Anda di halaman 1dari 15

I.

STRATEGI DAN METODE

2. METODE-METODE MENGAJAR SECARA PERORANGAN


Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode
yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan
masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi
dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang
dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum
tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
  
Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok
babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya
pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian
menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini
bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
   
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya, mungkin tidak mengalami
kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi
seorang guru bicara, uraiannya akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit
saja, diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga kelemahan dalam
berbicara dapat ditutup dengan metoda lain.
  
Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar interaksi belajar mengajar” menggolongkan metode
metode itu menjadi dua golongan ialah: Metode interaksi secara individual dan secara kelompok. Namun
perlu diketahui bahwa kiasifikasi tersebut tetap fleksibeL

METODE CERAMAH

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang
terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan
pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan
mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa.
  
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu
persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa
cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya,
sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam
setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai
kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
  
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tatapi
juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode
ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien.
Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang
dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan
bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya
mengenal satu atau dua macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode
ceramah untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode
ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti
artinya).
  
Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:
a. Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan
yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contob: di suatu kelas SMP, guru
mengajarkan Sejarah terbentuknya candi Borobudur. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia
bukti yang menggambarkan sejarah candi tersebut. Maka tepatlah bila guru memberikan
penjelasan dengan metode ceramah.
 
b. Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya
sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain
seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur
slswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang
besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang
berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk
jumlah besar, selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga
mengalami kesulitan.
 
c. Kalau guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi
kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah
pembicaraan yang bersemangat akan mcnggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad
baru. Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
 
d. Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga
memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan
lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada
para siswa ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan
dirumah. Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang
telah dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.
 
e. Kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa telah
sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata kata. Untuk itu guru akan
menjelaskan perbedaan antara fonetik dan fonemik dengan berbagai contoh.
Kelebihan dan kelemahan metode ceramah :
Kelebihan : 
a. Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas :
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan
pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi
suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan.
Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri
arah pembicaraan.
  
b. Organisasi kelas sederhana :
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh
jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling
sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi
dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana
guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Kelemahan :
a. Guru tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-
kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru.
Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah
mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pelajaran itu.
Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya
jawab atau tes.
  
b. Kata-kata yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa
memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita
sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan
hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu
pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka dan mahaiswa UT diartikan sebagai
salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout,
modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka
setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya
sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud
pembicaraan akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak seperti
“keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa tidak sama pengertiannya, atau
sangat kabur mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam
kalimat, akan semakin banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya
mengapa sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan
guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi siswa,
guru dapat menyertakan peragaan dalam caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda
yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di
papan tulis.
Mempersiapkan bahan ceramah yang efektif

Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
a. Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
 
b. Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang
sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sering terjadi setelah melihat tujuan dan
metode ternyata untuk keperluan ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat
menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.
o Dapat menangkap perhatian siswa
o Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleb berguna bagi
kehidupan mereka.
 
c. Menanamkan pengertian yang jelas. Hal inmi dapat dilaksanakan dengan berbagai jalan. Salah
satu diantaranya adalah : guru memulai pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang
pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang
merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu.
Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan
contoh-contoh. Atau guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif,
sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
  
d. Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila
mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering
dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan
menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan
seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
METODE TANYA-JAWAB

Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya
dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari
pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-
jawab, dan (2) metode diskusi.

Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1. Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2. Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya
jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah
diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran
siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktuaL Sebaliknya
dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berb eda sifatnya.
Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk
memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban
yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode
apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing
cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a. Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :

Kelebihan :
a. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga
guru mengetahui hal-hal yang
belum dimengerti oleh para siswa
c. Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang
diterangkan.
Kelemahannya :
a. Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila
dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan
sehingga membuat persoalan baru.
b. Mernbutuhkan waktu lebih banyak.
METODE DISKUSI

Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;
sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu
jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari
pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita
harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.

Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak
kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya
dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak
membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup
bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan
untuk peranan kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.

Penggunaan metode diskusi :

Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi
berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru
berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan
pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat
banyak jawaban yang benar.

Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:


a. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
b. Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada
“mempertimbangkan dan membandingkan”.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil,
manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
c. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.
Peranan guru atau pemimpin diskusi:

Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru
ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi
memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum
berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh
menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan
menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk
mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para peserta diskusi saling bertentangan
pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi
berakhir tanpa adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi,
mereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang
menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga memberikan komentar yang
menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi
ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh
keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam
bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah
sebagai:

a) Pengatur lalu lintas


b) dinding penangkis
c) penunjuk jalan.

Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas :


 
Sebagai seorang pemimpin ia berhak:
o Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka 
o Menjaga agan tidak semua anggota berbicara serempak
o Mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
o Membuka kesempatan bagi para anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan
ide-ide mereka. 
o Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleti
pendengar.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat peserta. Ia akan
belajar bagaimana mendorong anggota yang pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah
anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini
pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa
tertekan, marah atau rendah diri.

Pemimpin sebagai dinding penangkis :

Dalam:peran ini diibaratkan seseorang pemain tenis yang berlatih memukul bola ke dinding, selalu
memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dan
para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung
setiap pertanyaan yang penting. Bila sudah memperoleh jawaban maka jawaban tersebut dilontarkan
kembali kepada para peserta untuk memintakan pendapat mereka. Pada suatu saat mungkin diskusi
mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan ini pemimpin atau guru dapat bertindak sebagai
penasehat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat di lanjutkan.

Pemimpin sebagai penujuk jalan :

Dalam suatu diskusi sering terjadi para siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak
memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang
menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang
dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan
langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi
yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila tenjadi penyimpangan. Dengan demikian
pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan
masalah. Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas
adalah:
o Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila penlu ditulis di papan
tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi dimulai sehingga
peserta senantiasa melihat tujuan diskusi. 
o Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan
tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba
memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak mengetahui dengan
pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa
dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
o Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagaimana yang dapat dirumuskan oleh kelas
terhadap suatu masalah?
Selama diskusi pemimpin atau guru kelas meihat adanya sejumlah jawaban yang dianggap
menupakan jawaban yang setepat-tepatnya.
o Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?
o Tindakan apakah yang sudah direncanakan? Siapakah yang melaksanakan dan bilamana?
Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :

Kebaikan :
a. Siswa belajar bermusyawarah
b. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Kekurangan/kelemahan :
a. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b. Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c. Membutuhkan waktu cukup banyak.
METODE KERJA KELOMPOK

Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas
dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu
tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai
barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan
khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.

Penggunaan metode kerja kelompok :


a. Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan
bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya
kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk
dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
 
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya
terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada
waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup
memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar
kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar.
Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai
kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia
meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau
perhatian sepenuhnya.
 
c. Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang
sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri
dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu
kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
 
d. Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya
sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada
pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki
antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang
berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap
masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang
sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang
dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap
siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka
yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan
pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
 
e. Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem
peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini
pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap
kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data,
baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak
mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan
membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan
yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
 
f. Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian
membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan
menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-
masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian
pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain
halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas
kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih
persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :

Kelebihan :
a. Dapat memupuk nasa kenjasama.
b. Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c. Adanya persaingan yang sebat.
Kelemahan :
a. Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah
diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b. Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau
didominasi oleh seseorang.
METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN

Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering
dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia
sumber yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil
dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara
menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode eksperimen ialah
suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati
proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu,
mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda,
ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.

Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga dijadikan
demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan eksperimen mengenai pengaruh
tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu,
kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai
demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering juga
disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :


a. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu” 
b. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya"
c. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya”
d. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya”
e. Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik”
f. Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa”
g. Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu” 
Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi :

Kelebihan:
o Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat
diartikan seperlunya.
o Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
o Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba
menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
o Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan
sehingga terjawab dengan jelas.
Kelemahan:
o Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu
kecil sedangkan jumlah siswa besar.
o Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran
tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen :

Kelebihan:
o Siswa aktif mengalami sendiri.
o Siswa dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterirna.
o Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir iImiah.
Kelemahan:
o Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
o Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
o Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis
dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu
basil eksperimen tersebut.
METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN

Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung
pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan.
Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau
peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan
antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang
dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya.

Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode “sosiodrama” yang merupakan metode
mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial,
untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh
siswa dibawah pimpinan guru, Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku
dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama
adalah Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti
langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan pendapat atau
mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan.

Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul
pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai
dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang
menekan. Permainan peranan ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa.
Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.

Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai
metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu
terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis,
tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama
manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut
menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat
menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.

Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana akan menjadi nihil. Pada
umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini
walaupun sebenarnya kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya
langkah langkah dalam metode ini.

Kelebi/tan dan kelemahan sosiodrama :


 
Kelebihan:
o Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
o Memupuk kerjasama antara siswa.
o Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
o Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
o Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
o Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Kelemahan:
o Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
o Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga
merusak suasana.
METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

Metode ini mengandung tiga unsur ialah:


o Pemberian tugas.
o Belajar.
o Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode
mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam
melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku
tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah
resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari.
Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan
suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung
jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah),
padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah
tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang
dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan,
laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan.
Jadi resitasi lebih luas daripada home-work. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan ialah:
o Mempunyai unsur tugas.
o Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya.
o Mempunyai unsur didaktis pedagogis.
Tujuan pemberian tugas :

Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat
diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi
tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga
bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan tugas diberikan
dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah,
baik kegiatan kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan
kurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Penggunaan metode resitasi :

Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:


o Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
o Melatih siswa ke arah belajar mandiri.
o Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
o Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
o Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
o Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Kelebihan dan kelemahan :

Kelebihan :
o Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.
o Memupuk rasa tanggung jawab.
o Memperkuat motivasi belajar.
o Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.
o Mengembangkan keberanian berinisiatif.
Kelemahan :
o Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.
o Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
o Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
o Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
o Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.
METODE DRILL (LATIHAN)

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa
sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama
dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu
diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih
disempurnakan.

Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang
membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa
tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Drill wajar digunakan untuk :


o Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan
dan sebagainya).
o Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
o Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat
mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
o Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus
dikerjakan.

MACAM-MACAM METODE MENGAJAR


1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid
pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang
pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.
Kekurangan metode ini adalah
1) Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru
saja.
2) Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
Untuk bidang studi agama, metode ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya,
untuk materi pelajaran akidah.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi,
baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk
memperkuat pendapatnya.
Tujuan metode ini adalah
1) Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
2) Mengambil suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan
atas pertimbangan yang saksama
Macam-macam diskusi yaitu
1) Diskusi informal
2) Diskusi formal
3) Diskusi panel
4) Diskusi simpusium
3. Metode Demonstrasi
Metode ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan,
dan urutan melakukan sesutau kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Tujuan metode ini adalah memperjelas pengertian konsep atau suatu teori.
Diantara keuntungan metode ini adalah
1) Perhatian anak dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting dapat
diamati secara tajam
2) Proses belajar anak akan semakin terarah karena perhatiannya akan lebih terpusat
kepada apa yang didemonstrasikan
3) Apabila anak terlibat aktif, maka mereka akan memperoleh pengalaman atau
pengetahuan yang melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan
kecakapannya.
4. Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada
murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya. Tugas tersebut dapat berupa
 Mempelajari bagian dari suatu teks buku
 Melaksanakan sesuatu yang tujuannya untuk melatih kecakapannya
 Melaksanakan eksperimen
 Mengatasi suatu permasalahan tertentu
 Melaksanakan suatu proyek
5. Metode Sosiodrama
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau sandiwara yang
diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan menggunakan naskah yang telah disiapkan
terlebih dahulu.
Tujuan metode ini adalah
 Melatih keterapilan social
 Menghilangkan perasaan-perasaan malu dan renda diri
 Mendidik dan mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat
 Membiasakan diri untuk sanggup menerima pendapat orang lain
6. Metode Latihan (drill)
Suatu cara mengajar yang digunakan dengan cara memberikan latihan yang diberikan guru
kepada murid agar pengetahuan dan kecakapan terentu dapat menjadi atau dikuasi oleh anak.
Tujuan dari metode ini adalah
 Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru untuk memperbaiki proses
belajar mengajar
 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajr masing-masing anak didik
 Menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajra yang tepat.
 Anak dapat mempergunakan daya berfikirnya semakin baik
 Pengetahuan anak didik agar semakin bertambah dari berbagai segi.
Perikasaan latihan atau ulangan dapat dilakukan dengan cara
 Secara klasikal
 Secara individu
 Pencocokan dengan kunci jawaban yang telah disediakan sebelumnya
7. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok elompok itu ada dua macam
 Kerja kelompok jangka pendek
Kelompok ini dapat dilaksanakan dalam kelas dalam waktu yang singkat kurang lebih
20 menit.
 Kerja kelompok jangka menengah
Dilaksanakan dalam beberapa hari karena adanya tugas yang cukup memakan waktu
yang agak panjang.
8. Metode Proyek

Metode mengajar dengan cara memberikan bermacam-macam permasalahan dan anak didik
bersama-sama menghadapi masalah tersebut dan memecahkannya secara bersama-sama dengan
mengikuti langkah-langkah secara ilmiah, logis, dan sistemastis.

Metode ini disebut juga dengan metode pengajaran unit

Tujuan metode ini adalah untuk melatih anak didik agar berfikir ilmiah, logis, dan sistematis.
9. Metode Karyawisata
Metode ini adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau objek yang bersejarah atau memiliki nilai pengetahuan untuk mempelajari dan menelilti
sesuatu.
10. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
11. Metode Eksperimen
Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama yang bersifat objektif,
seperti ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di dalam/di luar kelas maupun dalam suatu
laboratorum tertentuMetode pemahaman dan penalaran
12. Metode Kisah Atau Cerita
Merupakan suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan kisah untuk menyampaikan
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
13. Metode Tutorial
Metode ini adalah cara mengajar dengan memberikan bantuan tutor. Setelah siswa diberikan
bahan ajar, kemudian siswa diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut.
14. Metode Perumpamaan
Suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas
sesuatu atau dengan cara menggambarkan seseuatu dengan seseuatu yang lain yang serupa.
15. Metode Suri Tauladan
Metode menajar dengan cara memberikan contoh dalam ucapan, perbuatan, atau tingkah laku
yang baik dengan harapan menumbuhkan hasrat bagi anak didik untuk meniru atau
mengikutinya.
16. Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Metode mendidik dengan cara memberikan peringatan kepada anak tentang sesuatu dan
memberikan motivasi agar memiliki semangat dan keinginan untuk belajar dan mempelajari
sesuatu.
17. Metode Praktek
Metode mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda
dengan harapan anak didik mendapatkan kejelasan dan kemudahan dalam mempraktekan
materi yang dimaksud.
18. Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
Metode mengajar dengan cara memberikan kesempatan kepada anak didik memperbaiki
tingkah lakunya dan mengembangkan dirinya.
19. Metode Tulisan
Metode mendidik dengan cara penyajian huruf atau symbol apapun yang bertujuan untuk
mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.

http://sutisna.com/pendidikan/strategi-belajar-mengajar/macam-macam-metode-mengajar/

Anda mungkin juga menyukai