Makalah ITH
Makalah ITH
Oleh :
Menius Telaumbanua
NIM 03775/KT
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Pembahasan
4. KERUSAKAN LINGKUNGAN
Kecenderungan menurunnya kualitas lingkungan hidup semakin
memprihatinkan. Perubahan tatanan ekonomi, sosial dan politik yang disertai dengan
perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi otonomi menimbulkan
pelemahan kepemerintahan termasuk dalam pelestarian lingkungan. Pelemahan dalam
sistem pengelolaan lingkungan menimbulkan pelanggaran kaidah-kaidah dan peraturan
pelestarian lingkungan baik pada tingkat kebijakan sampai dengan tingkat program dan
kegiatan. Akibatnya adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang sudah
sedemikian parah sehingga menyebabkan kualitas kehidupan mencapai pada tingkat
yang membahayakan kehidupan manusia. Berbagai bencana yang terjadi saat ini sudah
sulit dikategorikan sebagai bencana alam. Pada awal tahun 2004 saja berbagai bencana
lingkungan yang terjadi telah merenggut nyawa lebih dari 2.000 orang, nyawa mereka
hilang akibat dari kelangkaan air bersih, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Hal ini
menunjukan bahwa penurunan kualitas lingkungan hidup semakin buruk.
Kerusakan lingkungan, dapat terjadi di Kawasan Lindung maupun di Kawasan
Budidaya milik masyarakat sehingga mengakibatkan terjadinya bencana alam yang
menimbulkan kerugian nasional cukup besar berupa hancurnya pemukiman, rusaknya
pertanian, wabah penyakit dan lain-lain. Kerusakan lingkungan terbesar antara lain
disebabkan terjadinya :
1) Kebakaran hutan dan lahan sehingga membahayakan peri kehidupan masyarakat
sekitar kawasan
2) Banjir yang terjadi apabila daya dukung sungai sudah terlampaui
3) Kekeringan adalah ketersediaan air tanah sudah tidak dapat lagi mendukung
pertumbuhan tanaman dan makhluk hidup lainnya
4) Erosi adalah peristiwa pengikisan tanah yang melebihi kecepatan proses
pembentukan tanah
5) Peledakan hama dan penyakit yang disebabkan karena habitat yang berubah
meningkatkan KTK pH 8,2 atau KTK variabel yang tergantung pH, menurunkan Aldd
dan meningkatkan C-organik tanah. Penurunan Aldd selain disebabkan oleh kenaikan
pH dan pengikatan oleh bahan-bahan tanah bermuatan negatif, juga disebabkan
pengkhelatan senyawa humik. Peranan asam fulvik jauh lebih tinggi dibandingkan
asam humik sekitar tiga kalinya (Winarso, 1996). Bahan organik sebagai bahan
rehabilitasi juga didapat dari limbah, misalnya kelapa sawit mampu meningkatkan pH
tanah, kandungan P, K, Mg, dan KTK tanah.
Amelioran lain yang umum digunakan pada tanah-tanah tropika adalah kapur.
Pengapuran umumnya ditujukan untuk menetralkan Aldd terutama pada tanaman yang
peka terhadap keracunan Al. Biasanya meningkatkan pH tanah hingga 5,5, sedangkan
bila karena keracunan Mn, maka pH perlu dinaikkan hingga 6,0 (Ahn,1993).
D. Kesimpulan
1. Faktor degradasi tanah dapat terjadi secara alami dan dipercepat akibat aktivitas
manusia seperti deforestasi, perladangan berpindah, kebakaran hutan, tambang.
2. Degradasi tanah menurunkansifat-sifat tanah dan produktivitas tanah.
3. Rehabilitasi tanah merupakan upaya memperpendek pencapaian resiliensi tanah
terdegradasi.
4. Penggunaan amelioran, bahan organik merupakan salah satu upaya untuk rehabilitasi
tanah terdegradasi.
E. Daftar Pustaka
Ahn, P.M. 1993. Tropical soils and fertilizer use. Longman Science & Technical.
263p.
Driessen, P.M., P. Buurman, and Permadhy. 1976. The influence of shifting cultivation
on a Podzolic soil from Central Kalimantan. Proceedings Peat and
Podzolik Soils anTheir Potential for Agriculture in Indonesia.
Bulletin 3. Soil Researc Institute. pP:95-114.
FAO. 1977. FAO soil bulletin: assesing soil degradation. UN. Rome. 83p.
Handayani, I.P. 1999. Kuantitas dan variasi nitrogen-tersedia pada tanah setelah
penebangan hutan. J. Tanah Trop. 8:215-226.
Hidayati, N. 2000. Degradasi lahan pasca penambangan emas dan upaya reklamasinya:
kasus penambangan emas Jampang-Sukabumi. PROSIDING
Konggres Nasional VII HITI: Pemanfaatan sumberdaya tanah sesuai
dengan potensinya menuju keseimbangan lingkungan hidup dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bandung 2 - 4
Nopember 1999. Buku I. Himpunan Tanah Indonesia. Hal: 283-
294.
Lahjie, A.M. 1989. Praktek perladangan oleh penduduk asli dan pendatang di
Kalimantan Timur. Proceeding of the Pusrehut seminar on
reforestration and rehabilitation to develop the tropical rain forest
and to support human prosperity and ecosystems. Mulawarman
University. 163-178p.
Lal, R. 1986. Soil surface management in the tropics for intensive land use and high and
sustained production. Stewart, B.A.(editor). Advances in soil
science volume 5. Springer-Verlag New York Inc. p:1-110.
Manik, K.S.E., K.S. Susanto, dan Afandi. 1997. Degradasi lahan akibat proses
antropogenik :studi kasus pembuatan batu bata di sekitar Bandar
Lampung. J. Tanah Trop. 4:95-98.
McAlister, J.J., B.J. Smith, and B. Sanchez. 1998. Forest clearence: impact of landuse
change on fertility status of soils from the Sao Francisco area of
Niteroi, Brazil. Land Degradation & Development. 9:425-440.
Oldeman, L.R. 1994. The global extent of soil degradation. Greenland,D.J. and I.
Szabolcs (editor). Soil resilience and sustainable land use. CAB
International. p:99-118.
Von Vexkull, H. 1996. Constraint to agricultural production and food security in Asia:
challenges and opportunities. Proceeding: nutrien management for
sustainable food production in Asia. Bali: December 9-12, 1996.
p:1-28.