CROSSBITE ANTERIOR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Crossbite anterior merupakan salah satu masalah di bidang
crossbite.
US Public Health Service telah melakukan survei terhadap
insidensi terjadinya crossbite anterior sejak tahun 1988 hingga 1991
pada sampel dalam jumlah yang besar. Subjek yang diperiksa berusia
antara 8 hingga 50 tahun. Subjek yang memiliki overjet 0 berjumlah
4,4% dari total jumlah sampel. Subjek dengan crossbite anterior dari
-1 hingga -4mm berjumlah 0,8% dari total jumlah sampel.
Prevalensi crossbite anterior dengan kelas III angle yang terjadi
pada populasi di Amerika tidak lebih besar dibandingkan dengan
terjadinya maloklusi kelas II angle yaitu kurang lebih sebesar 1%.
Crossbite anterior memang memiliki prevalensi yang rendah, akan
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui etiologi,
Perumusan Masalah
Bagaimanakah cara perawatan yang tepat untuk pasien dengan
Maloklusi
Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan
tahun
1898,
Angle
mengklasifikasikan
maloklusi
1.
Maloklusi Klas II
(Foster, 1993)
2.
Crossbite
Crossbite didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat satu
atau lebih gigi yang malposisi kearah bukal, lingual atau labial secara
abnormal dibandingkan dengan gigi antagonisnya (Phulari, 2011).
Berdasarkan lokasinya, crossbite dibagi menjadi 2, yaitu: (a)
crossbite anterior dan (b) crossbite posterior. Sedangkan berdasarkan
struktur yang terlibat dapat dibagi menjadi 3, yaitu: (a) crossbite
dental, (b) crossbite skeletal dan (c) crossbite fungsional (Phulari,
2011).
C.
gigi anterior desidui maupun permanen maksila lebih lingual dari gigi
anterior mandibula. Crossbite anterior juga dapat diartikan sebagai
maloklusi dimana satu atau lebih gigi insisivus maksila beroklusi
kearah lingual dari gigi insisivus mandibula saat gigi dalam oklusi
sentrik. Crossbite anterior memiliki sebutan lain seperti reverse
overjet, reverse bite dan under bite (Premkumar, 2008; Muthu dan
Sivakumar, 2009).
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya crossbite anterior,
yaitu faktor dental, skeletal, dan fungsional. Crossbite anterior
dental, yaitu crossbite anterior yang disebabkan karena inklinasi
aksial gigi incisivus maksila yang abnormal. Penyebab-penyebab
inklinasi aksial yang abnormal, antara lain: (1) Trauma pada gigi
desidui atau trauma yang mengenai benih gigi permanen, (2) Gigi
desidui yang prolong retensi, (3) Terdapat gigi supernumerary yang
terletak di labial, (4) Panjang lengkung yang tidak adekuat sehingga
menyebabkan gigi permanen erupsi kearah lingual, (5) Kebiasaan
menggigit bibir, (6) Celah bibir yang baru dioperasi. Crossbite
anterior
skeletal
disebabkan
pertumbuhan
mandibular
yang
adanya
kontak
premature
dari
gigi
dan
akan
D.
Alat
untuk
dapat
digunakan
untuk
atau lebih, maka perlu dilakukan perawatan dengan alat lain (Finn,
1973 serta Mathewson dan Primosch, 1995).
2.
dalam
minggu,
perlu
dipertimbangkan
untuk
dipergunakan alat lain. Alat ini dapat dipakai untuk satu atau lebih
gigi anterior yang crossbite (Finn, 1973).
3.
kasus dimana satu atau dua gigi (biasanya gigi incisivus lateral)
mengalami crossbite. Alat ini terbuat dari akrilik yang dipasang pada
rahang atas dan terdapat komponen aktif (simple spring) untuk
mendorong gigi yang crossbite ke labial. Selain untuk memperbaiki
crossbite, palatal appliances juga dapat digunakan sebagai space
maintainer atau untuk memperbaiki kelainan minor pada lengkung
rahang. Pada alat ini diperlukan retensi yang baik, oleh karena itu
harus digunakan cengkeraman yang cukup atau jenis fiksasi lain
(Finn, 1973).
membentuk
slope dengan
ketebalan
mm
kemiringan 45
dengan
3-4
longitudinal
incisivus
mandibula.
Removable
Appliances
dengan
Double helical
Penggunaan
coil spring
alat double helical
10
BAB III
KASUS & PEMBAHASAN
a) Kasus
Seorang ibu mengantarkan anaknya laki-laki umur 10 tahun
dengan keluhan gigi seri kedua kanan atas mengalami gigitan terbalik.
Ibunya bercerita bahwa anaknya pernah jatuh dari sepeda pada umur 4
tahun dan gigi susu seri kanan kedua atas anaknya patah. Anak
tersebut berkata kepada dokter gigi agar giginya dirawat supaya tidak
12
b) Pembahasan
Diagnosis :
Klasifikasi crossbite anterior tipe dental pada gigi 12 dengan
Etiologi :
Trauma pada gigi incisivus desidui yang menimbulkan
perubahan jalur gigi permanen sehingga terjadi pergeseran erupsi pada
gigi ke arah palatal.
Prognosis:
Baik
Perawatan :
Crossbite gigi 12 dirawat dengan alat orthodontik lepasan
double helical coil spring dengan peninggi gigitan posterior, setelah
koreksi crossbite dilanjutkan dengan penggunaan retainer selama
kurang lebih 1 tahun.
Perawatan crossbite
13
acrylic bite plane yang memiliki kecenderungan terjadi open bite pada
gigi anterior, reversed stainless steel crown memerlukan preparasi gigi
crossbite, dan lain-lain.
BAB IV
KESIMPULAN
14
15