Musril Zahari1
Abstract
This writing is dealing with the code switching and code mixing
of English to bahasa Indonesia used by Indonesians although there
are still available Indonesian translation for those terms. Many leaders
of this country do the code switching and the code mixing without
considering whether the audiences understand the messages or not.
This behavior violates the third point of the Youth declaration
(Sumpah Pemuda) October 28, 1928 “menjunjung bahasa persatuan
bahasa Indonesia”. By reading the Republika morning news paper
from June 12 to 18, 2006, I found 410 words, 321 phrases, 14 words
with Indonesian affixes, 2 sentences, 210 special terms or name
began with capital letters and 1 paragraph switch to English. It is said
that the code switching and the code mixing happen in order to be
regarded as educated people. This is very ironic.
Key words: bilingualism, code switching, code mixing, educated people, youth
declaration, language nationalism
1. PENDAHULUAN
(1) mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia (2) mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Sampai saat ini, tanggal bersejarah ini diperingati setiap
persatuan. Pengabaian itu terjadi mulai dari para pejabat pemerintahan sampai
rakyat jelata dan lebih menyedihkan lagi, itu dianggap sebagai wujud
harus ada orang yang mengingatkan dengan harapan bangsa ini dapat
bangsa ini tidak dibolehkan mempelajari dan menggunakan bahasa lain, baik
bahasa daerah maupun bahasa asing. Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa
bahasa daerah atau bahasa asing itu, karena apa yang disampaikan masih ada
berbau asing adalah yang lebih baik. Anggapan seperti ini sangat berbahaya
diselipkan dalam berbahasa Indonesia, yang berupa kata, frasa, kalimat dan
bahkan paragraf. Selain itu juga ada penambahan awalan dan akhiran bahasa
Indonesia kepada bahasa Inggris. Data yang dibahas dalam tulisan ini diperoleh
dengan menggunakan metode simak yaitu memperoleh data dari koran harian
3
Republika terutama yang terbit tanggal 12 sampai 18 Juni 2006 dan wacana
lisan lainnya. Menyimak di sini bukan berarti hanya penggunaan bahasa secara
samping itu juga ada beberapa data berupa kalimat yang digunakan oleh
bahasa Indonesia selain dikutip dari Republika terbitan 12 sampai 18 Juni 2006
juga diambil dari terbitan tanggal lainnya dengan menyebutkan tanggal terbitnya
pada setiap kalimat itu. Sebelumnya, pemakaian bahasa Inggris yang campur
aduk dengan bahasa Indonesia ini telah dipertanyakan kepada sejumlah dosen
dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta. Jadi,
pertanyaan lebih dahulu diajukan kepada para mahasiswa dan dosen dari pada
2. KAJIAN TEORI
Abudarham (1987:1) penuh dengan istilah yang merujuk kepada gejala individu
dan masyarakat dengan dua bahasa, cara dua bahasa digunakan dan
sejak masih sangat muda. Sementara itu, Hamers dan Blanc (1990:6)
4
maupun hanya satu keterampilan saja. Sementara itu, dwibahasawan yang tidak
bahasa atau alih kode dan campur kode, seperti yang dikemukakan oleh
bahasa pada saat menggunakan bahasa lainnya dan alih kode adalah
pergantian antara satu bahasa dengan bahasa lainnya dalam suatu pemakaian.
Unsur-unsur itu dapat saja leksikal, sintaktik atau semantik (Hamers dan Blanc,
kode itu dapat terjadi dalam kata, frasa, sebuah kalimat dan bahkan dapat tejadi
dan sosial. Tulisan ini tidak mempersoalkan perbedaan dan kesamaan konsep
alih kode atau campur kode tetapi mencoba mengungkapkan mengapa orang
atau menulis dalam bahasanya sendiri baik itu alih kode maupun campur kode.
Sebagian besar dari campur kode terjadi pada tataran leksikal. Apabila
campur kode itu terjadi sebagai penerjemahan spontan maka hal itu tidak akan
5
menjadi masalah, tetapi apabila campur kode itu terjadi bukan terjemahan
mungkin akan membingungkan lawan bicara sebab belum tentu lawan bicara itu
terjadinya campur kode dan alih kode itu dan dia memberi contoh dengan
mengutip para ahli yang dalam tulisan ini tetap disebutkan juga sumbernya.
topik tertentu. Orang akan beralih apabila dia tidak mendapatkan kata atau
ungkapan yang tepat, atau ketika bahasa itu digunakan tidak memiliki butir-butir
atau terjemahan yang tepat untuk kata yang diperlukan. Umpamanya, seorang
lakinya:
”Atiriri angle niati has ina degree eighty; nayo this one ina mirongo itatu.”
Kedua, anggota yang ada dalam suatu masyarakat beralih kode secara
teratur ketika mendiskusikan topik tertentu, seperti apa yang dikemukakan oleh
Valdes Fallis (1976) dan Lance (1979) tentang orang Meksiko Amerika di Barat
Daya sering beralih dari bahasa Spanyol ke Bahasa Inggris ketika berbicara
tentang money. Misalnya: ”La consulta era (the visit cost) eight dollars” dan ini
barangkali terjadi karena sebagian besar kegiatan jual beli di tempat itu
Ketiga, alih kode ke dalam bahasa minoritas dapat terjadi sebagai isyarat
jauh dari tanah airnya dan tidak berterima di tempat yang baru. Misalnya,
you. O.K.? lalu dijawab oleh M ”Andale, pues (OK, swell), and do come again.
Mm? Kedua pembicara adalah orang Meksiko-Amerika, asing satu sama lain
dan baru pertama kali bertemu. Ungkapan Andale pues oleh lelaki itu seolah-
olah ingin mengatakan bahwa kita mempunyai latar belakang yang sama dan
menekankan suatu maksud. Alih kode pada akhir argumentasi membantu untuk
mengutarakannya dalam bahasa Spanyol dan alih kode seperti ini pertanda bagi
tertentu suatu pembicaraan. Scotton dan Ury (1977) memberi contoh lima orang
pertama adalah pimpinan informal dari kelompok itu berbicara dalam bahasa
Kikuyu dan dia mengemukakan bahwa 2.000 shilling diperlukan untuk memulai
bisnis. Salah seorang anggotanya mengatakan bahwa itu terlalu banyak. Lantas
7
this group. He should get out. Anggota yang mengatakan bahwa 400
shillings is too much menanyakan dalam bahasa Kikuyu (dia tidak mengerti
bahasa Inggris), tetapi dia diabaikan saja dengan demikian sang ketua
menggunakan bahasa Inggris. Alih kode seperti ini dapat menjadi bumerang dan
dapat menimbulkan rasa malu apabila orang yang dikeluarkan dari pembicara
tidak diketahui dengan baik oleh lawan bicaranya, jangan-jangan dia mengerti
Keenam, alih kode dapat juga digunakan untuk banyak alasan seperti
mengutip apa yang dikatakan oleh seseorang, memastikan orang yang dituju,
memastikan apa yang dikatakan atau membicarakan tentang kejadian masa lalu.
Ada yang paling penting dari semua alasan ini yaitu seseorang melakukan alih
tambahan. Scotton dan Ury (1977) memberi contoh percakapan antara seorang
penumpang dan kondektur sebuah bis dalam bahasa Swahili untuk pertama
kalinya. Penumpang mengatakan bahwa dia ingin ke kantor pos dan kondektur
kondektur tidak akan memberikan kembalian uangnya dan lalu berkata pada
think I could run away with your change? Penumpang beralih ke Bahasa
Inggris dalam usaha untuk mendapatkan otoritas, yang mengubah perannya dari
status yang sama dengan kondektur menjadi status yang lebih tinggi (bahasa
Inggris adalah bahasa elit terpelajar di Kenya) untuk memastikan bahwa dia
peralihan status ini dengan menjawab dalam bahasa Inggris pula, dengan
bahasa Inggris adalah suatu usaha dari kondektur untuk mengubah status.
3. NASIONALISME BAHASA
dalam bahasa Inggris. Tindakan Chirac ini juga diikuti segera oleh para anggota
kabinetnya yaitu Menteri Keuangan, Thierry Breton dan Menteri Luar Negeri,
Bank Sentral Eropa (ECB), Jean-Claude Trichet yang juga orang Prancis
berkomunikasi.
bertujuan agar para mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap bahasa
dan benar, baik secara lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan gagasan-
benar dan baik. Begitu juga kita berharap bahwa para petinggi-petinggi negara
yang ada di eksekutif, legislatif, dan yudikatif memberi contoh dalam pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi seringkali yang terjadi adalah
sebaliknya.
Sampai sekarang, para petinggi kita belum ada yang sanggup melakukan
seperti apa yang dicontohkan oleh Chirac. Dia telah memperlihatkan kesetiaan
kecenderungan di negara kita ini bahwa makin terhormat seseorang maka makin
kata lain, makin tinggi jabatan seseorang maka makin berantakan bahasa
Tabel di bawah ini adalah bahasa Inggris yang diselipkan dalam koran
Republika terbitan mulai dari Senin 12 Juni sampai dengan 18 Juni 2006 yang
dikelompokkan dalam kata, kata yang diberi afik, frasa, kalimat dan paragraf.
Tanggal Penerbitan
No. Jenis yang dialihkan 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah
11
1 Kata 64 53 49 51 52 84 57 410
2 Frasa 40 42 40 60 62 43 34 321
4 Kalimat - 1 - 1 - 1 - 3
6 Paragraf - 1 - - - - - 1
memang kata, diikuti oleh frasa, kemudian kata atau frasa yang berupa
istilah/nama yang dimulai dengan huruf besar. Di samping itu, ada hal yang
menarik, yaitu memberi awalan me-, di- dan kata ganti benda -nya pada kata
bahasa Inggris tanpa mengikuti aturan penyerapan yang ditetapkan. Berikut ini
atas:
penyerangan.
penyerang yang dapat dipahami dengan baik oleh setiap orang yang dapat
berbahasa Indonesia, baik yang senang sepak bola maupun yang tidak. Di
12
samping itu, pada kalimat ini juga terdapat kata bahasa Inggris yang telah
Pada kalimat ini terlihat frasa public warning, yang sebenarnya dapat
(umum) yang dapat dipahami dengan baik oleh setiap orang yang dapat
berbahasa Indonesia. Di samping itu, pada kalimat ini juga terdapat kata bahasa
4. “… dosen dapat menyampaikan secara on line yang dapat dipelajari dan di-
oleh setiap orang yang dapat berbahasa Indonesia. Sementara itu juga terdapat
frasa on line.
13
5. ”Dia (Arjen Robben) terpilih sebagai Man of the Match bukan hanya karena
Man of the Match pada kalimat ini dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
dalam bahasa Indonesia. Ini hanyalah kalimat yang sangat sederhana dan
padahal koran ini adalah sarana untuk menyampaikan informasi kepada semua
6. “I really enjoy meeting with him. I read a lot more of his book during my flight
with it. Islam desperately needs a voice like Ary’s, that can present a modern,
open-minded, and inspiring vision of The Faith. I am learning a lot from his
book.”
Paragraf ini diikuti oleh terjemahan bahasa Indonesia, yang tentu saja
yang muncul adalah, apakah terjemahan bahasa Indonesia itu belum cukup
frasa, kalimat dan paragraf bahasa Inggris lebih membuat diri seseorang lebih
Sebetulnya, kata model telah diserap menjadi bahasa Indonesia tanpa ada
tidak menempatkan tanda pemisah (-) antara kata model itu dengan kata ganti
Kalimat singkat ini adalah tema sebuah program promosi yang dilakukan oleh
sebuah pabrik sepatu Fila dengan program Fila Nasional ”Back to School”.
Sebetulnya, program dan promosi seperti ini masih dapat, bahkan sangat munkin
itu mungkin lebih yakin dan keren menggunakan bahasa Inggris dalam
berbahasa Indonesia.
Ungkapan ini adalah bahasa lisan yang digunakan oleh banyak kalangan
di Indonesia. Ungkapan lain dengan maksud yang sama adalah ”Nonton O.K.,
judi no way”. Kelatahan bangsa kita menggunakan kata atau istilah asing/bahasa
sangat marajalela.
15
5. ORANG TERPELAJAR
Dasar 1945. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi (1) lambang
penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
Sementara itu, sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3)
yang senada dengan itu. Mungkin ini adalah salah satu bentuk penjajahan yang
keterangan rinci dapat dilihat dalam TESL-EJ Forum Vol. 6 No. 1 June 2002.
16
lancar. Media masa, umpamanya, menyajikan tulisan, baik yang fakta maupun
pembaca tidak mengerti informasi dengan baik karena pemakaian bahasa tidak
Bahasa Inggris, tidak dapat diingkari, paling tidak merupakan (1) bahasa
yang diajarkan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, (2) bahasa untuk
komunikasi resmi dengan negara-negara lain, dan (3) bahasa buku ilmu
dengan bahasa Inggris dapat dilakukan dengan sesuka hati (Zahari, 1995:11).
yang berjumlah 280 orang mahasiswa. Pertanyaan itu diajukan pada tanggal 3
Mei 2006 kepada 63 orang mahasiswa, 5 Mei 2006 kepada 134 orang, 8 Mei
2006 kepada 35 orang, dan 9 Mei 2006 kepada 48 orang. Jawaban mereka
menurut saya jujur dan jawaban itu disampaikan dalam sejumlah ungkapan,
17
yaitu (1) untuk gaya-gayaan atau gagah-gagahan, (2) supaya lebih gaul, (3)
dan lain-lain, kelihatannya secara pelan tetapi pasti membuat negara lain yang
kehendak kepada negara lain yang dianggap lemah atau banyak bergantung
ini, baik di eksekutif, legislatif maupun di yudikatif dan kondisi seperti ini akhirnya
ditiru pula oleh rakyat. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat yang
10. ”Tapi penanganan flu burung harus tetap dilakukan secara all out.” (Mentan:
kalimat seperti ini pasti sangat mudah dipahami oleh pembaca koran atau
Pertanian yang seorang Doktor dan dosen itu merasa dirinya berada di depan
18
samping itu yang bersangkutan juga menggunakan tiga kata bahasa Inggris
Inggris ini mungkin sudah menjadi kebiasaan dari yang bersangkutan sehingga
dengan bahasa Indonesia. Saya yakin, tentu tidak sukar bagi yang
yang kita temui dalam menggunakan bahasa Indonesia yang kita junjung
selama ini persoalan perda antimaksiat memang disikapi secara apriori dan
yang sangat dipahami oleh penutur bahasa Indonesia. Petinggi NU sejak dulu
Pesantren. Mungkin KH Hasyim Muzadi ini lebih banyak di kelilingi oleh orang-
orang yang lebih senang menggunakan bahasa Inggris dari pada bahasa
Indonesia.
14. “Tap MPR ... Pasal ... sudah di-breakdown dalam Undang-Undang.”
Kalimat ini adalah dialog yang diucapkan oleh Khofifah Indar Parawansa
di TVRI tanggal 23 April 2006. Banyak lagi kata bahasa Inggris yang
(PKB) yang sebagian besar anggota tersebar di desa-desa di Jawa dan apakah
anggota partainya mengerti ungkapan bahasa Inggris yang disampaikan itu. Kita
percaya sekali bahwa anggota Dewan yang terhormat tentulah orang yang telah
6. PENUTUP
kata Hang Tuah, maka bangsa Indonesia telah dijajah secara bahasa sebab dari
dianggap terpelajar, keren, gaul dan ungkapan yang sejenis dengan itu, sebab
cerminan rasa tidak bangga dengan milik sendiri, bahasa sendiri, dengan
Indonesianya dan makin bangga dia dengan bahasanya itu. Sudah selayaknya
kaum politisi, kaum terpelajar, dan pemimpin negara ini mempergunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar agar menjadi contoh bagi rakyat. Kita yakin
bahwa makin baik dan teratur seseorang berbahasa Indonesia maka semakin
jernih dan teratur pula cara berpikirnya. Kita tidak menghendaki para pejabat
sesuai dengan kaidah dan aturan yang telah dsepakati. Himbauan perlu
dilakukan agar para petinggi negara sampai kepada jajaran terendah, para
politisi, dan kaum terpelajar untuk tidak sembarangan melakukan alih kode atau
DAFTAR PUSTKA
Arifin, Zainal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Akademika Pressindo.