanam

8.

Pupuk dasar

9.

Penanaman Plances

Pemeliharaan Tanaman
1.

Babad jalur/piringan

2.

Dangir

3.

Penyulaman

4.

Wiwil

5.

Prunning cabang

6.

Pemupukan Anorganik

7.

Penjarangan

8.

Perlindungan
- pencurian
- perambahan
- perencekan
- perempesan daun
- kebakaran
- penggembalaan
- hama penyakit

Pemanenan
1.

Klem pohon

2.

Penebangan

3.

Pengangkutan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

147

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 4.4 : Tata Waktu Kegiatan Silvikultur pada Kawasan Perlindungan


Tahun
No

Kegiatan

Keterangan
-I

II

III

IV

II

III

IV

VI - Mati

Pemanenan Selektif & Hati-2


1.

Klem pohon

2.

Penebangan

3.

Pengangkutan

Persemaian
1.

Pengunduhan benih unggul

2.

Pembuatan bibit

Persiapan Lapangan Tanaman


1.

Patok batas tanaman

2.

Buat - Pasang Acir

3.

Lubang Tanam

4.

Pupuk dasar

5.

Penanaman Plances

Pemeliharaan Tanaman
1.

Penyulaman

2.

Perlindungan
- pencurian
- perambahan
- perencekan
- kebakaran
- penggembalaan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

148

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB V
PENATAAN AREAL KERJA

A.

Susunan Kelas Hutan


Kawasan hutan KPH Kendal dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.

Kawasan

hutan

untuk

tujuan

produksi,

merupakan

lapangan-lapangan

untuk

menghasilkan kayu dan/atau hasil hutan lainnya,


Pada kawasan hutan tujuan produksi terbagi menjadi dua peruntukan :
a)

Kawasan untuk produksi kayu Jati baik yang produktif dengan kelas hutan KU MT
dan MR, dan yang tak produktif dengan kelas hutan yang berasal dari lapangan
tebangan jangka lampau (LTJL), tanaman kayu lain (TKL), tanah kosong (TK) dan
tanaman Jati ber tumbuh kurang (TJBK).

b)

Kawasan bukan untuk produksi kayu Jati yang didalamnya mencakup tanaman jenis
kayu lain selain jenis Jati (TJKL), tegakan Jati merana (TJM), serta tanah kosong yang
tak baik untuk tumbuh Jati (TKTBJ).

2.

Kawasan hutan untuk tujuan bukan produksi, merupakan lapangan dengan kelas hutan tak
baik untuk produksi (TBP), Suaka alam dan cagar alam, Alur dan kelas hutan lapangan
dengan tujuan istimewa (LDTI).
Sedangkan Kelas hutan LDTI pada kawasan perlindungan dalam hutan produksi sesuai
dengan surat Direksi Perum Perhutani nomor : 97/041.1/Can/Dir. Tanggal 11 Mei 2009
tentang Perubahan Kelas Hutan Untuk Kawasan Perlindungan.

Tabel 5.1 Ikhtisar Kelas Hutan KPH Kendal

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

149

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

IKHTISAR KELAS HUTAN KPH KENDAL ( KP JATI )


RPKH
2008-2017
No
Kelas Hutan
1
I

II

2
UNTUK PRODUKSI
A Untuk Produksi Kayu Jati
1. Baik Untuk Pers Teb Habis
a Produktif
KU I
KU II
KU III
KU IV
KU V
KU VI
KU VII
KU VIII
KU IX
KU X
KU XI
MT
MR
Jumlah Produktif
b Tidak Produktif
- Lap Teb Habis Jngk lampau (LTJL)
- TK
- TKL
- TJBK
- TJBK (Trubusan)
Jumlah Tidak Produktif
Jml baik Untuk Perush Teb Habis
2. Tak baik Utk Perush Teb Habis (TBPTH)
Jumlah Utk Produksi Kayu Jati
B Bukan Utk Produksi Kayu Jati
1. Tak baik Untuk Jati
a .TKTBJ
b .TKLTBJ
c .HAKLTBJ
d .TJM
e .HAJM
Jumlah Tak Baik Untuk Jati
2. Tanaman Jenis Kayu Lain (TJKL)
3. Hutan Lindung Terbatas (HLT)
HLT (Kosong)
Jumlah Bukan Utk Produksi Kayu Jati
JUMLAH UNTUK PRODUKSI
BUKAN UNTUK PRODUKSI
A .Tak Baik Untuk Penghasilan (TBP)
B . LDTI
C . Suaka Alam/Hutan Wisata (SA/HW)
D . HL
E . Alur
JUMLAH BUKAN UNTUK PRODUKSI
JUMLAH KAWASAN HUTAN

B.

( Ha )
3

Hasil Potensi SDH


tahun 2009
tahun 2010
( Ha )
4

( Ha )
5

7,551.79
2,226.8
1,419.3
1,092.1
916.7
319.1
62.9
43.4
2.2
310.8
13,945.09

8,358.78
2,612.3
1,578.5
936.5
951.9
407.7
179.3
2.2
267.7
15,294.88

8,131.98
3,025.2
1,635.5
818.4
1,049.0
460.2
147.7
198.1
15,466.08

118.8
59.9
261.7
1,396.9
209.4
2,046.69
15,991.78
1,184.10
17,175.88

46.7
27.6
180.9
243.0
219.2
717.40
16,012.28
1,192.80
17,205.08

103.3
9.7
202.3
60.6
219.2
595.10
16,061.18
365.00
16,426.18

109.50
3.10
112.60
496.00
1,649.40
175.20
2,433.20
19,609.08

111.90
3.10
115.00
467.70
1,745.20
73.60
2,401.50
19,606.58

101.90
13.10
115.00
360.70
9.60
485.30
16,911.48

62.30
347.10
113.00
282.40
804.80
20,413.88

59.80
352.10
113.00
282.40
807.30
20,413.88

59.80
3,046.90
282.40
3,389.10
20,300.58

Kawasan Perlindungan

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

150

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kawasan hutan untuk tujuan perlindungan merupakan lapangan-lapangan atau areal-areal yang
dipertahankan untuk fungsi perlindungan tata air, perlindungan kondisi permukaan tanah dari
bahaya erosi dan longsor, serta juga untuk perlindungan satwa atau fauna serta habitatnya.
Mempertahankan fungsi hutan sebagai suatu ekosistem hayati merupakan prinsip yang perlu
ditaati dalam pelaksanaan pengelolaan hutan.
Lapangan-lapangan atau areal-areal yang curam, areal-areal sekitar sumber mata air dan aliran
sungai (sempadan sungai), serta areal-areal yang memiliki karakteristik keanekaragaman
hayati merupakan aspek fisik dalam penetapan kawasan hutan untuk perlindungan. Selain itu,
lapangan yang tergolong ke dalam kawasan perlindungan adalah lokasi-lokasi wana wisata,
situs ekologi maupun budaya.
Kelas hutan di wilayah Perum Perhutani KPH Kendal yang dapat digolongkan ke dalam kawasan
hutan untuk tujuan perlindungan mencapai 13,3 % dari luas kawasan hutan KPH Kendal yang
terdiri dari kawasan perlindungan setempat (KPS) seluas 1.533,4 Ha, kawasan perlindungan
khusus (KPKh) seluas 1.187,9 Ha.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

151

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Table 5.2. Penetapan Kawasan Perlindungan


No
Uraian
I Kawasan Perlindungan Setempat
A. Sempadan Sungai
B. Sempadan Mata Air
C. Sempadan Pantai
JUMLAH I
II Kawasan Perlindungan Khusus
A. Hutan Alam Sekunder (HAS)
- HAS Subah
- HAS Kalibodri
- HAS Kaliwungu
JUMLAH A
B. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN)
- KPPN Besokor
C. Kawasan Curam
JUMLAH B
D. Kuburan
E. Pertapaan / Situs
F Mata Air
JUMLAH II

JUMLAH I + II

1.

Luas

Keterangan

1.443,4
38,1
51,9
1.533,4

482,0
267,0
283,3
1.032,3
70,6
67,5
138,1
10,3
1,1
6,1
1.187,9

2.721,3

Kawasan Perlindungan Setempat (KPS).


Kawasan-kawasan hutan untuk tujuan perlindungan setempat (KPS) tersebut terdiri
dari :
a.

Kawasan perlindungan sempadan sungai yang merupakan kawasan-kawasan


hutan yang dipertahankan untuk perlindungan hidrologi (sempadan sungai)
seluas 1.443,4 ha.

b.

Kawasan perlindungan sempadan mata air merupakan kawasan perlindungan di


sekitar mata air untuk tetap dapat mempertahankan dan atau meningkatkan
debit serta kualitasnya. Kawasan perlindungan sempadan mata air seluas 38,1
Ha.

c.

Kawasan perlindungan sempadan pantai merupakan kawasan perlindungan pada


lokasi pantai seluas 51.9 ha.

2.

Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh).


a.

Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) dapat disebut juga kawasan


biodiversity, meliputi kawasan untuk perlindungan RTE (Rare treathen endanger),
CR (Critical endanger), IBA (Important bird area), EBA (Endemic bird area), cites

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

152

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

apendix 1 (satwa dilarang diperdagangkan), species interest & consentration


species endemis (flora & fauna) yaitu seluas 70,6 Ha.
b.

Hutan Alam Sekunder (HAS), selain hutan dengan keadaan hutan alam, dapat juga
berupa restorasi hutan alam (HAS) yang berasal dari hutan-hutan yang rusak,
untuk perlindungan keanekaragaman hayati maupun perlindungan tata air yaitu
seluas 1.102,9 Ha.

c.

Kuburan merupakan tempat-tempat spesifik yang keberadaanya dimanfaatkan


oleh masyarakat yaitu seluas 10,3 Ha.

d.

Situs/Pertapaan merupakan kawasan yang keberadaannya dianggap penting oleh


masyarakat setempat yaitu seluas 1,1 Ha, berupa situs budaya dan juga situs
ekologi.

3.

Cagar Alam.
Berdsasarkan Surat Keputrusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.79/MENHUT-II/2004
tentang Penetapan Kawasan Hutan pada bagian hutan Subah dan Bagian Hutan
Kaliwungu Kesatuan Pemangkuan Hutan Kendal. Pengelolaannya oleh Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Wilayah II Kendal.

C.

Kawasan Untuk Produksi


Kawasan hutan untuk produksi ditetapkan pada areal-areal atau lapangan-lapangan yang
diperuntukkan untuk menghasilkan kayu dan atau hasil hutan lainnya. Di wilayah hutan KPH
Kendal, sebagian besar kawasan hutan untuk produksi diperuntukkan untuk menghasilkan kayu
Jati. Kawasan hutan untuk produksi terdiri dari kawasan hutan untuk produkai Jati, kawasan
hutan untuk produksi lainnya serta bukan untuk produksi Jati.
Dari total luas kawasan hutan untuk produksi 16.911,48 Ha, seluas 16.426,18 Ha merupakan
kawasan hutan untuk produksi Jati, sedangkan tidak baik untuk produksi kayu Jati seluas 485,3
Ha.
1.

Kawasan Hutan untuk Produksi Jati


Kawasan hutan untuk produksi Jati merupakan areal yang sesuai untuk pertumbuhan Jati
dan diperuntukkan untuk menghasilkan kayu Jati secara teratur. Pada kawasan ini
dikelompokan menjadi kawasan hutan produktif dan kawasan hutan tidak produktif.
a.

Kawasan Hutan Produktif


Kawasan hutan produktif merupakan lapangan-lapangan atau areal-areal yang
memiliki kondisi lahan yang dapat ditanami Jati dengan pertumbuhan yang baik dan
diperuntukan bagi penghasilan/pendapatan perusahaan, meliputi kawasan hutan Jati
kelas umur, masak tebang dan miskin riap.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

153

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

1)

Kelas Umur
Kelas hutan KU adalah kawasan hutan Jati produktif yang diklasifikasikan
berdasarkan umur tegakan dengan interval umur 10 tahun. Keadaan tegakan
pada kelas hutan KU memiliki pertumbuhan cukup baik, sehingga secara
ekonomis dapat dipertahankan untuk dipungut hasilnya setelah mencapai umur
daur.
Kawasan hutan produktif di KPH Kendal masih tergolong lengkap dimana terdiri
dari susunan KU I sampai dengan KU VIII meskipun penyebarannya tidak
merata, dengan total luas 15.267,98 Ha.

2)

Masak Tebang (MT)


Kawasan hutan masak tebang berdasarkan hasil audit potensi sumber daya
hutan tahun 2010 tidak ada.

3)

Miskin Riap (MR)


Sedangkan kelas hutan miskin riap adalah kawasan hutan yang karena
berdasarkan keadaannya tidak memuaskan, yaitu tidak ada harapan untuk
mempunyai riap yang cukup dalam masa waktu yang berikutnya. Kawasan
hutan pada klasifikasi ini perlu selekas mungkin untuk ditebang habis dan
diganti dengan tanaman yang baru (reboisasi).
Kelas hutan miskin riap berdasarkan audit potensi akhir tahun 2010 yaitu
mencapai 198,10 Ha.

b.

Kawasan Hutan Tidak Produktif.


Kawasan hutan yang tidak produktif adalah lapangan-lapangan hutan Jati untuk
perusahaan tebang habis namun memiliki kondisi tanaman atau tegakan yang tidak
produktif, atau lapangan-lapangan kawasan hutan untuk perusahaan tebang habis
namun tidak ditumbuhi dengan hutan Jati yang produktif.
Susunan kelas hutan tidak produktif di wilayah hutan KPH Kendal berdasarkan RPKH
jangka 2008-2017 serta audit potensi tahun 2010 terdiri dari 4 kelas hutan yaitu :
1)Lapangan Tebang Habis Jangka Lampau (LTJL)
Lapangan tebang habis jangka lampau adalah adalah lapangan tebang habis
biasa yang sudah habis dipungut kayunya namun belum ditanami, yang berasal
dari pelaksanaan tebangan pada jangka sebelumnya. Pada audit SDH yang
dilakukan akhir tahun 2010, terdapat 103,3 Ha merupakan kelas hutan LTJL.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

154

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2)Tanah Kosong (TK)


Dalam kelas hutan ini termasuk lapangan yang tidak memiliki tumbuhan
(gundul) atau padang rumput, semak belukar dan sebagainya, namun memiliki
kemampuan lahan untuk dapat ditanami kembali menjadi hutan produktif.
Tidak adanya tumbuhan Jati pada tanah-tanah kosong ini dapat disebabkan
oleh gangguan keamanan hutan atau gagalnya tanaman akibat perencekan
maupun pencurian dan harus ditanami kembali. Tanah Kosong yang masih
ditemui pada audit potensi SDH tahun 2010 seluas 9,7 Ha sudah masuk rencana
Tanaman 2011 seluas 9,1 ha sedangkan seluas 0,6 ha tidak dapat ditanami
karena berupa bantaran sungai..
3)Tanaman Kayu Lain (TKL)
Tanaman kayu lain adalah lapangan-lapangan tanaman yang memiliki jenis
tanaman lain yang tumbuh pada wilayah hutan yang diperuntukkan untuk
penghasilan sesuai kelas perusahaan tanaman pokoknya. Tanaman kayu lain
ini dapat berupa tanaman atau hutan alam kayu lain yang perlu diganti dengan
jenis tanaman pokok.

Keberadaan kelas hutan kayu lain pada dasarnya

bersifat sementara, antara lain diperlukan untuk pergiliran tanaman sebelum


ditanam dengan jenis tanaman pokok.
Di wilayah KPH Kendal, luas kelas hutan tanaman kayu lain pada audit SDH
tahun 2010 adalah 202,3 Ha.
4)Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang (TJBK)
Ke dalam kelas hutan ini termasuk tanaman Jati yang sebagian besar gagal
akibat gangguan keamanan hutan dan memiliki kondisi pertumbuhan yang
jelek. Lapangan-lapangan ini masih diharapkan untuk memberikan kondisi
tegakan yang baik apabila dilakukan penanaman kembali.
Kondisi pertumbuhan tanaman yang jelek pada kelas hutan ini tidak terletak
pada kondisi tanahnya, namun terutama disebabkan oleh pengaruh dari luar,
seperti kurang tepatnya waktu penanaman, pemeliharaan yang kurang baik,
penggembalaan, kebakaran dan gangguan keamanan hutan lainnya.
Luas kelas hutan tanaman Jati bertumbuhan kurang di wilayah KPH Kendal dari
hasil audit SDH tahun 2010 seluas 60,6 ha sudah masuk RTT 2012 dan TJBK asal
trubusan seluas 219,2 Ha.
2.

Kawasan Hutan Bukan Untuk Produksi Jati

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

155

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kawasan hutan yang tergolong ke dalam kelas hutan ini adalah lapangan-lapangan yang
tidak baik untuk produksi kayu Jati, yang merupakan lahan-lahan yang berdasarkan
pertimbangan teknis tidak cocok untuk ditanami Jati.
Kawasan hutan bukan untuk produksi kayu Jati di wilayah KPH Kendal terdiri dari kelas
hutan baik untuk Jati dan kelas hutan tak baik untuk Jati.
a.

Baik untuk Jati


Kawasan hutan baik untuk Jati merupakan kawasan yang tidak diperuntukkan untuk
produksi Jati namun masih dapat ditumbuhi tanaman Jati dengan baik. Kawasan ini
meliputi kelas hutan Tanaman Kayu lain (TKL), Tanaman Jenis Kayu Lain (TJKL). Pada
kawasan hutan di wilayah KPH Kendal terdapat kawasan hutan dengan kelas hutan
TJKL seluas 360,7 Ha.

b.

Tidak Baik Untuk Jati (TBJ)


Termasuk ke dalam kelas hutan ini adalah lapangan-lapangan yang karena kondisi
lahannya tidak cocok untuk tanaman Jati. Lapangan-lapangan yang tidak baik untuk
Jati di wilayah KPH Kendal dipisahkan menjadi tanah kosong tak baik untuk Jati
(TKTBJ) seluas 101,9 ha, tanaman kayu lain tak baik untuk Jati (TKLTBJ) seluas 13,1
ha.

D.

Kawasan Untuk Penggunaan Lain


Merupakan lapangan-lapangan atau areal-areal yang tidak diperuntukan untuk produksi kayu
maupun hasil hutan lainnya. Lihat tabel 5.3. Kawasan untuk Produksi.
Kawasan penggunaan lain di wilayah KPH Kendal seluas 667,8 Ha yang terdiri dari areal hutan
dengan kelas hutan :

1.

Lapangan Dengan Tujuan Istimewa/LDTI terdiri dari :


a.

Alur dan jalan.


Lokasi kawasan hutan yang dipergunakan untuk alur 282,4 ha dan untuk jalan hutan
seluas 35 Ha.

b.

Pekarangan Dinas.
Lokasi kawasan hutan yang dipergunakan untuk rumah dinas seluas 6,20 Ha.

c.

TPK.
TPK digunakan sebagai tempat pengumpulan kayu yang dikeluarkan dari hutan
seluas 6,10 Ha.

d.

Jalur SUTT.
Kawasan hutan seluas 230,8 ha merupakan kawasan jalur SUTT.

e.

Bangunan lain.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

156

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Berupa Wana Wisata, Bumi perkemahan dan Puslitbang 46,4 ha.

2.

Tak Baik untuk Produksi/TBP


Kelas hutan TBP di KPH Kendal seluas 59,8 ha.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

157

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Gambar 5.1. Bagan Kelas Hutan


SUSUNAN KELAS HUTAN RENCANA PENGATURAN HUTAN LESTARI ( RPHL)

SS
1.443,4
SP
51,90
KPS
1.533,40

SW
SMA
38,10
Situs Budaya
Budaya
1,10
Situs Ekologi

KWS
PERLINDUNG
AN
2.721,30

Wana Wisata
SML

KU I

11,40

8.131,98

Sumber Air

KU II

MA
6,10
KP PN

Kuburan

3.025,20
KU III

10,30

70,60
KWS. PERL
KHUSUS
1.187,90

1.635,50
KU IV

HM

KU

H.Pnlt
-

818,40
15.267,98

HLT

Produktif

KU V

MT

1.032,30
15.466,08

1.049,00
KU VI

HAS

MR

1.032,3
curam

460,20
198,10

CA

67,50

KU VII

LTJL

147,70
KU VIII
103,30

TJBK

Tdk
Produktif

UNTUK KP

279,80
TK

595,10
16.426,18

9,70
TKL
202,30
Tbpth
Show Window
365,00

JUMLAH TOTAL
KAWASAN HUTAN
20.300,58

TPR

KWS UTK
PRODUKSI
16.911,48

HLT
Show Window
9,60
TKL
Baik Utk

TKLJ

KP
370,30

TJKL

BKN UTK

360,70

KP
485,30
TK

TBKP
101,90

Tdk Baik Utk


TKL TBKP
Wana Wisata

KP/TJKL
115,00

13,10

23,00
Alur

TM
-

282,40
PD
6,20
KWS. PENG.
LAIN
667,80

LDTI
585,00

Jalan
35,00
SUTT

230,80
Kawasan Semi Natural Forest :
TBP

Pengg.
Lain

59,80

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

30,60

- HAS

- Curam

- KPPN

1.032,30 Ha
-

Ha

70,60 Ha
1.102,90

Ha

158

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB VI
DINAMIKA TEGAKAN

Berdasarkan SK Direksi Perum Perhutani

No.403/Kpts/Can/Dir tanggal 19 Mei 2007 tentang

Pedoman Evaluasi Potensi Sumbber Daya Hutan , serta SK Kepala Biro Perencanaan SDH Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah nomor 195/Kpts/Ren.SDH/I/2007 tanggal 22 Oktober 2007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Potensi Sumber Daya Hutan, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
setiap tahun melaksanakan kegiatan Evaluasi Potensi Sumber Daya Hutan pada semua KPH.
Kegiatan Evaluasi Potensi SDH tersebut dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahui gambaran
tentang potensi sumberdaya hutan terkini , serta sebagai bahan penilaian kinerja KPH dalam upaya
mempertahankan potensi SDH kedepan.
Karena Evaluasi Potensi SDH dilaksanakan setiap tahun, maka dapat

diketahui juga dinamika

tegakan (pertumbuhan potensi tegakan) setiap tahunnya, yang tercermin dalam susunan kelas
hutan, perkembangan kelas hutan produktif, angka kerusakan kelas hutan produktif, mutasi kelas
hutan produktif, serta standing stock hasil Evaluasi Potensi SDH tersebut.

A. Susunan Kelas Hutan


Dengan dilaksanakannya Evaluasi Potensi SDH setiap tahun, maka susunan kelas hutan
dapat diketahui perkembangannya setiap tahun.
Gambaran tentang perkembangan susunan kelas hutan KPH Kendal mulai awal jangka
RPKH KPH Kendal tahun 2008 s.d 2010 dapat dilihat pada tabel 6.1.

Tabel 6.1. Gambaran tentang perkembangan susunan kelas hutan KPH Kendal mulai
awal jangka RPKH KPH Kendal tahun 2008 s.d 2010

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

159

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Luas
No

Kelas Hut an

T ahun 2008
(Ha)

Tahun 2009 Tahun 2010


(Ha)

(Ha)

I. Unt uk Produksi
A. Unt uk Produksi Kayu Jat i
1. Baik Unt uk Perusahaan T eb Habis
a. Produkt if
- KU I

8.193,48

8.358,78

8.131,98

- KU II

2.344,60

2.612,30

3.025,20

- KU III

1.560,20

1.578,50

1.635,50

- KU IV

1.007,80

936,50

818,40

- KU V

957,60

951,90

1.049,00

- KU VI

381,90

407,70

460,20

- KU VII

125,30

179,30

147,70

- KU VIII

10,10

- MT

2,20

2,20

- MR

280,20

267,70

198,10

14.863,38

15.294,88

15.466,08

- LT JL

48,30

46,70

103,30

- TK

18,20

27,60

9,70

164,40

180,90

202,30

889,70

462,20

Jumlah Produkt if
b. Tidak Produkt if

- T KL
- HAKL
- T JBK
- T JBK (Pemel. Trubusan)

60,60
219,20

- HAJBK
Jumlah T idak Produkt if

1.120,60

717,40

2. Tidak Baik ut k Perush. Teb. Habis

1.192,80

1.192,80

595,10
365,00

JUMLAH UNT UK PRODUKSI KAYU JAT I

17.176,78

17.205,08

16.426,18

111,90

111,90

101,90

3,10

3,10

13,10

360,70

B. Bukan Unt uk Produksi Kayu Jat i


1. Tidak Baik Unt uk Jat i
a. TKTBJ
b. TKLTBJ
c. HAKLT BJ
d. TJM
e. HAJM
2. TJKL
3. HLT
JUMLAH BUKAN UNT UK PRODUKSI KAYU JAT I
JUMLAH UNT UK PRODUKSI

493,50

467,70

1.818,80

1.818,80

9,60

2.427,30

2.401,50

485,30

19.604,08

19.606,58

16.911,48

II.Bukan Unt uk Produksi


A. TBP

62,30

59,80

59,80

B. LDTI

352,10

352,10

3.046,90

C. SA / HW

113,00

113,00

282,40

282,40

282,40

809,80

807,30

3.389,10

20.413,88

20.413,88

20.300,58

D. HL
E. Alur
JUMLAH BUKAN UNTUK PRODUKSI
JUMLAH KAW ASAN HUT AN

Penjelasan :

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

160

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

1. Luas kawasan hutan KPH Kendal berkurang 113,30 ha karena merupakan Cagar
Alam (Suaka Alam) yang pengelolaannya oleh BKSDA Jawa Tengah.
2. Luas Kelas Hutan LDTI bertambah 2.694,8 ha berasal dari :
a.

Perubahan Kelas Hutan untuk KPS dari HLT / TBPTH menjadi LDTI seluas
2.559,7 ha.

b.

Tambahan Kawasan Perlindungan seluas 135,1 ha.

B. Kelas Hutan Produktif


1.

Perkembangan Luas Kelas Hutan Produktif


Berdasarkan hasil Evaluasi Potensi SDH KPH Kendal Tahun 2009 dan 2010 dapat diketahui
bahwa luas kelas hutan produktif KPH Kendal dari tahun 2008 s.d 2010 menunjukan
peningkatan, sebagaimana grafik 6.1.
Grafik 6.1. Perkembangan Luas Kelas Hutan Produktif KPH Kendal Tahun 2008 s.d 2010

Penjelasan :

a.

Dari Tahun 2008 ke 2009 meningkat seluas 431,5 ha (102,9 %) yaitu dari
14.863,38 ha menjadi 15.294,88 ha karena :
1)

Adanya penambahan KU I dari Kelas Hutan LTJL,TK,TJBK,TKL,LDTI, dan


TJKL seluas 521,9 ha.

2)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi LTJL ( bekas Tebangan A2 Tahun


2008 ) seluas 46,7 ha.

3)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi TKL seluas 1,5 ha.

4)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi TJBK dan TK seluas 42,2 ha.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

161

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

b.

Dari tahun 2009 ke 2010 meningkat seluas 171,2 ha ( 101,1 %), yaitu dari
15.294,88 ha menjadi 15.466,08 ha, karena :
1)

Adanya penambahan KU I yang berasal dari Kelas Hutan

LTJL,TK,

TJBK,dan TKL seluas 355,9 ha


2)

Adanya penambahan KU I yang berasal dari bekas Tebangan A2 Tahun


2010, yang semula tanamannya masuk RTT 2011 diajukan menjadi
tanaman tahun 2010 seluas 24,5 ha

3)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi LTJL (bekas Tebangan A2 Tahun


2008) seluas 103,3 ha

4)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi LDTI (Kawasan Perlindungan)


seluas 47,1 ha

5)

Adanya perubahan kelas hutan menjadi TJBK seluas 34,3 ha

Selain itu dapat diketahui pula bahwa Struktur Kelas Hutan KPH Kendal Tahun dari tahun
2008 sampai tahun 2010 , semakin membaik . Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 6.2
dan grafik 6.2.

Tabel 6.2. Perkembangan Struktur Kelas Hutan Produktif KPH Kendal


Tahun 2008 s.d 2010.

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

162

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kelas
Hutan
1

2008

Luas
2009

2010

Selisih
Perbandingan
Klm 3 - Klm 2 Klm 4 - Klm 3 Klm 3 : Klm 2 Klm 4 : Klm 3

(ha)

(ha)

(ha)

(ha)

(ha)

(%)

(%)

8.193,48

8.358,78

8.131,98

165,30

(226,80)
412,90

II

2.344,60

2.612,30

3.025,20

267,70

III

1.560,20

1.578,50

1.635,50

18,30

57,00

IV

1.007,80

936,50

818,40

(71,30)

(118,10)

957,60

951,90

1.049,00

VI

381,90

407,70

460,20

179,30

147,70

VII

125,30

VIII

10,10

MT

2,20

2,20

MR

280,20

267,70

198,10

Jml

14.863,38

15.294,88

15.466,08

(5,70)

97,10

25,80

52,50

54,00

(31,60)

(10,10)
-

(2,20)

(12,50)

(69,60)

431,50

171,20

102,0
111,4
101,2
92,9
99,4
106,8
143,1
100,0
95,5
102,9

97,3
115,8
103,6
87,4
110,2
112,9
82,4
74,0
101,1

Grafik 6.2. Perkembangan Struktur Kelas Hutan Produktif KPH Kendal


Tahun 2008 s.d 2010.

Dari tabel dan grafik tersebut dapat terlihat bahwa :


a. Luas KU I dari tahun 2009 ke 2010 mulai menurun, menunjukan bahwa kelas
hutan TK dan TJBK sudah semakin sedikit sehingga luas tanaman
pembangunan berkurang juga, dan tanaman muda berhasil naik kelas
menjadi KU II.
b.

Luas KU II, III, V, dan VI meningkat terus, menunjukan bahwa gangguan


keamanan hutan semakin menurun, sehingga kerusakan kelas hutan
produktif dapat ditekan sekecil mungkin. Walaupun luas KU IV menurun
terus, tetapi penyebabnya karena KU III yang berumur 30 tahun lebih sedikit

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

163

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

dari KU IV yang berumur 40 tahun. Hal tersebut menyebabkan

tidak

seimbangnya antara kenaikan KU III menjadi KU IV dengan KU IV yang


menjadi KU V.
c.

Luas MR semakin menurun, menunjukan bahwa tidak ada penambahan MR,


dan MR berkurang karena masuk tebangan A2.Sedangkan luas KU VII,VII, dan
MT berkurang karena masuk tebangan A2.

d.

Dengan KU I semakin menurun, serta KU II-VI semakin meningkat, maka


secara perlahan struktur kelas hutan produktif akan kembali normal, yaitu
merata pada semua Kelas Umur.

2.

Angka Kerusakan Kelas Hutan Produktif.


Sesuai Kajian Kelestarian Produksi Hasil Hutan KPH Kendal bahwa ambang batas
maksimal angka kerusakan kelas hutan produktif agar kelestarian produksi hasil
hutan tercapai adalah 0,66 % dari luas kelas hutan produktif.
Adapun perhitungan angka kerusakan kelas hutan produktif KPH Kendal
berdasarkan hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2009 dan 2010 adalah sebagai
berikut :
a.

Angka kerusakan kelas hutan produktif tahun 2009 :


1)

Luas kelas hutan produktif tahun lalu 14.863,38 ha.

2)

Luas kelas hutan produktif tahun 2009 15.294,88 ha.

3)

Perubahan kelas hutan produktif bukan karena kerusakan

4)

Tebangan A2 tahun 2009 46,70 ha.

5)

Tanaman Jati Tahun 2009 521,90 ha.

6)

Angka kerusakan kelas hutan produktif ;

1,50 ha.

14.863,38 15.294,88 - 1,5 - 46,7 + 521,9

b.

X 100 % = 0,28 %
14.863,38
Angka kerusakan kelas hutan produktif tahun 2009 :
1)

Luas kelas hutan produktif tahun lalu 15.294,88 ha.

2)

Luas kelas hutan produktif tahun 2009 15.466,08 ha.

3)

Perubahan kelas hutan produktif bukan karena kerusakan 47,10 ha.

4)

Tebangan A2 tahun 2009 127,80 ha.

5)

Tanaman Jati Tahun 2009 380,40 ha.

6)

Angka kerusakan kelas hutan produktif ;

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

164

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

15.294,88 15.466,08 47,1 127,8 + 380,4


X 100 % = 0,22 %
15.294,88

Dengan demikian angka kerusakan kelas hutan produktif KPH Kendal tahun 2009
dan 2010 masih dibawah ambang batas maksimal angka kerusakan kelas hutan
produkti sesuai kajian kelestarian produksi hasil hutan KPH Kendal .

C. Perkembangan Standing Stock


Perkembangan Standing stock KPH Kendal dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010
dapat dilihat dalam grafik 6.3.
Grafik 6.3. Perkembangan Standing Stock KPH Kendal Tahun 2008 s.d 2010

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa standing stock KPH Kendal dari tahun 2008 ke
2009 ada peningkatan sebesar 28.963 m3, serta dari tahun 2009 ke 2010 ada
peningkatan sebesar 19.073 m3.
Dari perkembangan kelas hutan produktif, mutasi kelas hutan produktif, angka
kerusakan kelas hutan produktif maupun standing stock menunjukan bahwa dinamika
tegakan KPH Kendal dari tahun 2008 s.d 2010 menunjukan trend semakin membaik.

D. Etat
1. Etat Awal Jangka RPKH
a. Perhitungan Volume pada Umur Tebang Rata-rata (UTR) sebelum uji etat
dengan daur 60 tahun.
1). BH Subah.
Tabel 6.3. Tabel Perhitungan Volume UTR Sebelum Uji Etat BH Subah

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

165

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Luas
Ha
17,30
24,00
30,00
184,00
457,10
744,30
592,30
258,30
941,99

Klas Hutan
MR
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
TOTAL

Bon.
4,50
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
0,49
0,93
0,94
1,17
1,05
1,19
1,23
1,40
0,68

Vol. / Ha

Umur Tan.
44
73
64
56
44
36
24
16
6

83
130
131
163
147
166
172
162
77

3.249,29

Umur Rata - Rata


Etat Luas

:
:

Volume
Total
1.436
3.120
3.930
29.992
67.194
123.554
101.876
41.845
72.533
445.480

26 Tahun
Umur Tebang Rata - Rata
54,15 Ha / Tahun Etat Massa

:
:

56 Tahun
3
7.425 m / Tahun

2). BH Kalibodri.
Tabel 6.4. Tabel Perhitungan Volume UTR Sebelum Uji Etat BH Kalibodri.
Klas Hutan
MR
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
TOTAL

Umur Rata - Rata


Etat Luas

BAB VI DINAMIKA TEGAKAN

Luas
Ha
216,90

Bon.
4,00

32,90
28,30
196,30
88,20
345,40
1.216,40
3.303,90

4,50
4,50
4,00
4,00
4,00
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
0,43
1,03
0,84
1,12
1,13
1,02
1,13
0,69

65
58
44
36
22
14
6

5.428,30

:
:

13 Tahun
90,47 Ha / Tahun

43

Volume
Total
9.327

129
105
115
116
108
97
59

4.244
2.972
22.574
10.231
37.303
117.991
194.930

Vol. / Ha

Umur Tan.
52

399.572,00

Umur Tebang Rata - Rata


Etat Massa

:
:

43 Tahun
3
6.660 M / Tahun

166

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3). BH Kaliwungu.
Tabel 6.5. Tabel Perhitungan Volume UTR Sebelum Uji Etat BH Kaliwungu.

Klas Hutan
MR
MT
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
TOTAL

Umur Rata - Rata


Etat Luas

Luas
Ha
76,60
2,20
19,40

Bon.
3,50
5,00
4,50

106,80
263,30
259,60
481,60
752,10
3.305,90

4,00
4,50
3,50
3,50
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
0,40
0,99
0,92
1,05
0,94
1,06
1,02
1,11
0,71

32
131
107

Volume
Total
2.451
288
2.076

101
109
84
81
88
56

10.787
28.700
21.806
39.010
66.185
185.130

Vol. / Ha

Umur Tan.
46
108
73
58
47
36
24
15
6

5.267,50

:
:

356.433

14 Tahun
87,79 Ha / Tahun

Umur Tebang Rata - Rata


Etat Massa

:
:

44 Tahun
3
5.941 m / Tahun

b. Perhitungan Volume Pada Umur Tebang Ratarata setelah Pengujian Terakhir


dengan daur 60 tahun.
Tabel 6.6. Tabel Perhitungan Volume UTR Setelah Pengujian Terakhir BH Subah.
BH SUBAH
Klas Hutan
MR
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
Jumlah

Luas
Ha
17,30
24,00
30,00
184,00
457,10
744,30
592,30
258,30
941,99

Bon.
4,50
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
Umur Tan.
0,49
0,93
73
0,94
65
1,17
59
1,05
53
1,19
58
1,23
61
1,40
62
0,68
60

Vol. / Ha
83
155
145
169
141
168
177
170
85

3.249,29

Volume
Total
1.436
3.720
4.350
31.096
64.451
125.042
104.837
43.911
80.069
458.912

Model RPKH PDE - 7

Etat Luas : 54,15 Ha / Th

Etat Massa : 7.732 m3/Th

Tabel 6.7. Tabel Perhitungan Volume UTR Setelah Pengujian Terakhir BH Kalibodri

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

103

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BH KALIBODRI
Klas Hutan
MR
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
Jumlah

Luas
Ha
216,90

Bon.
4,00

32,90
28,30
196,30
88,20
345,40
1.216,40
3.303,90

4,50
4,50
4,00
4,00
4,00
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
0,42
1,03
0,84
1,12
1,13
1,05
1,13
0,69

43

Volume
Total
9.327

173
132
124
115
89
83
67

5.692
3.736
24.341
10.143
30.741
100.961
221.361

Vol. / Ha

Umur Tan.

66
60
49
43
32
35
51

5.428,30

406.302
Model RPKH PDE - 7

Etat Luas : 90,47 ha / th

Etat massa : 6.660 m3 / th

Tabel 6.8. Tabel Perhitungan Volume UTR Setelah Pengujian Terakhir BH Kaliwungu
BH KALIWUNGU
Klas Hutan
MR
MT
KU VIII
KU VII
KU VI
KU V
KU IV
KU III
KU II
KU I
Jumlah

Luas
Ha
76,60
2,20
19,40

Bon.
3,50
5,00
4,50

106,80
263,30
259,60
481,60
752,10
3.305,90

4,00
4,50
3,50
3,50
3,50
3,50

Rata - Rata
KBD
0,40
0,99
0,92
1,05
0,94
1,06
1,02
1,11
0,71

73

32
131
152

Volume
Total
2.451
288
2.949

60
53
46
38
37
48

124
122
84
73
77
62

13.243
32.123
22.066
35.157
57.912
204.966

Umur Tan.

Vol. / Ha

5.267,50

371.155
Model RPKH PDE - 7

Etat Luas : 87,79 ha / th

c.

Etat Massa : 6.284 m3 / th

Etat Tahunan /Annual Allowable Cut (AAC)


Sesuai dengan perhitungan volume pada umur tebang rata-rata setelah pengujian
terakhir, maka etat KPH Kendal untuk RPKH Jangka tahun 2008 2017 sebagaimana tabel
6.9.
Tabel 6.9. Tabel Etat Tahunan KPH Kendal Awal Jangka 2008 2017.
No

BH

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

Etat Luas

Etat Massa

104

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

( Ha / Tahun )
3

( Ha / Thn )
4

Subah

54,15

7.732

Kalibodri

90,47

6.660

Kalwungu

87,79

6.284

Jumlah

232,41

20.676

2. Etat Terkoreksi (Hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2010)


Berdasarkan perhitungan etat sesuai hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2010, maka Etat KPH
Kendal terkoreksi menjadi :
Tabel 6.10. Tabel Etat Tahunan Terkoreksi KPH Kendal Hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2010.

Etat Luas
( Ha / Tahun )
3

Etat Massa
( Ha / Thn )
4

Subah

58,18

7.797

Kalibodri

103,26

7.204

Kalwungu

96,08

7.160

Jumlah

257,52

22.161

No

BH

3. Prediksi Etat Selama Daur (Hasil Kajian Kelestarian Produksi Hasil Hutan)
Berdasarkan hasil perhitungan dalam Kajian Kelestarian Produksi Hasil Hutan,
dapat diketahui prediksi Etat Luas dan Etat Massa selama daur, sebagaimana grafik
6.4.
Grafik 6.4. Prediksi Etat Luas KPH Kendal selama Daur

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

105

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Grafik 6.5. Prediksi Etat Massa Selama Daur

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

106

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa walaupun etat luasnya dari jangka I
sampai jangka III menurun dan baru dari jangka III meningkat, tetapi etat
volumenya meningkat terus. Hal ini menunjukan bahwa produktifitas tegakan
semakin meningkat / membaik.

E.

Petak Ukur Permanen (PUP.


Dalam rangka monitoring pertumbuhan dan dinamika tegakan serta menggunakan hasil
monitoring tersebut untuk penyusunan rencana pengelolaan ke depan, pada tahun 2011 telah
dibuat Petak Ukur Permanen (PUP) di KPH Kendal sebanyak 265 PUP.
Dari hasil kajian PUP tahun 2011 KPH Kendal dapat diketahui bahwa perbandingan varian MAI
antara hasil Pengukuran PUP terhadap Tabel WvW untuk masing-masing kelas Bonita pada
umur 5 tahun ke bawah rata-rata diatas 50%. Hal ini disebabkan adanya perubahan kebijakan
pengelolaan hutan khususnya di wilayah KPH Kendal pada periode tahun 2001 sampai dengan
sekarang, jarak tanam yang dilaksanakan pada pembuatan tanaman jati adalah 3 x 3 m dan 3 x
2 m, sementara untuk tabel WvW masih mengacu jarak tanam 3 x 1 m, sehingga hal tersebut
sangat jelas terlihat pada perbedaan N/ha yang sangat signifikan antara tabel WvW dengan
hasil pengukuran PUP.
Selain itu dapat diketahui juga bahwa tegakan jati di wilayah KPH Kendal berdasarkan hasil
pengukuran PUP mempunyai standing stock (m3/ha) dan kerapan tegakan (N/ha) yang sangat
berbeda/variatif terhadap Tabel WvW.
Adapun hasil analisa pertumbuhan tegakan hasil pembuatan PUP KPH Kendal tahun 2011 dapat
dilihat pada dokumen Hasil Kajian Petak Ukur Permanen Tahun 2011 KPH Kendal.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

107

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

108

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB VII
EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

A. Kelola Produksi
1. Evaluasi Kelola Produksi
a. Tebangan
Tabel

7.1

Rencana

dan

Realisasi

Tebangan A2 Tiga Tahun.


No

Tahun

1
2
3

2008
2009
2010
Jumlah
Rerata
Vol/Ha

PDE - 10

Realisasi
3

Ha

Ha

Selisih
3

Ha

Ha

10

100%
100%
100%
100%

130%
116%
106%
113%

48,3
5.330 48,3
6.944
46,7
5.750 46,7
6.643
127,8 13.674 127,8 14.467
222,8 24.754 222,8 28.054
74,3
8.251 74,3
9.351
111,1
125,9

Real : Renc (%)


3

-1614
-893
-793
-3300
-1100
-14,8

Sumber Data : PDE - 10 RPKH Jangka 1998 - 2007 dan definitif KPH kendal

Berdasarkan data pada tabel 7.1 diatas realisasi tebangan A di KPH Kendal tertinggi
terjadi pada tahun 2010 sebesar 14.467 m3, disebabkan proporsi luas dan potensi
sumber produksi kayu lebih besar dari yang lainnya, sedangkan terkecil terjadi pada
tahun 2009 sebesar 6.643 m3.

Jika dilihat dari rata-rata produktifitas


tebangan berdasarkan luas (Vol/Ha) PDE10 memiliki produktifitas sebesar 111,71
m3/Ha,

sedangkan

realisasi

rata-rata

sebesar 125,9 m3/Ha sehingga terjadi


BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

109

Ket
11

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

kenaikan sebesar 14,8 m3/Ha. Hal ini


mengindikasikan bahwa petak-petak yang
ditebang tersebut memiliki potensi yang
lebih

dibandingkan

dengan

rata-rata

volume tabel baik jumlah pohon maupun


volumenya, sekaligus menujukan bahwa
upaya optimalisasi potensi dan pengaman
lokasi sangat baik. Tebangan A di KPH
Kendal tiap tahunnya didominasi oleh
Kelas Hutan KU VI, sehingga hal ini sangat
berpengaruh pada pencapaian volume per
tahunnya.

b. Evaluasi Produktivitas Tebangan


Tabel

7.2

Realisasi

Produktivitas

Tebangan

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

110

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Produktifitas Tebangan
m3/H a
Phn/Ha
m3/Phn

Tahun
1

2008
2009
2010
Rerata

143,8
142,3
113,2
133,1

Ket

44
48
59
50

3,3
3,0
1,9
2,7

Tabel 7.3 Etat Volume Tebangan Empat


Jangka dan Risalah Kilat
No
1

1
2
3
4
5

Jangka

Tot al Vol (m3 )

Selish

Ket

1977-1986
1987-1996
1998-2006
2004-2007
2008-2017
Jumlah
Rerata
% (5 : R erata)

34.891
34.450
37.374
26.112
20.674
153.501
30.700
33%

(441)
2.924
(11.262)
(5.438)
(14.217)
(3.554)

R iskil

Grafik 7.1. Perkembangan Rencana


Tebangan A2
40.000
30.000
20.000
10.000
0
Volume

1977-1986

1987-1996

1998-2006

RISKIL 2004-

2008-2017

34.891

34.450

37.374

26.112

20.674

Berdasarkan tabel 7.2 produktifitas


tebangan perhektar tahun 2008 mencapai
143,8 m3, tahun 2009 142,3 m3 dan tahun
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

111

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2010 menjadi 113,2 m3, sehingga terdapat


kecenderungan menurun. Demikian juga
dengan produktifitas tebangan perpohon,
tahun 2008 3,3 m3/pohon, tahun 2009 3,0
m3/pohon dan tahun 2010 turun menjadi
1,9 m3/pohon. Namun demikian jumlah
pohon perhektar cenderung meningkat,
tahun 2008 44 pohon/Ha, tahun 2009 48
pohon/Ha dan tahun 2010 menjadi 59
pohon/Ha.
Hal itu menunjukan bahwa terdapat
korelasi antara kerapatan tegakan dengan
pertumbuhan volume pohon, yang juga
membenarkan teori tentang kerapatan
tegakan

yang

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan volume pohon. Ini terjadi

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

112

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

karena

pohon-pohon

yang

ditebang

cenderung kecil-kecil.
Kemudian dari pada itu kondisi tersebut
didukung

oleh

trend

perkembangan

produktivitas rencana tebangan (PDE 10)


dalam empat jangka yang menunjukkan
penurunan

sebagaimana

digambarkan

pada grafik 7.1.


Berdasarkan tabel 7.3 rerata etat
volume perjangka mencapai 30.700 m3,
namun pada jangka berjalan kondisi
tersebut hanya mencapai 20.674 m3 atau
hanya 33 %. Trend penurunan mencapai
3.554 m3/jangka. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kerusakan hutan khususnya
pada proyeksi PDE-10 masih terjadi akibat

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

113

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

masih tingginya gejala tekanan sosial


terhadap hutan itu sendiri.

c. Evaluasi Ketepatan Taksasi


Tabel

7.4.

Perbandingan

Realisasi

Tebangan A terhadap RTT dan RPKH


BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

114

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

RencanaRPKH
No. Tahun Bagian Hutan Luas Volume
(Ha)
(m3)
1

Subah
1 2006 Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah
Subah
2 2007 Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah
Subah
3 2008 Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah
Subah
4 2009 Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah
Subah
5 2010 Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah
Subah
Rerata Kalibodri
Kaliwungu
Jumlah

22,6
47,2
45,0
114,8
24,0
59,9
15,2
99,1
24,0
13,8
10,5
48,3
29,5
8,3
8,9
46,7
51,8
34,7
41,3
127,8
30,4
32,8
24,2
87,3

RTT
Luas Volume
(Ha)
(m3)
6

3.993,0 22,6
3.584,0 47,2
2.522,0 45,0
10.099,0 114,8
5.479,0 24,0
2.510,0 59,9
1.054,0 15,2
9.043,0 99,1
3.631,0 24,0
166,0 13,8
1.533,0 10,5
5.330,0 48,3
4.244,0 29,5
216,0
8,3
1.290,0
8,9
5.750,0 46,7
8.094,0 51,8
1.733,0 34,7
3.847,0 41,3
13.674,0 127,8
5.088,2 30,4
1.641,8 32,8
2.049,2 24,2
8.779,2 87,3

3.993,0
3.584,0
2.522,0
10.099,0
5.479,0
2.510,0
1.054,0
9.043,0
4.540,0
274,0
2.119,0
6.933,0
4.774,0
175,0
1.776,0
6.725,0
8.304,0
2.668,0
4.132,0
15.104,0
5.418,0
1.842,2
2.320,6
9.580,8

Realisasi TebA
Luas Volume
(Ha)
(m3)
8

22,6
47,2
45,0
114,8
24,0
59,9
15,2
99,1
24,0
13,8
10,5
48,3
29,5
8,3
8,9
46,7
51,8
34,7
41,3
127,8
30,4
32,8
24,2
87,3

3.792,9
3.168,1
2.295,0
9.255,9
5.772,0
2.267,5
1.003,5
9.042,9
4.611,5
229,9
2.102,8
6.944,3
4.589,5
155,8
1.897,8
6.643,2
8.222,0
2.523,8
3.720,6
14.466,5
5.397,6
1.669,0
2.203,9
9.270,6

ProsentasVolume(%)
RTT thdp Realisasi Realisasi Ket
RPKH ThdRPKH ThdRTT
10

11

12

100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
125,0
165,1
138,2
130,1
112,5
81,0
137,7
117,0
102,6
154,0
107,4
110,5
106,5
112,2
113,2
109,1

95,0
88,4
91,0
91,7
105,3
90,3
95,2
100,0
127,0
138,5
137,2
130,3
108,1
72,2
147,1
115,5
101,6
145,6
96,7
105,8
106,1
101,7
107,6
105,6

95,0
88,4
91,0
91,7
105,3
90,3
95,2
100,0
101,6
83,9
99,2
100,2
96,1
89,1
106,9
98,8
99,0
94,6
90,0
95,8
99,6
90,6
95,0
96,8

Berdasarkan tabel 7.4 rerata ketepatan


taksasi antara realisasi tebangan dengan
RTT selama 5 tahun terakhir sebesar
96,8% masih dalam batas toleransi 5%. Hal
ini menunjukkan bahwa tabel taksiran
produksi tegakan berdiri dengan produksi
kayu pertukangan dikatakan tepat, kecuali

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

115

13

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BH Kalibodri hanya mencapai 90,6%


karena

adanya

gangguan

keamanan

hutan.
Ketepatan rerata taksasi antara realisasi
dengan RPKH selama 5 tahun terakhir
menunjukkan

105,6%,

sedangkan

ketepatan rerata taksasi antara RTT


dengan RPKH selama 5 tahun terakhir
menunjukkan 109,1%. Hal ini dapat
dijadikan sebagai faktor koreksi dalam
menentukan ketepatan taksasi rencana
produksi

disamping

faktor

koreksi

keamanan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa penurunan potensi sumber daya
hutan yang cukup signifikan selama 4
jangka terakhir, yang ditunjukkan dengan
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

116

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

rerata produktivitas selama 5 tahun


terakhir mencapai 50,0 m3/Ha, jauh dari
taksiran produksi menurut tabel WvW
sebesar 200 300 m3/Ha.
d. Tanaman/Pemeliharaan Hutan
Tabel 7.5. Realisasi Tanaman Rutin dan
Pembangunan
No

Jenis
Kegiatan

2006

2007

1 Rutin
- Jati TPS
- Jati BH
- Rimba TPS
- Rimba BH
Jml
2 Pembangunan
- Jati TPS
- Jati BH
- Rimba TPS
- Rimba BH
Jml
3 Rehabilitasi & Pengkayaan
- Jati TPS
- Jati BH
- Rimba TPS
- Rimba BH
JML TPS
BH
TOTAL

Tahun ( Ha )
2008
2009

2010

Rerata

Ket.
9

95,1
95,1

114,8
114,8

98,7
98,7

48,3
48,3

71,2
71,2

85,6
85,6

778,0
12,4
137,0
927,4

1.767,2
37,3
198,7
2.003,2

940,0
24,4
32,4
996,8

472,7
3,0
5,7
295,9
777,3

284,7
21,0
305,7

848,5
0,6
16,0
137,0
1.002,1

885,5
137,0
1.022,5

1.919,3
198,7
2.118,0

1.063,1
32,4
1.095,5

526,7
298,9
825,6

6,9
114,6
121,5
355,9
142,5
498,4

1,4
22,9
24,3
950,1
161,9
1.112,0

Sumber Data : Laporan Definitif KPH Kendal

Pelaksanaan tanaman dilakukan pada


areal-areal bekas tebangan habis biasa
(Tebangan A) sebagai tanaman rutin dan
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

117

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

areal-areal bekas tebangan habis lanjutan


(Tebangan

B)

sebagai

tanaman

pembangunan.
Berdasarkan tabel 8.5 diatas KPH
Kendal

menunjukkan

pelaksanaan

tanaman rutin luasnya relatif stabil sesuai


dengan luas tebangan A, sedangkan
tanaman

pembangunan

fluktuatif

sebanding dengan kondisi tanah kosong


dan TJBK yang direboisasi. Tanaman rutin
mencapai luas rata-rata 85,6 ha/tahun
dan tanaman pembangunan rata-rata
1.002,3 ha/tahun. Tanaman rutin tertinggi
terjadi tahun 2007 seluas 114,8 ha dan
terendah terjadi pada tahun 2009 seluas
48,3 ha. Adapun tanaman pembangunan
tertinggi terjadi tahun 2007 seluas 2.003,3
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

118

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

ha dan terendah terjadi pada tahun seluas


305,7 ha.
Tanaman pengkayaan khusus dilakukan
pada

lokasi

meningkatkan
meningkatkan

KPS

dengan

maksud

keanekaragaman
kuantitas

jenis

tegakan.

Pelaksanaan pengkayaan tanaman baru


dapat tahun 2010 seluas 121,5 ha.
Luas tebangan A tahun lalu harus sama
dengan luas tanaman rutin tahun berjalan.
Namun pada kenyataannya masih terjadi
perbedaan :
1)Realisasi tanaman rutin tahun 2008 seluas 98,7 ha yang berasal dari realisasi
tebangan A tahun 2007 seluas 99,1 ha, terdapat perbedaan seluas -0,4 ha.
Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya penyesuaian dengan luas hasil
ukur pada BH Kalibodri -1,3 ha dan pada BH Kaliwungu 0,9 ha. Total -0,4 ha.
2)Realisasi tanaman rutin pada tahun 2010 seluas 71,2 ha yang berasal dari realisasi
tebangan A2 tahun 2009 seluas 46,7 ha, terdapat perbedaan seluas 24,5 ha.
Perbedaan tersebut disebabkan karena kebijakan tebang langsung tanam pada
BH Subah seluas 3,6 ha, BH Kalibodri seluas 16,9 ha dan BH Kaliwungu seluas
4,0 ha. Total 24,5 ha.

e. Perlindungan Hutan
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

119

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kegiatan perlindungan diarahkan untuk


mencari solusi penyelesaian konflik sosial
antara masyarakat desa hutan dengan
unit manajemen berbasis pola pendekatan
preemtif

(sosial).

Konflik

dengan

manajemen dapat dikelompokkan sebagai


berikut :
1)Pencurian pohon
Stratifikasi pencurian adalah kegiatan pengelompokan terhadap peristiwa
kehilangan pohon atau pencurian pohon berdasarkan jumlah para pelaku.
Kegiatan ini selanjutnya dipetakan dalam peta kerja agar monitoring dan usahausaha yang mendesak untuk antisipasinya dapat segera

dilakukan. Masing-

masing KPH dapat melakukan staratifikasi berdasarkan karakteristik wilayah KPH


masing-masing. Sebagai contoh stratifikasi dapat disajikan sebegai berikut :
Tabel 7.6. Stratifikasi Pencurian Kayu
Jumlah
Pelaku
3
1 S/D 3
(Perorangan)
4 s/d 5
(kelompok)

Peruntukan
Hasil
4
Dipakai
sendiri

No

Strata

6 s/d 15
(Beregu)

Komersil

> 15 org
(Sindikat)

Komersil

Komersil

Alat yang
digunakan
5

Ket
6

Kapak
Kapak
Gergaji
Kapak, Gergaji
Kerndaraan
HT/HP
Kapak, Gergaji
Kerndaraan
HT/HP

Selain berdasarkan jumlah pelaku, wilayah kejadian dapat distratifikasi menjadi


daerah Normal, Rawan dan Sangat Rawan, berdasarkan frekuensi kejadian tindak
pidana kejahatan pencurian kayu/pohon.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

120

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Strategi pengamanan hutan dapat dilakukan dengan tindakan pre-emtif, preventif


dan represif. Pada dasarnya prinsip pengamanan hutan adalah mencegah adanya
gangguan keamanan hutan. Oleh karena itu tindakan pre-emtif dan preventif
menjadi prioritas yang harus dilaksanakan.
Adapun tindakan-tindakan tersebut dilakukan dengan menggunakan pola
pendekatan-pendekatan yang mendukung terciptanya kondisi yang kondusif di
masyarakat, yaitu :

2)Tindakan Preemtif
Tindakan pre-emtif diutamakan dengan pendekatan komunikasi kepada
masyarakat dengan melibatkan stake holders lainnya untuk berperan serta di
dalamnya. Pada prinsipnya strategi penanganan pre-emtif dilaksanakan melalui
pendekatan sebagai berikut :
a) Pendekatan kesejahteraan
Pendekatan kesejahteraan dimaksudkan untuk membantu dan mendorong
masyarakat meningkatkan perekonomian, kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat. Pendekatan kesejahteraan menjadi prioritas yang harus
dilakukan karena kesejahteraan dan kemandirian masyarakat berkorelasi
positif terhadap keamanan dan kelestarian sumber daya hutan, dimana
semakin meningkat tingkat perekonomian masyarakat sekitar hutan maka
akan semakin kecil gangguan keamanan hutan yang terjadi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengarahkan LMDH lebih optimal menggunakan sharing
produksi kayu untuk kepentingan masyarakat desa.
b) Pendekatan pendidikan
Tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan tingkat pemahaman akan fungsi
dan manfaat hutan serta tingkat kesadaran dan kepatuhan pada hukum dan
peraturan perundangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin luas
wawasan masyarakat semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan fungsi
dan manfaat hutan. Diharapkan dengan tingginya kesadaran masyarakat maka
semakin kecil tingkat gangguan hutan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan penyuluhan formal dan non formal.

c) Pendekatan partisipatif
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

121

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Sesuai dengan perubahan paradigma pengelolaan hutan menjadi berbasis


masyarakat (Community Based Forest Management) maka pola strategi
pengamanan hutan yang perlu diterapkan perlu melibatkan masyarakat
sekitar hutan untuk berpartisipasi aktif pengamanan hutan ini sebagai salah
satu bentuk peran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pengelolaan
sumber daya hutan. Hal ini dilakukan dengan membuat masyarakat jadwal
patroli bersama dan juga sharing informasi.
Pendekatan partisipatif merupakan upaya untuk meningkatkan rasa memiliki
(sense of belonging) dari masyarakat terhadap kawasan hutan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan semangat masyarakat untuk menjaga dan
melestarikan sumber daya hutan.
d) Kearifan budaya lokal
Pada dasarnya kepedulian masyarakat akan kelestarian hutan cukup tinggi,
hal ini dapat dilihat dari pola hidup dan bercocok tanam masyarakat di lahan
hutan yang tetap memperhatikan konservasi. Namun adanya reformasi yang
dimanfaatkan oleh segelintir oknum dengan memprovokasi masyarakat guna
mengganggu kelestarian sumber daya hutan tampak berpikir dampak ke
depannya, sehingga menyebabkan menurunnya potensi hutan yang ada di
KPH Kendal. Penguatan budaya lokal dapat dilakukan dengan cara pendekatan
komunikasi lewat tokoh masyarakat atau perangkat desa yang masih disegani
oleh masyarakat sehingga pembinaan akan lebih tepat sasaran.
3)Tindakan Preventif
Tindakan preventif merupakan tindakan yang bertujuan mencegah terjadinya
gangguan keamanan hutan yang disebabkan oleh manusia. Gangguan keamanan
hutan terjadi karena dua faktor yaitu niat dan kesempatan. Pada prinsipnya
strategi penanganan preventif dilaksanakan melalui pendekatan sebagai berikut :
a) Pendekatan deteksi dini
Deteksi dini menjadi prioritas dalam melakukan upaya preventif, dimana kita
sebelumnya harus dapat mengetahui petak-petak yang rawan gangguan
hutan dan sebab gangguan hutan terjadi.
b) Pendekatan kesiapsiagaan petugas
Kesiapsiagaan petugas menjadi salah satu faktor pencegah terjadinya
gangguan hutan. Adanya petugas dapat merubah niat dan kesempatan
seseorang dari niat jelek menjadi tercegah tidak melakukan gangguan
tersebut. Jumlah personil pengamanan hutan pada sasaran berjumlah 244
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

122

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

orang, sedangkan yang di KPH terdiri dari 1 orang Adm/KKPH, 1 orang Wakil
Adm/KSKPH, 14 orang Polhutmob dan 9 orang anggota buser yang
kegiatannya bergabung dengan polhutmob, disamping tenaga swakrsa lain
yang siap membantu seperti linmas dan pengurus LMDH.
c) Pendekatan partisipatif
Pengamanan hutan yang dilakukan harus bersifat terpadu yaitu dengan
melibatkan masyarakat dan instansi terkait. Peran aktif instansi terkait dapat
didorong melalui upaya pendekatan secara personil maupun kedinasan
dengan memberikan pengetahuan akan pentingnya fungsi dan manfaat hutan
sehingga kelestarian hutan harus dijaga.
4)Tindakan Represif
Tindakan represif merupakan upaya terakhir yang terpaksa dilakukan secara
selektif guna mempertahankan eksistensi sumber daya hutan yang ada melalui
tindakan baik sendiri maupun kolektif bekerja sama dengan kepolisian, instansi
terkait dan masyarakat dengan mengoptimalkan penegakan supremasi hukum
dalam penyelesaian perkara. Pada prinsipnya strategi penanganan represif
dilaksanakan melalui pendekatan sebagai berikut :
a) Pendekatan pengamanan
Pendekatan pengamanan dilakukan guna menyelamatkan sumber daya hutan
yang terganggu agar dapat lestari. Pengamanan dilakukan bisa secara sendiri,
bersama masyarakat atau instansi lain. Bentuk kegiatannya dapat berupa
penggeledahan, pengamanan jalan raya, dan lain-lain.
b) Pendekatan penegakan hukum
Pendekatan penegakan hukum bertujuan agar dapat memberikan efek jera
kepada seseorang, sekelompok orang atau masyarakat agar tidak mengulangi
melakukan gangguan keamanan hutan. Bentuk kegiatannya dapat berupa
pemanggilan dan penangkapan TO-TO pelaku yang melakukan gangguan
keamanan hutan.

Trend pencurian kayu tahun 2004 s.d


2008

menunjukkan

tingkat

yang

berfluktuatif dengan rata-rata mencapai


BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

123

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3.025 tunggak setiap tahunnya atau 877


kejadian dengan nilai kerugian Rp. 919,6
juta setiap tahunnya. Besarnya nilai
kerugian yang cukup besar diakibatkan
oleh

tingginya

tekanan

masyarakat

terhadap hutan.
Tabel 7.7.

Nilai Kerugian Pencurian

Kayu Tahun 2006 s.d 2010


Target Penurunan Pencurian Kayu
No. Tahun

Jumlah Tunggak
Nilai
Jumlah Jumlah Nilai Kerugian Jumlah
Sebel Reduksi Sebelumn Reduksi kerugian x
Kejadian Tunggak
x 1.000
Kejadian
umnya Tahun Ini
ya
Tahun Ini 1.000
7
8
9
10
11
3
4
5
6

2006

2007

2008

370

847

220.447

2009

370

276

847

532

146.927

2010

276

213

532

389

103.336

184

462

646

859

1.379

1.768

470.710

1.927

5.060

Jumlah

Trend Penurunan Pencurian Kayu

Jumlah Kejadian

DataPencurian Kayu

Jumlah
Tunggak

Nilai
Kerugian

12

13

814

2.367

675.080

500

1.370

368.885

226

462

128.253

61,09

54,55

58,18

203

399

142.114

73,55

75,00

96,73

153.633

86,39

118,77

148,68

1.467.965

221,03

248,32

303,59

Tujuan manajemen pengendalian kebakaran hutan adalah guna melindungi


sumber daya hutan di wilayah KPH Kendal dari gangguan keamanan hutan
khususnya kerusakan hutan akibat kebakaran hutan. Lokasi kebakaran pada
umumnya tidak mengakibatkan kematian tegakan (tanaman pokok) sehingga
tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan pada lokasi bekas kebakaran dan
pengamanan melalui pembinaan masyarakat desa setempat.
Evaluasi kejadian kebakaran tahun 2004 s.d 2008 menunjukkan kejadian
kebakaran dan berfluktuatif dengan luasan terbesar pada tahun 2006 mencapai
457,45 ha. Luas areal kebakaran selama 5 tahun terakhir mencapai 2.563,46 Ha
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

14

5)Kebakaran

124

Ket

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

atau 7,9% dari luas kawasan hutan 32.464,1 Ha. Meskipun secara keluasan
kejadian kebakaran hutan relatif kecil per tahun yaitu 1,6% dari luas kawasan
hutan, namun tetap ditingkatkan pengawasannya.
Tabel 7.8. Nilai Kerugian Kebakaran Hutan Tahun 2006 s.d 2010
Realisasi Pemeliharaan Areal
Kebakaran

Kejadian Kebakaran
No.

Tahun
Jumlah Petak

1
2
3
4
5

2006
2007
2008
2009
2010

Luas Areal
Terbakar

54
24
17
6
101

Jumlah Petak

Luas

305.60
67.30
53.80
23.00
449.70

Sumber data : Laporan Kejadian KPH Kendal

6)Penggembalaan.
Pengendalian penggembalaan ditujukan untuk melindungi tanaman muda dan
tanaman kehutanan lainnya serta kerusakan lahan dari terhambatnya
pertumbuhan atau kematian akibat penggembalaan hewan oleh masyarakat.
Berdasarkan data keamanan hutan tahun 2006 s.d 2010 tidak terjadi adanya
penggembalaan liar di KPH Kendal yang berakibat timbulnya kerugian.
7)Hama dan penyakit
Dalam melakukan identifikasi serangan hama dan penyakit serta untuk
mengetahui penyebab kerusakan apakah disebabkan oleh hama atau penyakit
(patogen atau abiotik) dapat ditempuh dengan cara antara lain mengenali bentuk
kerusakan pada tanaman yang terserang dan mengenali bentuk organisme
penyebab kerusakan (Puslitbang SDH Perhutani, 2008).
Pada tabel 7.9 dan 7.10 disajikan data serangan hama dan penyakit serta upaya
penanggulangannya. Informasi diperoleh dari berbagai sumber dokumen di
dalam dan luar KPH Kendal serta pengamatan langsung di lapangan. Dari berbagai
kasus serangan hama dan penyakit yang pernah terjadi dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok kerusakan yaitu :
a.

Kerusakan tanaman disebabkan serangan hama


Tabel 7.9. Kerusakan tanaman akibat serangan hama pada tanaman jati.
No
1

Jenis Hama
Duomitus ceramicus

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

Nama Umum
Hama
Oleng-oleng

Bagian Tanaman
Yang diserang
Batang

125

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

b.

Neotermes tectonae

Inger-inger

Batang

Hyblaea puera

Ulat daun

Daun

Pyrausta machaeralis

Ulat daun

Daun

Jenis tidak teridentifikasi


(hama aphid)

Kutu daun

Daun

Jenis tidak teridentifikasi

Penggerek
pucuk jati

Pucuk, batang

Pseudococus (Mealybug)

Kutu putih

Daun pucuk
muda

(Jenis tidak teridentifikasi)

Rayap

Akar/batang

Kerusakan tanaman disebabkan serangan penyakit


Tabel 7.10. Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit

No

Jenis Penyakit
Loranthus Sp.

c.

Nama Umum
Penyakit
Benalu

Bagian Tanaman
Yang diserang
Cabang, bersifat
parasit

Kerusakan tanaman disebabkan faktor abiotik


Tabel 7.11. Kerusakan tanaman akibat faktor abiotik

No

Penyebab Kompleks
Kombinasi faktor
musim, hama ulat daun
dan sistem pengolahan
tanah

Mati pucuk

Bagian Tanaman
Yang diserang
Akar dan batang

Dampak serta intensitas serangan hama dan penyakit di lapangan seringkali


muncul dalam skala kecil (spot-spot). Berdasarkan dampak dan intensitas
serangan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok kerusakan yaitu :
a)

Kerusakan tanaman disebabkan serangan hama


Terdapat 8 jenis serangan hama yang merusak tanaman Jati dengan dampak
yang terjadi sangat berpengaruh terhadap kualitas tegakan dan produksi
hasil kayu yang dapat dipungut nantinya. Penangan tegakan yang
tergantung jenis serangan hama yang terjadi.
Tabel 7.12. Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat serangan
hama.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

126

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No

Jenis Hama

Dampak

Intensitas
Low density insect pest
(serangga hama yang
kepadatannya rendah).
Dalam
1
batang
tanaman jati umumnya
terdapat
1
ekor
serangga larva, jarang 2
atau lebih. Meskipun
hanya 1 ekor sudah
dapat merusak satu
batang jati.
Serangan dalam skala
kecil (spot)

Duomitus
ceramicus/
Oleng-oleng

Kerusakan parah terutama pada


serangan tanaman jati muda, umur
1 3 tahun. Tanaman jati muda
mudah patah akibat lubang
serangan pada batang jati muda

Neotermes
tectonae/
Inger-inger

Gejala kerusakan dapat dijumpai


berupa pembengkakan pada
batang,
kebanyakan
pada
ketinggian antara 5 10 m,
namun juga ada pada 2 m atau
sampai
20
m.
Jumlah
pembengkakan
dalam
satu
batang bervariasi, mulai satu
sampai
enam
titik
lokasi
pembengkakan.

Hyblaea
puera/Ulat
daun

Pyrausta
machaeralis/
Ulat daun

Koloni inger-inger tidak


begitu banyak
Serangan dalam skala
kecil (spot)

Pada kegiatan produksi bagian


yang terserang tidak dapat
diproduksi.
Ulat Hyblaea puera muda Menyerang pada awal
memakan daun yang lunak
musim penghujan
dengan meninggalkan urat-urat Pada
puncaknya
dan
tulang-tulangnya.
Ulat
serangan merata di
dewasa
memakan
seluruh
seluruh tegakan jati
jaringan daun kecuali tulangtulang daun yang besar. Ulat
makan pada malam hari
Pengaruh serangan ulat jati pada
pertanaman jati secara umum
adalah menurunkan potensi riap
pohon, dan dalam kondisi khusus
dapat
meningkatkan
resiko
kematian pohon jati muda.
Secara estetika mempengaruhi
kenampakan hutan
Memakan parenkim daun yang Menyerang pada awal
berwarna hijau dan lunak di antara
musim penghujan
tulang-tulang daun; urat-urat dan Pada
puncaknya
tulang daun tetap utuh sehingga
serangan merata di
akibat
serangannya
tinggal
seluruh tegakan jati
kerangka daun yang berwarna
kuning. Hama ini dikenal dengan

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

127

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Penggerek
pucuk jati

Pseudococus
(Mealybug)/K
utu putih
Rayap

b)

nama teak leaf skeletonizer.


Serangan ulat penggerek pucuk jati
(shoot borer) menyerang tanaman
jati muda. Gejala awal berupa
pucuk apikal jati muda tiba-tiba
menjadi layu, kemudian menjadi
kering. Panjang pucuk yang mati
antara 30 50 cm
Pucuk-pucuk daun yang terserang
menjadi keriting.
Menyerang akar dan atau batang
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan atau pada intensitas
tinggi menyebabkan kematian.

Serangan dalam skala


kecil (spot)

Menyerang setiap saat


Serangan dalam skala
kecil
Serangan dapat terjadi
pada tanaman jati
muda pada musim
hujan
yang
tidak
teratur dan puncak
kemarau panjang.
Pada kasus serangan di
puncak
kemarau
disebabkan rendahnya
kelembaban di dalam
koloni rayap sehingga
rayap
menyerang
tanaman jati muda

Kerusakan tanaman disebabkan serangan penyakit


Tabel 7.13. Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat serangan
penyakit.
No

Jenis Pennyakit
Benalu

c)

Dampak

Intensitas

Menempel pada batang pohon


dengan
bersifat
parasit
mengambil sari makanan pohon
inang.
Menghambat pertumbuhan dan
pada
jangka
panjang
menyebabkan kematian

Serangan

dalam

skala

kecil (spot) atau agak


menyebar

Kerusakan tanaman disebabkan faktor abiotik


Tabel 7.14. Dampak dan intensitas kerusakan tanaman akibat faktor abiotik.
No

Penyebab Kompleks
Kombinasi faktor Mati pucuk
musim, hama
ulat daun dan
sistem
pengolahan
tanah

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

Dampak
Terjadi busuk akar
dan batang yang
berakibat
kematian pohon

Intensitas
Serangan dalam
skala kecil (spot)
atau agak
menyebar/meluas

128

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

f. Permasalahan Tenurial
Strategi penanganan tenurial ditujukan
untuk mengetahui kondisi permasalahan
detail konflik tenurial dan strategi umum
dalam

penanganan

tenurial.

(resolusi)

Pentingnya

konflik

penyelesaian

permasalahan tenurial dimaksudkan untuk


menjamin kemantapan kawasan.
Berdasarkan

lokasi

permasalahan

tenurial dibedakan menjadi dua ;


1)

Permasalahan konflik tenurial dalam kawasan hutan


Adapun jenis penggunaan dalam kawasan hutan antara lain pertanian non
sawah, sawah, rumah, gedung sekolah, warung, lapangan, cekdam, magersaren
dan basecamp.

2)

Permasalahan konflik tenurial luar kawasan hutan


Adapun jenis penggunaan dalam kawasan hutan antara lain pertanian,
perumahan dan fasilitas umum.

Adapun penggolongan tenurial terdiri


dari ;
1)

Tenurial Bermasalah
Kategori

penggunaan

lahan

dalam

bentuk

kegiatan

penggarapan,

penyerobotan, penguasaan, pendudukan suatu kawasan hutan atau tanah


BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

129

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

perusahaan (DK) baik dilakukan oleh kelompok maupun perorangan dengan


tidak/tanpa ijin terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dimungkinkan akan berakibat
hilangnya fungsi dan manfaat suatu wilayah kawasan hutan dan atau akan
hilangnya suatu wilayah kawasan hutan atau aset tanah perusahaan.
2)

Tenurial Tidak Bermasalah


Kategori penggunaan lahan dalam bentuk kegiatan penggarapan suatu kawasan
hutan atau tanah perusahaan (DK) baik dilakukan oleh kelompok maupun
perorangan dengan adanya ijin dan kesepakatan yang tertuang dalam surat
perjanjian kerjasama antara Perum Perhutani KPH Randublatung dengan
pihak yang bersangkutan/Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai
bentuk implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Plus.

Pengelompokan/penggolongan tenurial bermasalah atau stratifikasi masalah tenurial


dipakai untuk tujuan spesifikasi penanganannya berdasarkan indentifikasi dan
inventarisasinya.
1)

Strata A merupakan perambahan/bibrikan lahan dalam kawasan hutan/tanah


perusahaan untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, tetapi tetap
mengakui eksistensi lahan hutan dan status kawasan misalnya penggarapan
lahan lokasi tanaman banjar harian tanpa disertai perjanjian.

2)

Strata B merupakan pendudukan kawasan hutan atau tanah perusahaan


dengan maksud untuk memiliki (okupasi lahan).

3)

Strata C merupakan klaim kepemilikan lahan dalam kawasan hutan atau tanah
perusahaan secara sepihak.

Permasalahan tenurial dalam kawasan hutan dapat diselesaikan secara bertahap,


yang ditunjukkan dengan menurunnya angka permasalahan dari tahun ke tahun.
Secara umum permasalahan tenurial adalah penggarapan lahan hutan untuk
pertanian dikarenakan kurangnya kepemilikan lahan garapan masyarakat.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

130

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

g. Prasarana Jalan.
Tabel 7.15.

Rencana dan realisasi

prasarana jalan
No

Uraian

1
2
I Tahun 2008
Alur BO
Alur BO
Jembatan (Pada Alur B)
Alur CD
Alur B
Jumlah : I
II Tahun 2009
Alur AC, Alur AH
Alur BF
Alur AK, Alur AX
Alur BF
Alur CI
Jumlah : II
III Tahun 2010
Alur AH, Alur AF
Jl. DK, Alur B
Alur AX
Jl DK, Alur BN, J l. Dlm Hutan
Alur CD
Alur B
Jumlah : II
TOTAL KPH K ENDAL
Rerat a

Rencana
Realisasi
Prosen (%)
Sat Pembuat Perbaika P emb uat Perbaika Pembua Perbaika
an
n
an
n
tan
n
3
5
6
7
8
9
10
Hm
Hm
M
Hm
Hm

7,00
26,00

33,00
Hm
Hm
Hm
Hm
Hm

18,00
6,50
7,00
31,50

10,00
11,00

21,00
Hm
Hm
Hm
Hm
Hm
Hm

7,00
26,00
18,00
6,50
6,00
30,50

10,00
11,00
11,00
7,00
11,00
29,00

9,00

9,00
63,00
21,00

33,00

100
100

21,00

100
100
11,00
7,00
11,00
29,00

9,00
12,00
14,00
21,00
8,00
10,00
65,00
125,50
41,83

9,00
63,00
21,00

100

100
100
85,7
96,8

100

100
100
100
100

100
12,00
14,00
21,00
8,00
10,00
65,00
124,50
41,50

100
100

100
100
100
100
100
100
99,2

Pembangunan sarana prasarana untuk


mendukung kelancaran angkutan kayu
dari tebangan habis dan mempermudah
akses pengamanan hutan.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

131

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pembuatan
prasarana

atau

perbaikan

tetap

sarana

memperhitungkan

besarnya pendapatan yang diperoleh dari


produksi kayu atau tetap berdasar pada
pertimbangan finansial.
Berdasarkan

tabel

8.18

rencana

pembuatan jalan tahun 2008 s.d 2010


sepanjang 63,0 hm terealisasi 63,0 hm
atau 100 %. Rata-rata realisasi pertahun
sepanjang 21,0 hm, tertinggi tahun 2008
sepanjang 33,0 hm dan terendah tahun
2010 sepanjang 9,0 hm.
Kemudian

rencana

perbaikan

jalan

tahun 2008 s.d 2010 sepanjang 125,5 hm


terealisasi 124,5 hm atau 99,2 % karena
sepanjang 1,0 hm atau 0,8 % kondisi jalan
masih baik sehingga diperlukan perbaikan.
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

132

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Rata-rata realisasi pertahun sepanjang


41,5 hm, tertinggi tahun 2010 sepanjang
65,0 hm dan terendah tahun 2009
sepanjang 29,0 hm. Hal ini menujukan
keserasian antara luas rencana tebangan.
Pembutan dan perbaikan jalan tahun 2008
diperuntukan untuk kegiatan tebangan
tahun 2009 dan tahun 2009 diperuntukan
untuk tahun 2010 demikian seterusnya.

B.

Kelola Lingkungan
Kegiatan pengelolaan hutan berdampak terhadap kondisi lingkungan fisik, kimia serta
biologinya. Keadaan ini perlu menjadi perhatian dalam pengelolaannya sehingga dampak yang
ditimbulkan tidak menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Untuk mengelola dampak
pengelolaan hutan dari aspek lingkungan fisik, kimia dan biologi ini maka diperlukan upaya
pengelolaan lingkungan yang mana pengelolaannya harus sesuai dengan Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor : 12/Men-LH/2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (DPPL) bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penyusunan DPPL untuk KPH Kendal telah dilaksanakan dan telah mendapatkan persetujuan
dari Gubernur Jawa Tengah berdasarkan surat keputusan nomor : 660.1/3.2010 tanggal 29 April
2010 tentang Persetujuan Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL)
Kegiatan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal di
Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. .

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

133

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Mengingat persetujuan dokumen DPPL baru dapat diperoleh tahun 2010, maka evaluasi
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di KPH Kendal dilakukan sesuai
dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
yang pelaksanaanya berdasarkan rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah
nomor : 660.1/BLH.II/2419 tanggal 25 November 2008, yang ketika itu proses penyempurnaan
dan pengesahan DPPL sedang berjalan.
Evaluasi pengelolaan lingkungan dalam kawasan hutan untuk jangka lampau (periode 2008 s.d
2010) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara rencana RKL maupun RPL
dengan realisasinya.
1.

Evaluasi Kegiatan Pengelolaan Lingkungan


Secara umum kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan lindung, kawasan produksi dan
kawasan tidak efektif untuk produksi terkait dengan kegiatan-kegiatan umum seperti
patroli, pemasangan papan informasi, penyuluhan dan pemeliharaan. Kegiatan tersebut
telah dilaksanakan sebelum tahun 2008 sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan
khusus yang terdapat di kawasan perlindungan dan di kawasan produksi adalah kegiatan
penanaman/rehabilitasi, pengkayaan, survey biodiversity dan identifikasi Kawasan Bernilai
Konservasi Tinggi (KBKT). Berdasarkan hasil evaluasi jangka lalu, kegiatan tersebut
cenderung sesuai dengan yang telah direncanakan, bahkan ada yang mencapai di atas
target yang telah direncanakan. Kegiatan lain yang berada di luar rencana adalah kegiatan
identifikasi kondisi kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, sempadan mata
air, sempadan pantai dan sempadan jurang) serta kawasan perlindungan khusus. Kegiatan
ini juga berimplikasi terhadap berubahnya luasan kawasan perlindungan dan kawasan
produksi.
Sekalipun hampir semua rencana pengelolaan lingkungan dapat direalisasikan, namun
efektifitas dari pengelolaan tersebut tergantung dari hasil penilaian kinerja lingkungannya
(lihat pembahasan mengenai evaluasi pemantauan lingkungan). Belum efektifnya
pengelolaan lingkungan sebagai akibat belum optimalnya kinerja akan diperbaiki dan
disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan lingkungan di masa yang akan datang.
Evaluasi terhadap realisasi pengelolaan lingkungan pada masing-masing kawasan adalah
sebagai berikut :
a.

Pengelolaan pada kawasan perlindungan.


1)Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Sungai
Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Sungai dikelola dengan tujuan
melindungi kelestarian fungsi sungai, mencegah terjadinya tanah longsor dan

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

134

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

erosi serta menjaga kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS). Kegiatan pengelolaan
kawasan sempadan sungai disajikan pada tabel 7.16.
Tabel 7.16. Realisasi Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat
TAHUN
Sat

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

10

11

10

11

Kali
Kali
Kali
Ha

32,4

32,4

300,0

295,9

137,9

133,6

470,3

461,9

156,8

154,0

10,6

10,6

10,6

10,6

10,6

10,6

5
6
7
8

Identifikasi KPS
Penataan Ulang
Penandaan Batas
Penanaman
Penanaman Tanaman
Konservasi Tanah
Pemasangan Plang
Monev KPS
Survey Biodiversity

2009

2010

RERATA

Jenis Kegiatan

1
2
3
4

2008

GRAND TOTAL

No

Ha
Unit
Kali
Kali

9 Identifikasi Lokasi Perikanan


10 Identifikasi KBKT

Kali
Kali

11 Patroli

Kali

Sumber Data : Laporan Definitif KPH Kendal

- 2009 4,1 ha Longsor


- 2010 4,3 ha masih ada tegakan/vegetasi

Kegiatan

penanaman

pada

KPS

dilakukan

untuk

memperbaiki

dan

meningkatkan kualitas potensi sempadan sungai yang telah ditetapkan. Untuk


meningkatkan

fungsi

hidroorologis

dari

sempadan

sungai,

dilakukan

penanaman pada sempadan sungai dengan jenis-jenis rimba lokal (Tamarindus


indica, gempol, Sammanea samman, Sterculia foetida dan Syzygium cuminii).
Berdasarkan tabel 7.16 diatas, penanaman selama tiga tahun direncanakan
seluas

470,3 ha terealisasi 461,9 ha atau 98,2 %,

penyebab terjadinya

perbedaan antara rencana dan realisasi karena adanya tanah longsor pada
lokasi tanaman tahun 2009 seluas 4,1 ha dan lokasi yang masih bertegakan
pada tanaman 2010 seluas 4,3 ha. Rata-rata realisasi pertahun seluas 154,0 ha.
Tertinggi terjadi tahun 2009 yaitu seluas 295,9 ha dan terendah tahun 2008
seluas 32,4 ha. Khusus penanaman tanaman konservasi tanah baru
dilaksanakan tahun 2010 seluas 10,6 ha. Adapun kegiatan monitoring dan
evaluasi kegiatan pengelolaan KPS telah dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu
tahun 2009 untuk tanaman tahun 2008 dan tahun 2010 untuk tanaman tahun
2009. Sasaran monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap tata batas kawasan,
kondisi penutupan lahan (tegakan) serta penggarapan pada sempadan sungai.
Sebagai upaya pencegahan serta penanggulangan terhadap sumber gangguan
yang mungkin terjadi pada sempadan sungai, dilakukan pemasangan plang
larangan.
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

135

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Evaluasi kualitas sempadan sungai dilakukan pada tahun 2009 dan 2010 seluas
1.443,8 ha. Kegiatan penataan batas dan penandaan batas/markir telah
dilaksanakan seluruhnya.
Dari aspek kondisi tegakan di sempadan sungai berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi kualitas sempadan sungai disajikan sebagaimana tabel 7.17.
Tabel 7.17. Kondisi Tegakan pada Sempadan Sungai
No

Kondisi Tegakan

1
2
3
4

2008

2009

2010

Ha

Ha

Ha

42,70
1.400,70

3
97

Kosong tanpa tegakan


Tegakan jati & Rimba
Tegakan rimba
Trubusan
Jumlah

1.443,40

Sumber Data : Laporan Monev Kwalitas KPS KPH Kendal

Berdasarkan ketiga aspek monitoring kualitas sempadan sungai tersebut di atas,


kualitas sempadan sungai dapat dikategorikan sebagaimana tabel 7.18.
Secara umum kegiatan monitoring dan evaluasi sempadan sungai sudah sesuai
dengan rencana yang ada.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati pada kawasan sempadan sungai
maka dilakukan kegiatan survey keanekaragaman hayati pada kawasan. Hasil
survey keanekaragaman hayati sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab Evaluasi
Pemantauan Lingkungan.
Untuk melestarikan fungsi perikanan dalam kawasan hutan, pada tahun 2008
dilakukan kegiatan identifikasi dan kajian terhadap aspek ekologi dan ekonomi
perikanan sebagai salah satu upaya awal untuk melindungi, memelihara dan
meningkatkan nilai-nilai perikanan. Dari hasil identifikasi, terdapat 19 lokasi
yang merupakan lokasi masyarakat sekitar hutan untuk mencari ikan
sebagaimana tabel 7.18.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

136

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 7.18. Lokasi kegiatan perikanan di kawasan hutan KPH Kendal.


No

Lokasi Perikanan

BKPH

RPH

Petak

Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Magangan
Tanjung
Tanjung

77
78
77
78
77
78
77
78
77
78
77
78
77
79
77
79
77
79
77
77

Magangan
Tanjung
Kdpucung
Magangan
Kdpucung
Magangan
Kdpucung
Magangan
Kdpucung
Magangan
Kdpucung

76
74
1c
90
1c
90
1c
90
1c
90
1a

1
1
2

2
Kedung Juwero
Kedung Suru

3
Sojomerto
Kalibodri

Kedung Watu Payung

Kalibodri

Kedung Ori

Kalibodri

Kedung Mrutu

Kalibodri

Kedung Dowo

Kalibodri

Kedung Merto

Kalibodri

Kedung Miri

Kalibodri

Kedung Lo

Kalibodri

10 Kedung Sarkawi

Kalibodri

11
12
13
14

Kalibodri
Kalibodri
Kalibodri
Kalibodri

Kedung Kantong
Kedung Anyar
Kedung Manto
Kedung Jati

15 Kedung Menoro

Mangkang
Kalibodri
16 Kedung Dowo
Mangkang
Kalibodri
17 Kedung Mangklo
Mangkang
Kalibodri
18 Kedung Rejoso
Mangkang
Kalibodri
19 Kedung Pengilon
Mangkang
Sumber : Data Base Lingkungan KPH Kendal

Kelas
Hutan
6

Jenis
Tanaman
7

RBC

Jati
RBC

RBC

Jati
RBC

Jenis-jenis ikan yang ditemui adalah wader, gabus, dendeng serta udang.
Sedangkan jenis lele sudah jarang ditemui. Dari 19 lokasi tersebut, 40,55 %
BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

137

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

memiliki fungsi perikanan buruk dan 59,45 % masih berfungsi baik. Sedangkan
dari faktor ancamannya 43,75 % berada pada kondisi aman dan 56, 25 % kondisi
terancam. Dari kondisi fungsi perikanan serta aspek ancamannya tersebut
maka terdapat 21,88 % lokasi merupakan lokasi pengelolaan prioritas 1,
sebanyak 34,38 % masuk dalam prioritas 2 dan 18,75 % merupakan prioritas
pengelolaan 3 dan 25 % pada prioritas pengelolaan 4.
Kawasan sempadan sungai juga teridentifikasi sebagai NKT 4.1 b yaitu nilai
hutan yang memiliki bagian yang sangat penting akan area tangkapan air.
2)Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Mata Air
Kegiatan pengelolaan mata air dilakukan dengan tujuan mempertahankan
fungsinya sebagai sumber air.
Tabel 7.19. Realisasi Pengelolaan Kawasan Sempadan Mata Air.

No
1
2
3
4
5
6

Jenis Kegiatan
Identifikasi KPS
Tata Batas KPS
Penandaan Batas
Pemasangan Plang
Patroli
Identifikasi HCVF

Sat
Kali
Kali
Kali
Unit
Kali
Kali

2008
Renc
Real
1
1
1
1
1
1
6
6
365
365
1
1

2009
Renc
Real
1
1

1
1

365

365

2010
Renc
Real

365

365

Identifikasi keberadaan mata air pada kawasan hutan KPH Kendal dilakukan
pada mulai tahun 2006 pada 7 titik lokasi mata air seluas 13,2 Ha dan pada
tahun 2008 sejumlah 1 titik mata air baru menjadi 16,0 Ha.
Sebagai upaya pencegahan serta penanggulangan terhadap sumber gangguan
yang mungkin terjadi pada sempadan mata air, dilakukan pemasangan plang
larangan sebanyak 6 unit pada tahun 2008. Guna memberikan memberikan
informasi dan akses kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkannya,
dilakukan pemasangan plang pada kawasan mata air sebanyak 6 unit pada
tahun 2008.
Keberadaan mata air yang ada dalam kawasan hutan menjadi penting bagi
masyarakat yang dimanfaatkan sebagai sumber air, selain itu oleh masyarakat
sekitar hutan digunakan pula sebagai tempat ritual budaya yaitu sedekah
bumi sehingga mata air ini juga diidentifikasi sebagai lokasi situs ekologi dan
budaya. Kondisi tersebut menyebabkan mata air teridentifikasi sebagai Nilai
Konservasi Tinggi (NKT) 4.1 (kawasan penyedia air minum) dan 6 (kawasan

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

138

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

hutan sebagai identitas budaya tradisional) pada kegiatan identifikasi KBKT


pada tahun 2008.
3)Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Jurang
Kawasan Sempadan Jurang merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
perlindungan tanah dan air pada lokasi dengan kelerengan > 40 %. Pada KPH
Kendal tidak terdapat KPS sempadan jurang sehingga dengan demikian tidak
ada pula kegiatan evaluasinya.
4)Kawasan Perlindungan Khusus : Hutan Alam Sekunder
Kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan hutan alam sekunder bertujuan
untuk melindungi kelestarian kawasan sebagai suatu ekosistem hutan.
Kegiatan identifikasi pada kawasan perlindungan terutama pada kawasan Hutan
Alam Sekunder (HAS) telah dilakukan pada tahun 2008 dan telah ditetapkan
pada tahun 2009 dengan luas 960,3 ha. Untuk memperjelas informasi kepada
masyarakat bahwa kawasan tersebut adalah kawasan perlindungan maka
diperlukan pemasangan plang dan telah dilakukan setiap tahun.

Tabel 7.20. Realisasi Pengelolaan Hutan Alam Sekunder

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Kegiatan
2
Identifikasi HAS
Penetapan HAS
Tata Batas HAS
Penanaman
Tebangan
Pemeliharaan (Penjarangan)
Penanaman Tan Konservasi Tanah
Penandaan Batas
Pemasangan Plang
Survey Biodiversity
Patroli
Identifikasi HCVF

2008

Satuan
3
Kali
Kali
Kali
Ha
Ha
Ha
Ha
Kali
Unit
Kali
Kali/Hari
Kali

2009

2010

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1

Sumber data : Lingkungan KPH Kendal

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

139

1
1
1
1

1
1
1
1

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pada tahun 2008, 2009 dan 2010 telah dilakukan kegiatan Survey Biodiversity
sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang sama dari

tahun 2006 dan 2007

dengan hasil sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab Evaluasi Pemantauan


Lingkungan. Untuk mengamankan kawasan tersebut dilakukan kegitan patroli
sepanjang hari. Sedangkan kegiatan identifikasi khususnya pada kawasan
perlindungan (HAS) baru dapat dievaluasi pada tahun 2010.
5)Kawasan Perlindungan Khusus : Perlindungan Plasma Nutfah
Kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan perlindungan plasma nutfah
bertujuan untuk melindungi kelestarian kawasan sebagai suatu ekosistem
hutan. Luas KPPN di KPH Kendal mencapai 70,6 ha berupa hutan lindung
terbatas. Secara umum kegiatan pengelolaan pada KPPn dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pengelolaan pada HAS. Pengelolaan pada KPPN hasilnya
sebagaimana tabel 7.21.
Tabel 7.21. Realisasi Pengelolaan Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah.
Tahun Kegiatan
No

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Kegiatan

2
Identifikasi KPPN
Penetapan KPPN
Tata Batas KPPN
Penanaman
Tebangan
Pemeliharaan (Penjarangan)
Penanaman Tan Konservasi Tanah
Penandaan Batas
Pemasangan Plang
Survey Biodiversity
Patroli
Identifikasi HCVF

2008

Satuan

3
Kali
Kali
Kali
Ha
Ha
Ha
Ha
Kali
Unit
Kali
Kali
Kali

2009

2010

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1
1

Sumber data : Data Base Lingkungan KPH Kendal

Selain kegiatan survey biodiversity dilakukan juga identifikasi HCVF/KBKT yang


teridentifikasi sebagai NKT 2.3 (populasi spesies yang ada secara alami dalam
jumlah yang layak) yaitu adanya spesies interest (Pavo munticus, Spilornis
cheela dan Varanus salvator) pada KPPN.
6)Kawasan Perlindungan Khusus : Kuburan
Di kawasan kuburan/pemakaman umum pada tahun 2008 s.d 2010 tidak
dilakukan kegiatan kelola lingkungan. Lokasi kuburan/pemakaman pada

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

140

1
1
1
1

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

umumnya dalam keadaan baik karena lokasi ini biasanya dirawat oleh para
peziarah atau masyarakat setempat.
7)Kawasan Perlindungan Khusus : Situs
Secara umum kegiatan pengelolaan pada KPPn dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pengelolaan pada HAS dan KPPN. Pengelolaan pada Situs hasilnya
sebagaimana tabel 7.22.

Tabel 7. 22. Realisasi Pengelolaan Situs

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Kegiatan

2008

Satuan

2
Identifikasi Kuburan
Penetapan Kuburan
Tata Batas Kuburan
Penanaman
Tebangan
Pemeliharaan (Penjarangan)
Penanaman Tan Konservasi Tanah
Penandaan Batas
Pemasangan Plang
Survey Biodiversity
Patroli
Identifikasi HCVF

3
Kali
Kali
Kali
Ha
Ha
Ha
Ha
Kali
Unit
Kali
Kali/Hari
Kali

2009

2010

Renc

Real

Renc

Real

Renc

Real

1
1
1
1
1
-

1
1
1
1
1
-

1
1
1
1
1
-

1
1
1
1
1
-

1
1
1
1
1

Sumber data : Lingkungan KPH Kendal

Pada kawasan perlindungan khusus, Perhutani telah melakukan kegiatan


identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai kawasan situs budaya dan situs
ekologi yang dianggap situs budaya/ ekologi oleh masyarakat setempat seluas
11,4 ha.
Berdasarkan

identifikasi

KBKT

yang

dilakukan,

lokasi

situs

tersebut

teridentifikasi sebagai NKT 6 (identitas budaya tradisional). Perhutani


melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan Situs Budaya dan
Ekologi dengan mempertahankan fungsi, kondisi tegakan dan pemasangan
papan informasi.
8)Kawasan Perlindungan Khusus : Kawasan Mata Air dan Curam

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

141

1
1
1
1
1

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Di kawasan mata air seluas 39,7 ha dan curam 74,8 ha pada tahun 2008 s.d
2010 juga dilakukan kegiatan kelola lingkungan berupa pembuatan kapitering
air dan pengkayaan/penanaman jenis rimba lokal dengan jenis tanaman
konservasi (vertiver).
Lokasi ini pada umumnya dalam keadaan baik karena lokasi mata air biasanya
dirawat oleh masyarakat setempat sebagai sumber air, baik untuk tujuan
dikonsumsi maupun untuk tujuan pengairan sawah. Sedangkan kawasan curam
keadaannya masih terkondisikan alamiah.
Seperti kegiatan pada kawasan perlindungan lainnya, pada kawasan hutan kota
koleksi ini juga dilakukan survey biodiversity pada tahun 2008 dengan 3 transek.
Hasil survey dijelaskan pada Sub Bab Evaluasi Pemantauan Lingkungan.
b.

Pengelolaan pada kawasan produksi


Kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan di kawasan hutan untuk tujuan
produksi jati bertujuan untuk mengelola

fungsi hidrologi dan kualitas air

(perlindungan tata air dan mencegah serta mengendalikan terjadinya erosi). Realisasi
Pengelolaan Lingkungan pada kawasan produksi sebagaimana tabel 7. 23.
Tabel 7. 23. Realisasi Pengelolaan Lingkungan pada Kawasan Produksi

No

Jenis Kegiatan

1
1 Tumpangsari

Satuan

2008

2009

2010

Jumlah

Rerata

3
Ha

4
5
1.055,2 526,7

6
355,9

7
1.937,8

8
645,9

2 Penanaman tanaman sela

Ha

1.055,2 521,0

355,9

1.932,1

644,0

3 Pemupukan pada tanaman JPP

Ha

521,0

355,9

1.670,5

556,8

4 Pembuatan teras gulud

Ha

1.055,2 526,7

355,9

1.937,8

645,9

5 Penanganan tanah kosong dan TJBK

Ha

688,7

270,6

265,9

1.225,2

408,4

6 Monev penggunaan bahan kimia

Kali

12,0

12,0

12,0

36,0

12,0

7 Penyediaan TPS limbah B3


8 Monitoring keanekaragaman hayati

Buah
Kali

30,0
1,0

1,0

29,0
1,0

59,0
3,0

19,7
1,0

9 Sosialisasi

Kali

2,0

2,0

2,0

12,0

30,0

10,0

1.088,5 1.088,5

1.088,5

793,6

10 Pemasangan papan informasi dan Buah


larangan
11 Penerapan
lingkungan

tebangan

ramah

Ha

18,0

Pengelolaan lingkungan yang bertujuan meningkatkan kualitas air dan perlindungan


terhadap erosi dilakukan dengan penanaman tanaman konservasi tanah dan air
berupa tanaman dengan sistem tumpangsari.

Berdasarkan tabel 7.23 diatas

diketahui bahwa luas tumpangsari dengan teras gulud selama tiga tahun rata-rata

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

142

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

seluas 645,9 ha, tumpangsari terjadi tahun 2008 seluas 1.055,2 ha dan terendah
terjadi tahun 2010 seluas 355,9 ha. Penyelesaian dan rehabilitasi TK dan TJBK ratarata seluas 408,4 ha, tertinggi terjadi tahun 2008 seluas 688,7 ha dan terendah tahun
2010 seluas 265,9 ha sekaligus merupakan akhir dari penyelesaian tanah kosong,
sehingga tahun 2011 dan seterusnya rehabilitasi hutan hanya difokuskan pada lokasi
bekas tebang habis dan pengkayaan area KPS (bila perlu). Pemupukan pada tanaman
JPP rata-rata seluas 556,8 ha, tertiggi tahun 2008 seluas 793,6 ha dan terendah tahun
2010 seluas 355,9 ha. Monev penggunaan bahan kimia sebanyak 36 kali rata-rata 12
kali pertahun dan keanekaragaman hayati dilakukan 3 kali rata-rata sekali setiap
tahun. Sosialisasi pengelolaan lingkungan pada kawasan produksi dilaksanakan tahun
2009 dan 2010 masing-masing dua kali. Pemasangan papan informasi dan larangan
dilakukan rata-rata 10 buah pertahun. Sedangkan upaya penerapan pelaksanaan
tebangan ramah lingkungan baru dapat dilaksanakan tahun 2010 pada seluruh lokasi
tebangan seluas 1.088,5 ha.
Kegiatan lainnya pada kawasan produksi adalah mengidentifikasi dan memonitoring
kelas hutan TK dan TJBK pada tahun 2008, dari hasil identifikasi terdapat 2.941,8 ha
masuk kelas hutan TK dan TJBK.
Untuk kegiatan Survey Biodiversity pada tahun 2008 di kawasan produksi dilakukan
dan

Bukan Untuk Produksi jati dengan hasil dijelaskan pada Sub Bab Evaluasi

Pemantauan Lingkungan.
Identifikasi KBKT pada kawasan produksi adalah dengan adanya kegiatan
tumpangsari, pengambilan kayu bakar serta pengambilan hijauan pakan ternak yang
merupakan NKT 5.1 (sebagai pemenuhan kebutuhan dasar atau mata pencaharian).

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

143

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

c.

Pengelolaan pada Kawasan Penggunaan lain


Kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan Penggunaan Lain dilakukan pada
alur/jalan yang bertujuan untuk memperkecil erosi permukaan. Kegiatannya berupa
perbaikan/pembuatan jembatan, pembuatan jalan baru serta pemeliharaan jalan.
Pengelolaan Lingkungan Pada Kawasan Penggunaan Lain sebagaimana tabel 7. 24.
Tabel 7. 24. Pengelolaan Lingkungan Pada Kawasan Penggunaan Lain
TahunPelaksanaan
No.

Jenis Kegiatan

1
2
A Alur
1Pembuatan/pemeliharaan Jembatan
2Pembuatanjalan baru
3Perbaikan jalan
B PekaranganDinas
C TPK
D SUTT
E BangunanLain
F LDTI
Monev Aktifitas Tambang

Sat
3

2008
Renc Real
4
5

M
Hm 36,3
Hm

36,3

2009
Renc Real
6
7

14
18

14,4
18,6

2010
Renc Real
8
9

Jumlah
Renc Real
10
11

57,1

50,3
75,1

59,2

50,7
77,8

Kali

Sumber Data : SSSarpra KPH Kendal

Berdasarkan tabel 8.35 diatas kegiatan pengelolaan lingkungan pada kawasan


penggunaan lain , baru dapat dilaksanakan pada alur. Hal ini terjadi karena adanya
kebijakan penggunaan anggaran yang terbatas, sehingga diarahkan pada upaya
pemenuhan skala prioritas. Pembuatan jalan dan perbaikan jalan disamping
dimaksudkan untuk memperlancar angkutan kegiatan produksi dari hutan ke TPK,
juga untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian.
Pembuatan jalan baru direncanakan sepanjang 50,3 hm dan terealisasi 50,7 hm,
terdapat pelampauan sepanjang 0,4 hm yang terjadi karena efisiensi anggaran.
Demikian juga dengan kegiatan perbaikan direncanakan sepanjang 75,1 hm dan
terealisasi 77,8 hm terjadi pelampauan sepanjang 2,7 hm.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

144

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2.

Evaluasi Terhadap Kegiatan Pemantauan Lingkungan


Komponen lingkungan yang dipantau meliputi:
a.

Aspek fisik-kimia, terdiri dari: hidrologi (debit dan sedimentasi sungai) dan tanah
(erosi).

b.

Aspek biologi, terdiri dari vegetasi, satwaliar dan kawasan bernilai konservasi
tinggi (KBKT).

Kegiatan pemantauan lingkungan untuk komponen hidrologi (debit, padatan terlarut,


sedimentasi) dan tanah (erosi) dilakukan dengan membangun stasiun-stasiun
Pemantauan Lingkungan (SPL). Jumlah SPL yang dibangun di KPH Kendal dalam kurun
waktu s.d 2010 sebanyak 13 SPL debit, 18 SPL curah hujan dan sedimentasi serta 7 SPL
erosi. Sedangkan untuk pemantauan aspek biologi dilakukan dengan pengamatan
okuler di lapangan dan juga survey keanekaragaman hayati.
Salah satu kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap performa komponen
lingkungan diantaranya adalah: fluktuasi curah hujan tahunan dan hari hujan. Curah
hujan tahun 2006 rata-rata sebesar 1.023 mm/tahun dengan rata-rata 45 hari hujan
(MGKG, Batang dan Kendal). Faktor lainnya yang juga berpengaruh adalah kegiatan
pengelolaan hutan. Kegiatan pengelolaan hutan yang intensif berdampak terhadap
performa hidrologi, tanah, keberadaan satwa dan vegetasi.

a.

Fisik Kimia (debit, padatan terlarut, sedimentasi, erosi)


1) Hidrologi (debit, padatan terlarut, sedimentasi)
Kegiatan pemantauan aspek fisik kimia dalam kawasan hutan untuk
mengukur debit, padatan terlarut dan sedimentasi berupa pemantauan dari
Stasiun Pengamatan Lingkungan debit sedimentasi pada 6 SPL Outlet dan 7
SPL Inlet.
Dari hasil pemantauan terhadap kualitas air yang dilakukan periode tahun
2008 s.d 2010 menunjukkan bahwa performa sebagian SPL membaik (5 SPL),
SPL sedang nihil dan SPL buruk (8 SPL), dengan kestabilan performa yang
berbeda-beda tiap SPL. Selain itu kecenderungan performa SPL tersebut di
masa yang akan datang juga bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi
serta kegiatan pada daerah tangkapan airnya. Oleh sebab itu, perlu adanya
penetapan prioritas untuk pengelolaan 5 tahun kedepan.
Berdasarkan kecenderungan dimasa yang akan datang, kestabilan performa
serta ketaatan terhadap ambang batas/baku mutu dari masing-masing SPL
maka ditetapkan prioritas penanganan yang dipilah menjadi 3 yaitu, high

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

145

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

priority (prioritas utama) yaitu sebanyak 5 SPL (SPL 1, SPL 3, SPL 6, SPL 9 dan
SPL 11), moderat priority (prioritas sedang) tidak ada serta low priority
(prioritas rendah) sebanyak 8 SPL pada SPL 2, SPL 4, SPL 5, SPL 7, SPL 8, SPL
10, SPL12 dan SPL 13.
Deskripsi masing-masing SPL adalah sebagaimana tabel 7.25.

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

146

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 7.25. Deskripsi Lokasi SPL Hidrologi (debit dan sedimentasi)


Lokasi
SPL

Nama Sungai/DAS Tipe SPL

Petak

BKPH

RPH

outlet

36

Mangkang

Mangkang

SPL 2 Blorong/Balong

outlet

Mangkang Kedung Pucung

Blukar/(Damar /
Blukar)

outlet

35

Sojomerto

2
Besole/Mangkang
SPL 1
Barat

SPL 3

Sojomerto
Barat

Kondisi Sungai
Lebar
Kedalaman
Penampang
Karakteristik Sungai
Sungai (m)
(m)
7
8
9
Mengalir sepnjang tahun,
19
2,07
berbatu

24

4,12

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu

25

2,82

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu

outlet

Subah

Pucung Kerep

40

Mengalir sepnjang tahun,


3,28
berbatu

SPL 5 Besole/Balong

inlet

44

Mangkang

Mangkang

10

2,21

SPL 6 Glagah/Blorong

inlet

67

Boja

Trayu

15

2,61

Blukar/(Damar /
Blukar)

inlet

32

Sojomerto

Sojomerto
Barat

19

SPL 4 Prigi/Urang

SPL 7

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu
Mengalir sepnjang tahun,
4,55
berbatu

Luas Data
(Ha)

Wilayah Tangkapan Air SPL

10

11
RPH Mugas, Mangkang, Palir BKPH
2.036,29
Mangkang, RPH Kd.Pane BKPH Boja
RPH Darupono,Trayu , Mugas, Kd.Pane
BKPH Boja, RPH Magangan, Pongangan,
BKPH Kalibodri , RPH Kd.Pucung, Palir
7.781,02
BKPH Mangkang, Ds. Kertosari, Trisobo,
Cangkringan, Wonoplumbon,
Darupono,Trayu
RPH Sjm Barat, SJM Sltn, Sjm Timur BKPH
Sojomerto, RPH Gemuhsingkalan BKPH
4.392,13
Kalibodri, Ds. Kalices, Kalibarang,
sidokumpul
RPH Jatisati utara, Jatisari selatan, Subah
2.679,45 BKPH subah, Ds. Kalimanggis, Keborang,
Tanggulangharjo, Mangunharjo, Pongangan
22.510,67

RPH Palir BKPH Mangkang, RPH Kd.Pane


BKPH Boja, Ds.Podorejo, Mijen

2.559,00

Ds. Kertosari, Trisobo,Cangkringan,


Wonoplumbon, Darupono, Trayu

3.038,53 Ds.Sidokumpul, Ds.Kalices, Ds.Kalibarang

147

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Lokasi
SPL

Nama Sungai/DAS Tipe SPL

Kondisi Sungai
Lebar
Kedalaman
Penampang
Sungai (m)
(m)
7
8

Karakteristik Sungai

Luas Data
(Ha)

Wilayah Tangkapan Air SPL

10

11

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu

941,55

Ds. Kalimanggis, Keborang,


Tanggulangharjo, Mangunharjo, Pongangan

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu

409,40 RPHGemuhsingkalan BKPH Kalibodri

Petak

BKPH

RPH

SPL 8 Prigi/Urang

inlet

62

Subah

Jatisari Selatan

17

5,70

SPL 9 Bodri/Bodri

inlet

67

Kalibodri

Gemuhsingkala
n

67

3,94

60

Mengalir sepnjang tahun,


3,26
berbatu

RPHGemuhsingakalan, Tanjung,
3.816,90 Magangan, Pongangan BKPHKalibodri RPH
SjmTmr BKPHSojomerto
RPHBesokor BKPH Sojomerto, RPH
Magangan, Pongangan BKPHKalibodri, Ds.
3.534,83
Pagergunung, Surokonto, Madugowongjati,
Satriyan, Harjowinangun

SPL 10 Bodri/Bodri

outlet

78

Kalibodri

Magangan

SPL 11 Kuto/Lampir Kuto

outlet

Sojomerto

Besokor

59

Mengalir sepnjang tahun,


3,95
berbatu

SPL 12 Petung/Lampir kuto

inlet

98

Plelen

Plelen

54

5,20

SPL 13 Lampir/Lampir kuto

inlet

88

Plelen

Karang jati

15

BAB VII EVALUASI PENGELOLAAN JANGKA LALU

Mengalir sepnjang tahun,


berbatu
Mengalir sepnjang tahun,
1,26
berbatu

531,95

RPHPlelen BKPHPlelen,
Ds.Madugowongjati, Satriyan

375,40 Harjowinangun

148

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Hasil evaluasi pemantauan hidrologi fisik SPL tahun 2006 s.d 2010 adalah :
a)

KRS dari 13 SPL menujukan status High 3 SPL dan Low 10 SPL.

b)

TSS Maksimum dari 13 SPL menujukan status Medium 6 SPL dan Low 7
SPL.

c)

Laju Sedimentasi menujukan status High 2 SPL dan Low 11 SPL.

d)

Rekapitulasi Evaluasi Pemantauan Hidrologi Fisik yang meliputi KRS,


TSS maksimum dan Laju Sedimentasi menujukan status High 5 SPL dan
Low 8 SPL.

2) Tanah (Erosi)
Hasil evaluasi pemantauan lokasi SPL erosi tahun 2008 s.d 2010
adalah :
a) Laju erosi pada 7 lokasi pemantauan menujukan rerata
15,329 ton/ha/tahun, masih dibawah laju erosi yang
diperkenankan

pada

KPH

Kendal

sebesar

27,26

ton/ha/tahun. Laju erosi terbesar terjadi di SPL petak 75


RPH

Magangan,

BKPH

Kalibodri

sebesar

208,857

ton/ha/tahun pada tahun 2006 dan terendah terjadi di SPL


petak 87 RPH Karangjati, BKPH Plelen sebesar 0,0003
ton/ha/tahun pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun
yang sama 2010 di SPL petak 75 RPH Magangan, BKPH
Kalibodri laju erosi turun menjadi 0,6298 ton/ha/tahun.
b) Indeks erosi pada 7 lokasi pemantauan menujukan rerata
0,583 (indeks erosi < 1 berkategori baik dan indeks erosi >
1 berkategori buruk). Indeks erosi terbesar terjadi di SPL
petak 75 RPH Magangan, BKPH Kalibodri sebesar 8,029
pada tahun 2006 dan terendah terjadi di SPL petak 13 RPH
Pucungkerep, BKPH Subah sebesar 0,00021 pada tahun
2010. Sedangkan pada tahun yang sama 2010 di SPL petak
75 RPH Magangan, BKPH Kalibodri indeks erosi turun
menjadi 0,0231.

149

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Berdasarkan poin b) diatas maka kategori SPL indeks erosi


pada KPH Kendal tahun 2006 s.d 2010 rata-rata baik kecuali
SPL petak 75 dan 74 berkategori buruk, namun hanya
terjadi pada tahun 2006 sedangkan pada tahun 2007 s.d
2010 kedua SPL tersebut sudah berkategori baik.
b.

Biologi (vegetasi, satwa liar, KBKT)


1) Vegetasi
Kegiatan identifikasi jenis vegetasi di kawasan hutan KPH
Kendal dilakukan untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada
selain jenis jati ebagai tanaman kelas perusahaan.
Tingkat keanekaragaman vegetasi pada kawasan hutan KPH
Kendal masih termasuk dalam kategori rendah. Tingkat
keanekaragaman hayati antara kawasan perlindungan dengan
kawasan produksi tidak jauh berbeda. Tingkat keanekaragaman
vegetasi antara kawasan perlindungan dengan kawasan
produksi sama-sama berkisar antara rendah hingga sedang.
Tingkat keanekaragaman tumbuhan bawah dengan kategori
tinggi terdapat pada KU I-IV dan KU VII up hal ini disebabkan
kondisi pada lokasi tersebut lebih terbuka sehingga intensitas
matahari mencapai lantai hutan.
Pengelolaan

lima

tahun

berikutnya

diupayakan

untuk

meningkatkan keanekaragaman hayati di kawasan lindung


khususnya kawasan yang ditetapkan untuk perlindungan
keanekaragaman hayati dan yang diperuntukkan untuk
mempertahankan keberadaan ekosistem alami.
Kegiatan identifikasi dilakukan tahun 2008 pada semua Bagian
Hutan dengan hasil sebagaimana tabel 7.26.

150

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 7.26. Hasil Survey Biodiversity KPH Kendal


Ha bita t
No

Na ma L okal

Nama La tin

Famili

K elomp ok

KU
3 ,4

5, 6

7,8

TJK L

LDTI

10

11

P ad i, pa re (Su nda ) pa ri (Jawa )

Oryza sa tiva L.

Po ace ae,
Gramina e

Pa law ija

Te ro ng

So lanu m me long en a

So la na cea e

Pa law ija

A cacia mang ium

Aca cia man giu m W ild

Fab acea e

P oh on

A lb asia , S eng on , Je un gjing (S un da )

Alb izia falca taria (L .) Fosb erg

Fab acea e

P oh on

A pi - Ap i (Jawa), ki bala nak (S un da )

Avice nn ia marina (Forsk.) V ie rh .

Ve rb en acea e

P oh on

A re n (Ja wa ), kawun g (S und a), ena u

Aren ga pin na ta Merr

Areca cea e

P oh on

A sem

Tam arind us in dica L

Fab acea e

P oh on

B aka u

Rizh op hora mu cro na ta

R izh op hora ceae

P oh on

B en do (Ja wa ) be nd a (Su nd a)

Arto carpu s ela sticus Reinw , syn . Ficu s ela sticus Mo ra cea e

10

B un gur (Su nd a), wun gu (Jawa)

La ge rst ro em ia in dica

Lyth racea e

P oh on

11

Can gku du (Sun da ), men gku du, pa ce,


ku du (Jawa)

Morinda citrifolia L.

R ubia cea e

P oh on

12

Cok la t

The ob ro ma cac ao

The obrom a cea e

P oh on

13

Duw e t (Jawa), ju we t, ja mblan g (S und a)

Eu ge nia cummin i sin . S izyg ium cumini

Myrta cea e

P oh on

14

Flamb oyan

Delon ix regia

Fab acea e

P oh on

15

Ja m bu alas, klamp ok (Ja wa )

Eu ge nia den siflora DUTHIE.

Myrta cea e

P oh on

Psid iu m gu ajava L .

Myrta cea e

P oh on

An aca rd ium occid en tale L .

An aca rd ia cea e

P oh on

17

Ja m bu ba tu (S und a), ja m bu klutu k,


jam b u b iji (Ja wa )
Ja m bu mete , ja mb u mo nye t (Jawa),
jam b u d ipa , jam b u me de (S un da )

TK,

1, 2

16

TK L,

HA S
TJB K

KPS

12

CA

SB H

KL W

> 40 %

ULN

PS I

K LW

13

14

15

16

17

18

19

V
V

V
V
V

P oh on
V

V
V
V

V
V

V
V

18

Ja ti, d eleg (Su nd a), ku lid awa (Ja wa )

Tect on a g ra nd is L. f.

Ve rb en acea e

P oh on

19

Je ng kol

Pith ece llo bium jirin ga

Fab acea e

P oh on

20

Jo ha r, juwar (Jawa)

Casia siam ea

Fab acea e

P oh on

21

K ad oya (S un da), Ked oya

Dysoxylu m gau dich aud ian um (A.J uss.) M iq.


Amoo ra a pha na mixis ROE M. & SCHUL T.

Me lia cea e

P oh on

22

K ad u (Su nd a), d uren , a mb et an (Ja wa )

Durio zibe thin us Mu rr

Bo mb aca cea e

P oh on

23

K ata pa ng (S un da ), ket apa ng (Jawa)

Termin alia cata pp a L.

C om bret ace ae

P oh on

24

K ata pa ng (S un da ), ket apa ng (Jawa)

Termin alia cata pp a L.

C om bret ace ae

P oh on

25

K eluwih, kluwih (Jawa), kulu, kulu r


(Su nd a)

Arto carpu s co mmun is

Mo ra cea e

P oh on

LAMK.

FORST.

V
V

V
V

151

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Ha bita t
No

N a ma L okal

N am a La tin

Fam ili

K elom p ok

KU
3 ,4

5, 6

7,8

TJK L

LD TI

10

11

K em ba ng

Ba ccau re a sum atr an a MU EL L.

Eu pho r biace ae

P oh on

27

ke m la nd in g sab ra ng , p eut eu y selo ng,


ke m la nd in ga n

Le uca en a g lauc a

Fab acea e

P oh on

28

K em un ing

M urra ya pan iculat a L. Jack, M exo tica

R uta cea e

P oh on

29

K ep oh (Ja wa ), ke puh ( Su nda )

St er culia foe tida L.

Ste rculiace ae

P oh on

30

K esa mb i, ko sam bi

Sch leiche ra o le osa

Sa pind ace ae

P oh on

31

K i be ur eu m, sur en ( Su nd a)

Too na sur en i M er r.

Me lia cea e

P oh on

32

K i Bino ng (Sun da ), W inon g (Ja wa )

Tet ra me le s n ud if lo r a R . Br

D atisca cea e

P oh on

33

K la m pis (Jaw a )

Aca cia t om en tosa W ILD .

Fab acea e

P oh on

34

K on dan g, go nd ang , g on da ng pu tih,


m a le m (S un da )

Ficus varie ga ta Bl.

Mo ra cea e

P oh on

35

L am e (S un da) P ulai, Pu le ( Jaw a)

Alsto nia scho laris R . B r .

Ap ocyna cea e

P oh on

36

L am to ro , P eta i cina , kla ndin gan (Jaw a)

Le uca en a le uco ceph ala (La m.) d e Wit

Fab acea e

P oh on

37

L ob i - Lob i ( Jaw a) ba lob i (S un da)

Flaco ur tia in er mis

Fla cou rt iace ae

P oh on

38

M ah on i

Sw iet en ia m acr op hylla King .

Me lia cea e

P oh on

39

M an gg a, Bua h (S und a) p elem ( Ja wa )

M an gifer a indica L .

An aca rd ia cea e

P oh on

40

M an gg u, Ma ngg is (Su nda )

Ga rcin ia m an gost an a

C lu ciace ae

P oh on

41

M ind i, gr ing ging ( Jaw a)

M elia a zeda ra ch L.

Me lia cea e

P oh on

42

M un can g ( Su nd a), m iri (Ja wa ) Ke mir i

Alleu rit es m olu ccan a

Fla cou rt iace ae

P oh on

Mo ra cea e

P oh on

Arto car pu s he te ro ph yllu s

Lam . Sy n : A .

43

N an gka

44

P asa ng

Qu erqu s spica ta, Q . lin ea ta

Pa gac eae

P oh on

45

P eta i (Jaw a) pe ut euy (S un da)

Pa rkia sp eciosa H a ssk

Fab acea e

P oh on

46

P ila ng (J aw a, Sun da )

Aca cia le uco phlo ea (R o xb.) W illd .

Fab acea e

P oh on

47

P la lar , p alah lar

D ip te ro car pu s h asse lt ii

D ip ter o capa cea e

P oh on

48

P la m bo yan

D elon ix r egia

Fab acea e

P oh on

49

P lo so

Bu tea m on osp er ma

Fab acea e

P oh on

50

R an du , ka pu k (Jaw a, Su nda )

C eiba p ent an dr a

Bo mb aca cea e

P oh on

51

R en gh as (S und a) ing as, r eng as (Ja wa )

Glut a ren gh as L

An aca rd ia cea e

P oh on

52

S alam , m ant in g (S un da)

Syzyg iu m po lya nt ha W igh Wa lp

Myr ta cea e

P oh on

53

S aw o

Ach ra s zap ot a

Sa pot ace ae

P oh on

54

S ep re h ( Jaw a )

La ur ace ae

P oh on

55

S er ut

Mo ra cea e

P oh on

in tegra

C eltis W igh tii

PL ANC H . F icus r ostr ata

LA MK .
St re blus asp er LO UR .

TK,

1, 2

26

L.

TK L,

HA S
TJB K

KPS

12

13

CA

SB H

KL W

> 40 %

U LN

PS I

K LW

14

15

16

17

18

19

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V
V
V

V
V

V
V

V
V
V

152

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Ha bita t
No

Na ma L okal

1
56
57

Nama La tin

2
S irsa k, sirsat (J awa), Nan gka walan da
(Su nd a)
S on o ke lin g, son o b rit s, so no sun gu
(Jawa)

Fam ili

7,8

TJK L

LDTI

10

11

An non ace ae

P oh on

Fab acea e

P oh on

Gne ta cea e

P oh on

59

Te mlo ko, kem loko (Jawa) m ala ka


(Su nd a)

Ph ylla nt us e mb lic a L .

Eu pho rbiace ae

P oh on

60

Tren gg uli

C asia fistu la , C. fistu lo sa

Fab acea e

P oh on

61

Wa re ng (J awa)

Lig ustrum sp p.

Olea cea e

P oh on

62

Wa ru

H ib iscus tilia ceu s L .

Ma lvacea e

P oh on

63

Wu ni (Jawa), hun i, b uni (S und a)

An tide sma b uniu s (L. ) Spren g

Eu pho rbiace ae

P oh on

64

A mp lasa n

Tet ra cera scan den s ME RR. Var. he beca rpa

D illen iace ae

65

A re uy g eu re un g, aka r g ame t (Su nda ),


g amet

Pe rica mp ylus g lau cus (La mk ) Me rr.

Me nisp erma cea e

A wa r - Aw ar

Ficus grossu la rio ides Bu rm. F. Ficus sep ticum


Bu rm .b .

Mo ra cea e

67

B ab in g (Ja wa ), katuk

Sa urop us and ro gyn us

(L) Merr.)

Eu pho rbiace ae

68

B ako (Sun da ), te mb ako

N ic otia na tab acco

So la na cea e

69

B ambu

Ba mb usa sp .

Po ace ae

70

B an dil, kiba nd il (S und a), ri b an dil (Jaw a) C alamus un if arius H. WE ND L

Areca cea e

71

Dan gd eu r, sam p eu (S un da), singk ong ,


tela, ub i kayu , ke tela po ho n, poh on g,
b od in (Jawa)

Eu pho rbiace ae

72

Dind in g, Me on ga n, kucing an , g ab usa n


Ae schyn om en e in dica LIN N. Cassia mim oso id es
Fab acea e
(Jawa), pe upe uteuya n, ra mesa h (Su nd a) LI NN.

73

E we l - Ew el, iw il-iw il

74

Ga de l

D erris het erop hylla

75

Giran g

Le ea rubra BL . L . in dica ME RR. L . a equ at a

Vita cea e

76

Hah ap aa n (Su nd a), O tok keb o, opo -o po


ke bo (Jaw a)

Flemin gia strob ilife ra Linn

Fab acea e

77

K alak

M it ro ph ora p olyp yre na M IQ. Orop he a h exa nd ra


BL . Pse udu varia re ticulat a MIQ . P . rog usa
M ERR . Uva ria ru fa BL . U. lett olaris

An non ace ae

M an ih ot utilissima

Sterculia campa nu la ta

(W illd.) Back.

TK,

5,6

Ta ngk il, ki ta ngkil (Su nd a) M elinjo (Ja wa ) Gn etu m gn em on L. var. g ne mo n

66

TK L,

3 ,4

58

D albe rg ia la tifolia Roxb

KU
1, 2

3
An no na mu rica ta

K elom p ok

Ste rculiace ae
Fab acea e

S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u

V
V

12

13

KL W

> 40 %

ULN

PS I

K LW

14

15

16

17

18

19

V
V

V
V

CA

SB H

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

S emak,
pe rd u

V
V

P oh on

S emak,
pe rd u

KPS

S emak,
pe rd u

S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u
S emak,
pe rd u

HA S
TJB K

V
V
V
V

V
V
V

153

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Ha bita t
No

Na ma L okal

Nam a La tin

Fam ili

K elom p ok

5, 6

7,8

TJK L

LD TI

10

11

K ap asan , k em ire n (Ja wa )

Ma lvacea e

79

K em ba ng Ka hu ru an , S oka (S un da ) so ko
Ixo ra java nica
(Jawa)

Rubia cea e

S em ak,
pe rd u

80

K em ba ng sat ek, saliyara, saliyere, ta hi


a yam , t ah i koto k,; cen te (S un da )
ke m ban g tele k, o bio, pu yen gan ,
t em be le k,; te mb elek an, te terap an ,
t atrap an , rem b ete (Jaw a)

Ve rb en acea e

S em ak,
pe rd u

81

K ersen (Sun da ), ta lo k, t alak asu h (Ja wa ) M un tingh ia ca lam bu ra

82

K i seg a, ho e (Su nd a) rota n (Ja wa )

C alam us cae sius B L.

Areca cea e

83

K is eureu h, seu re uh leu we un g,


g ed ebo ng , se use ureu ha n (Su nd a),
su ru ha n, siriha n (Ja wa )

Pip er ad un cum LI N N.

Pipe ra cea e

84

K la yu, kela yu, kuwalot , cu kila n (Ja wa )

Allop hyllus cob be Raeu sch

Sa pind ace ae

85

K op i

C off ea arab ica

Rubia cea e

86

K oro b en gu k (Jawa) o ro k-o ro k (Jaw a,


S un da)

M ucu na prurien s var. utilis

Fab acea e

87

M an gko kan

N oth op an ax sc ute lla riu m

Araliace ae

88

Op o-op o keb o (Jawa), hah ap aa n


(Su nd a)

Flem in gia ma croph ylla

89

R ire g, ro nd o graw ut, lan ja r ga ru t,


g aruta n, ba ru ta n, ri m u sa (Jawa ) c ucuk
ka lim u sa, ju kut bo ra ng (Su nda )

90

S alak

91
92

La nt ana ca ma ra

L.

Tilia ceae

(Wil d.) M err.

M im os a in visa S in. Mim osa dip lo tricha

C.

Wright
Sa lacca zalacca (Ga ertn. ) Vos s Za la ca edu lis

S eca ng, ka yu se can g (Jawa ) s oga jaw a


C ae salpin ia sa ppa n L.
(Su nd a)
Tu ba, oyo d tun gku l, tu ng kul (Jawa), tuwa
D erris ellip tica
let en g (Su nd a)

13

V
V

A aw ian (S un da), prin g-pring an (Jawa)

Po go na the ru m pan iceu m

95

A da l - Ada lan

Ba lio spe rm um m on tan um M ue ll. Arg

Eu pho rbiace ae

96

A kar m en cre t

97

A la ng -a lang (Jawa), ila la ng , e urih


(Su nd a), ka m ben ga n

Po ace ae,
Gram ina e

K LW

14

15

16

17

18

19

V
V

94

PS I

Fab acea e

ULN

S em ak,
pe rd u

Fab acea e

> 40 %

Fab acea e

S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

KL W

Areca cea e

CA

SB H

Po ace ae,
Gram ine ae

(L.)Beau v.

12

S em ak,
pe rd u

Mo ra cea e

Im pe ra ta cylin drica

S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u

KPS

S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u
S em ak,
pe rd u

HA S
TJB K

Fab acea e

U yah -u yah an (Jawa), a m is m ata (Sun da ) Ficus que rs if olia Ro xb

93

TK,

3 ,4

78

Da lz. Ex Dal z.& Gibs.

TK L,

1, 2

S em ak,
pe rd u

The spe sia lam p as

KU

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

154

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Ha bita t
No

Na ma L okal

Nama La tin

98

A mb ua n

99

A misa n

Famili

Den drob iu m Sp.

Orchida cea e

10 1 A pa - Ap a, opo -o po , o to

Mog han ia line ata L sin . Flem ingia linea ta

Fab acea e

A re uy Ca mca uh (Su nda ), ca mca u


10 2 ramb at, cing cau , cinca u, cao na n, cao ca o (Ja wa )

Argyre ia ca pita ta

C onvo lvulace ae

B an gkua ng , h uwi hiris (Sun da ),


b en gkoa ng , be susu (J awa)

Pa chyrhizus erosu s

(L.) Urb an

Fab acea e

10 4 B an gpa t

Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

Mic ro steg ium cilia tu m (Trin)A.Camu s

Po ace ae

Tum bu ha n
b awah

B ayon da h (ta mag a) (Sun da ), lamuran


(Jawa)

Mic ro steg ium cilia tu m (Trin)A.Camu s

Po ace ae

Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

10 7 B lu dru
10 8 B olu
10 9 B ro bo s

Le uca s zeyla nica

R. B R.

11 0 Cab e ged e (S und a) ca be merah , lomb ok Cap sic um an uu m

La mia cea e
So la na cea e

Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

LDTI

10

11

15

16

17

18

19

V
V

V
V

V
V

Tum bu ha n
b awah

11 8 Cep ot an

K LW

14

Sm ilaca ceae

Tum bu ha n
b awah

PS I

Smilax le ucop hylla

11 7 Cen et an

ULN

Tum bu ha n
b awah

> 40 %

Tum bu ha n
b awah

11 6 Cem e as

KL W

Oxalida cea e

11 5 Cek akluk

CA

SB H

Oxa lis ba rrelieri L.

So la na cea e

13

TJK L

Am ara nth ace ae

Ph ysalis a ng ulat a

12

7,8

Cyath ula prost ra ta

Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

KPS

5, 6

Calinc in g, ba ba lin gbin ga n, h ase um


11 2 (Su nd a) be limb in g tan ah , B elimb ing an
(Jawa)

Cec end et (S un da ), cep lukan , c ip lukan ,


11 4
ce prut an (Ja wa )

HA S
TJB K

3 ,4

Tum bu ha n
b awah

Can ar, c ang kores (S un da ) ri won o


(Jawa)

TK,

1, 2

Cak ar aya m, ce ker aya m, b ayam pas ir,


11 1
u pa -u pan an (Jawa)

11 3

TK L,

Tum bu ha n
b awah
Tum bu ha n
b awah

B ayon da h (ta mag a) (Sun da ), lamuran


10 5
(Jawa)
10 6

KU

Tum bu ha n
b awah

10 0 A ng re kan

10 3

K elomp ok

V
V

V
V

V
V

155

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

Famili

119 Cikri
120 Ciritan
Congkok, bedur (Sunda), Keloponan
121
(Jawa)
122 Cowekan

Curculigo orchioidesGaertn.

Amaryllidaceae

Panicum palmatum

Poaceae,
Gramineae

Kelompok

5
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

124 Deliman
Dinding, Meongan, kucingan, gabusan, ri
Aeschynomene indica LINN. Cassia mimosoides
125 kucingan (Jawa), peupeuteuyan,
Fabaceae
LINN.
ramesah (Sunda)

Tumbuhan
bawah

126 Drobos

Tumbuhan
bawah

127 Enceng enceng, onceng-onceng


Panicum notaum

Poaceae,
Gramineae

129 Gedongan

130 Gelang (Jawa), krokot (Krokot)

Trianthema portulacastrum L.
Portulaca axilliflora (non Pers.) Blanco, Portulaca
monogynum (L.)
Medik., Portulaca toston Blanco, Trianthema
Portulaceae
flexuosum Schumach. & Thon., Trianthema
littoralis
Cordem., Trianthema monanthogyna L.,
Trianthema

131 Glagah

Saccharum spontaneumL.

132 Gowekan

TKL,

1,2

3,4

5,6

7,8

TK,

TJKL LDTI
10

11

Poaceae

12

13

CA

SBH KLW > 40% ULN


14

15

16

17

PS I

KLW

18

19

V
V

V
V
V
V

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

HAS
TJBK KPS

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

123 Dayaan

128 Gajahan

KU

V
V

V
V

156

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

Han gasa, re sah (Jawa), hanggasa


(Sunda)
Hui boled (Sunda), Mantang, Ubi jalar,
134
ketela rambat (Jawa )
133

Famili

Amomum dealbatum Roxb.

Zingiberaceae

Ipomoea batatas

Concolvulaceae

135 Jagung

Zea mays L

Jampang, jukut caru lang (Sunda)


136
Rumput belulang, lulangan (Jawa)

Eleusine ind ic a (L.)Gaertn

Poaceae,
gramineae
Poaceae,
Gramina e

137 Jangkung
138 Jenggeran

Celosia cris tat a

Amaranthaceae

139 Jombang, Tempuyung (Jawa)

Sonchus arvensis

Ast eraceae

140

Jukut pait (Sunda), manggaran, jampang


Paspalum conjugatu m
pait (Jawa)

Poaceae,
Gramina e

141 K acang Ijo

Phaseolus radiat us

Fabacea e

142 K acang Tan ah

Arachis hypogaeaL.

Fabacea e

143 K acangan

Desmodium gangeticum

Fabacea e

K ah itutan (Sunda), daun kentut, entut entutan, sembukan (Jawa)

Paederia scandens (Lour.) Merr. Sin. Paederia


foetida

Rubiaceae

K akawatan, jukut kawat (Sunda)


Grintingan, grinting (Jawa)

Cynodon dacty lon (L.)Pers. Caprio la dactylon


(L.) O. K., Cynodon a rcuatus J. S. Presl. ex C.B. Presl.,
Cynodon da ctylon var. gl abratus (Steud.) Chiov.,
Poaceae,
Gramina e
Cynodon glabratus Steu d., Cynodon parviglumu s
Ohwi, Cynodon polevansii St ent., Panicum dact yl on
L.

144

145

146 K an gkungan
147 K arotak
148 K en tangan
149 K erisan (Jawa)

Carex bac cans

NEES.

Cyperaceae

150 K erisan (Jawa)

Carex bac cans

NEES.

Cyperaceae

Kelompok

5
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

KU

TKL,

TK,

1,2

3,4

5, 6

7,8

TJKL

LDTI

10

11

HAS
TJBK

KPS

12

13

CA

SBH

KLW

> 40%

ULN

PS I

K LW

14

15

16

17

18

19

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

157

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

Famili

151 Ketumbel

153 Klenyu
154 Kolojo no
155 Kolomit

158 Laronan (Jawa)

TJKL

LDTI

10

11

Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

12

13

Tumbuhan
bawah

Urtica ceae

Tumbuhan
bawah

Poaceae,
Gramineae

Tumbuhan
bawah

KL W

> 40%

ULN

PS I

KLW

14

15

16

17

18

19

162 Meme niran (S unda) meniran (Ja wa)

Phyllant hus niruri L.

Euphorbiaceae

163 Ot ok, tali oto (S un da )

Commelina nudiflora

Commelinaceae

164 Pacar ung u

Impatien s balsamina

Balsaminaceae

165 Pacing, pacingan (Jawa, Sunda)

Costus sericens sin. Costus speciosus

Zingiberaceae

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

Polypodia ceae

Tumbuhan
bawah

Momordica charant ia

Cucurbitaceae

Tumbuhan
bawah

Passifloraceae

Tumbuhan
bawah

Malvaceae

Tumbuhan
bawah

Phymatodes longissima (Bl.)J.Sm

168

Pletokan, rambutan (Jawa) kapilarung,


permut, garmot, mermot (Su nda)

Passiflora foetida Sinonim : Dysosmia foetida


(L.) M. Roem, Granadilla foetid a (L. ) Gaertn.,
Tripsilina
foetida (L. ) Raf.

169

Pungpulutan (S unda) puludan gerigi


(Jawa)

Urena lobata L.

V
V
V

V
V

Tumbuhan
bawah

161 Mangsinan, buah mangsi, buah t inta

CA

SBH

Poaceae,
Gramineae

Panicum repen s L.

KPS

Zingiberaceae

GAUD.

HAS
TJBK

RADDI.
Hoplismenus burmani

Lempuyangan, jajahean, juk ut gajahan


160 (Sunda) suk et lampuyangan, suket
balungan, jahenan (Jawa)

167 Paria (Sunda) Pare (Jawa)

7,8

Zingiber aroma ticum

Laport ea microst igma

TK,

5, 6

Zingiberaceae

Panicum uncinatum

TKL,

3,4

Zingiber aroma ticum

159 Lateng

166 Pakis

KU
1,2

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

152 Klateng

Lampuyang ruum, lempuyang wangi,


156
lampuyang emprit (Jawa )
Lampuyang ruum, lempuyang wangi,
157
lampuyang emprit (Jawa )

Kelompok

V
V

V
V
V
V

V
V

158

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

Famili

Putri malu, kumis kucing, bis kucing, silit Mimos a pudica


Duchass.&Walp
170 buntu, randa kaget (Jawa) sikejut, riyud,
Fabaceae
Mimosa
asperata
jukut riut (Sunda)
171 Rawatan (Jawa)

Ipomoea triloba

Convolvulaceae

172 Rumput jarum, domdoman (Jawa)

Andropogon aciculatus

Poaceae

173 Sembung
174

Sembung Kuwuk (Sunda) rumput


cuplikan (Jawa)

Blumea balsamifera

(L.) DC.

Blumea lacera DC.

Asteraceae
Asteraceae

175 Slentro
Suket adem, Adem ati, darandan,
176
darendeng (Jawa)
Takokak, cangkokak (Sunda) terong
177
pipit, terong tis, cepoka (Jawa)

Cyperus malaccensis

Lamk.

Solanum torvum Swartz

Cyperaceae
Solanaceae

178 Tales rambat


Tapak liman (Sunda), poliman, tutup
179
bumi, paleman (Jawa)

Elephantopus mollis

180 Teki (Jawa)

Cyperus esculentus

Asteraceae,
compositae

Kelompok

KU
1,2

3,4

5,6

7,8

Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah
Tumbuhan
bawah

15

16

PS I

KLW

17

18

19

V
V
V

Zingiberaceae

Tumbuhan
bawah

Ammomum coccium

Zingiberaceae

Tumbuhan
bawah

Alternanthera sessilis (L.)R.Br.exD

Amaranthaceae

Tumbuhan
bawah

185 Wilus (Jawa), hui upas (Sunda)

Dioscorea pyrifolia Kunth. Sin. Dioscorea


dispenhorstii Miquel, D. oppositifolia L. sensu auct
mult., D. zollingeriana Kunth.

Dioscoreaceae

Tumbuhan
bawah

186 Gembilina

Gmelia arborea

Verbenaceae

Pohon

14

CA

KLW > 40% ULN

Tolod, daun kremah,tolod soya,


keremek, tali said, krema

13

Tumbuhan
bawah

184

12

SBH

Asteraceae

183 Tepus (Jawa), teupus (Sunda)

11

HAS
TJBK KPS

Temulawak, purot, temu (Jawa) koneng


Curcuma xanthorrhiza Roxb.
gede (Sunda)

10

Tumbuhan
bawah

182

TJKL LDTI

Tumbuhan
bawah

Teklan, tekelan, kirinyuh, rumput golk ar, Chromolaena odorata (L.)King&H.E.


181 katepos, glepangan, kitambah, kiungkuk
Robins.. Euphatorium odoratum
(Sunda) sigromabur, badegan (Jawa)

TK,

Cyperaceae

L.

TKL,

V
V

V
V

V
V

159

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

Famili

Kelompok

KU

TKL,

1,2

3,4

5,6

7,8

TK,

TJKL LDTI
10

11

HAS
TJBK KPS
12

13

SBH
14

CA

KLW > 40%


15

16

187 Jatisari

188 Jenu

189 Jerakah

190 Kambang

ULN

PS I

KLW

17

18

19

191 Kancilan

192 Kawitan

193 Kayen

Albizia sp.

Fabaceae

Pohon

194 Kemadu, kemadoh

Laportea stimulans (Lf) Gaud

Urticaceae

Pohon

V
V

195 Kemanggisan

196 Kipas

197 Klanji

198 Kopetan

199 Koriyam

200 Krotah

201 Kuniran

202 Langon

203 Lanji

205 Lawatan

206 Lengek

V
V

204 Laosan

V
V

V
V

207 Linyo
208 Lowing, luwing

V
Ficus hispida LINN.

Moraceae

209 Lulup

Pohon

210 Marenggo

211 Mresah

212 Musai

213 Ngirang

214 Pakuan
215 Palem

V
Arecaceae

160

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

1
216 Pandan

Nama Latin

3
Pandanus tectorius Sol.

Famili

4
Pandanaceae

217 Patk Mas

Kelompok

KU

TKL,

1,2

3,4

5,6

7,8

TK,

TJKL LDTI
10

11

HAS
TJBK KPS
12

13

CA

SBH KLW > 40% ULN


14

15

Tumbuhan
bawah

16

220 Pentolan

V
V

221 Penyukan

222 Pepeng

V
Musa sp.

Musaceae

224 Pliketan

225 Pocang-Pacing

226 Renusak

227 Ri Cantel

228 Riret

229 Rokem

231 Rumput Tuton

230 Rondokangen

232 Selonyono

V
V

234 Senting

235 Seworan

236 Silium
237 Slemprok

19

219 Pengukan

233 Semprok

KLW

18

218 Penggung

223 Pisang

17

PS I

238 Tejo

239 Tempung Wiyung

240 Tolo- Tolo

241 Tombomeyung

242 Trombolan

161

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati pada kawasan


hutan

maka

pada

tahun

2008

dilakukan

kegiatan

survey

keanekaragaman hayati pada kawasan hutan (kawasan perlindungan


dan kawasan produksi).

Identifikasi dilakukan pada tingkatan

tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang serta pohon. Dilakukan


dengan menggunakan metode transek.
2) Satwa Liar
Kegiatan pemantauan satwaliar di kawasan produksi dilakukan dalam
rangka menilai dampak kegiatan pengelolaan hutan terhadap jumlah
jenis dan penyebaran jenis-jenis satwa RTE.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, keberadaan satwa
liar di kawasan Hutan KPH Kendal sangat fluktuatif. Kondisi habitat
satwa serta gangguan berupa perburuan satwa berpengaruh
terhadap keberadaan satwa liar.
Keberadaan satwa mulai dimonitor oleh KPH Kendal pada tahun 2006
dengan melakukan identifikasi pada semua bagian hutan dengan
hasil sebagai tabel 7.27.

Tabel 7.27. Hasil Survey Satwa KPH Kendal

162

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

NamaLokal

Nama Latin

KU

TKL, TK,

1,2 3,4 5,6 7,8 TJKL LDTI


1

TJBKKPS
10

11

HAS

CA

SBH KLW >40% ULN PS I KLW


12

13

14

15 16

17

I. MAMALIA
1 Babi Hutan

Sus scrofa

2 Bajing
3 Blacan

4 Harimau

5 Kalong

6 Kelelawar
7 Kijang

V
Muntiacus muntjak

V
V

8 Lutung

9 Luwak

10 Monyet ekor Panj.

Macaca fascicularis

11 Musang

V
V

12 Tokek
13 Tupai

Tupaiaminor

14 Tupai Jegidik

V
V

II AVES
1 Ayam ayaman
2 Ayam Hutan

V
Gallus varius

3 Ayaman

4 Bawangan
5 Bentet Kelabu

V
V

V
Lanius schach

6 Betet

7 Betet Biasa

Psittacula alexandri

8 Bido

Spilornis cheela

V
V

9 Blekok

10 Brenjangan

11 Bubut

12 Cabak

13 Cechu / Dechu
14 CekakakSungai
15 Ciblek

V
V

18 Cici

16 Cica Copi
17 Cichoho

V
Todirhamphus chloris

20 CinenemKelabu

21 CipakKucat

22 Ciplok

23 Cipoh

24 Citu

25 Ciu Kunyit

19 Cicoho

V
V

163

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

Nama Lokal

Nama Latin

KU

TKL, TK,

1,2 3,4 5,6 7,8 TJKL LDTI


1

TJBK KPS
10

11

HAS
12

13

26 Clolok

14

15

16

28 Dadali

29 Decu

V
Streptopelia bitorquata

31 Derbubut

V
V

V
V

V
V

33 Elang

34 Elang Hitam

35 Elang Ular Bido

36 Emprit

37 Gelatik

38 Gemak

V
V
V

39 Gepeng

40 Gereja Erasia

41 Glatik Batu Kelabu

42 Hantu

43 Jalak

V
V

45 Kacer

46 Kadalan

47 Kapasan

48 Keladi Ulam

49 Kepodang

50 Kuniran

51 Kutilang

52 Kutul

V
V

V
V

V
V

V
V

V
V

44 Jinjing Batu

V
V

V
V

V
V

54 Madu Kelapa

55 Merak

Pavo muticus

56 Merbuh Cerucuk

Pycnonotus goavier

57 Ngantenan

V
V

58 Pejantung

59 Pelatuk

60 Pentet

Geopelia striata

62 Pipit
63 Platak

Prinia familiaris

66 Prenjak Syp Grs

V
Treron sp

V
V

V
V

68 Punai Hijau

69 Punglor
70 Puyuh Batu

64 Plentet

67 Punai

53 Larwo

65 Prenjak

32 Drabang

61 Perkutut

17

27 Colibri

30 Dederuk

CA

SBH KLW > 40% ULN PS I KLW

V
V

71 Rajawali

72 Salakan

73 Sapi sapian
74 Sarangmadu

75 Srigunting

V
V

V
V

164

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Habitat
No

NamaLokal

Nama Latin

KU

TKL, TK,

1,2 3,4 5,6 7,8 TJKL LDTI


76 Srigunting Hitam

Dicrurus macrocercus

77 Srikatan

78 Sriti

V
V

HAS

CA

SBH KLW > 40% ULN PS I KLW

10

11

13

14

15

16

17

V
V

79 Sulingan
80 Tekukur

TJBKKPS

12

V
Streptopelia chinensis

V
V

81 Trocok

82 Trucak

83 Urangan

V
V

III. AMPHIBI/REPTIL
1

Bangkong
batu/Boncet sawah

2 Bangkong kerdil
Bencok/Kongkang
3
kolam
4 Biawak

Varanus salvator

5 Cicak hutan

6 Kadal coklat

7 Kadal hutan

8 Kadal kebon

9 Katak Bangkong

10 Katak Bencok

11 Katak Brontok

12 Katak Coklat

V
V

V
V

13 Katak Daun

14 Katak pohon jawa

15 Katak Precil

16 Katak sawah/Hijau

17 Katak Tegalan

V
V

18 Kintel

22 Tokek

Manis javanica

V
V

25 Ular Dedor

V
V

26 Ular Dudak

V
V

28 Ular hijau

29 Ular Jedoran

30 Ular Kobra

31 Ular Sanca/Piton

V
V

32 Ular sawah

33 Ular Sawo

34 Ular Sendok

35 Ular Tanah

21 Precil

27 Ular Gadung

20 Kongkang Jengkrik

24 Ular Ari-Ari Angon

19 Klarap/Cicak terbang

23 Trengguling

165

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Berdasarkan tabel 8.44 di atas beberapa satwa merupakan satwa yang


dilindungi berdasarkan PP No 7 tahun 1999 dan atau CITES Appendiks I
karena jenis dan jumlahnya dialam sudah sangat sedikit dan dikhawatirkan
akan punah (perdagannya tidak boleh sama sekali) antara lain macan tutul

(Panthera pardus) dan Appendiks II karena jenis yang ada pada saat ini
tidak termasuk terancam punah, tetapi memiliki kemungkinan untuk punah
jika perdagannya tidak diatur antara lain :

lutung (Trachypithecus

auratus), ayam hutan, elang hitam, merak (Pavo muticus), monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis), kijang dll.
Pengamatan mengenai keberadaan dan penyebaran satwa liar dilakukan
dengan pencatatan di lapangan melalui perjumpaan langsung, jejak satwa
maupun berdasarkan informasi masyarakat setempat.
Berdasarkan pengamatan keberadaan jumlah dan jenis satwa erta
penyebaran satwaliar tahun 2008 s.d 2010, dapat disimpulkan bahwa
hasilnya fluktuatif.
Dalam rangka mengetahui tingkat keanekaragaman satwa liar dalam
kawasan hutan maka dilakukan survey keanekaragaman hayati pada tahun
2008 dengan hasil sebagai berikut :
a)

KU I & II, ditemukan Mamalia sebanyak 5 jenis, sebanyak 54 jenis Aves, dan
10 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 69 jenis.

b)

KU III & IV, ditemukan Mamalia sebanyak 4 jenis, sebanyak 50 jenis Aves, dan
12 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 56 jenis.

c)

KU V & VI, ditemukan Mamalia sebanyak 1 jenis, sebanyak 12 jenis Aves, dan
2 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 15 jenis.

d)

KU VII & VIII, ditemukan Mamalia sebanyak 3 jenis, sebanyak 22 jenis Aves,
dan 6 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 31 jenis.

e)

Kelas Hutan TKL LTJL, ditemukan Mamalia sebanyak 4 jenis, sebanyak 34


jenis Aves, dan 10 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 48 jenis.

f)

TK & LDTI, tidak ditemukan Mamalia, sebanyak 34 jenis Aves, dan 10 jenis
Amphibi/Reptil. Jumlah total 52 jenis.

g)

Kelas Hutan TJBK, ditemukan Mamalia sebanyak 5 jenis, sebanyak 47 jenis


Aves, dan 13 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 65 jenis.

h)

HAS Subah, tidak ditemukan Mamalia, sebanyak 6 jenis Aves, dan 1 jenis
Amphibi/Reptil. Jumlah total 7 jenis. Kawasan Hutan Alam Sekunder Subah
merupakan zona penyangga untuk Cagar Alam Ulolanang Subah.
166

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

i)

HAS Kaliwungu, tidak ditemukan Mamalia, sebanyak 33 jenis Aves, dan tidak
diketemukan jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 33 jenis. Kawasan Hutan
Alam Sekunder Kaliwungu merupakan zona penyangga untuk Cagar Alam
Pagerwunung Boja.

j)

Kawasan dengan Kelerengan > 40%, ditemukan Mamalia sebanyak 6 jenis,


sebanyak 34 jenis Aves, dan 9 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 49 jenis.

k)

CA Ulolanang ditemukan Mamalia sebanyak 2 jenis, sebanyak 17 jenis Aves,


dan 4 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 23 jenis.
Kawasan Cagar Alam Ulo lanang Kecubung merupakaan kawasan hutan alam
yang berbatasan dengan wilayah jati milik Perum Perhutani. Pada kawasan
Cagar Alam Ulolanang ditemukan satwa RTE yaitu Lutung (Trachypithecus
auratus). Pada areal Cagar Alam wilayah seperti ini memiliki nilai konservasi
tinggi kategori HCV 1.

l)

CA Peson I Subah, tidak ditemukan Mamalia, sebanyak 15 jenis Aves, dan 3


jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 18 jenis.
Pada kawasan Cagar Alam Peson I Subah

ditemukan satwa RTE yaitu

Kepodang (Oriolus chinensis). Pada areal Cagar Alam wilayah seperti ini
memiliki nilai konservasi tinggi kategori HCV 1.
m)

CA Kaliwungu, ditemukan Mamalia sebanyak 2 jenis, sebanyak 28 jenis Aves,


dan 3 jenis Amphibi/Reptil. Jumlah total 33 jenis.
Pada kawasan Cagar Alam Kaliwungu juga ditemukan satwa RTE yaitu Rusa
(Cervus timorensis) dan Kepodang (Oriolus chinensis). Pada areal Cagar Alam
wilayah seperti ini memiliki nilai konservasi tinggi kategori HCV 1.

n)

Macan Tutul (Panthera pardus


Macan tutul merupakan salah satu jenis mamalia yang berstatus LC (IUCN,
1994) yaitu memiliki resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam dan
termasuk salah satu jenis satwa yang terdaftar dalam Appendix I dokumen
CITES, yaitu satwa yang dibatasi perdagangannya. Keberadaan macan tutul di
kawasan KPPN petak 9 BKPH Besokor, menjadikannya sebagai salah satu
target konservasi penting, karena jenis mamalia tersebut merupakan Species
Interes yang dapat dijadikan sebagai indikator baik tidaknya kondisi hutan
pada kawasan tersebut.

o)

Lutung (Trachypithecus auratus)


Cagar Alam Ulolanang seluas 69,4 Ha, HAS Subah seluas 362,9 Ha dan Petak
61 A BKPH Sojomerto (Curug Sewu) seluas 57,2 Ha ditetapkan sebagai
kawasan pengelolaan Lutung yang termasuk dalam NKT 1.3. Karena petak167

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

petak tersebut adalah tempat dikemukannya lutung. Lutung termasuk satwa


CITES : Appendix II, dan IUCN EN.
p)

Rusa (Cervus timorensis)


Hasil survey biodiversity menetapkan rusa

sebagai spesies interest KPH

Kendal. CA Pagerwunung dan HAS Kaliwungu ditetapkan sebagai kawasan


pengelolaan rusa .
q)

Kepodang (Oriolus chinensis)


Hasil survey biodiversity menetapkan kepodang sebagai spesies interest KPH
Kendal. CA Ulolanang, CA Pagerwunung, CA Peson, Kawasan dengan
Kelerengan > 40%, KPS ditetapkan sebagai kawasan pengelolaan Kepodang
karena lokasi tersebut adalah tempat ditemukannya kepodang.

r)

Ekosistem RTE
Target Konservasi Ekosistem RTE terdiri dari petak 44a BKPH Besokor seluas
49,5 Ha merupakan kawasan curam dengan komposisi vegetasi jenis rimba
dan merupakan habitat trenggiling, Curug Sewu (HAS Curam) petak 61A seluas
57,2 Ha BKPH Sojomerto merupakan kawasan curam dan sebagai habitat
lutung dan kepodang, petak 9 B (KPPN) BKPH Besokor seluas 70,6 HA sebagai
habitat Macan tutul dan petak 39f (HAS Curam) seluas 12 Ha sebagai habitat
kepodang.

3)

Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT)


Identifikasi keberadaan kawasan bernilai konservasi tinggi dilakukan untuk
mengetahui kawasan hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi dan
perlunya dilakukan perlindungan terhadap kawasan tersebut.
Kawasan hutan KPH Kendal memiliki Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi
yang terdiri dari NKT 1; 1.1; 1.2; 1.3; 1.4; 2; 2.3; 3; 3.1; 4; 4.1a; 4.1b; 4.2;
4.3; 5; 5.1; 6 dan 6.1.
Dari identifikasi dan penilaian yang telah dilakukan terhadap kawasan hutan
KPH Kendal pada tahun 2008 (Dokumen Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi,
2008), KPH Kendal memiliki hutan dengan nilai konservasi tinggi sebagai
berikut :
Nilai-Nilai Ekologis ;
a)

NKT 1. Kawasan yang Mempunyai Tingkat Keanekaragaman Hayati yang


Penting

168

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

NKT 1.1 Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung


keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung dan/atau konservasi.
Berdasarkan atribut NKT 1.1. kawasan hutan KPH Kendal teridentifikasi
beberapa lokasi yaitu ;

Cagar Alam Ulolanang


Cagar Alam Ulo lanang Kecubung

ini ditunjuk berdasarkan Besluit

Gubernur Jenderal Hndia Belanda No 25 Stbl 765 tanggal 8 Desember


1922. dan oleh Pemerintah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam
berdasarkan keputusan Meneteri Kehutanan dalam Surat Keputusan No.
SK. 106/Menhut-II/2000 tanggal 14 April 2004 seluas 69,7 Ha.
Cagar Alam Ulo lanang Kecubung berada pada topografi lereng
bergelombang, serta memiliki jenis tanah latosol dari bahan induk batu
bekuan basisi dan intermedier dengan sifat tanah agak asam sampai
asam, warna kuning coklat atau merah dan peka terhadap erosi.
Berdasarkan hasil survey biodiversity tahun 2009 diperoleh 25 jenis
tumbuhan bawah, 12 jenis pohon, 3 jenis mamalia, 23 jenis aves dan 7
jenis herpetofauna.

Cagar Alam Peson Subah I


Cagar Alam Peson Subah I terletak di Kabupaten Batang Jawa Tengah
seluas 30 Ha, yang ditunjuk berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal
Belanda No 83 Stbl no. 392 tanggal 7 Nopember 1919 dan oleh
Pemerintah Indonesia ditetapkan sebgai Cagar Alam berdasarkan SK
Menhut No.82/MENHUT-II/2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan
Peson Subah I seluas 104.000 mdi Kabupaten Batang, Propinsi Jawa
Tengah sebagai Cagara Alam tanggal 10 Maret 2004.
Berdasarkan hasil survey biodiversity tahun 2009, ditemukan 17 jenis
tumbuhan bawah, 3 jenis pohon, 17 jenis aves, 1 jenis mamalia dan 2
jenis herpeto fauna.

Cagar Alam Pagurwunung


Cagar Alam Pagerwunung Darupono ditunjuk sebagai kawasan cagar
alam Berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.19
Staatblad No 37 tanggal 21 Januari 1933, seluas 30 Ha dan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 435/Kpts-II/1999
tentang penunjukan Kawasan Hutan di wilayah Propinsi Daerah Tk.I Jawa
Tengah seluas 761,560 Ha dan CA Pagerwunung Darupono termasuk di
dalamnya sebagai Kawasan Suaka Alam. Pada bulan Pebruari 2000
dilakukan rekonstruksi Tata Batas Fungsi Kawasan Hutan Cagar Alam
169

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

sepanjang 2,431 km

yang kemudian diketahui luas cagar alam

Pagerwunung Darupono seluas 33, 2Ha.


Berdasarkan hasil survey biodiversity tahun 2009, ditemukan 16 jenis
tumbuhan bawah, 14 jens pohon, 25 jenis aves, 1 jenis mamalia dan 6
jenis herpetofauna.

Hutan Alam Sekunder (HAS) Subah


Hutan Alam Sekunder (HAS) Subah seluas 238,1 ha. Kawasan ini
merupakan kawasan penyangga dari zona inti cagar alam Ulolanang
dengan type hutan campur, yang terdiri dari jati dan rimba lokal lainnya.
Berdasarkan hasil survey Biodiversity 2009, ditemukan 11 jenis
tumbuhan bawah, 5 jenis pohon, 12 jenis aves dan 1 jenis herpetofauna.
HAS Subah adalah Hutan Alam Sekunder (Semi Natural Forest Origin)
yang yang merupakan buffer zone untuk kawasan Cagar Alam Ulo lanang.
Menurut atribut NKT kawasan yang teridentifikasi sebagai buffer zone
Cagar Alam mempunyai nilai sebagai NKT 1.1.

Hutan Alam Sekunder (HAS) Kaliwungu


Hutan Alam Sekunder (HAS) Kaliwungu merupakan kawasan penyangga
dari zona inti hutan cagar alam Pager Wunung dengan luas kawasan HAS
Kaliwungu sebesar 276,7 Ha. Kawasan ini ditetapkan pada tahun 2008
sesuai penataan jangka 10 dari Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan
KPH Kendal Jangka 2008 s.d 2017.
Berdasarkan hasil survey Biodiversity 2009, ditemukan 17 jenis
tumbuhan bawah, 15 jenis pohon, 18 jenis aves, 2 jenis mamalia dan 4
jenis herpetofauna.
HAS Kaliwungu adalah Hutan Alam Sekunder (Semi Natural Forest Origin)
yang yang merupakan buffer zone untuk kawasan Cagar Alam
Pagerwunung. Menurut atribut NKT kawasan yang teridentifikasi sebagai
buffer zone Cagar Alam mempunyai nilai sebagai NKT 1.1.

b)

NKT 1.2. Unit managemen berada berisi (mungkin) species hampir punah
(IUCN).
Berdasarkan atribut NKT 1.2. kawasan hutan KPH Kendal tidak teridentifikasi
adanya spesies hampir punah (NKT 1.2).

c)

NKT 1.3. Unit Managemen Hutan berisi konsentrasi species endemis, langka,
terancam dan hampir punah.

Jenis Flora : tidak diketemukan spesies endemis, langka, terancam dan


hampir punah.

Jenis Fauna :
170

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Macan Tutul (Panthera pardus)


Berdasarkan hasil survey biodiversity bulan Juli Agustus 2007,
macan tutull ditemukan pada habitat kelerengan > 40% (Petak 9
RPH Besokor BKPH Sojomerto) dengan status perlindungan : SK
Mentan No. 421/KPTS/UM/8/1970; PP No. 7 Tahun 1999; CITES
Apendix I; IUCN : LC.
Macan tutul merupakan top predator yang termasuk satwa CITES :
Apendix I. Mengacu pada atribut-atribut KBKT maka macan tutul
termasuk kedalam NKT 1.3.

Lutung (Trachypithecus auratus)


Cagar Alam Ulolanang seluas 69,4 Ha, HAS Subah seluas 362,9 Ha
dan Petak 61 A BKPH Sojomerto (Curug Sewu) seluas 57,2 Ha
ditetapkan sebagai kawasan pengelolaan Lutung yang termasuk
dalam NKT 1.3. Karena petak-petak tersebut adalah tempat
dikemukannya lutung.
Lutung termasuk satwa CITES : Appendix II, dan IUCN EN. Mengacu
pada atribut-atribut KBKT maka lutung termasuk kedalam NKT 1.3

d)

NKT 1.4. Unit manajemen Hutan berisi habitat kritis, jalur atau lokasi tujuan
migrasi, atau konsentrasi spesies semusim.
Goa Kiskendo yang terdapat pada KPH Kendal merupakan tempat berlindung
dari beberapa jenis kelelawar. Kelelawar-kelawar tersebut berada di dalam
goa sepanjang siang hari dan keluar goa pada malam hari untuk mencari
makanan. Makanan kelelawar adalah serangga, jadi secara tidak langsung
kelelawar juga merupakan isektisida alami yang membantu petani dalam
pembasmian hama serangga yang menyerang tanamannya.
Kawasan Goa di sekitar Goa Kiskendo merupakan daerah migrasi dan tempat
berlindung Kelelawar dan beberapa jenis satwa lainnya. Menurut atribut NKT
kawasan yang merupakan tempat migrasi dan berlindung satwa merupakan
kawasan yang memiliki nilai sebagai NKT 1.4.

e)

NKT 2. Kawasan hutan secara global, regional atau nasional berisi lanskap
hutan yang luas, berada di dalam, atau unit manajemen berada di dalamnya,
dimana populasi yang tumbuh didalamnya kebanyakan atau jika tidak
semuanya merupakan spesies alami dengan penyebaran dan kelimpahan pola
alami

f)

NKT 2.1. Unit manajemen hutan merupakan atau terdiri dari lanskap hutan
yang luas.

171

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Sistem lahan mengidentifikasi kombinasi tipe batuan, hidroklimatologi, bentuk


lahan, tanah dan organisme seta keterkaitan antara faktor-faktor ini. Suatu
sistem lahan tidak unik untuk satu tempat tertentu tetapi dapat terulang di
tempat lain jika terdapat kombinasi tertentu dari ciri-ciri tersebut. Sistem
lahan yang serupa dapat dikelompokkan dengan berbagai cara untuk
menghasilkan tipe fisiografis dan wilayah fisiografis. Jawa dan Bali dapat
dibagi menjadi empat wilayah fisiografis utama.
Mempertimbangkan (1) proporsi luas KPH Kendal terhadap luas wilayah
fisiografis dataran dan kaki bukit utara sangat kecil 0,91% dan (2) kawasan
hutan KPH-KPH Perum Perhutani yang berada pada wilayah fisiografis sama
yang dikelola dengan tujuan pengelolaan yang sama tidak mengalami gradasi
hutan dalam bentuk alih fungsi lahan, maka kawasan KPH Kendal bukan
merupakan NKT 2.1 ditinjau dari besarnya lanskap dan nilai-nilai
keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya..
g)

NKT 2.2. Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem dengan
Garis Batas yang Tidak Terputus (berkesinambungan).
Kawasan hutan KPH Kendal terdiri dari hanya satu ekosistem yaitu ekosistem
hutan tanaman jati.
Mengacu pada atribut-atribut KBKT maka kawasan KPH Kendal bukan
merupakan NKT 2.2 ditinjau dari besarnya lanskap dan nilai-nilai
keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

h)

NKT 2.3 Unit Manajemen Hutan mempunyai populasi spesies yang ada secara
alami dalam jumlah yang layak.
Berdasarkan survey biodiversity telah ditentukan 3 (tiga) species interest yaitu
:

Macan Tutul (Panthera pardus)

Kepodang (Oriolus chinensis)

Rusa (Cervus timorensis)

Macan Tutul (Panthera pardus), Kepodang (Oriolus chinensis) dan Rusa


(Cervus timorensis) merupakan satwa interest di KPH Kendal. Menurut atribut
NKT habitat satwa interest merupakan kawasan yang mengandung populasi
dari perwakilan spesies alami. Kawasan tersebut memiliki nilai NKT 2.3.
i)

NKT 3. Unit manajemen hutan berisi ekosistem langka, terancam dan hampir
punah.
Berdasarkan keadaan topografinya kawasan hutan di KPH Kendal tersebar dari
dataran landai (bagian utara) hingga bergelombang (bagian selatan),
172

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pengaruh pegunungan Dieng. Elevasi kawasan berkisar antara 0 mdpl534


mdpl.

Berdasarkan dokumen hasil kajian lingkungan ekosistem kawasan

hutan KPH Kendal dengan luas keseluruhan 20.413,9 Ha termasuk kedalam


ekosistem hutan dataran rendah.
Berdasarkan atribut NKT, kawasan hutan alam dataran rendah KPH Kendal
(Hutan Alam Besokor, Hutan Alam Curug Sewu, dan Hutan Alam Goa Kukulan)
termasuk ekosistem langka, terancam dan hampir punah sehingga
mengandung nilai NKT 3 (Ekosistem RTE).
j)

NKT 4. Kawasan hutan dapat memberikan jasa alam dasar dalam kondisi
kritis (contoh : perlindungan tata air, kontrol erosi).

k)

NKT 4.1.a.Unit Manajemen Hutan menyediakan pasokan utama kebutuhan air


minum.
Di dalam kawasan hutan KPH Kendal, banyak terdapat mata air yang dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air minum, pengairan sawah dan
untuk keperluan mandi-cuci.
Pada NKT 4.1 a ini terdapat 13 mata air sebagaimana tabel 7.28.

Tabel 7.28. Nilai Viabilitas Mata Air (NKT 4.1)

173

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.

SYSTEM/TARGET KONSERVASI

SIZE
CONDITION
LANDSCAPE RANGKING
GRADE WEIGHT GRADE WEIGHT GRADE WEIGHT VIABILITAS
4

1 MACokroTulung Ptk 1dBKPHSubah


2 MAKali Alang ptk 21bBKPHSubah

POOR
POOR

1,0
1,0

FAIR
FAIR

2,000 FAIR
2,330 FAIR

2,500
2,250

POOR
POOR

10

3 MAKuthung Muno Ptk 30cBKPH Subah


4 MATuk CabaiPtk 53g BKPHSubah

FAIR
POOR

2,0
1,0

POOR
FAIR

1,330 FAIR
2,670 FAIR

2,500
2,250

POOR
POOR

5 MATuk Kali Bathang Ptk 92b BKPHPlelen


6 MATuk Pancuran Ptk 93b BKPH Plelen

POOR
POOR

1,0
1,0

FAIR
FAIR

2,330 FAIR
2,670 FAIR

2,250
2,500

POOR
FAIR

7 MANgasinan Ptk7c BKPHSojomerto


8 MAPtk 27a BKPHBoja

POOR
POOR

1,0
1,0

FAIR
POOR

2,670 FAIR
1,670 FAIR

2,380
2,880

FAIR
FAIR

9 MAPtk 56a BKPHBoja


10 MASekenyes Ptk71g BKPH Boja

POOR
POOR

1,0
1,0

FAIR
Poor

2,670 FAIR
1,330 FAIR

2,630
2,500

FAIR
POOR

11 MATuk Dandang Ptk 72f BKPH Boja


12 MATuk Tumpang Ptk 13nBKPH MAngkang

POOR
POOR

1,0
1,0

FAIR
FAIR

2,670 FAIR
2,000 FAIR

2,500
2,000

POOR
POOR

13 MASirendeng Ptk 49kBKPH Mangkang

POOR

1,0

POOR

1,330 FAIR

2,500

POOR

Sumber data : Data Base LingkunganKPHKendal

Dari tabel tersebut dapat diketahui terdapat 9 mata air yang berada dalam
nilai kelangsungan hidup (Viabilitas) Poor dan 6 mata air dengan nilai viabilitas
Fair.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka wilayah KPH Kendal
memiliki wilayah kritis sebagai penyedia air baik musim hujan maupun
kemarau untuk keperluan masyarakat sekitarnya dengan kata lain merupakan
kategori NKT 4.1.
l)

NKT 4.1.b Unit Manajemen Hutan memiliki bagian yang sangat penting akan
area tangkapan air.
Areal hutan KPH Kendal merupakan area tangkapan air yang meliputi 12 DAS
sebagaimana tabel 7.29.

Tabel 7.29. Nilai Viabilitas DAS (NKT 4.1)

174

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.

SYSTEM/TARGET
KONSERVASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

SIZE
CONDITION
LANDSCAPE
RANGKING
GRADE WEIGHT GRADE WEIGHT GRADE WEIGHT VIABILITAS
4

DAS BODRI
DAS SEMARANG BARAT

FAIR
FAIR

2
2

POOR
POOR

1,619
1,786

DAS SEMARANG TIMUR


DAS GARANG
DAS BLUKAR
DAS LAMPIR
DAS BLORONG
DAS KENTRUNG

GOOD
FAIR
FAIR
FAIR
FAIR
FAIR

3
2
2
2
2
2

POOR
POOR
POOR
FAIR
POOR
FAIR

DAS KURIPAN
DAS SAMBONG
DAS BOYO
DAS URANG

FAIR
GOOD
FAIR
FAIR

2
3
2
2

FAIR
POOR
FAIR
FAIR

FAIR
FAIR

10

2,958
2,688

FAIR
FAIR

1,429 POOR
1,429 FAIR
1,750 GOOD
2,107 FAIR
1,714 FAIR
2,000 FAIR

1,750
2,250
3,125
2,938
2,847
2,750

FAIR
POOR
FAIR
FAIR
FAIR
FAIR

2,429 GOOD
1,857 FAIR
2,000 FAIR
2,321 GOOD

3,000
2,125
2,938
3,156

FAIR
FAIR
FAIR
FAIR

Sumber data : Data Base Lingkungan KPH Kendal

Nilai kelangsungan hidup (viabilitas) dari 12 target konservasi ini adalah 1 DAS
Poor dan 11 DAS lainnya Fair.
m)

NKT 4.2. Di dalam Unit Manajemen Hutan terdapat proporsi yang signifikan
areal yang terjal atau rawan erosi.
Untuk mengetahui luasan KPH Kendal yang terjal dan rawan erosi bisa dilihat
dari analisis topografi KPH Kendal berdasarkan kelas lerengnya.
Dari data RPKH KPH Kendal Periode Tahun 2008-2017 diketahui bahwa
wilayah KPH Kendal memiliki areal dengan kelerengan > 45 % seluas 320,7 Ha
atau setara dengan 1,57 % dari luasan total KPH Kendal. Secara proporsional
luasan kawasan yang memiliki kelerengan > 45 % cukup luas dalam wilayah
KPH Kendal.
Termasuk di dalam data tersebut diatas, KPH Kendal telah mengidentifikasi
wilayah-wilayah yang memiliki kelerengan diatas 45 % dijadikan sebagai
kawasan dengan tujuan pengelolaan untuk perlindungan. Dalam bagan
pembagian kawasan hutan berdasarkan tujuan pengelolaan bab keadaan
umum buku ini, kawasan yang memiliki kelerengan diatas 45 % termasuk
dalam wilayah pengelolaan kawasan curam dengan kelas perusahaan LDTI.
Kawasan yang memiliki kelerengan > 45% (Kawasan Curam) di KPH Kendal
peruntukannya dan pengelolaannya sudah pasti, tidak ada konversi lahan
untuk peruntukan lainnya yang dapat menyebabkan erosi besar.

n)

NKT 4.3 Wilayah Unit Manajemen Hutan yang berfungsi untuk menghalangi
kebakaran yang merusak.
Secara umum pada musim kemarau di wilayah KPH Kendal selalu terjadi
kebakaran hutan dalam jumlah kecil, itupun yang terbakar adalah bagian
lantai hutan dan tidak mematikan tanaman jati yang ada. Serasah di atas
175

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

tanah berupa daun lebar dan cabang-cabang yang jatuh membusuk perlahanlahan dan menghambat kehidupan tumbuhan lain, tetapi dapat membentuk
serasah yang mudah sekali terbakar. Jika ada api merambat, pohon-pohon jati
tetap tidak terbakar tetapi tumbuhan bawah terbakar (Whitten T. Et all 1999).
Pada saat musim hujan tumbuan bawah yang terbakar akan tumbuh kembali.

Nilai-Nilai Sosial
a)

NKT 5 Kawasan Hutan secara fondamental memenuhi keperluan dasar


masyarakat lokal (contoh : kehidupan, kesehatan).

b)

NKT 5.1. Masyarakat lokal menggunakan Unit Managamen Hutan untuk


pemenuhan kebutuhan dasar atau mata pencaharian.
Keberadaan masyarakat yang tinggal disekitar hutan KPH Kendal telah
berlangsung sebelum pengelolaan hutan dilakukan. Ada ketergantungan
masyarakat

terhadap

kawasan

hutan

KPH

Kendal.

Masyarakat

memanfaat/mendapat mafaat dari hutan dalam bentuk kegiatan-kegiatan


sebagai berikut ;

Sistem Tumpangsari

Hijauan Makanan Ternak

Pemenuhan Bahan Bakar

Dari program-program yang diterapkan oleh Perum Perhutani KPH Kendal,


masyarakat banyak mendapatkan manfaat dari sistem pengelolaan hutan KPH
Kendal termasuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Berdasarkan dari kajiankajian ini maka areal Perum Perhutani KPH Kendal merupakan KBKT terkait
dengan atribut NKT 5.
c)

NKT 6. Kawasan hutan memiliki identitas budaya tradisional (kawasan budaya,


ekologi, ekonomi atau religi) diidentifikasi bersama masyarakat.

d)

NKT 6.1. Masyarakat setempat terisolasi, asli atau memiliki ketergantungan


terhadap hutan.
Wilayah KPH Kendal yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 81 desa hutan. Desadesa hutan dalam wilayah KPH Kendal masing-masing tersebar di 3
Kabupaten, yakni Batang, Kendal dan Kota Semarang. Perincian Desa-Desa
hutan tersebut adalah : 34 Desa berada di 7 Kecamatan Kabupaten Batang; 35
Desa berada dalam 12 Kecamatan Kabupaten Kendal dan 12 desa di 2
Kecamatan Kota Semarang. Secara umum desa-desa tersebut bercorak
budaya pedesaan. Penduduk yang bermukim di wilayah desa-desa hutan
tersebut sebagian besar menggantungkan mata pencahariann mereka pada

176

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

sektor pertanian yang ditandai oleh aktivitas mengolah lahan-lahan pertanian


dan mengumpulkan serta meramu hasil-hasil hutan.
Semua wilayah desa-desa tersebut seluruhnya bisa diakses oleh kendaraan
bermotor. Akses jalan tersebut berupa alur yang dibangun oleh Perum
Perhutani, disamping hal tersebut masyarakat masih dapat menggunakan
jalan-jalan setapak yang biasanya digunakan untuk patroli. Masyarakat disini
relatif maju bila dibandingkan dengan masyarakat terisolasi di wilayah
pedalaman hutan alam di luar Pulau Jawa. Terdapat banyak pilihan profesi
untuk bisa memenuhi tuntutan hidupnya. Dalam program kelola sosial yang
dilakukan oleh KPH Kendal, masyarakat sekitar hutan mendapatkan manfaat
yang besar dari pola yang dikembangkan oleh Perum Perhutani.
e)

NKT 6.2. Masyarakat setempat menganggap bahwa hutan merupakan bagian


yang sangat penting.
Adanya lokasi yang menjadi identitas tradisional masyarakat sekitar hutan
berupa Situs Budaya dan Ekologi.

Tabel 7.30. Nilai Viabilitas Situs Budaya dan Ekologi (NKT 6.1)

177

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No.

SYSTEM/TARGET KONSERVASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

STATUS ANCAMAN
RANGKING
VIABILITAS VERY HIGH HIGH MEDIUM LOW
5

Goa Kiskendo
Goa Kukuklan
MakamMbah Demang

Baik
Baik sekali
Baik sekali

Petilasan Tulang Bawang


MakamKyai Kathik Tunggul Prabowo Sumekto

Baik sekali
Baik sekali

Kyai Merto
MakamKyai Gering
MakamKyai Gluput
MakamKyai Santri

MakamKemirah dan Darmo Tiro Kusumo


Mbah Biyung Sami
CurugLie Seng
Batu Mushola
Sendang Kenyes
Sumber data : Data Base Lingkungan KPHKendal

v
v
v
v
v

Baik
Baik
Baik
Baik

v
v
v
v

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

v
v
v
v
v

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai viabilitas dari 10 situs
masih baik dan 4 situs baik sekali dengan status ancaman yang relatif rendah
hingga sedang.
Masyarakat sekitar hutan di wilayah KPH Kendal tidak memiliki hak adat
terhadap wilayah hutan. Menurut sejarah pengelolaan Jati, Perum Perhutani
memiliki legalitas kepemilikan lahan hutan sejak pemerintahan Belanda di
Indonesia.
Situs-situs termasuk dalam NKT 6 terkait dengan nilai relIgi dan budaya
sebagaian masyarakat. Situs-situs ini dalam konteks perlindungan areal sudah
diidentifikasi, diberi tata batas, dilindungi dan sudah diakomodasi oleh prinsip
9.3.

Strategi pengelolaan KBKT didahului dengan penentuan target konservasi,


dilanjutkan survey viabilitas, stress dan stressor setiap target konservasi.
Berdasarkan analisis data hasil survey ini disusun strategi dan monitoring
pengelolaan target-target konservasi, detil proses dan data disajikan dalam
dokumen SCP.
Tiga strategi umum yang digunakan dalam pengelolaan target-target
konservasi adalah :
a)

Konservasi murni
Konservasi murni berarti pada kawasan konservasi tersebut hanya untuk
peruntukan perlindungan tanpa ada aktivitas lain selain pengelolaan kawasan
konservasi. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai konservasi tinggi yang ada

178

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pada kawasan tersebut tetap dapat dijaga, atau bahkan ditingkatkan


kualitasnya.
b)

Modifikasi atau Pengelolaan Terbatas


Modifikasi atau pengelolaan terbatas terhadap kawasan konservasi berarti
dalam mengelola kawasan tersebut masih diperkenankan untuk melakukan
pengelolaan hutan, hanya saja dengan methoda yang ramah terhadap
lingkungan dan sangat terbatas dengan pengawasan yang sangat ketat.
Dimana tujuan utama dalam modifikasi pengelolaan ini adalah nilai-nilai
konservasi tinggi tetap dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan kualitasnya.

c)

Restorasi.
Restorasi adalah aktivitas pemulihan kembali kawasan konservasi dari segala
stress yang dialami oleh kawasan tersebut. Ekologi pemulihan lingkungan
(ecological restoration) dapat didefinisikan sebagai proses yang secara sengaja
mengubah (keadaan lingkungan) suatu lokasi guna menetapkan suatu
ekosistem yang bersifat tertentu, asli, dan bersejarah. Tujuan dari proses ini
adalah untuk mengembalikan struktur, fungsi keanekaragaman dan dinamika
suatu ekosistem.

C.

Kelola Sosial
Evaluasi dan pemantauan dilaksanakan untuk mengetahui implementasi suatu kegiatan sosial.
Evaluasi kelola sosial tahun 2006 s.d 2010 KPH Kendal dapat kami sajikan sebagai berikut :
1.

Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa.


KPH Kendal berusaha mendukung pengembangan perekonomian masyarakat desa hutan
melalui pengembangan usaha produktif dengan kegiatan sebagai berikut :

a.

Pemberian bantuan lunak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan


(PKBL) ;
1)

Dasar pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
Per-05/MBU/2007

2)

Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil


agar menjadi tangguh dan mandiri.

3)

Sasaran adalah usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak 200 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau hasil penjualan tahunan paling banyak 1 miliar
serta mitra usaha.

4)

Ketentuan Pinjaman :
a)

Sudah mendapat persetujuan dari Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

b)

Lama pinjaman 3 tahun (36 bulan).


179

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

c)

Bunga flat 0,6 % / tahun.

d)

Adanya agunan/penjamin.

Progam Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sudah diberikan pada masyarakat desa
hutan oleh Perum Perhutani sejak tahun 1992 sampai dengan sekarang. Di wilayah KPH
Kendal jumlah mitra dan jumlah pinjaman dalam kegiatan PKBL untuk 2006 s.d 2010
adalah 33 Mitra sebesar Rp. 68.500.000,-. Dengan rincian sebagaimana tabel 7.31.
Tabel
MDH
No

7.31.

PKBL

yang

diberikan

Tahun Pinjaman

Perhutani

Jumlah
Mitra

Jumlah Pinjaman
4

1
2
3
4
5

2006
2007
2008
2009
2010

Jumlah

Perum

KPH

Kendal

untuk

Jenis Usaha

(Rp)
5

23
3

31,000,000 Peternakan
12,500,000 Aneka industri
25,000,000 Saprotan

33

68,500,000

Sumber data : Laporan PKBL

b.

Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia


Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat sekitar desa hutan (MDH), Perhutani
melaksanakan baberapa kegiatan, antara lain :
1)

Keaksaraan Fungsional (KF)


Guna mendukung program Gubernur Jawa Tengah tentang bebas buta aksara
tahun 2009, Perhutani KPH Kendal bekerjasama dengan Dinas Pendidikan luar
sekolah Jawa Tengah telah memfasilitasi pelaksanaan Keaksaraan Fungsional di 50
Desa di Kabupaten Batang, Kabupatem Kendal dan Kodya Semarang sebanyak 140
kelompok.
Keaksaraan Fongsional ini bertujuan agar peserta didik mampu untuk membaca,
menulis dan mencongak (mengenal huruf sederhana) yang nantinya akan
dilanjutkan dengan kegiatan keterampilan.

2)

Pelatihan dan studi banding


a)

Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat KPH Kendal telah


melaksanakan pelatihan dan study banding bagi LMDH, sebagaimana data
dalam tabel 7.32.
Tabel 7.32. Data Pelatihan dan Study Banding Yang Telah Diikuti LMDH KPH
Kendal.

180

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

No

Jenis Pelatihan

1 Sosialisasi Program
Pemberantasan Buta
Aksara
2 Manajerial SDM Penge
lolaan usaha agribisnis
pangan
3 PHBM Bagi LMDH
4 Tutor Program KF

Jumlah
Peserta
(org)
2 org

Tempat

Peserta

H. Kusuma Madya
Bandungan

LMDH Sumberejo
LMDH Jatisari

3 org

Gedung PKK
Ungaran

1 org
37 org

Pusdik Madiun
H. Kusuma Madya
Bandungan
Gedung BLPMP
Srondol Semarang

LMDH Kedungsuren
LMDH Adinuso
LMDH Adinuso
LMDH Kutosari

5 Rakor PHBM Dalam Pe


ngembangan semangat
Wirausaha bagi MDH
6 Pemanfaatan tepung
Cassava dan porang
7 Kader Perkoperasian

2 org

8 Manajemen Pemeliharaan ternak


9 Manajemen usaha kecil
dan kiat pemasaran
produk
10 Sosialisasi Pendirian
Koperasi

2 org

1 org
3 org

2 org

3 org

Gedung BLPT
Semarang
H. Kusuma Madya
Bandungan
Gedung BLPT
Semarang
Gedung BLPT
Semarang
Balai Latihan Kop
Srondol Semarang

LMDH Kedungsuren
LMDH Penyangkringan
LMDH Sembung
LMDH Sembung
LMDH Kedungsuren
LMDH Ngareanak
LMDH Darupono
LMDH Kedungasri
LMDH Surodadi
LMDH Kutosari
LMDH Sembung
LMDH Sembung
LMDH Kalibalik

Sumber Data : Bidang PHBM KPH Kendal

b)

Pengembangan Usaha Produktif.


Guna meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan, maka telah
dikembangkan usaha produktif berupa ;
-

Pengembangan ternak kambing australia (desa Darupono) dan kambing


Jawa (desa Kedungsuren).

Pengembangan ternak sapi (Ds. Kedungsari dan Kranggan).

Pembuatan paving/batu bata (desa Kedungsuren).

Pengembangan empon-empon : jahe dan kunyit (desa Kemiri Barat,


Kalibalik, Sembung, Kedungsari, Kedungsuren, Kranggan dan Triharjo).

Pengembangan ternak lebah madu (desa Kutosari, Plelen dan Kemiri


Barat).

Dalam rangka pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)


khususnya peningkatan mutu SDM pengurus LMDH Perhutani telah
memfasilitasi kegiatan-kegiatan penyuluhan, pelatihan, magang dan studi
banding.

c.

Pemanfaatan hasil hasil hutan non kayu.


Guna mendukung peningkatan pendapatan Masyarakat Desa Hutan salah satu yang
telah dilakukan dengan memberikan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasil
hutan dan pemanfaatan lahan hutan yaitu melalui kegiatan tumpangsari, pemanfaatan
lahan di bawah tegakan (PLDT) dan pemanfaatan hasil hutan ikutan. Data hasil
181

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pemanfaan dan pendapatan hasil hutan non kayu tahun 2008 s.d 2010 sebagaimana
tabel 7.33.
Tabel 7.33.
2010.

No
1
1

Data pemanfaatan hasil hutan non kayu KPH Kendal Tahun 2006 s.d

Komoditas

Satuan

3
Ton

Padi

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

X Rp 1000
2

Jagung

Kedelai

Kacang tanah

Singkong

Cabai

Jumlah

872.2

1388.8

946.1

1709.7

9
2268.3

10
7,185.10

1,156,634

2,479,830

1,873,973

20,037,545

6,182,574

31,730,556

Ton

9,835.80

9,704.10

7873.5

9318.9

4410.1

41,142.40

X Rp 1000

4,128,323

9,629,026

13,717,928

73,143,193

8,789,269

109,407,739

608.9

132.6

354.8

204.6

569.1

1,870.00

420,102

258,188

1,066,970

334,829

1,730,784

3,810,873

715.4

690.1

801

810.3

816

3,832.80

1,430,800

1,587,230

1,842,300

2,025,750

2,105,280

8,991,360

1.00

900

900

Ton
X Rp 1000
Ton
X Rp 1000
Ton
X Rp 1000
Ton
X Rp 1000

7 .......

Ton
X Rp 1000

Sumber data : Laporan tahunan pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat

Tabel 7.34. Pendapatan masyarakat dari Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu.
No

Pemanfaatan HH Ikutan

Satuan

Orang

Nilai ( Rp )

Ikat

Jerigen

Kg

Perencekan

635

1,675,422

6,859,433,000

Pemungutan daun

54

192,871

578,613,000

Pengambilan rumput

99

357,037

1,071,105,000

Pemanfaatan air

Empon-empon

...................

Jumlah

39
827

2,225,330

111,648

415,828,000

111,648

8,924,979,000

Sumber data : Laporan tahunan pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat

d.

Bagi hasil (sharing) Produksi Kayu.


Sharing adalah bagi hasil pengelolaan hutan antara pihak LMDH danPerhutani.
Berdasarkan Keputusan Direksi nomor : 001/KPTS/DIR/2002 tentang Pedoman Berbagi
Hasil Hutan Kayu. Besaran sharing yang diberikan sebesar 25% untuk LMDH dengan hasil
182

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

akhir diperhitungkan berdasarkan lama waktu kerjasama pengelolaan dikurangi input


yang diberikan selama pengelolaan. LMDH yang mendapatkan sharing ini adalah yang
mempunyai petak pangkuan yang sudah terdapat tebangan. Hasil pembagian ini
diharapkan secara optimal bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat desa
dengan program-program pemberdayaan yang nyata. Penerimaan sharing tahun 2002
s.d 2008 sebagaimana tabel 7.35.

Tabel 7.35. Penerimaan Sharing Produksi Kayu Tebangan Tahun 2004 s.d Tahun 2008.
No

Desa

LMDH

2006
Rp

2007
Rp

Sharing Tahun
2008
Rp

2009
Rp

2010
Rp

2006

54

54

2007

65

65

2008

66

66

2009

63

63

2010

62

62

797,514,239
1,384,145,266
1,347,815,800
839,086,545
1,458,324,671

Sumber data : Realisasi Sharing

Secara umum berdasarkan kesepakatan penggunaan sharing antara Perum Perhutani,


LMDH, Assosiasi LMDH, Kepala desa dan Forkom desa yang disaksikan dari Forkom
Kecamatan dan Forkom Kabupaten, diarahkan untuk penggunaan sebagai berikut :

1) Usaha produktif

30 %

2) Operasional LMDH

15 %

3) Sosial

10 %

4) Keterlibatan Pengelolaan Hutan

15 %

5) Fomkom desa

4%

6) Biofisik desa

20 %

7) Asosiasi LMDH

1%

8) Forkom kecamatan

2%

9) Monitoring & Evaluasi

3%

Sesuai hasil kesepakatan, LMDH dengan sharing besar akan memberikan subsidi silang
kepada LMDH yang belum mempunyai sharing.
183

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

2.

Kelembagaan.
Guna mendukung kemandirian kelembagaan khususnya LMDH dilakukan upaya upaya
pembinaan, komunikasi intensif dan penguatan pola-pola hubungan dengan penjelasan
sebagai berikut :
a.

Pembinaan dan Komunikasi LMDH.


Komunikasi LMDH merupakan modal dasar penguatan kemandirian LMDH sehingga
perlu dilakukan pembinaan. Pembinaan terhadap LMDH tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan, sampai dengan tahun 2007 perjanjian kerjasama PHBM dengan
MDH telah tercapai 80 desa pangkuan hutan. Pada akhirnya sampai dengan tahun 2010
telah terjalin kerjasama kesepakatan PHBM sebanyak 81 desa pangkuan. Fasilitasi
penguatan komunikasi diarahkan baik komunikasi dalam lembaga maupun antar
lembaga.

b.

Pengukuhan pola-pola hubungan.


Pengukuhan pola hubungan dilakukan ditujukan untuk memperkuat hubungan lembaga
baik dalam lembaga maupun antar lembaga yang lain. Kegiatan yang telah dilaksanakan
antara lain :

1) Memfasilitasi pembentukan forum komunikasi tingkat desa.


2) Memfasilitasi pembentukan koperasi.
3) Penyusunan Renstra LMDH.
4) Pelatihan Pemberdayaan Organisasi LMDH.
5) Komunikasi dialog stakeholder tingkat Kabupaten.
6) Monitoring dan evaluasi PHBM tingkat KPH.
7) Kegiatan Desa Model PHBM.
3.

Ketenagakerjaan.
Pada kelola sosial aspek ketenagakerjaan ditujukan memberikan kesempatan kepada
masyarakat lokal untuk terlibat dalam

kegiatan pengelolaan hutan sehingga dapat

meningkatkan pendapatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Monitoring penyerapan tenaga kerja di persemaian, kegiatan persiapan


tanaman dan tanaman, pemeliharaan, keamanan dan tebangan.
b. Pelatihan bagi pekerja Perhutani melalui job training dan studi banding.

184

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

c. Pelatihan bagi MDH seperti pelatihan penggunaan B3 dan pembuatan


pestisida alami/nabati.
Angka penyerapan tenaga kerja lokal di KPH Kendal nampak rutin dan terjadwal yaitu
kegiatan persemaian dimulai pada bulan April s.d Desember, kegiatan tanaman dimulai bulan
Januari s.d Desember, kegiatan pemeliharaan dimulai bulan Januari s.d Desember serta
kegiatan penebangan dimulai bulan Maret s.d Nopember. Angka penyerapan tenaga kerja
lokal di KPH Kendal (tahun 2007) sejumlah 6.974 Org yang angka tertinggi rekruitmen tenaga
kerja didominasi kegiatan tanaman yaitu 4.904 Org (70,3 % dari jumlah rekruitmen tenaga
kerja KPH Kendal). Tenaga kerja di kegiatan tanaman termasuk juga sebagai pesanggem.
4.

Pendidikan.
Kelola sosial bidang pendidikan ditujukan untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan
masyarakat desa hutan. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi pelaksanaan keaksaraan
fungsional, pemberian beasiswa dan bantuan pendidikan.

5.

Kesehatan.
Kelola sosial bidang kesehatan ditujukan untuk mendorong peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat desa hutan. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi pelaksanaan bantuan
pengobatan.

6.

Konflik dengan unit manajemen.


Kelola konflik diarahkan untuk mencari solusi konflik masyarakat dengan unit manajemen
dengan mengedepankan pendekatan pre emtif (sosial). Konflik sosial (termasuk di dalamnya
konflik lahan) bisa terjadi pada aras antar-ruang kekuasaan. Terdapat tiga kekuasaan yang
dikenal dalam sebuah sistem sosial kemasyarakatan yaitu ruang kekuasaan negara, ruang
kekuasan masyarakat sipil dan ruang kekuasaan swasta (Bebington, 1997 dan Luckham,
1998). Konflik lahan bisa melibatkan antar ruang maupun antara ruang seperti tersaji pada
gambar 7.1.
Gambar 7.1. Skema Ruang Konflik
Masyarakat Sipil
atau Kolektifitas
Sosial

Ruang Kekuasaan Dimana


Konflik Berlangsung
Negara atau
Pemerintah

Swasta/Badan
Ekonomi Pritof

185

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Berdasarkan aras ruang tersebut di atas tersebut konflik yang terjadi di KPH Kendal
merupakan konflik antara Perhutani yang merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah
dengan masyarakat. Merupakan bingkai konflik sumberdaya alam dan lingkungan (natural
resources conflict) dengan claim dan reclaiming penguasaan kawasan hutan.
Akar permasalahan yang timbul di KPH Kendal disebabkan antara lain sebagai berikut ;
a.

Sebagian besar karena adanya pemenuhan kebutuhan dasar hidup (pangan) akibat
adanya tekanan ekonomi dan sosial yang makin tinggi (social economis distress).
Pemanfaatan hutan yang terjadi biasanya karena kondisi terpaksa karena masih
dijumpai adanya kesadaran bahwa mereka menyadari memang bukan pemilik yang
sah. Hal ini juga didukung adanya faktor kepemilikan lahan masyarakat yang rendah
diperkirakan hanya kurang dari hektar setiap KK.

b.

Sebagian kecil permasalahan tenurial disebabkan karena adanya perbedaan mengenai


penafsiran batas-batas pengelolaan/pemilikan lahan.

c.

Adanya gap dan gagap komunikasi antara Perhutani dengan masyarakat sehingga
deteksi dini cenderung relatif terlambat. Hal tersebut juga akan menimbulkan
kekurangsepahaman, mispersepsi dan kecenderungan prasangka buruk yang berujung
pada kecemburuan sosial.

d.

Ruang kelola masyarakat pada sumberdaya hutan yang belum optimal. Hal ini
kemungkinaan salah satu pihak atau kedua belah pihak belum saling mengambil inisiasi
dalam kerjasama pengelolaan hutan.

Pada beberapa kasus yang intens kemungkinan disebabkan adanya faktor socio-history karena
kurang harmonisnya hubungan antara masyarakat dan Perhutani. Juga didorong keterlibatan
pihak lain sehingga pergeseran kesepahaman semakin menjauh.

186

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB VIII
RENCANA PENGELOLAAN LIMA TAHUN
A.

RENCANA KELOLA PRODUKSI

1.

Rencana Teresan.
Rencana teresan pada tahun 2011 s.d 2015 terdiri dari teresan untuk rencana
tebangan A.2 (tahun 2013 s.d 2015) dan teresan untuk rencana tebangan A.3
(tahun 2016 s.d 2017).
Rencana teresan Jati KPH Kendal selama tahun 2011 s.d 2015 adalah seluas
529,5 Ha dan taksiran produksi sebesar 70.479 m3. Pembagian per Bagian
Hutan adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 8.1 Rencana Teresan Untuk Tebang Habis Jati Tahun 2011 s.d 2015 KPH
Kendal.

BH

2.

2011
Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

2012
Luas
Vol.
(Ha) (m3)

Tahun Teresan
2013
Luas
Vol.
(Ha)
(m3)

2014

JUMLAH

2015

Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

(Ha)

(m3)

10

11

12

13

SUBAH

51,5

8.565

21,6

3.567

42,7

6.371

43,9

6.195

39,6

5.753

199,3

30.450

KALIBODRI

38,4

3.903

20,0

660

39,5

6.113

34,7

3.519

26,6

3.364

159,2

17.558

KALIWUNGU

39,2

3.615

38,6

6.725

35,3

5.151

27,6

2.984

30,3

3.996

171,0

22.471

KPH KENDAL

129,1

16.083

80,2

17.635 106,2

12.698

96,5

13.112

529,5

70.479

10.952 117,5

Rencana Tebangan.
a.

Batasan Luas Tebangan


Batasan luas tebangan menggunakan indikator kelerengan lapangan. Adapun
stratifikasinya adalah sebagai berikut :

1) Pada kelerengan 15 % (datar s/d landai) :


a) Penebangan dapat dilakukan secara tebang habis padaluas baku
20 Ha
b) Pada petak/anak petak yang luas bakunya > 20 Ha, penebangan
dapat dilakukan dengan :

187

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Sistim tebang habis dengan membagi petak/anak petak


tersebut sehingga luas tebangan pertahun maksimal 20,0 ha.

Penebangan pada petak/anak petak atau areal penebangan


yang berbatatasan langsung dengan lokasi tebangan tahun
sebelumnya hanya boleh dilaksanakan paling cepat pada 2
tahun sesudahnya.

Setiap areal bekas tebangan tahun berjalan harus ditanami


pada tahun berikutnya.

2) Pada kelerangan > 15 % (agak curam s/d sangat curam)


a) Penebangan dapat dilakukan secara tebang habis dengan luas
baku 10 Ha
b) Pada petak/anak petak yang luas bakunya > 10 Ha, penebangan
dapat dilakukan dengan :

Sistim tebang habis dengan membagi petak/anak petak


tersebut sehingga luas tebangan pertahun maksimal 10 ha.

Penebangan pada petak/anak petak atau areal penebangan


yang berbatatasan langsung dengan lokasi tebangan tahun
sebelumnya hanya boleh dilaksanakan paling cepat 2 tahun
sesudahnya.

Setiap areal bekas tebangan tahun berjalan harus ditanami


pada tahun berikutnya.

b.

Rencana Tebangan A.
Luas rencana tebangan tahun 2011 s.d 2015 mengacu pada RTT dan Ikhtisar Pembagian
Tebangan Habis Menurut Waktu dan Tempat (PDE.10) RPKH KPH Kendal jangka 2008 s.d
2017 dengan penyesuaian-penyesuaian terkait dengan adanya Kajian Logging Coupe
KPH Kendal tahun 2011. Tebangan A KPH Kendal tahun 2011-2015 seluas 576,7 ha terdiri
dari topografi datar seluas 244,4 ha (42,4%), topografi landai seluas 264,4 ha (45,8%),
topografi agak curam seluas 42,5 ha (7,4%), dan topografi curam seluas 25,4 ha (4,4%).
Perhitungan volume menggunakan tabel W.v.W dengan faktor koreksi per bagian hutan
yaitu; BH Subah = 0,78, BH Kalibodri = 0,69 dan BH Kaliwungu = 0,67.
Dalam tahun 2011-2015 direncanakan tebangan A seluas 576,7 Ha dengan taksasi
produksi kayu pertukangan 76.597 m3. Luas rencana tebangan A2 BH Subah tahun 2013
188

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

di seluas 43,6 ha berasal dari teresan tahun 2010 (teresan 3 thn) seluas 14,7 ha di petak
56a dan teresan tahun 2011 seluas 28,9 ha (teresan 2 thn). Rencana tebangan tahun
2014 BH Subah seluas 44,2 ha berasal dari teresan tahun 2011 (teresan 3 thn) seluas
22,6 ha dan teresan tahun 2012 (teresan 2 thn) seluas 21,6 ha, BH Kalibodri seluas 30,0
ha berasal dari teresan tahun 2011 (teresan 3 thn) seluas 10,0 ha dan teresan tahun
2012 (teresan 2 thn) seluas 20,0 ha. Rincian rencana tebangan tiap anak petak dapat
dilihat dalam lampiran.
Tabel 8.2. Daftar Rencana Tebangan A2 Tahun 2011 s.d 2015.

BAGIAN HUTAN
1
SUBAH

c.

2011

Ditebang pada tahun :


2013
2014
Vol.
Luas
Vol.
Luas
Vol.
(m3)
(Ha)
(m3)
(Ha)
(m3)

2012

Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

Luas
(Ha)

JUMLAH

2015

Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

(Ha)

(m3)

10

11

12

13

51,7

8.348

32,6

6.267

42,1

7.647

49,2

7.604

42,7

6.371

218,3 36.236

KALIBODRI

37,40

2.428

31,90

3.512

28,40

3.119

30,00

1.440

39,50

6.113

167,2 16.612

KALIWUNGU

39,7

3.403

38,4

4.110

39,2

3.615

38,6

6.725

35,3

5.151

191,2 23.004

KPH KENDAL

128,8

14.179

102,9

15.769 117,5

17.635

576,7 75.853

13.889 109,7

14.381 117,8

Rencana Tebangan B.
Petak-petak yang ditetapkan untuk direhabilitasi/dilakukan tebangan B1 yaitu kelas
hutan TK , TJBK dan TKL yang tidak dipertahankan dalam jangka berjalan atau yang
sudah siap tebang/potensial.
Tabel 8.3. Rencana Tebangan B1 Tahun 2011 s.d 2015

BAGIAN HUTAN

Ditebang pada tahun :


2013
2014
Luas
Vol.
Luas
Vol.
(Ha)
(m3)
(Ha)
(m3)

2012
Luas
Vol.
(Ha) (m3)

Vol.
(m3)

SUBAH

20,0

382

19,3

290

12,7

KALIBODRI

53,2

298

57,6

483

KALIWUNGU

26,9

342

KPH KENDAL

100,1

1.022

57,6

483

19,3

290

JUMLAH

2015

Luas
(Ha)

d.

2011

Luas
(Ha)

Vol.
(m3)

(Ha)

(m3)

10

11

12

13

707

52,0

1.379

1,7

165

112,5

946

26,9

342

14,4

872

191,4

2.667

Rencana Pemantauan COC (Chain Of Custody)


1)

Penulisan dan penandaan pada batang kayu menggunakan palu tok dan slah hamer
sehingga tulisan jelas dan mudah dibaca oleh semua orang dan mempermudah
pelacakan asal usul kayu (lacak balak) dari TPK sampai dengan tunggak di hutan.

2)

Palu tok untuk penandaan nomor petak dan kode BKPH pada bontos pangkal dan
bontos ujung kayu.
189

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3)

Slah hamer untuk penandaan nomor pohon dan nomor urut potongan batang/deel
pada bontos pangkal kayu dan pada tunggak.

4)

Melaksanakan pelatihan CoC/Lacak Balak tiap tahun yang diikuti oleh segenap
Asper/KBKPH, KRPH, Tim Monitoring CoC dan Mandor Tebang.

5)

Pengadaan palu tok untuk petak tebangan A, B, E pada tahun berjalan.

6)

Melaksanakan pembinaan dan monitoring CoC/Lacak Balak secara rutin.

Tabel 8.4. Rencana perbaikan CoC/Lacak Balak.


No

Kegiatan

Jangka Waktu

PIC

2009 2010 2011 2012 2013

1
1

Pengadaan palu tok untuk tebangan

Tim Pengadaan

A, B dan E tahun berjalan.

KPH Randublatung

2 Pelatihan CoC/Lacak Balak

Ket
9

Mandor teb. A, B, E
Asper/KBKPH, KRPH
dan Tim CoC

3.

3 Penandaan menggunakan palu tok

Mandor teb. A, B, E

4 Pembinaan dan monitoring CoC

Tim CoC

5 Evaluasi hasil monitoring CoC

Tim CoC

Rencana Tanaman.
a.

Rencana Tanaman Rutin dan Pembangunan.


Rencana tanaman tahun 2011 s.d 2015 KPH Kendal terdiri dari rencana tanaman rutin
(bekas tebangan A) seluas 587,0 ha dan tanaman pembangunan (bekas tebangan B)
seluas 191,4 ha. Secara keseluruhan tanaman di KPH Kendal seluas 778,4 ha.
Rincian luas tanaman untuk masing-masing bagian hutan sebagaimana tabel 8.5.

Tabel. 8.5. Rencana Tanaman Rutin dan Tanaman Pembangunan.

190

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAGIAN HUTAN

Jenis
Tanaman

SUBAH

KALIBODRI

KALIWUNGU

TOTAL

b.

Ditanam pada tahun :


2011
2012
2013
2014
2015
Jati (JPP) Ky Lain Jati (JPP) Ky Lain Jati (JPP) Ky Lain Jati (JPP) Ky Lain Jati (JPP) Ky Lain
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)

10

11

JUMLAH

12

(Ha)

(Ha)

13

14

Rutin

51,8

51,7

32,6

42,1

49,2

227,4

Pemb

20,0

19,3

12,7

52,0

Rutin + Pemb

71,8

51,7

51,9

42,1

61,9

279,4

Rutin

34,7

37,4

31,9

28,4

30,0

162,4

Pemb

53,2

57,6

1,7

112,5

Rutin + Pemb

87,9

95,0

31,9

28,4

31,7

274,9

Rutin

41,3

39,7

38,4

39,2

38,6

197,2

Pemb

26,9

26,9

Rutin + Pemb

68,2

39,7

38,4

39,2

38,6

224,1

Rutin

127,8

128,8

102,9

109,7

117,8

587,0

Pemb

100,1

57,6

19,3

14,4

191,4

Rutin + Pemb

227,9

186,4

122,2

109,7

132,2

778,4

Rencana tanaman (rutin dan pembangunan) jenis Jati akan memakai bibit Jati Plus
Perhutani (baik yang berasal dari stek pucuk maupun bibit asal biji Kebun Benih Klon)
seluas 778,4 Ha selama tahun 2011-2015. Penanaman JPP diharapkan dapat
menghasilkan produktivitas hasil hutan dalam waktu yang relatif pendek, sehingga pada
jangka depan dapat dipungut hasilnya. Tanaman rutin berasal dari tebangan A2,
dilaksanakan 1 tahun setelah tahun tebangan, sedangkan tanaman pembangunan
berasal dari tebangan B dilaksanakan pada tahun yang sama dengan tahun tebangan.

4.

Rencana Pemeliharaan.
Program RPKH-PDE tidak menghasilkan out-put rencana pemeliharaan
tanaman tahun III maupun pemeliharaan lanjutan (tahun IV-V). Sehingga
rencana pemeliharaan tanaman tahun III, IV, dan V KPH Kendal selama jangka
2011 s.d 2015 mengacu pada/sesuai pengesahan RTT tahun sebelumnya (T-1).
a.

Pemeliharaan Penjarangan.

Penjarangan merupakan tindakan silvikultur dalam rangka menyediakan


ruang tumbuh yang optimal guna mendukung pertumbuhan tegakan
secara maksimal, sehingga pada akhir daur didapatkan tegakan yang
berkualitas tinggi dan pertumbuhan riap yang maksimal.
Rencana pemeliharaan penjarangan meliputi kegiatan :
1) Tunjuk polet.
2) Tebang dengan hasil (Tebang E).
191

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

3) Tebang tanpa hasil.


4) Pangkas tanaman sela.
5) Babat tumbuhan liar.
6) Pruning.
Rencana pemeliharaan penjarangan jati KPH Kendal mengacu tata waktu
sesuai SK Direksi No.345/Kpts/DIR/1996. Rencana penjarangan Jati APB
tahun 2011 s.d 2015 seluas 12.890,89 ha dengan taksasi produksi sebesar
46.343 m3. Rekapitulasi rencana tersebut sebagaimana tabel 8.6.
Tabel 8.6. Rencana Pemeliharaan/Penjarangan Jati Non JPP

BAGIAN HUTAN

Luas
(Ha)

2011
Luas
(Ha)
2

Vol.
(m3)
3

Penjarangan pada tahun :


2012
2013
2014
Luas Vol. Luas Vol. Luas Vol.
(Ha) (m3) (Ha) (m3) (Ha) (m3)
4
5
6
7
8
9

2015
Luas
(Ha)
10

Vol.
(m3)
11

Dijarangi selama
th.2011-2015
(Ha)
12

(m3)
13

SUBAH

2.550,39 682,20 4.209 655,90 4.482 528,19 3.629 562,90 3.222 490,70 3.159 2.919,89 18.701

KALIBODRI

3.865,40 989,30 1.142 1.201,20 2.489 1.020,40 1.622 873,80 1.228 1.090,90 2.430 5.175,60 8.911

KALIWUNGU

3.742,90 1.255,50 4.024 664,70 2.962 885,20 3.635 1.091,80 4.376 898,20 3.733 4.795,40 18.731

KPH KENDAL

10.158,69 2.927,00 9.375 2.521,80 9.933 2.433,79 8.886 2.528,50 8.826 2.479,80 9.323 12.890,89 46.343

Sedangkan rencana penjarangan JPP tahun 2011 s.d 2015 seluas 4.714,89
ha dengan taksasi produksi sebesar 16.321 m3. Rekapitulasi rencana
tersebut sebagaimana tabel 8.7.
Tabel 8.7. Rencana Pemeliharaan/Penjarangan JPP

BAGIAN HUTAN

Luas
(Ha)

1
SUBAH

b.

2011
Luas
(Ha)
2

Vol.
(m3)
3

Penjarangan pada tahun :


2012
2013
2014
Luas Vol. Luas Vol. Luas Vol.
(Ha) (m3) (Ha) (m3) (Ha) (m3)
4
5
6
7
8
9

2015
Luas
(Ha)
10

69 152,40

Vol.
(m3)
11
318

Dijarangi selama
2011-2015
(Ha)
12

(m3)
13

705,09 47,20

122

270,40

603

193,99

326 41,10

705,09 1.438

KALIBODRI

2.021,40 373,90

628

751,60 4.211

420,20

953 338,20 1.172 137,50

731 2.021,40 7.695

KALIWUNGU

1.988,40 296,40

498

747,40 2.386

465,50 2.325 289,00 1.287 190,10

693 1.988,40 7.188

KPH KENDAL

4.714,89 717,50 1.248 1.769,40 7.199 1.079,69 3.604 668,30 2.528 480,00 1.742 4.714,89 16.321

Pemeliharaan Sumberdaya Hutan dari Hama Penyakit.


192

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Di kawasan KPH Kendal terdapat tegakan jati yang mengalami gangguan hama dan
penyakit berupa benalu dan inger-inger. Walaupun tegakan yang mengalami gangguan
tidak luas, namun jika kondisi ini tidak ditanggulangi maka akan menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit.
c.

Penanggulangan inger-inger.
Populasi inger-inger sulit ditanggulangi jika sudah mengalami peledakan, karena
intensitas dan tingkat serangan dengan kondisi ketahanan tegakan selalu lebih besar
daripada kondisi ketahanan.
Cara terbaik untuk mencegah serangan/penularan inger-inger adalah dengan cara
menciptakan kondisi tempat hinggap yang dapat dijadikan sarang dari sulung-sulung
(bentuk dewasa) yang akan membuat kolon baru. Penjarangan teratur yang
dilaksanakan tepat menurut frekuensinya merupakan cara yang paling baik untuk
mencegah dan menekah serangan inger-inger. Sulung inger-inger berkembang biak pada
musim hujan, maka untuk mengurangi penyebaran dilakukan sebelum musim penghujan
dengan menebang semua pohon yang terserang inger-inger yang memperlihatkan gejala
gempol. Kayu-kayu penjarangan yang mengandung koloni-koloni inger-inger harus
dikeluarkan dari hutan atau dimusnahkan.
Pemberantasan secara alami dengan jalan mendatangkan binatang sebagai musuhnya,
seperti semut buas, tokek, cicak, katak pohon, kepik buas, burung-burung pematah
serangga.
Pemberantasan secara kimia dilakukan dengan memasukkan tablet phostoxin kedalam
tiap-tiap gempol. Gempol dilubangi kemudian ditutup kembali dengan tanah liat setelah
obat dimasukkan.
Adapun tindakan yang sudah dilakukan terhadap tegakan yang terserang inger-inger
adalah perlakuan:
1)

Jika penyerangannya mencapai lebih dari 50%, tegakan tersebut ditebang habis
dan kayu yang terdapat gempol harus dimusnahkan (tebangan D).

2)

Jika penyerangannya kurang dari 50%, perlakuannya hanya tebang penjarangan


biasa sesuai dengan frekuensinya (tebangan E).

d.

Penanggulangan Benalu.
Pemberantasan benalu dilakukan dengan pemangkasan pohon/tegakan yang terserang.
Dalam pelaksanaannya, harus dilakulan bersamaan dan terpadu baik didalam kawasan
hutan maupun diluar kawasan hutan.

e.

Penanggulangan Hama dan Penyakit Lainnya.


Jika terjadi serangan hama penyakit selain inger-inger dan benalu manajemen KPH akan
menanggulangi serangan tersebut sesuai dengan SOP.

B.

RENCANA KELOLA LINGKUNGAN


193

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Rencana pengelolaan lingkungan adalah langkah yang dilakukan untuk menanggulangi dampak
yang terjadi, berupa pencegahan dampak negatif serta pengembangan dampak positif terhadap
lingkungan.
Untuk melakukan langkah-langkah dalam rencana pengelolaan lingkungan, maka disusun sebuah
rencana pengelolaan hutan di Perum Perhutani KPH Kendal yang terdiri dari Kawasan Lindung,
Kawasan Produksi dan Kawasan Untuk Penggunaan Lain . Data-data yang digunakan berdasarkan
hasil Risalah/Penataan Baru Jangka 2008 s.d 2017 yang diharapkan nilai-nilai dampak negatif
lingkungan tetap terkendali sedangkan pengembangan dampak positif semakin meningkat.
Strategi pengelolaan lingkungan yang dibangun dengan mengikuti kaidah-kaidah komponen
lingkungan meliputi :
1.

Fisik-Kimia

Fisik-Kimia berarti pengkajian perubahan dampak yang terjadi akibat kegiatan


pengelolaan hutan pada sub komponen lingkungan /parameter lingkungan
yang meliputi: iklim, fisiografi lahan, tanah, hidrologi dan kualitas air tetap
terjaga atau bahkan ditingkatkan kualitasnya.
2.

Biologi

Biologi berarti kegiatan pengelolaan hutan yang langsung berdampak pada


sub komponen lingkungan/parameter lingkungan berupa vegetasi dan
satwaliar untuk tetap dilakukan dengan methode ramah lingkungan untuk
mengembalikan struktur, fungsi keanekaragaman dan dinamika suatu
ekositem.
3.

Sosial, Ekonomi dan Budaya.


Sosial, Ekonomi dan Budaya adalah perubahan dampak dari kegiatan
pengelolaan hutan yang langsung berhubungan dengan masyarakat.
Dalam kegiatan pengelolaan tetap melakukan komunikasi-informasi, respon
dan evaluasi terhadap masyarakat, agar sub komponen lingkungan/parameter
lingkungan yang meliputi: kesempatan kerja dan usaha, perekonomian desa,
kelembagaan sengketa/konflik, budaya dan presepsi masyarakat dapat tetap
baik, terjaga dan ditingkatkan kualitasnya.

1.

Pengelolaan Lingkungan Di Kawasan Perlindungan.


Kawasan perlindungan di Perum Perhutani KPH Kendal terdiri dari Kawasan Sempadan Sungai,
Kawasan Sempadan Pantai, Sempadan Mata Air, Mata Air, Kawasan Curam, Hutan alam
Sekunder, Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah, serta Situs Budaya.
194

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Rencana Pengelolaan di Kawasan Perlindungan Perum Perhutani KPH Kendal adalah sebagai
berikut :
a.

Penataan batas dan tanda batas pada Kawasan Perlindungan telah dilakukan oleh Seksi
Perencanaan Hutan (SPH) I Pekalongan pada tahun 2006 dan 2007. Kegiatan tersebut
meliputi: penandaan dengan cat. Pada tahun 2011 dilakukan penandaan ulang khusus
pada kawasan Hutan Alam Sekunder (HAS) sepanjang 523,5 hm.

b.

Pengkayaan dengan jenis rimba campur pada lahan dengan kerapatan < 60%, dilakukan
berdasarkan data kerapatan tegakan hasil risalah yang telah dilaksanakan. Rencana
pengkayaan pada tahun 2011 s.d 2015 seluas 643,2 ha yang terdiri dari; kawasan HAS
seluas 166,3 ha, Kawasan HAS Curam seluas 226,7 ha, kawasan KPPN seluas 5,0 ha,
Kawasan Sempadan Sungai 218,3 ha, Kawasan Sempadan Mata Air 4,1 ha, dan pada
Kawasan Curam seluas 22,8 ha.

c.

Rehabilitasi atau pengkayaan pada tahun 2011 s.d 2015 dengan jenis rimba campur
lokal akan dilaksanakan pada tahun berjalan bila terjadi penurunan potensi berdasarkan
monitoring dan evaluasi yang ditindak lanjuti dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
lapangan.

d.

Pemeliharaan dan sulaman tanaman umur 2 tahun dilaksanakan ditahun berikutnya


setelah pelaksanaan pengkayaan dengan tujuan menjaga kondisi tanaman agar tetap
baik. Rencana pemeliharaan/sulaman tanaman umur 2 tahun pada lokasi kawasan
perlindungan selama tahun 2011 s.d 2015 adalah seluas 539,2 ha.

e.

Penanaman tanaman konservasi tanah dan air dengan jenis tertentu (vertiver) di semua
kawasan perlindungan bertujuan untuk melindungi tanah dari erosi dan menjaga
kualitas/kuantitas air.

f.

Pengkayaan dengan jenis rimba campur lokal bertujuan agar penyebaran, keragaman
dan komposisi jenis vegetasi terjaga yang diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
habitat satwaliar yang hidup di vegetasi lokal.

g.

Monitoring kualitas dilakukan di Kawasan Sempadan Sungai guna mengetahui fungsi


konservasi di lapangan tidak terganggu oleh penggarapan liar, pencurian kayu maupun
tanah kosong yang belum terselesaikan di sempadan sungai. Adapun monitoring kualitas
sempadan sungai dilakukan 4 kali dalam setahun.

h.

Patroli rutin dan pemeriksaan secara berkala untuk menjaga dan melindungi kondisi
pada semua kawasan lindung agar kondisi tegakan dan lahan tetap baik.

i.

Penyuluhan, diskusi dan fasilitasi bertujuan untuk memberikan informasi dan


pemahaman kepada masyarakat dan pihak terkait mengenai fungsi kawasan lindung.
Dari kegiatan tersebut diharapkan semua pihak ikut serta dalam pengamanan dan
perlindungan kawasan lindung.

195

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Rencana penyuluhan/diskusi/fasilitasi tahun 2011 s.d 2015 dilaksanakan di tiap-tiap


BKPH 2 kali dalam setahun.

Tabel 8.8 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Hutan Lindung Terbatas (HAS) KPH Kendal
Tahun 2011 s.d 2015.
No
a

PEKERJAAN
Pemeliharaan tanda batas
Pengkayaan dengan jenis rimba lokal
untuk penyediaan pakan dan tempat
berlindung/bersarang satwa RTE
Pemeliharaan/sulaman tanaman
pengkayaan
Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
Patroli

b
c
d
e

Satuan

2011

Hm

523,50

Ha

108,3

Ha
Ha
kali

Rencana Tahun
2012
2013
2014
-

JUMLAH

2015

8,4

31,6

15,3

2,7

166,3

108,3

8,4

31,6

15,3

163,6

2
365

2
365

2
365

2
365

10
1.825

2
365

523,5

Tabel 8.9 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN)
KPH Kendal Tahun 2011 s.d 2015.

No

PEKERJAAN

Pengkayaan dengan jenis rimba lokal untuk penyediaan pakan dan tempat
berlindung/bersarang macan Tutul
b Pemeliharaan/sulaman tanaman pengkayaan
c Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
d Patroli
a

Satuan

2011

Rencana Tahun
2012 2013 2014

Ha
Ha
Ha
kali

2015

5,0
2
365

JUMLAH

5,0
5,0
2
365

2
365

2
365

2
365

5,0
10
1.825

Tabel 8.10 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Sempadan Sungai KPH Kendal Tahun 2011 s.d
2015.
No

Pekerjaan

Sat.

Rencana Tahun :
2011 2012 2013 2014

2015

JUMLAH

Pengkayaan dengan jenis rimba lokal untuk penyediaan pakan dan


Ha
- 3,7 64,5 82,3 67,8
218,3
tempat berlindung/bersarang satwa RTE
b Pemeliharaan/sulaman tanaman pengkayaan
Ha 71,1
3,7 64,5 82,3
221,6
c Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
Kali
2
2
2
2
2
10
d Patroli
Kali 365 365 365 365 365
1.825
Tabel 8.11 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Curam (5 %) KPH Kendal Tahun 2011
s.d 2015.
Rencana Tahun :
No
Pekerjaan
Sat.
JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015
a

Pengkayaan dengan jenis rimba lokal untuk penyediaan pakan dan


tempat berlindung/bersarang satwa RTE
b Pemeliharaan/sulaman tanaman pengkayaan
c Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
d Patroli
a

Ha

Ha
Kali
2
Kali 365

2
365

160,7

32,5

33,5

226,7

- 160,7
2
2
365 365

32,5
2
365

193,2
10
1.825

196

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 8.12 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Sempadan Mata Air KPH Kendal
Tahun 2011 s.d 2015.
Rencana Tahun :
No
Pekerjaan
Sat.
JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015
Pengkayaan dengan jenis rimba lokal untuk penyediaan pakan dan
Ha
- 1,3
2,8
4,1
tempat berlindung/bersarang satwa RTE
b Pemeliharaan/sulaman tanaman pengkayaan
Ha
1,3
2,8
4,1
c Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
Kali
2
2
2
2
2
10
Tabel
8.13 Rencana Pengelolaan Lingkungan di Kawasan
KPH 365
Kendal365Tahun
s.d
d Patroli
Kali Curam
365 365
36520111.825
2015.
Rencana Tahun :
No
Pekerjaan
Sat.
JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015
a

Pengkayaan dengan jenis rimba lokal untuk penyediaan pakan dan


tempat berlindung/bersarang satwa RTE
b Pemeliharaan/sulaman tanaman pengkayaan
c Penyuluhan/diskusi/fasilitasi
d Patroli
a

2.

Ha

- 11,2

Ha
Kali
2
Kali 365

2
365

11,6

22,8

11,2
2
365

11,6
2
365

2
365

22,8
10
1.825

Pengelolaan Lingkungan Di Kawasan Produksi.


Kawasan Produksi merupakan kawasan yang dalam pengelolaannya diprioritaskan untuk
memperoleh hasil/produksi jati dari hutan bagi pendapatan perusahaan. Untuk menjaga
dampak yang terjadi akibat kegiatan pengelolaan hutan di kawasan produksi, maka semua
rencana kegiatan dalam pengelolaanya diterapkan strategi ramah lingkungan. Pengelolaan ini
dilaksanakan pada 3 Bagian Hutan (BH) dan 6 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
yaitu : BH Subah (BKPH Subah dan BKPH Plelen, BH Kalibodri (BKPH Sojomerto dan BKPH
Kalibodri), dan BH Kaliwungu (BKPH Boja dan BKPH Mangkang).
a.

Fisik Kimia.
1)Hidrologi, Kualitas air dan Erosi.
Pengaturan tata air bertujuan untuk mengendalikan laju sedimentasi, pengawetan
tanah dan mengedalikan erosi tanah sehingga stabilitas tetap dan kualitas
meningkat.
Pengelolaan lingkungan di kawasan produksi terkait dengan Hidrologi, Kualitas Air
dan Erosi meliputi kegiatan antara lain :
a)

Penerapan Reduce Impact Technical Harvesting (RITH), teknik pemanenan


untuk meminimalkan limbah dilakukan dengan cara pembuatan anggelan
pada lokasi tebangan bekas saradan kayu untuk mengatur aliran air.

b)

Terasering dan penanaman tanaman konservasi dilakukan pada lahan dengan


kemiringan lebih dari 8% guna mengurangi terjadinya erosi tanah, terutama
pada lokasi tumpangsari (TPS) dan penanaman lahan dibawah tegakan (PLDT)

c)

Reboisasi dilakukan pada lahan bekas tebang habis. Kegiatan ini dilakukan
secara rutin setelah kegiatan pemanenan kayu.
197

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

d)

Rehabilitasi atau perbaikan lahan tidak produktif/tanah kosong sesuai hasil


ientifikasi lapangan (risalah) dilakukan dengan jenis tanaman yang sesuai
dengan keadaan lapangan. Apabila dalan perjalanan terdapat penurunan
potensi sehingga mengakibatkan perubahan kelas hutan, maka perlu
disuplisikan. Pelaksanaannya sesuai hasil identifikasi lapangan dan dibuatkan
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kemudian dilakukan pembersihan sisa
tegakan dan penanaman.

e)

Penerapan pola tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan, kesuburan tanah


dan jenis tanaman. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga
stabilitas ekosistem yang ada.
-

Tanaman pokok yang digunakan adalah bibit Jati Plus Perhutani (baik
yang berasal dari stek pucuk maupun bibit asal biji Kebun Benih Klon).
Hasil pemanenan dari tanaman jati merupakan sumber pendapatan
utama perusahaan,

Penanaman tanaman pagar berfungsi untuk melindungi tanaman yang


ada didalamnya dari gangguan,

agar tetap utuh dan berkembang

dengan baik.
-

Penanaman tanaman tepi berfungsi untuk memperlambat dan menahan


terjadinya kebakaran (sekat bakar), tanaman hias dan tanaman
pelindung margasatwa.

Tanaman pengisi berfungsi menambah produksi tanpa mengurangi


potensi produksi tanaman pokok dan dimanfaatkan untuk fungsi hidroorologi,

perlindungan/perbaikan kesuburan tanah dan pemenuhan

kebutuhan penduduk setempat.


-

Tanaman sela berfungsi untuk konservasi tanah dan air dan menstimulir
kesuburan tanah.

Penanaman jenis-jenis cover crops atau teknik sodding dilakukan pada


lahan terbuka atau belum ditanami. Kegiatan ini berfungsi untuk
mengurangi terjadinya erosi tanah.

Patroli atau pengamanan di kedua kawasan untuk produksi jati ataupun


bukan produksi jati dilaksanakan setiap hari secara rutin dengan sistem
pengamanan bergantian antar petugas.

f)

Pemeliharaan Stasiun Pengamatan Lingkungan yang telah ada meliputi SPL


Debit Sedimentasi (12 SPL), SPL Erosi (7 SPL), SPL Curah Hujan (17 SPL), dan
SPL Biodiversity (63 SPL/Transek).

2)Kesuburan Tanah.

198

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

a)

Pemupukan tanaman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman


agar kemampuan tumbuh tanaman sesuai dengan kapasitas tumbuh
optimumnya. Untuk tanaman JPP pemupukan dilakukan pada tanaman dari
umur 1-5 tahun. Rencana pemupukan dituangkan dalam RTT pemeliharaan
tanaman.

b)

Penanaman tanaman sela sebagai tanaman pupuk hijau misalnya: Mimosa


invisa, Centrosema pubecens, Lantana camara, Leucaena leucocephala,
Pueraria lobata, Crotalaria juncea. Jenis tanaman tersebut, selain digunakan
untuk pupuk hijau juga difungsikan sebagai penahan erosi tanah. Pelaksanaan
disesuaikan dengan keadaan lapangan yang sudah teridentifikasi, dibuat BAP,
kemudian dimasukan dalam RTT berikutnya.

b.

Biologi.
1)Satwaliar.
a)

Melakukan Inventarisasi dan pengamatan habitat satwa penting, dilaksanakan


untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat pengelolaan hutan terhadap
keberadaan satwaliar (aves, mamalia, dan reptil). Berdasarkan identifikasi
awal terdapat satwa jenis Rusa, Kepodang , Lutung dan Macan Tutul.
Inventarisasi ulang dan pengamatan dilakukan setahun sekali pada tiap-tiap
stasiun pengamatan (transek). Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah
populasi, pola penyebaran dan sumber pakan sehingga dapat ditetapkan
zonasi habitat satwa agar terhindar dari kepunahan, ancaman, dan
kelangkaan.

b)

Pelaksanaan patroli dan perlindungan satwa yang dilindungi dilakukan oleh


petugas dengan tujuan menghindari perburuan dan perdagangan satwaliar
yang dilindungi. Pengamanan dilakukan sepanjang tahun dari tahun 2011 s.d
2015.

c)

Penyuluhan, diskusi dan fasilitasi bertujuan untuk memberitahuakan kepada


kepada masyarakat dan pihak terkait

agar mengerti dan memahami

pentingnya satwaliar yang hidup di wilayah Perhutani. Dari kegiatan tersebut


diharapakan masyarakat dan pihak-pihak terkait ikut berpartisipasi dalam
melindungi dan mengamankan satwaliar yang dilindungi. Pelaksanaan
dilakukan 1 kali dalam setahun mulai dari tahun 2008 s.d 2017.
2)Vegetasi.
Menjaga keanegaraman jenis tumbuhan rimba campur lokal dilakukan pada
kawasan produksi jati dan bukan untuk produksi jati. Tujuan kegiatan ini adalah
menjaga keanegaraman vegetasi, mempertahankan habitat satwaliar dan
mempertahankan kondisi tapak lingkungan dari kegiatan pengelolaan hutan.
199

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

a)

Penerapan Pola Tanam.


Dalam kegiatan penanaman untuk merehabilitasi dan reboisasi, jenis tanaman
terdiri dari: tanaman pagar, tepi, pokok dan pengisi. Jenis tanaman
disesuaikan dengan tumbuhan lokal (jati dan rimba campur) yang selama ini
telah tumbuh dan sesuai dengan karakteristik wilayah.

b)

Patroli.
Patroli atau pengamanan rutin dilakukan pada tanaman jati atau rimba
campur lokal dengan tujuan mempertahankan tegakan tetap ada dan mampu
berkontribusi terhadap lingkungan. Pengamanan dilaksanakan pada kawasan
untuk produksi jati dan di kawasan bukan untuk produksi jati.

Tabel 8.14. Rencana Kelola Lingkungan di Kawasan Produksi KPH Kendal


Tahun 2011 s.d 2015.
No

Kegiatan

Satuan

2011

2012

Rencana Tahun:
2013
2014

JUMLAH

2015

1 Fisik - Kimia
a Penerapan RITH
Ha
227,9
186,4
122,2
109,7
132,2
778,4
b Terasering pada lahan dengan kemiringan >8%
Ha
227,9
186,4
122,2
109,7
132,2
778,4
c Rehabilitasi lahan kosong/ tidak produktif awal tahun
Ha
100,1
57,6
19,3
14,4
191,4
d Rehabilitasi lahan kosong/ tidak produktif dlm th.2011-2015
Ha
Sesuai BAP PKH Triwulan I,II &III, triwulan IV masuk tahun berikutnya
e Reboisasi
Ha
127,8
128,8
121,1
107,2
107,1
592,0
f Penerapan pola tanam:
Tanaman pagar
Btg
Tanaman tepi
Btg
Tanaman pokok/pengisi
Btg
g Menanam jenis-jenis cover crops atau teknik sodding pada
Ha
227,9
186,4
122,2
109,7
132,2
778,4
h Pemupukan Tanaman
Ha
227,9
186,4
122,2
109,7
132,2
778,4
i Penanaman Tanaman Sela
Ha
j Pemeliharaan SPL Debit Sedimentasi
Unit
12
12
12
12
12
60
k Pemeliharaan SPL Erosi
Unit
7
7
7
7
7
35
l Pemeliharaan SPL Curah Hujan
Unit
17
17
17
17
17
85
m Pemeliharaan SPL Biodiversity
Transek
63
63
63
63
63
315
2.

3.

Biologi
a Inventarisasi dan Pengamatan NKT
b Pengolahan Data dan Analisa Hasil Pengamatan
c Penerapan pola tanam:
Tanaman pagar
Tanaman tepi
Tanaman pokok/pengisi
d Patroli untuk perlindungan Satwa dan tegakan
e Penyuluhan/diskus pada masyarakat

Transek
paket
Btg
Btg
Btg
Hari
Kali

24
1

24
1

24
1

24
1

24
1

120
5

68.370
22.790

55.920
18.640

36.660
12.220

32.910
10.970

39.660
13.220

233.520
77.840

250.690

205.040

134.420

120.670

145.420

856.240

365
12

365
12

365
12

365
12

365
12

1825
60

Pengelolaan Lingkungan Di Kawasan Penggunaan Lain


Areal Untuk Penggunaan Lain di KPH Kendal seluas 667,8 ha. Berdasarkan keluasannya maka
areal yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan adalah Alur/Jalan seluas 282,4 ha,
Jalan 35,0 ha, Rumah Dinas seluas 6,2 ha, SUTT seluas 230,8 ha, TPK seluas 6,1 ha, Irigasi
seluas 1,1 ha, Lokasi Penelitian seluas 16,6 ha, Bumi Perkemahan seluas 6,8 ha, TBP seluas
59,8 ha dan Wana Wisata seluas 23,0 ha.
200

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Kegiatan pada Areal Penggunaan Lain meliputi :


a.

Perbaikan/pemeliharaan jalan dan alur.


Perbaikan/pemeliharaan dilakukan dengan pengerasan alur/jalan tertentu yang akan
digunakan untuk persiapan pemanenan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan
aksesbilitas dalam kawasan.

b.

Pemeliharaan saluran air.


Pemeliharaan saluran air dilaksanaan bersamaan dengan kegiatan pengerasan alur/jalan
untuk mengurangi terjadinya erosi tanah.

c.

Pembuatan sudetan pada jalan yang tidak diperkeras.


Kegitan ini dilakukan untuk mengalirakan air ke saluran air sehingga erosi tanah dan
aliran permukaan dapat dikurangi. Selain itu pembuatan sudetan juga mengurangi becek
pada jalan sehingga jalan tidak mudah rusak. Pembuatan sudetan tahun 2011 s.d 2015
direncanakan sesuai dengan BAP.

d.

Pembuatan sedimen trap atau jebakan endapan.


Sedimen trap atau jebakan endapan digunakan untuk mengurangi endapan tanah yang
terangkut pada saluran air. Pembuatan sedimen trap tahun 2011 s.d 2015 direncanakan
sesuai dengan BAP.

e.

Pembuatan gorong-gorong.
Kegiatan ini dilakukan agar aliran air kesaluran dapat berjalan lancar. Pembuatan
gorong-gorong tahun 2011 s.d 2015 direncanakan sesuai dengan BAP.

f.

Penanaman Jenis Kayu Bakar (Gliricideae, Asam londo, Dll).


Kegiatan penanaman kayu bakar dilaksanakan dilokasi kanan-kiri jalur SUTT, bertujuan
untuk mencukupi kebutuhan kayu bakar masyarakat .

g.

Penanaman Polowijo.
Penanaman polowijo oleh masyarakat dilokasi SUTT bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat sekitar.

h.

Patroli Rutin.
Kegiatan patroli rutin dilakukan sepanjang tahun untuk menjaga kawasan Wana Wisata
untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tarik wisata yang ada di KPH Kendal
seluas 23 ha.

i. Pemasangan dan Pemeliharaan Papan Informas.i


Pemasangan dan pemeliharaan papan informasi berfungsi untuk memberitahu kondisi
wana wisata serta sebagai sarana publikasi pada masyarakat. Kegiatan pemasangan dan
pemeliharaan papan informasi direncanakan sebanyak 4 buah.
201

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

4.

Pengelolaan Pada Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT).


a.

Strategi Pengelolaan Target Konservasi.


Langkah-langkah yang dibangun dalam strategi konservasi didasarkan pada ancaman
pada target konservasi yang merupakan kombinasi dari stress dan source of stress.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk melakukan restorasi stress dan eliminasi source of
stress yang ada pada setiap target konservasi.
Uraian berikut berisi langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam mengelola target
konservasi sebagai strategi untuk melakukan restorasi stress dan eliminasi source of
stress yang ada pada setiap target konservasi.
kawasan

konservasi

ini

Prinsip utama dalam pengelolaan

adalah menjamin nilai-nilai

konservasi

tinggi

tetap

keberadaannya atau bahkan meningkat.


Strategi pengelolaan target konservasi dibangun dengan mengikuti kaedah pengelolaan
kawasan konservasi, yaitu tiga pilihan umum pengelolaan target konservasi yang
meliputi:
b.

Konservasi murni
Konservasi murni berarti pada kawasan konservasi tersebut hanya untuk peruntukan
perlindungan tanpa ada aktivitas lain selain pengelolaan kawasan konservasi. Hal ini
dimaksudkan agar nilai-nilai konservasi tinggi yang ada pada kawasan tersebut tetap
dapat dijaga, atau bahkan ditingkatkan kualitasnya.

c.

Modifikasi atau Pengelolaan Terbatas


Modifikasi atau pengelolaan terbatas terhadap kawasan konservasi berarti dalam
mengelola kawasan tersebut masih diperkenankan untuk melakukan pengelolaan hutan,
hanya saja dengan metoda yang ramah terhadap lingkungan dan sangat terbatas dengan
pengawasan yang sangat ketat. Tujuan utama dalam modifikasi pengelolaan ini adalah
nilai-nilai konservasi tinggi tetap dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan kualitasnya.

d.

Restorasi.
Restorasi adalah aktivitas pemulihan kembali kawasan konservasi dari segala stress yang
dialami oleh kawasan tersebut. Ekologi pemulihan lingkungan (ecological restoration)
dapat didefinisikan sebagai proses yang secara sengaja mengubah (keadaan lingkungan)
suatu lokasi guna menetapkan suatu ekosistem yang bersifat tertentu, asli, dan
bersejarah. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengembalikan struktur, fungsi
keanekaragaman dan dinamika suatu ekosistem.

e.

Pengelolaan Target Konservasi.


1)

Target Konservasi Situs Budaya.


202

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pengelolaan target konservasi pada situs budaya di KPH Kendal meliputi Situs Gua
Kiskendo, Situs Gua Kukulan, Situs Makam Mbah Demang, Situs Petilasan Tulang
Bawang, dan Situs Makam Gentiri, didasarkan pada recana pengelolaan situs- situs
budaya di KPH Kendal yang dilaksanakan secara partisipatif dengan masyarakat.
Kegiatan pengelolaan situs antara lain :

2)

a)

Pengaktifan tradisi tahunan dilokasi situs.

b)

Penanaman tanaman jenis rimba lokal di lokasi situs.

c)

Pembuatan dan pemeliharaan pagar situs.

d)

Perbaikan jalan menuju situs.

e)

Pemeliharaan papan informasi dan papan larangan.

f)

Pembuatan tempat sampah.

g)

Memfasilitasi masyarakat dalam pemeliharaan situs.

h)

Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan steakholder.

i)

Pengamanan swakarsa di lokasi situs.

j)

Menyusun Perdes terkait kegiatan di lokasi situs.

Target Konservasi Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah Macan Tutul (Phantera


Pardus).
a)

Kekayaan Jenis (s).

Mempertahankan kekayaan jenis flora dan fauna pada Kawasan


Perlindungan Plasma Nuftah seluas 70,6 Ha

Melakukan identifikasi jenis jenis vegetasi sumber pakan satwa RTE,


pakan kepodang .

Mempertahankan keberadaan kepodang sebagai spesies interest dan


macan tutul sebagai spesies kunci juga mempertahankan tempat-tempat
bersarang dan berlindung satwa RTE dengan melakukan cara antara lain :

Pemeliharaan

papan-papan

informasi

mengenai

larangan

perburuan dan memasuki kawasan

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas


perhutani setiap hari (365 hari setahun)

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat setahun sekali


mengenai kawasan biodiversity kawasan perlindungan plasma
nuftah.

b)

Ukuran Populasi.
Mempertahankan keberadaan populasi kepodang sebagai spesies interest dan
macan tutul spesies kunci dengan melakukan kegiatan antara lain :

Pembuatan dan pemeliharaan papan-papan informasi mengenai


larangan perburuan dilakukan dan memasuki kawasan.
203

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas perhutani


setiap hari (365 hari setahun).

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat setahun sekali


mengenai kawasan biodiversity kawasan perlindungan plasma nuftah.

c)

Keanekaragaman

Mempertahankan keanekaragaman jenis flora dan fauna pada semua


kawasan perlindungan plasma nuftah dengan melakukan identifikasi
setahun sekali selama jangka seluas 70,6 Ha.

Mempertahankan keanekaragaman jenis fauna RTE yaitu jenis spesies


untuk kelas aves : kepodang, mamalia : macan tutul. Rencana kegiatan
yang akan dilakukan antara lain :

Melakukan perlindungan jenis-jenis vegetasi sumber pakan, tempat


bersarang

satwa-satwa RTE sesuai hasil identifikasi yang

direncanakan (365 hari setahun)

Pembuatan papan-papan informasi mengenai larangan perburuan


dan memasuki kawasan

Patroli rutin atau pengamanan kawasan hutan oleh petugas


perhutani setiap hari (365 hari setahun)

Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat setahun sekali


mengenai kawasan biodiversity Hutan Kawasan perlindungan
plasma nuftah.

d)

Dominasi Jenis.
Mempertahankan spesies flora dan fauna dengan melakukan indentifikasi
jenis-jenis vegetasi yang ada di kawasan hutan perlindungan plasma nuftah
sebagai sumber pakan satwa-satwa RTE. Pengamanan dan pengawasan
kawasan hutan dengan kelerengan 40 % secara rutin setiap hari (365 hari
setahun) harus dilakukan oleh petugas Perhutani.

C. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


Rencana pemantauan lingkungan KPH Kendal dilakukan pada kawasan produksi yang diprediksi
banyak mendapatkan dampak dari kegiatan pengelolaan hutan. Kegiatan pemantauan lingkungan
meliputi pengambilan data, analisa hasil dan pelaporan. Kegiatan pemantauan lingkungan meliputi
aspek Fisik, Kimia dan Biologi.
1. Fisik.
a. Curah Hujan.

204

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pemantauan dilakukan pada SPL yang telah ada di 17 lokasi yang kesemuanya terletak di
halaman rumah dinas KRPH dan 1 lokasi SPL di Kantor KPH Kendal. Lokasi pemantauan SPL di
BKPH Subah lokasi SPL, BKPH Plelen 3 lokasi SPL, BKPH Sojomerto 3 lokasi SPL, BKPH Kalibodri
3 lokasi SPL, BKPH Boja 4 Lokasi SPL dan BKPH Mangkang 1 lokasi SPL dan di Kantor KPH 1
lokasi SPL. Pemantauan dilakukan dengan mengambil data curah hujan per hari selama
selama 1 tahun.
b. Debit Sedimentasi Sungai.
Kegiatan pemantauan yaitu dengan mengambil data 1 kali dalam 1 tahun pada tiap-tiap
Stasiun Pengamatan Lingkungan (SPL). Lokasi SPL Debit Sedimentasi di KPH Kendal sejumlah
13 lokasi yang terletak di petak yang telah ditentukan pada tahun-tahun sebelumnya
meliputi; BKPH Subah 2 lokasi SPL, BKPH Plelen 2 lokasi SPL, BKPH Sojomerto 3 lokasi SPL,
BKPH Kalibodri 2 lokasi SPL, BKPH Mangkang 3 loksi SPL dan BKPH Boja 1 lokasi SPL.
c. Erosi.
Pengambilan data di 7 lokasi SPL, masing-masing SPL diamati 1 kali dalam 1 tahun. Lokasi SPL
meliputi; BKPH Subah 1 lokasi SPL, BKPH Plelen 2 lokasi SPL, BKPH Sojomerto 2 loksi SPL, BKPH
Kalibodri 1 lokasi SPL dan di BKPH Mangkang 1 lokasi SPL.
d. Monitoring Kualitas KPS.
Data pengamatan monitoring KPS meliputi keberadaan tanda batas, kondis lahan, kondisi
tegakan dan kondisi tumbuhan bawah. Monitoring dilakukan pada 622 lokasi (anak petak)
denga keluasan 7.670,0 ha yang terdiri dari; BKPH Subah 81 lokasi = 976,0 ha, BKPH Plelen 42
lokasi = 651,5 ha, BKPH Sojomerto 165 lokasi = 2.323,5 ha, BKPH Kalibodri 122 lokasi = 1.347,5
ha, BKPH Mangkang 111 lokasi = 1.071,0 ha dan BKPH Boja 101 lokasi = 1.300,5 ha.
2. Kimia.
a. Uji Kimia SPL Sungai (Air Sungai).
Kegiatan pemantauan meliputi pengambilan data dengan mengambil sampel air sungai dan
dilanjutkan dengan uji laboratorium. Pengambilan sampel di lakukan pada lokasi SPL Debit
dan Sedimentasi.

b. Monitoring Kawasan Perikanan.


Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan wawancara maupun dengan teknik kuisioner pada
responden di masing-masing BKPH. Setiap BKPH diwakili 6 responden setiap tahun.
c. Monitoring Kesuburan Tanah.
Tingkat kesuburan tanah dilakukan pengamatan pada lokasi tanaman dengan mengambil
sampel tanah dan dilanjutkan dengan uji laboratorium.
3. Biologi.
a. Monitoring Biodiversity.

205

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Monitoring dilaksanakan pada SPL (transek) biodiversity yang telah ada sebanyak 63 lokasi
dengan rincian masing-masing bagian hutan terdapat 21 lokasi. Kegiatan monitoring
dilakukan 1 kali dalam setahun pada tiap-tiap SPL (transek) bidiversity.
b. Monitoring Satwa
Pelaksanaan monitoring satwa dilakukan setiap bulan atau 12 kali dalam setahun di masingmasing BKPH pada lokasi yang mewakili.
c. Monitoring Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT)
Kegiatan dilaksanakan dan dilaporkan setiap tahun untuk tingkat KPH.

4. Monitoring Pengendalian Limbah B3


Monitoring dilakukan pada seluruh petak/anak petak di masing-masing BKPH yang disinyalir
terdapat penggunaan B3 setiap bulan atau 12 kali dalam setahun. Hasil monitoring dianalisa dan
dibuat laporannya.

D. RENCANA KELOLA SOSIAL


Rencana kelola sosial disusun dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan hutan dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya hutan bagi kehidupan sosial
kemasyarakatan.

Untuk mengimplementasikan kelola sosial secara maksimal maka disusun


perencanaan di bidang sosial dengan parameter-parameter sebagai berikut:
1. Peningkatan Perekonomian Desa.
Tujuan program peningkatan perekonomian desa khususnya bagi masyarakat desa hutan (MDH)
adalah untuk meningkatkan peran Perum Perhutani KPH Kendal dalam peningkatan mata
pencaharian dan pendapatan MDH.
a. Pinjaman dana PKBL.
Besarnya dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sangat bergantung pada
dana/alokasi anggaran dari Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Sasaran pemberian
pinjaman Dana PKBL diprioritaskan pada :
1) LMDH Desa Model PHBM yang mempunyai usaha produktif dan belum mendapatkan bagi
hasil (production sharing).
2) Badan Usaha Koperasi baik LMDH maupun Primkokar KPH Kendal
3) LMDH yang telah mendapat pinjaman PKBL dan mempunyai potensi untuk pengembangan
usaha untuk pemberdayaan LMDH dan menunjang usaha-usaha/kegiatan

Perum

Perhutani.

206

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

4) Keluarga mandor/karyawan Perhutani yang benar-benar mempunyai usaha produktif yang


tinggal/berdomisili di desa hutan.
b. Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu.
1) Pemanfaatan lahan dibawah tegakan (PLDT) pada tegakan tua untuk ditanami tanaman
yang sesuai kondisi silvikultur jati dan sosial masyarakat.
2) Penyediaan lahan tumpangsari pada lokasi tanaman hutan baik tanaman rutin maupun
pembangunan.
3) Pengambilan rencek sesuai aturan yang berlaku.
4) Pengambilan daun, dengan dibuat batasan tentang pengambilan daun pada tegakan agar
tidak mengganggu pertumbuhan pohon.
5) Penyediaan hijauan makanan ternak (HMT) baik yang sengaja ditanam maupun hijauan
alami.
c. Bantuan Bibit.
Bantuan bibit diberikan pada desa-desa diwilayah pangkuan KPH Kendal melalui Lembaga
Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ).
d. Bagi Hasil Produksi.
Salah satu komponen pengelolaan sosial bidang perokonomian adalah melalui program bagi
hasil produksi. Rencana bagi hasil disesuaikan dengan rencana kelola produksi khususnya
rencana tebangan A, B, dan E.
Tabel 8.15. Rencana Kegiatan Kelola Sosial Bidang Perekonomian Tahun 2011 s.d 2015 KPH
Kendal.
No

Jenis Kegiatan

1 Pinjaman Dana PKBL


Pemanfaatan hasil hutan non kayu
2
(tanaman pangan)

Sat

2011

LMDH

Tahun Pelaksanaan
2013

2012
4

2014

JUMLAH

2015

20

- Porang

ton

11,6

- Rumput Gajah

ton

32,0

- Jagung

ton

97,5

50,7

50,7

50,7

50,7

300,3

3 Bantuan Bibit

btg

4 Bagi Hasil Produksi

Rp

1.023.240.600 1.255.956.000 1.168.640.000 1.433.742.000 2.147.857.600 7.029.436.200

2. Kelembagaan.
Tujuan dibentuknya kelembagaan desa hutan adalah :
a. Untuk memperkuat kepastian hukum kerjasama antara Perhutani dengan lembaga-lembaga
desa hutan yang berbadan hukum.
b. Mempercepat proses implementasi hubungan kerjasama pengelolaan hutan dalam bentuk
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
207

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

c. Memudahkan dalam menyusun program bersama untuk kepentingan PHBM (Bottom Up


Planing) termasuk evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
Program kerja kelembagaan untuk desa pemangkuan hutan jangka tahun 2011 s.d 2015 adalah
sebagai berikut :
a. Pertemuan rutin dengan LMDH.
b. Memotifasi dan memfasilitasi pertemuan rutin.
c. Memfasilitasi pembentukan koperasi.
d. Pendampingan Koperasi LMDH.
e. Pelatihan Pemberdayaan Organisasi LMDH.
f. Kegiatan Desa Model PHBM.
Tabel 8.16 Rencana Kegiatan Kelola Sosial Bidang Kelmbagaan Tahun 2011 s.d 2015 KPH Kendal.

No

Jenis Kegiatan

Sat

Tahun Pelaksanaan
2012
2013
2014

2011

JUMLAH

2015

1 Pertemuan rutin dengan LMDH


Memotifasi dan memfasilitasi pertemuan
2
rutin LMDH

kali

20

kali

3 Memfasilitasi pembentukan koperasi

LMDH

15

4 Pendampingan koperasi LMDH

LMDH

5 Pelatihan Pemberdayaan Organisasi LMDH LMDH

6 Kegiatan Desa Model PHBM

15

Desa

3. Ketenagakerjaan.
Tujuan program kerja ketenagakerjaan adalah untuk menyediakan lapangan kerja dan
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia MDH dengan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pengelolaan.
a. Perekrutan Tenaga Kerja Lokal
Bentuk kerjasama dalam kegiatan pengelolaan kawasan adalah perekrutan tenaga kerja MDH
dalam kegiatan pengelolaan hutan, meliputi :
1)

Kegiatan di persemaian

2) Kegiatan di tanaman
3) Kegiatan di pemeliharaan
4) Kegiatan di tebangan
b. Pelatihan Peningkatan Kompetensi dan SMK3
Pelatihan peningkatan kompetensi dan SMK3 meliputi bidang Tanaman, Penjarangan, dan
Tebangan.
c. Pengadaan APD

208

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu sarana dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan hutan. Alat yang digunakan antara lain helm, sarung tangan, sepatu, celana anti
gores, dan kacamata.
d. Sosialisasi Hak dan Kewajiban Pekerja
Sosialisasi diberikan kepada pekerja internal (Perhutani) dan pekerja eksternal (pekerja lokal).
e. Sosialisasi Renstra SDM
Sosialisasi diberikan khusus kepada pekerja internal (karyawan Perhutani) meliputi Gaji,
Remunerasi dan Status.

Tabel 8.17 Rencana Kelola Sosial Dalam Bidang Ketenagakerjaan KPH Kendal Tahun 2011 s.d
2015.
No

Jenis Kegiatan

Sat

Tahun Pelaksanaan
2012
2013
2014

2011

JUMLAH

2015

1 Perekrutan tenaga kerja lokal


- Persemaian

org

132

420

380

465

380

1.777

- Tanaman

org

520

554

571

588

606

2.839

- Pemeliharaan

org

442

271

315

365

424

1.817

- Tebangan

org

901

478

526

579

636

3.120

org

38

108

76

38

108

368

3 Pengadaan APD

paket

12

12

24

4 Sosialisasi hak & kewajiban pekerja

paket

5 Sosialisasi Renstra SDM

paket

2 Pelatihan peningkatan kompetensi dan SMK3

4. Pendidikan Dan Kesehatan Masyarakat


Salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan (MDH) adalah melalui
program pendidikan dan kesehatan MDH. Program pendidikan berupa penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan, sedangkan program kesehatan berupa peningkatan kesehatan masyarakat
dan peningkatan akses mayarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program
kesehatan dan pendidikan perlu melibatkan instansi atau dinas terkait

untuk lebih

memaksimalkan manfaat dari program tersebut.


a. Pengembangan Pendidikan
KPH kendal memberikan bantuan berupa buku sekolah dan sarana penunjang lainnya kepada
sekolah-sekolah yang berada di wilayah desa pangkuan wilayah KPH Kendal melalui LMDH
masing-masing desa.
209

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

b. Pelayanan kesehatan
Melalui LMDH di masing-masing desa diberikan bantuan pengobatan kepada masyarakat desa
pangkuan hutan.

Tabel 8.18 Rencana Program Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Desa Hutan.
No

Jenis Kegiatan

Sat

Tahun Pelaksanaan
2012
2013
2014

2011

JUMLAH

2015

1 Pengembangan Pendidikan
- Bantuan buku dan sarana lainnya desa
2 Bantuan Pengobatan

desa

12

15

5. Pengelolaan Situs
Pengelolaan situs di KPH Kendal didasarkan pada recana pengelolaan situs- situs
budaya di KPH Kendal yang dilaksanakan secara partisipatif dengan masyarakat.
Kegiatan dalam pengelolaan situs meliputi :
a. Pembuatan dan pemeliharaan sarana & prasarana di lokasi situs.
b. Koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait.
c. Membuat perjanjian pengelolaan bersama.
E. RENCANA PEMANTAUAN SOSIAL

Kegiatan pemantauan sosial dilakukan disemua BKPH di 81 desa dengan periode


pemantauan setiap 5 tahunsekali. Komponen pantauan yang digunakan yaitu :
Perekonomian Desa, Kelembagaan, Ketenagakerjaan, Budaya, Sengketa dan Konflik,
Persepsi Masyarakat terhadap unit manajemen/UM/Perhutani, Pendidikan,
Kesejahteraan dan Sumber Daya Manusia.
1. Perekonomian Desa.
Tujuan pemantauan perekonomian desa adalah untuk mengetahui proporsi
MDH yang sumber mata pencahariannya dari hutan dan mengetahui tingkat
pendapatan rata rata MDH tiap tahun. Indikator yang digunakan dalam
pemantauan adalah meningkatnya sumber mata pencaharian, konstribusi SDH
terhadap pendapatan MDH, dan bertambahnya fasilitas ekonomi sebagai sumber
mata pencaharian masyrakat desa hutan.
2. Kelembagaan.
210

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tujuan pemantauan kelembagaan adalah untuk mengetahui jumlah prosentase


anggota lembaga dan mengetahui jenis kegiatan lembaga yang terkait dengan
unit manajemen.
Indikator yang digunakan adalah meningkatnya jumlah lembaga MDH,
meningkatnya jumlah lembaga MDH, meningkatnya partisipasi MDH dalam
lembaga dan aktifitas lembaga tetap bertahan.
3. Ketenagakerjaan.
Tujuan pemantauan ketenagakerjaan adalah untuk mengetahui jumlah MDH
yang terserap dalam kegiatan pengelolaan hutan khususnya kegiatan produksi
dan mengetahui peningkatan ketrampilan masyarakat desa hutan serta
pemenuhan hak-hak pekerja dalam pekerjaan pengelolaan hutan. Indikator yang
digunakan adalah meningkatnya keterlibatan dan pendapatan MDH dalam
kegiatan produksi.
4. Pendidikan dan Kesehatan.
Tujuan pemantauan di bidang pendidikan dan kesehatan adalah untuk
mengetahui jenjang pendidikan MDH dan kesehatan generasi penerus. Indikator
yang digunakan adalah terbangunnya pendidikan dasar di lingkup MDH serta
adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk generasi penerus.
5. Pengelolaan Situs.
Tujuan pemantauan situs adalah untuk mengetahui keberlanjutan fungsi situs. Indikator yang
digunakan adalah terjaganya kegiatan yang melibatkan masyarakat terkait dengan adat atau
kebiasaan yang dilakukan di lokasi situs.

F. RENCANA KELOLA PERLINDUNGAN SDH

1. Rencana Kelola Perlindungan.


Rencana kelola perlindungan sumberdaya hutan merupakan rencana yang berisi target
penurunan gangguan keamanan hutan dari pencurian pohon, kebakaran hutan, penggembalaan
dan gangguan lainnya. Kebijakan penanganan sumberdaya hutan dengan prioritas tindakan pre
emtif yang mengedepankan pendekatan sosial dan preventif yang bersifat pencegahan. Pada
sistuasi keamanan yang kondusif secara bertahap akan mengurangi dan menghentikan
211

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

penggunaaan senjata api. Kelola perlindungan sumberdaya hutan secara spesifik dijelaskan
sebagai berikut :
a. Kelola perlindungan dari pencurian pohon.
Tujuan kelola diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1) melindungi terhadap struktur tegakan dari kerusakan akibat pencurian pohon.
2) melindungi sumber pakan satwa akibat pencurian pohon.
3) melindungi tanah dari erosi akibat pencurian pohon.
b. Kelola perlindungan dari kebakaran.
Tujuan kelola diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1) melindungi struktur tegakan dari kerusakan akibat kebakaran hutan.
2) melindungi satwa dari kerusakan akibat kebakaran hutan.
3) melindungi habitat satwa liar dari kerusakan akibat kebakaran hutan.
4) melindungi tanah dari kerusakan akibat kebakaran hutan.
c. Kelola perlindungan dari pengembalaan.
Tujuan kelola diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1) melindungi terhadap struktur tegakan (tanaman muda) dari kerusakan akibat
penggembalaan.
2) melindungi tanah dari kerusakan akibat penggembalaan.
d. Kelola perlindungan dari permasalahan tenurial.
Tujuan kelola diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1) melindungi kepastian hukum kawasan hutan .
2) melindungi ekosistem hutan akibati kerusakan permasalahan tenurial.

2. Perencanaan Strategi Perlindungan Sumberdaya Hutan.


Kelola perlindungan sumberdaya hutan dilakukan dengan melakukan perencanaan strategi,
pelaksanaan strategi, penanganan pasca gangguan serta monitoring dan evaluasi.
Strategi perlidungan sumberdaya hutan dilakukan dengan menggunakan pola pendekatanpendekatan yang mendukung terciptanya kondisi yang kondusif di masyarakat, yaitu melalui :
2.Tindakan Preemptif.
Tindakan pre-emtif diutamakan dengan pendekatan komunikasi kepada masyarakat dengan
melibatkan stake holders lainnya untuk berperan serta di dalamnya. Tindakan pre-emtif dapat
dilakukan oleh siapa saja mulai dari Mandor, KRPH sampai dengan Administratur. Tindakan
pre-emtif diprioritaskan dengan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan komunikasi yang
bertujuan merubah niat seseorang, sekelompok orang atau masyarakat yang semula negatif
menjadi positif dengan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan arti penting fungsi
dan manfaat hutan sehingga masyarakat mau menjaga dan mengamankan potensi sumber
daya hutan yang ada.
212

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Pada prinsipnya strategi penanganan pre-emtif dilaksanakan melalui pendekatan sebagai


berikut :
e) Pendekatan kesejahteraan.
Pendekatan kesejahteraan dimaksudkan untuk membantu dan mendorong masyarakat
meningkatkan perekonomian, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pendekatan
kesejahteraan menjadi prioritas yang harus dilakukan karena kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat berkorelasi positif terhadap keamanan dan kelestarian sumber
daya hutan, dimana semakin meningkat tingkat perekonomian masyarakat sekitar hutan
maka akan semakin kecil gangguan keamanan hutan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengarahkan LMDH lebih optimal menggunakan sharing produksi kayu untuk
kepentingan masyarakat desa.
f)

Pendekatan pendidikan.
Tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan tingkat pemahaman akan fungsi dan
manfaat hutan serta tingkat kesadaran dan kepatuhan pada hukum dan peraturan
perundangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin luas wawasan masyarakat
semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan fungsi dan manfaat hutan.

g) Pendekatan partisipatif.
Sesuai dengan perubahan paradigma pengelolaan hutan menjadi berbasis masyarakat
(Community Based Forest Management) maka pola strategi pengamanan hutan yang perlu
diterapkan perlu melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk berpartisipasi aktif
pengamanan hutan ini sebagai salah satu bentuk peran dan tanggung jawab masyarakat
terhadap pengelolaan sumber daya hutan. Hal ini dilakukan dengan membuat masyarakat
jadwal patroli bersama dan juga sharing informasi.
Pendekatan partisipatif merupakan upaya untuk meningkatkan rasa memiliki (sense of
belonging) dari masyarakat terhadap kawasan hutan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan semangat masyarakat untuk menjaga dan melestarikan sumber daya hutan.

h) Kearifan budaya lokal.


Pada dasarnya kepedulian masyarakat akan kelestarian hutan cukup tinggi, hal ini dapat
dilihat dari pola hidup dan bercocok tanam masyarakat di lahan hutan yang tetap
memperhatikan konservasi.
Kearifan budaya masyarakat desa hutan merupakan salah satu modal dasar untuk
mempertahankan kelestarian sumber daya hutan serta meningkatkan manfaat secara
ekonomi, sosial dan ekologi. Dengan demikian

upaya-upaya yang ditempuh dalam

213

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

pengamanan kawasan hutan harus mempertimbangkan budaya dan tradisi masyarakat


sekitar hutan.
3.Tindakan Preventif.
Tindakan preventif merupakan tindakan yang bertujuan mencegah terjadinya gangguan
keamanan hutan yang disebabkan oleh manusia. Gangguan keamanan hutan terjadi karena 2
faktor yaitu niat dan kesempatan. Untuk itu dalam tindakan preventif ini kita melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah timbulnya niat dan kesempatan seseorang,
sekelompok orang atau masyarakat untuk melakukan kejahatan. Pada prinsipnya strategi
penanganan preventif dilaksanakan melalui pendekatan sebagai berikut :
d) Pendekatan deteksi dini.
Deteksi dini menjadi prioritas dalam melakukan upaya preventif, dimana kita sebelumnya
harus dapat mengetahui petak-petak yang rawan gangguan hutan dan sebab gangguan
hutan terjadi. Dengan mengetahui lokasi rawan dan penyebab gangguan hutan maka kita
dapat mengantisipasi dini langkah-langkah yang harus dilakukan guna mencegah
terjadinya gangguan hutan.
e) Pendekatan kesiapsiagaan petugas.
Kesiapsiagaan petugas di lapangan menjadi salah satu faktor pencegah terjadinya
gangguan hutan. Adanya petugas di lapangan dapat merubah niat dan kesempatan
seseorang dari niat jelek menjadi tercegah tidak melakukan gangguan tersebut.
Agar petugas selalu siap siaga di hutan, maka telah dibangun pos-pos pengamanan guna
dipergunakan sebagai tempat untuk istirahat setelah melakukan aktifitas patroli dan
pengawasan terhadap petak-petak rawan.
Tabel 8.19. Data Jumlah Personil Pengamanan Hutan per BKPH .
NO
1
2
3
4
5
6
JML

BKPH
SUBAH
PLELEN
SOJOMERTO
KALIBODRI
MANGKANG
BOJA
KPH KENDAL

LUAS
3.373,09
1.886,69
3.768,60
4.249,40
2.968,70
4.054,10
20.300,58

Asper
1
1
1
1
1
1
6

Jumlah petugas
KRPH
Polter
4
13
3
13
3
14
4
16
4
16
4
17
22
89

Jumlah
18
17
18
21
21
22
117

Agar petugas selalu siap siaga di hutan, maka telah dibangun pos-pos pengamanan guna
dipergunakan sebagai tempat untuk istirahat setelah melakukan aktifitas patroli dan
pengawasan terhadap petak-petak rawan.

214

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Tabel 8.20. Data Jumlah Pos Pengamanan per


NO

BKPH

1 SUBAH
2 PLELEN
3 SOJOMERTO
4 KALIBODRI
5 MANGKANG
6 BOJA
JML
KPH KENDAL
BKPH.

POS INDUK
(bh)
1
1
1
1
1
1
6

POS BANYANGAN
(bh)
2
3
4
4
4
4
21

JUMLAH
(bh)
3
4
5
5
5
5
27

f) Pendekatan partisipatif.
Pengamanan hutan yang dilakukan harus bersifat terpadu yaitu dengan melibatkan
masyarakat dan instansi terkait. Peran aktif instansi terkait dapat didorong melalui upaya
pendekatan secara personil maupun kedinasan dengan memberikan pengetahuan akan
pentingnya fungsi dan manfaat hutan sehingga kelestarian hutan harus dijaga.
4.Tindakan Represif.
Tindakan represif merupakan upaya terakhir yang terpaksa dilakukan secara selektif guna
mempertahankan eksistensi sumber daya hutan yang ada melalui tindakan baik sendiri
maupun kolektif bekerja sama dengan kepolisian, instansi terkait dan masyarakat dengan
mengoptimalkan penegakan supremasi hukum dalam penyelesaian perkara. Tindakan represif
ini disamping memberikan sanksi kepada pelaku gangguan keamanan hutan, juga bertujuan
memberikan efek jera kepada seseorang, sekelompok orang atau masyarakat agar tidak
meniru atau mengulangi perbuatannya mengganggu eksistensi sumber daya hutan.
Pada prinsipnya strategi penanganan represif dilaksanakan melalui pendekatan sebagai
berikut :
1) Pendekatan pengamanan.
Pendekatan pengamanan dilakukan guna menyelamatkan sumber daya hutan yang
terganggu agar dapat lestari. Pengamanan dilakukan bisa secara sendiri, bersama
masyarakat atau instansi lain. Bentuk kegiatannya dapat berupa penggeledahan,
pengamanan jalan raya, dan lain-lain.
2) Pendekatan penegakan hukum.
Pendekatan penegakan hukum bertujuan agar dapat memberikan efek jera kepada
seseorang, sekelompok orang atau masyarakat agar tidak mengulangi melakukan
gangguan keamanan hutan. Bentuk kegiatannya dapat berupa pemanggilan dan
penangkapan TO-TO pelaku yang melakukan gangguan keamanan hutan.
Pada dasarnya ketiga tindakan tersebut tidak dapat terpisahkan karena semua tindakan
tersebut merupakan satu bagian dari rencana dan strategi pengamanan hutan lestari. Namun
yang perlu diprioritaskan dalam pelaksanaannya adalah tindakan pre-emtif dan preventif
sebagai alat untuk merubah niat seseorang dan tidak memberikan kesempatan orang untuk
215

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

mengganggu hutan. Sebagaimana rumus kejahatan dibawah ini dan tindakan yang harus
diambil dalam rangka mengamankan gangguan hutan yang terjadi.

Kejahatan = Niat + Kesempatan

REPRESIF

PREEMTIF

PREVENTIFP

Gambar 8.1. Rumus Kejahatan dan Tindakan penanganannya

3. Pelaksanaan Strategi Pengamanan Hutan.


Strategi pengamanan hutan yang telah dibuat selanjutnya disusun berdasarkan tata waktu
kegiatan dengan menyesuaikan pada kondisi dan karakteristik wilayah setempat dan
dilaksanakan berdasarkan level masing-masing jabatan. Strategi keamanan yang telah disusun
dilaksanakan secara konsisten oleh masing-masing petugas dengan mengacu pada tindakantindakan yang telah ditentukan.
a. Tindakan Preemptif.
Tindakan pre-emtif bertujuan merubah niat seseorang, sekelompok orang atau
masyarakat yang semula negatif menjadi positif dengan memberikan penyadaran kepada
masyarakat akan arti penting fungsi dan manfaat hutan sehingga masyarakat mau
menjaga dan mengamankan potensi sumber daya hutan yang ada.

b. Tindakan Preventif.
Tindakan Preventif adalah usaha atau tahapan penanganan gangguan terhadap eksistensi
hutan dengan melakukan kegiatan pencegahan. Kegiatan ini bertujuan membatasi
kesempatan seseorang, sekelompok orang atau masyarakat agar tidak melakukan
kegiatan negatif terhadap eksistensi hutan.
c. Tindakan Represif.
Tindakan

represif

merupakan

upaya

terakhir

yang

terpaksa

dilakukan

guna

mempertahankan eksistensi sumber daya hutan yang ada.

4. Manajemen Zonasi.
Gangguan keamanan hutan masih terjadi di wilayah Perum Perhutani walaupun dari sisi kuantitas
dan kualitas sudah menurun cukup jauh dibandingkan pada tahun 2003 dan sebelumnya. Namun
demikian pada beberapa wilayah masih terdapat kondisi yang tingkat kerawanan masih cukup tinggi
sehingga dikategorikan masuk kriteria daerah rawan meskipun kriteria tersebut baru dilihat dari satu
216

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

indikator yaitu realisasi gangguan keamanan hutan yang terjadi khususnya pencurian pohon. Dalam
perkembangannya wilayah rawan disebut Red Zone sedangkan daerah tidak rawan disebut Green
Zone.
Untuk itu guna mengetahui suatu wilayah masuk dalam kategori rawan (Red Zone) atau tidak rawan
(Green Zone), maka perlu dibuat suatu mekanisme identifikasi zonasi yang penekanannya tidak
hanya kepada realisasi gangguan keamanan namun juga indikator lain juga perlu menjadi
pertimbangan. Berdasarkan identifikasi yang dibuat maka penentuan zonasi Red Zone maupun Green
Zone ditentukan berdasarkan 3 klasifikasi utama yaitu keamanan, potensi dan sosial dengan
beberapa indikator dan kriteria yang telah ditentukan. Identifikasi zonasi dilakukan per RPH sebagai
unit pemangkuan wilayah hutan terkecil disamping sebagai operator langsung di lapangan yang
selanjutnya mekanisme zonasi ini dinamakan manajemen zonasi.
Tujuan disusunnya manajemen zonasi adalah guna mengetahui kondisi suatu RPH baik realisasi
gangguan keamanan hutannya, permasalahan dan rencana tindak lanjut yang akan dibuat oleh
seorang KRPH dengan demikian diharapkan langkah-langkah yang dilakukan seorang KRPH lebih
efektif dan mendapatkan hasil yang optimal.
Manajemen zonasi ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali atau per semesteran yaitu bulan Januari s.d
Juni dan Juli s.d Desember. Di KPH Kendal identifikasi zonasi telah dilaksanakan mulai tahaun 2008.
Manajemen zonasi dilakukan dengan tahapan-tahapan mekanisme sebagai berikut :
a. Sosialisasi manajemen zonasi.
b. Penghimpunan data, yaitu realisasi gangguan keamanan hutan (pencurian kayu), potensi dan
sosial per RPH per semester Januari s.d Juni dan Juli s.d Desember.
c. Menyusun kriteria keamanan sesuai data terkecil yang pernah terjadi di suatu RPH selama 5
tahun yaitu tahun 2004 s.d 2008.
d. Identifikasi zonasi sesuai data yang ada pada blangko yang telah dibuat (blangko terlampir).
e.Inventarisasi masalah utama dan rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh KRPH,
rencana tindak lanjut merupakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada semester
berikutnya yang disusun secara detail (blangko terlampir).
f. Asper/KBKPH dan Wakil Adm./KSKPH menyusun rencana tindak lanjut pada tingkat BKPH dan
KPH guna mendukung penyelesaian permasalahan di suatu RPH.
g. Pada semester berikutnya dilakukan identifikasi dan evaluasi manajemen zonasi pada masingmasing RPH, guna melihat kondisi terakhir dan efektiftas kegiatan yang dilakukan oleh KRPH.
Hasil identifikasi zonasi periode semester I 2011 (Januari s.d Juni 2011), KPH Kendal mempunyai
RPH dengan kriteria Red Zone sebanyak 3 RPH (13 %) dan kriteria Green Zone sebanyak 20 RPH
(87 %).
Semakin rendahnya jumlah RPH dengan kriteria Red Zone menunjukkan bahwa suatu wilayah
sudah relatif kondusif namun begitu untuk RPH dengan kriteria Red Zone masih perlu penaganan
lebih dalam kegiatan pengamanan hutannya. Dalam melakukan identifikasi zonasi ini, setiap
217

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

KRPH harus dapat menginvetarisasi permasalahan utama yang terjadi dan selanjutnya menyusun
rencana tindak lanjut yang akan dilakukan guna menyelesaikan permasalahan yang ada di
masing-masing RPH. Diharapkan dengan adanya rencana tindak lanjut tersebut dapat
menyelesaikan masalah yang ada sehingga dapat menurunkan kriteria Red Zone menjadi Green
Zone atau mempertahankan yang Green Zone untuk tetap Green Zone.
Berdasarkan inventarisasi masalah yang ada di masing-masing RPH maka seorang Asper/KBKPH
selanjutnya menyusun rencana tindak lanjut tingkat BKPH guna membantu menyelesaikan
permasalahan yang ada di RPH. Sedangkan KPH dalam hal ini Wakil Adm./KSKPH menyusun
rencana tindak lanjut setelah menerima rencana tindak dari Asper/KBKPH.
Diharapkan dengan adanya rencana tindak lanjut yang berjenjang dan berkesinambungan dapat
menurunkan kriteria Red Zone menjadi Green Zone di KPH Kendal. Berikut tersaji hasil
indentifikasi zonasi keamanan per RPH pada semester I 2011 :

Tabel 8.21. Zonasi Tingkat Keamanan Hutan per RPH Semester I 2011

218

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BKPH
SUBAH

RPH

Pucungkerep
Subah
Jatisari Selatan
Jatisari Utara
PLELEN
Banyuputih
Plelen
Karangjati
SOJOMERTO Besokor
Sojomerto Barat
Sojomerto Selatan
Sojomerto Timur
KALIBODRI Gemuh Singkalan
Tanjung
Pongangan
Magangan
MANGKANG Kedungpucung
Mugas
Mangkang
Palir
BOJA
Darupono
Trayu
Kedungpane
Ngareanak
RED ZONE
KPH
GREEN ZONE

KEAMANAN POTENSI
30
48
30
36
60
30
30
36
30
30
30
54
60
30
60
30
60
30
30
30
42
42
48

32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32

SOSIAL

JUMLAH

60
60
60
60
60
60
70
60
50
50
50
50
50
50
60
60
60
70
60
60
60
70
60

122
140
122
128
152
122
132
128
112
112
112
136
142
112
152
122
152
132
122
122
134
144
140

KRITERIA
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
Red Zone
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
Red Zone
GREEN ZONE
Red Zone
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
GREEN ZONE
3
20

5. Penanganan Petak Pasca Gangguan Keamanan Hutan.


Dampak terjadinya gangguan keamanan hutan adalah menurunnya potensi sumber daya
hutan yang dapat mengancam kelestarian hutannya itu sendiri. Oleh karena itu pencegahan
terjadinya gangguan keamanan hutan menjadi prioritas penanganan yang harus dilaksanakan.
Namun demikian apabila telah terjadi gangguan keamanan hutan maka kita wajib menangani
pasca gangguan keamanan hutan itu dengan tepat, efisien dan efektif sesuai dengan tingkat
kerusakannya. Mekanisme penanganan gangguan keamanan hutan adalah sebagai berikut :
a. Pelaporan kejadian Gangguan Keamanan Hutan (Laporan HA).
Setiap kejadian gangguan keamanan hutan wajib dilaporkan oleh seorang KRPH selama 1 x
24 jam. Laporan kejadian gangguan keamanan hutan dibuat oleh KRPH dengan diketahui
oleh Asper/KBKPH dan harus segera dilaporkan kepada Wakil Adm/KSKPH. Laporan berisi
jenis gangguan keamanan hutan, kronologis kejadiannya, penyebab dan kerugian akibat
gangguan keamanan hutan tersebut.
b. Pengumpulan data dan informasi kerusakan/kerugian.
219

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Asper bersama KRPH mengumpulkan data tentang penyebab terjadinya gangguan


keamanan hutan dan juga kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh gangguan
keamanan

hutan

tersebut,

yakni

dengan

menghitung

jumlah

pohon

yang

hilang/rusak/mati kemudian menghitung kerugiannya.


c. Sketsa lokasi dan pemetaan.
Selanjutnya Asper bersama KRPH mengukur luas lokasi kejadian gangguan keamanan
hutan dan membuat sketsa lokasi kejadian sebagai bahan lampiran laporan kejadian
(Laporan Huruf A) kepada Wakil Adm/KSKPH.
d. Analisis tingkat kerusakan.
Selanjutnya berdasarkan data kerugian akibat pohon yang hilang/rusak/mati dibandingkan
dengan keluasannya maka akan diperoleh data potensi terkini yang terjadi pada petak
kejadian tersebut. Selanjutnya Asper/KBKPH melaporkan kepada Wakil Adm./ KSKPH
apabila terjadi perubahan kelas hutan pada petak tersebut.

6. Penanganan Pasca Gangguan Keamanan Hutan.


a. Berdasarkan kondisi potensi petak terkini maka Asper/KBKPH mengusulkan perbaikan
pada petak tersebut sesuai dengan tingkat kerusakannya. Penanganan pasca kejadian
gangguan keamanan hutan dapat berupa penyulaman maupun rehabilitasi kembali petak
tersebut.
b. Selanjutnya berdasarkan laporan Asper/KBKPH tersebut Kasi PSDH mengusulkan
penanganan rehabilitasi pasca gangguan keamanan hutan kepada Administratur/KKPH.
Rekomendasi yang diberikan tergantung tingkat keparahan akibat gangguan keamanan
hutan yang terjadi yaitu :
1) Apabila tingkat keparahan akibat gangguan keamanan hutan rendah/sedang maka
rekomendasi yang diberikan berupa penyulaman atau kerapatan tegakan.
2) Apabila tingkat keparahan kebakaran hutan tinggi maka rekomendasinya penanaman
kembali (rehabilitasi).
c. Berdasarkan laporan perubahan kelas hutan dari Asper/KBKPH, khususnya penurunan
potensi petak akibat pohon yang hilang/rusak/mati di lokasi terjadinya gangguan
keamanan hutan, maka Administratur/KKPH mengusulkan rencana penanganan yang telah
disusun Kasi PSDH kepada Biro Perencanaan, setelah mendapat persetujuan maka
selanjutnya mengeluarkan surat perintah kepada Asper/KBKPH untuk melakukan
rehabilitasi pada petak yang mengalami gangguan keamanan hutan tersebut.

7. Penanganan Pelaku Gangguan Keamanan Hutan.

220

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

Sedangkan untuk penanganan kasus gangguan keamanan hutannya itu sendiri, apabila
berdasarkan laporan kejadian (HA) gangguan keamanan hutan disebabkan oleh perilaku
manusia karena unsur kesengajaan, maka penyelesaiannya melalui proses penegakan hukum
sehingga diharapkan dengan adanya sanksi pidana bagi pelaku gangguan keamanan hutan
maka tingkat gangguan keamanan hutan di kemudian hari dapat diminimalkan. Tindakan
penanganan yang dilakukan yaitu dengan cara pemanggilan dan penangkapan pelaku tindak
kejahatan dan memproses sesuai hukum yang berlaku.
Disamping itu dalam penanganan perkara dilakukan juga koordinasi dengan lintas sektoral
yaitu dengan polres, kejaksaan dan pengadilan negeri.

8. Monitoring dan evaluasi.


Monitoring dan evaluasi dilakukan rutin setiap bulan untuk melihat kemajuan kegiatan
pengamanan hutan yang dilaksanakan. Monitoring ini penting dilakukan sebagai alat kontrol
untuk melihat kinerja yang dilakukan oleh petugas Perhutani dalam melaksanakan tanggung
jawabnya, sedangkan evaluasi dilakukan untuk membandingkan hasil yang diperoleh antara
rencana dan realisasi serta menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
Monitoring dan evaluasi ini dilakukan terhadap rencana dan strategi pengamanan hutan serta
gangguan keamanan hutan yang telah terjadi.
Monitoring dan evaluasi ini dilakukan setiap bulan sesuai dengan tata waktu Rencana dan
Strategi Pengamanan Hutan yang dilakukan. Monev ini meliputi : Realisasi kegiatan, waktu,
personal/peserta, hasil yang diperoleh dan langkah tindak lanjut yang harus dilakukan. Monev
harus selalu dilaksanakan agar rencana dan strategi pengamanan hutan dapat dievaluasi dan
apabila ada kekurangan dapat disempurnakan sehingga tujuan untuk mempertahankan
potensi yang ada dapat direalisasikan.
a. Kegiatan patroli dan pengawasan oleh petugas Perhutani dilakukan secara rutin pada
seluruh kawasan hutan dan diprioritaskan pada lokasi-lokasi yang rawan gangguan
keamanan hutan. Laporan hasil monitoring dilaporkan rutin setiap hari, baik ada ataupun
tidak ada kejadian gangguan hutan.
b. Pelaporan hasil monitoring setiap hari dilakukan oleh petugas monev di masing-masing
pos pengamanan yang ada di BKPH.
c. Sedangkan laporan kejadian (Huruf A) dibuat setiap ada kejadian gangguan keamanan
hutan oleh KRPH. Setiap laporan disertai dengan penjelasan penyebab gangguan
keamanan hutan, nilai kerugian dan sket lokasi kejadian gangguan keamanan hutan.
d. Selanjutnya setiap bulan KRPH dan Asper membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi
terhadap kejadian gangguan keamanan hutan dengan membandingkannya terhadap
target penurunan tingkat gangguan keamanan hutan yang telah disusun oleh KRPH dan
Asper/KBKPH.
221

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

e. Selanjutnya evaluasi tersebut dilaporkan kepada Administratur/KKPH untuk dibuat


rekapitulasi dan dianalisa oleh Wakil Adm/KSKPH untuk diambil tindak lanjut penanganan
kejadian gangguan keamanan hutan tersebut dan kemudian dilaporkan ke Unit.
Disamping membuat laporan ke Unit, Administratur/KKPH membuat laporan evaluasi kinerja
Asper/KBKPH, KRPH dan LMDH sebagai bahan evaluasi untuk ditindaklanjuti oleh Asper/KBKPH dan
KRPH serta LMDH.

222

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
1. Prinsip pokok dalam pengelolaan hutan adalah pengelolaan hutan lestari (sustainable
forest management) dengan memperhatikan kelestarian sumber daya hutan secara
ekonomi, ekologi dan sosial. Dengan demikian terdapat 3 aspek kelestarian yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan hutan yaitu kelestarian ekonomi, kelestarian
lingkungan, dan kelestarian sosial. Hal ini terkait dengan kebijakan Direksi mengenai
sertifikasi manajemen hutan lestari yang mengacu pada prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan oleh FSC (Forest Stewardship Council).

Untuk itu maka penyusunan

Management Plan KPH Kendal Jangka 2011 s.d 2015 ini mengambil referensi prinsip
prinsip FSC tersebut.
2. Luas kawasan hutan KPH Kendal berdasarkan Surat Keputusan Kepala Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah nomor 2524/KPTS/I/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang luas
kawasan hutan masing masing KPH Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah 20.300,58
ha.

Kawasan hutan seluas ini terbagi dalam 3 (tiga) Bagian Hutan dan secara

keseluruhan kawasan hutan KPH Kendal sudah dikukuhkan dengan batas-batas yang
sudah jelas.
3. Etat KPH Kendal :
a.

b.

Etat awal jangka RPKH ;


1)

Etat Luas : 232,41 ha / tahun.

2)

Etat Massa : 20.676 m3/ tahun.

Etat Terkoreksi (Hasil Evaluasi Potensi SDH Tahun 2010) ;


1) Etat Luas : 257,52 ha / tahun.
2) Etat Massa : 22.161 m3 / tahun.

4. Rata-rata rencana tebangan A2 tiap tahun ;


a.

Luas

115,3 ha.

b.

Massa

15.319 m3.

5. Dari perkembangan kelas hutan produktif, mutasi kelas hutan produktif, angka
kerusakan kelas hutan produktif

maupun standing stock menunjukan bahwa

dinamika tegakan KPH Kendal dari tahun 2008 2010 menunjukan trend semakin
membaik.
223

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

6. Berdasarkan tujuan pengelolaannya, kawasan hutan KPH Kendal

dibagi menjadi

Kawasan Perlindungan seluas 2.721,30 ha, Kawasan Produksi seluas 16.911,48 ha,
dan Kawasan Untuk Penggunaan Lain seluas 667,80 ha.
7. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan di kawasan produksi,
kawasan perlindungan, dan kawasan untuk penggunaan lain serta KBKT.

B.

Saran
1. Dalam rangka pengendalian tingkat gangguan keamanan hutan yang saat ini sudah
kondusif, perlu diupayakan strategi penanganan keamanan yang lebih adaptif dengan
mengedepankan pendekatan sosial.
2. Upaya peningkatan keberhasilan tanaman yang perlu diperhatikan adalah peningkatan
mutu bibit dan tata waktu penanaman yang tepat.
3. Pemeliharaan tanaman secara intensif sangat diperlukan sampai dengan umur
tanaman 5 tahun, sebab tanaman pada umur 3-5 tahun masih peka terhadap
gangguan keamanan hutan dan kebakaran.
4. Penerapan PHBM dan kelola sosial harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dan mempertimbangkan hasil studi dampak sosial.

224

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

225

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

LAMPIRAN - LAMPIRAN

226

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

DAFTAR PETAK RENCANA TEBANGAN A


BERDASARKAN TOPOGRAFI LAPANGAN

NO

BAGIAN HUTAN

2
I BH SUBAH
A. BKPH SUBAH

B. BKPH PLELEN

JML BH SUBAH
Prosentase

Anak Petak

Luas TEB A2
(Ha)

11c
13a
15i
20E
20f
56a
60a
47b
48a
62a
64d
65E
71C
96A
100G
102H
102J
103D
104A

22,8
21,9
12,9
4,5
10,5
36,8
16,6
14,5
22,6
2,0
17,6
3,0
1,9
1,7
2,1
9,5
7,1
2,0
8,3
218,3
%

TOPOGRAFI : KEMIRINGAN LAPANGAN (Ha)


Datar

Landai

Agak Curam

Curam

sangat Curam

(0 - 8 %)
(ha)
6

(8-15%)
(ha)
7

(15-25%)
(ha)
8

(25-45%)
(ha)
9

(> 45 %)
(ha)
10

22,8
21,9
12,9
4,5
10,5
36,8
16,6
14,5
22,6
2,0
17,6
3,0
1,9
1,7
2,1
9,5
7,1
2,0
8,3
99,1
45,4

98,8
45,3

16,6
7,6

3,8
1,7

227

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

II BH KALIBODRI
A. BKPH SOJOMERTO

B BKPH KALIBODRI

JML BH KALIBODRI
Prosentase
III BH KALIWUNGU
A. BKPH MANGKANG

B. BKPH BOJA

JML BH KALIWUNGU
Prosentase

7A
18A
19C
20D
37A
37B
37K
41A
46A
40b
82C
83D
92B
97A
97D
98A

20,0
20,0
4,2
12,4
6,8
7,9
4,7
11,8
12,0
21,6
3,9
1,4
20,9
7,8
7,1
4,7
167,2
%

4F
4G
4N
8D
28C
28D
28F
29A
30A
31B
38C
45C
45H
46B
46C
46i
47A
18C
18E
86A

2,7
3,5
4,4
15,3
19,9
11,4
3,9
6,7
8,4
12,8
10,2
7,5
3,0
17,4
19,3
1,5
17,7
6,4
2,8
16,4
191,2
%

20,0
20,0
4,2
12,4
6,8
7,9
4,7
11,8
12,0
21,6
3,9

23,9
14,3

1,4
20,9
7,8
7,1
4,7
105,0
62,8

16,7
10,0

21,6
12,9

2,7
3,5
4,4
15,3
19,9
11,4
3,9
6,7
8,4
12,8
10,2
7,5
3,0
17,4
19,3
1,5
17,7
6,4
2,8
121,4
63,5

16,4
60,6
31,7

9,2
4,8

228

Rencana Pengelolaan (Management Plan) 2011 s.d 2015


KPH Kendal

1. BH Subah

218,3

2 BH Kalibodri

167,2

99,1
45,4
23,9
13,2 %

3 BH Kaliwungu

KPH Kendal

98,8
45,3

191,2

118,3
65,5 %

121,4
63,5

576,7

42,5
7,4 %

21,6
12,0 %

9,2
4,8

277,7
45,8 %

3,8
1,7

16,7
9,3 %

60,6
31,7

244,4
42,4 %

16,6
7,6

25,4

4,4 %

229

Anda mungkin juga menyukai