Anda di halaman 1dari 58

BAB I

MEMAHAMI INFORMASI LISAN


DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT

INDIKATOR
1. Mengidentifikasi informasi lisan yang bersifat faktual, spesifik, dan rinci.
2. Mengidentifikasi sumber informasi lisan.
3. Mengenal ragam dan laras bahasa.
4. Membedakan proses dan hasil dengan memperhatikan ciri atau penanda kata/kalimat.
5. Membedakan fakta dan opini.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu Menyimak untuk memahami Informasi lisan dalam konteks bermasyarakat.

A. MEMAHAMI SUMBER INFORMASI

Segala sesuatu yang memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan seseorang


dapat disebut informasi. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disebut dengan sumber informasi. Sumber
informasi dapat berbentuk media tulis cetak, seperti buku, koran, tabloid, majalah,
ensiklopedia, surat, buletin, jurnal, dan selebaran. Sumber informasi dapat pula
berbentuk media elektronik, seperti radio, televisi, internet, atau didapat langsung dari
narasumber yang bersangkutan dengan melalui percakapan, wawancara, diskusi,
seminar, dan lain-lain. Narasumber tentunya orang-orang yang dianggap ahli di
bidangnya, seperti tokoh agama, para guru, dan ilmuwan.

Sesuatu disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria di bawah ini:


1. Berisi informasi bersifat objektif, masuk akal, dan faktual.
2. Mudah didapat dan dikenal oleh umum.
3. Keberadaannya resmi atau diakui.
4. Dapat berupa media cetak atau elektronik.
5. Dapat ditelaah, dikaji, dan dijadikan ilmu.
6. Dapat berbentuk arsip, dokumentasi, dan peninggalan sejarah yang memang
telah diteliti kebenarannya.
7. Dapat berupa narasumber, yaitu dari orang yang diakui ahli dalam bidangnya,
informasinya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

Sesuatu tidak dapat disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria berikut:
1. Sarananya belum dikenal secara umum.
2. Berisi hal-hal yang tak masuk akal dan tak dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Masih berisi asumsi, opini, yang perlu dikaji lagi secara ilmiah.
4. Sumber informasi tidak akurat dan tidak tetap, selalu berubah-ubah.

Banyak sumber informasi yang dapat kita pilih. Memilih sumber informasi dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam mendapatkannya, kualitas
isinya, dan bentuk penyampaiannya. Untuk sumber informasi yang berbentuk media
cetak, tentunya cara memperoleh atau menggalinya ialah dengan membaca.
Kegemaran membaca membantu memperolah informasi sebanyak-banyaknya dari
sumber informasi cetak atau tertulis. Jika membaca tidak menjadi kegemaran,
kemungkinan mendapatkan informasi dapat dengan memanfaatkan media elektronik.

1
Informasi yang disajikan berbetuk audio-visual, selain dapat dilihat juga dapat
didengar. Bentuk media elektronik saat ini dibuat dengan aneka ragam bentuk serta
model yang dapat digunakan dan dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.

Sumber informasi juga dapat dijadikan sarana penunjang proses belajarmengajar di


sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan sarana berisi alat dan sumber belajar. Di
bawah ini diuraikan bentuk dan jenis-jenis sumber informasi.

Tertulis / cetak
a. kamus
b. buku ilmu pengetahuan
c. buku pelajaran
d. ensiklopedia
e. teks atau naskah dan lain sebagainya
Lisan
rekaman siaran televisi
rekaman radio
rekaman wawancara
rekaman pidato/khotbah
pembacaan wacana/teks/naskah langsung

Narasumber
a. hasil tanya jawab
b. hasil wawancara
c. pengamatan/observasi, dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan menyimak, sumber informasi yang digunakan sebagai bahan


simakan adalah yang berbentuk rekaman atau uraian lisan. Melalui informasi yang
didengarnya, siswa melakukan penyimakan.

B. JENIS SIFAT INFORMASI

Dari segi sifat dan uraiannya, informasi dapat dibedakan menjadi informasi bersifat
faktual, informasi bersifat opini atau konsep, dan informasi bersifat
pemerian/perincian.

A. Fakta
Jika Anda menyimak suatu berita atau wacana dengan seksama, Anda akan
memperoleh banyak informasi, baik berupa fakta maupun bukan fakta. Fakta ialah
peristiwa, fenomena, keadaan atau kenyataan yang sebenarnya, sedangkan
informasi yang bukan fakta dapat berupa pendapat (opini), gagasan, konsep,
proses, asumsi, pengandaian, harapan ataupun khayalan.
Contoh :
Fakta:
- Pengangguran di Indonesia mencapai 40 juta orang.
- Bali telah menjadi kawasan wisata internasional.
Bukan Fakta :
- Angka pengangguran di Indonesia merupakan masalah serius.
- Tingginya tingkat pendidikan tidak menjamin sukses hidup
seseorang.

2
Fakta ada yang bersifat umum ada juga yang bersifat spesifik (khusus).
Fakta umum, yaitu informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum
teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan
sebagainya.
Contoh:
a. Ayah baru pulang dari luar negeri dan sekarang
mereka sedang menjemputnya di bandara.
b. Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir
jalan terkena razia.
c. Terjadi perampokan di sebuah rumah. Perampok
berhasil menggasak barang-barang pemilik rumah.

Fakta khusus yaitu informasi yang berisi kejadian atau peristiwa yang dijelaskan
secara terperinci atau detail.
Contoh:
a. Ayah baru pulang dari Amsterdam dan Ibu, adik
serta Paman sedang menjemputnya di Bandara
Soekarno-Ha ta.
b. Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Gunung
Sahari Senen, serta warung di pinggiran proyek
Senen terkena razia.
c. Terjadi perampokan di sebuah rumah gedung di
Jalan Sukapura, Tanjung Priok Jakarta Utara.
Perampok berhasil menggasak 30 gram
perhiasan, 1 unit komputer serta uang 150 juta
rupiah.

B. Informasi Bersifat Opini atau Konsep


Informasi bersifat opini ialah informasi yang masih berupa pendapat, pikiran
atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Konsep ialah ide atau pengertian yang
diabstrakkan dari peristiwa konkret.
Contoh opini:
Banyak remaja sekarang yang bersifat permisif, mengganggap semua
serbaboleh tanpa mempertimbangkan norma-norma yang berlaku.

Sebagian besar lulusan UN tahun ini mendapatkan nilai yang memuaskan,


hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMK At-Takwa dalam pidato sambutan
pada acara perpisahan siswa kelas 3.
Contoh konsep:
Sebelum seminar atau diskusi dimulai, biasanya para peserta diskusi
diberikan sebuah makalah. Makalah adalah tulisan yang berisikan
prasaran, pendapat yang berisi uraian atau pembahasan pokok persoalan
yang akan dibicarakan dalam rapat, diskusi, dan sejenisnya. Makalah
juga sering diartikan jenis tugas pada mata kuliah tertentu yang berisi
hasil kajian pustaka atau tulisan tentang suatu hal.

C. Informasi Bersifat Pemerian


Dalam menjelaskan sesuatu yang bersifat uraian khusus, penulis biasanya
menjabarkan penjelasan khusus tersebut menyamping atau horizontal atau
berbentuk satuan ke bawah secara vertikal. Uraian khusus yang berupa
penyebutan berbentuk kata atau frasa umumnya ditulis secara horizontal atau
3
melebar dari kiri ke kanan. Namun ada juga perincian yang berupa unsur-unsur
atau bagian yang berbentuk kalimat.
1. Contoh rincian berbentuk kalimat ditulis berbentuk satuan-satuan secara
vertikal:
• Proses untuk mempelajari unsur-unsur suatu bahasa meliputi:
Pengenalan lambang-lambang bunyi,
Pengenalan lafal dan tanda baca,
Pemahaman kosakata bersifat kekrabatan, dan
• Pemahaman terhadap bentuk kata, frasa, kata tugas, klausa, dan
perubahan makna.

2. Contoh perincian berbentuk kata yang ditulis secara horizontal. Masing-


masing unsurnya dipisahkan oleh tanda koma (,):
• Untuk keperluan lomba lukis, Reihan harus menyiapkan alat tulis,
karton, cat air, dan kuas.

C. RAGAM BAHASA, LARAS BAHASA, dan BAHASA BAKU

Ragam bahasa ialah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut penutur dan cara
penyampaiannya. Dari segi penutur, ragam bahasa dibedakan menurut daerah,
pendidikan dan sikap.
a) Variasi menurut daerah, disebut logat/dialek. Misal:
orang Batak, Bali, Jakarta, Tegal
b) Variasi menurut pendidikan, ragam orang
berpendidikan dan tidak berpendidikan.
c) Variasi menurut sikap penutur, dibedakan antara
ragam resmi, dan ragam santai/gaul. Variasi ini sering
disebut langgam, laras, atau gaya. Menurut
pemakaiannya kita juga dapat merasakan perbedaan
laras antara bahasa berita, bahasa laporan, bahasa
keilmuan, bahasa hukum, bahasa prosa, bahasa gaul
dan sebagainya.
Dari segi cara penyampaiannya, bahasa dibedakan ragam bahasa tulis dan bahasa
lisan.
a) Bahasa lisan memiliki intonasi lengkap, yang tidak seluruhnya dapat
dilukiskan dalam bahaas tulis. Pengertian bahasa lisan dibantu olehsituasi,
ekspresi dan gerak ataupun isyarat.
b) Bahasa tulis mengenal huruf kapital, huruf miring, tanda kutip, tangda
petik, paragraf yang tidak ada padanannya dalam bahasa lisan. Bahasa tulis
cenderung lebih cermat dan fungsi-fungsi gramatika lebih eksplisit. Hal ini
dilatarbelakangi oleh:
(1).Tidak adanya kontak langsung yang memungkinkan adanya
pengulangan.
(2).Tidak adanya pendukung pemahaman yang berupa ekspresi dan gerak
atau isyarat.

Bahasa baku merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu
pada bahasa orang terdidik/terpelajar dalam situasi resmi/formal baik lisan
maupun tulis dengan tidak menampakkan ciri kedaerahan atau asing. Bahasa baku
merupakan salah satu variasi bahasa yang diidentifikasi berdasarkan aneka variasi

4
bahasa diatas dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pada umumnya mengacu pada bahasa orang terdidik / terpelajar.
2. Diterima untuk berkomunikasi dalam situasi resmi / formal baik lisan
maupun tulis.
3. Tidak menampakkan cirri kedaerahan

Bahasa baku sering digunakan dalam :


Komunikasi resmi, misalnya surat resmi atau dinas, pengumuman
resmi,perundang-undangan.
Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, buku keilmuan, tesis,
desertasi.
Pembicaraan di lembaga, di sekolah, kuliah, rapat, konferansi, konggres,
pidato kenegaraan.
Pembicaraan dengan orang yang dihormati, dengan atasan, pejabat,
guru/dosen, dengan orang yang baru dikenal.

Ciri-ciri Bahasa Baku :


1) Menggunakan lafal, tekanan, intonasi yang sesuai dengan sistem bunyi
bahasa Indonesia.
2) Menggunakan penempatan jeda yang sesuai dengan satuan
makna/sintaksisnya.
3) Dalam bahasa tulis, harus sesuai dengan EYD dan Pedoman Pembentukan
Istilah.
4) Menggunakan kata-kata baku yang sesuai dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Menghindari pemakaian bahasa gaul, daerah maupun asing.
5) Menghindari pemakaian bentuk-bentuk ketatabahasaan yang menyimpang
dari kaidah baik morfologi maupun sintaksis.

D. MEMBEDAKAN PROSES DAN HASIL

Informasi yang kita simak ada yang berisi proses dan ada pula yang berisi hasil. Kata
berimbuhan ke-an sering dipakai untuk menandai informasi proses dan kata
berakhiran -an sering dipakai untuk menandai hasil. Penanda lain ialah
pengeksplisitan kata proses untuk informasi yang berisi proses dan kata hasil untuk
informasi yang berisi hasil. Namun demikian tidak semua proses dan hasil memiliki
penanda khusus seperti diatas.Dalam banyak hal antara proses dan hasil hanya dapat
dikenali dari logika urutan maknanya. Dalam kenyataan proses selalu mendahului
hasil. Penyajian yang alamiah mengikuti urutan proses - hasil. Akan tetapi dalam
retorika mungkin saja hasil dikemukakan lebih dulu dan proses menyusul.
Contoh:
1. Tahu yang masih mengandung air dibungkus kain tipis lalu ditindih
pemberat sehingga air yang terperangkap dalam pori-pori tahu keluar dan
tahu menjadi lebih padat.(proses – hasil).
2. Perampas sepeda motor itu akhirnya tertangkap setelah melalui kejar
mengejar dengan polisi selama dua jam lebih. ( hasil – proses).

5
EVALUASI 1

1. Yang termasuk fakta adalah ….


A. Rumah yang terkena banjir berjumlah 92 buah.
B. Semua anak Indonesia wajib bersekolah.
C. Kita harus memberantas narkoba sampai ke akarnya.
D. Agar lingkungan kota bersih mari kita jaga kebersihan.
E. Jakarta rawan kecelakaan lalu lintas.

2. Seorang siswa SMK bercita-cita ingin masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.
Alasan yang tepat untuk dapat masuk ke Fakultas Ekonomi di UI ialah ....
A. Keluarganya umumnya lulusan UI.
B. Nilai Matematika dan IPA saya selalu sangat memuaskan.
C. Lulusan Fakultas Ekonomi UI selalu dapat pekerjaan.
D. Saya akan mengembangkan bakat, minat, kemampuan di bidang ekonomi.
E. Setuju ekonomi sangat dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Sejak jam tujuh pagi, ia mengikuti ... tentang narkoba.


Kata berimbuhan pe–an untuk pengisi titik-titik yang tepat adalah
A. pelajaran
B. pemberantasan
C. penanggulangan
D. penyuluhan
E. penelitian

4. Ia diminta pimpinan untuk menyerahkan ... keuangan bulan ini.


Kata berakhiran –an untuk pengisi titik-titik yang tepat pada kalimat di atas adalah
A. laporan
B. rincian
C. uraian
D. rancangan
E. bayaran

5. Karangan yang berisi uraian cara atau tahapan proses beserta pernyataan hasilnya
disebut juga
A. narasi D. argumentasi
B. deskripsi E. persuasi
C. eksposisi

6. Kata hubung yang menunjukkan adanya proses yang berlangsung atau penandaan

6
urutan waktu ialah di bawah ini, kecuali
A. selanjutnya D. kemudian
B. setelah itu E. lalu
C. dan lagi

7. Pemerintah kota dan DPRD menyepakati anggaran untuk pendidikan sekitar 23


persen tahun ini.
Akhiran –an pada kata anggaran berarti
A. sesuatu yang berkaitan dengan uang
B. hasil dari sesuatu yang dianggarkan
C. proses menganggarkan
D. hal penganggaran
E. masalah keuangan yang direncanakan

8. Kalimat yang termasuk opini ialah ….


A. Indonesia belum memiliki kereta api bawah tanah.
B. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Sabtu, 23 Juni 2007 di Pantai
Indramayu.
C. Beberapa perairan pantai rusak akibat abrasi karena tidak dipelihara
dengan baik.
D. Para siswa harus melakukan ujian susulan karena sakit.
E. Kita harus menghormati orang tua dan guru.

9. Kalimat yang merupakan fakta khusus ialah ….


A. Indonesia belum memiliki kereta api bawah tanah….
B. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Sabtu, 23 Juni 2007 di Pantai
Indramayu.
C. Beberapa nelayan dinyatakan hilang saat melaut.
D. Para siswa harus melakukan ujian susulan karena sakit.
E. Kita harus menghormati orang tua dan guru.

10. Bahasa yang dipakai di berbagai bidang ilmu dan masing-masing memiliki
perbedaan disebut ….
A. ragam bahasa
B. bentuk bahasa
C. laras bahasa
D. gaya bahasa
E. unsur bahasa

11. Gizi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan, terutama
untuk anak-anak balita dan usia sekolah. Dalam situasi krismon seperti sekarang,
banyak anak usia sekolah yang perlu mendapatkan bantuan. Ibu-ibu pengajian
mengadakan kegiatan sosial dengan nama “peduli balita”, misalnya pemberian
minuman susu gratis dan pemberian makanan bergizi.
Pernyataan yang sesuai dengan fakta dalam bacaan di atas adalah ….
A. Kegiatan itu baik, tetapi apakah tidak
menimbulkan kecemburuan sosial?
B. Kegiatan-kegiatan positif dalam menunjang
perbaikan gizi balita perlu direalisasikan.
C. Sebaiknya, sebelum kita melaksanakan
kegiatan, perlu dievaluasi untung dan
ruginya.
7
D. Pikiran saya sejalan dengan gagasan Anda,
yaitu bahwa fakta tentang anak putus
sekolah perlu dicari.
E. Saya sependapat dengan Anda dan siap
membantunya.

12. (1) Di sini peran pendidikan sangat vital. (2) Pemberdayaan perempuan pun
menjadi agenda dalam proses pembelajaran. (3) Para penentu kebijakan
kurikulum mestinya berkaca pada agenda ini. (4) Data empiris dari ekonomi
Marco Francesconi menganalisis dan British Household Panel Survey yang
mendata 10 ribu individu dari 5.500 keluarga. (5) Penelitian dilakukan sejak 1991-
1999. (6) Data ini menunjukkan bahwa pria yang sukses justru akan memilih
dengan wanita karier yang bekerja keras.
Kalimat yang berisi fakta pada paragraf tersebut terdapat pada nomor ….
A. (1) dan (2) D. (2) dan (3)
B. (4) dan (5) E. (4) dan (6)
C. (3) dan (5)

13. Terjadi gerakan reformasi dan krisis ekonomi yang berkepanjangan di negeri ini
telah membawa pengaruh dalam kehidupan sosial. Salah satu contoh negatif dari
pengaruh itu adalah makin meluasnya kenakalan remaja. Berbagai tindakan
kenakalan seperti kebut-kebutan, penggunaan obat-obat terlarang, pencurian,
perampokan, sampai dengan tindakan asusila hampir setiap hari tertampung di
surat kabar. Tentu saja kita tak boleh tinggal diam menghadapi peristiwa seperti
ini.
Kalimat opini yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah ….
A. Maraknya aksi kebut-kebutan di Jalan Karangmenjangan setiap
malam minggu meresahkan masyarakat sekitar dan pemakai
kendaraan.
B. Berkali-kali gobang itu dibacokkan ke tubuh Dewi karena tidak
mau menyerahkan sepeda motornya.
C. Sabtu dini hari, petugas Polres Surabaya menangkap empat “ayam”
ABG yang sedang beroperasi di hotel.
D. Para orang tua seharusnya memerhatikan lebih serius perilaku
putranya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang.
E. Minggu dini hari, petugas kepolisian berhasil mengamankan empat
remaja yang kedapatan membawa cimeng (ganja) setelah
melakukan razia.

14. Ragam bahasa sastra ialah ….


A. Polisi dan Tim SAR belum menemukan nelayan yang hilang.
B. Lelaki umur tiga puluh tahun dan berjenggot itu masuk ke rumah makan itu
dengan tenang.
C. Pasien rumah sakit itu memprotes adanya mal praktek yang terjadi
padanya.
D. Tumbuhan anggur hidup di daerah tropis dengan kelembaban tertentu.
E. Hasil penyelidikan sementara menunjukkan ialah tersangkanya.

15. Ragam bahasa ilmu pengetahuan ialah ….


A. Kejadian ini melibatkan berbagai disiplin ilmu.
B. Drama kolosal itu digarap oleh sutradara Imam Tantowi.
C. Saturnus memiliki diameter kurang lebih 10 kali diameter bumi dalam tata
8
surya.
D. Beberapa pekerja ikut tertimbun tanah longsor itu.
E. Gunung Semeru menunjukan aktifitasnya.

16. (1) Lain benalu lain pula cendana. (2) Kalau benalu dianggap bukan tanaman
berharga, lain cerita dengan pohon yang bernama santalun album atau cendana.
(3) Kayu berbau harum ini termasuk komoditi agak bernilai tinggi. (4) Jelas
harganya mahal. (5) Sayangnya, populasinya makin menipis karena para
penangkar mengalami kesulitan mengembangkannya. (6) Biji cendana sulit
tumbuh. (7) Meski bijinya mudah berkecambah, cendana muda mudah mati.
Kalimat fakta dalam paragraf di atas terdapat pada nomor ….
A. 1 dan 3
B. 3 dan 5
C. 4 dan 6
D. 5 dan 6
E. 6 dan 7

17. Kalimat yang menyatakan proses ialah ….


A. Pemerintah merencanakan membangun transportasi sungai di Jakarta.
B. Penantian yang panjang membuahkan hasil sangat mengharukan antara sang
ibu dan anaknya.
C. Habis manis sepah dibuang.
D. Pengungsi korban lumpur Lapindo mengharapkan bantuan pemerintah.
E. Telah terjadi unjuk rasa besar-besar pada hari buruh sedunia.

18. Kalimat yang menyatakan hasil adalah ….


A. Rambutan itu mahal harganya.
B. Ia suka berkumpul dengan temannya di pangkalan itu.
C. Penghasilannya bisa mencapai lima juta rupiah per bulan.
D. Ia memendam perasaannya selama lima tahun.
E. Karangannya mendapat juara satu lomba mengarang tingkat kotamadya.

19 . Kalimat yang berisi pemerian adalah ….


A. Ahmad membeli sepatu di Pasar Baru dan Jatinegara.
B. Barang itu dijual seharga Rp. 50.000 dan Rp. 30.000.
C. Ibu sedang menawar harga barang-barang rumah tangga.
D. Bibi membeli keperluan dapur berupa kecap, garam, gula pasir, dan cabe.
E. Barang-barang rumah tangga ini dapat dijual di pasar loak.

20. Kata hubung yang menunjukkan adanya proses yang berlangsung atau penandaan
urutan waktu ialah di bawah ini, kecuali ….
A. selanjutnya D. kemudian
B. setelah itu E. Lalu
C. dan lagi

9
BAB II

INFORMASI TERTULIS
DALAM BERBAGAI BENTUK TEKS
INDIKATOR
1. Mengidentifikasi berbagai informasi tulis.
2. Mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi dan eksposisi).
3. Menentukan fakta dan opini.
4. Membedakan proses dan hasil.
5. Mengungkapkan kembali informasi yang telah dibaca.
6. Mengungkapkan gambar, bagan, grafik, diagram, atau matriks secara verbal.
7. Mengubah informasi verbal ke dalam bentuk nonverbal.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.

A. JENIS – JENIS WACANA

Menurut isinya karangan dibedakan menjadi lima jenis yaitu:


1) Narasi à karangan yang berisi cerita. Karangan ini terdiri atas rangkaian
peristiwa yang sambung menyambung membentuk alur cerita. Contoh:
cerpen,novel, roman, drama, sejarah.
2) Deskripsi à karangan yang berisi gambaran tentang suatu objek agar seolah-
olah objek tersebut terlihat atau terasa oleh pembacanya. Contoh: karangan
yang melukiskan keindahan alam, lingkungan atau seseorang.
3) Eksposisi à karangan yang berisi pemaparan tetang suatu masalah,
pengertian, konsep atau proses. Dalam eksposisi diperlukan pengamatan atau
penelitian agar bahan dan fakta dibutuhkan lengkap. Penulisan eksposisi
memerlukan ketrampilan menganalisis dan mensintesis data dan fakta
pendukung. Contoh: proses pembuatan tahu, proses memperbaiki karburator,
cara berternak ikan.
4) Argumentasi à karangan yang bersisi pendapat opini yang dikuatkan dengan
alasan, contoh/bukti sehingga orang lain meyakini kebenarannya. Melalui
karangan argumentasi kita membuktikan sesuatu. Dengan penelitian dan
10
pengamatan, dengan analisis dan sintesis kita mengumpulkan fakta, angka-
angka, diagram, grafik dan lain-lain untuk membuktikan bahwa pendapat kita
benar
5) Persuasi à karangan yang berisi bujukan untuk berbuat sesuatu. Oleh karena
itu, selain dikemukakan fakta yang meyakinkan pembaca, dalam karangan
persuasi juga dipergunakan pernyataan yang mengandung sugesti

B. INFORMASI NONVERBAL (GAMBAR, BAGAN, GRAFIK,


DIAGRAM, MATRIK DAN TABEL)

Informasi dapat disajikan secara verbal, yaitu dengan kata kalimat dan wacana.
Disamp[ing itu tidak jarang indormasi disajikan dalam bentuk nonverbal atau bentuk-
bentuk visual, seperti gambar bagan, grafik, diagram, matrik, tabel dan sebagainya.
a) Bagan à gambaran secara analisis dan secara statistik tentang proses yang
terjadi dialam, teknologi, dan masyarakat manusia.
b) Grafik à lukisan pasang surut atau naik turunnya suatu keadaan atau suatu
hasil dengan garis atau gambar.
c) Diagram à gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
d) Matrik à tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butirbutir
uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan dari kiri kekanan.
e) Tabel à daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi biasanya berupa
kata-kata dan bilangan yang terrsusun urut kebawah dalam lajur dan deret
tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
f) Peta à representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan batas
sifat permukaannya.
g) Denah à gambar yang menunjukkan letak kota, jalan dan sebagainya atau
gambar rancangan bangunan. Dalam berkomunikasi kedua bentuk penyajian
(verbal dan nonverbal) perlu digunakan secara sinerji untuk saling mendukung
bagi tersampaikannya pesan dengan baik. Oleh karena itu kita dituntut bias
mengalihkan infomasi nonverbal ke verbal atau sebaliknya.

Pengalihan informasi nonverbal ke verbal


Rambu-rambu langkah pengalihan informasi noverbal ke verbal sebagai berikut:
1. Memperhatikan secara global
2. Membaca judul dan subjudul yang ada
3. Memperhatikan lambing-lambang yang digunakan.
4. Memperhatikan kata-kata besaran-besaran atau angka-angka yang ada
5. Menafsirkan hubungan makna antar bagian atau antar sel serta hubungan-
hubungan secara menyeluruh.
6. Merumuskan hubungan makna antar bagian tersebut dalam bentuk
kalimat.
7. Merumuskan simpulan-simpulan kalau perlu.

Pengalihan verbal ke nonverbal


Rambu-rambu langkah pengalihan informasi nonverbal ke verbal antara lain
sebagai berikut:
1. Mencermati isi dan sifat informasi atau konsep dengan seksama.
2. Menentukan efektik tidaknya informasi atau konsep tersebut

11
divisualisasikan.
3. Memilih bentuk visual yang tepat, apakah grafik, bagan, atau tabel.
4. Memilih lambang / bentuk / warna yang tepat untuk menvisualisasikan
item-item datanya.
5. Membuat visualisasi yang tepat untuk informasi atau konsep tersebut.

EVALUASI 2
I. Baca dan pahami bacaan berikut !

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan tabel di atas !


1. Bakti sosial dilaksanakan ….
A. sepanjang bulan Agustus tiap tahun
B. dalam bulan yang sama dengan donor darah
C. sebelum peringatan hari besar nasional
D. setelah kegiatan donor darah

2. Kegiatan dalam bulan Agustus adalah ….


A. donor darah, bakti social dan bazaar
B. yang paling penting adalah peringatan HUT RI
C. padat sekali karena ada 3 kegiatan sekaligus
D. donor darah, peringatan HUT RI, dan bakti social/bazaar

3. Natal dan rekreasi dilaksanakan dalam ….


A. dalam hari dan tanggal yang sama dalam bulan Desember
B. satu bulan penuh selama Desember

12
C. bulan yang sama, yakni Desember
D. semester gasal antara tahun 2006-2007

4. Pernyataan yang tidak sesuai dengan program kerja di atas adalah ….


A. Kegiatan-kegiatan dalam program kerja tersebut semua akan dilaksanakan
dalam tahun 2006
B. Waktu untuk penyelenggaraan donor darah dapat disatukan dengan bakti
sosial dan bazaar dalam rangka peringatan HUT RI
C. Selama dua bulan (November-Desember) OSIS mengadakan dua
peringatan hari besar agama sekaligus, yaitu Halal bihalal dan Natal.
D. Tidak setiap bulan ada kegiatan OSIS karena bulan September dan
Oktober vakum dari kegiatan Osis.

5. Bulan terpadat kedua adalah ....


A. Juli
B. Agustus
C. November
D. Desember.
BAB III

MELAFALKAN KATA
DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT
INDIKATOR
1. Mengidentifikasikan pelafalan kata yang tidak tepat.
2. Membedakan makna kata akibat lafal dan artikulasi yang tidak tepat.
3. Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.

A. ARTIKULASI DAN ALAT UCAP MANUSIA

Artikulasi ialah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Artikulasi dibedakan atas:
Bunyi vocal a, i , u, e, o tetapi diucapkan dengan enam fonem /a/, /i/, /u/, /e/,/Є/, /o/.
Bentuk ucapan e ada yang lemah /ə/ dan e lebar atau /Є/, bentuk gabungannya disebut
dengan diftong. Diftong adalah gabungan dua vokal yang menimbulkan bunyi
luncuran lain. Contoh
diftong ialah: au, ai, oi yang dibaca (aw), (ay), (oy).

Contoh kalimat:
1. Harimau (harimaw) itu berhasil ditangkap penduduk.
2. Mereka bermain voli pantai. (pantay)
3. Para buruh memboikot (memboykot) pertemuan itu.

konsonan (Bilabial, laringal, veral, labio dental, alpico interdental/dental, spiral,


uvular, dan apikal.
A. Konsonan bilabial. Bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan
mempertemukan kedua bibir, seperti b, p, m.
B. Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak
lebar, seperti : h
13
C. Velar, apabila lidah bagian belakang (artikulator) bertemu dengan
langit-langit lunak (titik artikulasi), seperti k, g, ng, kh, q.
D. Labio dental, bunyi yang dihasilkan oleh pertemuan gigi atas dengan
bibir bawah, seperti f, v, w.
E. Alpico interdental/dental, bunyi yang dihasilkan bila ujung lidah
(artikulator) bertemu dengan daerah lengkung pipi (titik artikulator),
seperti t, d, n.
F. Spiral, bila bunyi ujar dihasilkan dari udara yang keluar dari paru-paru
yang mendapat halangan getaran lidah, seperti s, z, sy.
G. Uvular, bila bunyi yang dihasilkan oleh anak tekak sebagai artikulator
dengan lidah bagian belakan sebagai titik artikulasi, seperti r – tidak
jelas.
H. Apikal, bila bunyi getar dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke
langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan system getar
menimbulkan bunyi ujar, seperti r – jelas.

Di samping bentuk gabungan vokal yang menimbulkan bunyi luncuran, pada


konsonan terdapat bunyi atau fonem yang memiliki bentuk pengucapan yang lebih
dari satu. Namun, perbedaan pelafalannya tak memengaruhi arti. Misalnya, pada
fonem /p/ pada kata panen merupakan lafal terbuka dan biasanya penempatannya di
awal kata, sedangkan lafal tertutup pada kata atap terdapat pada akhir kata ini disebut
dengan alofon. Demikian pula pada fonem /b/ akan dibaca [b] jika di awal kata,
namun dilafalkan /p/ bila berada di akhir kata.

Contoh:
1. [lembab] dilafalkan [lembap>]
2. [jawab] dilafalkan [jawap>]
3. [adab] dilafalkan [ adap>]

Tapi diucapkan /b/ kembali bila diberi akhiran –an


Contoh:
1. [lembap>]à [kelembaban]
2. [jawap>] à [jawaban]
3. [adap>] à[peradaban]

Gejala pelafalan ini juga terjadi pada fonem /d/ yang dilafalkan /t>/ bila berada di
akhir kata, tapi kembali dibaca /d/ jika diberikan akhiran yang ada vokalnya.
Misalnya, kata [abad] dibaca [abat>], tapi kembali /d/ pada [abadi].

Yang perlu dicermati sebenarnya adalah bila perbedaan lafal tersebut memengaruhi
arti. Dalam bahasa Indonesia, perbedaan ucapan pada satu bentuk kata atau tulisan
yang sama, tapi diucapkan berbeda dan menimbulkan arti yang berbeda dikenal
dengan bentuk homograf.

Contoh:
1. fonem /e/ pada kata apel [apəl] dan fonem /Є/ pada kata apel [apЄl]. Kata
[apəl] bermakna jenis buah dan kata [apЄl] bermakna upacara bendera.
2. seret [ səret ] = berarti tersendat-sendat; tidak lancar
3. seret [ sЄret ] = berarti menaik suatu benda menyusur tanah
4. serang [ sЄrang ] = berarti nama tempat / wilayah di Jawa Barat
5. serang [ sərang ] = berarti penyerbuan atau serbu
14
Pengucapan atau pelafalan harus sesuai dengan bentuk hurufnya. Dalam Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) telah diatur bentuk pengucapan atau pelafalan setiap huruf
atau abjad dalam bahasa Indonesia (lihat lagi pelajaran Bab 1). Dengan demikian,
membaca singkatan yang hanya terdiri atas beberapa huruf yang berdiri sendiri, harus
tepat artikulasi atau pelafalannya. Begitu juga dengan bentuk akronim serta beberapa
kata yang sering diucapkan tak baku.

Di bawah ini diperinci pengucapan yang baku dan tidak baku pada sejumlah bentuk
singkatan atau akronim termasuk pengucapan singkatan yang berasal dari bahasa
asing.

Contoh:
Singkatan/kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
BBC [be be se], [bi bi si] [ be be ce]
ABC [a be se], [e bi si] [a be ce]
BSD [be es di] [be es de]
IMF [ay em ef] [i em ef]
TVRI [ti vi er i] [te ve er i]
MTQ [em te kyu] [emte ki]

Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat internasional
mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi
singkatan itu dilafalkan seperti aslinya.

Contoh :

Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku


UNESCO [u nes tjo] [ yu nes co]
UNISEF [u ni tjef] [yu ni sef]
Sea Games [se a ga mes] [se ge ims]
e-mail [emil] [imel]
Hitech [hitek] [haytekh]

B. MELAFALKAN KATA SECARA BAKU DAN


MEMBEDAKANNYA DARI LAFAL DAERAH.

Penulisan kata baku telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Untuk
penggunaan secara lisan, pelafalan harus disesuaikan dengan huruf yang membentuk
kata tersebut dan tidak terpengaruh unsur lafal daerah. Contoh: Kantung bukan
kantong, rabu bukan rebo, kebun bukan kebon, senin bukan senen, dan teman bukan
temen.

C. PELAFALAN KATA SERAPAN

Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang diIndonesiakan. Penyerapan dapat
15
terjadi atas dua hal, yaitu proses adaptasi (sebuah kata secara utuh diserap tanpa
adanya perubahan dan pelafalan, contoh; cofe break, money politics, superpower,
reshuffle) dan asimilasi (bentuk kata asing yang diserap sesuai dengan pengucapan
dan penulisan bahasa Indonesia, contoh; Contingent ditulis kontingen dan diucapkan
kontingen, juga carier ditulis karier dan dilafalkan karir.

EVALUASI 3

Cobalah Anda ucapkan dengan jelas, dan berikan arti katanya ! Saat teman Anda
melafalkan dan mengartikan kata yang bergaris bawah, Anda cermati
ketepatannya!

1. Bu Lan ini bagaimana, katanya bulan ini akan membayar


utangnya ternyata ingkar janji.
2. Kalau tidak beruang banyak janganlah kamu berangan-angan
akan menyaksikan atraksi beruang kutub selatan di pasar
malam itu.
3. Pindahkan kemeja batik ini ke meja dekat almari itu.
4. Kailku kena ikan besar ketika aku sedang menceritakan
kenaikan kelasku.
5. Aku yakin, Hari mau saja diajak melihat harimau di kebun
binatang.
6. Jika ingin tahu bagaimana cara membuat tahu, bacalah buku ini
dengan cermat.
7. Karena mentalnya telah rusak, nasihat yang kuberikan
kepadanya selama ini mental semua.
8. Setiap hari per jam saya dapat memperbaiki empat per jam.
9. Tanggal berapa gigi gerahammu tanggal ?
10. Turun dari mendaki gunung badannya penuh daki.

16
BAB IV

KATA, BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN

INDIKATOR
1. Menentukan pilihan kata (diksi), bentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat.
2. Menggunakan pilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat dalam kalimat

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
_____________________________________________________________________

A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Kaitannya dengan


Konteks atau Topik Pembicaraan

Untuk menyampaikan maksud dan suatu pokok pembicaraan, seseorang akan


berupaya menggunakan berbagai kata atau ungkapan yang dapat mewakili makna atau
konsep yang ingin diutarakan. Untuk itu seseorang harus menguasai kosakata,
bentukan kata, ungkapan, dan berbagai istilah kata.

Di bawah ini, contoh lain beberapa kata atau istilah serta ungkapan yang saling
berkaitan dalam satu topik atau pokok pembicaraan.

1. Kereta api à lokomotif, stasiun, kereta ekspres, kelas


ekonomi, gerbong, abudemen, rel, langsam, dan sebagainya.
2. Sepak bola à kesebelasan, liga, galatama, copa Amerika,
FIFA, striker, pinalti, kiper, hatrik, dan sebagainya.
3. Film à jam tayang, durasi, aktor, aktris, judul, sinetron, layar
17
lebar, piala citra, top rating, dan sebagainya.
4. Musik à group band, konser, musisi, lagu, fans, vokalis,
lagu favorit, request, platinum, dan sebagainya.
5. Internet à chating, e-mail, website, browser, situs, home
page, neter, dan sebagainya.

Pemilihan bentukan kata juga menentukan proses penyampaian maksud. Banyak kata
atau bentukan kata yang secara umum memiliki kesamaan arti, tapi sesungguhnya
mengandung pengertian khusus yang berbeda. Pilihan dan penggunaan bentukan kata
yang tepat menjadikan kalimat lebih cermat dan terarah sehingga terhindar dari salah
pengertian, misalnya kata membawa memiliki kata–kata sepadan yang secara khusus
maknanya berbeda, yaitu memanggul, menggendong, dan menjinjing. Masing–
masing kata ini mempunyai makna dan ciri khusus yang membedakan satu sama lain.
Meskipun sama–sama membawa, pengertian memanggul ialah membawa dengan
meletakkan barang bawaan di bahu, menggendong ialah membawa dengan kedua
tangan sejajar dengan dada, menjinjing ialah membawa dengan tangan
menggenggam barang bawaan seperti tas.

Contoh dalam kalimat :


A. Ia terpaksa memanggul karung beras itu sampai ke rumah.
B. Guru BP menggendong siswa yang pingsan itu ke ruang UKS.
C. Ibu itu menjinjing belanjaannya yang berisi sayuran.

B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari Kata yang


Sama dalam Satu Kalimat/Paragraf

Saat menjelaskan sesuatu seorang pembicara dapat mengucapkan kata yang sama
hingga berkali-kali. Untuk menghindari terjadinya penggunaan kata yang berulang
dapat digunakan sinonim atau padanan katanya, contoh: unjuk rasa, demontrasi, dan
aksi massa.

Contoh dalam kalimat:

No. Kalimat Awal Kalimat Bersinonim


1. Jumlah wisatawan kembali Jumlah wisatawan kembali meningkat di
meningkat di Bali pasca Bali pasca tertangkapnya para tersangka
tertangkapnya para tersangka peledak, bom Bali yang menghebohkan
peledak, bom Bali yang dunia itu. Para turis asing merasa tak
menghebohkan dunia itu. Para akan ada lagi aksi terorisme di Pulau
wisatawan merasa tak akan ada lagi Dewata tersebut. Sebelumnya kunjungan
aksi terorisme di Pulau Bali wisman di Bali merosot drastis.
tersebut. Sebelumnya kunjungan
wisatawan di Bali merosot drastis.

2. Polisi tidak mentoleransi adanya Aparat keamanan tidak mentolerasi


aksi unjuk rasa saat pemilihan adanya demonstrasi saat pemilihan
umum daerah berlangsung, yang umum daerah berlangsung yang pasti
pasti akan mengganggu jalan akan mengganggu jalannya pesta
pemilihan umum daerah tersebut. demokrasi tersebut. Setiap aksi
Setiap aksi unjuk rasa akan demontrasi akan ditindak tegas oleh
18
ditindak tegas oleh polisi, siapa pun polisi, siapapun dan dari manapun aksi
dan dari mana pun unjuk rasa itu massa itu berasal.
berasal.

C. Makna Leksikal, Makna Kontekstual (Situasional), Makna


Struktural, dan Metaforis

A. Makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang digambarkan
pada kata tersebut.
B. Makna kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks kata
tersebut dipergunakan.
C. Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata mengalami afiksasi
atau penambahan imbuhan serta reduplikasi dan komposisi.
D. Makna metaforis Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh
adanya unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna yang
sama.

No. Kata Makna Kata


Leksikal Kontekstual Struktural Metaforis
1. Kursi Bangku, tempat Berebut kursi: Berkursi: Kursi malas
duduk jabatan menggunakan
kursi.
2. Nomor Angka, Punya nomor: Menomori: Nomor jitu
bilangan pegawai negeri memberi
nomor.
3. Angin Udara, hawa Bagai angin: Angin- Angina
tak tentu arah anginan: tidak duduk
tetap
4. Gelap Suram, kelam Kulit gelap: Menggelapkan: Pasar gelap,
kulit hitam membuat jadi gelap mata
gelap
5. jatuh tersungkur Jatuh: gugur, Berjatuhan: Jatuh bangun
gagal jatuh satu-satu

D. Majas dan Peribahasa


1. Majas
Majas terdiri atas majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi,
majas alegori, majas antitesis.

2. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan
biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu.

Contoh peribahasa:
1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula.
2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna, jangan separuh-
paruhnya.
19
3. Arang habis, besi tak kimpal.
Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air.
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.

E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa


Laras bahasa ialah ciri penggunaan bahasa ditinjau dari topik pembicaraan dan bidang
ilmu tertentu. Ciri tersebut meliputi penggunan kata, ungkapan, istilah, ragam bahasa,
dan gaya penutur.

EVALUASI IV
1. Makna yang sesuai dengan referensinya atau makna yang sesuai dengan konsep
yang dilambangkan kata tersebut disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna leksikal
C. makna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal

2. Makna yang pengertiannya muncul sesuai dengan situasi atau pemakaian kata
tersebut disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna tekstual
C. makna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal

3. Makna yang tidak dapat ditelusuri dari makna leksikal atau gramatikal
pembentuknya disebut ....
A. makna kontekstural
B. makna tekstual
C. cmakna metaforis
D. makna idiomatik
E. makna gramatikal

4. Di bawah ini beberapa contoh makna idiomatik, kecuali ....


20
A. gulung tikar
B. mata keranjang
C. membanting tulang
D. tutur kata
E. keras kepala

5. Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan langsung


dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir adalah ....
A. majas perbandingan
B. metafora
C. hiperbola
D. litotes
E. metonimia

6. Majas perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan


artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri adalah ....
A. majas perbandingan D. litotes
B. metafora E. metonimia
C. hiperbola

7. Majas metonimia terdapat dalam kalimat ....


A. Dia merasa kesepian di tengah-tengah keramaian pesta itu.
B. Kenaikan harga-harga bahan bangunan terasa sampai mencekik
leher.
C. Indonesia berhasil merebut Piala Thomas Cup untuk kedelapan
kalinya.
D. Kemarin Ayah ke Singapura naik Garuda.
E. Perpustakaan adalah gudang ilmu yang tidak akan habis-habisnya.

8. Kalimat yang mengandung lambang atau simbol yang maknanya dikaitkan dengan
kehidupan manusia disebut
A. majas
B. sinonim
C. antonim
D. peribahasa
E. metafora

9. Aku berlepas tangan terhadap perkara yang kamu hadapi.


Ungkapan berlepas tangan sama maknanya dengan ungkapan dalam kalimat ....
A. Jangan lempar batu sembunyi tangan.
B. Pedagang kaki lima menutup mata terhadap peraturan pemerintah.
C. Mereka pasti akan cuci tangan terhadap kasus ini.
D. Jangan menutup hati terhadap kasus ini.
E. Mereka angkat tangan terhadap perkara kami.

10. Tina adalah anak yang panjang mulut di kelasnya. Pada hal ia anak kemarin di
kelas itu. Tak sepantasnya ia berperangai seperti anak kemarin di kelas itu.
Sedangkan anaknya cantik dan manis. Karena sikapnya itu Tina selalu menjadi
buah bibir di kelasnya bahkan di sekolahnya.
Makna ungkapan yang bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah ....
A. senang bercerita, bahan pembicaraan orang
B. suka memanjangkan omongan bahan pembicaraan orang
21
C. suka bercakap-cakap, bahan gunjingan orang
D. senang tertawa, manis pembicaraan
E. banyak bahan pembicaraan, bicaranya sopan

11. Kalimat yang menggunakan kata-kata bersinonim adalah ....


A. Tua muda menyaksikan pertandingan bulu tangkis antarnegara.
B. Para guru dan pedagang bekerja sama dalam kegiatan bazar murah.
C. Siang malam ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya.
D. Sekalipun badannya besar, namun rapuh.
E. Masyarakat Timor Timur memilih untuk hidup bebas merdeka.

12. Seorang perempuan duduk bersimpuh bersimbah air mata di gundukan tanah yang
masih merah.
Perubahan makna yang sejenis dengan kata perempuan dalam kalimat di atas
adalah ....
A. Senyum kecutnya masih menggantung di sudut bibir.
B. Anak itu mendekati sosok berkerudung hitam yang masih terdiam.
C. Seorang wanita tua berjalan bertatih-tatih meninggalkan tanah
pemakaman.
D. Aparat keamanan menindak tegas gerombolan yang beroperasi di
pasar malam.
E. Ibu Santosa dilantik menjadi Ketua Dasawisma RW 4.

13. Deretan kata di bawah tergolong sinonim, kecuali ....


A. mesiu, bahan peledak, amunisi
B. eksplorasi, survei, pencarian
C. perembesan, penyusupan, infiltrasi
D. lihai, cerdik, pintar, intelek
E. komponen, bagian, unsur, sarana

14. Ungkapan kata yang bermakna “tidak bersemangat” ialah ....


A. tebal muka D. raja siang
B. ringan kepala E. duduk perut
C. dingin hati

15. Ilmu yang tiada beramal sama dengan pohon yang tiada berbuah.
Arti dari peribahasa di atas adalah
A. seseorang yang berilmu tetapi tidak sombong
B. orang yang banyak ilmunya
C. ilmu yang tidak disebarluaskan tidak ada manfaatnya
D. orang bodoh yang mencari ilmu
E. ilmu yang sia-sia

16. Tak perlu mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa asal berhasil dengan baik.
Peribahasanya adalah ....
A. Sayap singkat terbang hendak tinggi.
B. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
C. Hendak terbang tiada bersayap hendak hinggap tiada berkaki.
D. Jika kesusahan sudah memuncak, tandanya pertolongan sudah
dekat.
E. Ibarat padi, makin berisi makin merunduk.
22
17. Selangkah berpantang surut, setapak berpantang mundur.
Arti dari peribahasanya adalah ....
A. Maju terus tidak akan mundur menghadapi apa saja.
B. Mengerjakan sesuatu haruslah dengan sesempurna-sempurnanya.
C. Sangat terang dan jelas, semuanya telah diketahui.
D. Membela suatu perkara yang ada alasannya.
E. Harus sabar menghadapi segala sesuatu karena semuanya itu ada
batasnya.

18. Pak Abdul saat ini usahanya mengalami kebangkrutan.


Ungkapan yang berarti kebangrutan adalah ....
A. naik daun
B. buah bibir
C. gulung tikar
D. unjuk rasa
E. meja hijau

19. Artis terkenal itu sedang menghadapi perkara di pengadilan.


Ungkapan yang berarti pengadilan ialah ....
A. naik daun
B. buah bibir
C. gulung tikar
D. unjuk rasa
E. meja hijau

20. Lubuk akal tepian ilmu.


Arti dari peribahasa di atas adalah ....
A. Orang yang pandai tempat untuk bertanya.
B. Orang cerdik tak akan kehabisan akal.
C. Orang yang berilmu hidupnya kaya.
D. Orang yang pandai banyak temannya.
E. Orang berilmu hanya sedikit.

23
BAB V

KATEGORI / KELAS KATA.


INDIKATOR :
1. Informasi tentang kelas kata dipahami siswa dengan baik.
2. Kelas kata diklasifikasikan berdasarkan teks.
3. Rincian disusun berdasarkan kelas kata
4. Kelas kata dimanfaatkan untuk menulis teks/karangan

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melalui proses pembelajaran, siswa dapat:
1. memahami kategori/kelas kata
2. mengklasifikasikan kelas kata berdasarkan teks;
3. menyusun rincian berdasarkan kelas kata.
4. menulis ± 3 paragraf dengan memanfaatkan kelas kata.
____________________________________________________________________

KATA
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang berdiri sendiri serta memilki makna
yang bebas. Dari pengertian tersebut ciri-ciri kata adalah :
Satuan bahasa terkecil,
Dapat berdiri sendiri dalam penggunaan bahasa, dan
Memiliki makna yang bebas.

24
A. KELAS KATA

1. JENIS-JENIS KELAS KATA


1.1 KATA KERJA
Kata kerja (Verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
tindakan, atau keadan.
a. Ciri-ciri kata kerja adalah sebagai berikut :
Kata kerja umumnya menepati fungsi predikat dalam kalimat.
Contoh :Kucing mengeong. (mengeong = kata kerja)
S P
Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.
Contoh : Mereka akan menempati rumah itu
S P O
Dapat didahului oleh kata tidak
Contoh : Tidak sehat, tidak makan

CATATAN : Penanda kata tidak dapat juga diterapkan pada kata sifat,
misalnya tidak indah, tidak putih. Bedanya, kata sifat dapat dibentuk kata
ulang dengan disertai konfiks se-nya, contoh:seindah-indahnya, seputih-
putihnya. Dalam kata kerja, cara tersebut tidak dapat dipergunakan.

b. Jenis-jenis kata kerja


b.1 Berdasarkan bentuknya
Kata kerja bentuk dasar, contoh: makan, minum.
Kata kerja bentuk turunan, contoh: lari-lari, bolak-balik.
Kata kerja bentuk pemajemukan, contoh:bertanggung jawab, membagi rata.
Kata kerja bentuk pengimbuhan, contoh: membaca, mempermainkan.
b.2 Berdasarkan maknanya
Transitif-intrasitif
Ditinjau dari hubungannya dalam kalimat, kata kerja dapat dibedakan atas:
1. Kata transitif, yakni kata kerja yang memerlukan objek atau pelengkap.
Contoh: Kucing itu menagkap burung merpati.
S P O
2. Kata kerja intransitif yakni kata kerja yang tidak memerlukan objek
ataupun pelengkap.
3. Kata kerja aktif, contoh: membaca.
4. Kata kerja pasif, contoh: diminum.

KATA BENDA
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia,binatang,benda,dan
konsep atau pengertian.
Ciri-ciri:
Dalam kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda cenderung menduduki
fungsi subjek, objek, atau perlengkapan, contoh : Ibu membelikan adik baju
baru.
S P O Pel.
Kata benda tidak dapat didahului oleh kata ingkar tidak.kata ibu, adik, dan baju.
Adalah kata benda sebab tidak dapat didahului oleh kata tidak.bentuk ingkar
kata benda adalah kata bukan. Jadi, yang benar adalah Bukan Ibu Yang

25
Membelikan adik baju baru. Kalimat, “tidak ibu yang membelikan baju
baru”mewrupakan contoh kalimat yang salah.
Kata benda dapat diikuti oleh kata sifat dengan menggunakan kata yang.
Contoh : Ibu yang baik hati
Adik yang manis

b. Jenis-jenis kata benda


b.1 Kata benda konkret dan abstrak
Kata benda konkret adalah nama benda yang dapat ditangkap dengan panca
indera.
Kata benda konkret terbagi dalam beberapa macam :
Nama diri : Hasan, Bandung, Musi
Nama jenis : Binatang. Meja, ayam
Nama himpunan : ASEAN, KONI, PBB.
Nama zat : emas, perak, minyak air, uap.
Kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat dapat ditangkap
dengan panca indera, contoh : Kebahagiaan, pembelian, penghijauan.
b.2 Kata benda bentuk dasar dan kata benda turunan.
Kata benda bentuk dasar, contoh : gambar Pisau
Kata benda bentuk turunan
Contoh : Pengimbuhan Perulangan
Pemajemukan kendaraan
mobil-mobilan kutu buku
perumahan rumah-rumah darah
daging

1.3 KATA SIFAT


Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, binatang, atau benda.
a. Ciri-ciri kata sifat
Dapat diberi keterangan pembanding,seperti lebih, kurang,paling.
Contoh : lebih besar, kurang paham, paling pandai
Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat,sekali terlalu.
Contoh : sangat bagus, murah sekali, terlalu mahal
Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.
Contoh : tidak malas, tidak putih
Dapat diulang dengan awalan Se- dan akhiran –nya
Contoh : sebaik-baiknya, secepat-cepatnya
Pada kata tertentu ditandai oleh akhiran –i, wi, iah,if.
Contoh : Insani Alamiah
Manusiawi Progresif
b. Jenis-jenis kata sifat
b.1 Kata sifat bentuk dasar
Contoh : asin, cerah, kecil, malang
b.2 Kata sifat bentuk turunan.
Pengimbuhan Perulangan Pemajemukan
Alami Kekanak-kanakan Berat lidah
Insani Kebelanda-belandaan Besar mulut

1.4 KATA KETERANGAN


Kata keterangan (adverbial) adalah kata yang memberi keterangan pada kata
lainnya.
26
a. Berdasarkan bentuknya
1. Kata keterangan bentuk dasar
Contoh : sangat, lebih, hanya, terlalu
2. Kata keterangan bentuk turunan
Contoh : diam-diam, agaknya, rupanya
b. Berdasarkan letaknya
1. Mendahului kata yang diterangkan
Contoh : lebih tinggi, sangat indah, terlalu bodoh, hanya menulis
2. Mengikuti kata yang diterangkan
Contoh : tampan nian, duduk saja
3. Dapat mengikuti atau mendahului kata yang diterangkan
Contoh : lekas-lekas pulang, pulang lekas-lekas

1.5 KATA GANTI (PRONOMINA)


Kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Kata ganti
dibedakan atas berikut ini :
a. Kata ganti orang
Perhatikan tabel berikut ini :

Persona Makna
Tunggal Jamak
Pertama Saya, Aku, Daku, ku Kami, kita
Kedua Engkau, kamu, anda, dikau, Kalian, kamu sekalian, anda
kau-, -mu. sekalian
Ketiga Ia, dia, beliau, -nya Mereka
b. Kata ganti penunjuk
Penunjuk umum : ini, itu
Penunjuk tempat : sini,sana, situ
Penunjuk ikhwal : begini,begitu
Penunjuk tak tentu : sesuatu,seseorang.
c. Kata ganti Tanya

Kata Tanya Yang Ditanyakan


Siapa Orang
Apa Barang
Mana Pilihan
Mengapa Alasan, sebab-sebab, pendapat
Kapan, bila, bilamana Waktu
Di mana, ke mana, dari mana Tempat
Bagaimana Cara
Berapa, ke berapa Jumlah, urutan

B. KATA TUGAS

1.1 KATA SANDANG (Artikula/artikel)


Kata yang fungsinya sebagai penentu bagi kata benda. Kata sandang terbagi dalam
beberapa jenis berikut :
Mengacu pada makna tunggal, contoh : sang,.
Mengacu pada makna kelompok, contoh : para

27
Bermakna netral, contoh : si
Bermakna khusus. Contoh: hang, sri, dang

1.2 KATA SERU


Kata seru (intenjeksi) adalah kata yang mengungkapkan cetusan perasaan atau
luapan emosi.kata seru ini digunakan untuk memperkuat rasa
kagum,sedih,heran,jengkel.
Kata seru mengacu pada nada atau sikap berikut.
Bernada negatif, yakni cih, cis, bah, ih, idih, brengsek, sialan.
Bernada positif, yakni aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah, subhanallah, hore
Bernada keheranan, yakni ai, lho, astagfirullah, masyaallah
Bernada netral, yakni ha ,halo ,he ,wahai ,wah, nah, ah, eh, oh, ya, aduh, hem

1.3 KATA BILANGAN


Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
wujud (orang,binatang benda) dan konsep. Kata bilangan dapat dibedakan atas:
Kata bilangan pokok, contoh : nol, lima.
2. Kata bilangan tingkat, contoh : kesatu, kedua, ketiga
3. Kata bilangan pecahan, contoh : seperdua, setengah

1.4 KATA DEPAN (preposisi)


Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda,
kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa
preposisional). Kata depan dibedakan atas:

A. Preposisi dasar: di, ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada,
tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.

B. Preposisi turunan, terdiri atas:


gabungan preposisi dan preposisi à di depan, ke belakang, dari muka.
• Gabungan preposisi + prposisi + non-preposisi à di atas rumah, dari
dalam kerumunan.
• Gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata à dari rumah
ke jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.

C. Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup: sekeliling, sekitar, sepanjang,


seputar.

1.5 KATA HUBUNG (Konjungsi)


Kata hubung adalah kata yang menghubungkan dua kata atau kalimat. Kata ini
terdiri atas:
1. Konjungsi penambahan: dan, dan lagi,
tambahan lagi, lagi pula.
2. Konjungsi urutan: lalu, lantas, kemudian,
setelah itu.
3. Konjungsi pilihan: atau.
4. Konjungsi lawan: tetapi, sedangkan, namun,
sebaliknya.
5. Konjungsi waktu: ketika, sejak, saat, dan
lain-lain.
6. Konjungsi sebab akibat: karena, karena itu,

28
akibatnya, dll.
7. konjungsi persyaratan: asalkan, jikalau,
kalau, dll.
8. Konjungsi pengandaian: andaikata,
andaikan, seandainya, seumpamanya.
9. Konjungsi harapan/tujuan: agar, supaya,
hingga.
10. Konjungsi perluasan: yang.
11. Konjungsi pengantar objek: bahwa.
12. Konjungsi penegasan: bahkan dan malahan.
13. Konjungsi pengantar wacana: adapun, maka,
jadi.

1.6 PARTIKEL
Partikel adalah kategori atau unsure yang bertugas memulai, memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsure ini
digunakan dalam kalimat Tanya, perintah, dan pernyataan (berita). Macam-maca
partikel: kah, kan, deh, lah, dong, kek, pun, toh, yah.

EVALUASI V
1. Kelompok kata berikut ini yang bukan frasa adalah ....
A. rumah makan
B. jagung rebus
C. manggang ayam
D. orang tua
E. sekolah baru

2. Kata-kata berikut yang tidak termasuk kata benda adalah ....


A. pikiran
B. pendidikan

29
C. majalah
D. uraian
E. nyalakan

3. Di bawah ini yang termasuk kata benda abstrak adalah ....


A. pikiran
B. lautan
C. majalah
D. tulisan
E. nyalakan

4. Konfiks pe--an dalam kata penantian membentuk kata ....


A. benda
B. sifat
C. kerja
D. keterangan
E. partikel

5. Konfiks ke--an dalam kata kebesaran membentuk kata ....


A. benda D. keterangan
B. sifat E. partikel
C. kerja

6. Di bawah ini yang termasuk kata benda tak terbilang ialah ....
A. kantor
B. kampung
C. pohonan
D. udara
E. orang

7. Di bawah ini yang termasuk kata benda kumpulan / kolektif ialah ....
A. sekolah
B. Abdullah
C. pengumuman
D. kebersihan
E. asinan

8. Yang termasuk kata bilangan tingkat adalah ....


A. satu
B. dua pertiga
C. lusin
D. keempat
E. jutaan

9. Yang termasuk kata keterangan gabungan adalah ....


A. agaknya
B. supaya
C. belum pernah
D. sekali-sekali
E. telur ayam

10. Di bawah ini kalimat yang menggunakan artikel bermakna netral adalah ....
30
A. Rumahnya di sebelah masjid Al-Furqon.
B. Hakim memutuskan si terdakwa dengan hukuman lima tahun.
C. Makanannya sungguh lezat.
D. Para ahli sedang membicarakan kedatangan komet Haley.
E. Kami mohon Sri Baginda berkenan memberikan restunya.

11. Semua barang-barangnya ia simpan di atas loteng rumahnya.


Kata yang termasuk preposisi adalah ....
A. rumah
B. barang-barang
C. loteng
D. di atas
E. simpan

12. Ayahnya seorang konglomerat yang terkenal dermawan ... suka membantu fakir
miskin.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. lagipula
D. sedangkan
E. padahal

13. Fadilah selalu belajar menjelang ujian ... ia lulus dengan nilai memuaskan.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. lagipula
D. sedangkan
E. padahal

14. Fachri menjadi anak yang pemurung ... ia gagal lulus ujian tahun ini.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. maka
B. agar
C. sejak
D. sedangkan
E. supaya

15. Yang termasuk kata seru yang menyatakan keheranan di bawah ini adalah ….
A. hai
B. amboy
C. huh
D. syukurlah
E. ayo

16. Yang termasuk frasa adverbial di bawah ini adalah ....


A. pagi-pagi
B. tinggi sekali
C. cukup cerdas
D. lumayan enak
E. dari rumah
31
17. Setelah tahap penulisan, langkah yang harus dilakukan adalah pengetikan,
pengeditan, dan ...
Kata yang memenuhi kesejajaran untuk pengisi bagian yang kurang adalah ....
A. menjual
B. diterbitkan
C. mencetak
D. pencetakan
E. menerbitkan

18. Di bawah ini kalimat yang menggunakan kata kerja intransitif ialah ....
A. Dari tadi ia mondar-mandir saja di situ.
B. Adik pingsan ketika melihat ondel-ondel.
C. Mereka sedang membaca buku di perpustakaan.
D. Kulitnya mengeluarkan darah yang tak sedikit.
E. Toko itu menjual alat-alat olahraga.

19. Kalimat yang menggunakan kata kerja transitif adalah ....


A. Kami mandi-mandi di sungai itu.
B. Kulihat si Atik sedang berdandan di kamarnya.
C. Pemerintah tengah menggalakkan usaha sektor ril.
D. Sekolah ini memang keren.
E. Setelah kerja seharian, ia perlu istirahat.

20. Kalimat yang menggunakan kata sifat / adjektiva deverbalisasi ialah ....
A. Ia memang terkenal budiman.
B. Kekayaannya tak ada yang menandinginya.
C. Kupu-kupu itu sungguh elok.
D. Ia terkejut melihat ayahnya datang.
E. Arif bersungguh-sungguh menangani pekerjaan ini.

BAB VI

KATA, BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN


INDIKATOR :
1. Memahami informasi tentang diksi, bentuk kata, dan ungkapan.
2. Memahami penggunaaan disksi, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat dalam teks.
3. Mampu membuat beberapa teks tertulis dengan menggunakan diksi, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah melalui proses pembelajaran, siswa dapat:
1. menunjukkan pilihan kata (diksi), bentuk kata, dan ungkapan yang tidak/kurang tepat di dalam teks.
2. memperbaiki pilihan kata (diksi), bentuk kata, dan ungkapan yang tidak/kurang tepat di dalam teks.
3. menjelaskan makna ungkapan dalam teks.
4. membuat beberapa teks bertema kemasyarakatan dengan menggunakan disksi, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
_____________________________________________________________________

32
1. KATA BENTUKAN

A. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami proses pengimbuhan.
A.1. Imbuhan Indonesia
Awalan (prefiks) : ber-, se-, me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-
Sisipan (infiks) : -em-, -el-, -er-
Akhiran (sufiks) : -an, -i, -kan, -nya
Awalan dan akhiran (infiks) : ke-an, ber-an, per-an, pe-an, se-nya

1. Awalan (prefiks)
a. Imbuhan ber-
Bentuk:
be-:
kata dasar berhuruf awal R: ber- + Roda à beroda
kata dasar bersuku awal mengandung er: ber- + kerja à bekerja
bel-: khusus bertemu kata dasar ajar: ber- + ajar à belajar
ber-: selain hal-hal khusus di atas: ber- + doa à berdoa
fungsi: membentuk kata kerja à makna:
1. saling : berkelahi
2. menyebut : berabang
3. terdiri atas : berempat
4. melakukan : bermain
5. mempunyai : berambut
6. bertempat di : berkantor
7. menggunakan : bercelana
8. mengeluarkan : bertelur
9. berlaku menjadi : bertamu
10. dalam keadaan : bersedih
11. pekerjaan untuk diri sendiri
b. Imbuhan se-
Bentuk: se-
Fungsi: membentuk kata bilangan atau keterangan
Makna: 1. satu :selembar
2. seluruh : sedesa
3. sama : seindah
4. setelah : sepulangs
5. sebanyak : semaumu
c. Imbuhan me-
Bentuk: me- : l.m, n, r, w, y, z
mem- : b, f, p, v
men- : c,d, j, t
meny- :s
meng- : vokal, g, h, k, q, x
menge- : satu suku kata

me- bertemu dengan kata dasar berhuruf awal k, p, t, s maka huruf-huruf tersebut luluh atau
hilang. Sedangkan jika bertemu dengan kata dasar yang berupa gabungan konsonan kr, pr,
tr, sy, st, sp.
Fungsi: membentuk kata kerja à makna: 1. menjadi : menguning
33
2. mencari : menumpuk
3. memberi : mengapur
4. membuat : menyambal
5. menuju ke : menepi
6. mengeluarkan : menncicit
7. menggunakan : mencatut
8. berlaku seperti : mengabdi
9. dalam keadaan : mengantuk
d. Imbuhan di-
Bentuk: di-
Fungsi: membentuk kata kerja pasif à makna: pekerjaan yang telah selesai :ditangkap
e. Imbuhan ke-
Bentuk: ke-
Fungsi: membentuk kata benda atau bilangan
Makna: 1. yang di : ketua
2. bilangan tingkat : baris kedua
3. kumpulan : kelima anak itu
f. Imbuhan ter-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan ber-
Fungsi: membentuk kata kerja pasif
Makna: 1. sudah di- : tertutup
2. tidak sengaja : terbawa
3. tiba-tiba : teringat
4. dapat di- : terlihat
5. paling : tertua
6. dalam keadaan di- : terikat
7. dalam keadaan terus-menerus : terapung
g. Imbuhan pe-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan me-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: 1. melakukan : membaca
2. pekerjaan : pengusaha
3. bekerja di- : pelaut
4. alat : penggaris
5. memiliki sifat : pemalu
6. menyebabkan : pemanis
h. Imbuhan per-
Bentuk: sejalan dengan imbuhan ber-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. membuat sesuatu jadi : perlambat
2. berprofesi dengan : petapa
3. membagi : perlima
4. membuat lebih : perbesar
5. yang menghasilkan : petelur
2. Sisipan (infiks)
a. Imbuhan -em-
Bentuk: -em-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: mengandung sifat : gemuruh
b. Imbuhan -el-
Bentuk: -el-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: alat untuk : telunjuk

c. Imbuhan -er-
34
Bentuk: -er-
Fungsi: membentuk kata benda à makna: banyak : gerigi

3. Akhiran (Sufiks)
a. Imbuhan -an
Bentuk: -an
Fungsi: membentuk kata benda à makna: 1. tempat : belokan
2. alat : timbangan
3. hal : didikan
4. cara : pimpinan
5. sifat : asinan
6. sekitar : lima puluhan
b. Imbuhan -i
Bentuk: -i
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. berkali-kali : cabuti
2. memberi : bumbui
3. menghilangkan : bului
4. membuat jadi : basahi
c. Imbuhan -kan
Bentuk: -kan
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. perbuatan untuk orang lain : belikan
2. membuat jadi : putihkan
3. memasukkan ke : penjarakan
4. melakukan tindakan dengan : ikatkan
5. intensitas (kesungguhan) : dengarkan
d. Imbuhan –nya
Bentuk: -nya
Fungsi: membentuk kata keterangan
Makna: 1. kesimpulan : akhirnya
2. hal : bentuknya
3. barangkali : kiranya
4. Awalan dan akhiran (konfiks)
a. Imbuhan ke-an
Bentuk: ke-an
Fungsi: membentuk kata benda dan kata kerja
Makna: 1. tempat/daerah : kelurahan
2. suatu hal : keberhasilan
3. dalam keadaan : kepanasan
4. dapat di : ketahuan
5. tidak sengaja : ketinggalan
6. sangat : kebesaran
7. agak : kebiru-biruan
b. Imbuhan ber-an
Bentuk: sebentuk dengan awalan ber-
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. banyak pelaku : berdatangan
2. saling : bergandengan

c. Imbuhan per-an

35
Bentuk: sejalan dengan imbuhan per-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. cara : pergaulan
2. tempat : perhentian
3. daerah : perkotaan
4. hasil perbuatan : pertahanan
5. perihal : peristilahan
6. berbagai-bagai : peralatan
d. Imbuhan per-an
Bentuk: sejalan dengan imbuhan pe-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. hal yang berhubungan dengan : pendidikan
2. pembuatan/proses : pendaftaran
3. hasil : penyamaran
4. alat : penciuman
5. tempat : penampungan
e. Imbuhan se-nya
Bentuk: se-nya
Fungsi: membentuk kata keterangan
Makna: 1. superlatif/paling : sseputih-putihnya
2. setelah : setibanya
A.2 Imbuhan Asing
1. Imbuhan –is, -isme, -isasi
a. Imbuhan –is
Fungsi: menandai kata sifat dan kata benda
Makna: bersifat, berpaham, pelaku, atau latar
b. Imbuhan –isme
Fungsi: menandai kata benda
Makna: ajaran, aliran atau paham
c. Imbuhan –isasi
Fungsi: menandai kata benda
Makna: bersangkutan dengan (proses peng-an)
2. Imbuhan –i, -wi, -iah
Fungsi: menandai kata sifat
Makna: bersifat (memenuhi syarat)
berhubungan dengan (mengenai)
3. Imbuhan man, wan, wati
a. Pembentukan Imbuhan man, wan, wati
1). Imbuhan man
Pembentukan: dilekatkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i (penunjuk
jenis laki-laki)
2). Imbuhan wan
Pembentukan: dilekatkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
(penunjuk jenis laki-laki)
3). Imbuhan wati
Pembentukan: melekat sejalan dengan akhiran wan (penunjuk jenis wanita)
b. Fungsi Imbuhan –man, -wan, -wati à pembentukan kata benda
1). Dari kata benda: seni à seniman
2). Dari kata sifat: rupa à rupawan
c. Makna Imbuhan –man, -wan, -wati
1. orang yang ahli di bidang tertentu
2. orang yang bermata pencaharian di bidang tertentu
3. orang yang memiliki sifat khas

36
B. Kata Ulang
Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang mengalami proses perulangan,
baik sebagian ataupun seluruhnya dengan disertai perubahan-perubahan bunyi
ataupun tidak.
1. Jenis-Jenis Kata Ulang
a. Perulangan utuh
a) ulang kata dasar
perulangan terhadap kata dasar atau dwilingga.
Contoh : anak-anak
Cepat -cepat
b) ulang kata berimbuh
perulangan terhadap kata berimbuhan.
Contoh : peraturan-peraturan
b. Perulangan berimbuhan
contoh : berlari = berlari-lari
memukul = pukul-memukul
c. Perulangan berubahan bunyi atau salin suara
Perubahan bunyi itu ada pada bunyi vocal dan ada pula yang terjadi pada
bunyi konsonan.perulangan berubah bunyi disebut pula dwilingga salin suara.
Contoh : warna = warna-warni
Gerak = gerak-gerik
d. Perulangan sebagian,yakni perulangan yang hanya terjadi pada sebagian
bentuk dasar.perulangan ini disebut dwipurwa.
Contoh : leluhur, pepohonan.
Disamping keempat perulangan diatas,dikenal pula istilah kata ulang semu.
Contoh : kupu-kupu, kura-kura, dan ubur-ubur.

2. Makna Kata Ulang


Kata ulang memiliki beberapa makna, diantaranya adalah
a. Banyak tak tertentu
Contoh : rumah-rumah anak-anak.
b. Banyak dan bermacam-macam
Contoh : buah-buahan sayur-sayuran
c. Menyerupai atau tiruan dari sesuatu
Contoh : mobil-mobilan kuda-kudaan
d. Agak atau melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar.
Contoh : kekanak-kanakan pening-pening
e. Intensitas kualitatif frekuentatif.
Contoh : sedalam-dalamnya secepat-cepatnya
f. Perubahan resiprok atau saling berbalasan
Contoh : tolong-menolong bersalam-salaman
g. Makna kolektif
Contoh : empat-empat
h. Sering,berulang-ulang
Contoh : menggaruk-garuk melirik-lirik

C. Kata Majemuk
Kata majemuk ialah gabungan dua kata atau lebih yang hubungannya sangat
erat sehingga menimbulkan pengertian baru.
Kata majemuk dapat didefinisikan pula sebagai gabungan kata yang maknanya tidak
37
sama dengan unsur-unsur pembentukan.
1. Ciri-ciri Kata Majemuk
1. komponen kata majemuk mengandung satu makna.
2. jika kata majemuk mendapat keterangan, keterangan tersebut harus
menjelaskan keseluruhannya.
3. jika kata majemuk mendapat imbuhan ataupun pengulangan imbuhan atau
pengulangan itu hatrus meliputi keseluruhan unsurnya.
4. unsur kata majemuk tidak dapat dipisahkan dengan kata lain.

2. Macam-macam Kata Majemuk


1. kata majemuk yang jenisnya berbeda dengan jenis kata unsur-unsur
pembentukanNYA.
Contoh : lalu lintas ( kata benda ) → lalu = kata kerja
Lintas = kata kerja
Jago merah ( kata benda ) → jago = kata sifat
Merah = kata sifat
2. kata majemuk yang jenisnya sama dengan jenis kata ( salah satu ) unsur
pembentuknya.
Contoh : meja hijau ( kata benda ) → meja = kata benda
Hijau = kata sifat
Kumus kucing ( kata benda ) → kumis ( kata benda )
Kucing ( kata benda )
3. kata mejemuk bertingkat.
a) Pola diterangkan-menerangkan ( D-M)
Contoh : putera mahkota
Meja hijau
b) Pola menerangkan-diterangkan
Contoh : panjang tangan
Kecil hati
4. kata majemuk setara yaitu kata majemuk yang unsure-unsirnya memiliki
kedudukan sederajat.
Contoh : pahit getir
Hutan rimba
5. kata majemuk jadian yaitu kata majemuk yang salah satu unsurnya merupakan
kata jadian.
Contoh : lapangan terbang
Orang kebanyakan

2. UNGKAPAN DAN MAJAS

A. Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata yang mempunyai erti kias/arti baru.
Misalnya: kambing hitam (tertuduh), daftar hitam (daftar orang jahat), berbadan dua
(mengandung), bawah tangan (tidak di muka umum).

B. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunanya, dan
biasanya mengiaskan maksud tertentu. Yang termasuk peribahasa adalah:
Contoh:
Tong kosong nyaring bunyinya (orang yang tidak berilmu banyak bicara)

38
Besar pasak daripada tiang (besar pengeluaran daripada pemasukan)
Pagar makan tanaman (orang yang dipercaya malah berkhianat)

C. Majas
Majas adalah bahasa yang mengandung makna kias yang dapat menghidupkan
dan membangkitkan daya tarik.
Majas Perbandingan
a. Asosiasi/perumpamaan
Memberikan perbandingan terhadap sesuatu hal, menggunakan kata
pembanding seperti bagaikan, laksana, dan bak.
Contoh: Mukanya pucat bagai bulan kesiangan
Bibirnya seperti delima merekah
b. Metafora
membandingkan dua hala karena ada kesamaan sifat. Contoh: Bunga
bangsa gugur di medan laga, dia adalah pelita hatiku.
c. Alegori
memakai perbandingan langsung atau uth, keduanya bertautan langsung.
Contoh:
Hati-hatilah anda dalam mengarungi samudra yang penuh bahaya,
gelombang, topan, dan badai. Apabila nahkoda dan juru mudi senantiasa
seiya sekata dalam melayarkan bahteranya. Niscaya akan tercapai tanah
tepi yang menjadi idaman,
d. Personifikasi
Memberikan perbandingandengan cara meletakan sifat-sifat orang pada
benda mati.
Contoh: peluit kereta api itu menjerit; senja memanggil burung
kesayangannya.
e. Tropen
Menggunakan kata kias secara tepat atau sejajar dengan sesuatu yang
dimaksud.
Contoh: Pekerjaannya hanya mengukur jalan saja; sepanjang waktu
Cecep hanya mengubur dirinya di kamar.

Majas pertentangan
Hiperbola
Menyatakan dengan cara berlebih-lebihan.
Contoh: suaranya membelah angkasa: sejuta kenangan mengusik
pikiranku
Litotes
Contoh: Silhkan makan walaupun hanya dengan kecap saja
Oksimoron
Contoh: pertahan yang paling baik adalah menyerang.
Intermisis
Contoh: Semua warga sudah transmigrasi, kecuali keluarga Pak Wniarsono.
Antitesis
Contoh: Hidup dan mati di tangan Tuhan; Suka dan duka kami nikmati
bersama
Paradok
Contoh: Badannya besar, tetapi nyalinya kecil; Hani merasa kesepian di
tengah-tengah keramaian
Anakhronisme
Contoh: begitu lahir ia memanggil ibunya.
39
Majas Pertautan
Alusio
Contoh: Hati-hati jangan samapai peristiwa Madiun terjadi lagi; ah
kamu itu gaharu cendana pula.
Metonimia
Contoh: Ia sedang menghisap gudang garam (rokok); ke sekolah naik
kijang (mobil)
Pars prototo
Contoh: dia membeli tiga ekor lembu; setiap kepala dikenakan
sumbangan seribu rupiah.
Totem pro parte
Contoh: Indonesia akhirnya menang 2-0 atas Malaysia.
Eufimisme
Contoh: anak itu agak terganggu pikirannya (gila).

Majas Penegasan
Pleonasme
Contoh: mereka turun ke bawah gunung sambil bergandengan; aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri.
Repetisi
Contoh: sekali tidak takut, tetap tidak takut; betul, sungguh betul dia
yang mengambilnya.
Paralelisme
Contoh:
Anafora = Ikut hati mati
Ikut mata buta
Ikut rasa binasa
Epifora = Sabar itu baik
Mengalah itu baik
Diam itu baik
Klimaks
Contoh: Mula-mula hanya mengeluh, kemudian merintih, lalu
menangis, akhirnya menjerit kesakitan.
Antiklimaks
Contoh: jangankan sepuluh ribu, lima ribu, seratus pun aku tak
punya.
Koreksio
Contoh: orang itu sahabatku, oh bukan, bapakku.
Asidenton
Contoh: meja, lemari, kursi, balai, berserakan di dalam kamar.
Polisindenton
Contoh: setelah ia pulang maka ia mengambil buku dan sepeda, lalu
menjenguk neneknya di kampong.
Majas Sindiran
Ironi
Contoh: Baru pukul dua malam, memangapa engkau sudah pulang.
(yang dimaksud adalah sudah pukul dua malam mengapa baru pulang)
Sinisme
Contoh: dasar kalau omong tidak pernah diatur; dasar perut karet,
apa pun masuk sampai ludes.
Sarkasme
40
Contoh: Jijik aku memandangmu yang tak jauh dari anjing liar.

EVALUASI VI

A. Pilihlah sinonim yang tepat untuk melengkapi kalimat berikut !


1. Alumni harus ( menjunjung / mengangkat) tinggi nama baik almamaternya.
2. Pemberontakan komunis dapat (dimatikan / dipadamkan) .
3. Gedung yang (jangkung / tinggi) berisiko tersambar petir.
4. Anak (kecil / kerempeng ) seperti dia tidak layak menjadi petinju.
5. Kami menunggu sejak (pukul / jam) lima pagi.
6. Panitia (menyerahkan / menyodorkan / memberikan) lis sumbangan kepada
saya .
7. Bagian personalia akan segera (memilih / menyeleksi) calon karyawan.
41
8. Semoga Tuhan menemani / mendampingi / menyertai) kita.
9. Orang itu memang gila (posisi / kedudukan / jabatan).
10. Pekerjaannya sebagai (pegawai / buruh) bangunan mengawali suksesnya di
bisnis properti.

B. Buatlah lima paragraph pendek yang di dalamnya terdapat pemanfaatan


sinonim/parafrase untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu !

1. Hal-hal yang perlu dipikirkan dalam merencanakan membuat karangan ialah di


bawah ini kecuali ....
a. topik d. judul
b. tema e. pikiran
pokok
c. paragraf

2. Yang menjadi dasar pijakan sebuah karangan disebut ....


a. topik d. judul
b. tema e. pikiran
pokok
c. paragraf

3. Secara alamiah, penderita anemia tidak hanya memerlukan zat besi, tetapi juga
vitamin dan mineral. Disarankan bagi para penderita anemia berat, untuk
mengonsumsi tablet tambah darah atau preparat besi dua kapsul sehari selama dua
bulan. Anemia ringan disarankan satu kapsul sehari selama 3–4 bulan. Penderita
anemia yang mengonsumsi zat besi selama 2-3 hari biasanya sudah pulih kembali.

Gagasan utama paragraf tersebut ialah ....


a. zat yang diperlukan penderita anemia
b. saran bagi penderita anemia berat
c. saran bagi penderita anemia ringan
d. suplemen zat besi bagi penderita anemia
e. cadangan zat besi di dalam tubuh dengan suplemen

4. Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan baik pria maupun wanita. Pahlawan-
pahlawan ini tersebar di seluruh pelosok tanah air banyak di antaranya yang tidak
dikenal. Seorang pahlawan wanita yang sering disebut namanya ialah Cut Nyak
Dien. Pahlawan ini berasal dari Aceh, daerah yang juga dikenal dengan sebutan
Serambi Mekah.

Gagasan utama paragraf di atas adalah ....


a. Indonesia memiliki banyak pahlawan
b. Pahlawan Indonesia tersebar di seluruh tanah air
c. Banyak pahlawan Indonesia yang tidak dikenal
d. Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita dari Aceh
e. Cut Nyak Dien salah satu pahlawan wanita yang dikenal

5. Fotosintesis adalah proses penyusunan (sintetis) senyawa organik dari senyawa


anorganik dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya.

Judul karya tulis yang paling tepat untuk permasalahan di atas adalah ....
a. Proses Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
42
b. Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
c. Fotosintetis dan Energi Matahari
d. Matahari Sumber Energi Matahari
e. Senyawa Organik dan Anorganik

6. Ngilu paling sakit dari semua luka. Aku pernah luka tersayat. Luka terjatuh. Luka
terbakar. Paru-paruku pernah bolong. Ginjalku disengat batu. Tapi tak sesakit
seperti dioperasi ambeien ini. Kemudian sesudah itu, cobaan baru datang kembali.
Istriku tercinta berpulang ke Rahmatullah. Itu bulan Oktober pada tahun yang
sama. Sakitnya, kini menyeluruh. Aku tak bisa sebutkan yang mana: Jiwaku benar
yang ditikamnya, Mama. Ngilunya tak kenal waktu. Ngilu berkepanjangan. Ngilu
tak berkeputusan. Ngilu tak berkesudahan.

Tema yang sesuai dengan penggalan cerpen, “Operasi” karya Syahril Latif
tersebut adalah ....
a. Kita semua harus selalu berdoa dan berusaha.
b. Ketabahan seseorang dalam menghadapi kehidupan.
c. Kehidupan di dunia ini harus dihadapi.
d. Pahit manisnya kehidupan pasti dialami oleh setiap
manusia.
e. Jangan suka mengeluh bila menghadapi pahit getirnya
kehidupan.

7. (1) Kehidupann bisnis selalu berubah dan bergerak maju seiring dengan lajunya
pembangunan perekonomian. (2) Akibat meningkatnya perekonomian Indonesia
yang sangat cepat, muncul para pesaing baru yang turut meramaikan percaturan
bisnis. (3) Hal tersebut menimbulkan persaingan yang sangat ketat. (4) Dengan
demikian diperlukan kemampuan yang andal untuk dapat menangani dan
mengendalikan manajemen secara tepat, baik dalam aspek pemasaran, produksi,
personalia, maupun keuangan.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat pada ....


a. kalimat (1) d. kalimat (2)
b. kalimat (3) e. kalimat (4)
c. kalimat (5)

8. Penulisan judul karangan yang benar adalah ....


a. Belajar Mengemukakan Pendapat
b. Pantang Untuk surut Ke Belakang
c. Bermula Dari Sebuah Surau
d. Tema Religius Dalam Sastra
e. Belajar Dari Kehidupan semut

9. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah dua perkataan yang senantiasa menunjuk
pada masalah-masalah manusia. Apabila kita ingat salah satu sila dari asas tunggal
Pancasila, perikemanusiaan selalu menyangkut keadilan dan peradaban. Karena
itu, apa pun yang berhubungan dengan masalah manusia memang membawa kita
pada penataan universal. Manusia hidup untuk mendapat keselamatan diri yaitu
ingin terlindung dalam keadaan sehat walafiat...

Tema wacana di atas adalah ....


a. keselamatan dan kesehatan kerja bagi manusia
43
b. perikemanusiaan dan kesehatan kerja bagi manusia
c. masalah manusia membawa kita pada peralatan utama
d. masalah manusia ditempatkan pada skala prioritas utama
e. manusia hidup untuk mendapatkan keselamatan diri.

10. Harga Kapal Ikan Buatan Dalam Negeri Lebih Mahal Dari Impor.
Tulisan judul berita di atas akan menjadi benar apabila ....
a. Kata Dalam ditulis dalam
b. Kata Dari ditulis menjadi dari
c. Kata Dalam dan dari diubah menjadi dalam dan daripada
d. Kata Impor diubah menjadi Import
e. Kata Lebih diubah menjadi lebih

11. Sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, pembudayaan aspek


budi pekerti pada siswa menduduki tempat yang penting, bahkan lebih penting
daripada penguasaan disiplin keilmuan. Pendidikan agama, PPKN, dan Bahasa
Indonesia, mendapatkan tempat yang diprioritaskan, Ketiga mata pelajaran itu
dianggap paling strategis menanamkan aspek budi pekerti dan moral para peserta
didik. Semua itu merupakan upaya untuk mencegah tindakan asusila di kalangan
peserta didik. Namun fakta berbicara lain. Di Masyarakat banyak terjadi perbuatan
yang tidak mencerminkan nilai-nilai budi perkerti. Ironisnya, pelaku tindakan itu
sebagian adalah para siswa, bahkan tawuran antar pelajar seolah-olah menjadi
budaya.
Gagasan utama penggalan Bab Pendahuluan karya tulis tersebut adalah ....
a. Meskipun di sekolah sudah ditanamkan aspek budi pekerti,
masih terjadi perbuatan amoral yang dilakukan oleh pelajar.
b. Tawuran antarpelajar merupakan perbuatan amoral yang
terjadi di masyarakat.
c. Untuk menanamkan nilai-nilai moral pada siswa, sekolah
telah membudayakan aspek budi pekerti.
d. Pembudayaan aspek budi pekerti lebih diutamakan daripada
penguasaan disiplin ilmu.
e. Pendidikan agama, PPKN, dan Bahasa Indonesia
diprioritaskan karena dianggap paling strategis
menanamkan nilai moral.

12. Sekarang ini tidak hanya rumah di pinggir jalan besar yang menderita semburan
gas buangan knalpot, tetapi rumah-rumah di tepi jalan kompleks perumahan dan
jalan lingkungan dalam kampung. Jalan-jalan ini makin banyak dirambah sepeda
motor ojek di samping mobil pribadi penghuni kampung itu.

Permasalahan di bawah dibicarakan dalam paragraf di atas, kecuali ....


a. Rumah-rumah di tepi jalan besar paling banyak mendapat
semburan gas buangan knalpot.
b. Rumah-rumah di sekitar jalan kompleks perumahan
mendapat semburan gas buangan knalpot.
c. Rumah-rumah di tepi jalan di lingkungan perkampungan
juga mendapat semburan gas buangan knalpot.
d. Rumah-rumah di dalam perkampungan bebas dari
semburan gas buangan knalpot.
e. Jalan-jalan di perkampungan sudah dirambah sepeda motor
ojek dan kendaraan penghuni kampung itu sehingga banyak
44
mendapat semburan gas buangan knalpot.

13. Terapi nonmedis seperti tak terbatas ragamnya, tak ubahnya fenomena alam itu
sendiri yang tak jarang saling mengait satu sama lain. Salah satu contoh adalah
penyembuhan atau terapi warna. Terapi ini berkait erat dengan aura tubuh (energi
sinar yang melingkupi seluruh tubuh) Sebab, prinsip penyembuhan dengan warna
ini menyeimbangkan kembali aura tubuh.

Ide utama paragraf di atas adalah ....


a. Penyembuhan nonmedis bermacam-macam.
b. Penyembuhan nonmedis menggunakan sinar.
c. Penyembuhan nonmedis merupakan sebuah fenomena
alam.
d. Penyembuhan nonmedis tidak menggunakan warna.
e. Penyembuhan nonmedis bertujuan menyeimbangkan aura
tubuh.

14. Buah ini mempunyai kadar lemak yang tinggi. Dapat mengakibatkan tubuh
langsing menjadi gemuk. Sebab kegemukan membuat orang takut kebanyakan
kolesterol dalam darah dan ini berisiko menimbulkan strok.

Kalimat utama yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas ialah ....
a. Kini buah itu didekati orang.
b. Beberapa tahun yang lalu, buah apokat dijauhi orang.
c. Buah apokat mengandung laurostearat 70%.
d. Lemak apokat sebagai pengganti lemak buah kelapa.
e. Buah ini merupakan sumber lemak nabati yang penting di
daerah pegunungan.

15. Setiap pengunjung akan berdecak kagum bila melihat keindahan Gunung Rinjani.
Di sana kita dapat melihat lembah dan ngarai yang berkelok-kelok bagaikan akar
pohon beringin yang menancap erat di permukaan tanah. Dipayungi langit biru
dan gumpalan-gumpalan awan, gunung itu tampak kokoh menghijau dengan
puncak yang berpasir. Begitulah Gunung Rinjani menyuguhkan pemandangan
alam indah.

Gagasan utama paragraf tersebut terungkap pada kalimat ....


a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. Pertama dan keempat

16. (1) Contoh paling sederhana yakni aplikasi microso_ word dan excel secara
optimal akan memudahkan penyusunan karya ilmiah bagi kenaikan pangkat guru.
(2) TI menjadi solusi baru sekaligus mitra guru dalam mengembangkan kariernya.
(3) Namun kenyataannya, tidak sedikit guru yang takut atau merasa asing dengan
komputer. (4) Sebagai kawan, TI tidak dapat digugurkan oleh kekuatan sistem
kerja manual. (5) Padahal, benda ini sudah bukan asing lagi.

Agar menjadi paragraf yang padu susunan kalimatnya adalah ....


a. (1), (3), (4), (2), (5)
45
b. (1), (2), (3), (4), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
d. (5), (3), (2), (1), (4)
e. (1), (4), (3), (2), (5)

17. (1) Alasannya guru bukan karena kerjanya mencekoki otak anak hingga menjadi
pandai. (2) Adidaya TI yang telah meruntuhkan batas-batas negara pada
gilirannya akan menjadi lawan bagi karier guru. (3) Guru akan menempatkan
dirinya dalam posisi tawar yang sangat tinggi. (4) Posisi lawan ini merupakan
jawaban atas imbas peran guru sebagai pendidik. (5) Guru sebagai filter
munculnya gejala penistaan nilainilai nasionalisme, paedagogis dan moral bangsa
yang kemungkinan muncul memboncengi kemajuan TI.

Agar menjadi paragraf yang padu susunan kalimatnya adalah ....


a. (1), (3), (4), (2), (5)
b. (1), (2),( 3), (4), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
d. (2), (4), (1), (3), (5)
e. (1), (4), (3), (2), (5)

18. (1) Seseorang mungkin saja memiliki kecerdasan lebih dari satu. Kecerdasan yang
beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang. (2) Mungkin saja seorang
siswa yang tidak mampu dalam pelajaran matematika memiliki kemampuan
dalam seni musik atau dalam olahraga. (3) Karena itu, model pembelajaran saat
ini harus memerhatikan aspek kecerdasan yang mungkin dimiliki seorang siswa.
(4) Kecerdasan yang beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang. (5)
Namun pada akhirnya, untuk mengembangkan masing-masing kecerdasan
tersebut membutuhkan prasarana-prasarana metode dan model pembelajaran yang
efektif.
Agar menjadi paragraf yang padu, susunan kalimatnya adalah ....
a. (1), (4), (5), (3), (2) d. (2), (4), (1), (3), (5)
b. (1), (2), (3), (4), (5) e. (1), (4), (3), (2), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)

19. Semasa Orde Baru, sektor pendidikan kurang mendapat perhatian serius dari
penguasa. Sektor ini hanya mendapat sejumput dana dari anggaran negara yang
berjumlah trilyunan rupiah. Pantas jika kualitas pendidikan Indonesia terpuruk.
Walau diakui bahwa kualitas tersebut bukan melulu ditentukan oleh sejumlah
dana.

Paragraf di atas termasuk paragraf ....


a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi

20. Layanan internet memperlihatkan perkembangan yang pesat karena menawarkan


keunggulan, antara lain: (1) komunikasi murah, (2) sumber informasi besar, (3)
kesempatan besar untuk berusaha, (4) keterbukaan tanpa sensor, (5) jangkauan
luas.

Paragraf di atas termasuk paragraf ....


a. narasi d. argumentasi
46
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi

BAB VII

KALIMAT TANYA

47
INDIKATOR :
1. Menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan topik pembicaraan secara tertulis dengan santun.
2. Menyampiakan pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak secara tertulis dengan tujuan untuk memantapkan
klarifikasi dan konfirmasi.
3. Menyampaikan pertanyaan retorik (tidak memerlukan jawaban) secara tertulis sesuai dengan tujuan dan situasi.
4. Menyampaikan pertanyaan secara tersemar dengan kalimat tanya secara tertulis dengan tujuan selain bertanya seperti
memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi.
_____________________________________________________________________

1. Ciri-ciri Kalimat
a. Terdiri dari satu kalimat atau lebih
b. Mengandung klausa atau tidak
c. ditandai oleh pemakaian intonasi akhir yang final. Intonasi akhir dalam
ragam tulis suatu kalimat ditandai oleh pemakaian tanda titik ( . ),
tanda tanya ( ? ), atau tanda seru ( ! ).

A. KALIMAT TANYA
Kalimat Tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi
berupa jawaban dari lawan bicara atau sebagai penguatan sesuatu yang telah
diketahui oleh penanya.

B. CIrir-ciri Kalimat Tanya


1. Penggunaan kata Tanya; apa, siapa, di mana,
bagaimana, mengapa, dll.
2. Pemakaian kata bukan atau tidak.
3. Pemakaian klitika –kah pada predikat yuang
diubah susunanya SP à PS.
4. pemakaian intonasi naik pada suku kata
akhir.

C. Jenis Kalimat Tanya


1. Kalimat tanya
klarifikasi
(penegasan) dan
konfirmasi
(penjernihan).
2. Kalimat Tanya retoris
à kalimat yang tidak
memerlukan jawaban
atau tanggapan
langsung. Contoh:
dalam khutbah, orasi,
atau pidato.
3. Kalimat tanya
tersamar à kalimat
Tanya dengan
bermacam maksud,
seperti: memohon,
meminta, menyindir,
membiarkan,
mengajak,
menegaskan,
48
menyetujui,
menggugah,
melarang, merayu,
dan menyuruh.
D. Kalimat Tanya biasa à bersifat menggali informasi dengan menggunakan
kata tanya apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, bagaimana (5W1H = what,
where, who, when, why, how).

2. Wawancara Sebagai Penerapan Kalimat Tanya


Wawancara adalah Tanya jawab dengan maksud memperoleh data untuk
keperluan tertentu. Tanya jawab itu dilkukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara,
yakni orang mengajukan pertanyan-pertanyaan dan yang diwawancara (narasumber)
yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
a. Jenis-Jenis Wawancara
1. Wawancara secara serta-merta, dilakukan secara spontan dan
dilakukan dalam situasi yang alamiah. Hubungan antara pewawancara
denagn yang diwawawancarai berlangsung secara wajar. Pertanyaan
dan Tanya jawab berjalan sebagaimana layaknya obrolan sehari-hari.
2. wawancara dengan petunjuk umum pewawancara membuat kerangka
atau pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam proses
wawancara. Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum
wawancara dilangsungkan.
3. wawancara dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang telah
dibakukan, urutan, kata-kata, serta cara penyajian pertanyaan untuk
jenis wawancara ini sudah ditetapkan. pewawancara tinggal
membacakan secara apa adanya atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
dipersiapkan itu.
b. Tahap-Tahap Pelaksanaan Wawancara
1. Tahap Pembukaan
Pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud
dan tujuannya.

2. Tahap Inti
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan secara sistematis. Kemukakan
pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan
hendaknya sesuai dengan situasi dan waktu. Disamping memerlukan
kemampuan mendengar yang akuray, pewawancara hendaknya
memiliki kemampuan berkomunikasi (bertanya) dengan baik.
3. Tahap Akhir
Akhir kegiatan wawncara dengan kesan yang baik dan menyenagkan.
Tetaplah pelihara hubungan baik dengan nara sumber.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan hasil wawancara:


1. Penulisan hendaknya memperlihatkan kaidah-kaidah baku yang berlaku dalam
laporan ilmiah.
2. Penulisan hendaknya tidak melakukan interpretasi yang terlalu jauh
(berlebihan) atas hasil wawancara.
3. Pilihlah data atau keterangan yang penting danrelevan denagna masalah-
masalah yang telah dirumuskan.
4. Penulisan hendaknya memelihara kerahasian dan menjaga nama baik naar
sumber.

49
EVALUASI VII

1. Di bawah ini kalimat tanya yang berpola SP → PS adalah ....


A. Sudah tidurkah ia?
B. Apa yang Bapak cari saat ini?
C. Berapa korban yang selamat dalam kecelakaan itu?
D. Kamu ada acara hari ini?
E. Ke mana dia akan pergi?

2. Mestikah aku memaafan kesalahan Dina?


Kalimat yang sepadan dengan kalimat di atas adalah ....
A. Sudah jam berapa sekarang?
B. Ke manakah ia akan pergi?
C. Kapankah Lina akan datang?
D. Perlukah ia dengan fasilitas itu?
E. Siapakah pejuang wanita dari tanah Jawa?

3. Kalimat tanya retoris di bawah ini adalah ....


A. Makanan siapa ini?
B. Apa yang Bapak cari saat ini?
C. Beberapa korban yang selamat dalam kecelakaan itu?
D. Kamu ada acara hari ini?
E. Ke mana lagi kita bertanya jika tidak pada diri sendiri?

4. Yang merupakan kata tanya menunjukan waktu adalah ....


A. kapan D. kenapa
B. apaan E. apa-apaan
C. ngapain

5. Kata tanya ragam standar di bawah ini, kecuali ....


A. berapa D. siapa
B. bagaimana E. kenapa
C. di mana

50
6. Di bawah ini adalah kalimat tanya yang menanyakan waktu, kecuali ....
A. bilamana
B. kapankah
C. bukankah
D. bila
E. bilakah

7. Kata tanya apa digunakan untuk tujuan berikut ini, kecuali ....
A. menanyakan kepunyaan
B. mengukuhkan informasi yang telah diketahui
C. menanyakan cara
D. dipergunakan dalam kalimat tanya retoris
E. menayakan nomina bukan manusia

8. Kalimat tanya yang bermaksud untuk menggali informasi ialah ....


A. Bagaimana cara berwirausaha supaya berhasil?
B. Maukah kaumenerima bantuanku?
C. Untuk apa kita hidup bila sia-sia?
D. Benarkah apa yang dikatakan Julian?
E. Sudilah para hadirin berdiri?

9. Kalimat tersamar di bawah ini adalah ....


A. Apa kata orang nanti?
B. Di mana ia kuliah sekarang?
C. Bolehkah saya menolong kamu?
D. Berapa lama ia menunggu saya di sini?
E. Apakah kautinggal di daerah sini?

10. Kata tanya apakah yang digunakan untuk menanyakan sebab atau alasan
adalah ....
A. siapa
B. kapan
C. di mana
D. mengapa
E. apa

11. Di bawah ini kalimat tanya yang tak perlu dijawab ialah ....
A. Apa penyebab kecelakaan itu?
B. Apakah Doni kuliah hari ini?
C. Siapa yang akan piket hari ini?
D. Haruskah aku bersujud di hadapanmu?
E. Yang mana rumahmu?

12. Di bawah ini contoh kalimat tanya klarifikasi ialah ....


A. Apa benar kamu yang memasak sayur ini?
B. Apakah yang sedang kaulakukan?
C. Mau pergi ke mana, Bu?
D. Bagaimana kautahu alamat rumahku?
E. Bolehkah saya minta tanda tanganmu?

13. Kalimat tanya retoris yang bertujuan memberi semangat ialah ....
A. Apakah kita akan diam saja melihat rakyat kelaparan?
51
B. Perbuatan siapa ini?
C. Mengapa semua tidak bersemangat hari ini?
D. Apa salahnya jika kamu menerima maafnya?
E. Haruskah kumati karenamu?

14. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban singkat seperti ya, tidak, belum.
Yang bukan disebut kalimat tanya adalah ....
A. memerintah
B. menggali informasi
C. retorik
D. konfirmasi
E. tersamar

15. Kalimat tanya yang bermaksud menyuruh di bawah ini adalah ....
A. Hari ini giliran kamu yang piket, kan?
B. Ke manakah perginya orang gila itu?
C. Siapa yang menabur angin ia yang akan menuai badai?
D. Dari mana api itu berasal?
E. Di mana saja kauselama ini?
16. Kalimat tanya yang berkesan menyindir adalah ....
A. Mana berani kamu melawan pria itu?
B. Bukankah itu Mia anak pak lurah?
C. Siapa yang bernama Tuti di kelas ini?
D. Bolehkah saya mencicipi kue buatanmu itu?
E. Mobil mana yang kausuka?

17. Kalimat tanya retorik sering diucapkan orang pada situasi ....
A. dialog
B. diskusi
C. pidato
D. percakapan
E. wawancara

18. ... yang berkenan membantu mencari cincinku yang hilang?


Kata tanya yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. bagaimana
B. apa
C. siapa
D. adakah
E. kapan

19. ... kamu datang ke rumahku?


Kata tanya yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
A. bagaimana
B. apa
C. siapa
D. adakah
E. kapan

20. Di bawah ini adalah tujuan kalimat tanya tersamar, kecuali ....
A. mengajak
B. meminta
52
C. menanyakan waktu
D. menyuruh
E. merayu

BAB VIII

PARAFRASA

INDIKATOR :
Mengungkapkan kembali isi teks yang dibaca dengan kalimat sendiri secara tertulis.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat membuat parafrasa dari teks tertulis
_____________________________________________________________________

Parafrase adalah mengubah bentuk puisi ke bentuk karangan dengan kata-kata


sendiri. Parafrase dapat juga berupa pengintisarian suatu wacana, baik dalam dalam
satu bahasa maupun ke dalam bahasa yang berbeda. Parafrase3 dapat juga di artikan
sebagai penguraiankembali suatu teks / karangan dalam bentuk / susunan kata yang
lain dengan maksud dapat menjelaskan makna nya yang tersembunyi. Untuk dapat
membuat parafrase dng tepat dalam arti tidak menyimpang dari makna dan maksud yg
dikehendaki oleh pengarang aslinya ada dua kemungkinankemampuan yang harus
dimiliki :
1. kemampuan memhami secara tepat makna dan maksud objek yang akan di
parafrasekan .
2. kemampuan mencari bentuk lain yang secara tepat mengungkapkan objek
parafrase .

1. PARAFRASE
Parafrase dalam sastra ( terutama puisi ) adalah mengubah bahasa sastra
menjadi bahasa sehari-hari.
Dalam parafrasee harus diperhatikan :
1. Makna denotasi
2. Makna konotasi
3. Makna lambang
4. Pemberian makna harus secara keseluruhan dan harus dibaca menyeluru dan
berulang-ulang.
53
Cara Memparafrasa Wacana:
1. Bacalah teks secara keseluruhan.
2. Pahami topik/tema, serta alur jika teksnya
adalah narasi.
3. Cari kalimat utama untuk menemukan ide
pokok.
4. Catat gagasan pokok tiap pargraf.
5. Perhatikan kalimat penjelas.
6. Pilih kata atau kalimat yang efektif dalam
menceritakan kembali.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi
kalimat tidak langsung agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa
yang lebih mudah.

2. MAKNA
Makna berarti maksud suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran, atau
perpaduan antara bentuk dan referen (acuan). Seseorang mengetahui bentuk (kata),
tetapi tidak mengetahui referennya dapat dikatakan bahwa seseorang itu tidak
mengetahui makna kata terebut.
Makna suatu kata dapat berubah-ubah karena :
a) mendapat pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.
b) Penempatannya dalam kalimat.
c) Kondisi (waktu dan tempat) pemakaiannya.

2.1. JENIS-JENIS MAKNA KATA


2.1.1 Makna leksikal dan gramatikal
a. Makna leksikal, yakni makna yang didasarkan makna kampus,
.makna ini terdapat didalam kata-kata yang belum mengalmi
proses perubahan bentuk ataupun kata yang belum digunakan
dalam kalimat.
Contoh : bangunan untuk tempat tinggal
b. Makna gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses
gramatikalisasi. Proses gramatikalisasi ini terdiri dari
 Afiksasi ( pengimbuhan )
Contoh: berumah à memiliki rumah, perumahan à kumpulan
beberapa rumah.
 Reduplikasi ( pengulangan )
Contoh: rumah-rumah à banyak rumah.
 Komposisi
Contoh: rumah makan à restoran.
 Kata tugas:
 preposisi atau kata depan:di, ke, untuk, dll.
 konjungsi atau kata sambung: dan, atau, dll.
 interjeksi atau kata seru: amboi, wah, dll.
 artikel atau kata sandang: si, sang, dang, dll.
 partikel: lah, tah, kah, dll.

2.1.2 Makna denotasi dan konotasi:


a. Makna dennotasi: makna dasar atau umum atau netral, atau makna kata atau
54
kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak
mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna
konseptual, makna lugas, atau makna objektif.
Contoh: Ayam itu sudah mati.
b. Makna konotasi: makna tambahan berupa nilai rasa tertentu baik positif
maupun negatif.
Kesan baik kesan buruk
Istri bini
Meninggal mati
Hamil bunting
Contoh: Kakekku gugur dalam perang itu (positif), Pencuri itu mampus
dihajar massa (negatif).

2.1.3 Makna lugas dan kias


a. Makna lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan (makna sebenarnya)
Contoh: Pria itu berbaju hijau (berwarna hijau).
b. Makna kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan sehingga membentuk ungkapan atau idiom, contoh: Gadis itu
masih hijau (masih muda).

2.1.4 Makna Kontekstual dan Makna Struktural


a. Makna structural, yakni makna yang dimiliki noleh suatu kata setelah
digunakan dalam kalimat
Misalnya kata ayah dalam kalimat Ayah saya telah pergi ke kebun. Kata ayah
bermakna “ orang
tua laki-laki yang pergi ke kebun”

b. Makna kontekstrual, yakni makna yangt terkandung suatu kata yang


keberadaan maknanya itu
sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya.
Misalnya:
1. Pantas ia juara di kelasnya,
karena ia anak rajin.
2. Betul-betul rajin kamu ini, nilai merahnya
saja ada tiga.
Kalimat pertama, kata rajin bermakna giat, sedangkan pada kalimat kedua
berarti malas.

3. Bentuk dan Hubungan Makna


♦ Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau
hampir sama. Ciri bahwa kata-kata itu bersinonim adalah kemampuannya
untuk menggantikan.
Contoh : Telah = sudah Ceria = Cerah
♦ Antonim
Antonim adalah pertalian antara deua kata atau lebih yang maknanya saling
berlawanan atau bertentangan.
Contoh : mati >< hidup sehat >< sakit
♦ Homonim

55
Homonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan
dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : Bisa ular itu bisa mematikan manusia.
♦ Homofon
Homofon adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama
pengucapanya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : Bang Wanto bekerja di bank swasta.
e. Homograf
Homograf adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama bentuk
penulisannya, tetapi cara pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh : pejabat teras itu dudk di teras kantor.
f. Polisemi
Polisemi adalah gejala keragaman makna yang dimiliki oleh sebuah kata.
Polisemi terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh : Kepala jawatan itu berkepala botak.
g. Hipernim
Makna umum (superordinat).
Contoh : Unggas à itik
à ayam
à burung
h. Hiponim
Makna khusus (subordinat)
Contoh: Bunga à mawar
à melati
à kenanga
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut ini.
Pengucapan Penulisan Makna
Sinonim Berbeda berbeda sama
Antonim Berbeda berbeda bertentangan
Homonim Sama sama berbeda
Homograf Berbeda sama berbeda
Homofon Sama berbeda berbeda
Polisemi Sama sama beragam

56
EVALUASI VIII

A. Parafrasekan kutipan puisi berikut ke dalam bentuk prosa!


Kami Cuma tulang -tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang –tulang berserakan.
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
Kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
(Kerawang – Bekasi, Chairil Anwar)

B. Buatlah intisari masing – masing paragraf, lalu rumuskan simpulan / intisari


wancana berikut!
Sependapat dengan mendikbut dan guru besar psikologi UI, Prof . Dr. Sri
Utami Munandar mengatakan bahwa pelajar dan pemuda yang terlibat
kenakalan perlu di hukum. Namun, jenis hukumanya harus tetap di
pertimbangkan aspek – aspek pendidikan . Lebih lanjut, Utami menambahkan,
“Kita perlu undang–undang khusus untuk sanksi hukum yang dikenakan
kepada pelajar dan pemuda nakal. Namun yang lebih penting dari semua itu
adalah pembinaan disiplin karena mereka dalam status anak didik”. Sementara
itu pakar pendidikan dari IKIP Jakarta, Prof. Yusufhadi Miarso mengatakan
“Negara kita Negara hukum. Bila ada pelajar dan pemuda yg melanggar
hukum jelas mesti di hukum”. Selain itu Yusufhadi menekan bahwa masalah
kenakalan pelajar dan remaja di luar sekolah pada prinsipnya sudah bukan lagi
tanggung jawab lembaga pendidikan lagi. Karena itu, pihak lembaga
pendidikan tidak perlu ikut campur dalam penagan kasus–kasus mereka.

57
Serahkan saja permasalahan tersebut kepada intitusi yang lebih berwenang
dalam masyarakat, yaitu keluarga dan kepolisian.

58

Anda mungkin juga menyukai