Bab 1
Preview dari Kalkulus: Fungsi, Limit, dan Fungsi
Kontinu
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu:
1. menyebutkan konsep‐konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah‐masalah yang
memotivasi konsep tersebut;
2. menjelaskan sifat‐sifat bilangan real, pengertian harga mutlak, dan menyelesaikan
pertaksamaan tanpa atau dengan melibatkan harga mutlak;
3. menggunakan lambang fungsi serta konsep peubah bebas dan tak bebas untuk
mengungkapkan atau memodelkan suatu situasi nyata serta menjelaskan makna setiap suku
dalam ekspresi fungsi tersebut;
4. menggambar sketsa grafik fungsi secara manual, dan memvisualisasikan grafik fungsi
dengan bantuan TIK;
5. membentuk dan menginterpretasikan fungsi baru hasil operasi aljabar terhadap fungsi‐
fungsi yang diberikan;
6. mengidentifikasi fungsi‐fungsi khusus (linear, polinom, aljabar, rasional, trigonometri)
7. menaksir nilai limit menggunakan grafik fungsi, tabel, atau secara numerik dan mengenali
situasi di mana limit tidak ada;
8. menggunakan aturan‐aturan menghitung limit;
9. menggunakan kosep limit untuk menentukan apakah suatu fungsi kontinu.
1.1 Apakah kalkulus itu?
Kata Kalkulus berasal dari bahasa latin yang berarti batu. Pada jaman dahulu orang Romawi
menggunakan batu untuk berhitung dan aritmetika, sehingga dalam pengertian yang sangat
mendasar, arti kata kalkulus adalah bentuk penghitungan. Setelah aljabar yang lebih lanjut dan
geometri, kalkulus adalah langkah berikutnya pada matematika yang lebih tinggi. Kalkulus
digunakan untuk menyelesaikan masalah‐masalah yang kompleks yang tidak dapat diselesaikan
dengan baik menggunakan matematika biasa.
Teknik komputasi yang disebut dengan ‘Kalkulus’ berkaitan dengan dua masalah mendasar
dalam bidang geometri yang telah diselidiki orang lebih dari 2000 tahun yang lalu, yaitu
masalah garis singgung suatu kurva fungsi pada suatu titik dan masalah luas daerah di bawah
suatu kurva fungsi. Masalah pertama mengarahkan kita kepada konsep turunan fungsi dan
masalah kedua mengarahkan kita kepada konsep integral dari fungsi. Kedua konsep inilah yang
2 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
menjadi konsep yang utama dalam kalkulus, sehingga seluruh materi pembelajaran Matematika
Dasar mengarah atau berpusat kepada kedua konsep ini.
Yang membedakan kalkulus dengan matematika elementer yang telah dipelajari sebelumnya
seperti aljabar, geometri, dan trigonometri adalah transisi dari penerapan matematika pada
masalah statis dan diskrit ke masalah dinamis dan kontinu. Sebagai perbandingan perhatikan
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perbandingan permasalahan dalam matematika elementer dengan kalkulus
Matematika elementer Kalkulus
1. Kemiringan garis 1. Kemiringan kurva
y y
x
x
2. Garis singgung dari lingkaran 2. Garis singgung kurva
3. Luas daerah yang dibatasi oleh segmen 3. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva
garis
y
a b
4. Perubahan rata‐rata posisi dan kecepatan 4. Perubahan sesaat posisi dan kecepatan
5. Rata‐rata dari sejumlah berhingga bilangan 5. Rata‐rata dari sejumlah tak berhingga
bilangan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ada dua konsep yang sangat mendasar dalam kalkulus,
yaitu turunan dan integral dari suatu fungsi. Pemahaman kedua konsep ini membutuhkan suatu
konsep lain yang tidak kalah penting yaitu limit fungsi.
Limit adalah alat matematika untuk mempelajari kecenderungan dari suatu fungsi ketika
peubah bebasnya mendekati suatu nilai tertentu. Kalkulus didasarkan pada konsep limit.
Konsep limit akan dibahas di subbab 1.8.
Turunan didefinisikan sebagai limit. Awalnya turunan digunakan untuk menghitung tingkat
perubahan atau kemiringan dari garis singgung suatu kurva. Turunan juga dapat digunakan
untuk menggambar kurva, dan untuk menghitung nilai maksimum dan minimum dari suatu
fungsi. Pengertian turunan diberikan pada bab 2 dan aplikasi turunan akan kita pelajari pada
Bab 3.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 3
Integral diperoleh dengan mengambil limit dari penjumlahan. Kuantitas‐kuantitas yang dapat
dihitung dengan menggunakan integral antara lain: luas, volume, panjang kurva, kerja, dll.
Integral diberikan pada Bab 4‐6.
Selanjutnya pada bagian ini kita akan mencoba memahami ketiga ide yang penting dalam
kalkulus ini secara intuitif.
Limit: Paradoks Zeno
Zeno adalah salah seorang filsuf Yunani yang terkenal karena paradoksnya menyangkut
perlombaan lari antara Achilles, seorang pahlawan legendaris Yunani, dengan seekor kura‐kura.
Ketika awal perlombaan, kura‐kura yang lambat diberi kesempatan untuk mengambil posisi
start, sebut saja sejauh k0, di depan Achilles (Gambar 1.1). Apakah mungkin Achilles
mengalahkan kura‐kura?
Gambar 1.1
Zeno mengatakan bahwa tepat sebelum Achilles mencapai posisi start kura‐kura (k0), kura‐kura
sudah berada di posisi baru (k1). Demikian juga tepat sebelum Achilles mencapai posisi k1, kura‐
kura sudah berada di posisi baru (k2). Demikian selanjutnya, sehingga dengan penalaran seperti
ini, walau pun jarak antara Achilles dengan kura‐kura akan semakin kecil, Achilles tidak akan
mampu mengalahkan kura‐kura.
Tentu saja dengan pemikiran yang umum kita tahu Achilles akan mengalahkan kura‐kura.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah apa yang salah dengan penalaran di atas? Yang salah
adalah kita berpikir bahwa dibutuhkan waktu yang takhingga untuk menempuh jarak berhingga
yang dibagi‐bagi menjadi takberhingga interval.
Mari kita perhatikan barisan posisi‐posisi dari Achilles dan kura‐kura secara berurutan sebagai
berikut:
Achilles: a0, a1, a2, a3, …
Kura‐kura: k0, k1, k2, k3, …
Masing‐masing posisi‐posisi ini membentuk barisan bilangan a0, a1, a2, a3, …, an, … untuk
Achilles dan k0, k1, k2, k3, …, kn, … untuk kura‐kura dengan an < kn untuk setiap nilai n. Dengan
menggunaakan limit dapat ditunjukkan bahwa kedua barisan ini mempunyai limit, yaitu posisi
di mana Achilles melewati kura‐kura.
Contoh 1.1 Gambaran intuitif limit
Barisan
1 2 3 4 5
, , , , ,
2 3 4 5 6
dapat dituliskan dengan suku umum dengan n = 1, 2, 3, 4, 5, …. Dapatkah anda menebak limit
dari barisan ini?
4 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Penyelesaian. Misalkan limit dari barisan itu kita sebut L. Nilai L adalah nilai ke mana
semakin mendekat jika n menjadi sangat besar tanpa batas, dan ditulis
lim .
1 ∞
Jika n semakin besar maka kita akan memperoleh barisan
1 2 3 4 5 500 1000 10000
, , , , , , , , , , , .
2 3 4 5 6 501 1001 10001
Kita dapat melihat bahwa barisan ini menuju ke 1.
Pada bagian pembahasan tentang limit (Subbab 1.8) kita dapat menunjukkan bahwa
lim 1.
∞ 1
Turunan: masalah garis singgung
Pengertian garis singgung pada lingkaran yaitu garis yang memotong lingkaran tepat di satu
titik (Gambar 1.2a), tidak benar untuk kurva. Karena terdapat banyak garis yang memotong
kurva tepat di satu titik (Gambar 1.2b).
(a) (b)
Gambar 1.2
Untuk mencari garis singgung suatu kurva dimulai dengan mempertimbangkan garis yang
menghubungkan dua titik P dan Q pada kurva (Gambar 1.3a). Jika koordinat dari titik P adalah
, dan Q adalah , , maka kemiringan garis PQ adalah
.
Sekarang misalkan Q diambil semakin dekat ke P, dengan perkataan lain h semakin kecil, maka
garis PQ akan semakin mendekati garis singgung kurva di P (Gambar 1.3b).
(a) (b)
Gambar 1.3
Kita kembali akan menggunakan limit. Ketika garis PQ semakin mendekati garis singgung kurva
di P, berarti nilai h semakin kecil dan mendekati 0, sehingga kita akan menggunakan notasi
BAB 1
1. PREVIEW D
DARI KALKULU
US 5
untuk k mendefisik kan turunan.
Pada pembahasan n tentang turrunan (Bab 2
2) akan kita p
pelajari bahw
wa turunan d
dari suatu fu
ungsi f
di titiik c didefinisikan sebagaii
Integgral: masalaah luas
Kita ssemua mengeetahui rumus luas lingkaran dengan jjari‐jari r adaalah
Rumu us ini sudah
h digunakan sejak sekitaar 5.000 tahun yang lalu
u, namun paada tahun 2000‐an
sebelum masehi Archimedess menunjukk kan cara meemperoleh ru umus ini menggunakan limit
terhaadap luas poligon. Perhatikan poligon‐poligon paada Gambar 1.4, mulai dari
d segitiga sama
sisi, b
bujur sangkarr, dan seteru
usnya.
Misallkan
L3 menyattakan luas daari segi tiga
L4 menyattakan luas daari segi empaat
L5 menyattakan luas daari segi lima
Ln menyattakan luas daari segi n
Dengan menggunakan notasi llimit, maka luas lingkaran adalah
Gambar 1.4
Ide yang
y sama ju
uga digunakaan untuk meencari luas daerah
d yangg dibatasi oleeh kurva. Seebagai
contooh, mencari luas daerah
h pada Gam mbar 1.5a. Kita dapat mengaproksim
m masi luas deengan
mengggunakan peersegi panjanng. Jika Ln menyatakan
m luas
l dari persegipanjangg ke‐n, makaa luas
daeraah dapat diapproksimasi ddengan
Prosees ini ditunju
ukkan pada GGambar 1.5b dan 1.5c.
(a) (b) (c)
Gambar 1.5
6 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Masalah luas ini membawa kita ke suatu proses yang disebut pengintegralan. Pada Bab 4 akan
ditunjukkan bahwa integral adalh limit dari suatu penjumlahan. Penalaran yang sama juga
memungkinkan kita untuk menghitung berbagai hal lain seperti volume benda atau ruang
tertutup, panjang kurva, kerja yang dibutuhkan untuk suatu tugas, dan lain‐lain.
Latihan 1.1. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi :
• Subbab 1.5 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International, New
Jersey, 2002.
1.2 Pendahuluan: bilangan real dan nilai mutlak
Konsep‐konsep di dalam Matematika Dasar banyak berhubungan dengan bilangan real dan
sifat‐sifatnya. Oleh karena itu pembahasan selanjutnya akan diawali dengan sistem bilangan
real.
1.2.1 Sistem Bilangan Real
Bilangan real adalah bilangan yang dapat diekspresikan sebagai desimal, seperti:
1
0,5000 …
2
1
0,3333 …
3
√2 0,4142 …
Titik‐titik … menyatakan barisan bilangan dijit desimal terus menerus.
Secara geometri bilangan real dapat direpresentaikan dengan titik pada garis bilangan yang
disebut garis real.
Gambar 1.6
Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan sifat‐sifat bilangan disebut sistem bilangan
real. Simbol R digunakan untuk menyatakan sistem bilangan real.
Sifatsifat Bilangan Real
Sifatsifat bilangan real dibagi menjadi:
Sifat aljabar
Sifat urutan
Sifat kelengkapan
Sifat aljabar
Sifat‐sifat aljabar menyatakan bahwa 2 bilangan real dapat ditambahkan, dikurangkan,
dikalikan, dibagi (kecuali dengan nol) untuk memperoleh bilangan real yang baru.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 7
Sifat urutan
Bilangan real yang tidak nol secara rapi terbagi dalam dua himpunan yaitu bilangan positif dan
bilangan negatif. Fakta ini memungkinkan kita memperkenalkan relasi urutan < dengan
x < y ⇔ y – x positif.
Relasi lain yang berhubungan dengan < adalah ≤, yang didefinisikan sebagai
x ≤ y ⇔ y – x positif atau nol.
Dengan mengatakan x < y berarti posisi x berada di sebelah kiri y pada garis bilangan real
(Gambar 1.7).
Gambar 1.7
Sifat Urutan
1. Trikotomi. Jika x dan y adalah bilangan real, maka tepat satu dari yang berikut ini dipenuhi:
x < y atau x = y atau x > y.
2. Transitif. x < y dan y < z ⇒ x < z.
3. Penjumlahan. x < y ⇔ x + z < y + z.
4. Perkalian. Untuk z bilangan positif, x < y ⇒ xz < yz. Untuk z bilangan negatif, x < y ⇒ xz > yz.
5. Kebalikan. x > 0 ⇒ 0 dan x > 0, y > 0, x < y ⇒ .
Sifat‐sifat di atas tetap berlaku jika simbol < dan > diganti dengan ≤ dan ≥.
Sifat kelengkapan
Sifat kelengkapan sistim bilangan real lebih sulit untuk didefinisikan secara tepat. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa terdapat cukup banyak bilangan‐bilangan real untuk
’memenuhi’ garis bilangan real, dalam pengertian tidak ada setitik pun celah di antaranya.
Contoh 1.5. Nyatakanlah masingmasing pernyataan berikut benar atau salah!
a. 2 < – 5 b. 2 < 3 c.
Penyelesaian.
a. Pernyataan 2 < ‐ 5 tidak benar karena ‐5 – 2 = ‐7 bukan positif.
b. Pernyataan 2 < 3 adalah benar karena 3 – 2 = 1 positif.
c. Pernyataan adalah benar karena 5 < 7.
Terdapat 3 himpunan bilangan yang khusus dari bilangan real, yaitu:
1. Himpunan bilangan asli N, seperti 1, 2, 3, …
2. Himpunan bilangan bulat Z, seperti 0, ±1, ±2, ±3, …
3. Himpunan bilangan rasional Q, yaitu bilangan yang dapat dinyatakan sebagai
pembagian ⁄ dengan p dan q adalah bilangan bulat, dan q ≠ 0. Contohnya:
, , , dan .
Bilangan real yang bukan bilangan rasional disebut bilangan irasional. Bilangan rasional
memiliki seluruh sifat aljabar dan urutan dari bilangan real, akan tetapi tidak memiliki sifat
kelengkapan bilangan real. Hubungan antara himpunan bilangan asli, bulat, rasional dan real
diilustrasikan pada Gambar 1.8.
8 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Mencari penyelesaian dari suatu persamaan, seperti 5x – 10 = 0 atau
x2 – 3x – 2 = 0 sangat sering ditemukan pada matematika tingkat
dasar. Anda tentu sudah mengetahui bagaimana cara mencari
penyelesaian dari suatu persamaan seperti itu. Pada kalkulus, masalah
yang ditemukan lebih sering mencari penyelesaian dari suatu
ketaksamaan, seperti 5x – 10 ≤ 0 atau x – 3x – 2 ≥ 0. Menyelesaikan
2
Berbagai jenis interval akan muncul ketika kita mencoba menyelesaikan berbagai masalah
dalam kalkulus. Karena itu anda perlu mengetahui terminologi dan notasi untuk interval
terlebih dahulu (Tabel 1.1). Ketaksamaan a < x < b sebenarnya merupakan gabungan dari dua
ketaksamaan a < x dan x < b, yang menyatakan interval buka yang terdiri dari semua bilangan
yang terletak antara a dan b dan tidak termasuk a dan b. Interval ini dinyatakan dengan simbol
(a, b). Selanjutnya, ketaksamaan a ≤ x ≤ b menyatakan interval tutup yang menyertakan a dan
b. Interval ini dinyatakan dengan simbol [a, b]. Pada Tabel 1.2 diberikan berbagai variasi yang
mungkin dari interval, dan notasinya.
{x : a < x ≤ b} (a, b]
{x : a ≤ x < b} [a, b)
{x : a ≤ x ≤ b} [a, b]
{x : x < b} (‐∞, b)
{x : x ≤ b} (‐∞, b]
{x : x > a} (a, ∞)
{x : x ≥ a} [a, ∞)
(‐∞, ∞)
1.2.2 Menyelesaikan Ketaksamaan
Seperti pada persamaan, prosedur penyelesaian dari ketaksamaan terdiri dari langkah‐langkah
transformasi satu langkah pada satu waktu, hingga himpunan penyelesaian terlihat nyata. Kita
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 9
dapat melakukan operasi‐operasi tertentu pada kedua sisi ketaksamaan tanpa mengubah
himpunan penyelesaiannya. Secara khusus,
1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua sisi dari ketaksamaan.
2. Kita dapat mengalikan bilangan positif yang sama pada kedua sisi dari ketaksamaan.
3. Kita dapat mengalikan bilangan negatif yang sama pada kedua sisi dari ketaksamaan, akan
tetapi kita harus mengubah tanda ketaksamaan.
Contoh 1.2 Carilah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan
a. 5x – 3 ≤ 3x – 7. b. 5x – 3 > 3x – 7.
Penyelesaian.
a. 5x – 3 ≤ 3x – 7
5x ≤ 3x – 4 (menambahkan 3)
2x ≤ – 4 (menambahkan –3x)
x ≤ – 2 (mengalikan dengan ½ )
Himpunan penyelesaian adalah {x : x ≤ – 2} atau (‐∞,– 2]
b. 5x – 3 > 3x – 7.
Himpunan penyelesaian dari b adalah himpunan bilangan real yang tidak termasuk
dalam himpunan penyelesaian dari a, yaitu {x : x > – 2} atau (–2, ∞).
Himpunan penyelesaian ini juga dapat ditunjukkan dalam grafik pada Gambar 1.9. Pada Gambar
tersebut diberikan kurva dari y1 = 5x – 3 dan y2 =3x – 7. Penyelesaian dari 5x – 3 ≤ 3x – 7 adalah
nilai‐nilai x ketika kurva y1 berada di bawah atau sama dengan kurva y2 (yang diberi tanda pada
sumbu x pada Gambar 1.9a). Sedangkan penyelesaian dari b adalah yang sebaliknya (yang
diberi tanda pada sumbu x (Gambar 1.9b).
(a) (b)
Gambar 1.9
Contoh 1.3 Carilah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan (x – 1)2 < 4.
Penyelesaian.
(x – 1)2 < 4
x2 – 2x + 1 < 4 (mengkuadratkan)
x2 – 2x – 3 < 0 (menambahkan –4)
(x + 1) (x – 3) < 0 (memfaktorkan)
Dapat kita lihat bahwa ‐1 dan 3 adalah merupakan titik‐titik pemisah yang membagi garis
bilangan real menjadi 3 interval yaitu (‐∞, ‐1), (1, 3), dan (3, ∞). Pada setiap interval ini (x + 1) (x
– 3) mempunyai tepat satu tanda yaitu selalu positif atau selalu negatif. Untuk mengetahuinya,
10 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
kita dapat menggunakan titik uji, yaitu sembarang bilangan yang berada pada interval,
milsalkan ‐2, 0, dan 4. Hasilnya terlihat pada Gambar 1.10 Dapat disimpulkan himpunan
penyelesaian dari ketaksamaan di atas adalah {x : 1 < x < 3} atau (1, 3).
(a) (b)
Gambar 1.10
Selain menggunakan titik uji, kita juga dapat menggunakan tabel (Tabel 1.3).
(a) (b)
Gambar 1.11
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 11
Contoh 1.5 Carilah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan (x – 1) (x + 2) (x – 5)2 > 0.
Penyelesaian. Titik‐titik pemisah adalah 1, ‐2, dan 5, dan dengan menguji pada garis bilagan
(Gambar 1.12a) diperoleh penyelesaian {x : x < ‐2 ∪ x < 1} atau (‐∞, ‐2) ∪ (1, ∞). Hal ini juga
ditunjukkan pada grafik (Gambar 1.12b)
(a) (b)
Gambar 1.12
1.2.3 Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam kalkulus, sehingga anda
perlu memiliki keterampilan yang berhubungan dengan nilai
mutlak. Nilai mutlak dari suatu bilangan real x didefinisikan
sebagai:
jika 0
Gambar 1.13 | |
jika 0
Sebagai contoh |2| = 2 dan |‐5| = ‐(‐5) = 5. Adalah tidak benar mengatakan bahwa |‐x| = x
(mengapa?). Adalah benar bahwa |x| selalu non‐positif dan |‐x| = |x|. Nilai mutlak dapat
dipandang sebagai jarak tidak berarah. Nilai |x| adalah jarak antara x dengan titik asal, dan |x –
a| adalah jarak antara x dengan a (Gambar 1.13).
Sifatsifat nilai mutlak yang penting
1. |ab| = |a||b|
| |
2. | |
3. |a + b| ≤ |a| + |b| (Ketaksamaan segitiga)
4. |a ‐ b| ≥ |a| ‐ |b|
Ketaksamaan yang melibatkan nilai mutlak
5. |x| < a jika dan hanya jika ‐ a < x < a
6. |x| > a jika dan hanya jika x > a atau x < ‐a
Nilai mutlak dan kuadrat
7. |x|2 = x2 dan |x| = √
8. |x| < |y| ⇔ x2 < y2
12 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Contoh 1.6 Carilah penyelesaian dari persamaan/ketaksamaan
a. |2x – 5| = 9
b. |2x – 5| < 9
c. |2x – 5| > 9
Penyelesaian.
a. Jika |2x – 5| = 9 maka terdapat 2 kemungkinan yaitu 2x – 5 = 9 atau 2x – 5 = ‐ 9
1. 2x – 5 = 9
2x = 14 maka x = 7.
2. 2x – 5 = – 9
2x = –4 maka x = –2.
Jadi penyelesaian dari persamaan |2x – 5| = 9 adalah x = 7 atau x = –2.
b. |2x – 5| < 9
‐9 < 2x – 5 < 9 (sifat 5)
‐4 < 2x < 14 (menambahkan 5)
‐2 < x < 7 (mengalikan dengan ½ )
Jadi penyelesaian dari |2x – 5| < 9 adalah {x : ‐2 < x < 7} atau (‐2, 7).
c. |2x – 5| > 9
2x – 5 < ‐9 atau 2x – 5 > 9 (sifat 6)
2x < ‐4 atau 2x > 14 (menambahkan 5)
x < ‐2 atau x > 7 (mengalikan dengan ½ )
Jadi penyelesaian dari |2x – 5| > 9 adalah {x : x < ‐2 atau x > 7} atau dapat ditulis dalam
bentuk interval (‐∞, ‐2) atau (7, ∞).
Perhatikan bahwa gabungan dari himpunan penyelesaian dari a, b, dan c adalah himpunan
bilangan real secara keseluruhan. Hal ini dapat diilustrasikan dengan grafik pada Gambar 1.14
Gambar 1.14
Contoh 1.7 Carilah penyelesaian dari |5 – | > 1.
Penyelesaian.
|5 – | > 1
5 – 1 atau 5 – > 1 (sifat 6)
– 6 0 atau 4 – > 0
0 atau 0
0 atau 0
Titik‐ titik pemisah adalah , 0, .
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 13
Dengan mengambil titik penguji diperoleh himpunan penyelesaian dari |5 – | > 1 adalah
{x : x < 0, 0 < x < , atau x > } (Gambar 1.15)
(a) (b)
Gambar 1.15
Contoh 1.8 Carilah penyelesaian dari |x – 1| < 2|x – 3|.
Penyelesaian.
|x – 1| < 2|x – 3|
(x – 1)2 < (2x – 6)2
x2 – 2x + 1 < 4x2 – 24x + 36
3x2 – 22x + 35 > 0
(3x – 7)(x – 5) > 0
Titik‐titik pemisah adalah , 5. Dengan mengambil titik‐titik penguji 0, 3, 6 diperoleh himpunan
penyelesaian dari |x – 1| < 2|x – 3| adalah {x : atau x > 5}(Gambar 1.16).
(a) (b)
Gambar 1.16
Contoh 1.9 Jika ε adalah suatu bilangan positif, carilah bilangan positif δ sehingga |x – 2| < δ ⇒
|7x – 14| < ε.
Penyelesaian.
|7x – 14| < ε ⇔ |7(x – 2)| < ε
⇔ 7| (x – 2)| < ε
⇔ |(x – 2)| < ε/7.
Jadi kita dapat mengambil δ = ε/7 sehingga |x – 2| < δ ⇒ |x – 2| < ε/7 ⇒ |7x – 14| < ε.
14 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Catatan: Notasi akar
Untuk setiap bilangan real positif a, persamaan mempunyai dua akar real yaitu √ dan
√ atau kadang ditulis dengan √ . Namun untuk a ≥ 0, simbol √ menyatakan akar
positif dari a. Persamaan 4 mempunyai dua akar yaitu 2 , tetapi √4
merepresentasikan hanya satu bilangan, yaitu 2.
TIK. Penyelesaian dari persamaan atau ketaksamaan yang melibatkan nilai mutlak juga dapat
dicari dengan menggunakan perangkat lunak Maple, menggunakan perintah solve seperti pada
persamaan atau ketaksamaan tanpa nilai mutlak. Pada Maple fungsi yang mengembalikan nilai
mulak dari x dinyatakan dengan
>abs(x);
Latihan 1.2. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi :
• Subbab 1.1 dan 1.4 dari Kalkulus, Jilid 1, E.J. Purcell, D. Varberg, S.E. Rigdon, Ed. 8, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2004.
• Subbab 0.1 dan 0.2 dari Calculus, D. Varberg, E.J., Purcell, S.E. Rigdon, 9 ed., Pearson
Education International, New Jersey, 2007.
1.3 Fungsi dan pemodelan matematika
Umumnya penerapan kalkulus melibatkan penggunaan bilangan real atau peubah yang
menggambarkan perubahan kuantitas. Salah satu kunci untuk menganalisa suatu situasi secara
matematik adalah pengenalan akan hubungan‐hubungan antara peubah yang menggambarkan
situasi yang sedang dianalisa. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari‐hari kita mengetahui
bahwa suhu air mendidih tergantung dari ketinggian tempat dari permukaan laut. Bunga dari
deposito tergantung dari lamanya waktu deposito. Pada setiap kasus di atas nilai dari suatu
peubah, kita sebut y, tergantung pada peubah yang lain, kita sebut x. Dalam hal tersebut kita
katakan y adalah fungsi dari x. Bagaimanakah definisi fungsi secara matematis?
1.3.1 Pengertian Fungsi
Fungsi merupakan salah satu konsep yang paling mendasar dalam matematika dan memiliki
peran yang sangat penting dalam kalkulus.
Definisi 1.1 Suatu fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang mengasosiasikan untuk
setiap obyek x pada himpunan pertama, disebut daerah asal, tepat satu nilai f(x) dari himpunan
kedua. Himpunan semua nilai yang diperoleh secara demikian disebut jangkauan dari fungsi.
Ilustasi dari definisi ini diberikan pada Gambar 1.17
Fungsi dapat dipikirkan sebagai mesin yang mengambil
masukan x dan menghasilkan keluaran f(x) (Gambar 1.18).
Gambar 1.18
Gambar 1.17 Definisi ini tidak memberi batasan terhadap himpunan daerah
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 15
asal dan jangkauan. Himpunan daerah asal dan jangkauan dapat berupa himpunan apa saja
selama dapat dibuat aturan yang menghubungkan tepat satu anggota himpunan jangkauan
untuk setiap anggota himpunan daerah asal. Sebagai contoh jika daerah asal adalah himpunan
orang dan jangkauan adalah himpunan usia, maka hubungan usia dari seseorang adalah fungsi,
karena setiap orang memiliki tepat satu usia pada suatu waktu. Demikian juga jika daerah asal
adalah himpunan mahasiswa dan jangkauan adalah himpunan nomor pokok mahasiswa, maka
hubungan nomor pokok dari seorang mahasiswa adalah fungsi, karena setiap mahasiswa
memiliki tepat satu nomor pokok mahasiswa.
Fungsi dapat direpresentasikan dalam berbagai bentuk, yaitu secara verbal dengan kata‐kata,
diagram, skema, tabel, himpunan pasangan terurut setiap anggota daerah asal dan jangkauan,
persamaan matematika, dan grafik.
Sebagai contoh fungsi f memetakan bilangan bulat positif yang kurang dari lima ke bilangan
kuadratnya, merupakan representasi verbal dari fungsi yang secara diagram diberikan pada
Gambar 1.19a, skema diberikan pada Gambar 1.19b, tabel diberikan pada Tabel 1.4 dalam
pasangan terurut ditulis sebagai,
1, 1 , 2, 4 , 3, 9 , 4, 16 ,
secara persamaan matematika ditulis sebagai,
, | 5 .
dan secara grafik diberikan pada Gambar 1.20.
(a) (b)
Gambar 1.19
Tabel 1.3
x 1 2 3 4
f(x) 1 4 9 16
Gambar 1.20
Dalam kalkulus, umumnya fungsi yang kita bicarakan adalah fungsi yang daerah asal dan
jangkauannya adalah bilangan real atau himpunan bagian dari bilangan real, dan itulah yang
akan kita bahas lebih lanjut.
Suatu huruf f atau F digunakan sebagai nama fungsi, sehingga f(x) dibaca sebagai ‘f dari x’ atau ‘f
pada x’ dan menyatakan nilai yang diberikan f kepada x. Jadi jika 2, maka
2 2 2 2 4
2
2.
Jika fungsi f dinyatakan sebagai
16 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
,
maka peubah x disebut peubah bebas, karena x dapat diberi sembarang nilai dari daerah asal.
Peubah y disebut peubah terikat, karena nilainya tergantung pada nilai x.
Contoh 1.10 Diberikan fungsi f yang didefinisikan oleh 3 1
Carilah:
a. f(2) b. f(x) + f(2) c. f(x) d. – f(x) e. f(x+2) f. , 0.
Penyelesaian.
a. Substitusikan 2 ke x pada persamaan f untuk mendapatkan
2 2 3 2 1 4 6 1 1
b. 2 3 1 1 3
c. Substitusikan –x ke x pada persamaan f untuk mendapatkan
3 1 3 1
d. 3 1 3 1
e. Substitusikan x+2 ke x pada persamaan f untuk mendapatkan
2 2 3 2 1 4 4 3 6 1 1
f.
2 3 3 1 3 1
2 3
2 3
2 3
Perlu diperhatikan bahwa pada contoh ini 2 2 dan .
Tidak semua persamaan yang melibatkan peubah bebas x dan peubah terikat y merupakan
fungsi, seperti diberikan pada contoh berikut.
Contoh 1.11 Periksa apakah persamaan 4 merupakan fungsi.
Penyelesaian. Salah satu cara untuk mengetahui apakah persamaan tersebut merupakan fungsi
atau tidak, adalah dengan mencari penyelesaian persamaan tersebut terhadap y
4
4
Untuk setiap nilai x antara ‐2 sampai 2, terdapat dua nilai untuk y. Artinya persamaan
4 tidak mendefinisikan fungsi.
Seperti telah dijelaskan dalam definisi, fungsi merupakan aturan korespondensi yang
melibatkan dua himpunan, yaitu daerah asal dan jangkauan. Daerah asal adalah himpunan nilai‐
nilai yang telah ditentukan untuk peubah bebas x, sedangkan jangkauan adalah himpunan nilai‐
nilai peubah terikat y ketika peubah bebas x diberi nilai dari daerah asal yang telah ditentukan.
Seringkali daerah asal dan jangkauan dari suatu fungsi f tidak diberikan secara eksplisit, yang
diberikan hanyalah persamaan yang mendefinikan fungsi f tersebut. Dalam kasus seperti ini,
daerah asal f adalah himpunan bilangan real terbesar yang mungkin sehingga nilai f(x) juga
merupakan bilangan real (Gambar 1.21).
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 17
Gambar 1.21
Contoh 1.12 Carilah daerah asal dari fungsifungsi berikut:
a. 5 b. c. √4
Penyelesaian.
a. Fungsi f meminta kita memangkatkan suatu bilangan dan menambahkan lima ke hasil
pemangkatan tersebut. Operasi ini selalu dapat kita lakukan untuk setiap bilangan real.
Karena itu daerah asal dari f adalah himpunan bilangan real.
b. Kita harus mengeluarkan 2 dari daerah asal, karena ketika x = 2, terjadi pembagian
dengan nol pada g(x). Sehingga daerah asal dari g adalah : 2 .
c. Karena penarikan akar untuk bilangan negatif tidak menghasilkan bilangan real, maka
kita harus menghindarinya. Dalam hal ini kita harus mengambil 4 0, sehingga
daerah asal dari h adalah : 2 2 atau dalam notasi interval [2, 2].
Eksplorasi. Cobalah cari daerah asal dari berbagai fungsi yang dapat anda temukan di buku‐
buku referensi yang diberikan. Simpulkanlah ciri‐ciri bilangan yang harus dikeluarkan dari
daerah asal.
1.3.2 Pemodelan Matematika
Dalam mempelajari masalah‐masalah terapan, seringkali kita perlu mendefinisikan fungsi yang
menggambarkan situasi geometris atau fisik dari masalah. Pendefinisian fungsi ini merupakan
bagian dari pemodelan matematika. Umumnya pemodelan masalah aplikasi secara matematika
dapat kita lakukan dalam 3 langkah:
Gambarkan diagram yang mengilustrasikan masalah (jika memungkinkan) dan lengkapi
dengan data‐data yang diketahui
Definisikan peubah yang terlibat.
Modelkan fungsi yang menghubungkan peubah‐peubah yang ada.
Contoh 1.13 Keliling suatu segitiga sama sisi adalah k. Nyatakan luas segitiga tersebut dalam k.
Penyelesaian.
Gambarkan diagram yang mengilustrasikan masalah. Ilustrasi dari masalah diberikan pada
Gambar 1.22.
Definisikan peubah yang terlibat. Misalkan
s menyatakan sisi segitiga
t menyatakan tinggi segitiga
L menyatakan luas segitiga
Modelkan fungsi yang menghubungkan peubah‐peubah yang ada.
Gambar 1.22 Karena segitiga itu sama sisi dan kelilingnya k, maka .
18 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
2
√3 √3.
4 2 6
1 1
√3 √3 .
2 236 36
Contoh 1.14 Jumlah dari dua bilangan real adalah 100. Nyatakanlah bilangan kedua dalam
bilangan pertama.
Penyelesaian.
Gambarkan diagram yang mengilustrasikan masalah. Dalam kasus ini kita tidak perlu
menggambarkan ilustrasi dari masalah.
Definisikan peubah. Misalkan
x menyatakan bilangan pertama dan
y menyatakan bilangan kedua
Modelkan. 100 atau 100 .
Contoh 1.15 Anda ingin membangun kandang berbentuk persegi panjang untuk binatang
peliharaan anda. Untuk menghemat biaya, anda akan menggunakan dinding yang ada sebagai
salah satu sisi dari kandang. Biaya untuk membangun sisi kandang (dengan tinggi tertentu)
adalah Rp.50.000, per meter dan untuk memperbaharui cat dinding yang ada dibutuhkan biaya
Rp.15.000, per meter. Jika anda mempunyai uang Rp.400.000, untuk membangun kandang itu,
carilah ukuran kandang dengan luas maksimum yang dapat dibangun.
Penyelesaian.
Gambarkan. Ilustrasi dari masalah diberikan pada Gambar 1.23
Definisikan peubah. Misalkan
x menyatakan sisi yang sejajar dengan dinding yang ada
y menyatakan sisi yang lain
L menyatakan luas kandang tersebut
Modelkan fungsi yang menghubungkan peubah‐peubah yang
ada.
Luas kandang
Dari gambar dan informasi biaya diperoleh hubungan
50.000 50.000 50.000 15.000 400.000
Gambar 1.23 atau
100.000 65.000 400.000
400 65
100
Sehingga
400 65 400 65
.
100 100
Nilai L yang akan dimaksimumkan. Sampai tahap ini kita baru membuat model matematika dari
masalah. Cara mencari nilai x agar L maksimum akan dipelajari pada Bab 3 nanti.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 19
TIK. Pada Maple fungsi f yang memetakan x ke f(x) didefinisikan dengan
> f:= x‐>f(x);
Dengan pendefinisian ini, jika kita mengevaluasi
> f(2);
Akan memberikan nilai f(x) untuk x = 2.
Latihan 1.3. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi :
• Subbab 2.1dari Kalkulus, Jilid 1, E.J. Purcell, D. Varberg, S.E. Rigdon, Ed. 8, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004.
• Subbab 1.2 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International, New
Jersey, 2002.
• Subbab 0.5 dari Calculus, D. Varberg, E.J., Purcell, S.E. Rigdon, 9 ed., Pearson Education
International, New Jersey, 2007.
1.4 Fungsi dan grafiknya
Pada subab sebelumnya telah disinggung bahwa salah satu cara merepresentasikan fungsi
adalah dengan grafik. Pada subbab 1.2 kita juga telah menggunakan grafik untuk
mengilustrasikan penyelesaian dari suatu persamaan dan ketaksamaan. Pada pendidikan
sebelumnya, anda juga telah mempelajari grafik fungsi. Grafik dapat digunakan untuk
merepresentasikan fungsi jika daerah asal dan jangkauannya merupakan himpunan bagian dari
himpunan bilangan real. Pada bagian ini kita akan mempelajari kembali cara menggambar
grafik dari suatu fungsi. Grafik dari fungsi f(x) adalah grafik dari persamaan y = f(x).
Langkahlangkah menggambar grafik fungsi:
Tentukan koordinat dari beberapa titik yang memenuhi persamaan.
Plot titik‐titik tersebut pada sistem koordinat.
Hubungkan titik‐titik tersebut dengan kurva mulus.
Contoh 1.16 Gambarkan grafik fungsi 2 3.
Penyelesaian. Tiga langkah dalam menggambar grafik fungsi f(x) diberikan pada Gambar 1.24
2 3
x y
‐3 ‐3
‐2 ‐1
‐1 1
0 3
1 5
2 7
3 9
20 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Fungsi seperti g pada contoh 1.17 disebut fungsi
kuadratik. Gafiknya berbentuk parabola. Bentuk umum
dari fungsi kuadratik adalah
dengan a, b, dan c adalah bilangan real dan 0. Jika a >
0 maka parabola terbuka ke atas, dan jika 0 parabola
terbuka ke bawah. Pada Gambar 1.27 diberikan grafik dari
Gambar 1.27
fungsi untuk berbagai nilai a.
Menentukan koordinat dari beberapa titik yang memenuhi persamaan dapat dilakukan secara
sembarang dengan menentukan nilai x terlebih dahulu dan kemudian mencari nilai y yang
bersesuaian. Namun dengan pemilihan sembarang titik seperti ini, jika salah pilih, bisa jadi
grafik yang kita peroleh tidak merepresentasikan bagian yang menarik dari fungsi yang
grafiknya sedang kita gambar. Bahkan grafik bisa sama sekali tidak merepresentasikan
fungsinya. Misalnya, jika kita menentukan nilai x yang positif saja atau negatif saja pada Contoh
1.17, bisa jadi kita akan menggambar garis lurus untuk merepresentasikan fungsi tersebut.
Karena itu, penentuan beberapa titik yang memenuhi persamaan ini dapat dimulai dengan
mencari perpotongan grafik dengan garis sumbu, dan titik perpotongan ini juga dapat
mengarahkan kita untuk memilih titik yang lain.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 21
Contoh 1.18 Gambarkan grafik fungsi .
Penyelesaian. Pertama‐tama kita akan mencari perpotongan persamaan dengan dengan
garis sumbu. Perpotongan dengan sumbu‐x, berarti 0 dan 0 0 diperoleh titik (0, 0).
Perpotongan dengan sumbu‐y, berarti 0 dan diperoleh titik yang sama, yaitu (0, 0). Tiga
langkah dalam menggambar grafik fungsi h(x) diberikan pada Gambar 1.28.
x y
‐3 ‐27
‐2 ‐8
‐1 ‐1
0 0
1 1
2 8
3 27
Dari Gambar 1.27 terlihat bahwa grafik dari fungsi simetris tehadap sumbu‐y dan
dari Gambar 1.28 terlihat bahwa grafik fungsi simetris terhadap titik pusat (0, 0).
Memeriksa kesimetrisan grafik fungsi dapat membantu dalam menggambar grafik fungsi.
Kesimetrisan dapat diketahui dengan memeriksa apakah fungsi merupakan fungsi genap atau
ganjil.
Misalkan suatu fungsi. Jika untuk setiap x pada daerah asal , maka grafik
simetris terhadap sumbu‐y. Fungsi yang demikian disebut fungsi genap. Jika
untuk setiap x pada daerah asal , maka grafik simetris terhadap titik asal. Fungsi yang
demikian disebut fungsi ganjil. Fungsi adalah contoh fungsi genap (Gambar 1.29a) dan
adalah contoh fungsi ganjil (Gambar 1.29b). Fungsi yang tidak genap atau ganjil, tidak
simetris terhadap sumbu‐y atau titik pusat. Contohnya adalah fungsi 2 3 pada
contoh. 1.16.
(a) (b)
Gambar 1.29
Selain melakukan langkah‐langkah di atas, untuk menggambar grafik fungsi kadang‐kadang kita
juga perlu memperhatikan ciri‐ciri dasar dari fungsi.
Contoh 1.19 Gambarlah grafik fungsi .
22 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Penyelesaian. Sebelum melakukan ketiga langkah di atas, kita lebih dahulu memperhatikan ciri‐
ciri dari fungsi f.
Jika x bernilai positif dan sangat besar, maka g(x) bernilai positif dan sangat kecil.
Jika x bernilai positif dan dekat ke 0, maka g(x) bernilai positif dan sangat besar.
Jika x bernilai negatif dan bilangannya sangat besar, maka g(x) bernilai negatif dan sangat kecil.
Jika x bernilai negatif dan dekat ke 0, maka g(x) bernilai negatif dan sangat besar.
Kita juga dapat memeriksa kesimetrian fungsi g.
1 1
Karena adalah fungsi ganjil, maka grafik fungsi tersebut simetris terhadap titik asal.
Sehingga ketika menentukan beberapa titik pada kurva, kita cukup menentukan titik‐titik untuk
x positif atau negatif saja, karena ketika grafik fungsi pada satu sisi dari sumbu‐y diketahui,
maka grafik fungsi pada sisi sumbu‐y yang lain merupakan pencerminan terhadap titik pusat.
Tiga langkah dalam menggambar fungsi diberikan pada Gambar 1.30
1
x y
1 1
2 ½
3 1/3
4 1/4
Tentukan Plot titik‐titik tersebut Hubungkan titik‐titik tersebut
beberapa titik dengan kurva mulus
Gambar 1.30
Sifat dasar dari suatu fungsi nantinya dapat kita periksa menggunakan konsep limit yang akan
dibahas pada subbab 1.8.
Pergeseran grafik fungsi
Jika kita menggeser grafik suatu fungsi secara vertikal atau
horizontal, perubahan apakah yang terjadi pada persamaan fungsi
tersebut? Perhatikan Gambar 1.31 yang menggambarkan grafik
fungsi‐fungsi , 2 , 4 ,
2, dan 4. Perhatikan bahwa penambahan
konstanta 2 dan 4 ke sisi kanan persamaan ,
menghasilkan grafik yang identik dengan grafik f(x) tetapi
bergeser ke atas sejauh 2 dan 4 satuan. Demikian juga dengan
pengurangan 2 dan 4 pada f(x) menghasilkan grafik yang identik
Gambar 1.31 dengan grafik f(x) tetapi bergeser ke bawah sejauh 2 dan 4 satuan.
Kemudian perhatikan Gambar 1.31 yang memberikan grafik fungsi‐fungsi ,
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 23
2 , 4 , 2 , dan
4 . Perhatikan bahwa penggantian x
menjadi x‐2 dan x‐4 pada f(x), menghasilkan grafik yang
identik dengan grafik f(x) tetapi bergeser ke kanan
sejauh 2 dan 4 satuan. Demikian juga penggantian x
menjadi x+2 dan x+4 pada f(x) menghasilkan grafik
yang identik dengan grafik f(x) tetapi bergeser ke kiri
sejauh 2 dan 4 satuan.
Gambar 1.32
Secara umum aturan pergeseran grafik fungsi adalah sebagai berikut:
Pergeseran vertikal Menggeser grafik sejauh k unit ke atas jika k > 0 dan ke bawah jika
k < 0.
Pergeseran horisontal Menggeser grafik sejauh h unit ke kiri jika h > 0 dan ke kanan jika
h < 0.
Gambar 1.33 memberikan ilustrasi dari pergeseran grafik fungsi ini,
(a) (b) (c)
Gambar 1.33
Cara menggambar grafik fungsi seperti yang telah dijelaskan pada bagian ini, dapat diterapkan
untuk menggambar grafik dari sembarang persamaan .
Pada sub bab 1.3.1 telah dijelaskan bahwa tidak setiap persamaan berbentuk
merupakan fungsi.
Cara lain untuk memeriksa apakah suatu persamaan merupakan fungsi
atau bukan dapat dilakukan dengan melakukan uji garis vertikal pada
grafik persamaan yang diberikan. Perhatikan grafik dari persamaan
4 (Gambar 1.34a). Jika kita membuat garis vertikal l memotong
grafik persamaan (Gambar 1.34b), terlihat bahwa garis l memotong grafik
dua kali. Artinya terdapat 2 nilai y untuk suatu nilai x. Hal ini tidak sesuai
dengan definisi fungsi, sehingga kita katakan 4 tidak
(a)
mendefinisikan fungsi (sama dengan kesimpulan yang kita peroleh pada
subbab 1.2).
Untuk sembarang persamaan yang grafiknya diberikan, kita dapat
melakukan uji garis vertikal untuk memeriksa apakah persamaan tersebut
mendefinisikan fungsi atau bukan. Jika sembarang garis vertikal yang kita
ambil memotong grafik tepat di satu titik, artinya untuk setiap nilai x
(b)
terdapat tepat satu nilai y, maka persamaan tersebut mendefinisikan
Gambar 1.34 suatu fungsi (Gambar 1.33a). Sebaiknya, jika terdapat satu garis vertikal
24 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
saja yang memotong grafik di lebih dari satu titik, artinya terdapat nilai x yang menghasilkan
dua nilai yang berbeda atau lebih untuk y, maka persamaan itu tidak mendefinisikan fungsi
(Gambar 1.33b dan c). Pada Gambar 1.33d terlihat ada x yang tidak menghasilkan nilai y. Titik x
seperti ini tidak termasuk dalam daerah asal dari fungsi.
(a) (b) (c) (d)
Gambar 1.35
TIK. Grafik dari suatu fungsi satu peubah dapat digambar menggunakan Maple dengan perintah
plot yang sintaksnya sebagai berikut:
>plot(f, h, v, …)
dengan
f – fungsi‐fungsi yang grafiknya akan digambar
h – jangkauan horisontal (misal: x = ‐2..2 artinya grafik akan di plot untuk x antara ‐2
sampai 2)
v – jangkauan vertikal
… ‐ opsional, artinya bisa ada atau tidak. Opsional ini dapat diisi dengan perintah‐
perintah yang mengatur warna grafik, jenis grafik, tebal tipisnya grafik, dll.
Untuk fungsi yang tidak dapat dinyatakan secara eksplisit, misalnya x = 2 atau 4,
digunakan perintah implicitplot, dengan sintaks sebagai berikut:
>implicitplot(expr1, x=a..b, y=c..d, options)
dengan
expr1 – persamaan dalam x dan y yang grafiknya akan diplot
a, b, c, d – konstanta
options – opsional, seperti yang dijelakan pada plot.
Latihan 1.4. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi:
• Subbab 2.1dari Kalkulus, Jilid 1, E.J. Purcell, D. Varberg, S.E. Rigdon, Ed. 8, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004.
• Subbab 1.2 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International, New
Jersey, 2002.
• Subbab 0.4 dan 0.5 dari Calculus, D. Varberg, E.J., Purcell, S.E. Rigdon, 9 ed., Pearson
Education International, New Jersey, 2007.
1.5 Fungsifungsi yang penting
Terdapat fungsi‐fungsi yang diberi nama secara khusus, karena sering digunakan atau karena
memiliki ciri khas tertentu. Fungsi‐fungsi itu antara lain,
1. Fungsi konstan , untuk suatu konstanta k.
Fungsi ini menghasilkan k untuk setiap nilai x pada daerah asal. Misalnya 2 (Gambar
1.36).
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 25
Gambar 1.36
2. Fungsi identitas .
Fungsi ini menghasilkan x untuk setiap nilai x pada daerah asal (Gambar 1.37).
3. Fungsi linear , untuk konstanta m dan c, 0. Fungsi ini mengandung x
berderajat satu. Misalnya 2 5 dan 7 .
4. Fungsi kuadratik , untuk konstanta a, b, dan c, 0. Misalnya
4 , 2 6, atau 7 10.
5. Fungsi polinomial berderajat n, , untuk konstanta
, 0,1,2, , dan 0. Misalnya 3 4 12 adalah fungsi polinomial
berderajat 12.
6. Fungsi rasional adalah fungsi pembagian polinomial dengan polinomial. Misalnya
.
7. Fungsi nilai mutlak | |, dengan
jika 0
| | .
jika 0
Pada Gambar 1.38 diberikan grafik dari fungsi nilai mutlak.
Gambar 1.37 Gambar 1.38 Gambar 1. 39
8. Fungsi bilangan bulat terbesar , dengan menyatakan bilangan bulat terbesar
yang lebih kecil atau sama dengan x (Gambar 1.39).
,
,
9. Fungsi piecewise , dengan dan 0,1,2,
,
merupakan konstanta, ‐∞, atau ∞.
26 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Fungsi ini mendefinisikan aturan korespondensi yang
berbeda untuk paling sedikit dua interval yang tidak
beririsan pada daerah asal. Misalnya
1 , ∞ 1
1 ,1 ∞
Gambar 1.40
mendefinisikan 1 untuk x kurang atau sama dengan 1 dan 1 untuk x
lebih dari 1 (Gambar 1.40). Fungsi piecewise sangat berguna untuk memodelkan situasi
tertentu, seperti memodelkan biaya pembelian barang yang harga satuannya berbeda untuk
jumlah pembelian tertentu. Misalkan harga suatu jenis zat kimia adalah Rp.50.000,‐ per liter
untuk pembelian kurang dari seratus liter dan Rp.48.000,‐ per liter untuk pemberlian lebih
dari 100 liter, maka fungsi harga zat kimia akan dimodelkan menjadi ,
50.000 , 0 100
48.000 , 100 ∞
TIK. Pada Maple fungsi piecewise dapat didefinisikan dengan perintah piecewise, yaitu:
> piecewise(cond_1, f_1, cond_2, f_2, ..., cond_n, f_n, f_otherwise)
dengan
f_i – ekspresi‐ekpresi
cond_i – relasi yang memberikan kondisi dimana f_i berlaku/didefinisikan
f_otherwise ‐ (opsional) expresi default, ekspresi yang benar jika kondisi‐kondisi lain yang telah
didefinisikan tidak ada yang tepenuhi
Latihan 1.5. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi:
• Subbab 1.3 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International, New
Jersey, 2002.
1.6 Aljabar fungsi
Operasi fungsi
Suatu fungsi baru dapat dibangun dari berbagai fungsi‐fungsi bernilai real yang diberikan pada
subbab sebelumnya. Seperti pada bilangan, satu bilangan yang baru dapat diperoleh dengan
melakukan operasi ajabar terhadap satu atau dua bilangan yang lain, demikian juga dengan
fungsi. Suatu fungsi yang baru dapat diperoleh dengan menerapkan operasi aljabar pada fungsi
yang lain. Operasi yang dapat dilakukan adalah perkalian dengan konstanta, penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Misalkan 2 dan 2, maka
5 5 2 5 10,
2 2 ,
2 2 4,
2 2 2 2 4,
.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 27
Pada contoh di atas, daerah asal f sama dengan daerah asal g yaitu ‐
∞<x<∞, sehingga daerah asal kf, f+g, f–g, dan f.g sama dengan daerah
asal f atau g, yaitu –∞<x<∞. Sedangkan daerah asal f/g adalah 2
untuk menghindari pembagian dengan 0. Jika daerah asal fungsi‐fungsi
yang dioperasikan berbeda, maka daerah asal fungsi hasil operasi
fungsi adalah irisan dari daerah asal fungsi‐fungsi semula (Gambar
Gambar 1.41
1.41).
Contoh 1.20 Diberikan √1 dengan daerah asal 1 dan √1 dengan
daerah asal 1. Carilah formula untuk 2f, f+g, f–g, f.g, f/g, dan f4 serta daerah asal masing
masing.
Penyelesaian.
Formula Daerah asal Keterangan
2 2√1 1 Daerah asal f
√1 √1 1 1 Irisan 1 dengan 1
√1 √1 1 1 Irisan 1 dengan 1
. √1 √1 1 1 1 Irisan 1 dengan 1
√1 1 1 Karena g(–1) = 0
√1
√1 = 1 1 Daerah asal f
Komposisi fungsi
Selain menerapkan operasi aljabar terhadap fungsi, fungsi‐fungsi yang
lebih kompleks juga dapat dibangun dengan komposisi fungsi. Jika kita
memikirkan fungsi seperti mesin yang mengambil suatu masukan dan
mengeluarkan suatu keluaran, maka komposisi fungsi dapat dipandang
sebagai rangkaian dari dua mesin dimana keluaran dari mesin pertama
menjadi masukan ke mesin kedua (Gambar 1.42).
Jika f bekerja pada x untuk menghasikan f(x) dan g bekerja pada f(x)
Gambar 1.42
untuk menghasilkan g(f(x)), maka kita telah mengkomposisikan g dengan
f.
Definisi 1.2 Komposisi dari dua fungsi g dan f adalah fungsi yang didefinisikan dengan
untuk semua x pada daerah asal f sedemikian sehingga berada pada daerah asal g.
Contoh 1.21 Diberikan √ dan 4 , maka
4 √ 4
untuk 0, dan
4
untuk | | 2.
Pada contoh di atas terlihat
.
Hal ini berlaku secara umum, yaitu komposisi f dengan g belum tentu sama dengan komposisi g
dengan f. Dengan perkataan lain, operasi komposisi fungsi tidak komutatif.
28 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
1. sin
2. cos
3. tan
Gambar 1.45
Secara lebih umum, fungsi trigonometri dapat didefinisikan berdasarkan
lingkaran satuan, yaitu lingkaran dengan titik pusat di titik (0, 0) dan
jari‐jari 1. Persamaan lingkaran tersebut adalah x2 + y2 = 1. Misalkan
lingkaran satuan ini disebut dengan lingkaran C. Misalkan titik A adalah
titik (1, 0) dan t sembarang bilangan real positif. Pasti terdapat tepat satu
titik , di C yang kalau diukur pada busur AP dengan arah
berlawanan jarum jam, mempunyai panjang t (Gambar 1.46). Dengan
Gambar 1.46
demikian kita dapat mendefinisikan fungsi sinus dan kosinus, yaitu
sin dan cos
Sifatsifat sinus dan kosinus
Dengan memperhatikan lingkaran satuan yang didefinisikan di atas, secara langsung kita dapat
menemukan beberapa sifat sinus dan kosinus.
1. Karena nilai t merupakan sembarang bilangan real, maka daerah asal dari sinus dan kosinus
adalah himpunan bilangan real R.
2. Karena x dan y selalu berada antara ‐1 dan 1, maka nilai sinus dan kosinus juga berada pada
interval [‐1, 1].
3. Karena keliling lingkaran satuan adalah 2 , maka nilai t dan 2 menunjukkan titik
, yang sama , sehingga
sin 2 sin dan cos 2 cos
4. Titik P1 dan P2 yang berkorespondensi dengan t dan –t adalah simetris terhadap sumbu x,
artinya absis dari P1 dan P2 adalah sama (Gambar 1.47), dan ordinatnya
berbeda tanda. Akibatnya kita dapatkan
sin sin dan cos cos
Dengan kata lain, sinus adalah fungsi genap sedangkan kosinus adalah
fungsi ganjil.
Gambar 1.47
5. Titik yang berkorespondensi dengan t dan simetris terhadap garis y = x, artinya antara
absis dan ordinat saling bertukar tempat (Gambar 1.48), sehingga
sin cos dan cos sin
Gambar 1.48
6. Karena x dan y berada pada lingkaran, artinya memenuhi persamaan x2 + y2 = 1, maka kita
mendapatkan identitas yang sangat terkenal
sin cos 1.
30 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Grafik sinus dan kosinus
Untuk menggambar grafik dari fungsi sinus dan kosinus, kita dapat mengikuti 3 langkan
menggambar grafik pada subbab 1.4.
Tentukan beberapa titik. Sinus dan kosinus dari 0, , dan radian dengan mudah dapat
langsung diperoleh dari lingkaran satuan. Untuk beberapa sudut yang
lain, nilai sinus dan kosinus dapat diperoleh dengan argumentasi
geometri. Misalnya untuk maka t merupakan setengah perjalanan
dari (1, 0) ke (0, 1), dan pada saat itu sin cos (Gambar
1.49). Menggunakan Phytagoras diperoleh
1 sin sin 2 sin
4 4 4
Gambar 1.49
√ √
Sehingga sin √2 . Demikian juga cos . Dengan cara yang sama dapat diperoleh
tabel titik‐titik pada Gambar 1.50.
t sin cos
0 0 1
/ 1/2 √3/2
/ √2/2 √2/2
/ √3/2 1/2
/ 1 0
/ √3/2 ‐ 1/2
/ √2/2 √2/2
/ 1/2 √3/2
0 ‐1
Tentukan beberapa Plot titik‐titik tersebut Hubungkan titik‐titik tersebut
titik dengan kurva mulus
Gambar 1.50
Gambar 1.51
Plot titik dan grafik diberikan pada Gambar 1.50. Grafik sinus dan kosinus untuk daerah asal
yang lebih luas diberikan pada Gambar 1.51. Dari grafik fungsi sinus dan kosinus ini dapat
disimpulkan beberapa hal:
1. Sinus dan kosinus bernilai antara ‐1 dan 1.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 31
2. Keduanya berulang pada setiap interval 2 yang berurutan
3. Grafik dari sin simetris terhadap titik asal, dan grafik dari cos simetris
terhadap sumbu‐y.
4. Grafik dari sin t sama dengan cos t, hanya bergeser sejauh .
Contoh 1.23 Gambarlah grafik fungsi 2 .
t sin
0 sin 2.0 0
/ sin 2. /8 √2/2
/ sin 2. /4 1
/ sin 2.3 /8 √2/2
/ sin 2. /2 0
/ sin 2.5 /8 √2/2
/ sin 2.3 /4 1
/ sin 2.7 /8 √2/2
sin 2. 0
/ sin 2.9 /8 √2/2
Tentukan beberapa titik Plot dan Hubungkan titik‐titik
tersebut
Gambar 1.52
Periode dan amplitudo
Suatu fungsi f dikatakan periodik jika terdapat suatu bilangan positif p sehingga
untuk setiap bilangan real x pada daerah asal. Bilangan positif p yang terkecil disebut periode
dari f. Sinus dan kosinus adalah fungsi yang periodik dengan periode 2 . Fungsi sin
mempunyai periode 2 / karena
2
sin sin 2 sin .
Periode dari fungsi cos juga 2 / .
Amplitudo suatu fungsi periodik adalah setengah dari selisih nilai maksimum dan nilai
minimum fungsi tersebut. Karena jangkauan fungsi sinus dan kosinus adalah [‐1, 1], maka
amplitudonya adalah 1.
Fungsi trigonometri yang lain
Selain sinus dan kosinus, didefinisikan juga 4 fungsi trigonometri yang lain, yaitu:
sin cos 1 1
tan cot sec csc
cos sin cos sin
Karena ke‐4 fungsi ini didefinisikan atas sinus dan kosinus, maka sifat‐sifat ke‐4 fungsi ini juga
dapat diperoleh dari sifat‐sifat fungsi sinus dan kosinus.
Dalam mempelajari kalkulus lebih lanjut, indentitas‐identitas trigonometri pada Tabel 1.5 akan
diperlukan.
Tabel 1.4 Identitas Trigonometri
Identitas Trigonometri
Identitas Genap – Ganjil Identitas Kofungsi
sin sin sin cos
cos cos 2
32 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
1.8 Limit Fungsi
Apa yang telah kita bahas sampai saat ini disebut prekalkulus, bukan kalkulus. Pada bagian ini
kita akan masuk ke konsep yang sangat mendasar dalam kalkulus yaitu limit. Menguasai
konsep‐konsep dan keterampilan yang telah dibahas, akan sangat membantu anda mempelajari
kalkulus.
1.8.1 Pengertian Limit Fungsi
Tabel 1.5
Untuk memberi gambaran ide tentang limit, kita Sisi Luas
akan memulai dari sesuatu yang sangat sederhana. 2,9 8,41
2,99 8,9401
Misalkan kita ingin mengetahui luas dari persegi
2,999 8,994001
seperti pada Gambar 1.51. Luas persegi dapat dicari 2,9999 8,99940001
dengan terlebih dahulu mengukur panjang sisi dari ↓ ↓
persegi tersebut. Jika panjang sisi persegi telah 3 ?
diketahui, maka kita dapat menghitung luas persegi
Gambar 1.53 ↑ ↑
dengan menggunakan rumus menghitung luas. 3,0001 9,00060001
Misalkan jika panjang sisi persegi adalah 3, maka luas persegi adalah 9. 3,001 9,006001
3,01 9,0601
Bagaimana jika panjang sisi persegi mendekati 3, apakah luasnya juga 3,1 9,61
mendekati 9? Perhatikan Tabel 1.6. yang menunjukkan nilai‐nilai luas persegi ketika panjang
sisinya mendekati 3. Terlihat bahwa jika panjang sisi mendekati 3, maka luas persegi mendekati
9. Atau, jika kita ingin membuat luas persegi mendekati 9, maka kita harus membuat panjang
sisi persegi mendekati 3.
Tabel 1.6 Kemudian perhatikan fungsi 3. Nilai f(1) = 4, namun
x f(x) bagaimanakah perilaku f(x) ketika x mendekati 1? Dari Tabel 1.7 kita
0,9 3,81 tahu bahwa f(x) akan mendekati 4 ketika x mendekati 1. Secara
0,99 3,9801 matematika ditulis,
0,999 3,998001 lim 3 4
0,9999 3,99980001 Mungkin anda mulai berfikir, apa bedanya mengatakan nilai f(1) = 4
↓ ↓ dengan mengatakan f(x) mendekati 4 ketika x mendekati 1? Perhatikan
1 ? 3 grafik fungsi pada Gambar 1.54. Nilai ketiga fungsi ini adalah 4
↑ ↑ ketika x = 1, namun jika kita perhatikan perilaku fungsi ketika x
1,0001 4,00020001 mendekati 1 sangat jauh berbeda. Gambar 1.54c memberi informasi
1,001 4,002001 kepada kita bahwa nilai fungsi di x = 1 berbeda dengan nilai limit f
1,01 4,0201 ketika 1.
1,1 4,21
Gambar 1.54
34 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Tabel 1.7 Sekarang perhatikan fungsi . Kita tahu bahwa f tidak terdefinisi di
x g(x)
x = 1, namun berapakah nilai g(x) ketika x mendekati 1? Untuk mengetahuinya
0,9 1,9 maka kembali kita membuat tabel yang memberikan nilai‐nilai g(x) ketika x
0,99 1,99 mendekati 1 (Tabel 1.8). Dari tabel terlihat bahwa ketika x mendekati 1 maka
0,999 1,999 g(x) akan mendekati 2. Grafik dari fungsi g(x) diberikan pada Gambar 1.55.
0,9999 1,9999 Secara matematisditulis,
↓ ↓
1 ? 1
lim 2
↑ ↑ 1
1,0001 2,0001
Dengan pendekatan aljabar, kita juga dapat
1,001 2,001
menunjukkan limit ini.
1,01 2,01
1,1 2,1
1 1 1
lim lim Gambar 1.55
1 1
lim 1 1 1
2.
Perhatikan bahwa 1 selama 1. Ketika kita mengatakan x mendekati 1 artinya 1.
Menurut anda mana yang lebih informatif mengatakan f(x) tidak terdefinisi untuk x = 1 atau f(x)
akan mendekati 2 ketika x mendekati 1?
Dari pembahasan hingga saat ini kita dapat memberikan pengertian intuitif dari limit.
Definisi 1.3 Pengertian intuitif limit
Untuk mengatakan berarti ketika x dekat tetapi berbeda dengan c maka f(x)
dekat dengan L.
Definisi ini tidak memberi persyaratan apa‐apa untuk c. Fungsi f bisa saja tidak terdefinisi di c.
Konsep limit berkaitan dengan perilaku fungsi ketika x dekat dengan c, dan bukan ketika x = c.
Sepanjang pembahasan limit hingga saat ini, kita selalu menggunakan istilah mendekati. Apa
sebenarnya arti mendekati itu? Kapan suatu nilai kita katakan mendekati nilai lain? Hal ini akan
dibahas kemudian ketika kita mempelajari pengetian tepat dari limit.
Contoh 1.24 Carilah 2 3.
Penyelesaian. Ketika x mendekati 5 maka 2 3 mendekati 2⋅5 3 7. Kita tulis lim 2
3 7.
Contoh 1.25 Carilah .
Tabel 1.8
x f(x)
1,9 4,9
1,99 4,99
1,999 4,999
1,9999 4,9999
↓ ↓
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 35
1 ? Penyelesaian. Perhatikan bahwa nilai 6 / 2 tidak terdefinisi di x = 2,
↑ ↑ sehingga untuk mengetahui apa yang terjadi ketika x mendekati 2, kita dapat
2,0001 5,0001 menggunakan kalkulator atau program spreadsheet untuk membuat tabel seperti
2,001 5,001 Tabel 1.9 dan menyimpulkan bahwa lim 4. Namun pendekatan yang lebih
2,01 5,01
baik dapat diperoleh dengan aljabar.
2,1 5,1
6 2 3
lim lim lim 3 2 3 5.
2 2
Perlu ditekankan kembali bahwa 1 untuk 2. Jika 2 maka dan
juga, dan kita tahu bahwa tidak terdefinisi.
Contoh 1.26 Carilah .
Penyelesaian. Untuk masalah ini tidak ada cara aljabar yang dapat kita lakukan. Karena itu
dengan kalkulator atau program spreadsheet kita mencoba membuat tabel nilai‐nilai
ketika x mendekati 0 (Tabel 1.10). Dari tabel kita lihat bahwa
sin
lim 1.
Grafik dari diberikan pada Gambar 1.56. Setelah kita mempelajari limit lebih jauh,
nanti kita dapat menunjukkan limit ini dengan cara yang lebih tepat.
Tabel 1. 9
x sin
1 0,841471
0,1 0,998334
0,01 0,999983
↓ ↓
0 ?
↑ ↑
‐0,01 0,999983
Gambar 1.56
‐0,1 0,998334
‐1 0,841471
Contoh 1.27 Carilah
Penyelesaian. Grafik dari diberikan pada Gambar 1.57.
Telihat bahwa ketika 3 didekati dari nilai‐nilai x < 3, maka dekat
ke 2, sedangkan ketika 3 didekat dari nilai‐nilai x > 3, maka dekat
ke 3. Bagaimana pun cara kita mendekati 3, kita tidak dapat
menemukan satu nilai yang sama di sini. Dalam hal ini kita katakan
lim tidak ada.
Gambar 1.57
Contoh 1.28 Carilah .
36 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Tabel 1.10 Penyelesaian. Dengan menggunakan kalkulator atau program
1 spreadsheet kita dapat memperoleh Tabel 1.11. Namun, ternyata
sin
kita tidak dapat menyimpulkan apa‐apa dari tabel ini.
/ 1
/ 0
/ ‐1
Dengan menggunakan kalkulator grafik atau perangkat lunak yang
/ 0 dapat menggambar grafik, kita dapat memperoleh grafik dari
/ 1 sin untuk interval [‐1, 1] seperti pada Gambar 1.58a. Jika kita
/ 0
memperkecil interval menjafi [‐0.1, 0.1] diperoleh Gambar 1.58b.
/ ‐1
/ 0
Dengan memperkecil interval kembali menjadi [‐0,01, 0,01]
/ 1 diperoleh Gambar 1.58c. Kita melihat terlalu banyak goyangan
/ 0 turun naik nilai sin ketika x mendekati 0. Maka dalam hal ini kita
/ ‐1
/ 0 juga megatakan bahwa lim sin tidak ada.
0 ?
(a)
(b) (c)
Gambar 1.58
Sampai saat ini kita mencari lim dengan cara mengevaluasi nilai f(x) ketika x mendekati
c. Untuk fungsi yang kompleks, hal itu akan sangat melelahkan. Teorema berikut akan
membantu mempermudah mengevaluasi limit untuk fungsi yang lebih kompleks.
Teorema 1.1 Teorema limit utama
Misalkan n adalah bilangan positif, k konstanta, dan f dan g adalah fungsi‐fungsi yang
mempunyai limit di c, maka
1. , adalah konstanta
2.
3. , adalah konstanta
4.
5.
6. . .
7.
, asalkan 0
8. , n bilangan bulat
9. , asalkan 0 jika n genap.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 37
Contoh 1.29 Carilah .
Penyelesaian. Karena lim 8 , lim 3 1 , lim 4 , lim 2 , dan
lim 6 6 maka
3 8 1 2
lim .
6 4 2 6 3
Untuk fungsi polinomial dan fungsi rasional, teorema berikut juga mempermudah menghitung
limit.
Teorema 1.2 Substitusi
Jika f adalah fungsi polinomial atau fungsi rasional maka
,
asalkan f(c) terdefinisi.
Teorema ini mengijinkan kita menghitung limit fungsi polinomial dan fungsi rasional dengan
langsung mensubstitusikan nilai c ke x, selama penyebut dari fungsi rasional tidak menjadi 0.
Contoh 1.30 Carilah .
Penyelesaian.
5 3 5 8
lim
2 6 3 2 3 6 9
Contoh. 1.31 Carilah .
Penyelesaian. Kita tidak dapat menggunakan teorema subtitusi karena dengan
mensubstitusikan 2 ke x membuat penyebut (x‐2) menjadi nol. Yang dapat dilakukan adalah
penyederhanaan secara aljabar.
5 6 2 3
lim lim lim 3 2 3 1.
2 2
√
Contoh 1.32 Carilah .
√
Penyelesaian. Dengan alasan yang sama dengan pada contoh 1.31, di sini juga kita tidak dapat
menggunakan teorema subtitusi. Yang dapat diakukan adalah manipulasi secara aljabar dengan
mengalikan suku yang sekawan dengan √1 1 yaitu √1 1 .
√1 1 √1 1 √1 x 1
lim lim
√ √ √1 x 1
lim
√ √1 x 1
√ 0
lim 0
√1 x 1 2
Teorema 1. Teorema Apit (Squeeze atau sandwich)
Misalkan f, g, dan h adalah fungsifungsi yang memenuhi untuk semua x
dekat c, kecuali mungkin pada x = c. Jika , maka .
38 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Ilustrasi teorema ini dapat dilihat pada Gambar 1.59.
Gambar 1.59
Contoh 1.33 Carilah lim dengan menggunakan Teorema Apit.
Penyelesaian.
Kita ketahui bahwa 1 sin 1 untuk setiap x. Jika
ketaksamaan ini kita kalikan dengan , kita mendapatkan
1
sin .
Dengan mengambil dan , kita terapkan
teorema apit. Karena lim lim 0 , maka
teorema apit memberikan lim sin 0 (Gambar 1.60).
Gambar 1.60
Limit satu sisi
Ketika fungsi melompat seperti fungsi yang melompat di setiap
titik bilangan bulat (Contoh 1.27), limit fungsi tidak ada pada setiap
titik lompatan. Namun kita tetap dapat menyelidiki perilaku fungsi
sebelum dan sesudah lompatan. Hal ini mengarahkan kita untuk
mengenalkan limit satu sisi.
Simbol berati x mendekati c dari nilai‐nilai yang lebih besar
dari c. Jika dilihat pada garis bilangan, x mendekati c dari sisi kanan.
Sedangkan simbol berati x mendekati c dari nilai‐nilai yang
Gambar 1.61 lebih kecil dari c. Jika dilihat pada garis bilangan, x mendekati c dari
sisi kiri.
Definisi 1.4 Limit kiri dan kanan
Dikatakan apabila ketika x mendekati c dari kiri, maka f(x) mendekati L.
Dikatakan apabila ketika x mendekati c dari kanan, maka f(x) mendekati L.
Sehingga dalam kasus lim , lim 3 dan lim 2 (Gambar 1.61).
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 39
Berhubungan dengan limit kiri dan limit kanan, teorema berikut akan sangat mudah dipahami.
Teorema 1.4 jika dan hanya jika dan .
| |
Contoh. 1.34 Carilah .
Penyelesaian. Untuk x < 0 nilai | | sehingga
lim lim 1 1.
Untuk 0 nilai | | sehingga
lim lim 1 1.
| | | | | |
Karena lim lim maka lim tidak ada (Gambar 1.62).
Gambar 1.62
4 5, 0
Contoh 1.35 Diberikan 6 , 0 2. Carilah limit f(x) untuk x mendekati 0 dan
2, 2
untuk x mendekati 2.
Penyelesaian. Pertama‐tama kita cari limit f(x) untuk x mendekati 0. Karena definisi f(x) berbeda
untuk x di kiri dan di kanan 0 maka kita mencari limit kiri dan kanan.
lim lim 4 5 5.
lim lim 6 6.
Karena lim lim maka lim tidak ada.
Kemudian untuk x mendekati 2. Dengan alasan yang sama dengan pada x mendekati 0, kita juga
mencari limit kiri dan kanan
lim lim 6 2.
lim lim 2 2.
Karena lim lim 2 maka lim 2.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang limit, perhatikan Gambar 1.63.
lim tidak ada karena lompatan, dan lim tidak ada karena goyangan.
40 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Gambar 1.63
Contoh 1.36 Berat W dari suatu benda bergantung pada jarak benda (d) tersebut ke pusat bumi.
Jika d kurang dari jari – jari bumi R, maka W sebanding dengan d; dan jika d lebih dari atau sama
dengan R maka W berbanding terbalik dengan d2. Jika berat dari suatu benda pada permukaan
bumi adalah W0, carilah bentuk fungsi W dalam d dan gambarkan grafiknya.
Penyelesaian. Jika ; maka ; dengan suatu konstanta k dan ketika , / ,
dengan suatu konstanta l sehingga,
, 0
,
Konstanta k dan l diesebut konstanta pembanding.
Karena berat suatu benda adalah W0 pada permukaan
bumi yaitu ketika , hal ini mengakibatkan /
, sehingga . Sekarang, untuk mencari nilai k.
Jika kita menggerakkan benda tersebut dari bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan, berat benda
tersebut akan bertambah perlahan – lahan. Beratnya akan
mendekati W0 ketika di permukaan bumi. Dengan kata
Gambar 1.64 lain, limit W ketika akan sama dengan W0; jadi,
lim .
Oleh karena itu,
, 0
,
Grafik fungsi ini diberikan pada Gambar 1.64.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 41
Limit takhingga
Tabel 1.11 Limit suatu fungsi tidak selalu ada. Hal itu bisa terjadi karena limit kiri tidak
x f(x) sama dengan limit kanan (Contoh 1.27), atau bisa juga karena terlalu banyak
2,9 10 goyangan (Contoh 1.28). Tidak adanya limit fungsi bisa juga karena nilai fungsi
2,99 100
yang terlalu besar. Sebagai contoh perhatikan yang tidak
2,999 1000
2,9999 10000 terdefinisi di x = 3. Apakah lim ada? Untuk mencarinya, kita membuat
↓ ↓
3 ? tabel nilai‐nilai f(x) ketika x mendekati 3 (Tabel 1.12)
↑ ↑
3,0001 10000 Dari tabel terlihat, ketika x semakin dekat dengan 3 maka nilai f(x) semakin
3,001 1000 besar, bahkan kita dapat membuat nilai f(x) sebesar apa pun dengan mengambil
3,01 100 x semakin dekat ke 3. Dalam kasus ini kita katakan
3,1 10
1
lim ∞.
3
Grafik dari diberikan pada Gambar 1.65 Kita
katakan bahwa x = 3 adalah asimtot vertikal dari grafik
tersebut.
Gambar 1.65
Contoh 1.37 Carilah jika ada.
Penyelesaian. Dalam kasus ini kita memperhatikan limit kiri dan
kanan ketika x mendekati 1. Kita dapat menemukan bahwa
1
lim ∞
1
dan
1
lim ∞
1
Terlihat bahwa tidak mempunyai limit untuk x mendekati 1,
Gambar 1.66
tetapi mendekati nilai negatif yang sangat besar untuk x
mendekati dari kiri 1 dan mendekati nilai positif yang sangat besar untuk x mendekati dari
kanan 1 (Gambar 1.66). Kita katakan bahwa x = 1 adalah asimtot vertikal dari .
Eksplorasi. Carilah limit dari fungsi‐fungsi rasional untuk x mendekati titik‐titik yang membuat
penyebutnya bernilai 0. Dapatkah anda menemukan fungsi yang memiliki lebih dari satu
asimtot vertikal?
Limit di takhingga
Dalam berbagai situasi kita juga perlu memperhatikan limit dari suatu fungsi ketika peubah
bebas mendekati nilai yang sangat besar, positif maupun negatif. Sebagai contoh, jika
memungkinkan carilah nilai yang didekati fungsi ketika x menjadi semakin besar.
42 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Gambar 1.68 Contoh 1.40 Carilah .
∞
Penyelesaian.
2
3 2 3
lim lim ∞.
∞ ∞ 1
1
Eksplorasi. Perhatikan kembali contoh 1.37 ‐ 1.40. Dapatkah anda menyimpulkan kapan nilai
limit ∞ bernilai 0, suatu bilangan bukan 0, atau ∞. Periksalah kebenaran kesimpulan anda
dengan mengerjakan soal‐soal limit di takhingga yang ada pada buku‐buku referensi yang
diberikan.
Limit yang melibatkan fungsi trigonometri
Teorema 1.5. Limit untuk fungsi trigonometri
1. lim sin sin
2. lim cos cos
3. lim tan tan
4. lim cot cot
5. lim sec sec
6. lim csc csc
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 43
TIK. Kita dapat menggunakan Maple untuk mencari limit fungsi di suatu titik dengan perintah
> limit(f, x=a, dir)
dengan
f – ekspresi yang limitnya ingin dicari
x – nama peubah
a – suatu ekspresi aljabar, bisa titik, bisa juga infinity atau – infinity
dir – (opsional) merupakan arah, bisa left atau right
1.8.2 Pengertian Limit Fungsi Secara Matematis
Pada subbab sebelumnya kita sudah mencoba memahami dan mencari limit fungsi secara
intuitif. Dalam definisi intuitif limit, kita menggunakan istilah semakin ‘dekat’ atau ‘mendekati’.
Jika x mendekati c maka f(x) mendekati L. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan x ‘dekat’ c
atau x ‘mendekati’ c? Bagaimanakah ukuran dari dekat itu? Pada bagian ini kita akan membahas
pengertian yang tepat dari limit, secara matematis.
Diberikan sembarang 0 kita dapat menemukan suatu 0 sehingga
44 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
0 | | | |
Gambar 1.69
Pada subbab 1.2 kita telah mempelajari bahwa nilai mutlak digunakan untuk menyatakan jarak,
karena jarak selalu positif. Jarak antara x dangan c dinyatakan dengan | |. Untuk
mengatakan x dekat dengan c berarti | | bernilai kecil, hampir sama dengan 0, tetapi tidak
sama dengan 0. Ingat kembali limit x mendekati c berarti x semakin mendekati c tetapi .
Kita akan mengikuti tradisi menggunakan huruf latin ε (dibaca: epsilon) dan δ (dibaca: delta)
untuk menyatakan bilangan real positif yang kecil. Sehingga f(x) dekat dengan L secara
matematis dinyatakan dengan | | , yang berarti . Dan untuk x
dekat dengan c tetapi tidak sama dengan c secara matematis dinyatakan dengan 0 | |
, yang berarti dan .
Definisi 1.5 Pengertian tepat dari limit
Fungsi f(x) mempunyai limit L untuk x mendekati c jika diberikan sembarang 0, kita dapat
menemukan suatu 0 sehingga | | apabila 0 | | ; artinya,
0 | | | | .
Gambar 1.69 memberikan ilustrasi dari definisi ini.
Perlu ditegaskan bahwa bilangan real diberikan terlebih dahulu (karena yang diasumsikan
adalah f(x) mempunyai limit L), kemudian dihasilkan , yang biasanya bergantung pada .
Proses limit ini dapat diilustrasikan sebagai kontes antara si ‘yakin’ yang mengklaim
lim namun ditolak oleh si ‘peragu’. Si ‘peragu’ memberikan sembarang nilai positif
, maka si ‘yakin’ harus menemukan dan menunjukkan 0 | | | | .
Logikanya, si ‘peragu’ akan memilih yang kecil, agar si ‘yakin’ tidak menemukan yang
memenuhi persyaratan. Kapankah si ‘yakin’ menang? Dan kapan si ‘peragu’ yang menang?
Contoh 1.43 Si ‘yakin’ menang
Tunjukkan bahwa 3 1 5
Penyelesaian. Dimulai dengan si ‘peragu’ memberikan nilai , maka si ‘yakin’ harus dapat
menemukan yang menjamin
0 | 2| | 3 1 5|
Karena yang diberikan adalah , si ‘yakin’ mulai dari sisi kanan tanda panah
| 3 1 5| |3 6| 3| 2|
yang menghasilkan
| 2| .
3
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 45
(a) (b) (c)
Gambar 1.71
Latihan 1.8. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi :
• Subbab 2.4 ‐ 2.8 dari Kalkulus, Jilid 1, E.J. Purcell, D. Varberg, S.E. Rigdon, Ed. 8, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2004.
• Subbab 2.1 – 2.3 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International,
New Jersey, 2002.
• Subbab 1.1 – 1.5 dari Calculus, D. Varberg, E.J., Purcell, S.E. Rigdon, 9 ed., Pearson Education
International, New Jersey, 2007.
1.9 Kekontinuan
Kita telah mengetahui bahwa limit dari suatu fungsi di suatu titik kadang sama dengan nilai
fungsi di titik itu dan kadang tidak, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 1.72. Pada
Gambar 1.72a dan b lim , sedangkan pada Gambar 1.72c lim .
Dalam kondisi seperti Gambar 1.72c, kita sebut f(x) kontinu di c.
(a) (b) (c)
Gambar 1.72
Definisi 1.6 Kontinuitas pada titik
Misalkan f terdefinisi pada interval terbuka yang mengandung c. Kita katakan f kontinu pada c
jika
.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 47
Definisi ini mensyaratkan 3 hal:
1. lim ada
2. ada, artinya c berada pada daerah asal dari f
3. lim
Jika salah satu dari kondisi ini tidak dipenuhi, maka kita katakan f tidak kontinu di c. Sehingga
fungsi pada Gambar 1.72a dan 1.72b tidak kontinu (diskontinu) di c, sedangkan pada Gambar
1.72c fungsi kontinu di c.
Contoh 1.45 Fungsi f(x)= 2x+2 kontinu pada titik x = 2 karena 2 2 2·2 2 6
2 .
Contoh 1.46 Periksalah titik diskontinu dari fungsifungsi berikut
a. b. c.
Penyelesaian.
a.
Fungsi f(x) tidak terdefinisi di x = 2 karena menyebabkan
penyebut 0, sehingga tidak kontinu di x = 2. Akan
tetapi
4 2 2
lim lim 4.
2 2
Kediskontinuan seperti ini dapat dihapus (Gambar 1.73).
Gambar 1.73
b.
Fungsi f(x) tidak terdefinisi di x = 2 karena menyebabkan
penyebut 0, sehingga tidak kontinu di x = 2.
Untuk mengetahui lebih jauh, kita periksa limit 2 dari
f(x)
lim ∞ dan lim ∞
sehingga lim ∞.
Kediskontinuan seperti ini dapat dihapus (Gambar 1.74).
Gambar 1. 74
c.
Fungsi f(x) tidak terdefinisi di x = 2 karena menyebabkan
penyebut 0, sehingga tidak kontinu di x = 2.
Kemudian kita periksa limit f(x) untuk 2.
| 4| 2 2
lim lim 4
2 2
dan
| 4| 2 2
lim lim 4
2 2
Gambar 1.75 sehingga lim tidak ada.
Kediskontinuan seperti ini tidak dapat dihapus (Gambar
1.75).
48 BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS
Suatu titik diskontinu dari suatu fungsi dapat dihapus jika kita dapat mendefinisikan ulang nilai
fungsi di c dan membuat f menjadi kontinu di c. Jika hal ini tidak dimungkinkan, maka
kediskontinuan tidak dapat dihapus. Misalnya untuk contoh 1.46a, f dapat didefinisikan ulang
menjadi fungsi yang kontinu dengan
4
, 2.
2
4 2
Perhatikan bahwa pada pendefinisian ulang ini kita membuat 2 4 lim .
Teorema 1.7 Kontinuitas di bawah operasi fungsi
Jika f dan g merupakan fungsifungsi yang kontinu pada titik x = c maka fungsifungsi · , ,
· , asalkan 0, , asalkan 0 jika n genap, juga kontinu pada titik x = c.
Bukti. Bukti dari teorema ini diperoleh langsung dari sifat limit (Teorema 1.1). Sebagai contoh
kita buktikan untuk . Misalnya f dan g kontinu di c maka
lim lim lim lim .
Yang kita peroleh adalah kenyataan bahwa f+g kontinu di c.
Contoh 1.47 Carilah semua titik kediskontinuan dari fungsi dan golongkan apakah
titik kediskontinuan itu dapat atau tidak dapat dihapus.
Penyelesaian. Fungsi f(x) tidak terdefinisi di x = 0 dan x = 1 karena menyebabkan penyebut 0,
sehingga tidak kontinu di x = 0 dan 1.
lim lim · lim 1 1 1.
lim ∞ dan lim ∞.
sehingga lim tidak ada.
Kediskontinuan f(x) di x = 0 dapat dihapus dengan mendefinisikan 1 1, sedangkan di
kediskontinuan di x = 1 tidak dapat dihapus.
Pada subbab 1.3 kita sudah mengetahui bahwa selain operasi aljabar, pada fungsi juga dapat
dilakukan operasi komposisi. Operasi ini mempertahankan kekontinuan.
Teorema 1.8 Teorema limit komposit
Jika dan f kontinu di L, maka
.
Secara khusus, jika g kontinu di c dan f kontinu di g(c) maka juga kontinu di c.
Teorema 1.9 Kekontinuan pada interval
Fungsi f(x) disebut kontinu kanan di c jika dan kontinu kiri di c jika
.
Kita katakan f kontinu di interval terbuka (a, b) jika f kontinu di setiap titik pada interval tersebut.
Kita katakan f kontinu di interval tutup [a, b] jika f kontinu di setiap titik pada interval buka (a, b),
kontinu kiri di a, dan kontinu kanan di b.
Secara intuitif, jika f kontinu pada interval [a, b] berarti tidak ada lompatan pada grafik f di [a,
b]. Ide ini memberikan teorema berikut.
BAB 1. PREVIEW DARI KALKULUS 49
Teorema 1.10 Teorema nilai antara
Misalkan f fungsi yang terdefinisi pada [a, b] dan y0 adalah suatu bilangan dengan
. Jika f kontinu pada [a, b], maka pasti ada paling sedikit satu c dengan sehingga
.
Bukti dari teorema ini dapat dilihat dalam buku‐buku kalkulus yang lebih lanjut. Gambar 1.76a
memberikan ilustrasi teorema nilai antara. Ketika kita mengambil dengan
maka kita menemukan satu dengan dimana . Dan ketika kita mengambil
dengan maka kita menemukan tiga nilai , , dengan
dimana .
Gambar 1.76b adalah ilustrasi teorema nilai antara tidak dipenuhi karena fungsi pada
Gambar 1.76b tidak kontinu, sehingga ketika kita mengambil dengan maka
kita tidak dapat menemukan satu dengan dimana .
(a) (b)
Gambar 1.76
Contoh 1.48 Tunjukkan bahwa 3 0 mempunyai akar real.
Penyelesaian. Fungsi 3 kontinu di setiap . Dengan observasi kita tahu
bahwa f(‐1) = ‐3 dan f(3) =3, yang berarti f(‐1) < 0 < f(3). Teorema nilai antara menjamin bahwa
ada c dengan ‐1 < c < 3 sehingga f(c) = 0. Artinya 3 0 mempunyai akar real.
Latihan 1.9. Buku Latihan
Bahan pendalaman materi :
• Subbab 2.9 dari Kalkulus, Jilid 1, E.J. Purcell, D. Varberg, S.E. Rigdon, Ed. 8, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004.
• Subbab 2.4 dari Calculus, C.H. Edwards, D.E. Penney, Pearson Education International, New
Jersey, 2002.
• Subbab 1.6 dari Calculus, D. Varberg, E.J., Purcell, S.E. Rigdon, 9 ed., Pearson Education
International, New Jersey, 2007.