Anda di halaman 1dari 2

PUPUIK BERANAK

Puput Beranak, pada prinsipnya pembuatannya, hampir sama dengan


Puput Batang padi. Cara mendapatkan nadanya sama pula. Perbedaannya terletak
pada bahan yang dipergunakan. Puput beranak mempergunakan bahan sarik,
semacam bambu kecil, sedang puput batang padi dari batang padi dan daun
kelapa.

Puput batang padi terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut anak
puput umumnya terbuat dari sariak berdiameter 0,5 sampai 0,75 cm. Panjangnya
sekitar 5 cm atau sepertiga panjang puput induk. Anak puput inilah yang
menghasilkan bunyi, karena pada bagian ini dibuat klep. Klepnya terdiri dari
lidah-lidah bambu yang dibuat dekat buku. Setelah klep ini dapat menghasilkan
bunyi, anak puput ini dimasukkan ke dalam lobang puput induk yang terbuat dari
talang polos. Induk puput yang terbuat dari talang polos dan tidak memiliki
lobang nada. Ukuran panjangnya 10 sampai 15 cm dengan diameter 1-2 cm.
Sebelum disambungkan antara anak puput dengan puput induk, ujung anak puput
dililit dengan dengan kain atau kertas sebelum dimasukkan ke dalam puput induk,
agar tidak mudah lepas. Di samping itu hubungan yang erat itu diperlukan agar
udara yang ditiup tidak merembes keluar, dicelah-celah sambungan kedua bagian
puput itu dan suara yang dihasilkan akan lebih sempurna.

` Puput beranak ada yang dimainkan tunggal sebagai pelipur lara, dan ada
pula sebagai pengiring lagu tradisional lainnya, seperti dendang. Nada yang
dihasilkan Puput beranak diperoleh dengan keahlian peniupnya dalam memainkan
lidah dan jari yang menutup dan membuka ujung puput selama memainkannya.
Dari tiupannya timbul nada pentatonis.

Puput beranak ini banyak terdapat di daerah Kabupaten Agam, di nagari


Padang Laweh, Batu Palano, Batagak, Sariak, Koto Tuo, Sungai Janiah, dan Lasi.

SAN

Anda mungkin juga menyukai