Pada bab sebelumnya telah dijelaskan aplikasi dasar dari teori peluang untuk
pengukuran keandalan sistem. Namun demikian, pada praktiknya sistem sering
dimodelkan dengan menggunakan jaringan (network) dimana komponen –
komponen pada sebuah sistem dihubungan dalam pola hubungan seri, paralel,
serta gabungan seri dan paralel. Kesulitan dalam pemahaman metoda-metoda
analitik penilaian keandalan sering diakibatkan lemahnya pemahaman terhadap
pemodelan jaringan ini. Disamping itu harus diingat pulan bahwa topologi struktur
sistem tidak selalu sama dengan model jaringan. Hal ini karena sistem kadang
memiliki mekanisme kerja yang berbeda dengan topologi struktur yang terlihat.
Sebagai contoh, sistem pompa sentrifugal yang tersusun paralel secara phisik
kadang kala memiliki karakteristik kerja dimana satu atau lebih pompa beroperasi
dan pompa lainnya akan bekerja saat pompa utama gagal beroperasi. Karena itu
hendaknya pemahaman terhadap karakeristik kerja sistem dimiliki terlebih dahulu
sebelum kita melakukan pemodelan jaringan.
1
sukses. Sistem akan gagal jika semua komponen yang terhubung paralel juga
gagal.
Dengan demikian sistem seri sering juga disebut dengan istilah non-redundant
system serta sistem paralel disebut dengan fully redundant system.
Rs = Ra x Rb ....................................................................
n
Rs = ∏ Ri ...........................................................................
i =1
Dengan demikian indeks keandalan sistem yang terdiri dari beberapa komponen
seri adalah perkalian dari indeks keandalan masing-masing komponen didalam
sistem tersebut.
Qs = 1 - Ra x Rb
= 1-(1-Qa).(1-Qb)
= Qa + Qb - Qa.Qb ........................................................
2
n
Qs = 1 − ∏ Ri .......................................................................
i =1
Contoh 3.1
Sistem A terdiri dari 5 komponen dan sistem B terdiri dari 10 komponen identik
dimana semua sistem harus beroperasi untuk menjamin sistem sukses. Jika
indek keandalan masing-masing komponen adalah 0.95, berapakah indek
keandalan sistem A dan B tersebut tersebut?
Dari contoh soal di atas dapat diamati bahwa sistem seri akan sukses jika semua
komponen yang ada pada sistem juga sukses. Kegagalan pada satu komponen
akan menyebabkan sistem menjadi gagal. Semakin banyak komponen yang
terhubung secara seri, maka keandalan sistem akan makin rendah.
Contoh 3.2
Dua buah komponen identik yang terhubung secara seri memiliki indeks
keandalan komponen 0.99. Berapakah indeks ketidakhandalan system?
Contoh 3.3
Rs = R200 = 0.99
3
1.3 Sistem Paralel
Qp = Qa x Qb ....................................................................
n
Qp = ∏ Qi .............................................................................
i =1
Jika terdapat n komponen yang terhubung secara seri maka, indeks keandalan
sistem adalah:
n
Rp = 1 − ∏ Qi .........................................................................
i =1
Daro pernyataan di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak komponen yang
terhubung secara paralel di dalam sistem, maka indeks keandalan sistem akan
semakin tinggi.
Contoh 3.4
Sebuah sistem terdiri dari empat komponen yang terhubung paralel dengan
indeks keandalan komponen adalah 0.99, 0.95, 0.98, dan 0.97. Berapakah
indeks keandalan dan ketidakandalan sistem?
4
Qp = Q1 x Q2 x Q3 x Q4 = (1-0.99) x (1-0.95) x (1-0.98) x (1-0.97) = 3.10-7
Contoh 3.5
Contoh 3.6
Sebuah sistem yang memiliki indeks keandalan komponen 0.7, harus didisain
agar memiliki indeks keandalan sistem sebesar 0.999. Berapakah jumlah
minimum komponen yang harus dihubungkan secara paralel?
1 – 0.999 = (1 – 0.7)n
0.001 = 0.3n, sehingga n = 5,74 komponen, atau kalau dibulatkan akan menjadi 6
komponen.
Pada kasus susunan kombinasi antara seri dan paralel, maka penyederhanaan
sistem dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa komponen yang
terhubung secara seri atau paralel menjadi satu nilai keandalan gabungan.
5
Contoh 3.7
R9 = R1 R2 R3 R4
9
R10 = R5 R6 R7 R8
11
R11 = 1 – (1-R9)(1-R10) = R9+R10-R9R10
10
R11 = 0.94+0.94-0.98 = 0.8817
Contoh 3.8
6
1 2 6 7
5 5
Q6 = Q3 . Q4
Q7 = 1–(1–Q1)(1–Q2)(1–Q6) = Q1+Q2+Q6–Q1Q2-Q2Q6-Q6Q1+Q1Q2Q6
Q8 = Q5 . Q7
Q8 = Q5(Q1+Q2+Q3Q4-Q1Q2-Q2Q3Q4-Q3Q4Q1+Q1Q2Q3Q4) = 0.07712
R6=R3+R4-R3R4 R7=R1R2R6
R8=R5+R7-R5R7=R5+R1R2(R3+R4-R3R4)-R5R1R2(R3+R4-R3R4) = 0.92288
Q8 = 1 – 0.92288 = 0.07712
7
Sistem di atas dapat disederhanakan dengan cara menggabungkan komponen 2
dan 3 menjadi gabungan 8, selanjutnya komponen 4, 5 dan 6 digabungkan
menjadi gabungan komponen 9. Komponen 1, gabungan 8 dan gabungan 9
selanjutnya dapat disederhanakan menjadi gabungan komponen 10 dan
akhirnya dapat disederhanakan dengan memparalelkan gabungan komponen 10
dengan komponen 7. Langkah–langkah tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
1 8 9 10
11
7 7
Perbedaan dengan contoh 3.8 di atas adalah bahwa pada kasus partially
redundant system, gabungan komponen 9 tidak dapat dihitung langsung dengan
memparalelkan ketiga komponen pendukungnya, karena ada persyaratan bahwa
cukup 2 komponen saja harus sukses untuk menjamin gabungan komponen
tersebut sukses. Ini bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan
distribusi binomial seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
8
Sistem standby mengoperasikan satu atau lebih komponen utama dan satu atau
lebih komponen dalam posisi standby yang akan beroperasi bila komponen
utama gagal. Proses pemindahan kerja komponen ini dilakukan dengan
menggunakan switch. Gambar 3.9 (a) adalah susunan parallel redundant dimana
komponen A dan B beroperasi secara bersama-sama untuk melayani fungsi
tertentu. Sementara itu Gambar 3.9 (b) adalah susunan standby redundant
dimana komponen A beroperasi terlebih dahulu (karena terhubung dengan
switch) sampai komponen tersebut gagal dan selanjutnya jika gagal switch akan
berpindah ke komponen B untuk menggantikan fungsi komponen A.
A A
B B
(a) (b)
Pada buku ini hanya akan dibahas penurunan algoritma sistem standby untuk
kasus switch sempurna (tidak mungkin gagal) dan kasus switch tidak sempurna.
Jika switch sempurna, dimana switch pasti sukses dalam memindahkan fungsi
kerja komponen A ke komponen B saat komponen A tersebut gagal, maka
sistem akan gagal jika komponen A gagal dan komponen B gagal (dimana A
sudah gagal terlebih dahulu), atau dapat dituliskan:
Q = Q( A).Q( B A)
Q = QA . QB .........................................................................
B
9
namun pada standby redundancy waktu operasi komponen-komponen
didalamnya tentunya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan parallel
redundacy, sebab komponen B hanya akan berfungsi jika komponen A gagal.
Hal ini berbeda dengan parallel redundancy dimana kedua komponen beroperasi
bersama-sama.
Jika switch tidak sempurna, maka berarti switch tersebut memiliki peluang untuk
gagal dalam memindahkan fungsi kerja komponen A saat gagal menuju
komponen B. Jika peluang switch sukses melakukan kerjanya adalah Ps, maka
peluang kegagalan switch akan menjadi Qs = (1 – Ps).
Q = QA.QB.Ps + QA.Qs
B
= QAQBPs + QA(1-Ps)
B
= QAQBPs + QA – QAPs
B
= QA – QAPs(1-QB)......................................................
B
Q = QB – QBPs(1-QA)........................................................
B B
Jika switch memiliki peluang gagal tidak hanya pada saat melakukan fungsi
pemindahan namun juga pada saat switch tersebut berada pada kondisi standby,
maka kondisi tersebut bisa diwakili oleh hubungan seri antara Komponen A dan
B yang terhubung paralel dengan switch tersebut. Pada kondisi ini switch tidak
hanya memiliki peluang gagal pada saat melakukan fungsi pemindahan kerja
(Ps) namun juga memiliki peluang gagal saat pada kondisi standby (indeks
10
keandalan switch tidak sama dengan 1 saat pada posisi standby). Hal tersebut
dapat dijelaskan melalui gambar berikut.
Ps Rs
Dengan demikian:
R = Rs(1-(QA-QAPs(1-QB)) ................................................
B
R = Rs(1-(QB-QBPs(1-QA)) ................................................
B B
Contoh 3.9
Jika susunan seperti pada gambar 3.10 memiliki indeks keandalan komponen A
dan B adalah 0.9 dan komponen B memiliki keandalan jika komponen A sudah
gagal terlebih dahulu sebesar 0.96, maka berapakah keandalan sistem jika (a)
switch sempurna? (b) switch punya peluang gagal 0.08? (c) switch memiliki
keandalan saat kondisi operasi sebesar 0.98?
Contoh 3.10
Sama seperti contoh 3.9, jika susunan seperti gambar dibawah dan komponen C
dan D memiliki indeks keandalan 0.99 dan 0.8, berapa indeks keandalan sistem?
11
A
Ps Rs
B
C
12