INDIKATOR
1. Mengidentifikasi informasi lisan yang bersifat faktual, spesifik, dan rinci.
2. Mengidentifikasi sumber informasi lisan.
3. Mengenal ragam dan laras bahasa.
4. Membedakan proses dan hasil dengan memperhatikan ciri atau penanda kata/kalimat.
5. Membedakan fakta dan opini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu Menyimak untuk memahami Informasi lisan dalam konteks bermasyarakat.
Sesuatu tidak dapat disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria berikut:
1. Sarananya belum dikenal secara umum.
2. Berisi hal-hal yang tak masuk akal dan tak dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Masih berisi asumsi, opini, yang perlu dikaji lagi secara ilmiah.
4. Sumber informasi tidak akurat dan tidak tetap, selalu berubah-ubah.
Banyak sumber informasi yang dapat kita pilih. Memilih sumber informasi dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam mendapatkannya, kualitas
isinya, dan bentuk penyampaiannya. Untuk sumber informasi yang berbentuk media
cetak, tentunya cara memperoleh atau menggalinya ialah dengan membaca.
Kegemaran membaca membantu memperolah informasi sebanyak-banyaknya dari
sumber informasi cetak atau tertulis. Jika membaca tidak menjadi kegemaran,
kemungkinan mendapatkan informasi dapat dengan memanfaatkan media elektronik.
1
Informasi yang disajikan berbetuk audio-visual, selain dapat dilihat juga dapat
didengar. Bentuk media elektronik saat ini dibuat dengan aneka ragam bentuk serta
model yang dapat digunakan dan dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.
Tertulis / cetak
a. kamus
b. buku ilmu pengetahuan
c. buku pelajaran
d. ensiklopedia
e. teks atau naskah dan lain sebagainya
Lisan
rekaman siaran televisi
rekaman radio
rekaman wawancara
rekaman pidato/khotbah
pembacaan wacana/teks/naskah langsung
Narasumber
a. hasil tanya jawab
b. hasil wawancara
c. pengamatan/observasi, dan lain sebagainya.
Dari segi sifat dan uraiannya, informasi dapat dibedakan menjadi informasi bersifat
faktual, informasi bersifat opini atau konsep, dan informasi bersifat
pemerian/perincian.
A. Fakta
Jika Anda menyimak suatu berita atau wacana dengan seksama, Anda akan
memperoleh banyak informasi, baik berupa fakta maupun bukan fakta. Fakta ialah
peristiwa, fenomena, keadaan atau kenyataan yang sebenarnya, sedangkan
informasi yang bukan fakta dapat berupa pendapat (opini), gagasan, konsep,
proses, asumsi, pengandaian, harapan ataupun khayalan.
Contoh :
Fakta:
- Pengangguran di Indonesia mencapai 40 juta orang.
- Bali telah menjadi kawasan wisata internasional.
Bukan Fakta :
- Angka pengangguran di Indonesia merupakan masalah serius.
- Tingginya tingkat pendidikan tidak menjamin sukses hidup
seseorang.
2
Fakta ada yang bersifat umum ada juga yang bersifat spesifik (khusus).
Fakta umum, yaitu informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum
teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan
sebagainya.
Contoh:
a. Ayah baru pulang dari luar negeri dan sekarang
mereka sedang menjemputnya di bandara.
b. Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir
jalan terkena razia.
c. Terjadi perampokan di sebuah rumah. Perampok
berhasil menggasak barang-barang pemilik rumah.
Fakta khusus yaitu informasi yang berisi kejadian atau peristiwa yang dijelaskan
secara terperinci atau detail.
Contoh:
a. Ayah baru pulang dari Amsterdam dan Ibu, adik
serta Paman sedang menjemputnya di Bandara
Soekarno-Ha ta.
b. Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Gunung
Sahari Senen, serta warung di pinggiran proyek
Senen terkena razia.
c. Terjadi perampokan di sebuah rumah gedung di
Jalan Sukapura, Tanjung Priok Jakarta Utara.
Perampok berhasil menggasak 30 gram
perhiasan, 1 unit komputer serta uang 150 juta
rupiah.
Ragam bahasa ialah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut penutur dan cara
penyampaiannya. Dari segi penutur, ragam bahasa dibedakan menurut daerah,
pendidikan dan sikap.
a) Variasi menurut daerah, disebut logat/dialek. Misal:
orang Batak, Bali, Jakarta, Tegal
b) Variasi menurut pendidikan, ragam orang
berpendidikan dan tidak berpendidikan.
c) Variasi menurut sikap penutur, dibedakan antara
ragam resmi, dan ragam santai/gaul. Variasi ini sering
disebut langgam, laras, atau gaya. Menurut
pemakaiannya kita juga dapat merasakan perbedaan
laras antara bahasa berita, bahasa laporan, bahasa
keilmuan, bahasa hukum, bahasa prosa, bahasa gaul
dan sebagainya.
Dari segi cara penyampaiannya, bahasa dibedakan ragam bahasa tulis dan bahasa
lisan.
a) Bahasa lisan memiliki intonasi lengkap, yang tidak seluruhnya dapat
dilukiskan dalam bahaas tulis. Pengertian bahasa lisan dibantu olehsituasi,
ekspresi dan gerak ataupun isyarat.
b) Bahasa tulis mengenal huruf kapital, huruf miring, tanda kutip, tangda
petik, paragraf yang tidak ada padanannya dalam bahasa lisan. Bahasa tulis
cenderung lebih cermat dan fungsi-fungsi gramatika lebih eksplisit. Hal ini
dilatarbelakangi oleh:
(1).Tidak adanya kontak langsung yang memungkinkan adanya
pengulangan.
(2).Tidak adanya pendukung pemahaman yang berupa ekspresi dan gerak
atau isyarat.
Bahasa baku merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu
pada bahasa orang terdidik/terpelajar dalam situasi resmi/formal baik lisan
maupun tulis dengan tidak menampakkan ciri kedaerahan atau asing. Bahasa baku
merupakan salah satu variasi bahasa yang diidentifikasi berdasarkan aneka variasi
4
bahasa diatas dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pada umumnya mengacu pada bahasa orang terdidik / terpelajar.
2. Diterima untuk berkomunikasi dalam situasi resmi / formal baik lisan
maupun tulis.
3. Tidak menampakkan cirri kedaerahan
Informasi yang kita simak ada yang berisi proses dan ada pula yang berisi hasil. Kata
berimbuhan ke-an sering dipakai untuk menandai informasi proses dan kata
berakhiran -an sering dipakai untuk menandai hasil. Penanda lain ialah
pengeksplisitan kata proses untuk informasi yang berisi proses dan kata hasil untuk
informasi yang berisi hasil. Namun demikian tidak semua proses dan hasil memiliki
penanda khusus seperti diatas.Dalam banyak hal antara proses dan hasil hanya dapat
dikenali dari logika urutan maknanya. Dalam kenyataan proses selalu mendahului
hasil. Penyajian yang alamiah mengikuti urutan proses - hasil. Akan tetapi dalam
retorika mungkin saja hasil dikemukakan lebih dulu dan proses menyusul.
Contoh:
1. Tahu yang masih mengandung air dibungkus kain tipis lalu ditindih
pemberat sehingga air yang terperangkap dalam pori-pori tahu keluar dan
tahu menjadi lebih padat.(proses – hasil).
2. Perampas sepeda motor itu akhirnya tertangkap setelah melalui kejar
mengejar dengan polisi selama dua jam lebih. ( hasil – proses).
5
EVALUASI 1
5. Karangan yang berisi uraian cara atau tahapan proses beserta pernyataan hasilnya
disebut juga
A. narasi D. argumentasi
B. deskripsi E. persuasi
C. eksposisi
6. Kata hubung yang menunjukkan adanya proses yang berlangsung atau penandaan
6
urutan waktu ialah di bawah ini, kecuali
A. selanjutnya D. kemudian
B. setelah itu E. lalu
C. dan lagi
10. Bahasa yang dipakai di berbagai bidang ilmu dan masing-masing memiliki
perbedaan disebut ….
A. ragam bahasa
B. bentuk bahasa
C. laras bahasa
D. gaya bahasa
E. unsur bahasa
11. Gizi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan, terutama
untuk anak-anak balita dan usia sekolah. Dalam situasi krismon seperti sekarang,
banyak anak usia sekolah yang perlu mendapatkan bantuan. Ibu-ibu pengajian
mengadakan kegiatan sosial dengan nama “peduli balita”, misalnya pemberian
minuman susu gratis dan pemberian makanan bergizi.
Pernyataan yang sesuai dengan fakta dalam bacaan di atas adalah ….
A. Kegiatan itu baik, tetapi apakah tidak
menimbulkan kecemburuan sosial?
B. Kegiatan-kegiatan positif dalam menunjang
perbaikan gizi balita perlu direalisasikan.
C. Sebaiknya, sebelum kita melaksanakan
kegiatan, perlu dievaluasi untung dan
ruginya.
7
D. Pikiran saya sejalan dengan gagasan Anda,
yaitu bahwa fakta tentang anak putus
sekolah perlu dicari.
E. Saya sependapat dengan Anda dan siap
membantunya.
12. (1) Di sini peran pendidikan sangat vital. (2) Pemberdayaan perempuan pun
menjadi agenda dalam proses pembelajaran. (3) Para penentu kebijakan
kurikulum mestinya berkaca pada agenda ini. (4) Data empiris dari ekonomi
Marco Francesconi menganalisis dan British Household Panel Survey yang
mendata 10 ribu individu dari 5.500 keluarga. (5) Penelitian dilakukan sejak 1991-
1999. (6) Data ini menunjukkan bahwa pria yang sukses justru akan memilih
dengan wanita karier yang bekerja keras.
Kalimat yang berisi fakta pada paragraf tersebut terdapat pada nomor ….
A. (1) dan (2) D. (2) dan (3)
B. (4) dan (5) E. (4) dan (6)
C. (3) dan (5)
13. Terjadi gerakan reformasi dan krisis ekonomi yang berkepanjangan di negeri ini
telah membawa pengaruh dalam kehidupan sosial. Salah satu contoh negatif dari
pengaruh itu adalah makin meluasnya kenakalan remaja. Berbagai tindakan
kenakalan seperti kebut-kebutan, penggunaan obat-obat terlarang, pencurian,
perampokan, sampai dengan tindakan asusila hampir setiap hari tertampung di
surat kabar. Tentu saja kita tak boleh tinggal diam menghadapi peristiwa seperti
ini.
Kalimat opini yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah ….
A. Maraknya aksi kebut-kebutan di Jalan Karangmenjangan setiap
malam minggu meresahkan masyarakat sekitar dan pemakai
kendaraan.
B. Berkali-kali gobang itu dibacokkan ke tubuh Dewi karena tidak
mau menyerahkan sepeda motornya.
C. Sabtu dini hari, petugas Polres Surabaya menangkap empat “ayam”
ABG yang sedang beroperasi di hotel.
D. Para orang tua seharusnya memerhatikan lebih serius perilaku
putranya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang.
E. Minggu dini hari, petugas kepolisian berhasil mengamankan empat
remaja yang kedapatan membawa cimeng (ganja) setelah
melakukan razia.
16. (1) Lain benalu lain pula cendana. (2) Kalau benalu dianggap bukan tanaman
berharga, lain cerita dengan pohon yang bernama santalun album atau cendana.
(3) Kayu berbau harum ini termasuk komoditi agak bernilai tinggi. (4) Jelas
harganya mahal. (5) Sayangnya, populasinya makin menipis karena para
penangkar mengalami kesulitan mengembangkannya. (6) Biji cendana sulit
tumbuh. (7) Meski bijinya mudah berkecambah, cendana muda mudah mati.
Kalimat fakta dalam paragraf di atas terdapat pada nomor ….
A. 1 dan 3
B. 3 dan 5
C. 4 dan 6
D. 5 dan 6
E. 6 dan 7
20. Kata hubung yang menunjukkan adanya proses yang berlangsung atau penandaan
urutan waktu ialah di bawah ini, kecuali ….
A. selanjutnya D. kemudian
B. setelah itu E. Lalu
C. dan lagi
9
BAB II
INFORMASI TERTULIS
DALAM BERBAGAI BENTUK TEKS
INDIKATOR
1. Mengidentifikasi berbagai informasi tulis.
2. Mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi dan eksposisi).
3. Menentukan fakta dan opini.
4. Membedakan proses dan hasil.
5. Mengungkapkan kembali informasi yang telah dibaca.
6. Mengungkapkan gambar, bagan, grafik, diagram, atau matriks secara verbal.
7. Mengubah informasi verbal ke dalam bentuk nonverbal.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
Informasi dapat disajikan secara verbal, yaitu dengan kata kalimat dan wacana.
Disamp[ing itu tidak jarang indormasi disajikan dalam bentuk nonverbal atau bentuk-
bentuk visual, seperti gambar bagan, grafik, diagram, matrik, tabel dan sebagainya.
a) Bagan à gambaran secara analisis dan secara statistik tentang proses yang
terjadi dialam, teknologi, dan masyarakat manusia.
b) Grafik à lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan atau suatu
hasil dengan garis atau gambar.
c) Diagram à gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
d) Matrik à tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan dari kiri kekanan.
e) Tabel à daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi biasanya berupa
kata-kata dan bilangan yang terrsusun urut kebawah dalam lajur dan deret
tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
f) Peta à representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan batas
sifat permukaannya.
g) Denah à gambar yang menunjukkan letak kota, jalan dan sebagainya atau
gambar rancangan bangunan. Dalam berkomunikasi kedua bentuk penyajian
(verbal dan nonverbal) perlu digunakan secara sinerji untuk saling mendukung
bagi tersampaikannya pesan dengan baik. Oleh karena itu kita dituntut bias
mengalihkan infomasi nonverbal ke verbal atau sebaliknya.
11
divisualisasikan.
3. Memilih bentuk visual yang tepat, apakah grafik, bagan, atau tabel.
4. Memilih lambang / bentuk / warna yang tepat untuk menvisualisasikan
item-item datanya.
5. Membuat visualisasi yang tepat untuk informasi atau konsep tersebut.
EVALUASI 2
I. Baca dan pahami bacaan berikut !
12
C. bulan yang sama, yakni Desember
D. semester gasal antara tahun 2006-2007
MELAFALKAN KATA
DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT
INDIKATOR
1. Mengidentifikasikan pelafalan kata yang tidak tepat.
2. Membedakan makna kata akibat lafal dan artikulasi yang tidak tepat.
3. Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
Artikulasi ialah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Artikulasi dibedakan atas:
Bunyi vocal a, i , u, e, o tetapi diucapkan dengan enam fonem /a/, /i/, /u/, /e/,/Є/, /o/.
Bentuk ucapan e ada yang lemah /ə/ dan e lebar atau /Є/, bentuk gabungannya disebut
dengan diftong. Diftong adalah gabungan dua vokal yang menimbulkan bunyi
luncuran lain. Contoh
diftong ialah: au, ai, oi yang dibaca (aw), (ay), (oy).
Contoh kalimat:
1. Harimau (harimaw) itu berhasil ditangkap penduduk.
2. Mereka bermain voli pantai. (pantay)
3. Para buruh memboikot (memboykot) pertemuan itu.
Contoh:
1. [lembab] dilafalkan [lembap>]
2. [jawab] dilafalkan [jawap>]
3. [adab] dilafalkan [ adap>]
Gejala pelafalan ini juga terjadi pada fonem /d/ yang dilafalkan /t>/ bila berada di
akhir kata, tapi kembali dibaca /d/ jika diberikan akhiran yang ada vokalnya.
Misalnya, kata [abad] dibaca [abat>], tapi kembali /d/ pada [abadi].
Yang perlu dicermati sebenarnya adalah bila perbedaan lafal tersebut memengaruhi
arti. Dalam bahasa Indonesia, perbedaan ucapan pada satu bentuk kata atau tulisan
yang sama, tapi diucapkan berbeda dan menimbulkan arti yang berbeda dikenal
dengan bentuk homograf.
Contoh:
1. fonem /e/ pada kata apel [apəl] dan fonem /Є/ pada kata apel [apЄl]. Kata
[apəl] bermakna jenis buah dan kata [apЄl] bermakna upacara bendera.
2. seret [ səret ] = berarti tersendat-sendat; tidak lancar
3. seret [ sЄret ] = berarti menaik suatu benda menyusur tanah
4. serang [ sЄrang ] = berarti nama tempat / wilayah di Jawa Barat
5. serang [ sərang ] = berarti penyerbuan atau serbu
14
Pengucapan atau pelafalan harus sesuai dengan bentuk hurufnya. Dalam Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) telah diatur bentuk pengucapan atau pelafalan setiap huruf
atau abjad dalam bahasa Indonesia (lihat lagi pelajaran Bab 1). Dengan demikian,
membaca singkatan yang hanya terdiri atas beberapa huruf yang berdiri sendiri, harus
tepat artikulasi atau pelafalannya. Begitu juga dengan bentuk akronim serta beberapa
kata yang sering diucapkan tak baku.
Di bawah ini diperinci pengucapan yang baku dan tidak baku pada sejumlah bentuk
singkatan atau akronim termasuk pengucapan singkatan yang berasal dari bahasa
asing.
Contoh:
Singkatan/kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
BBC [be be se], [bi bi si] [ be be ce]
ABC [a be se], [e bi si] [a be ce]
BSD [be es di] [be es de]
IMF [ay em ef] [i em ef]
TVRI [ti vi er i] [te ve er i]
MTQ [em te kyu] [emte ki]
Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat internasional
mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi
singkatan itu dilafalkan seperti aslinya.
Contoh :
Penulisan kata baku telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Untuk
penggunaan secara lisan, pelafalan harus disesuaikan dengan huruf yang membentuk
kata tersebut dan tidak terpengaruh unsur lafal daerah. Contoh: Kantung bukan
kantong, rabu bukan rebo, kebun bukan kebon, senin bukan senen, dan teman bukan
temen.
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang diIndonesiakan. Penyerapan dapat
15
terjadi atas dua hal, yaitu proses adaptasi (sebuah kata secara utuh diserap tanpa
adanya perubahan dan pelafalan, contoh; cofe break, money politics, superpower,
reshuffle) dan asimilasi (bentuk kata asing yang diserap sesuai dengan pengucapan
dan penulisan bahasa Indonesia, contoh; Contingent ditulis kontingen dan diucapkan
kontingen, juga carier ditulis karier dan dilafalkan karir.
EVALUASI 3
Cobalah Anda ucapkan dengan jelas, dan berikan arti katanya ! Saat teman Anda
melafalkan dan mengartikan kata yang bergaris bawah, Anda cermati
ketepatannya!
16
BAB IV
INDIKATOR
1. Menentukan pilihan kata (diksi), bentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat.
2. Menggunakan pilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat dalam kalimat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
_____________________________________________________________________
Di bawah ini, contoh lain beberapa kata atau istilah serta ungkapan yang saling
berkaitan dalam satu topik atau pokok pembicaraan.
Pemilihan bentukan kata juga menentukan proses penyampaian maksud. Banyak kata
atau bentukan kata yang secara umum memiliki kesamaan arti, tapi sesungguhnya
mengandung pengertian khusus yang berbeda. Pilihan dan penggunaan bentukan kata
yang tepat menjadikan kalimat lebih cermat dan terarah sehingga terhindar dari salah
pengertian, misalnya kata membawa memiliki kata–kata sepadan yang secara khusus
maknanya berbeda, yaitu memanggul, menggendong, dan menjinjing. Masing–
masing kata ini mempunyai makna dan ciri khusus yang membedakan satu sama lain.
Meskipun sama–sama membawa, pengertian memanggul ialah membawa dengan
meletakkan barang bawaan di bahu, menggendong ialah membawa dengan kedua
tangan sejajar dengan dada, menjinjing ialah membawa dengan tangan
menggenggam barang bawaan seperti tas.
Saat menjelaskan sesuatu seorang pembicara dapat mengucapkan kata yang sama
hingga berkali-kali. Untuk menghindari terjadinya penggunaan kata yang berulang
dapat digunakan sinonim atau padanan katanya, contoh: unjuk rasa, demontrasi, dan
aksi massa.
A. Makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang digambarkan
pada kata tersebut.
B. Makna kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks kata
tersebut dipergunakan.
C. Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata mengalami afiksasi
atau penambahan imbuhan serta reduplikasi dan komposisi.
D. Makna metaforis Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh
adanya unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna yang
sama.
2. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan
biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu.
Contoh peribahasa:
1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula.
2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna, jangan separuh-
paruhnya.
19
3. Arang habis, besi tak kimpal.
Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air.
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.
EVALUASI IV
1. Makna yang sesuai dengan referensinya atau makna yang sesuai dengan konsep
yang dilambangkan kata tersebut disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna leksikal
C. makna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal
2. Makna yang pengertiannya muncul sesuai dengan situasi atau pemakaian kata
tersebut disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna tekstual
C. makna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal
3. Makna yang tidak dapat ditelusuri dari makna leksikal atau gramatikal
pembentuknya disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna tekstual
C. cmakna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal
8. Kalimat yang mengandung lambang atau simbol yang maknanya dikaitkan dengan
kehidupan manusia disebut
A. majas
B. sinonim
C. antonim
D. peribahasa
E. metafora
10. Tina adalah anak yang panjang mulut di kelasnya. Pada hal ia anak kemarin di
kelas itu. Tak sepantasnya ia berperangai seperti anak kemarin di kelas itu.
Sedangkan anaknya cantik dan manis. Karena sikapnya itu Tina selalu menjadi
buah bibir di kelasnya bahkan di sekolahnya.
Makna ungkapan yang bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah ....
A. senang bercerita, bahan pembicaraan orang
B. suka memanjangkan omongan bahan pembicaraan orang
21
C. suka bercakap-cakap, bahan gunjingan orang
D. senang tertawa, manis pembicaraan
E. banyak bahan pembicaraan, bicaranya sopan
12. Seorang perempuan duduk bersimpuh bersimbah air mata di gundukan tanah yang
masih merah.
Perubahan makna yang sejenis dengan kata perempuan dalam kalimat di atas
adalah ....
A. Senyum kecutnya masih menggantung di sudut bibir.
B. Anak itu mendekati sosok berkerudung hitam yang masih terdiam.
C. Seorang wanita tua berjalan bertatih-tatih meninggalkan tanah
pemakaman.
D. Aparat keamanan menindak tegas gerombolan yang beroperasi di
pasar malam.
E. Ibu Santosa dilantik menjadi Ketua Dasawisma RW 4.
15. Ilmu yang tiada beramal sama dengan pohon yang tiada berbuah.
Arti dari peribahasa di atas adalah
A. seseorang yang berilmu tetapi tidak sombong
B. orang yang banyak ilmunya
C. ilmu yang tidak disebarluaskan tidak ada manfaatnya
D. orang bodoh yang mencari ilmu
E. ilmu yang sia-sia
16. Tak perlu mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa asal berhasil dengan baik.
Peribahasanya adalah ....
A. Sayap singkat terbang hendak tinggi.
B. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
C. Hendak terbang tiada bersayap hendak hinggap tiada berkaki.
D. Jika kesusahan sudah memuncak, tandanya pertolongan sudah
dekat.
E. Ibarat padi, makin berisi makin merunduk.
22
17. Selangkah berpantang surut, setapak berpantang mundur.
Arti dari peribahasanya adalah ....
A. Maju terus tidak akan mundur menghadapi apa saja.
B. Mengerjakan sesuatu haruslah dengan sesempurna-sempurnanya.
C. Sangat terang dan jelas, semuanya telah diketahui.
D. Membela suatu perkara yang ada alasannya.
E. Harus sabar menghadapi segala sesuatu karena semuanya itu ada
batasnya.
23
BAB V
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melalui proses pembelajaran, siswa dapat:
1. memahami kategori/kelas kata
2. mengklasifikasikan kelas kata berdasarkan teks;
3. menyusun rincian berdasarkan kelas kata.
4. menulis ± 3 paragraf dengan memanfaatkan kelas kata.
____________________________________________________________________
KATA
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang berdiri sendiri serta memilki makna
yang bebas. Dari pengertian tersebut ciri-ciri kata adalah :
Satuan bahasa terkecil,
Dapat berdiri sendiri dalam penggunaan bahasa, dan
Memiliki makna yang bebas.
24
A. KELAS KATA
CATATAN : Penanda kata tidak dapat juga diterapkan pada kata sifat,
misalnya tidak indah, tidak putih. Bedanya, kata sifat dapat dibentuk kata
ulang dengan disertai konfiks se-nya, contoh:seindah-indahnya, seputih-
putihnya. Dalam kata kerja, cara tersebut tidak dapat dipergunakan.
KATA BENDA
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia,binatang,benda,dan
konsep atau pengertian.
Ciri-ciri:
Dalam kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda cenderung menduduki
fungsi subjek, objek, atau perlengkapan, contoh : Ibu membelikan adik baju
baru.
S P O Pel.
Kata benda tidak dapat didahului oleh kata ingkar tidak.kata ibu, adik, dan baju.
Adalah kata benda sebab tidak dapat didahului oleh kata tidak.bentuk ingkar
kata benda adalah kata bukan. Jadi, yang benar adalah Bukan Ibu Yang
25
Membelikan adik baju baru. Kalimat, “tidak ibu yang membelikan baju
baru”mewrupakan contoh kalimat yang salah.
Kata benda dapat diikuti oleh kata sifat dengan menggunakan kata yang.
Contoh : Ibu yang baik hati
Adik yang manis
Persona Makna
Tunggal Jamak
Pertama Saya, Aku, Daku, ku Kami, kita
Kedua Engkau, kamu, anda, dikau, Kalian, kamu sekalian, anda
kau-, -mu. sekalian
Ketiga Ia, dia, beliau, -nya Mereka
b. Kata ganti penunjuk
Penunjuk umum : ini, itu
Penunjuk tempat : sini,sana, situ
Penunjuk ikhwal : begini,begitu
Penunjuk tak tentu : sesuatu,seseorang.
c. Kata ganti Tanya
B. KATA TUGAS
27
Bermakna netral, contoh : si
Bermakna khusus. Contoh: hang, sri, dang
A. Preposisi dasar: di, ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada,
tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
28
akibatnya, dll.
7. konjungsi persyaratan: asalkan, jikalau,
kalau, dll.
8. Konjungsi pengandaian: andaikata,
andaikan, seandainya, seumpamanya.
9. Konjungsi harapan/tujuan: agar, supaya,
hingga.
10. Konjungsi perluasan: yang.
11. Konjungsi pengantar objek: bahwa.
12. Konjungsi penegasan: bahkan dan malahan.
13. Konjungsi pengantar wacana: adapun, maka,
jadi.
1.6 PARTIKEL
Partikel adalah kategori atau unsure yang bertugas memulai, memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsure ini
digunakan dalam kalimat Tanya, perintah, dan pernyataan (berita). Macam-maca
partikel: kah, kan, deh, lah, dong, kek, pun, toh, yah.
EVALUASI V
1. Kelompok kata berikut ini yang bukan frasa adalah ....
A. rumah makan
B. jagung rebus
C. manggang ayam
D. orang tua
E. sekolah baru
29
C. majalah
D. uraian
E. nyalakan
6. Di bawah ini yang termasuk kata benda tak terbilang ialah ....
A. kantor
B. kampung
C. pohonan
D. udara
E. orang
7. Di bawah ini yang termasuk kata benda kumpulan / kolektif ialah ....
A. sekolah
B. Abdullah
C. pengumuman
D. kebersihan
E. asinan
10. Di bawah ini kalimat yang menggunakan artikel bermakna netral adalah ....
30
A. Rumahnya di sebelah masjid Al-Furqon.
B. Hakim memutuskan si terdakwa dengan hukuman lima tahun.
C. Makanannya sungguh lezat.
D. Para ahli sedang membicarakan kedatangan komet Haley.
E. Kami mohon Sri Baginda berkenan memberikan restunya.
12. Ayahnya seorang konglomerat yang terkenal dermawan ... suka membantu fakir
miskin.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. lagipula
D. sedangkan
E. padahal
13. Fadilah selalu belajar menjelang ujian ... ia lulus dengan nilai memuaskan.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. lagipula
D. sedangkan
E. padahal
14. Fachri menjadi anak yang pemurung ... ia gagal lulus ujian tahun ini.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. sejak
D. sedangkan
E. supaya
15. Yang termasuk kata seru yang menyatakan keheranan di bawah ini adalah ….
A. hai
B. amboy
C. huh
D. syukurlah
E. ayo
18. Di bawah ini kalimat yang menggunakan kata kerja intransitif ialah ....
A. Dari tadi ia mondar-mandir saja di situ.
B. Adik pingsan ketika melihat ondel-ondel.
C. Mereka sedang membaca buku di perpustakaan.
D. Kulitnya mengeluarkan darah yang tak sedikit.
E. Toko itu menjual alat-alat olahraga.
20. Kalimat yang menggunakan kata sifat / adjektiva deverbalisasi ialah ....
A. Ia memang terkenal budiman.
B. Kekayaannya tak ada yang menandinginya.
C. Kupu-kupu itu sungguh elok.
D. Ia terkejut melihat ayahnya datang.
E. Arif bersungguh-sungguh menangani pekerjaan ini.
BAB VI
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melalui proses pembelajaran, siswa dapat:
1. menunjukkan pilihan kata (diksi), bentuk kata, dan ungkapan yang tidak/kurang tepat di dalam teks.
2. memperbaiki pilihan kata (diksi), bentuk kata, dan ungkapan yang tidak/kurang tepat di dalam teks.
3. menjelaskan makna ungkapan dalam teks.
4. membuat beberapa teks bertema kemasyarakatan dengan menggunakan disksi, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
_____________________________________________________________________
32
1. KATA BENTUKAN
A. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami proses pengimbuhan.
A.1. Imbuhan Indonesia
Awalan (prefiks) : ber-, se-, me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-
Sisipan (infiks) : -em-, -el-, -er-
Akhiran (sufiks) : -an, -i, -kan, -nya
Awalan dan akhiran (infiks) : ke-an, ber-an, per-an, pe-an, se-nya
1. Awalan (prefiks)
a. Imbuhan ber-
Bentuk:
be-:
kata dasar berhuruf awal R: ber- + Roda à beroda
kata dasar bersuku awal mengandung er: ber- + kerja à bekerja
bel-: khusus bertemu kata dasar ajar: ber- + ajar à belajar
ber-: selain hal-hal khusus di atas: ber- + doa à berdoa
fungsi: membentuk kata kerja à makna:
1. saling : berkelahi
2. menyebut : berabang
3. terdiri atas : berempat
4. melakukan : bermain
5. mempunyai : berambut
6. bertempat di : berkantor
7. menggunakan : bercelana
8. mengeluarkan : bertelur
9. berlaku menjadi : bertamu
10. dalam keadaan : bersedih
11. pekerjaan untuk diri sendiri
b. Imbuhan se-
Bentuk: se-
Fungsi: membentuk kata bilangan atau keterangan
Makna: 1. satu :selembar
2. seluruh : sedesa
3. sama : seindah
4. setelah : sepulangs
5. sebanyak : semaumu
c. Imbuhan me-
Bentuk: me- : l.m, n, r, w, y, z
mem- : b, f, p, v
men- : c,d, j, t
meny- :s
meng- : vokal, g, h, k, q, x
menge- : satu suku kata
me- bertemu dengan kata dasar berhuruf awal k, p, t, s maka huruf-huruf tersebut luluh atau
hilang. Sedangkan jika bertemu dengan kata dasar yang berupa gabungan konsonan kr, pr,
tr, sy, st, sp.
Fungsi: membentuk kata kerja à makna: 1. menjadi : menguning
33
2. mencari : menumpuk
3. memberi : mengapur
4. membuat : menyambal
5. menuju ke : menepi
6. mengeluarkan : menncicit
7. menggunakan : mencatut
8. berlaku seperti : mengabdi
9. dalam keadaan : mengantuk
d. Imbuhan di-
Bentuk: di-
Fungsi: membentuk kata kerja pasif à makna: pekerjaan yang telah selesai :ditangkap
e. Imbuhan ke-
Bentuk: ke-
Fungsi: membentuk kata benda atau bilangan
Makna: 1. yang di : ketua
2. bilangan tingkat : baris kedua
3. kumpulan : kelima anak itu
f. Imbuhan ter-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan ber-
Fungsi: membentuk kata kerja pasif
Makna: 1. sudah di- : tertutup
2. tidak sengaja : terbawa
3. tiba-tiba : teringat
4. dapat di- : terlihat
5. paling : tertua
6. dalam keadaan di- : terikat
7. dalam keadaan terus-menerus : terapung
g. Imbuhan pe-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan me-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: 1. melakukan : membaca
2. pekerjaan : pengusaha
3. bekerja di- : pelaut
4. alat : penggaris
5. memiliki sifat : pemalu
6. menyebabkan : pemanis
h. Imbuhan per-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan ber-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. membuat sesuatu jadi : perlambat
2. berprofesi dengan : petapa
3. membagi : perlima
4. membuat lebih : perbesar
5. yang menghasilkan : petelur
2. Sisipan (infiks)
a. Imbuhan -em-
Bentuk: -em-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: mengandung sifat : gemuruh
b. Imbuhan -el-
Bentuk: -el-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: alat untuk : telunjuk
c. Imbuhan -er-
34
Bentuk: -er-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: banyak : gerigi
3. Akhiran (Sufiks)
a. Imbuhan -an
Bentuk: -an
Fungsi: membentuk kata benda à makna: 1. tempat : belokan
2. alat : timbangan
3. hal : didikan
4. cara : pimpinan
5. sifat : asinan
6. sekitar : lima puluhan
b. Imbuhan -i
Bentuk: -i
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. berkali-kali : cabuti
2. memberi : bumbui
3. menghilangkan : bului
4. membuat jadi : basahi
c. Imbuhan -kan
Bentuk: -kan
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. perbuatan untuk orang lain : belikan
2. membuat jadi : putihkan
3. memasukkan ke : penjarakan
4. melakukan tindakan dengan : ikatkan
5. intensitas (kesungguhan) : dengarkan
d. Imbuhan –nya
Bentuk: -nya
Fungsi: membentuk kata keterangan
Makna: 1. kesimpulan : akhirnya
2. hal : bentuknya
3. barangkali : kiranya
4. Awalan dan akhiran (konfiks)
a. Imbuhan ke-an
Bentuk: ke-an
Fungsi: membentuk kata benda dan kata kerja
Makna: 1. tempat/daerah : kelurahan
2. suatu hal : keberhasilan
3. dalam keadaan : kepanasan
4. dapat di : ketahuan
5. tidak sengaja : ketinggalan
6. sangat : kebesaran
7. agak : kebiru-biruan
b. Imbuhan ber-an
Bentuk: sebentuk dengan awalan ber-
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. banyak pelaku : berdatangan
2. saling : bergandengan
c. Imbuhan per-an
35
Bentuk: sejalan dengan imbuhan per-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. cara : pergaulan
2. tempat : perhentian
3. daerah : perkotaan
4. hasil perbuatan : pertahanan
5. perihal : peristilahan
6. berbagai-bagai : peralatan
d. Imbuhan per-an
Bentuk: sejalan dengan imbuhan pe-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. hal yang berhubungan dengan : pendidikan
2. pembuatan/proses : pendaftaran
3. hasil : penyamaran
4. alat : penciuman
5. tempat : penampungan
e. Imbuhan se-nya
Bentuk: se-nya
Fungsi: membentuk kata keterangan
Makna: 1. superlatif/paling : sseputih-putihnya
2. setelah : setibanya
A.2 Imbuhan Asing
1. Imbuhan –is, -isme, -isasi
a. Imbuhan –is
Fungsi: menandai kata sifat dan kata benda
Makna: bersifat, berpaham, pelaku, atau latar
b. Imbuhan –isme
Fungsi: menandai kata benda
Makna: ajaran, aliran atau paham
c. Imbuhan –isasi
Fungsi: menandai kata benda
Makna: bersangkutan dengan (proses peng-an)
2. Imbuhan –i, -wi, -iah
Fungsi: menandai kata sifat
Makna: bersifat (memenuhi syarat)
berhubungan dengan (mengenai)
3. Imbuhan man, wan, wati
a. Pembentukan Imbuhan man, wan, wati
1). Imbuhan man
Pembentukan: dilekatkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i (penunjuk
jenis laki-laki)
2). Imbuhan wan
Pembentukan: dilekatkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
(penunjuk jenis laki-laki)
3). Imbuhan wati
Pembentukan: melekat sejalan dengan akhiran wan (penunjuk jenis wanita)
b. Fungsi Imbuhan –man, -wan, -wati à pembentukan kata benda
1). Dari kata benda: seni à seniman
2). Dari kata sifat: rupa à rupawan
c. Makna Imbuhan –man, -wan, -wati
1. orang yang ahli di bidang tertentu
2. orang yang bermata pencaharian di bidang tertentu
3. orang yang memiliki sifat khas
36
B. Kata Ulang
Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang mengalami proses perulangan,
baik sebagian ataupun seluruhnya dengan disertai perubahan-perubahan bunyi
ataupun tidak.
1. Jenis-Jenis Kata Ulang
a. Perulangan utuh
a) ulang kata dasar
perulangan terhadap kata dasar atau dwilingga.
Contoh : anak-anak
Cepat -cepat
b) ulang kata berimbuh
perulangan terhadap kata berimbuhan.
Contoh : peraturan-peraturan
b. Perulangan berimbuhan
contoh : berlari = berlari-lari
memukul = pukul-memukul
c. Perulangan berubahan bunyi atau salin suara
Perubahan bunyi itu ada pada bunyi vocal dan ada pula yang terjadi pada
bunyi konsonan.perulangan berubah bunyi disebut pula dwilingga salin suara.
Contoh : warna = warna-warni
Gerak = gerak-gerik
d. Perulangan sebagian,yakni perulangan yang hanya terjadi pada sebagian
bentuk dasar.perulangan ini disebut dwipurwa.
Contoh : leluhur, pepohonan.
Disamping keempat perulangan diatas,dikenal pula istilah kata ulang semu.
Contoh : kupu-kupu, kura-kura, dan ubur-ubur.
C. Kata Majemuk
Kata majemuk ialah gabungan dua kata atau lebih yang hubungannya sangat
erat sehingga menimbulkan pengertian baru.
Kata majemuk dapat didefinisikan pula sebagai gabungan kata yang maknanya tidak
37
sama dengan unsur-unsur pembentukan.
1. Ciri-ciri Kata Majemuk
1. komponen kata majemuk mengandung satu makna.
2. jika kata majemuk mendapat keterangan, keterangan tersebut harus
menjelaskan keseluruhannya.
3. jika kata majemuk mendapat imbuhan ataupun pengulangan imbuhan atau
pengulangan itu hatrus meliputi keseluruhan unsurnya.
4. unsur kata majemuk tidak dapat dipisahkan dengan kata lain.
A. Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata yang mempunyai erti kias/arti baru.
Misalnya: kambing hitam (tertuduh), daftar hitam (daftar orang jahat), berbadan dua
(mengandung), bawah tangan (tidak di muka umum).
B. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunanya, dan
biasanya mengiaskan maksud tertentu. Yang termasuk peribahasa adalah:
Contoh:
Tong kosong nyaring bunyinya (orang yang tidak berilmu banyak bicara)
38
Besar pasak daripada tiang (besar pengeluaran daripada pemasukan)
Pagar makan tanaman (orang yang dipercaya malah berkhianat)
C. Majas
Majas adalah bahasa yang mengandung makna kias yang dapat menghidupkan
dan membangkitkan daya tarik.
Majas Perbandingan
a. Asosiasi/perumpamaan
Memberikan perbandingan terhadap sesuatu hal, menggunakan kata
pembanding seperti bagaikan, laksana, dan bak.
Contoh: Mukanya pucat bagai bulan kesiangan
Bibirnya seperti delima merekah
b. Metafora
membandingkan dua hala karena ada kesamaan sifat. Contoh: Bunga
bangsa gugur di medan laga, dia adalah pelita hatiku.
c. Alegori
memakai perbandingan langsung atau uth, keduanya bertautan langsung.
Contoh:
Hati-hatilah anda dalam mengarungi samudra yang penuh bahaya,
gelombang, topan, dan badai. Apabila nahkoda dan juru mudi senantiasa
seiya sekata dalam melayarkan bahteranya. Niscaya akan tercapai tanah
tepi yang menjadi idaman,
d. Personifikasi
Memberikan perbandingandengan cara meletakan sifat-sifat orang pada
benda mati.
Contoh: peluit kereta api itu menjerit; senja memanggil burung
kesayangannya.
e. Tropen
Menggunakan kata kias secara tepat atau sejajar dengan sesuatu yang
dimaksud.
Contoh: Pekerjaannya hanya mengukur jalan saja; sepanjang waktu
Cecep hanya mengubur dirinya di kamar.
Majas pertentangan
Hiperbola
Menyatakan dengan cara berlebih-lebihan.
Contoh: suaranya membelah angkasa: sejuta kenangan mengusik
pikiranku
Litotes
Contoh: Silhkan makan walaupun hanya dengan kecap saja
Oksimoron
Contoh: pertahan yang paling baik adalah menyerang.
Intermisis
Contoh: Semua warga sudah transmigrasi, kecuali keluarga Pak Wniarsono.
Antitesis
Contoh: Hidup dan mati di tangan Tuhan; Suka dan duka kami nikmati
bersama
Paradok
Contoh: Badannya besar, tetapi nyalinya kecil; Hani merasa kesepian di
tengah-tengah keramaian
Anakhronisme
Contoh: begitu lahir ia memanggil ibunya.
39
Majas Pertautan
Alusio
Contoh: Hati-hati jangan samapai peristiwa Madiun terjadi lagi; ah
kamu itu gaharu cendana pula.
Metonimia
Contoh: Ia sedang menghisap gudang garam (rokok); ke sekolah naik
kijang (mobil)
Pars prototo
Contoh: dia membeli tiga ekor lembu; setiap kepala dikenakan
sumbangan seribu rupiah.
Totem pro parte
Contoh: Indonesia akhirnya menang 2-0 atas Malaysia.
Eufimisme
Contoh: anak itu agak terganggu pikirannya (gila).
Majas Penegasan
Pleonasme
Contoh: mereka turun ke bawah gunung sambil bergandengan; aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri.
Repetisi
Contoh: sekali tidak takut, tetap tidak takut; betul, sungguh betul dia
yang mengambilnya.
Paralelisme
Contoh:
Anafora = Ikut hati mati
Ikut mata buta
Ikut rasa binasa
Epifora = Sabar itu baik
Mengalah itu baik
Diam itu baik
Klimaks
Contoh: Mula-mula hanya mengeluh, kemudian merintih, lalu
menangis, akhirnya menjerit kesakitan.
Antiklimaks
Contoh: jangankan sepuluh ribu, lima ribu, seratus pun aku tak
punya.
Koreksio
Contoh: orang itu sahabatku, oh bukan, bapakku.
Asidenton
Contoh: meja, lemari, kursi, balai, berserakan di dalam kamar.
Polisindenton
Contoh: setelah ia pulang maka ia mengambil buku dan sepeda, lalu
menjenguk neneknya di kampong.
Majas Sindiran
Ironi
Contoh: Baru pukul dua malam, memangapa engkau sudah pulang.
(yang dimaksud adalah sudah pukul dua malam mengapa baru pulang)
Sinisme
Contoh: dasar kalau omong tidak pernah diatur; dasar perut karet,
apa pun masuk sampai ludes.
Sarkasme
40
Contoh: Jijik aku memandangmu yang tak jauh dari anjing liar.
EVALUASI VI
3. Secara alamiah, penderita anemia tidak hanya memerlukan zat besi, tetapi juga
vitamin dan mineral. Disarankan bagi para penderita anemia berat, untuk
mengonsumsi tablet tambah darah atau preparat besi dua kapsul sehari selama dua
bulan. Anemia ringan disarankan satu kapsul sehari selama 3–4 bulan. Penderita
anemia yang mengonsumsi zat besi selama 2-3 hari biasanya sudah pulih kembali.
4. Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan baik pria maupun wanita. Pahlawan-
pahlawan ini tersebar di seluruh pelosok tanah air banyak di antaranya yang tidak
dikenal. Seorang pahlawan wanita yang sering disebut namanya ialah Cut Nyak
Dien. Pahlawan ini berasal dari Aceh, daerah yang juga dikenal dengan sebutan
Serambi Mekah.
Judul karya tulis yang paling tepat untuk permasalahan di atas adalah ....
a. Proses Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
42
b. Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
c. Fotosintetis dan Energi Matahari
d. Matahari Sumber Energi Matahari
e. Senyawa Organik dan Anorganik
6. Ngilu paling sakit dari semua luka. Aku pernah luka tersayat. Luka terjatuh. Luka
terbakar. Paru-paruku pernah bolong. Ginjalku disengat batu. Tapi tak sesakit
seperti dioperasi ambeien ini. Kemudian sesudah itu, cobaan baru datang kembali.
Istriku tercinta berpulang ke Rahmatullah. Itu bulan Oktober pada tahun yang
sama. Sakitnya, kini menyeluruh. Aku tak bisa sebutkan yang mana: Jiwaku benar
yang ditikamnya, Mama. Ngilunya tak kenal waktu. Ngilu berkepanjangan. Ngilu
tak berkeputusan. Ngilu tak berkesudahan.
Tema yang sesuai dengan penggalan cerpen, “Operasi” karya Syahril Latif
tersebut adalah ....
a. Kita semua harus selalu berdoa dan berusaha.
b. Ketabahan seseorang dalam menghadapi kehidupan.
c. Kehidupan di dunia ini harus dihadapi.
d. Pahit manisnya kehidupan pasti dialami oleh setiap
manusia.
e. Jangan suka mengeluh bila menghadapi pahit getirnya
kehidupan.
7. (1) Kehidupann bisnis selalu berubah dan bergerak maju seiring dengan lajunya
pembangunan perekonomian. (2) Akibat meningkatnya perekonomian Indonesia
yang sangat cepat, muncul para pesaing baru yang turut meramaikan percaturan
bisnis. (3) Hal tersebut menimbulkan persaingan yang sangat ketat. (4) Dengan
demikian diperlukan kemampuan yang andal untuk dapat menangani dan
mengendalikan manajemen secara tepat, baik dalam aspek pemasaran, produksi,
personalia, maupun keuangan.
9. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah dua perkataan yang senantiasa menunjuk
pada masalah-masalah manusia. Apabila kita ingat salah satu sila dari asas tunggal
Pancasila, perikemanusiaan selalu menyangkut keadilan dan peradaban. Karena
itu, apa pun yang berhubungan dengan masalah manusia memang membawa kita
pada penataan universal. Manusia hidup untuk mendapat keselamatan diri yaitu
ingin terlindung dalam keadaan sehat walafiat...
10. Harga Kapal Ikan Buatan Dalam Negeri Lebih Mahal Dari Impor.
Tulisan judul berita di atas akan menjadi benar apabila ....
a. Kata Dalam ditulis dalam
b. Kata Dari ditulis menjadi dari
c. Kata Dalam dan dari diubah menjadi dalam dan daripada
d. Kata Impor diubah menjadi Import
e. Kata Lebih diubah menjadi lebih
12. Sekarang ini tidak hanya rumah di pinggir jalan besar yang menderita semburan
gas buangan knalpot, tetapi rumah-rumah di tepi jalan kompleks perumahan dan
jalan lingkungan dalam kampung. Jalan-jalan ini makin banyak dirambah sepeda
motor ojek di samping mobil pribadi penghuni kampung itu.
13. Terapi nonmedis seperti tak terbatas ragamnya, tak ubahnya fenomena alam itu
sendiri yang tak jarang saling mengait satu sama lain. Salah satu contoh adalah
penyembuhan atau terapi warna. Terapi ini berkait erat dengan aura tubuh (energi
sinar yang melingkupi seluruh tubuh) Sebab, prinsip penyembuhan dengan warna
ini menyeimbangkan kembali aura tubuh.
14. Buah ini mempunyai kadar lemak yang tinggi. Dapat mengakibatkan tubuh
langsing menjadi gemuk. Sebab kegemukan membuat orang takut kebanyakan
kolesterol dalam darah dan ini berisiko menimbulkan strok.
Kalimat utama yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas ialah ....
a. Kini buah itu didekati orang.
b. Beberapa tahun yang lalu, buah apokat dijauhi orang.
c. Buah apokat mengandung laurostearat 70%.
d. Lemak apokat sebagai pengganti lemak buah kelapa.
e. Buah ini merupakan sumber lemak nabati yang penting di
daerah pegunungan.
15. Setiap pengunjung akan berdecak kagum bila melihat keindahan Gunung Rinjani.
Di sana kita dapat melihat lembah dan ngarai yang berkelok-kelok bagaikan akar
pohon beringin yang menancap erat di permukaan tanah. Dipayungi langit biru
dan gumpalan-gumpalan awan, gunung itu tampak kokoh menghijau dengan
puncak yang berpasir. Begitulah Gunung Rinjani menyuguhkan pemandangan
alam indah.
16. (1) Contoh paling sederhana yakni aplikasi microso_ word dan excel secara
optimal akan memudahkan penyusunan karya ilmiah bagi kenaikan pangkat guru.
(2) TI menjadi solusi baru sekaligus mitra guru dalam mengembangkan kariernya.
(3) Namun kenyataannya, tidak sedikit guru yang takut atau merasa asing dengan
komputer. (4) Sebagai kawan, TI tidak dapat digugurkan oleh kekuatan sistem
kerja manual. (5) Padahal, benda ini sudah bukan asing lagi.
17. (1) Alasannya guru bukan karena kerjanya mencekoki otak anak hingga menjadi
pandai. (2) Adidaya TI yang telah meruntuhkan batas-batas negara pada
gilirannya akan menjadi lawan bagi karier guru. (3) Guru akan menempatkan
dirinya dalam posisi tawar yang sangat tinggi. (4) Posisi lawan ini merupakan
jawaban atas imbas peran guru sebagai pendidik. (5) Guru sebagai filter
munculnya gejala penistaan nilainilai nasionalisme, paedagogis dan moral bangsa
yang kemungkinan muncul memboncengi kemajuan TI.
18. (1) Seseorang mungkin saja memiliki kecerdasan lebih dari satu. Kecerdasan yang
beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang. (2) Mungkin saja seorang
siswa yang tidak mampu dalam pelajaran matematika memiliki kemampuan
dalam seni musik atau dalam olahraga. (3) Karena itu, model pembelajaran saat
ini harus memerhatikan aspek kecerdasan yang mungkin dimiliki seorang siswa.
(4) Kecerdasan yang beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang. (5)
Namun pada akhirnya, untuk mengembangkan masing-masing kecerdasan
tersebut membutuhkan prasarana-prasarana metode dan model pembelajaran yang
efektif.
Agar menjadi paragraf yang padu, susunan kalimatnya adalah ....
a. (1), (4), (5), (3), (2) d. (2), (4), (1), (3), (5)
b. (1), (2), (3), (4), (5) e. (1), (4), (3), (2), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
19. Semasa Orde Baru, sektor pendidikan kurang mendapat perhatian serius dari
penguasa. Sektor ini hanya mendapat sejumput dana dari anggaran negara yang
berjumlah trilyunan rupiah. Pantas jika kualitas pendidikan Indonesia terpuruk.
Walau diakui bahwa kualitas tersebut bukan melulu ditentukan oleh sejumlah
dana.
BAB VII
KALIMAT TANYA
47
INDIKATOR :
1. Menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan topik pembicaraan secara tertulis dengan santun.
2. Menyampiakan pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak secara tertulis dengan tujuan untuk memantapkan
klarifikasi dan konfirmasi.
3. Menyampaikan pertanyaan retorik (tidak memerlukan jawaban) secara tertulis sesuai dengan tujuan dan situasi.
4. Menyampaikan pertanyaan secara tersemar dengan kalimat tanya secara tertulis dengan tujuan selain bertanya seperti
memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi.
_____________________________________________________________________
1. Ciri-ciri Kalimat
a. Terdiri dari satu kalimat atau lebih
b. Mengandung klausa atau tidak
c. ditandai oleh pemakaian intonasi akhir yang final. Intonasi akhir dalam
ragam tulis suatu kalimat ditandai oleh pemakaian tanda titik ( . ),
tanda tanya ( ? ), atau tanda seru ( ! ).
A. KALIMAT TANYA
Kalimat Tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi
berupa jawaban dari lawan bicara atau sebagai penguatan sesuatu yang telah
diketahui oleh penanya.
2. Tahap Inti
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan secara sistematis. Kemukakan
pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan
hendaknya sesuai dengan situasi dan waktu. Disamping memerlukan
kemampuan mendengar yang akuray, pewawancara hendaknya
memiliki kemampuan berkomunikasi (bertanya) dengan baik.
3. Tahap Akhir
Akhir kegiatan wawncara dengan kesan yang baik dan menyenagkan.
Tetaplah pelihara hubungan baik dengan nara sumber.
49
EVALUASI VII
50
6. Di bawah ini adalah kalimat tanya yang menanyakan waktu, kecuali ....
A. bilamana
B. kapankah
C. bukankah
D. bila
E. bilakah
7. Kata tanya apa digunakan untuk tujuan berikut ini, kecuali ....
A. menanyakan kepunyaan
B. mengukuhkan informasi yang telah diketahui
C. menanyakan cara
D. dipergunakan dalam kalimat tanya retoris
E. menayakan nomina bukan manusia
10. Kata tanya apakah yang digunakan untuk menanyakan sebab atau alasan
adalah ....
A. siapa
B. kapan
C. di mana
D. mengapa
E. apa
11. Di bawah ini kalimat tanya yang tak perlu dijawab ialah ....
A. Apa penyebab kecelakaan itu?
B. Apakah Doni kuliah hari ini?
C. Siapa yang akan piket hari ini?
D. Haruskah aku bersujud di hadapanmu?
E. Yang mana rumahmu?
13. Kalimat tanya retoris yang bertujuan memberi semangat ialah ....
A. Apakah kita akan diam saja melihat rakyat kelaparan?
51
B. Perbuatan siapa ini?
C. Mengapa semua tidak bersemangat hari ini?
D. Apa salahnya jika kamu menerima maafnya?
E. Haruskah kumati karenamu?
14. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban singkat seperti ya, tidak, belum.
Yang bukan disebut kalimat tanya adalah ....
A. memerintah
B. menggali informasi
C. retorik
D. konfirmasi
E. tersamar
15. Kalimat tanya yang bermaksud menyuruh di bawah ini adalah ....
A. Hari ini giliran kamu yang piket, kan?
B. Ke manakah perginya orang gila itu?
C. Siapa yang menabur angin ia yang akan menuai badai?
D. Dari mana api itu berasal?
E. Di mana saja kauselama ini?
16. Kalimat tanya yang berkesan menyindir adalah ....
A. Mana berani kamu melawan pria itu?
B. Bukankah itu Mia anak pak lurah?
C. Siapa yang bernama Tuti di kelas ini?
D. Bolehkah saya mencicipi kue buatanmu itu?
E. Mobil mana yang kausuka?
17. Kalimat tanya retorik sering diucapkan orang pada situasi ....
A. dialog
B. diskusi
C. pidato
D. percakapan
E. wawancara
20. Di bawah ini adalah tujuan kalimat tanya tersamar, kecuali ....
A. mengajak
B. meminta
52
C. menanyakan waktu
D. menyuruh
E. merayu
BAB VIII
PARAFRASA
INDIKATOR :
Mengungkapkan kembali isi teks yang dibaca dengan kalimat sendiri secara tertulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat membuat parafrasa dari teks tertulis
_____________________________________________________________________
1. PARAFRASE
Parafrase dalam sastra ( terutama puisi ) adalah mengubah bahasa sastra
menjadi bahasa sehari-hari.
Dalam parafrasee harus diperhatikan :
1. Makna denotasi
2. Makna konotasi
3. Makna lambang
4. Pemberian makna harus secara keseluruhan dan harus dibaca menyeluru dan
berulang-ulang.
53
Cara Memparafrasa Wacana:
1. Bacalah teks secara keseluruhan.
2. Pahami topik/tema, serta alur jika teksnya
adalah narasi.
3. Cari kalimat utama untuk menemukan ide
pokok.
4. Catat gagasan pokok tiap pargraf.
5. Perhatikan kalimat penjelas.
6. Pilih kata atau kalimat yang efektif dalam
menceritakan kembali.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi
kalimat tidak langsung agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa
yang lebih mudah.
2. MAKNA
Makna berarti maksud suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran, atau
perpaduan antara bentuk dan referen (acuan). Seseorang mengetahui bentuk (kata),
tetapi tidak mengetahui referennya dapat dikatakan bahwa seseorang itu tidak
mengetahui makna kata terebut.
Makna suatu kata dapat berubah-ubah karena :
a) mendapat pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.
b) Penempatannya dalam kalimat.
c) Kondisi (waktu dan tempat) pemakaiannya.
55
Homonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan
dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : Bisa ular itu bisa mematikan manusia.
♦ Homofon
Homofon adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama
pengucapanya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : Bang Wanto bekerja di bank swasta.
e. Homograf
Homograf adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama bentuk
penulisannya, tetapi cara pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh : pejabat teras itu dudk di teras kantor.
f. Polisemi
Polisemi adalah gejala keragaman makna yang dimiliki oleh sebuah kata.
Polisemi terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh : Kepala jawatan itu berkepala botak.
g. Hipernim
Makna umum (superordinat).
Contoh : Unggas à itik
à ayam
à burung
h. Hiponim
Makna khusus (subordinat)
Contoh: Bunga à mawar
à melati
à kenanga
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut ini.
Pengucapan Penulisan Makna
Sinonim Berbeda berbeda sama
Antonim Berbeda berbeda bertentangan
Homonim Sama sama berbeda
Homograf Berbeda sama berbeda
Homofon Sama berbeda berbeda
Polisemi Sama sama beragam
56
EVALUASI VIII
57
Serahkan saja permasalahan tersebut kepada intitusi yang lebih berwenang
dalam masyarakat, yaitu keluarga dan kepolisian.
58