Abstrak
Penerapan sistem manajemen yang ada saat ini dapat saja tidak tepat jika
mempertimbangkan segi kelengkapan karakteristik mutu yang menjadi tujuan dan tingkat
pemenuhan karakteristik mutu tersebut. Rekayasa 17 Karakteristik Mutu adalah sistem
manajemen dengan batasan dan metoda pengambilan keputusan yang dapat menjamin
ketepatan dalam penerapannya dan dapat digunakan dalam berbagai pendekatan dan
sudut pandang.
Pustaka Acuan :
2. Topics of Quality, Hazard Identification and Control for Continuous Improvement and
Decision Taking, Aries Sunanda, Compilation of Delivered Trainings Hands Out,
Health & Safety Department, PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri, Bogor, 2009.
1
Daftar Isi :
Abstrak 1
Pustaka Acuan 1
Daftar Isi 2
I. Pendahuluan 3
II. Terminologi 4
2
I. Pendahuluan
Kebutuhan untuk memperbaiki mutu perusahaan serta produk dan jasa yang
dihasilkan secara berkesinambungan telah membuat berkembangnya berbagai sistem
manajemen. Berbagai batasan dan metoda pengambilan keputusan di dalam berbagai
sistem manajemen tersebut secara sadar ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
agar tidak ada pihak yang dirugikan. Namun dalam penerapannya ada yang tepat
memenuhi kebutuhan perbaikan mutu dan ada yang tidak tepat.
Penerapan yang dikatakan tepat adalah apabila unsur-unsur karakteristik mutu yang
menjadi tujuan adalah lengkap dan dapat dipenuhi pada tingkatan yang sama. Adapun
penerapan yang dikatakan tidak tepat adalah apabila unsur-unsur karakteristik mutu yang
menjadi tujuan adalah tidak lengkap dan atau tidak dapat dipenuhi pada tingkatan yang
sama.
Hal diatas adalah karena tidak adanya sistem penjaminan ketepatan penerapan
yang cukup dalam sistem manajemen yang sudah ada.
Karakteristik mutu yang dimaksud dalam R17KM disarikan dari implikasi atribut-
atribut kebutuhan pelanggan yang cukup sering digunakan dan menjadi pokok bahasan
dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan dengan berbagai sumber daya.
Atribut-atribut kebutuhan pelanggan yang dimaksud tersebut adalah Total Customer Value
and Total Customer Cost, Customer View of Service Quality dan Marketing Mix.
Implikasi karakteristik mutu dalam R17KM yang telah dilakukan atas berbagai survei,
dokumen serta laporan kegiatan dan kondisi juga menunjukkan kemampuan karakteristik
mutu dimaksud untuk menyortir point of concern (titik berat perhatian) dari para nara
sumber. Titik berat perhatian adalah berdasarkan atribut kebutuhan pelanggan apa saja
yang paling sering digunakan oleh pelapor. Jadi jelas bahwa karakteristik mutu dalam
R17KM memiliki bentuk hubungan yang sesuai dengan atribut kebutuhan pelanggan yang
digunakan oleh berbagai kalangan dan bersifat cukup representatif.
Untuk saat ini karakteristik mutu dalam R17KM adalah yang terbaik berdasarkan
kemudahan evokasi dalam implikasinya dan representativitasnya. Dalam hal ini berlaku bagi
para pengguna yang memiliki kosa kata kunci yang cukup dalam tatanan kosa kata yang
umum digunakan oleh berbagai kalangan dan memiliki kemampuan pengambilan keputusan
yang tepat dibawah bimbingan atau secara mandiri.
Notasi dari evokasi bersifat diskrit namun cukup untuk membuat diferensiasi. Diskrit
dalam hal ini berarti evokasi dipengaruhi oleh sifat titik berat perhatian yang diskontinyu
dengan mempertimbangkan hambatan di dalam proses evokasi, sehingga memiliki tingkat
kepastian yang lebih rendah dan tingkat pengelolaan yang lebih sulit dibandingkan besaran
kontinyu.
3
II. Terminologi
A. Mutu
Mutu adalah dimensi produk atau jasa yang diharapkan dapat membuat
pengguna produk atau jasa terbebas dari segala kerugian dalam penggunaan produk
atau jasa tersebut sehingga dapat memberikan kepuasan.
B. Karakteristik Mutu
Karakteristik mutu adalah proposisi yang mewakili dimensi mutu produk atau
jasa. Pendapat akan mutu suatu produk atau jasa adalah respon terhadap hasil
pemenuhan karakteristik mutu dalam pembuatan produk dan jasa.
Spesifikasi nilai hasil kegiatan adalah nilai yang ingin dicapai dari suatu
kegiatan.
E. Metoda Ilmiah
1. Tanggung jawab adalah aktivitas dan sumber daya terkait yang berada di bawah
pengelolaan langsung seseorang dalam ruang lingkup jabatan kerjanya.
2. Wewenang adalah hak seseorang dalam penggunaan aktivitas dan sumber daya
terkait yang menjadi tanggung jawabnya secara langsung atas aktivitas dan sumber
daya lainnya dalam ruang lingkup pekerjaannya dimana persyaratan mutu juga
termasuk di dalamnya.
3. Kelanjutan/ perpanjangan dari penggunaan aktivitas dan sumber daya terkait yang
menjadi tanggung jawab seseorang secara langsung atas aktivitas dan sumber daya
4
lainnya dalam ruang lingkup pekerjaannya dimana persyaratan mutu juga termasuk di
dalamnya adalah menjadi wewenang orang lain.
1. Tentukan subjek, predikat dan objek dari kata-kata dalam informasi verbal atau dari
informasi yang ditransmisikan dari suatu kinerja agar dapat ditentukan penyebab
(efektor), efek yang ditransmisikan penyebab dan yang terkena efek (objek/ efekti).
2. Tentukan hal-hal dari faktor-faktor Manusia, Material, Mesin, Permodalan dan atau
Metoda yang relevan yang merupakan efek-efek yang ditransmisikan kepada efektor.
3. Tentukan efek-efek yang relevan yang ditransmisikan oleh objek/ efekti kepada
faktor-faktor Manusia, Material, Mesin, Permodalan dan atau Metoda.
4. Jika efek-efek yang ditransmisikan merupakan efek yang buruk maka tentukanlah
(lihat juga langkah IV, V dan VI) dan lakukanlah tindakan korektif dan atau preventif
yang dapat menghilangkan efek-efek yang buruk tersebut sesuai ketersediaan waktu
serta porsi wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Catatan 2 : Penjelasan faktor-faktor (faktor dalam hal ini juga berarti sumber daya) Manusia,
Material, Mesin, Permodalan dan Metoda adalah sebagai berikut :
Faktor Manusia :
1. Karyawan
2. Kontraktor
3. Supplier
4. Masyarakat
5. Pemerintah
6. Pelanggan
Faktor Material :
1. Lingkungan
2. Fasilitas
3. Stok
Faktor Mesin :
1. Mesin Berat
2. Mesin Ringan
3. Perlengkapan
4. Peralatan
6
Faktor Permodalan :
A. Akuntabilitas:
1. Traceability
2. Measuribility
B. Kinerja Bisnis:
1. Penjaminan mutu
2. Konsistensi mutu
3. Kualitas design & kekuatan kemasan
4. Shelf life
5. Layanan teknis purna jual
6. Quick response dalam memenuhi kebutuhan
7. Kualitas pelayanan produsen
8. Image
9. Jaminan ketersediaan
10. Kualitas pelayanan distributor
11. Kelengkapan jenis
12. Kemudahan memperoleh informasi
13. Hadiah
14. Safety
C. Harga :
1. Harga/ cost yang efektif dan efisien
2. Pemberian kredit/ interval pembayaran
3. Transaksi pembelian yang luwes & mudah
Faktor Metoda :
1. Kegiatan/ Proses
2. Manual
3. Standar
4. SOP/ WI, Form & Record
5. Hukum & Peraturan
6. Perizinan
Komponen Fisika:
1. Sifat Fisika
7
2. Mekanikal
3. Elektrikal
4. Noise
5. Radiasi
6. Odor
7. Ventilasi
8. Vibrasi
9. Cuaca Kerja
10. Pencahayaan
11. Temperatur
12. Tekanan Udara
13. Debu
Komponen Kimia :
1. Korosi
2. Panas
3. Api
4. Ledakan
5. Toksisitas
6. Gas
7. Uap
8. Asap
Komponen Biologi :
1. Germs
2. Fungus
3. Bugs
4. Big Animals
5. Plants
Komponen Psikologi :
1. Request
2. Order
3. Direction
4. Information
5. Communication
8
dari yang satu ke lainnya.
Komponen Ergonomi :
Catatan 4 : Hirarki yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tindakan korektif dan atau
preventif adalah:
Dalam hal ini tindakan pemecahan masalah adalah berupa kegiatan yang melibatkan
suatu produk dan atau layanan yang menentukan mutu kegiatan tersebut.
Pengertian : Produk/ layanan harus memiliki sifat-sifat yang konsisten/ tetap dalam
menghadapi perubahan-perubahan di setiap waktu.
3). Kualitas Desain dan Kekuatan Kemasan (Design Quality & Strength Of
Containers)
Pengertian : Desain dan kualitas kemasan produk/ layanan harus bebas dari hal
yang dapat merugikan dalam pelaksanaan atau penggunaan produk/ layanan
tersebut.
4). Waktu Paruh/ Umur Produk/ Layanan (Product/ Service Shelf Life)
Pengertian : Produk/ layanan harus memiliki masa pakai yang memadai dalam
pelaksanaan atau penggunaan produk/ layanan tersebut.
9
5). Dukungan Layanan Teknis Purna Jual (After Sales Technical Service
Support)
Pengertian : Produk/ layanan harus didukung oleh pelayanan produsen yang bebas
dari hal yang dapat merugikan dalam pelaksanaan atau penggunaan produk/
layanan tersebut.
8). Citra Produk/ Layanan & Perusahaan (Company & Product/ Service Image)
Pengertian : Produk/ layanan dan perusahaan harus memiliki citra yang baik yang
bebas dari hal yang dapat merugikan dalam pelaksanaan atau penggunaan
produk/ layanan tersebut.
11). Kelengkapan Kisaran yang Luas dari Produk/ Layanan yang Tersedia
(Completeness of Wide Range of Available Products/ Services)
Pengertian : Produk/ layanan yang disediakan harus memiliki kisaran yang luas
dan lengkap.
Pengertian : Produk/ layanan harus memiliki informasi yang mudah diperoleh tanpa
menimbulkan gangguan kepada pelaksana atau pengguna produk/ layanan
10
tersebut.
13). Pemberian Hadiah dan Cendera Mata (Souvenirs & Gift Giving)
Pengertian : Produk/ Layanan harus memiliki harga yang berdaya guna (efektif)
dan tepat (efisien) yang bersifat bebas dari hal yang dapat merugikan bagi
produsen/ distributor dan pelaksana atau pengguna produk/ layanan tersebut.
16). Tata Cara Transaksi Pembelian Produk/ Layanan yang Luwes dan Mudah
(Eazy & Elastic Products/ Services Buying Transaction Procedure)
2. Harus memiliki sifat apabila diterapkan secara terus menerus akan memberikan
hasil yang sama dari waktu ke waktu sehingga bersifat andal.
3. Harus memiliki kesesuaian sifat terhadap perubahan yang tetap dari waktu ke
waktu sehingga konsisten (selalu bernilai positif).
11
4. Harus dapat ditetapkan, dimana pemecahan masalah harus memiliki dasar
hukum yang jelas dan ada pendelegasian tanggung jawab sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Harus memiliki kesesuaian dengan standar aktual, dalam hal ini termasuk juga
nilai-nilai agama.
6. Pencatatan transaksi.
1. Fase I :
Penetapan Karakteristik Mutu (KM), Persyaratan Teknis (PT) dan bobot PT sebagai
variabel yang berpengaruh terhadap KM melalui pengukuran keberadaan dan bobot
argumen atau kesimpulan yang ditimbulkan dari korelasi antara setiap unsur PT dan
KM. Dalam hal ini argumen atau kesimpulan adalah logika yang ditimbulkan dari
hubungan proposisi terkait yang diperbandingkan.
2. Fase II :
12
3. Fase III :
Penetapan tindakan apa saja yang berguna untuk memperbaiki bobot LPK sebagai
variabel pengaruh atas pencapaian target LPK melalui pengukuran validitas,
reliabilitas, konsistensi, pertanggunganjawab dan kesesuaian terhadap standar
aktual di dalam korelasi.
4. Fase IV :
Penataan ulang dan studi kelayakan atas hasil perbaikan PT yang dilengkapi dengan
LPK yang juga telah diperbaiki untuk kemudian diterapkan untuk mencapai KM.
5. Fase V :
Implementasi hasil perbaikan PT yang dilengkapi dengan LPK yang juga telah
diperbaiki untuk mencapai KM.
6. Fase VI :
Catatan 1: Gunakan form Pengembangan Karakteristik Proses dan Dokumen (Lampiran 1).
Fase I :
Penetapan Karakteristik Mutu (KM), Persyaratan Teknis (PT) dan bobot PT sebagai
variabel yang berpengaruh terhadap KM melalui pengukuran keberadaan dan bobot
argumen atau kesimpulan yang ditimbulkan dari korelasi antara setiap unsur PT dan
KM berdasarkan fakta penerapannya. Dalam hal ini argumen atau kesimpulan
adalah logika yang ditimbulkan dari hubungan proposisi terkait yang
diperbandingkan.
Fase II :
Fase III :
13
Penetapan tindakan apa saja yang berguna untuk memperbaiki bobot LPK sebagai
variabel pengaruh atas pencapaian target LPK melalui pengukuran validitas,
reliabilitas, konsistensi, pertanggunganjawab dan kesesuaian terhadap standar
aktual dari fakta penerapan di dalam korelasi.
Fase IV :
Penataan ulang dan studi kelayakan atas hasil perbaikan PT yang dilengkapi dengan
LPK yang juga telah diperbaiki untuk kemudian diterapkan untuk mencapai KM.
Fase V :
Implementasi hasil perbaikan PT yang dilengkapi dengan LPK yang juga telah
diperbaiki untuk mencapai KM.
Fase VI :
Spesifikasi yang dimaksud adalah berdasarkan nilai % eror (A) dari hasil yang dicapai
sebagai berikut:
1. Level 1
A = 100% - 95% : Kegiatan pengelolaan untuk mencapai hasil bersifat tidak memiliki
daya guna, tidak pasti dan tidak dilakukan sama sekali.
2. Level 2
A = 96% - 60% : Kegiatan pengelolaan untuk mencapai hasil bersifat memiliki daya
guna, tidak pasti dan telah dilakukan tetapi tidak cukup
14
3. Level 3
A = 60% - 50% : Kegiatan pengelolaan untuk mencapai hasil bersifat memiliki daya
guna, tidak pasti dan telah dilakukan tetapi tidak cukup.
4. Level 4
A = 50% - 50% : Kegiatan pengelolaan untuk mencapai hasil bersifat memiliki daya
guna, pasti dan telah dilakukan dengan cukup.
5. Level 5
A = 50% - 40% : Kegiatan pengelolaan untuk mencapai hasil bersifat memiliki daya
guna, pasti dan telah dilakukan dengan cukup.
6. Level 6
7. Level 7
Suatu unit kegiatan manajemen terdiri dari unsur-unsur yang berupa proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian . Definisi dari
masing-masing proses tersebut adalah :
1. Perencanaan : Penetapan dasar yang kuat dan tujuan yang tepat dari suatu
kegiatan pengelolaan.
15
5. Penindaklanjutan pelaksanaan tindakan perbaikan/ pencegahan yang telah
ditetapkan dan dikomunikasikan.
3. Tentukan target dan unit dari indikator pencapaian tujuan pembantu tersebut di
atas.
16
LAMPIRAN 1
17
18
LAMPIRAN 2
19
20