Anda di halaman 1dari 20

BAHAN SIDANG KOMPREHENSIF AKUNTANSI

AKUNTANSI KEUANGAN

1. Struktur Akuntansi
Tujuan laporan keuangan

Postulat Akuntansi Konsep Teoritis


Akuntansi

Prinsip Dasar Akuntansi

Standar Akuntansi

(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 66)

Postulat Akuntansi
 Konsep Postulat Akuntansi
Postulat Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri yang sudah diterima karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan
yang menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum dari suatu
lingkungan di mana akuntansi itu beroperasi.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 66)

Postulat akuntansi terdiri dari :


‫ ٭‬Postulat entity
‫ ٭‬Postulat going concern (Continuity)
‫ ٭‬Postulat unit of measure (Monetary Unit Postulate)
‫ ٭‬Postulat accounting period

Konsep Teoritis Akuntansi


Beberapa teoritis akuntansi :
a. The Proprietary Theory
b. The Entity Theory
c. The Fund theory
d. Residual Equity Theory
e. Commander Theory
f. The investor Theory.
Prinsip Dasar Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu:
a. Dasar Akrual
b. Kelangsungan Usaha
Standar Akuntansi
Menurut Belkaoui pengertian standar akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang
dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar
perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian
tertentu yang dialami oleh suatu lembaga (entity), organisasi atau perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan


 Tujuan utama dari laporan keuangan adalah laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses
pengambilan keputusan.
 Secara spesifik dijelaskan oleh beberapa standar lain yang terdapat di dalam buku Sofyan
S. Harahap yang berjudul Teori Akuntansi, yaitu :
– Menurut PAI (hal 125)
– Menurut Standar Akuntansi Keuangan (hal 125).
– Menurut ASOBAT (hal 126)
– Menurut APB Statement No. 4 (hal 125)
– Menurut Laporan Trueblood Commite (hal 129)

3. Konsep dan struktur teori akuntansi


 Konsep Teori Akuntansi
Definisi Konsep Teori Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam teori
ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 67)
 Teori Akuntansi terdiri dari :
- The Proprietory Theory
- The Entity Theory
- The Fund Theory
- The Enterprise Theory
- Residual Equity Theory
- The Commander Theory
- The Investor Theory (Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal. 71–77)
4. Hirarki Kualitas Akuntansi

Pengambilan keputusan
Pengguna dan Sifat-sifat mereka, mis :
Informasi Pemahaman atau
Akuntansi pengetahuan sebelumnya

Pembatasan
Manfaat > Biaya
Kualitas Khusus
Pemakai Dapat Dimengerti

Kualitas Khusus untuk


Pengambilan Berguna untuk
Keputusan Utama Pengambilan Keputusan

Relevan Dapat Dipercaya

Syarat-syarat
kualitas Utama Peramalan Umpan Tepat Dapat Dipercaya sebagai
Balik Waktu diperiksa representasi

Kualitas
interaktif & Dapat dibandingkan
sekunder Konsisten Netral

Ukuran
pengakuan
Materialitas

Hirarki Kualitas Akuntansi


(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 130)

5. Bentuk-bentuk Necara
- Bentuk Neraca Staffel (Report From)
- Bentuk Neraca Scontro (T – Account From)
- Bentuk Neraca yang menyajikan posisi keuangan (Financial Position)
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 214)

6. Sifat dan kualitas laporan keuangan


Menurut True Blood Committee ada 7 sifat dan kualitas laporan keuangan yaitu:
- Relevan dan material (relevance and materiality)
- Formalitas dan kenyataan (form and substance)
- Tingkat kepercayaan (reliability)
- Bebas dari prasangka (freedom from bias)
- Dapat dibandingkan (comparability)
- Konsistensi (consistency)
- Dapat dipahami (understandability)
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 135)
7. Pengakuan Penghasilan
Revenue diakui sebagai penghasilan dapat menggunakan 4 alternatif yaitu :
- Selama produksi
- Pada saat produksi selesai
- Pada saat penjualan
- Pada saat penagihan kas
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 229)

8. Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan oleh FASB

Objectives
SFAC
No. 1 and 4
Elements Qualitative
SFAC Characteristic
No. 3 SFAC No. 2

Recognition Financial Measurement


Criteria Statement vs SFAs No. 33
financial (Experimental)
Reporting
Reporting Reporting Funds Flow Reporting
Earnings and Liquidity Position
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 135)

9. Teori Normatif dan Teori Positif


 Teori Normatif adalah teori akuntansi yang mencoba menjawab “Apa yang Semestinya”.
Di sini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktekan sekarang atau tidak.
 Teori Positif Akuntansi adalah suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model
ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini maka dirumuskan
problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam
teori.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 113)

10. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)


 Kelemahan laporan Perubahan Modal
- Tidak menggambarkan secara jelas aktivitas operasional perusahaan dalam rangka
menghasilkan laba.
- Laporan Perubahan Modal hanya menggambarkan keadaan modal saja dan berbagai
perubahan dalam modal entitas.
 Kelebihan Laporan Arus Kas
- Berguna dalam proses pengambilan keputusan terutama dalam penilaian bagaimana
perusahaan mengelola dana dan keuangan dan juga berguna untuk menganalisa
laporan keuangan.
- Melaporkan arus kas dari 3 jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan yaitu kegiatan
operasional, investasi, dan pembelanjaan.
- Melaporkan kenaikan dan penurunan arus kas selama periode berjalan secara relevan.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 243)
 Pengelompokan Arus Kas
- Kegiatan Operasi Perusahaan
- Kegiatan Pembiayaan dan Pendanaan
- Kegiatan Investasi
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 244)

11. Pengungkapan (Disclosure)


 Konsep full disclosure mewajibkan agar laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai
kumpulan potret dari kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan untuk suatu
periode dan berisi cukup informasi, sehingga membuat orang baik umum atau investor
paham dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut.
 Pengertian pengungkapan (disclosure) yang sering digunakan yaitu :
Adequate : informasi minimum yang harus disajikan
Fair : aturan etis tentang perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan.
Full : menyangkut kelengkapan penyajian informasi.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 89)

12. Catatan atas laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)


Catatan dan penjelasan laporan keuangan (Notes to Financial Statement) merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Biasanya hal-hal yang diungkapkan dalam
catatan dan penjelasan laporan keuangan ini adalah :
 Kebijakan akuntansi
 Penjelasan tentang perkara di pengadilan bila ada, kewajiban kontinjen laba rugi
kontinjensi dan komitmen yang tidak biasa.
 Rencana penggabungan usaha, penjelasan transaksi yang tidak biasa, related party
transactions (hubungan istimewa) dengan perusahaan anak, induk, direksi, pemegang
saham, dll.
 Penjelasan tentang jenis saham, program pemberian saham kepada pegawai (ESOP =
Employee Stock Ownership Plan), dividen saham, dll.
 Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan.
 Penjelasan pos penting.
 Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara di majelis perpajakan.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 219)

13. Subsequent Event


Peristiwa kemudian (subsequent event) adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa ini ada
kemungkinan :
- Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan.
- Memerlukan disclosure (pengungkapan).
- Tidak memerlukan apa-apa.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 220)
14. Tujuan Laporan Keuangan
Standar akuntansi Indonesia merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut “tujuan
laporan keuangan adalah : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”

15. Pengakuan penghasilan


Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang
perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dalam hal waktu yang dimaksud ada 4 alternatif:
1. Selama produksi
2. pada saat produksi selesai
3. pada saat penjualan
4. pada saat menghasilkan kas.

16. Arus kas


Dalam PSAK No.2 Arus Kas disebut bahwa “perusahaan harus menyusun laporan Arus Kas
sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut
sebagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan”.
Tujuan penyajian Arus Kas adalah : memberikan informasi yang relefan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Laporan penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dari sumber sebagai berikut:
1. Kegiatan operasi perusahaan (operating)
2. Kegiatan pembiayaan/pendanaan (financing).
3. Kegiatan investasi
Bentuk laporan arus kas ada dua yaitu :
1. Direct Method
2. Inderect method

17. Sejarah, Konsep-konsep teori, pengungkapan, catatan atas laporan keuangan


Sejarah akuntansi :
o Jaman Kolonial
pada tahun 1602 perserikatan maskapai belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde
Oost Indische Compagnie (VOC) yang didirikan
o Zaman Penjajahan Belanda
pada tahun 1800-1942. pada waktu itu catatan pembukuannya menekankan pada
mekanisme debet kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit
di Batavia yang merupakan usaha peredaran candu atau morpin monopoli di belanda
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venesia-Italia dan tidak
dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan sistem
pencatatan tersebut, karena kondisinya sangat menekankan pada praktek-praktek dagang
yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda. Sedangkan segmen bisnis
menengah kebawah dikuasai oleh pedagang cina, india, dan arab. Sejalan dengan itu ada
kebebasan dalam penyelenggaraan pembukuan sehingga praktek pembukuannya
menggunakan atau dipengaruhi oleh sistem asal etnis yg bersangkutan.
Soemardjo (1982) mengemukakan bahwa dunia pendidikan tinggi yang ada hanya
terbatas pada pendidikan hukum (master in de Rechten), kedokteran dan tenik. Tidak ada
kemungkinan studi untuk meraih gelar sarjana ekonomi di Indonesia apalagi untuk
menjadi akuntan
o Zaman Penjajahan Jepang
Diadakan latihan pegawai dan kursus pembukuan dengan pola Belanda dengan huruf
kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
o Zaman Kemerdekaan
Sistem Akuntansi Belanda yang lebih dikenal dengan sistem tatabuku. Sistem ini
sebenarnya merupakan sub sistem dari ilmu Akuntansi dalam bidang metode pencatatan
jadi bukan seperti disiplin Akuntansi yang dikenal di Amerika.
Pada tahun 1980 pemerintah indonesia atas bantuan pinjaman dari World bank
melakukan upaya harmonisasi sistem Akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus
dualisme.
o Standar Akuntansi Indonesia
IAI berdiri dijakarta pada tgl 2 desember 1957 adalah wadah organisasi profesi Akuntansi
Indonesia. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
pada tahun 1973 dengan maksud antara lain menghimpun prinsip –prinsip yang lazim
berlaku di Indonesia dan sebagai sarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal
Indonesia.
PAI 1973 ini setelah berjalan selama dasawarsa kemudian disempurnakan lagi dengan
“Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. PAI 1984 ini dibatasi pada hal-hal yang
berhubungan dengan Akuntansi keuangan yang diungkapkan secara garis besar atau
bersifat umum, tidak mencakup praktek Akuntansi untuk industri tertentu.
Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian pernyataan PAI dan
interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah, serta menjelaskan
standar Akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari PAI 1984. setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 di ganti
dengan standar Akuntansi 1994.
o Pendidikan Akuntansi
Sebelum dikeluarkan UU. No. 34/1954 tentang gelar Akuntan maka semua orang dapat
menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai gelar akuntan.

AKUNTANSI MANAJEMEN

1. Pengertian Akuntansi Manajemen


‫ ٭‬Akuntansi manajemen merupakan suatu proses mengidentifikasi, mendefinisikan,
mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak
langsung yang dapat digunakan untuk:
- Kalkulasi biaya secara akurat, baik jasa, produk maupun untuk tujuan lain yang
diinginkan manajemen.
- Perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian.
- Pengambilan keputusan
‫ ٭‬Akuntansi manajemen digunakan untuk mengukur kinerja, kualitas operasi, dan
produktivitas kerja.
‫ ٭‬Tujuan utama akuntansi manajemen adalah mengkomunikasikan baik informasi
keuangan maupun nonkeuangan kepada manajemen untuk memudahkan kegiatan
perencanaan, pengendalian, dan evaluasi sumber daya.
‫ ٭‬Akuntan Manajemen selalu menggunakan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda
sebagaimana jenis, tujuan, dan sifat definisi biaya dalam pemakaiannya.

2. Pengertian Akuntansi Biaya


 Akuntansi biaya adalah salah satu cabang dari akuntansi yang memberikan informasi
kepada manajemen perusahaan sehingga manajemen dapat mengkaji biaya produksi.
Atau merupakan sistem untuk pencatatan dan pelaporan ukuran-ukuran biaya fabrikasi
barang dan jasa yang diberikan secara agregat dan terinci.
(Kamus Akuntansi)
 Akuntansi biaya mengidentifikasi, mendefinisikan, mengatur, melaporkan, dan
menganalisis berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan
prosedur produksi serta pemasaran barang dan jasa.
(L. Gayle Rayburn, Akuntansi Biaya, hal 3)

Konsep Biaya
Cost Kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di
masa datang bagi organisasi.
Expense Pengeluaran yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat masa
sekarang atau pengakuan pengeluaran akibat berlalunya waktu
(expired cost).
Konsep Biaya untuk Penentuan Biaya Produk dan Jasa
‫ ٭‬Biaya yang ditetapkan untuk produk dan jasa dikenal dengan harga pokok
- Perusahaan dagang: harga perolehan  harga pokok penjualan
- Perusahaan manufaktur: harga pokok produksi  harga pokok penjualan
- Perusahaan jasa: harga pokok jasa  harga jual jasa
‫ ٭‬Persediaan: bahan baku, bahan penolong, supplies pabrik, produk dalam proses, dan
produk jadi
Metode penelusuran:
‫ ٭‬Penelusuran langsung
- proses identifikasi dan pembebanan biaya berkaitan secara khusus dan secara fisik ke
objek biaya
‫ ٭‬Penelusuran penggerak
- penggunaan penggerak sumber daya maupun penggerak aktivitas untuk dibebankan
ke objek biaya.
- Penggerak sumber daya mengukur permintaan sumber daya oleh aktivitas
- Penggerak aktivitas mengukur permintaan aktivitas
Konsep biaya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan
‫ ٭‬Biaya ‫ ٭‬Biaya masa depan yang berubah di antara alternative
relevan
‫ ٭‬Biaya ‫ ٭‬Biaya yang berbeda untuk setiap pilihan keputusan. Biaya
diferensial tersebut merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan
keputusan jika belum terjadi (future cost)
‫ ٭‬Opportunity ‫ ٭‬Manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu
cost alternatif keputusan dipilih dan alternatif lain ditolak. Biaya
tersebut merupakan manfaat yang hilang akibat satu
alternatif dipilih atau alternatif yang dipilih mendapat
manfaat dari alternatif lainnya.
‫ ٭‬Sunk cost ‫ ٭‬Biaya yang telah terjadi atau telah dikeluarkan dan tidak
dapat dipengaruhi oleh keputusan di masa datang.

3. Klasifikasi Biaya
Elemen Biaya
- Biaya produksi (production cost) mencakup biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, yang dikeluarkan untuk melaksanakan proses
produksi dan menghasilkan produk / jasa.
- Biaya desain dan biaya rekayasa produksi (design and engineered cost) yang dikeluarkan
sebelum proses manufaktur, diakui sebagai bagian dari biaya produksi.
- Beban pemasaran (marketing expense) mencakup biaya penjualan, distribusi barang dan
jasa, biaya transportasi, pergudangan, dan biaya distribusi lainnya serta biaya promosi
dan biaya untuk mempertahankan customer.
- Beban administrasi (administrative expense) mencakup biaya pengerahan dan
pengendalian operasi perusahaan serta kegiatan umum seperti fungsi personalia, fungsi
keuangan, dan fungsi hukum.
Pengelompokkan Biaya Lain yang perlu diketahui
- Biaya Terukur (engineered cost)
Biaya yang dapat ditandingkan (match) dengan perubahan cost driver (cenderung
standar)
- Biaya Kebijakan (discretionary cost)
Biaya yang timbul akibat keputusan manajemen sehingga cenderung menjadi biaya
terikat (committed cost). Mis; biaya penyusutan, pajak kekayaan atas aktiva tetap (pabrik
dan kantor)
4. Proses produksi dan aliran biaya job order

Persediaan Bahan baku Persediaan Bahan Setengah


Kas
jadi
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx

Piutang Persediaan Barang Jadi

xxx xxx xxx xxx

5. Konsep Biaya
 Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi
organisasi.
 Objek biaya adalah setiap setiap item seperti produk, pelanggan, departemen, proyek,
aktivitas, dan sebagainya, di mana biaya diukur dan dibebankan. (Hansen / Mowen,
Akuntansi Manajemen, hal 36–37)
6. Aliran biaya dalam proses produksi
Aliran biaya (flow of cost) yaitu biaya yang melewati berbagai klasifikasi dalam suatu
organisasi. Ringkasan aliran biaya ini dapat dilihat dalam diagram berikut ini :
Bahan Baku Barang dalam
(1) xxx (2) xxx Proses
(2) xxx (6)xxx
(3) xxx
(4) xxx

Upah Barang Jadi


(3) xxx (6) xxx (7) xxx

Harga Pokok
Penjualan
Pengendali Overhead (7) xxx
(5) xxx (4) xx
(9) xxx
(9) xxx

(1) Pembelian bahan baku


(2) Pemakaian bahan baku
(3) Terjadinya biaya tenaga kerja langsung
(4) Pembebanan overhead
(5) Terjadinya biaya overhead aktual
(6) Transfer pekerjaan 1 ke barang jadi
(7) Harga pokok penjualan Pekerjaan 1
(9) Penutupan overhead yang dibebankan terlalu rendah

Ikhtisar Arus Biaya Manufaktur


(Hansen / Mowen, Akuntansi Manajemen, jilid 1, hal 214)

7. Pengertian Job Order


Job Order (Pesanan Pekerjaan) adalah : Pesanan pelanggan untuk sejumlah produk tertentu

yang dirancang secara khusus dan dibuat berdasarkan pesanan.

(Kamus Akuntansi)

8. Pendekatan ABC
 Pendekatan ABC dengan keterkaitannya yang sangat kuat terhadap biaya tingkat unit,
batch, produk, dan fasilitas memberikan manajemen penilaian yang lebih akurat terhadap
laba yang di hasilkan lini produk yang berbeda dan terhadap keberadaan biaya yang
tidak bernilai tambah.
(L. Gayle Rayburn, Akuntansi Biaya, hal 31 – 33)

 Suatu metode pengalokasian pengeluaran atau biaya pabrik bagi produk yang memakai
tarif aplikasi beragam dan sumber biaya yang bermacam-macam atau pengidentifikasian
aktivitas sebagai dasar pembebanan biaya overhead terhadap unit-unit biaya (produk).
(Kamus Akuntansi)
 ABC disebut juga kalkulasi biaya berdasarkan transaksi bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan biaya produk dan jasa dengan mengakui bahwa beberapa biaya lebih tepat
dibebankan atas dasar non volume. ABC mencerminkan konsumsi biaya dengan
mengidentifikasikan penggerak tang dapat dibagi di berbagai tingkat dalam suatu
organisasi.

9. Just In Time (JIT)


Just In Time adalah meminimalisasi waktu penyelesaian dengan menekankan perbaikan yang
berkesinambungan, JIT mengurangi persediaan dengan mencapai suatu proses produksi yang
berkesinambungan.

10. ABM (activity based management)


 ABM menghubungkan konsumsi sumber daya pada kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk biaya kegiatan itu pada produk atau pelanggan. ABM menggunakan kalkulasi
biaya berdasarkan kegiatan yang disebuat juga kalkulasi biaya berdasarkan transaksi
untuk mengukur dan mengendalikan hubungan tersebut.
(L. Gayle Rayburn, Akuntansi Biaya, hal 13)
 Manajemen Berdasarkan aktivitas memusatkan perhatian pada manajemen aktivitas yang
bertujuan meningkatkan nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima atas
pembelian tersebut.
(Hansen / Mowen., Akuntansi Manajemen, jilid 1, hal 58)

11. Transfer Pricing (Harga Transfer)


Harga Transfer biasanya dilakukan pada organisasi yang didesentralisasikan, dimana
output dan salah satu divisi mungkin digunakan sebagai input pada divisi lainnya. Bila
divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggung jawaban, maka divisi tersebut di
evaluasi berdasarkan laba operasi dan pengambilan keputusan atas investasi karena itu
nilai barang yang ditransfer merupakan laba bagi divisi yang mengirim (penjual) dan
biaya bagi divisi yang menerima (pembeli).
(Hansen / Mowen., Akuntansi Manajemen, jilid 2, hal 78)
12. BEP (Break Event Point)
BEP adalah Titik yang menunjukkan tingkat di mana penjualan sama dengan biaya, sehinggan

pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) sama dengan nol atau dirumuskan :

[(Px) . (Sx)] – [(VCx) . (Sx) + (Fc)] = EBIT = 0


di mana :
Px = Harga jual per unit
Sx = Unit yang dijual
VCx = Biaya variabel per unit
Fc = Total biaya tetap
(Kamus Akuntansi)
AUDITING

1. Pengertian Audit
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, untuk memastikan
tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

2. Siklus Audit
Laporan Keuangan Bukti
Transaksi

Neraca Lajur

Jurnal
Jurnal Penutup

Jurnal Penyesuan Neraca Percobaan Buku Besar

3. Bukti-bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapatnya
Tipe bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari:
1. Data Akuntansi
1. Pengendalian intern
2. Catatan akuntansi

2. Informasi penguat
1. Bukti fisik
2. Bukti dokumenter
3. Perhitungan
4. Bukti lisan
5. Perbandingan dan ratio
6. Bukti dari spesialis.

4. Sepuluh Kriteria SPAP


Dalam pernyataan standar auditing (PSA) no. 01 (SA) seksi 150 standar auditing disajikan
berikut ini :
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksana audit dan penyusunan laporan keuangannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilaksanakan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat satu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa menyatakan demikian tidak dapat
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipukul oleh auditor.

5. Opini Audit
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak ada pembatasan
dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan
penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan,
konsistensi penerapan akuntansi berterima umum tersebut serta pengungkapan memadai
dalam laporan keuangan.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha klien auditor dapat menerbitkan
laporan audit baku, ditambah dengan bahasa penjelasan.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian


Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi maka ia memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian dalam laporan audit:
1. Lingkup audit dibatasi oleh klien
2. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting, kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien
ataupun auditor.
3. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
4. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak ditetapkan secara konsisten.
4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, sehingga tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Kondisi yang menyebabkan auditor dinyatakan tidak memberikan pendapat adalah :
1. pembatasan yang luar biasa terhadap lingkup audit
2. auditor tidak independent dalam hubungannya dengan kliennya. (auditing I hal 19-22)

6. Struktur Pengendalian Internal


SPI merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil
lain suatu perusahaan yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga tujuan:
(a) keandalan pelaporan keuangan,
(b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan
(c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
(Mulyadi,Auditing, Hal. 180)

Unsur-unsur SPI
1. Lingkungan Pengendalian,
a) Integritas dan Nilai Etika
b) Komitmen terhadap Kompetensi
c) Partisipasi Dewan Komisaris atau Komite Audit
d) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
e) Struktur Organisasi
f) Pemberian Wewenang dan Tanggungjawab
g) Kebijakan dan Prosedur Kepegawaian
2. Penaksiran Risiko,
Asersi manajemen yang harus dipenuhi dalam penaksiran risiko entitas adalah:
a) Eksistensi atau keterjadian (existence or occurrence)
b) Kelengkapan (completeness)
c) Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
d) Hak dan kewajiban (right and obligation)
e) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
3. Sistem Akuntansi,
Sistem Akuntansi yang Efektif, mampu:
‫ ٭‬Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi secara benar (valid)
‫ ٭‬Menjelaskan transaksi secara cukup dan tepat waktu, sehingga dapat diklasifikasikan
dengan tepat di dalam laporan keuangan.
‫ ٭‬Mengukur nilai transaksi, sehingga dapat dicatat nilai moneternya secara cukup
dalam laporan keuangan.
‫ ٭‬Menentukan periode waktu dimana transaksi terjadi, sehingga transaksi tersebut
tercatat dalam periode akuntansi secara tepat.
‫ ٭‬Melaporkan dengan benar transaksi dan dihubungkan dengan pengungkapan dalam
laporan keuangan.

4. Aktivitas (Prosedur) Pengendalian, dan


Dikelompokkan atas:
A. Pemisahan tugas dan wewenang:
1. Pemisahan pemegang aktiva dari akuntansi
2. Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan
3. Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pembukuan
4. Pemisahan tugas dari PDE (analis sistem, programmer, operator komputer,
pustakawan, kelompok pengendali data)
B. Otorisasi atas transaksi dan aktivitas
C . Dokumen & Catatan, sebaiknya
(a) Tercetak dan prenumbered untuk mengendalikan kemungkinan hilangnya
dokumen dan memudahkan akses data
(b) Disiapkan pada saat atau segera setelah transaksi terjadi
(c) Sederhana agar mudah dimengerti
(d) Dirancang sedapat mungkin untuk multiguna agar meminimalkan dokumen dan
catatan yang berbeda
(e) Dirancang untuk mendorong penyajian yang benar.
D. Pengendalian fisik dan pengendalian akses
E. Pengecekan independen atas pelaksanaan
5. Pemantauan

7. Prosedur audit
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
1. Inspeksi
2. Pengamatan (observation)
3. Permintaan keterangan (enquiry)
4. Konfirmasi
5. Penelusuran (tracing)
6. Pemeriksaan bukti pendukung
7. Perhitungan
8. Scanning
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
10. Teknik audit berbantuan komputer (computer assisted audit technique).
8. Perbedaan Siklus Audit dan Siklus Akuntansi
 Dari segi proses
– Audit dimulai dari laporan keuangan sampai kepada bukti transaksi
– Siklus Akuntansi dimulai dari bukti transaksi sampai kepada laporan keuangan.
 Dari segi definisi
– Siklus akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian
transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian
berdasarkan data atau bukti ini maka di input ke proses pengolahan data sehingga
menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan
– (Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, hal 16).
– Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah
atau prosedur yang logis, bererangka dan terorganisasi
(Mulyadi, Auditing, Buku 1).
 Dari segi tujuan
– Auditing bertujuan memastikan kualitas dan kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
– Siklus akuntansi bertujuan menyajikan informasi dalam bentuk laporan keuangan
yang berguna dalam pengambilan keputusan.

9. Bukti-bukti audit
– Bukti fisik
– Bukti dokumenter
– Bukti perhitungan
– Bukti lisan
– Perbandingan
– Bukti dari spesialis

10. Tipe-tipe audit


a. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit yang dilakukan oleh auditor terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.
b. Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit yang ditujukan untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau
peraturan tertentu.
c. Audit operasional (operational audit)
Merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian dari padanya, dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu.

11. Temuan Audit


Temuan audit yaitu hasil yang didapat / diperoleh dari kegiatan audit yang dapat berupa
penyimpangan dan salah saji yang material yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK)
(Arens, Auditing, hal 56)
12. The Big 5 Auditor dan The Big 8 Auditor

 The Big 5
1) Arthur Anderson
2) Deloitte & Touche
3) KPMG
4) Ernst & Young
5) Price Waterhouse

 The Big 8
1) Arthur Anderson & Co.
2) Arthur Young & Co.
3) Cooper and Lyhrand
4) Ernst & Whinney
5) Price Waterhouse & Co.
6) Deloitte, Haskins and Salls
7) Peat Marwick, Mitchell & Co.
8) Touche Ross & Co.
(Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi, hal 158)

Sekarang The big 4


1) Deloitte & Touche
2) KPMG
3) Ernst & Young
4) Price Waterhouse
PERPAJAKAN

1. Pengertian pajak
Pengertian pajak menurut UU no. 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas undang-
undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tat cara perpajakan adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Perbedaan laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial


Perbedaan Waktu dan Perbedaan Tetap
 Perbedaan waktu ialah perbedaan yang bersifat sementara karena adanya ketidak samaan
waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan standar
akuntansi keuangan.
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Perbedaan waktu positif dan perbedaan waktu negatif.
 Perbedaan tetap adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung
laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan tanpa
adanya koreksi dikemudian hari.
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Perbedaan tetap positif dan perbedaan tetap negatif.
(Perencanaan Pajak, Erly Suandy, Hal 89)

3. Tarif pajak
Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
< Rp. 50.000.000,- 5%
Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 250.000.000,- 15%
Rp. 250.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 25%
> Rp. 500.000.000,- 30%

Tarif Wajib Pajak Badan


Menggunakan tarif pajak final sebesar 25%

Anda mungkin juga menyukai