Oleh :
Nama : SOMAWARDI
NIM : 23107012
Kelompok : 13
Pendahuluan
Teori Dasar
Besaran yang terukur dari uji puntir adalah momen putar dan sudut putar specimen.
Untuk mengukur sudut putar digunakan alat yang disebut dengan troptometer
rθ
tan φ=
Sedangkan sudut putar ( θ ) didapatkan dari tan dimana L
setelah mendapatkan hasil kurva yang berupa Momen Putar (M) dengan sudut putar ( θ
) seperti gambar dibawah, dapat dihitung regangan geser dan modulus elastisitas
gesernya.
Twisting Moment
rθ
γ =tan φ=
Regangan geser adalah L
1 dM τ
τ a= (θ ' )+3 Mτ
2 πa 3 dθ '
A
Twisting Moment
M Mmax
Offset D Angle of Twist
Dari persamaan 7 kita dapat ubah persamaan itu dengan melihat dari gambar 3.5 menjadi:
1
τ a= ( BC +3 CD )
2 πa3
Setelah didapatkan tegangan geser dan regangan gesernya maka diubah kedalam tegangan dan
regangan sebenarnya dengan menggunakan lingkaran Mohr dan memasukkan ke dalam criteria
dari tresca dan Von Mises. Untuk mengubah dari tegangan dan regangan geser ke tegangan dan
regangan sebenarnya, harus diperhatikan kondisi tegangan uji puntir.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pilih beban momen puntir skala penuh pada mesin uji puntir
Letakkan specimen pada mesin uji punter, dan pastikan specimen terpasang dengan kuat
Perhatikan perubahan yang terjadi pada pena dan kertas perekam data
material : st-37
Kekerasan awal : 37.5 HRA
Kekerasan akhir : 46 HRA
panjang spesimen : 66 mm
diameter spesimen : 6.85 mm
kecepatan putar mesin : 16 rpm
jumlah putaran spesimen : 5.6
diameter spesimen di tempat yang patah : 5.3 mm
mesin uji yang digunakan : Tarno Grocki
35
30
Momen Puntir (Nm)
25
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Putaran (n)
PENGOLAHAN DATA
vs MT
45
40
Momen Puntir (Nm)
35
30
25
20
15
10
5
0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00
-5
Untuk menentukan batas luluh geser material uji kita dapat melihat kelinearan
kurva. Selain itu kita dapat menentukan batas luluh gesernya dengan cara offset yaitu
'
0,04 rad/m dari gage length. Dengan persamaan L , dimana L adalah panjang
20
15
10
5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
-5
'
500
400
300
200
100
0
0 0 0 0 0 0 0
-100
(rad)
Dengan persamaan: 2 dan 2 , diperoleh kurva Tresca yaitu:
Tresca curve ( vs )
1400
1200
933.79
1000
800
600
400
200
0
0 0 0 0 0 0 0 0
-200
Dengan persamaan:
3 dan 3 , diperoleh kurva von Misces yaitu:
von miscesh
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
-50
1200
1000
800
Von Miscesh
600
Tresca
400
200
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
-200
tresca
8
7.8
7.6
7.4
ln
7.2
f(x) = 0.22 x + 8.72 7
6.8
6.6
-8.5 -8 -7.5 -7 -6.5 -6
ln
Diketahui persamaan tegangan alir:
σt =Ke
n
ln σ t =ln K +n ln e
dengan cara regresi lineardidapat persamaan garis: y = 0.224x + 8.721
jadi: koefisien strain hardening (n) = 0,224
koefisien kekuatan (K) ln K = 8.721
K = 6130 MPa
von miscesh
6.4
6.2
6
f(x) = 0.22 x + 7.45 5.8
ln
5.6
5.4
5.2
5
-8.5 -8 -7.5 -7 -6.5 -6
ln
K = 1713 MPa
BAB IV
Analisis Data
Uji puntir dilakukan untuk menentukan tegangan alir (flow stress) dari material,
menentukan batas luluh geser, dan menentukan modulus elastisitas geser dari material. Flow
stress adalah ketahanan material terhadap perubahan bentuk. Jadi pada kurva , flow stress
dimulai dari batas luluhnya hingga titik fracture-nya.
Pada uji puntir ini digunakan penampang berbentuk lingkaran karena merupakan
geometri paling sederhana untuk perhitungan tegangan. Ketika material diberi beban puntir
didapat diameter dan panjang spesimen yang berubah. Seharusnya pengujian yang kita
lakukan tidak merubah dimensi geometris dari spesimen karena beban yang kita berikan
hanya beban puntir dan tidak ada beban tarik ataupun tekan. Perubahan dimensi ini dapat
diakibatkan karena mesin uji puntir dan spesimen tidak tepat sesumbu. Hal ini terlihat dari
spesimen hasil uji yang bengkok sehingga ada kemungkinan terjadi beban bending ataupun
beban lainnya pada spesimen tersebut. Walaupun demikian untuk mendapatkan flow stress
yang lebih baik kita menggunakan uji puntir ini karena pada uji puntir tidak terjadi necking
(pengecilan penampang setempat) dan barreling (pembesaran penampang setempat).
Dari kuva MT – n yang kita dapatkan melalui percobaan, dapat diolah menjadi kurva
MT - θ' . Lalu dengan cara membuat gradien regangan dan gradien tegangan gesernya kita
dapatkan kurva tegangan – regangan geser. Penentuan gradien pada beberapa titik ini perlu
dilakukan untuk didapatkan hasil yang merepresentasikan tegangan – regangan gesernya.
Setelah itu, kita dapat membuat kurva tegangan – regangan sebenarnya dengan metode
Tresca dan metode von Misces. Sesungguhya konversi-konversi grafik yang kita lakukan
adalah untuk meminimalisir kesalahn akibat geometri specimen.
Tujuan dari pembuatan kurva tegangan – regangan sebenarnya dengan metode Tresca
dan von Misces sesungguhnya sama yaitu untuk menunjukkan kapan tepatnya suatu material
terdeformasi plastis. Hanya saja peninjauannya yang berbeda. Menurut Tresca, suatu material
tepat terdeformasi plastis ketika tegangan gesernya sama dengan tegangan geser
maksimumnya. Sedangkan menurut von Misces, suatu material tepat terdeformasi plastis
ketika energi maksimum yang bekerja pada benda sama dengan energi distorsi
maksimumnya. Dari pengertian dan kurva yang diperoleh kita ketahui bahwa kurva yang
akan menggambarkan lebih dahulu suatu material terdeformasi plastis adalah kurva von
Misces. Hal ini disebabkan karena von Misces meninjau dari tiga energi yang bekerja pada
benda tersebut sedangkan Tresca hanya meninjau dari tegangan pada bendanya.
Setelah kita mendapatkan kurva alir (flow curve) melalui metode Tresca dan Von Misces
kita dapat menentukan koefisien tegangan dan koefisien strain hardening material uji dengan
membuatnya kedalam persamaan logaritma natural. Dari perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh nilai koefisien tegangan dan koefisien strain hardening yang sedikit berbeda
dengan data literatur. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perubahan ukuran geometri
(panjang dan diameter) akibat gaya yang bekerja tidak murni gaya puntir saja. Selain itu
sulitnya membuat gradien tegangan dan regangan gesernya membuat kurva yang didapat
kurang tepat.
BAB V
Kesimpulan
2. Hasil percobaan jika dibandingkan dengan data literature sesuai bahan uji menunjukkan
nilai yang relative sama.
BAB VI
Daftar Pustaka
1. Callister, William ”Materials and Science Engineering”, McGraw-Hill Book Co.
2. Dieter, G.E “Mechanical Metallurgy”, McGraw-Hill Book Co.USA, 1978.