______________________________________________________ 1 of 43
Hadiansyah, ST
hadihanifa@gmail.com
Updated : 02-07-08
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 2 of 43
1. PENDAHULUAN
2. KEUNTUNGAN
3. TUJUAN
Dibawah ini akan ditampilkan beberapa struktur yang telah didesain dengan
menggunakan staadpro sebagai alat bantu.
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 3 of 43
Dalam tahap ini engineer memasukan beberapa input yang diperlukan oleh
STAAD dalam pemodelan struktur seperti :
4.2. PEMBEBANAN/LOADING,
Beban Tetap:
Adalah beban yang ada dalam struktur tersebut pada saat struktur tersebut
digunakan ataupun pada saat pemasangannya yang diakibatkan oleh
grafitasi bumi. Beban jenis ini diantaranya adalah:
- Beban Mati
- Beban hidup
- Beban struktur itu sendiri
Beban Sementara:
Adalah beban yang membebani suatu struktur yang terjadi dengan batasan
waktu tertentu. Dikarenakan beban ini adalah sementara biasannya dalam
suatu analisa struktur, kekuatannya dapat ditingkatkan sampai 1/3 dari
kekuatan batasnya . Beban yang termasuk beban sementara diantaranya:
- Beban angin
- Beban gempa
Secara garis besar dalam bekerja dengan staadpro, ada dua metode yang
biasa dipakai yaitu:
1. Dengan menggunakan Command File
2. Dengan grafikal generasi atau GUI (Grafical User Interface)
STAAD PLANE
START JOB INFORMATION MEMBER PROPERTY JAPANESE
ENGINEER DATE 20-Aug-07 1 TABLE ST H400X200X8
END JOB INFORMATION CONSTANTS
INPUT WIDTH 79 MATERIAL STEEL ALL
UNIT METER KG SUPPORTS
JOINT COORDINATES 1 2 PINNED
1 0 0 0; 2 6 0 0; LOAD 1 DL
MEMBER INCIDENCES MEMBER LOAD
1 1 2; 1 UNI GY -500
DEFINE MATERIAL START LOAD 2 LL
ISOTROPIC STEEL MEMBER LOAD
E 2.09042e+010 1 CON GY -1000
POISSON 0.3 LOAD COMB 3 DL+LL
DENSITY 7833.41 1 1.0 2 1.0
ALPHA 1.2e-005 PERFORM ANALYSIS
DAMP 0.03 PARAMETER
END DEFINE MATERIAL CODE AISC
FYLD 2.4e+007 ALL
CHECK CODE ALL
FINISH
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 7 of 43
6. BEBARAPA OUTLINE:
Pengertian antara kedua sumbu ini sangat penting dalam hal pemodelan
struktur dalam StaadPro. Kedua sumbu sangat perpengaruh pada
pemberian arah beban, dan parameter-parameter design.
Sumbu lokal adala h sumbu/axis yang terdapat pada setiap member dari
sebuah struktur. Ada tiga buah sumbu lokal pada masing-masing member.
Arah ketiga sumbu tersebut sesuai dengan metode kaidah tangan kanan
atau right and metode, ketiga sumbu tersebut adalah:
x = sumbu lokal yang searah dengan arah pembuatan member node i-j
y = sumbu lokal yang searah dengan ibu jari tengah
z = sumbu lokal yang searah dengan jari tangan kanan .
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 8 of 43
Dalam tab Support terdapat kondisi perletakan yang telah costumize oleh
staad, diantaranya pinned dan fixed. Untuk kondisi perletakan roll maka
harus memakai fixed but. Seperti gambar disamping, misalkan untuk
kondisi roll maka pilihan release nya adalah FX, MX, MY, MZ.
Arah dari gaya – gaya perletakan ini adala sesuai dengan sumbu-sumbu
global dari strukturnya.
6.3. Label
Label adalah properties staad window yang sangat membantu user dalam
meliat atau memeriksa sesuatu dalam pemodelan struktur seperti:
a. Node number,
b. Beam number,
c. Load Value,
d. Structure Appearance,
e. Beam Orientasi/memperlihatkan, sumbu lokal tiap-tiap member,
f. Skala dari gaya-gaya dalam,
g. etc…
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 10 of 43
Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih besar dari 0.15 (compression is
dominant)
Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih kecil dari 0.15 (flexural is
dominant)
Referensi:
TASK 1.
Pilih ikon Staad pro dengan memilih STARTà All program à StaadPro
2004 à Staad Pro, kemudian muncul window sebagaimana dibawah ini:
Kemudian isikanlan data-datanya seperti di atas dan jika telah selesai pilih
Next à kemudian pilih Finish.
Member
pertama
(kolom)
Kemudian untuk menambahkan kolom yang lain maka dapat dengan cara
duplikasi. Tekan mouse kanan à Copy kemudian tekan lagi mouse kanan
à Paste Beams. Kemudian isilah x=12 dan y=0, z=0.
Kemudian untuk member atap, dapat dilakukan dengan cara yang sama
yaitu :
Pilihlah tool bar Add beam, kemudian hubungkanlah kedua ujung kolom,
setelah itu tambahkan node pada member yang baru tadi, Pilihlah toolbar
Add Node kemudian akan pilih member yang akan ditambahkan setelah itu
akan muncul window seperti dibawah ini:
Untuk saat sekarang pilihlah Add mid point. Sehingga model akan terlihat
sebagai berikut:
1*tg 5* = 0.087
Sehingga arah duplikasi nodal
adalah X=-1,Y=-0.087,Z=0
Maka setelah proses Copy Mirror selesai akan terlihat seperti dibawah ini.
Untuk duplikasi semua member itu lima kali maka akan lebih mudah jika
dengan menggunakan translational repeat. Pilih menu Geometry à
Translational Repeat. Kemudian akan muncul window sebagai mana
dibawah ini.
Member ini
dapat dihapus.
Y
X
Z
Y
X
Z
Sampai disini proses geometry struktur telah selesai dan dapat dilanjutkan
pada Tab General à Property, Spec’s, Support, dan Loads
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 20 of 43
Assignkan ke
model spec’s
tersebut.
Kemudian dengan cara yang sama load case LL dan WL. Untuk kedua
case tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 22 of 43
Pilih Combine, setelah itu akan tampil window seperti diatas. Kemudian
Pilih New à isikanlah tittle DL+LL setelah itu tekan “OK”. Kasus beban mati
dan hidup harus dipindahkan ke sebelah kanan. Untuk load case
selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan cara diatas yaitu
0.9DL+WL dan DL+0.75(LL+WL).
Setelah semua nya terpenuhi maka dapat dilakukan eksekusi file tersebut
dengan cara pilih menu Analysis à Run Analysis kemudian tekan Ok.
Untuk melihat hasil dari analysis dan design strukturnya maka dapat
menekan toolbar postprocessing seperti tampak diatas.
Tab Beam untuk melihat gaya-gaya dalam, stress, unity check, dan grafikal
data dari gaya-gaya dalam.
0.0784
0.751
0.0935
0.534
0.258 0.0784
0.551
0.0784 0.886
0.285 0.11
0.0935
0.582
0.258 0.0784
0.574
0.495 0.0784 0.883
0.11
0.11
0.584
0.258 0.0784
0.577
0.377 0.0784 0.883
0.11
0.11
0.584
0.258 0.0784
0.577
0.385 0.0784 0.886
0.0935
0.11
0.582
0.258 0.0784
0.574
0.385 0.0784 0.751
0.0935
0.534
0.551
0.377 0.0784
0.285
0.495
TASK 2
CONCRETE STRUCTURE
Lantai 3 :
Tebal plat lantai : 100 mm
Beban hidup lantai : 100 kg/m2
Case load
DL : Beban sendiri dan beban plat lantai
LL : Beban hidup tiap lantai
Untuk saat sekarang kita akan mencoba fasilitas lain dari STAADPro yaitu
STAAD wizard dalam hal pemodelan struktur sehingga waktu yang
dihabiskan dalam pemodelan dapat berlangsung singkat.
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 29 of 43
Kemudian pada model type pilihlah Frame Model sehingga akan tampil
sebagai berikut:
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 30 of 43
Kemudian pilih Bay Frame dengan cara double click sehingga akan muncul
tampilan seperti dibawah ini dan isikanlah data-data struktur yang ada di
halaman sebelumnya.
Setelah selesai pilih apply, maka akan tampil seperti dibawah ini:
Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya cek dulu apakah jarak-jarak
kolomnya sesuai dengan yang kita ingin kan atau tidak seperti gambar di
atas. Jika semua jarak-jarak tersebut telah selesai maka kita akan lanjut ke
Tab GENERAL à Property untuk meendefinisikan penampang pada
setiap kolom dan balok.
Isikanlah ukuran kolom dan balok yang akan dipakai pada YD dan ZD. YD
adalah tinggi balok/kolom sedang ZD adalah lebar balok/kolom.
Jika sudah sesuai maka dapat meneruskan pada Tab Support. Pilih
perletakan jepit (Fixed) pada semua kolo m.
Y
X
Z
Untuk Dead Load/DL, kita akan memasukan beban sendiri (selfweight / Y=-
1), beban plat lantai, dan beban dinding batu bata pada perimeter balok.
Kemudian untuk lantai ke tiga dan keempat dengan langkah seperti diatas
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 35 of 43
Y
X
Z Load 1
Jika semua sama seperti diatas maka dapat dilanjutkan pada Case kedua
yaitu beban hidup (LL),
Dengan cara yang sama seperti pada case DL beban merata diatas dapat
diaplikasikan kepada strukturnya sepeti terlihat seperti di bawah ini.
Load 2
FYMAIN 3.9e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan utama (390 MPa)
FYSEC 2.4e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan sekunder/sengkang (240
MPa)
FC 2e+006 kg/m2 = Mutu beton 20MPa
MINMAIN 16 = Minimum diameter tulangan utama beton D16
MINSEC 10 = Minimum diameter tulangan sekunder beton/sengkang
P10
MAXMAIN 16 = Maksimum diameter tulangan utama beton, D16
REINF 0 = Jenis sengkang apakah spiral (1) atau tied (0)
CLT 0.03 = Selimut beton pada bagian atas, 30mm
CLB 0.03 = Selimut beton bagian bawah, 30 mm
CLS 0.03 = Selimut beton bagian sisi kanan/kiri, 30 mm
Design Beam, di assign kan kepada semua beam, seperti terlihat dibawah
ini
Load 1
Load 1
Untuk desain beton dapat dilihat dengan memilih membernya dengan cara
double click mouse sehingga tampilan window properties dari membernya
muncul. Kemudian pilih tab Concrete Design atau seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.
Basic analysis and design using StaadPro 2004
______________________________________________________ 42 of 43
Examp 1
RAFTER :H300X150
COLUMN :H300X150
ENDWALL :H150X75
BRACING :RB16
STRUT :PIP101. 6*3.2
CONCRETE COLUMN
REC 500X350
REC 350X275
Geometry
Eave height : 6.5m
Concrete column : 2.5m
Roof Slope : 10*
Loading
Dead load : 12 kg/m2 (purlin and metal sheat)
Live load : 20 kg/m2
Wind : 40 kg/m2
Please specify the optimum and efficient size of steel member and concrete
column reinforcement.