(REVISI)
Disusun Oleh :
BANDUNG
2005
LEMBAR PENGESAHAN
1. a. Judul
b. Jenis : Diktat
2. Indentitas Penulis
3. Jumlah Penulis
: 1 Orang
Disahkan Oleh :
Sistem Elektronika
NIP. 9167035
Rangkaian Listrik
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas terselesaikannya diktat
membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah dasar Rangkaian Listrik, pada
edisi revisi ini ada beberapa materi yang ditambahkan dan penyusun lebih cenderung
mahasiswa.
Buku revisi ini juga telah mengacu pada kurikulum 2004 yang berlaku di Sekolah
Tinggi Teknologi Telkom sehingga telah memenuhi standar bagi buku perkuliahan yang
Penyusun
Mohamad Ramdhani
ii
Rangkaian Listrik
DAFTAR ISI
Tegangan............................................................................................................. 3
Energi.................................................................................................................. 4
Daya.................................................................................................................... 5
Elemen aktif...................................................................................................... 14
Kapasitor........................................................................................................... 28
Induktor............................................................................................................. 31
Mohamad Ramdhani
iii
Rangkaian Listrik
Resonansi........................................................................................................ 226
Mohamad Ramdhani
iv
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
BAB I
Definisi - Definisi
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas
pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua
ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata
kuliah Elektronika.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan
kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang
menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai
sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif
dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi
elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen
resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R,
dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua
yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan
simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada
bab berikutnya.
a. Sumber tegangan
b. Sumber arus
c. Resistor ( R )
d. Induktor ( L )
e. Kapasitor ( C )
a. Transistor
b. Op-amp
Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari
rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen
disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan
kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu
rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari
titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang
menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya,
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami
tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan
kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka
akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan
Simbol
: Q = muatan konstan
elektron
dq
dt
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir
sebaliknya.
Macam-macam arus :
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu
Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan,
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan
muatan.
dw
Secara matematis : v =
dq
Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada
potensial di terminal/kutub B. Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah dalam hal ini
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi dalam hal ini
Pada buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi energi
adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan gaya
sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak dapat
dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air yang bergerak
akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik, energi listrik akan
berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut melewati suatu lampu,
energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola lampu tersebut
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas tegangan
1. Menyerap energi
tersebut.
2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang bertegangan v dan muatan yang
Mohamad Ramdhani
5
Rangkaian Listrik
Daya
dw dw dq
= vi
dq dq dt
Analisis Rangkaian
Mencari hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian yang telah diketahui,
misalkan mencari keluaran tegangan/ arus ataupun menentukan energi/ daya yang
dikirim.
Dalam SI untuk menyatakan bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dari satu satuan
atto a 10-18
femto f 10-15
pico p 10-12
nano n 10-9
mikro μ 10-6
milli m 10-3
centi c 10-2
deci d 10-1
deka da 101
hekto h 102
kilo k 103
mega M 106
giga G 109
tera T 1012
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
i=6A
P = 18 W
P 18
v= =
= 3 Volt
6
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
i=-6A
P = 18 W
P 18
= −3 Volt
v= =
i −6
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Jawaban :
i=3A
v=6V
p = vi = 3.6 = 18 W
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan arus yang melewati terminal positifnya
seperti diperlihatkan pada grafik disamping. Tentukan daya yang diserap elemen pada
saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
4. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
5. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
7. Diketahui kurva arus terhadap waktu, tentukan muatan total yang masuk pada
elemen !
8. Tentukan muatan dalam satuan waktu jika arus i = 8t 2 − 4t Ampere, t ≥ 0 saat q(0)
= 0.
10. Muatan 5 kC melewati suatu elemen dan energi yang diberikan 20 MJ. Tentukan
11. Arus yang mengalir 2 A pada suatu elemen . Energi untuk memindahkan arus
13. Sebuah lampu dihubungkan batere 12 V menghasilkan arus sebesar 0,5 A. Tentujan
energi selama 2 s.
Mohamad Ramdhani
10
Rangkaian Listrik
15. Jika V = -4 Volt dan i =10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
16. Jika V = 4 Volt dan i = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
17. Jika V = -4 Volt dan I = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
18. Sebuah kawat dilalui arus 10 mA. Berapa banyak muatan pada kawat tersebut
selama 20 s.
19. Tentukan
b. Muatan saat t = 8 s
Mohamad Ramdhani
11
Rangkaian Listrik
20. Berapa arus dihasilkan batere mobil, jika energi yang disuplai 2 x 106 J selama 10
21. Tentukan
Mohamad Ramdhani
12
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
13
Rangkaian Listrik
28. Tentukan daya yang diserap oleh tiap elemen pada rangkaian berikut
Mohamad Ramdhani
14
Rangkaian Listrik
BAB II
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada Rangkaian Listrik tidak dapat
dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini
Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah Rangkaian
Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan semua yang berkaitan dengan
elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa
sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan
tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk elemen listrik seperti sumber
tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan C pada mata kuliah ini diasumsikan
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun
Sifat lain :
yaitu harga tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan atau arus
lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri.
Simbol :
Simbol :
Mohamad Ramdhani
15
Rangkaian Listrik
Sumber arus ideal adalah sumber yang menghasilkan arus yang tetap, tidak
Sifat lain :
Mempunyai sifat khusus yaitu harga arus tidak bergantung pada harga
Mempunyai sifat khusus yaitu harga arus bergantung pada harga tegangan
Simbol :
Elemen Pasif
1. Resistor (R)
dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan
pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas
Secara matematis :
R=ρ
A = luas penampang
Mohamad Ramdhani
16
Rangkaian Listrik
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor
tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR = IR
2. Kapasitor (C)
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor,
luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari
kapasitor tersebut.
Secara matematis :
C =ε
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
matematis dinyatakan :
dv
ic = C c
dt
Penurunan rumus :
Q = CV
dq = Cdv
dim ana :
dq
i=
dt
dq = i.dt
Mohamad Ramdhani
17
Rangkaian Listrik
sehingga :
i.dt = Cdv
i=C
dv
dt
kapasitor.
dw
p=
dt
dw = p.dt
∫ dw = ∫ p.dt
dv
dt = ∫ Cvdv
dt
Jika kapasitor dipasang tegangan konstan/DC, maka arus sama dengan nol.
tegangan DC.
magnet.
w = ∫ p.dt = ∫ vi.dt = ∫ vC
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( φ ) yang
membentuk loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total
fluksi adalah :
λ = LI
L=
dλ
di
=L
v=
dt
dt
Mohamad Ramdhani
18
Rangkaian Listrik
Dari karakteristik v-i, dapat diturunkan sifat penyimpan energi pada induktor.
dw
p=
dt
dw = p.dt
∫ dw = ∫ p.dt
di
i.dt = ∫ Li.di
dt
Jika induktor dipasang arus konstan/DC, maka tegangan sama dengan nol.
w = ∫ p.dt == ∫ vi.dt = ∫ L
1. Tegangan antara 2 titik, a dan b digambarkan dengan satu anak panah seperti
2. Tegangan yang dipakai pada buku ini adalah tegangan drop/ jatuh dimana akan
bernilai positif, bila kita berjalan dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Contoh :
3. Setiap arus yang melewati komponen pasif maka terminal dari komponen
Sumber tegangan
(Rd = 0)
Voltmeter
(Rd = ∞ )
Mohamad Ramdhani
19
Rangkaian Listrik
Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya tidak ada
Sumber arus
(Rd = ∞ )
Amperemeter
(Rd = 0)
Amperemeter dipasang seri pada komponen yang akan diukur supaya tegangan
Perlu diingat bahwa rangkaian paralel adalah pembagi arus dan rangkaian seri
adalah pembagi tegangan. Pembahasan rangkain seri dan paralel akan dibahas
Sifat : Vab selalu samadengan 0, tidak tergantung pada arus I yang mengalir
padanya.
Vab = 0
Rd = 0
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
I=0
Rd = ∞
Mohamad Ramdhani
21
Rangkaian Listrik
BAB III
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
Secara matematis :
V = I .R
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada
saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya
pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan
jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan
Contoh :
∑i = 0
i2 + i4 − i1 − i3 = 0
i2 + i4 = i1 + i3
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan
Secara matematis :
∑V = 0
Mohamad Ramdhani
22
Rangkaian Listrik
Contoh :
Lintasan a-b-c-d-a :
V2 − V1 − V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
V3 − V2 + V1 + 0 = 0
V3 − V2 + V1 = 0
Contoh Latihan :
Jawaban :
Hukum KVL :
Σv = 0
+ v1 + 10 + 2 − 15 = 0
v1 = 3V
− v1 − 10 − 2 + 15 = 0
v1 = 3V
Mohamad Ramdhani
23
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Hukum KVL :
Σv = 0
+ v1 − 10 + 2 + 15 = 0
v1 = −7V
Jawaban :
Hukum KCL :
Σi = 0
i = −8 + 7 = −1 A
Mohamad Ramdhani
24
Rangkaian Listrik
Hukum KVL :
Σv = 0
v ab = +8 + 4 + 56 − 6 = 62V
1. Hubungan seri
Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus yang lewat
2. Hubungan paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya tegangan
Resistor ( R )
Hubungan seri :
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = i ( R1 + R2 + R3 )
= R1 + R2 + R3
Rek = R1 + R2 + R3
Mohamad Ramdhani
25
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
V1 = iR1
V2 = iR2
V3 = iR3
dim ana :
R1 + R2 + R3
sehingga :
R1
V1 =
R1 + R2 + R3
i=
V2 = R2
R1 + R2 + R3
V3 = R3
R1 + R2 + R3
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
Rek R1 R2 R3
=
+
Rek R1 R2 R3
Mohamad Ramdhani
26
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
i1 =
R1
i2 = V
R2
i3 = V
R3
dim ana :
V = iRek
sehingga :
i1 = ek i
R1
i2 = Rek
R2
i3 = Rek
i
R3
Contoh latihan :
Jawaban :
Rs1 = 12 + 4 = 16Ω
16 x16
= 8Ω
16 + 16
Rs 2 = R p1 + 7Ω = 8 + 7 = 15Ω
Rs1 // 16Ω → R p1 =
15 x30
= 10Ω
15 + 30
Rs 2 // 30Ω → R p 2 =
Rek = R p 2
Mohamad Ramdhani
27
Rangkaian Listrik
Jawaban :
16 x 48
= 12Ω
16 + 48
R p1 =
Rs1 .30.20
R p 2 = 10Ω
Rek = R p 2 + 6Ω = 10 + 6 = 16Ω
it =
24 3
=A
16 2
20Ω // 60Ω → R p =
i=
20.60
= 15Ω
20 + 60
15
15 3 1
=A
it =
15 + 30
45 2 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
28
Rangkaian Listrik
Jawaban :
v1 = 3V
12 x 4
= 3Ω
12 + 4
Rp
x 4v1 = x12 = 4V
R p + 6Ω
12Ω // 4Ω → R p =
vRp
sehingga :
vR
i = p = = 1A
4Ω 4
Kapasitor ( C )
Hubungan seri
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = V1 + V2 + V3
V=
C1
C ek
C ek C1 C 2 C 3
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
V1 =
idt
C1 ∫
V2 = 1
idt
C2 ∫
V3 = 1
idt
C3 ∫
dim ana → V =
idt
C ek ∫
sehingga :
V1 = ek V
C1
V2 = C ek
C2
V3 = C ek
C3
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i 2 + i3
dV
dV
dV
dV
= C1
+ C2
+ C3
dt
dt
dt
dt
C ek = C1 + C 2 + C 3
C ek
Mohamad Ramdhani
30
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
dV
i1 = C1
dt
dV
i2 = C 2
dt
dV
i3 = C 3
dt
dim ana → i = C ek
dV
dV
dt
dt C ek
sehingga :
i1 = 1 i
C ek
i2 = C2
i
C ek
i3 = C3
C ek
Contoh latihan :
Jawaban :
C p1 = 25μF + 25μF = 50 μF
C p 2 = 25μF + 25μF = 50 μF
50 x50
= 25μF
50 + 50
C ek = C s + 25μF = 25 + 25 = 50 μF
Cs =
Mohamad Ramdhani
31
Rangkaian Listrik
2. Tentukan Cek !
Jawaban :
C p1 = 10 μF + 10 μF = 20 μF
C p1 = 10 μF + 10 μF = 20 μF
20 x 20
= 10 μF
20 + 20
C s // 5μF // 5μF → C ek = C s + 5μF + 5μF = 20 μF
Cs =
Induktor ( L )
Hubungan seri :
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = V1 + V2 + V3
di
di
di
+ L2 + L3
dt
dt
dt
di
di
di
di
Lek
= L1 + L2 + L3
dt
dt
dt
dt
Lek = L1 + L2 + L3
V = L1
Mohamad Ramdhani
32
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
di
V1 = L1
dt
di
V2 = L2
dt
di
V3 = L3
dt
di
di V
→=
dt
dt Lek
sehingga :
V1 = L1
V
Lek
V2 = L2
Lek
V3 = L3
Lek
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
Lek
+
+
Lek L1 L2 L3
Mohamad Ramdhani
33
Rangkaian Listrik
Pembagi arus ;
i1 = ∫ Vdt
L1
i2 =
Vdt
L2 ∫
i3 =
Vdt
L3 ∫
dim ana → i =
i1 = Lek
L1
i2 = Lek
L2
i3 =
Lek ∫
Lek
L3
Contoh latihan :
Jawaban :
50 x50
= 25mH
50 + 50
Ls 2 = L p1 + 25mH = 25 + 25 = 50mH
Ls1 // 50mH → L p1 =
Ls 2 // 50mH → Lek =
50 x50
= 25mH
50 + 50
Mohamad Ramdhani
34
Rangkaian Listrik
2. Tentukan nilai Lek !
Jawaban :
Ls 2 = L p1 + 10mH = 0 + 10 = 10mH
Ls 2 // 10mH → Lek =
Lek =
Ls 2 x10
Ls 2 + 10
10 x10
= 5mH
10 + 10
Mohamad Ramdhani
35
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
3. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
36
Rangkaian Listrik
5. Jika pada suatu rangkaian diberikan tegangan 10 V maka timbul arus sebesar 2 A,
maka berapa arus yang muncul jika tegangan yang diberikan pada rangkaian
tersebut sebesar 15 V
6. Pada suatu rangkaian yang tidak diketahui nilai resistansinya, daya pada rangkaian
tersebut yang terukur dengan wattmeter sebesar 250 W dengan tegangan terpasang
7. Nilai suatu rangkaian seri R1 = 6Ω dan R2 = 12Ω jika diberikan sumber tegangan 8
V akan menghasilkan arus sebesar 2 A, tentukan nilai arus rangkaian paralel dengan
8. Jika suatu nilai kapasitor yang terdiri dari 10pF, 12x10-6 μF, dan 0,008nF, jika
seri dengan 10Ω kemudian paralel dengan 15Ω lalu diserikan lagi dengan paralel
Mohamad Ramdhani
37
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
38
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
39
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
40
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
42
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
43
Rangkaian Listrik
49. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan rus yang meleweati trminal positifnya
seperti diperlihatkan pada gambar. Tentukan daya yang diserap elemen pada saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
50. Tentukan muatan total pada soal no. 49 :
Mohamad Ramdhani
44
Rangkaian Listrik
55. Sebuah resistor 1kΩ dihubungkan baterai dan 6 mA mengalir. Berapa arus jika
56. Sebuah toaster resistor akan menjadi panas ketika arus melewatinya. Jika toaster
resistansinya.
57. Sebuah sumber 10 V diserikan dengan beberapa resistor dengan arus 50 mA. Berapa
nilai tahanan yang harus diserikan dengan sumber dan resistor dengan arus terbatas
20 mA?
58. Resistor 20Ω, 30Ω dan R dihubung paralel membentuk resistansi ekivalen 4Ω.
Tentukan R dan arus melewatinya. Jika sumber arus 6A dipasang pada kombinasi
tersebut.
Mohamad Ramdhani
45
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
46
Rangkaian Listrik
64. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
47
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
48
Rangkaian Listrik
71. Tentukan i1 :
72. Jika R = 9Ω tentukan nilai i1 :
Mohamad Ramdhani
49
Rangkaian Listrik
75. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
50
Rangkaian Listrik
79. Tentukan V2 :
80. Tentukan i :
81. Tentukan i :
82. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
51
Rangkaian Listrik
86. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
52
Rangkaian Listrik
87. Tentukan R :
88. Tentukan V1 :
89. Tentukan Va :
90. Tentukan Vo :
Mohamad Ramdhani
53
Rangkaian Listrik
92. Tentukan i :
93. Tentukan R :
94. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
54
Rangkaian Listrik
95. Tentukan R :
96. Tentukan V :
97. Tentukan nilai tegangan V1 :
Mohamad Ramdhani
55
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
56
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
57
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
58
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
59
Rangkaian Listrik
116. Jika kurva arus terhadap waktu diperlihatkan seperti pada gambar dibawah ini,
Mohamad Ramdhani
60
Rangkaian Listrik
BAB IV
Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum
Pada bab ini akan dibahas tiga metoda analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu :
Analisis Node
Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian.
Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga
Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan
Contoh :
Jumlah node
Jumlah junction
= 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h
= 3, yaitu : b, c, e=f=g=h
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
Mohamad Ramdhani
61
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
KCL :
∑ i = 0 → 4 − 7 − i1 − i2 = 0
i1 + i2 = −3
V1 − V g
V1 − V2
= −3 → V g = 0
8
V1 − 0 V1 − V2
= −3
2V1 + V1 − V2 = −24
Mohamad Ramdhani
62
Rangkaian Listrik
KCL :
∑ i = 0 → 7 − i1 − i2 = 0
i1 + i 2 = 7
V2 − V1 V2 − V g
= 7 → Vg = 0
12
V2 − V1 V2 − 0
=7
8
12
1. Cara substitusi
3V1 − V2 = −24
3V1 − V2 = −24
3V1 − 36 = −24
3V1 = 36 − 24 = 12 → V1 = 4 ⋅ volt
V1 − V g
4−0
= 1⋅ A
Menggunakan matrik :
i=
3V1 − V2 = −24
Matrik :
⎛ 3 − 1⎞⎛ V1 ⎞ ⎛ − 24 ⎞
⎜ − 3 5 ⎟⎜V ⎟ = ⎜ 168 ⎟
⎟⎜ ⎟ ⎜
⎠⎝ 2 ⎠ ⎝
Mohamad Ramdhani
63
Rangkaian Listrik
∆=
3 −1
−3 5
= 3.5 − (−1).(−3) = 12
sehingga ;
V1 =
V2 =
i=
− 24 − 1
168 5
= − 24.5 − (−1).168
= 4 ⋅ volt
12
= 3.168 − (−24).(−3)
= 36 ⋅ volt
12
3 − 24
− 3 168
V1 − V g
= 1⋅ A
Jawaban :
Σi = 0
v a − vb v a − 0
−9 = 0
16
v a − vb v a
=9
16
3v a − vb = 144........(1)
Mohamad Ramdhani
64
Rangkaian Listrik
Σi = 0
vb − v a vb − 0
−3 = 0
16
12
vb − v a vb
=3
16
12
− 3v a + 7vb = 144........(2)
3v a − vb = 144
− 3v a + 7vb = 144 +
288
= 48V
6
3v a − vb = 144
6vb = 288 → vb =
3v a − 48 = 144
3v a = 144 + 48 = 192
va =
192
= 64V
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
65
Rangkaian Listrik
v a − vb v a
+ + 12 − 6i = 0
40
10
v
dim ana : i = a
10
v a − vb v a
6v
+ + 12 − a = 0
40
10
10
19v a + vb = 480.......(1)
vb − v a vb
+ 6i − 2 = 0
40
20
vb − v a vb 6v a
−2=0
40
20 10
Metoda Cramer :
⎛ 19 1 ⎞⎛ v a ⎞ ⎛ 480 ⎞
⎜
⎜ 23 3 ⎟⎜ v ⎟ = ⎜ 80 ⎟
⎟⎜ ⎟ ⎜
⎠⎝ b ⎠ ⎝
480
80
va =
19
23
3 480.3 − 80.1
= 40V
19.3 − 23.1
sehingga :
40
i= a =
= 4A
10 10
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
66
Rangkaian Listrik
Jawaban :
KCL :
∑i = 0
V − 20 V − Vg
− 1 = 0 → Vg = 0
10
10
V − 20 V
+ =1
10
10
2V − 20 = 10 → V = 15 ⋅ volt KK (1)
20 − V
KK (2)
10
20 − 15
i=
= 0,5 ⋅ A
10
i=
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
67
Rangkaian Listrik
v a − 16 v a
+ −3 = 0
8
12
3v a − 48 + 2v a − 72 = 0
5v a − 120 = 0
120
= 24V
v = v a − 16 = 24 − 16 = 8V
va =
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
68
Rangkaian Listrik
v a − 14 v a v a + 4 v a + 4
++
=0
12
3v a − 42 + 6v a + v a + 4 + 3v a + 12 = 0
13v a − 26 = 0
va =
26
= 2V
13
sehingga : i =
va 2
= = 1A
22
Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan tertutup).
Berbeda dengan analisis node, pada analisis ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II/
KVL dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup samadengan nol atau arus
merupakan parameter yang tidak diketahui. Analisis ini dapat diterapkan pada rangkaian
Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop. Pengambilan arus loop
terserah kita yang terpenting masih dalam satu lintasan tertutup. Arah arus dapat
searah satu sama lain ataupun berlawanan baik searah jarum jam maupun
Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus yang terjadi.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai arus i dengan analisis mesh!
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
69
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 16 + 2 I 1 + 9 + 3( I 1 − I 2 ) = 0
5I 1 − 3I 2 = 7........(1)
Tinjau loop I2 :
Σv = 0
− 9 + 6 + 6 I 2 + 3( I 2 − I 1 ) = 0
− 3I 1 + 9 I 2 = 3........(2)
5 I 1 − 3I 2 = 7..........x3
− 3I 1 + 9 I 2 = 3........x1 +
12 I 1 = 24
24
= 2A
12
sehingga : i = I 1 = 2 A
I1 =
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
70
Rangkaian Listrik
− 18 + 5 I 1 + 12( I 1 − I 2 ) = 0
17 I 1 − 12 I 2 = 18..........(1)
20 I 2 + 40 I 2 + 12( I 2 − I 1 ) = 0
− 12 I 1 + 72 I 2 = 0..........(2)
72
− 12 I 1 + 72 I 2 = 0 → I 1 =
I2
12
17 I 1 − 12 I 2 = 18
102 I 2 − 12 I 2 = 18 → 90 I 2 = 18
I2 =
18 2
90 10
sehingga : v = I 2 x 40Ω =
2
x 40 = 8V
10
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 5 + 6 I 1 − 5ia = 0
dim ana : I 1 = ia
− 5 + 6ia − 5ia = 0 → ia = 5 A
Tinjau loop I2 :
Σv = 0
+ 5ia + 10 I 2 + 25 = 0
25 + 10 I 2 + 25 = 0 → I 2 =
− 50
= −5 A
10
i = − I 2 = −(−5) = 5 A
Mohamad Ramdhani
71
Rangkaian Listrik
Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan sebagai supermesh. Pada supermesh,
pemilihan lintasan menghindari sumber arus karena pada sumber arus tidak
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis mesh !
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I1 = 9 A
I 3 − I 2 = 3A
I 3 = 3 + I 2 .......................................(1)
Σv = 0
8( I 2 − I 1 ) + 16 I 2 + 12 I 3 = 0..............(2)
8( I 2 − 9) + 16 I 2 + 12(3 + I 2 ) = 0
8 I 2 − 72 + 16 I 2 + 36 + 12 I 2 = 0
36
= 1A
36
sehingga : i = I 2 = 1A
36 I 2 = 36 → I 2 =
Mohamad Ramdhani
72
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 dan I2 :
I 2 − I1 = 6 A
I 1 = I 2 − 6.................................(1)
dim ana : i = I 1
Σv = 0
− 12 + 1.I 1 + 2i + 3I 2 = 0
− 12 + I 1 + 2 I 1 + 3I 2 = 0
3I 1 + 3I 2 = 12............................(2)
3( I 2 − 6) + 3I 2 = 12
3I 2 − 18 + 3I 2 = 12
30
= 5A
sehingga : V = 3I 2 = 3 x5 = 15V
6 I 2 = 30 → I 2 =
Mohamad Ramdhani
73
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
6 I 1 + 12 + 12( I 1 − I 2 ) = 0
18 I 1 − 12 I 2 = −12.............................(1)
I 3 − I 2 = 3.........................................(2)
Σv = 0
4 I 2 + 6 I 3 + 12( I 2 − I 1 ) − 12 = 0
16 I 2 − 12 I 1 + 6 I 3 = 12........................(3)
Metoda Cramer :
⎛ 18 − 12 0 ⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ − 12 ⎞
⎟⎜ ⎟ ⎜
− 1 1 ⎟⎜ I 2 ⎟ = ⎜ 3 ⎟
⎜0
⎜ − 12 16 6 ⎟⎜ I ⎟ ⎜ 12 ⎟
⎠⎝ 3 ⎠ ⎝
18 − 12 − 12
I3 =
− 12
−1
16
3
12
18 − 12 0
0 −1
− 12 16
18
−1 3
−1
+ 12
− 12
16 12
− 12 12
− 12 16
= 2A
−1 1
01
18
+ 12
16 6
− 12 6
sehingga : i = I 3 − 2 A
Mohamad Ramdhani
74
Rangkaian Listrik
Arus cabang adalah arus yang benar-benar ada (dapat diukur) yang mengalir pada suatu
cabang. Artinya arus cabang adalah arus yang sebenarnya mengalir pada percabangan
tersebut.
Arti cabang :
Contoh latihan :
Jawaban :
ΣV = 0
i1 R1 + i2 R2 − V = 0 KK (1)
i3 = I K.....................K (2)
i1 + i3 = i2 ........................(3)
Mohamad Ramdhani
75
Rangkaian Listrik
Jawaban :
i1 + i2 + 7 = 4
i1 + i2 = −3...............(1)
i 2 + 7 = i3
i2 − i3 = −7...............(2)
Σv = 0
Metoda Cramer :
⎛ 1 1 0 ⎞⎛ i1 ⎞ ⎛ − 3 ⎞
⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ 0 1 − 1⎟⎜ i2 ⎟ = ⎜ − 7 ⎟
⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎝ − 4 8 12 ⎠⎝ i3 ⎠ ⎝ 0 ⎠
−3 1 0
− 7 1 −1
i1 =
8 12
10
1 −1
−3
−1 − 7
−1
12
−1
−1
12
−4
−1
−7
+0
12
−1
+0
12
−4
8 24
= 1A
24
− 4 8 12
sehingga : i = i1 = 1A
Mohamad Ramdhani
76
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan arus i dengan analisis node !
Mohamad Ramdhani
77
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
78
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
79
Rangkaian Listrik
13. Tentukan arus i dengan metoda node pada rangkaian berikut :
15. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
16. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
80
Rangkaian Listrik
17. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
18. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
19. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
81
Rangkaian Listrik
21. Tentukan V :
24. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
82
Rangkaian Listrik
25. Tentukan V :
26. Tentukan V :
27. Tentukan V :
28. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
83
Rangkaian Listrik
32. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
84
Rangkaian Listrik
33. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
85
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
86
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
87
Rangkaian Listrik
46. Tentukan nilai arus i dengan analisis mesh pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
88
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
89
Rangkaian Listrik
55. Tentukan i :
56. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
90
Rangkaian Listrik
57. Tentukan i :
58. Tentukan i :
59. Tentukana i :
Mohamad Ramdhani
91
Rangkaian Listrik
61. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
92
Rangkaian Listrik
BAB V
TEOREMA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik
dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu yang dibahas pada bab
sebelumnya, tetapi pada bab ini dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam
menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis
rangkaian.
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
Mohamad Ramdhani
93
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif (diganti dengan
= 1⋅ A
10 + 10
Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan
maka : i1 =
10
.1 = −0,5 ⋅ A
10 + 10
sehingga :
i2 = −
i = i1 + i2 = 1 − 0,5 = 0,5 A
Mohamad Ramdhani
94
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Pada saat sumber Vs = 17V aktif/bekerja maka sumber tegangan 6 V diganti dengan
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber arus 2 A diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3Ω // 0Ω → R p1 = 0Ω
2 x2
= 1Ω
2+2
1
17
VR p 2 =
x17 = V
1+ 3
− VR p 2
17
sehingga : i1 =
=− A
2Ω // 2Ω → R p 2 =
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber arus 2 A diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
Mohamad Ramdhani
95
Rangkaian Listrik
3x2 6
=Ω
3+ 2 5
6
16
Rs = R p1 + 2Ω = + 2 = Ω
16 x3
48
Rs // 3Ω → R p 2 = 5
16 + 3 31
31
i2 =
R p 2 48
31
3Ω // 2Ω → R p1 =
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber tegangan 6 V
diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit :
3x2 6
=Ω
3+ 2 5
= 0Ω
3Ω // 2Ω → R p1 =
3Ω // 0Ω → R p 2
x2 = A
2+
sehingga : i = i1 + i2 + i3
i3 =
i=
− 17 31 5 24
++=
= 3A
848
Mohamad Ramdhani
96
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Pada rangkaian ini terdapat sumber tak bebasnya, maka tetap dalam perhitungan dengan
teorema superposisi membuat analisis untuk n buah keadaan sumber bebas, pada soal
diatas terdapat dua buah sumber bebas, maka dengan superposisi terdapat dua buah
Pada saat sumber Is = 8A aktif/bekerja maka sumber arus 4A diganti dengan tahanan
x(3i1 − 8)
3+ 2
i1 = x(3i1 − 8)
i1 =
5i1 = 9i1 − 24 → i1 =
24
= 6A
Pada saat sumber Is = 4A aktif/bekerja maka sumber arus 8A diganti dengan tahanan
Mohamad Ramdhani
97
Rangkaian Listrik
x(3i 2 + 4)
3+ 2
i2 = x(3i2 + 4)
i2 =
− 12
= −3 A
sehingga : i = i1 + i2 = 6 − 3 = 3 A
5i2 = 9i2 + 12 → i1 =
Teorema Substitusi
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber tegangan
penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber tegangan tersebut
samadengan nol.
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
98
Rangkaian Listrik
2.2
+ 1 = 1⋅ Ω
2+2
it = = 1 ⋅ A
i2 =
.1 = 0,5 ⋅ A → i1 = 0,5 ⋅ A
2+2
Rt =
Resistor 1 Ω yang dilalui arus i2 sebesar 0,5 A, jika diganti dengan Vs = 1.i2 = 0,5 V,
akan menghasilkan arus i1 yang sama pada saat sebelum dan sesudah diganti dengan
sumber tegangan.
Loop i1 :
'
'
'
− 2 + i1 + 2(i1 − i2 ) = 0
3i1 − 2i2 = 2
loop i2 :
'
'
'
0,5 + i 2 + 2(i 2 − i1 ) = 0
'
'
⎛ 3 − 2 ⎞⎛ i1 ' ⎞ ⎛ 2 ⎞
⎟⎜ ' ⎟ = ⎜
⎟⎜ ⎟ ⎜
⎝ − 2 3 ⎠⎝ i2 ⎠ ⎝ − 0,5 ⎠
'
'
−2
− 0,5 3
6 −1
'
i1 =
= 1⋅ A
3 −2
9−4
−2 3
− 2 − 0,5 − 1,5 + 4
'
i2 =
= 0,5 ⋅ A
3 −2
9−4
−2 3
'
'
Mohamad Ramdhani
99
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit B
dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkit B
tidak aktif (semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
Mohamad Ramdhani
100
Rangkaian Listrik
i = i1 + i sc
+ i sc KK (1)
Rth
Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir samadengan nol
(i = 0), sehingga :
i=−
i=− V
+ i sc
Rth
0=− Voc
+ i sc
Rth
i=−
+ i sc = −
+ i sc th =
(−V + i sc .Rth )
Rth
Rth
Rth Rth
i.Rth = −V + Voc
V = Voc − i.Rth
Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur
pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti
Mohamad Ramdhani
101
Rangkaian Listrik
dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short
circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)
(Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Rth = th .
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
Mohamad Ramdhani
102
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
Rth = 4Ω
sehingga :
19
i=
A
8
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
Mohamad Ramdhani
103
Rangkaian Listrik
v1 v1 − 12
−3= 0
12
2v1 + v1 − 12 − 36 = 0
3v1 = 48 → v1 =
48
= 16V
sehingga :
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth =
6x12
+ 4 = 4 + 4 = 8Ω
6 + 12
Mohamad Ramdhani
104
Rangkaian Listrik
sehingga :
i=
28
28
= 2A
8 + 6 14
Jawaban :
24
x 24 = 12V
24 + 24
48
V xb =
x 24 = 16V
48 + 24
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
V xa =
Mohamad Ramdhani
105
Rangkaian Listrik
24 x 24
48 x 24
= 12 + 16 = 28Ω
24 + 24 48 + 24
Rth =
sehingga :
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari Vab dimana tegangan di R=3Ω, dimana rangkaian tersebut terbuka :
Mohamad Ramdhani
106
Rangkaian Listrik
dim ana : i = −6 A
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
i sc = i2 + 6
Σv = 0
− 12 + 1.i2 + 2i 2 = 0
12
= 4A
sehingga : i sc = i 2 + 6 = 4 + 6 = 10 A
3i2 = 12 → i 2 =
Voc 30
= 3Ω
i sc 10
maka : Rth =
V=
3
x30 = 15V
3+3
Mohamad Ramdhani
107
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
Σv = 0
2isc + 3(i sc + 6) − 12 = 0
−6
−6
= 5Ω
sehingga : Rth = oc =
−6
i sc
5
5i sc + 6 = 0 → isc =
i=
−6
= −1A
Mohamad Ramdhani
108
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mencari Vab :
3V
V1
+ V1 = 1
perhatikan..node..c :
V1 V1
= +2
V1
= 2 → V1 = 8V
3V
3.8
sehingga : Voc = 1 =
= 12V
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
Vab = Voc = 2
Mohamad Ramdhani
109
Rangkaian Listrik
4i
i sc = 2 − 2 = 2 − sc = 2 − sc
3.4
4i sc
6
= 2 → i sc = A
Voc 12
= 8Ω
sehingga : Rth =
i sc
V=
x12 = 4V
4+8
Mohamad Ramdhani
110
Rangkaian Listrik
Teorema Norton
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya.
i=−
+i sc
RN
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-b
kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur
pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti
dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short
circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)
(Rab = RN = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
IN
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
111
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung isc = iN saat R =
4Ω dilepas :
Analisis mesh :
- Tinjau loop I1 :
I 1 = 6 A................................(1)
- Tinjau loop I3 :
Σv = 0
− 5 + 8( I 3 − I 2 ) = 0
8( I 3 − I 2 ) = 5
substitusikan.. pers.(2) :
8(
3I 2
− I2 ) = 5
4I 2 = 5 → I 2 =
4
sehingga : i sc = i N = I 1 − I 2 = 6 −
5 19
44
Mohamad Ramdhani
112
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
R N = 4Ω
i=
4 19 19
iN = . = A
4+4
84
Jawaban :
Mencari isc :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
113
Rangkaian Listrik
20.12 15
=Ω
20 + 12 2
15
Rp
2 18 = 54 V
V1 =
x18 =
15 + 5
Rp + 5
27
i sc = i N = 1 =
20 50
20Ω // 12Ω → R p =
5.12 60
Ω
5 + 12 17
60
400
R N = R p + 20Ω =
+ 20 =
17
17
5Ω // 12Ω → R p =
R N // 40Ω → R p =
400
400
17
x 40
400
27
17 + 40
27 400
sehingga : v = i N xR p =
= 8V
50 27
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
114
Rangkaian Listrik
Mencari isc :
24
x6 = 2 A
48 + 24
24
I 12 Ω =
x6 = 4 A
24 + 12
Mencari RN :
I 48Ω =
Rs1 .Rs 2
72.36
= 24Ω
Rs1 + Rs 2 72 + 36
Rangkaian pengganti Norton :
RN =
24
= 1A
24
sehingga : i = i N + i1 = 2 + 1 = 3 A
i1 =
Mohamad Ramdhani
115
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari isc :
v1 = 3V
Σv = 0
− 4v1 + 6i sc = 0
− 4.3 + 6i sc = 0
12
= 2A
sehingga : i sc = 2 A
Mencari RN, harus mencari Voc :
i sc =
v1 = 3V
12
12
x 4v1 = x12 = 8V
18
12 + 6
Voc 8
sehingga : R N =
= = 4Ω
i sc
Vab = Voc =
Mohamad Ramdhani
116
Rangkaian Listrik
x 2 A = 1A
4+4
i=
Jawaban :
Mencari isc :
Σv = 0
2i sc + 3(i sc + 6) − 12 = 0
−6
5i sc + 6 = 0 → i sc =
Voc
−6
= 5Ω
−6
i sc
sehingga : R N =
Mohamad Ramdhani
117
Rangkaian Listrik
i=
5
−6
= −1A
5 +1 5
Jawaban :
Mencari isc :
Σv = 0
i1
=0
5i1
12
= 6 → i1 =
i1
12
sehingga : i sc = 2 = 10 = A
Mencari Vab :
− 6 + 2i1 +
Mohamad Ramdhani
118
Rangkaian Listrik
Vab = Voc =
i2
Σv = 0
i2
=0
5i2
12
= 6 → i2 =
sehingga : Voc = 2 = V
25
V
maka : R N = oc = 5 = 6Ω
i sc
− 6 + 2i2 +
2.6
2+6
sehingga : V = R p x A =
2Ω // 6Ω → R p =
313
x=V
2 5 10
Mohamad Ramdhani
119
Rangkaian Listrik
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
Langkah-langkah :
it =
V1 V2 V3
R1 R2 R3
Rt R1 R2 R3
Vek = it .Rt
Rek = Rt
Mohamad Ramdhani
120
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Σv = 0
− 16 + 8i + 12i + 36 = 0
− 20
= −1A
20
20i + 20 = 0 → i =
Mohamad Ramdhani
121
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau sumber arus 4A dan 3ia A ,sehingga dihasilkan sumber arus (3ia -4) A :
3
3
x(3ia − 4) = x(3ia − 4)
3+ 2
5ia = 9ia − 12
ia =
− 4ia = −12 → ia =
− 12
= 3A
−4
Mohamad Ramdhani
122
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Σv = 0
− 72 + 8i + 16i + 12i + 36 = 0
36
− 36 + 36i = 0 → i =
= 1A
36
sehingga :
Mohamad Ramdhani
123
Rangkaian Listrik
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai resistansi
sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang paralel dengan
sumber arus.
PL = V L .i = i.R L .i = i 2 .R L
dim ana :
i=
Vg
R g + RL
sehingga :
Vg
PL = (
) 2 .RL
R g + RL
dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari nilai
maksimum PL adalah :
2
Vg
Vg
PL = (
) 2 .RL =
.RL = V g ( R g + RL ) − 2 RL
R g + RL
( R g + RL ) 2
dPL
= V g ( R g + RL ) − 2 − 2( R g + RL ) −3 RL
dRL
2 RL
0 = Vg ⎢
3⎥
( R g + RL ) ⎥
⎢ ( R g + RL )
⎡ R g − RL ⎤
0 = Vg ⎢
3⎥
⎢ ( R g + RL ) ⎥
sehingga :
RL = R g
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
Vg
4Rg
Mohamad Ramdhani
124
Rangkaian Listrik
Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata
bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau
bintang atau rangkaian tipe T, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau
rangkaian tipe Π, maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun
sebaliknya.
VD − V A VD − VB VD
=0
R1
R3
R2
VD ( V
+ )= A + B
R1 R3 R2
R1 R3
VD ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
V
)= A + B
R1 R2 R3
R1 R3
VD =
R2 R3
R1 R2
VA +
VB
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
⇒ i1 =
i1 =
R2 + R3
R2
VA −
VB LLL (1)
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
⇒ i2 =
i2 =
R2 R3
V A − VD V A VD V A 1
R1 R2
=
−(
VA +
VB )
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
R1 R1 R1 R1 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R 2 R3
VB − VD VB VD VB
R1 R2
VA +
VB )
R3
R3 R3 R3 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1 R2 + R1 R3
R1 R2
VA −
V B LLL (2)
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
Mohamad Ramdhani
125
Rangkaian Listrik
V A − VB V A
= i1
RA
RB
)V A −
VB = i1
R A RB
RA
Bandingkan dengan persamaan (1) pada rangkaian Star (Υ) :
R2 + R3
R2
VA −
VB = i1
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
+ )VA − VB = i1
RA
RA RB
sehingga :
R2
RA R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2
R2 + R3
1
1
R A RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
RA =
R2 + R3
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R A
R2 + R3
R2
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
Tinjau node B :
VB − V A VB
= i2
RA
RC
RB =
VA + (
)VB = i2
RA
R A RC
Mohamad Ramdhani
126
Rangkaian Listrik
R1 R2 + R1 R3
R1 R2
VA −
VB = i2
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
VA + ( +
)VB = i2
RA
RA RC
sehingga :
R1 R2
=−
RA RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R1 R2
=−
RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 ) RA
R1 R2 + R1 R3
R1 R2
=−
RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 ) R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R1
RC ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
RC =
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
Perumusannya :
RA = R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2
RB = R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
RC = R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
Mohamad Ramdhani
127
Rangkaian Listrik
R1 = R A RB
R A + RB + RC
R2 = R B RC
R A + RB + RC
R3 = R A RC
R A + RB + RC
Mohamad Ramdhani
128
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
Mohamad Ramdhani
129
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
130
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
131
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
132
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
133
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
134
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
135
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
136
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
137
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
138
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
139
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
140
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
141
Rangkaian Listrik
55. Tentukan nilai R pada rangkaian berikut agar terjadi transfer daya maksimum :
56. Tentukan R agar terjadi transfer daya maksimum di R :
Mohamad Ramdhani
142
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
143
Rangkaian Listrik
BAB VI
DASAR – DASAR AC
Bentuk Gelombang
Pada bab sebelumnya kita telah membahas rangkaian listrik dengan sumbernya adalah
sumber searah, dimana untuk selang waktu dari nol sampai tak hingga nilainya akan
selalu tetap atau konstan, sedangkanp pada bab ini akan dibahas rangkaian listrik
deengan sumbernya adalah bolak-balik, dimana untuk waktu tertentu akan didapatkan
nilai yang berbeda-beda. Tentunya dengan sumber bolak-balik atau lebih singkatnya
digunakan, saat sumber DC maka komponen pasif seperti L dan C akan menjadi
rangkaian hubungsingkat dan terbuka. Tetapi dengan sumber AC komponen pada L dan
berulang dengan selang waktu tertentu atau lebih sering disebut dengan perioda,
Mohamad Ramdhani
144
Rangkaian Listrik
Konsep Phasor
Phasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan
Phasor biasanya dinyatakan dengan sebuah notasi pada domain frekuensi yang hanya
Formula Euler :
− jωt
[]
[]
− jωt
− jω t
Sebagai contoh :
Bilangan Kompleks
Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal)
Contoh :
z = x + jy
dimana j = − 1 atau j 2 = −1
z = x + jy
2. Bentuk Polar
z = r∠θ
y = r sin θ → θ = tan −1
3. Bentuk Eksponensial
z = re jθ
4. Bentuk Trigonometri
z = r (cos θ + j sin θ )
Mohamad Ramdhani
145
Rangkaian Listrik
z → z*
z = x + jy → z * = x − jy
z = r∠θ → z * = r∠ − θ
z = re jθ → z * = re − jθ
z1 = x1 + jy1
z 2 = x 2 + jy 2
z1 + z 2 = x1 + jy1 + x 2 + jy 2 = ( x1 + x 2 ) + j ( y1 + y 2 )
z1 − z 2 = x1 + jy1 − ( x 2 + jy 2 ) = ( x1 + x 2 ) + j ( y1 − y 2 )
z1 = r1e jθ1
z 2 = r2 e jθ1
z1 r1e jθ1
= 1 e j (θ1 −θ 2 )
jθ 2
z 2 r2 e
r2
Arus sinusoidal :
elemen
i = I m sin ω t
VR = R.i
di
VL = L.
dt
VC = ∫ idt
VR = R.I m sin ω t
VL = ω .L.I m cos ω t
VC =
Im
(− cos ωt )
ωC
VR = R.I m cos ω t
VL = ω .L.I m (− sin ωt )
VC =
Tegangan sinusoidal :
elemen
V = Vm sin ωt
i L = ∫ vdt
iR =
iC = C
dV
dt
Vm
sin ω t
i L = m (− cos ω t )
ωL
iR =
iC = ω CVm cos ω t
Mohamad Ramdhani
i = I m cos ω t
Im
sin ωt
ωC
V = Vm cos ωt
Vm
cos ω t
i L = m sin ω t
ωL
iR =
iC = ω CVm (− sin ω t )
146
Rangkaian Listrik
Sudut Phasa
i = I m sin ω t ⇒ I = I m ∠0 o
VR = RI m sin ω t ⇒ V R = RI m ∠0 o
phasanya..sama
Magnitude impedansi.. Z = R
i = I m sin ω t ⇒ I = I m ∠0 o
⇒ V L = ωLI m ∠90 o
→ arus lagging
Z=
VL ω LI m ∠90 o
I m ∠0 o
Z = ω L∠90 o = jω L
i = I m sin ω t ⇒ I = I m ∠0 o
Im
(− cos ω t ) = m sin ω t − 90 o
ωC
ωC
⇒ VC = m ∠ − 90 o
ωC
VC =
Mohamad Ramdhani
147
Rangkaian Listrik
→ arus leading
Im
∠ − 90 o
VC ω C
Z=
I m ω ∠0 o
Z=
∠ − 90 o = −
ωC
ω C jω C
Impedansi Kompleks
V (t ) = Vm e jω t
KVL : R1 (t ) + L
d1 (t )
= V (t ) = Vm e jωt
dt
Misalkan :
I (t ) = Ke jωt
Rke jω t + jω Lke jω t = Vm e jω t
k=
Vm
R + jω L
Vm
e jω t
R + jω L
Vm e jω t
V (t )
Z=
= R + jω L
Vm
I (t )
jω t
e
R + jω L
I (t ) =
Mohamad Ramdhani
148
Rangkaian Listrik
V (t ) = V m e
jω t
KVL : R 1 (t ) +
Misalkan
= Vme
jω t
I (t ) = Ke
∫ I (t )dt
jω t
Rke
jω t
+
jω C
ke
jω t
= Vme
jω t
Vm
k=
R+
I (t ) =
jω C
Vm
ωC
sehingga impedansi
V m e jω t
V (t )
= R+
= R−
Z=
Vm
I (t )
jω C
ωC
e jω t
R + jω L
R−
Diagram Impedansi :
Mohamad Ramdhani
149
Rangkaian Listrik
Diagram Phasor
f (t ) = re jωt = r∠ω t
t=0
ωt = 0
t=
4ω
ωt =
t=
2ω
π
ωt =
Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar θ, maka diagram phasornya sebagai
berikut :
V = V1 + V2 + V3
= IZ1 + IZ 2 + IZ 3
Z eq = Z1 + Z 2 + Z 3
Mohamad Ramdhani
150
Rangkaian Listrik
I = I1 + I 2 + I 3
VVV
Z1 Z 2 Z 3
=+
Z eq Z1 Z 2 Z 3
Admitansi Bilangan Kompleks
Y=
Z = R ± jX
Y = G ± jB
dimana :
Z = Impedansi
R = Resistansi
X = Reaktansi
Y = Admitansi
G = Konduktansi
B = Suseptansi
Contoh latihan :
1. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 6 cos 3t
i2 = 4 cos(3t − 30°)
i3 = −4 3 cos(3t + 60°)
Jawaban :
I 4 = 6 − j8 = 10∠ − 53,1°
sehingga : i4 = 10 cos(3t − 53,1°)
Mohamad Ramdhani
151
Rangkaian Listrik
2. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 5 cos(3t + 30°)
i2 = 5 sin 3t
i3 = 5 cos(3t + 150°)
Jawaban :
I4 = 0
sehingga : i4 = 0
Harga Rata-Rata
Harga rata-rata fungsi periodik didefinisikan sebagai integral fungsi waktu atas
Yav = ∫ y (t )dt
T0
Harga Efektif/ RMS ( Root Mean Square)
Yrms =
∫ y(t ) dt
T0
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
152
Rangkaian Listrik
- Harga rata-rata :
Yav
∫ y(t)dt = 2π
T0
2π
2π
[− cos2π − (− cos0)] = A [− 1 + 1] = 0
2π
2π
- Harga efektif :
Yrms
12
∫ y (t)dt = 2π
T0
A2
2π
2π
⎡ 1 2π cos 2ωt
⎢ ωt 0 −
⎢2
2π
A2
2π
2π
⎛ 1 − cos 2ωt ⎞
⎟d (ωt ).
∫⎜
A2 ⎡ 1
).
⎥. =
⎢ 2 (2π − 0) − ( 4
2π ⎣
4⎥
A2
[π − (1 − 1)]. = A π . = A
2π
2π
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
=1
T0
0
=A
[− cosπ − (− cos0)] = A [1 + 1] = 2 A
Mohamad Ramdhani
153
Rangkaian Listrik
- Harga efektif :
Yrms
= A2 ⎛ 1 − cos2ωt ⎞
12
122
y (t )dt =
⎟d (ωt ).
T∫
π∫
π ∫⎝
2
=π
A2 ⎡ 1 π cos2ωt ⎤
A2 ⎡ 1
cos2.π cos2.0 ⎤
⎥. =
⎢ ωt 0 −
⎢ 2 (π − 0) − ( 4 − 4 )⎥.
π ⎢2
π⎣
4 0⎥
= A2 ⎡π
A2
− (1 − 1)⎥. =
⎢2
π⎣
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
1 25t 2
20
22
T0
25 2
(2 − 0) = 25
4
- Harga efektif :
Yrms
12
625 t 3 2
625 3
50
y (t )dt =
. .0 =
2 −0 =
252 t 2 dt =
T0
20
23
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Soal- soal :
a. A+B
b. A.B
c.
a. Z 1 + Z 2
b. Z 1 .Z 2
c. Z 1 − Z 2
5.
Mohamad Ramdhani
155
Rangkaian Listrik
y (t ) = Ym sin ωt :
Mohamad Ramdhani
156
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
157
Rangkaian Listrik
BAB VII
ANALISIS RANGKAIAN AC
Hukum Ohm
Jika sebuah impedansi dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung impedansi
tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan
melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang
Secara matematis :
V = I .Z
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan
Secara matematis :
∑V = 0
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i !
Jawaban :
Dengan phasor :
Mohamad Ramdhani
158
Rangkaian Listrik
10∠0 o
10∠0 o
=
= 4∠ − 36,9 o
j3
25∠36,9
2 + j2 −
2+
I=
10∠0 o
2. Tentukan nilai V !
Jawaban :
Dengan phasor :
20∠0 o
20∠0 o
I=
10∠0 =
= 2∠ − 53o
o
2 + 4 + j8
6 + j8 10∠53
sehingga : V = 4 I = 8∠ − 53 o ,
Analisis Node
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Dengam phasor :
V1
V − 10∠90 o
+1
− 1∠0 o = 0
− j10
10
V1 (1 + j ) = 10(1 + j )
V1 = 10
sehingga : V = V1 = 10
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
160
Rangkaian Listrik
Tinjau node voltage V1 :
V1
V1 + 10∠90 o − V2
− 2∠0 +
=0
− j15
V2
V2 − (V1 + 10∠90 o )
− 5∠90 +
=0
10
3V2 − 2V1 − j 20 = j 50
− 2V1 + 3V2 = j 70
(3 + j )V1 − 3V2 = 30 − j 30
(1 + j )V1 = 30 + j 40
V1 =
30 + j 40 50∠53 o
= 25 2∠8 o
(1 + j )
2∠45
maka : v = 25 2 sin( 2t + 8 o )V
Mohamad Ramdhani
161
Rangkaian Listrik
Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan tertutup).
Berbeda dengan analisis node, pada analisis ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II/
KVL dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup samadengan nol atau arus
merupakan parameter yang tidak diketahui. Analisis ini dapat diterapkan pada rangkaian
Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop. Pengambilan arus loop
terserah kita yang terpenting masih dalam satu lintasan tertutup. Arah arus dapat
searah satu sama lain ataupun berlawanan baik searah jarum jam maupun
berlawanan dengan arah jarum jam.
Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus yang terjadi.
Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan sebagai supermesh. Pada supermesh,
pemilihan lintasan menghindari sumber arus karena pada sumber arus tidak
Contoh latihan :
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
− 10∠90 o + 10 I 1 − j10( I 1 − I 2 ) = 0
Tinjau loop I2 :
I 2 = −1∠0 o ................(2)
Mohamad Ramdhani
162
Rangkaian Listrik
j 20
20∠90 o
=
= 2∠135 o
10 − j10 10 2∠ − 45
sehingga :
I1 =
V = − j10(−1 + j + 1) = − j 2 10 = 10
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I 1 = 5∠90 o..................(1)
Tinjau loop I2 :
Tinjau loop I3 :
I 3 = −2∠0 o............(3)
Mohamad Ramdhani
163
Rangkaian Listrik
I2 =
j 70
70∠90 o
72
∠135 o
15 − j15 15 2∠ − 45
72
Arus cabang adalah arus yang benar-benar ada (dapat diukur) yang mengalir pada suatu
cabang. Artinya arus cabang adalah arus yang sebenarnya mengalir pada percabangan
tersebut.
Arti cabang :
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
Mohamad Ramdhani
164
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
V1 =
− j10
100∠0 o
10∠90 o =
− j10 + 10
10 2∠ − 45 o
V1 = 5 2∠45 o
Zp =
Zp =
− j100
− j10.10
− j10 + 10 10 2∠ − 45 o
100∠ − 90 o
10 2∠ − 45
sehingga :
= 5 2∠ − 45 o
V2 = Z p x1∠0 o = 5 2∠ − 45 o
Maka tegangan V :
V = V1 + V2 = 5 2∠45 o + 5 2∠ − 45 o = 5 + j 5 + 5 − j 5 = 10
Mohamad Ramdhani
165
Rangkaian Listrik
Jawaban :
V1 = 3∠0 o
V2 = 0V
sehingga :
V = V1 + V2 = 3 cos 2tV
Mohamad Ramdhani
166
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
Cara memperoleh impedansi penggantinya (Zth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Zth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai impedansi
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
Mohamad Ramdhani
167
Rangkaian Listrik
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian
open circuit)
(Zab = Zth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai impedanso pengganti
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari Voc :
Mencari Zth :
Z th = 10Ω
Mohamad Ramdhani
168
Rangkaian Listrik
V=
V=
− j10
10 2∠45 o
− j10 + 10
10∠ − 90 o
10 2∠ − 45 o
sehingga :
V = 10 sin 3tV
10 2∠45 o = 10
Jawaban :
Voc = j 6 − j 6( j8 + 7) = j 6 + 48 − j 42
Voc = 48 − j 36 = 60∠ − 37 o
Mohamad Ramdhani
169
Rangkaian Listrik
Mencari Zth :
Zth = − j 6Ω
sehingga :
480∠ − 37 o
60∠ − 37 o =
8 − j6
10∠ − 37 o
V = 48
V=
Teorema Norton
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada dua
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu impedansi ekivalennya.
Mohamad Ramdhani
170
Rangkaian Listrik
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-b
kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai impedansi
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian
open circuit)
(Zab = ZN = Zth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
IN
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari isc = iN :
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 10∠90 o + 10 I 1 = 0
10 I 1 = 10∠90 o → I 1 = 1∠90 o
Tinjau loop I2 :
I 2 = −1∠0 o
Mohamad Ramdhani
171
Rangkaian Listrik
sehingga :
i sc = I 1 − I 2 = 1∠90 o + 1∠0 o = 1 + j
i sc = 2∠45 o
Mencari ZN :
Z N = 10Ω
Zp =
− j10.10
100∠ − 90 o
= 5 2∠ − 45 o
− j10 + 10 10 2∠ − 45 o
sehingga :
V = Z p x 2∠45 o = 5 2∠ − 45 o . 2∠45 o
V = 10∠0 o
maka :
V = 10 sin 3tV
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai impedansi beban samadengan nilai
impedansi konjugate sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
Vs
PLmax =
4 Re Z s
[]
Catatan :
nomor 1.
Mohamad Ramdhani
173
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan nilai i !
2. Tentukan nilai V !
4. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
174
Rangkaian Listrik
6. Tentukan nilai i :
7. Tentukan nilai i :
8. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
175
Rangkaian Listrik
9.
Mohamad Ramdhani
176
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
177
Rangkaian Listrik
22. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
178
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
179
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
180
Rangkaian Listrik
BAB VIII
Pengertian daya
mengalir.
Secara matematis
: P = VI
Daya dikatakan positif, ketika arus yang mengalir bernilai positif artinya arus
mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian (transfer energi dari sumber ke
rangkaian )
Daya dikatakan negatif, ketika arus yang mengalir bernilai negatif artinya arus
mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan (transfer energi dari rangkaian ke
sumber )
Daya Sesaat
Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat hanya waktu tertentu ketika sebuah
komponen mempunyai nilai tegangan dan arus yang mengalir padanya hanya saat waktu
tersebut.
Contoh latihan :
Jika sebuah komponen dilewati arus sebesar i(t ) = 10 sin 30t A dan tegangannya
v(t ) = 50 sin(30t + 30°) , maka berapa daya yang muncul saat t = 1 detik !
Jawaban :
500
3
Daya rata-rata adalah daya yang dihasilkan sebagai integral dari fungsi periodik waktu
Untuk melihat hasil daya rata-rata pada setiap komponen pasif yang dilaluinya
menggunakan rumus yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya tentang harga rata-
rata.
V (t ) = Vm sin ωt
Mohamad Ramdhani
181
Rangkaian Listrik
2
ωL
ωL
Vm
= I m , maka: i (t ) = I m sin(ωt − )
dimana nilai
ωL
sehingga :
i(t ) =
Grafik :
Ketika tegangan dan arus positif maka dayanya positif berarti energi mengalir dari
Tetapi pada saat tegangan dan arusnya bertanda berlawanan maka dayanya negatif
2π
2π
P = ∫ P(t )dt =
T0
4π
2π ∫ 2
2π
2π
2π
2π
P = − Vm I m ∫ sin 2
Vm I m cos 2t
=0
0
4π
4π
4π
Mohamad Ramdhani
182
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin ωt
dV
i (t ) = C
dt
dt
i (t ) = CVmω sin(ωt +
π
)
i (t ) = I m sin(ωt +
sehingga :
Grafik :
Daya rata-rata :
P = ∫ P(t )dt =
T0
2π
2π
∫ 2V
I sin 2ωtdt
mm
2π
P=
Vm I m ∫ sin 2tdt
4π
2π
Vm I m cos 2t
=0
4π
P=−
Mohamad Ramdhani
183
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin ωt
V (t ) V (t )
i(t ) =
sin ωt
sehingga :
Grafik :
Daya rata-rata :
P = ∫ P (t )dt =
2π
T0
2π
1
∫ 2V
I (1 − cos 2ω )tdt
mm
2π
P=
4π
2π
Vm I m (t − sin 2t )
4π
P=
Vm I m .2π = Vm I m
4π
Daya rata-rata :
T
2π
2π
11
P = ∫ P (t )dt =
2π ∫ 2
4π
T0
P=
2π
Vm I m (t − sin 2t )
Vm I m .2π = Vm I m
0 4π
4π
2
2
VI
22
P=
Mohamad Ramdhani
184
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin ωt
i (t ) = I m sin(ωt + θ )
nilai θ tergantung dari komponen induktor atau kapasitor (kapasitor bertanda “ + “, dan
induktor bertanda “ – “ )
sehingga :
P (t ) = Vm I m [cos θ − cos(2ωt + θ )]
2π
11
P = ∫ P(t )dt =
T0
2π ∫ 2
P=
2π
⎡ 2π
⎤1
4π
⎣0
⎦2
Vm
dan I eff =
Im
2
Daya Kompleks
Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor yang
merupakan daya yang terpakai atau terserap. Kalau kita perhatikan supply dari PLN ke
rumah-rumah maka daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau
sering disebut juga sebagai daya nyata yang akan dibayarkan oleh pelanggan.
Simbol
:P
Satuan
: Watt (W)
Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan
Daya Reaktif ( Q )
Daya ini adalah daya yang muncul diakibatkan oleh komponen pasif diluar resistor yang
merupakan daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan. Daya ini seminimal
mungkin dihindari kalaupun bisa diperkecil, walaupun tidak akan hilang sama sekali
Simbol
:Q
Satuan
Secara matematis daya reaktif merupakan perkalian antara tegangan efektif, arus efektif,
Mohamad Ramdhani
185
Rangkaian Listrik
Daya Tampak ( S )
Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan daya antara daya rata-
Simbol
:S
Satuan
Secara matematis daya tampak merupakan perkalian antara tegangan dan arus
efektifnya
S = Veff I eff
Daya kompleks
Faktor Daya
Faktor daya atau power factor (pf) merupakan perbandingan daya rata-rata terhadap
daya tampak.
= cosθ
pf = =
S
Veff I eff
Segitiga Daya
Untuk komponen L :
S = Veff I eff
I lagging terhadap V dimana nilai arus tertinggal sebesar phasa θ dibandingkan dengan
nilai tegangan.
Mohamad Ramdhani
186
Rangkaian Listrik
Untuk komponen C :
S = Veff I eff
Mohamad Ramdhani
187
Rangkaian Listrik
Rumus umum :
2
Veff Z
RP
pf = cosθ = =
ZS
Contoh latihan :
Jawaban :
Dengan phasor :
Zp =
(200 + j 400).100
447,2∠63,4 o.100
500∠53,1
sehingga : P = I eff R
⎛ 10 ⎞
.R = ⎜
⎟ .87,9 = 4395W
⎝ 2⎠
Mohamad Ramdhani
188
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Dengan phasor :
(200 + j 400).100
447,2∠63,4 o.100
500∠53,1
sehingga :
Zp =
P = I eff R
⎛ 10 ⎞
.R = ⎜
⎟ .87,9 = 4395W
⎝ 2⎠
⎛ 10 ⎞
Q = I eff X . X = ⎜
⎟ .15,9 = 795W
⎝ 2⎠
S = I eff Z
⎛ 10 ⎞
.Z = ⎜
⎟ .89,44 = 4472W
⎝ 2⎠
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
189
Rangkaian Listrik
Dengan superposisi :
i1 =
20∠0 o
20∠0 o
= 4∠ − 37 o
4 + j 6 − j 3 5∠37 o
⎛4⎞
sehingga : P = i1eff .R = ⎜
⎟ .4 = 32W
⎝ 2⎠
i2 = − j6
. − 5∠ 0 o
− j 6 + j3 + 4
i2 = 6∠ − 90 o
− 30∠ − 90 o
.−5 =
= −6∠ − 53o
5∠ − 37
5∠ − 37 o
⎛−6⎞
sehingga : P2 = i2 eff .R = ⎜
⎟ .4 = 72W
⎝ 2⎠
maka :
P = P1 + P2 = 32 + 72 = 104W
Mohamad Ramdhani
190
Rangkaian Listrik
Faktor daya atau power factor ( pf ) akan membesar atau meningkat ketika nilai cos θ
Misalkan kalau kita mempunyai segitiga daya untuk arus lagging, secara grafik :
Seperti dijelaskan diawal tadi bahwa Q atau daya reaktif sebenarnya adalah daya rugi-
rugi dan sebisa mungkin kita minimalkan, artinya dengan nilai daya rata-rata yang tetap
dan nilai daya reaktif yang kita perkecil akan memperkecil daya tampak secara
keseluruhan.
Nilai P tidak berubah yang diubah adalah nilai Q karena Q berkaitan dengan komponen
L atau C, oleh karena itu untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus memasang
Kenapa kita harus memasang secara paralel ? karena tujuan diawal kita membuat nilai P
yang tetap atau konstan, maka dengan ilustrasi seperti dibawah ini :
Veff
R + j ωL
Jika komponen yang akan dipasang untuk memperkecil nilai Q, katakanlah komponen
Mohamad Ramdhani
191
Rangkaian Listrik
Veff
ωC
terlihat bahwa nilai P-nya telah berubah, padahal kita mempersyaratkan untuk perbaikan
faktor daya nilai P-nya tetap.
R + j (ωL −
Veff
R + j ωL
ternyata nilai P-nya tetap dan dengan penambahan komponen C tentunya akan
Mohamad Ramdhani
192
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen C
Misalkan kalau kita mempunyai segitiga daya arus leading, secara grafik :
Mohamad Ramdhani
193
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen L
Contoh latihan :
1. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor parallel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
Jawaban :
S ' = 185kVA
segitiga.dayanya.setelah.dikoreksi :
P = 166,5kW
Q = Q'+QC = 81 + 20 = 101kVAR.lagging
Mohamad Ramdhani
194
Rangkaian Listrik
2. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240V disuplai oleh 4500 VA ke beban dengan
faktor daya 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan faktor daya
ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Jawaban :
S = 4500 VA
a. 0,9 lagging
240 2
= 43,3
1330
QC = Veff
XC = 1
→C =
= 61,3μF
ωC
ωX C 2πf . X C 2π .60.43,3
XC
→ XC =
Veff
QC
sehingga :
C = 61,3μF
Mohamad Ramdhani
195
Rangkaian Listrik
b. 0,9 leading
240 2
= 12,5
4622
QC = XC = 1
→C =
= 212,2 μF
ωC
ωX C 2πf . X C 2π .60.12,5
XC
→ XC =
Veff
Veff
QC
sehingga :
C = 212,2 μF
Perbaikan Faktor Daya dapat menggunakan rumus yang telah didapatkan jika bebannya
R2 + X 2
X1 =
dimana :
dengan catatan :
[
]
Mohamad Ramdhani
196
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8 leading
dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah 2000 W.
3. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
4. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
197
Rangkaian Listrik
11. Komponen apa yang harus dipasang paralel pada saat soal diatas, jika koreksi
Mohamad Ramdhani
198
Rangkaian Listrik
12. Tentukan pf dilihat dari terminal sumber dan berapa nialai komponen yang perlu
13. Tentukan daya nyata, daya rekatif dan daya kompleks yang dikirim sumber pada
gambat ini
14. Tentukan P,Q, S oleh sumber dan elemen reaktif yang harus dipasang paralel
15. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8
leading dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah
16. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor paralel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
17. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang v = 150 sin(ωt + 10 o ) dan arus
Mohamad Ramdhani
199
Rangkaian Listrik
18. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
19. Jika veff = 20∠60 o , Z 1 = 4∠30 o dan Z 2 = 5∠60 o . Tentukan segitiga dayanya.
20. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
21. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240 V disuplai oleh 44500 VA ke beban
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Mohamad Ramdhani
200
Rangkaian Listrik
24. Tentukan segitiga daya :
25. Tentukan segitiga daya pada masing-masing beban pada soal diatas !
26. Sebuah beban Z = 100 + j100, tentukan kapasitansi paralel agar pf meningkat
27. Dua buah beban dipasang paralel, dimana beban 1 dengan daya 50 kW resistif murni
dan beban 2 dengan pf 0,86 lagging daya 100 kVA disuplai tegangan 10000 Vrms.
a. pf sebelum dikoreksi
c. Dari niali Z1 tentukan komponen apa yang harus dipasang paralel, jika
( ω = 377 rad / s )
29. Suatu beban 110 Veff dengtan 4 kW dan pf 0,82 lagging. Tentukan nilai C agar pf
31. Dua buah beban dengan 440 Vrms 60 HZ dimana beban 1 12 kVA 0,7 lagging dan
Mohamad Ramdhani
201
Rangkaian Listrik
32. Jika daya yang disuplai 50 kVA dengan pf 0,8 lagging. Tentukan Z !
33. Dua buah beban dengan veff = 100∠160 o dimana I tot = 2∠190 o beban 1 P1 = 23,2
34. Dua buah elemen seri R = 10 ohm dan Xc = 5 ohm mempunyai tegangan efektif
120 V. tentukan pf !
35. Dua buah elemen seri dengan arus sesaat i = 4,24 sin(5000t + 45 o ) mempunyai
36. Sebuah beban 300 kW dengan pf 0,65 lagging saat diparalel kapasitor pf menjadi
37. Sebuah beban 1 dengan daya 200 VA pf 0,8 lagging dikombinasikan dengan
beban 2. Jika total pf adalah 0,9 lagging, tentukan pf beban 2 jika Ptot = 200 W !
Mohamad Ramdhani
202
Rangkaian Listrik
BAB IX
Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa fungsi sinusoidal mempunyai persamaan
Pada bab ini akan dibahas mengenai frekuensi kompleks yang sebetulnya muncul dari
Pada persamaan tersebut muncul suatu konstanta peredam e σt , dimana σ adalah bernilai
negatif atau nol yang disebut dengan faktor peredam/frekuensi Neper dengan satuan
Np/s.
Pada persamaan v(t ) = Vm e σt cos(ωt + φ ) Volt tersebut apabila kita analisis bahwa :
Jika σ = 0, ω = 0 ⇒ v(t ) = Vm merupakan sinyal searah atau DC.
Mohamad Ramdhani
203
Rangkaian Listrik
Jika σ > 0 ⇒ v(t ) = Vm eσt cos(ωt + φ ) merupakan sinyal sinusoidal teredam positif.
Jika σ < 0 ⇒ v(t ) = Vm e −σt cos(ωt + φ ) merupakan sinyal sinusoidal teredam negatif.
Mohamad Ramdhani
204
Rangkaian Listrik
Pada bab sebelumnya mengenai notasi phasor untuk sinyal AC murni adalah sebagai
berikut :
v(t ) = Vm cos(ωt + φ )
Notasi phasor :
V = Re Vm e j (ωt +φ ) = Re Vm e jφ e jωt
jφ
V ( jω ) = Vm e = Vm ∠φ
v(t ) = Vm e σt cos(ωt + φ )
Notasi phasor :
V = Re Vm eσt e j (ωt +φ ) = Re Vm e jφ e (σ + jω )t = Re Vm e jφ e st
V ( s ) = Vm e
dimana
jφ
= Vm ∠φ
: s = σ + jω
V (s) = Z (s) I ( s)
dimana :
Impedansi kompleks:
Z R ( s) = R
Z L ( s ) = sL
sC
Admitansi kompleks :
YR ( s ) = = G
YL ( s ) =
sL
YC ( s ) = sC
Z C ( s) =
Contoh latihan :
a. V = 25e −t cos 2t
b. V = 3e −4t
Jawaban :
a. s = -1 + j2
b. s = -4
Mohamad Ramdhani
205
Rangkaian Listrik
Jawaban :
s = −1 + j 2
Z R ( s) = 5
Z L ( s ) = sL = 2 s
Z T (s) = 5 + 2s
V ( s ) 25∠0 o
25∠0 o
i(s) =
= 5∠ − 53,1o
Z T ( s ) 5 + 2 s 5 + 2(−1 + j 2)
i (t ) = 5e −t cos(2t − 53,1o ) A
H(s) bisa perbandingan tegangan terhadap arus, arus terhadap tegangan, tegangan
Misal :
V (s)
H ( s) = o
→ Vo ( s ) = H ( s ).Vi ( s )
Vi ( s )
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Z1 ( s) = 3+ s
s + 3s + 1
H ( s) = I ( s)
V (s)
3+ s +
3+ s
s + 3s + 1
s 2 + 3s + 1
s 3 + 6 s 2 + 11s + 6
s 2 + 3s + 1
H ( s) =
( s + 2)( s + 3)( s + 1)
H ( s) =
4( s + 5)
H ( s) = 2
s + 4s + 5
Jawaban :
4( s + 5)
4(−2 + j 3 + 5)
Vo ( s ) = H ( s ).Vi ( s ) = 2
.2∠0 o =
.2∠0 o = −3(1 + j )
s + 4s + 5
(−2 + j 3) 2 + 4(−2 + j 3) + 5
Vo ( s ) = 3 2∠ − 135 o
Vo (t ) = 3 2e −t cos(3t − 135 o )
Mohamad Ramdhani
207
Rangkaian Listrik
Vo ( s )
Vi ( s )
b ( s − Z 1 )( s − Z 2 )........( s − Z m )
numerator
H ( s) = m
a n ( s − P1 )( s − P2 )........( s − Pn )
Yang dikatakan dengan zero adalah pembuat nilai nol pada fungsi transfer tersebut,
dimana zero pada fungsi transfer diatas terdiri dari Z1, Z2, .....Zm.
Yang dikatakan dengan pole adalah pembuat nilai tak hingga pada fungsi transfer
tersebut, dimana pole pada fungsi transfer diatas terdiri dari P1, P2, ....Pn.
Diagram s-plane :
Pada diagram s-plane tersebut dapat ditentukan kestabilan, dimana BIBO (Bounded
Input Bounded Output) stability terletak atau berada disebelah kiri pole-polenya.
Conditionally stabil : tidak ada disebelah kanan pole tapi pada jω axis untuk orde >
1.
Grafik penguatan fungsi transfer dalam desibel (dB) dan phasa dalam derajat terhadap
logaritmik frekuensi.
b ( s + Z 1 )( s + Z 2 )........( s + Z m )
( s + Z 1 )( s + Z 2 )........( s + Z m )
= k1
H ( s) = m
a n ( s + P1 )( s + P2 )........( s + Pn )
( s + P1 )( s + P2 )........( s + Pn )
(1 + s
)(1 + s ).........(1 + s )
Z1
Z2
Zm
H ( s) = K
(1 + s )(1 + s ).........(1 + s )
P1
P2
Pn
Jika : s = jω
(1 + jω )(1 + jω ).........(1 + jω )
Z1
Z2
Zm
H ( jω ) = K
jω )(1 + jω ).........(1 + jω )
(1 +
P1
P2
Pn
Mohamad Ramdhani
208
Rangkaian Listrik
H ( jω ) = K
∠H ( jω ) = K
1 + jω
Z1
1 + jω
1 + jω
1 + jω
P1
∠(1 + jω
Z1
Z2
P2
.........1 + jω
.........1 + jω
)∠(1 + jω
∠(1 + jω
Z2
Zm
Pn
).........∠(1 + jω
Zm
)∠(1 + jω ).........∠(1 + jω )
P1
P2
Pn
Ada 4 jenis faktor yang dapat muncul pada diagram bode plot fungsi transfer, yaitu :
1. Konstanta K
(1 + jω )
ω1
1 + j ⎛ 2ξ ⎞ + ⎛ jω ⎞
⎜ω⎟⎜ω⎟
0⎠
0⎠
20 log K
1. Logaritmik K
Untuk nilai : K ≥ 1
Mohamad Ramdhani
209
Rangkaian Listrik
1
Untuk pole : 20 log
= −20 log ω
jω
1 + jω
ω1
Asimtot :
ω1
Mohamad Ramdhani
210
Rangkaian Listrik
ω1
Asimtot :
ω1
Frekuensi cut off di ω = ω1
ω >> ω1 ⇒ 20 log
1 + j ⎜ 2ξ ⎞ + ⎛ jω ⎞
⎟⎜
⎝ ω0 ⎠ ⎝ ω0 ⎠
Asimtot :
ω0
Mohamad Ramdhani
211
Rangkaian Listrik
⎜ω⎟⎜ω⎟
0⎠
0⎠
Asimtot :
ω0
ω >> ω 0 ⇒ 40 log
Contoh latihan :
Jawaban :
H (s) =
R + sL 1 + sL
Jika s = jω
Mohamad Ramdhani
R + sL
212
Rangkaian Listrik
H ( jω ) =
1 + jωL
1 + jω
2. Jika suatu rangkaian seri RL diberikan tegangan AC sebagai inputnya (Vin) dan
Jawaban :
sL
sL + R
H ( s) =
H ( s) =
sL
s
sL
R=
sL + 1 1 + s
sL + R
Jika s = jω , maka :
jω
H ( jω ) =
jω
1+
Mohamad Ramdhani
213
Rangkaian Listrik
R2 + sL
, tentukan diagram bode plot !
R1 + R2 + sL
Jawaban :
3. H ( s ) =
⎜1 +
R2 (1 + sL )
⎛ R2 ⎞
R2 + sL
R2
H ( s) =
=⎜
R1 + R2 + sL ( R1 + R2 )(1 + sL
) ⎝ R1 + R2 ⎠ ⎛
( R1 + R2 )
⎜1 +
⎜
Mohamad Ramdhani
R2 ⎟
L⎠
( R1 + R2 ) ⎟
L⎠
214
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan nilai V !
215
Rangkaian Listrik
32( s + 1)
s ( s + 8)
3 + 8s
50
50
( s + 4)( s + 10)
s + 4 s + 16
()
2
Mohamad Ramdhani
216
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
217
Rangkaian Listrik
BAB X
Respon frekuensi merupakan hubungan atau relasi frekuensi tak bebas pada kedua
besaran magnitude dan phasa diantara input sinusoidal steady state dan output
Y ( jω )
H ( jω ) =
X ( jω )
dimana :
Y ( jω )
H ( jω ) =
X ( jω )
∠H ( jω ) =
∠Y ( jω )
= ∠Y ( jω ) − ∠X ( jω )
∠X ( jω )
Misalkan :
Rangkaian RL
V (s)
H ( s ) = out
Vin ( s ) R + sL 1 + sL
H ( jω ) =
1 + jω L
R
sehingga respon frekuensi :
H ( jω ) =
1 + ωL
⎛ ωL ⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜
⎝R⎠
()
Mohamad Ramdhani
218
Rangkaian Listrik
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 1
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 0
ω=
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
L
2
saat :
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = −90°
ω=
⇒ ∠H ( jω ) = −45° ⇒ frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
219
Rangkaian Listrik
V (s)
sL
H ( s ) = out
Vin ( s ) sL + R 1 + R
sL
Jika s = jω , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( jω ) =
jR
1+
jωL 1 − ωL
H ( jω ) =
1+ R
ωL
⎛R⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜ −
⎝ ωL ⎠
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 0
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 1
ω=
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
saat :
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 90°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
ω = ⇒ ∠H ( jω ) = 45° ⇒ frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
220
Rangkaian Listrik
Rangkaian RC
V ( s)
1
R
H ( s ) = out
Vin ( s ) R + 1
1+ 1
sC
sCR
H ( jω ) =
1+ 1
jωCR 1 − ωCR
H ( jω ) =
1+ 1
ωCR
1⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜ −
⎟
⎝ ωCR ⎠
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 0
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 1
ω=
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
CR
Mohamad Ramdhani
221
Rangkaian Listrik
saat :
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 90°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
1
ω=
⇒ ∠H ( jω ) = 45° ⇒ frekuensi..cut..off
CR
V (s)
sC =
H ( s ) = out
1 + R 1 + sCR
Vin ( s )
sC
H ( jω ) =
1 + jωCR
Mohamad Ramdhani
222
Rangkaian Listrik
1
H ( jω ) =
1 + (ωCR )
∠H ( jω ) = − tan −1 (ωCR )
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 1
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 0
ω=
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
CR
saat :
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = −90°
ω=
⇒ ∠H ( jω ) = −45° ⇒ frekuensi..cut..off
CR
223
Rangkaian Listrik
Rangkaian RLC
V (s)
H ( s ) = out
sL
Vin ( s ) R + sL + 1
sC 1 + R + sCR
H ( jω ) =
j ωL − 1
ωC
1+
H ( jω ) =
⎛ ωL − 1
ωC ⎟
1+ ⎜
⎛ ωL − 1
ωC ⎟
∠H ( jω ) = − tan ⎜
⎜
⎟
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 0
−1
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 0
ω=
ω=
LC
⇒ H ( jω ) = 1
R ± R 2 + 4L
2L
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
224
Rangkaian Listrik
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 90°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = −90°
ω=
ω=
LC
⇒ ∠H ( jω ) = 0°
R ± R 2 + 4L
2L
⇒ ∠H ( jω ) = ±45° ⇒ frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
225
Rangkaian Listrik
sL + 1
Vout ( s )
sC =
=
H (s) =
Vin ( s ) R + sL + 1
1+ R
sC
sL + 1
sC
H ( jω ) =
jR
1+
1−
j ωL − 1
ωL − 1ωC
ωC
H ( jω ) =
⎞
R
1+ ⎜
⎜ ωL − 1
ωC ⎠
⎜−
∠H ( jω ) = − tan ⎜
⎜ ωL −
⎟
ωC ⎠
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 1
−1
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 1
ω=
ω=
LC
⇒ H ( jω ) = 0
R ± R 2 + 4L
2L
⇒ H ( jω ) =
⇒ frekuensi..cut..off
saat :
ω = 0 ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
ω = ∞ ⇒ ∠H ( jω ) = 0°
ω=
1
⇒ ∠H ( jω ) = 90°
LC
Mohamad Ramdhani
226
Rangkaian Listrik
ω=
R ± R 2 + 4L
2L
⇒ ∠H ( jω ) = ±45° ⇒ frekuensi..cut..off
Resonansi
Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika tegangan terpasang V dan arus yang
Misalkan :
V = A∠α °
I = B∠ β °
V A∠α ° A
= ∠(α ° − β °) = ∠0° =
Z= =
I
B∠β ° B
Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, impedansi yang dihasilkan seluruhnya
komponen riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari komponen resistor murni (R).
Resonansi Seri
Impedansi total:
1⎞
Z tot = R + j ⎜ ωL −
ωC ⎠
Mohamad Ramdhani
227
Rangkaian Listrik
saat resonansi :
ωL −
= 0 → ωL =
ωC
ωC
ω2 =
LC
11
fo =
2π LC
Resonansi Paralel
Admitansi total :
=+
Z tot R jωL − j
ωC
+ jωC
R ωL
1⎞
= + j ⎜ ωC −
ωL ⎠
Z tot R
saat resonansi :
ωC −
= 0 → ωC =
ωL
ωL
ω2 =
LC
11
fo =
2π LC
Mohamad Ramdhani
228
Rangkaian Listrik
Y = G + jBC − jBL
Y = G + j (ωC −
ωL
saat resonansi :
= 0 → ωC =
ωC −
ωL
ωL
ω2 =
LC
11
fo =
2π LC
Z tot RL + jωL
RC −
ωC
⎛ R L − jωL ⎞
⎜ R − jωL ⎟ +
Z tot RL + jωL ⎝ L
R − j ωL
=L
Z tot RL 2 + (ωL )2
1
=2L
Z tot RL + (ωL )2
j⎞
⎜ RC +
ωC ⎟
j⎟
j⎜
RC −
⎜ RC +
ωC ⎝
ωC ⎠
ωC
⎛1⎞
+⎜
⎝ ωC ⎠
RC +
RC
RC
RC
ωL
ωC
−2
+ j⎜
RL + (ωL )
⎛1⎞
⎜R 2 +⎛ 1 ⎞
+⎜
C
⎜
⎝ ωC ⎠
⎝ ωC ⎠
saat resonansi:
ωL
ωC
−2
=0
RL + (ωL )
⎛1⎞
RC + ⎜
⎝ ωC ⎠
Mohamad Ramdhani
⎟
⎟
229
Rangkaian Listrik
ωL
ωC
=2
RL + (ωL )
⎛1⎞
RC + ⎜
⎝ ωC ⎠
⎛ 2 ⎛ 1 ⎞2 ⎞
R L + (ωL ) = ω 2 LC ⎜ RC + ⎜
⎟⎟
⎝ ωC ⎠ ⎟
⎠
⎝
R L + ω 2 L2 = ω 2 LCRC +
ω 2 LCRC 2 − ω 2 L2 = RL 2 −
L⎞
ω 2 LC ⎜ RC 2 − ⎟ = RL 2 −
C⎠
fo =
2π LC
−
C
RL −
RC
RL −
RC
dan RC >
atau R L <
dan RC <
C
Rl >
Resonansi Kombinasi 1
Z1 = R + jωL
Z2 =
jωC
Mohamad Ramdhani
230
Rangkaian Listrik
1
=
Z tot Z1 Z 2 R + jωL
+ jωC
R + jωL
jω C
⎛ R − jωL ⎞
= jωC +
Z tot
R + jωL ⎜ R − jωL ⎟
R − jω L
= jωC + 2
Z tot
R + ω 2 L2
ωL
=2
+ j ⎜ ωC − 2
22
Z tot R + ω L
R + ω 2 L2 ⎠
saat resonansi : ω C =
R 2 + ω 2 L2 =
f0 =
2π LC
ωL
, sehingga :
R + ω 2 L2
L
L
R2
1 ⎛L
1 ⎛ R 2C ⎞
⎜1 − 2 ⎟
→ ω 2 L2 = − R 2 → ω 2 = 2 ⎜ − R 2 ⎟ =
−2=
LC ⎜
L ⎝C
L⎟
⎠ LC L
⎛ R 2C ⎞
⎜1 − 2 ⎟
L⎟
Resonansi Kombinasi 2
Z1 = R +
j
= R−
jωC
ωC
Z 2 = jωL
jωL R −
Z tot Z1 Z 2 R −
ωL
ωC
ωC
j⎞
R+
⎜R+
ωC ⎟ −
ωC − j
j⎜
j ⎟ ωL
Z tot
ωL
R2 + 2 2
R−
⎜R+
⎟
ωC ⎝
ωC ⎠
ωC
1⎟
ωC
+ j⎜
Z tot
ωL ⎟
⎜2
R2 + 2 2
⎜R + 2 2
ωC
ωC
Mohamad Ramdhani
231
Rangkaian Listrik
ωC
, sehingga :
ωL
R+22
ωC
→ω2 =
R 2 + 2 2 = → 2 2 = − R 2 → ω 2C 2 =
L
ωC
ωC
⎛L
− R2
C 2⎜ − R2 ⎟
⎝C
ω2 =
LC − C 2 R 2
⎛ CR 2 ⎞
LC ⎜1 −
L⎟
⎠
saat resonansi :
f0 =
11
2π LC ⎛ CR 2 ⎞
⎜1 −
L⎟
Resonansi Kombinasi 3
Z1 = jωL +
jωC
Z2 = R
11
jωC
+=−
1
R R 1 − ω 2 LC
Z tot Z1 Z 2 jωL +
jωC
saat resonansi :
ωC
=0
1 − ω 2 LC
fo = 0
Mohamad Ramdhani
232
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 4
=+
Z1 R
= + jωC → Z1 =
1
R
+ jωC
jωC
Z 2 = jωL
+ jωL
+ jωC
⎛1
− jωC
⎜ − jωC ⎟
⎟ = jωL + R
⎜R
Z tot = jωL +
+ ω 2C 2
+ jωC ⎜ − jωC ⎟
⎟
⎜
⎝R
R2
ωC
Z tot =
+ j ⎜ ωL −
22
22⎟
+ω C
+ω C ⎟
R2
R2
ωC
saat resonansi : ωL =
, sehingga :
+ ω 2C 2
R2
C1
+ ω 2C 2 = → ω 2C 2 = − 2
LR
1 ⎛C 1 ⎞
1⎛
L⎞
−22=
ω2 = 2 ⎜ − 2 ⎟ =
⎜1 −
⎟
LC ⎝ CR 2 ⎠
C ⎝ L R ⎠ LC C R
Z tot = Z1 + Z 2 =
f0 =
2π LC
1−
CR 2
Mohamad Ramdhani
233
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 5
=+
=−
→ Z1 =
j
Z1 R jωL R ωL
R ωL
=−
Z2 =
jωC
ωC
Z tot
Z tot
j⎞
⎛1
⎜+
⎜ R ωL ⎟ − j
= Z1 + Z 2 =
1
ωC 1 − j ⎜ 1 + j ⎟ ωC
R ωL
R ωL ⎝ R ωL ⎠
1⎟
R ωL − j =
ωL
+ j⎜
1
1
⎜1
ωC
ωC ⎟
+22
+22
⎜2+22
ωL
ωL
ωL
⎝R
ωL
, sehingga :
1
ωC
R 2 ω 2 L2
C1
+ 2 2 = → 2 2 = − 2 → ω 2 L2 =
C1
LR
ωL
ωL
L R2
ω2 =
=
L⎞
⎛C 1 ⎞
L2 ⎜ − 2 ⎟ LC ⎜1 −
2⎟
⎝L R ⎠
⎝ CR ⎠
saat resonansi :
f0 =
2π LC
1−
CR 2
Mohamad Ramdhani
234
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 6
+
j ωL
Z1
+ jωC → Z1 =
j ωL
+ jω C
jω C
jωL
Z2 = R
Z tot = Z1 + Z 2 =
jω L
+R = R+
+ jωC
jωL
1 − ω 2 LC
saat resonansi :
ωL
=0
1 − ω 2 LC
fo = 0
Z1 = RL + jωL
Z2 = R
jωC
++
Z tot Z1 Z 2 Z 3 RL + jωL R
Z3 =
jωC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
235
Rangkaian Listrik
⎛ RL − jωL ⎞
= + jωC +
= + jω C +
R L + jωL R
RL + jωL ⎜ RL − jωL ⎟
Z tot R
R − jωL
1
ωL
= + jωC + L
= + 2 L 2 2 + j ⎜ ωC − 2
22
R RL + ω L
Z tot R
RL + ω L
RL + ω 2 L2
ωL
saat resonansi : ωC = 2
, sehingga :
RL − ω 2 L2
R L + ω 2 L2 = → ω 2 L2 = − RL
R
1 ⎛L
1 ⎛ CR L ⎞
⎜1 −
ω 2 = 2 ⎜ − RL 2 ⎟ =
− L2 =
LC ⎜
L⎟
L ⎝C
⎠ LC L
f0 =
2π LC
1−
CR L
⎠
2
Contoh latihan :
1. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50Ω, L = 0,05H , C = 20μF terpasang pada
Jawaban :
fo =
= 159,1Hz
2π LC 2π 0,05.20.10 −6
Z resonansi = R → imaks =
100∠0 o
= 2∠ 0 o
Z res
50
2. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
V 70,7∠30 o
Z= =
= 25 → R = 25Ω
I 2,83∠30 o
fo =
→ ω2 =
LC
2π LC
C= 2 =
= 8μF
ω L 500 2.0,5
Mohamad Ramdhani
236
Rangkaian Listrik
Jawaban :
⎛ R − jωL ⎞
1
1
= jωC +
Z tot
R + jωL ⎜ R − jωL ⎟
R − jωL
= jωC + 2
Z tot
R + ω 2 L2
ωL ⎞
=2
+ j ⎜ ωC − 2
22
R + ω 2 L2 ⎠
Z tot R + ω L
saat resonansi : ω C =
R 2 + ω 2 L2 =
f0 =
2π LC
ωL
, sehingga :
R + ω 2 L2
1 ⎛L
1 ⎛ R 2C ⎞
R2
⎜1 − 2 ⎟
−2=
→ ω 2 L2 = − R 2 → ω 2 = 2 ⎜ − R 2 ⎟ =
LC ⎜
L ⎝C
L⎟
⎠ LC L
⎝
⎛ R 2C ⎞
⎜1 − 2 ⎟ =
−3
L ⎠ 2π 10 .20.10 −6
⎛ 7 2.20.10 −6
⎜1 −
10 −3
⎟ = 159,2 Hz
Q = 2π
Pada Komponen RL
Misalkan : i = I m sin ωt
Pada L :
di
VL (t ) = L = I mωL cos ωt
dt
Mohamad Ramdhani
237
Rangkaian Listrik
Energi :
tt
00
I ωL
sin 2ωt
12
dt = m
20
0
Pada R :
Energi :
2 ( − cos 2ωt )
dt
t
WL (t ) = ∫ I m ωL sin ωt cos ωtdt = ∫ I m ωL
RI
WR (t ) = m
2t
RI ⎛
1⎛
21
RI m
, sehingga :
QL = 2π
LI m
1 RI 2
Q L = 2π
= 2πf
L ωL
RR
ωL
QL =
R
Pada Komponen RC
Misalkan : VC = Vm sin ωt
Pada C :
dV
ic (t ) = C C = CVmω cos ωt
dt
Energi :
tt
00
V ωC
sin 2ωt
12
dt = m
20
WC max = CVm
2
Mohamad Ramdhani
238
Rangkaian Listrik
Pada R :
Energi :
WR (t ) = ∫ PR (t )dt = ∫ VR (t )iC (t )dt = ∫ RiC (t )dt = ∫ R(CVmω ) cos 2 ωtdt = R(CVmω ) ∫ cos 2
ωtdt
0
WR (t ) = R(CVmω )
21
R(CVmω )
, sehingga :
QC = 2π
CVm
1 R (CV ω )2
R (CVmω ) ⎛ 1
cos 2ωt − 1
1
1
dt =
sin 2ωt − t ⎟ → T = =
sin 2ωt − t
f 2ω
⎝ 2ω
Q C = 2π
= 2πf
=
ω RC ωRC
QC =
ωRC
Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor kualitas (Q) untuk rangkaian seri :
Qs = s
Rs
ωL
ω o CR
ω2 =
→ ωL =
LC
ωC
ωL
1
Q= o =
ω o CR
Mohamad Ramdhani
239
Rangkaian Listrik
Faktor kualitas atau Q pada rangkaian paralel agak berbeda dengan Q pada rangkaian
Rp
atau Q p =
QS
Xp
Pada Komponen RL
ωo L
Pada Komponen RC
Q=
R
= ω o RC
ωo L
Mohamad Ramdhani
240
Rangkaian Listrik
Lebar pita pada saat terjadi level dayanya adalah 1⁄2 dari daya maksimum
Vout ( jω )
1⎞
Vin ( jω ) R + j ωL −
⎛ ωL
1 + j⎜
ωC 1 + j ωL − ωC
⎟
⎝ R ωCR ⎠
Jika rangkaian diatas mempunyai faktor kualitas rangkaian seri RLC dimana dinyatakan
dengan :
ωL
LQ
Q= o ⇒ =
R ωo
= Qω o
ω o CR
CR
Vout ( jω )
1
1
1⎞
Vin ( jω )
⎛ ω ωo ⎞
⎛ ωL
⎛Q1
1 + j⎜
⎟ 1 + j⎜ω
⎜ ω − ω Qω o ⎟ 1 + jQ⎜ ω − ω ⎟
⎝ R ωCR ⎠
⎝o
Vout ( jω )
1
Vin ( jω )
⎛ ω ωo ⎞
1+ Q2 ⎜
⎜ω
⎝oω⎠
saat level dayanya adalah setengah dari daya maksimum atau respon frekuensi
Q=
Mohamad Ramdhani
241
Rangkaian Listrik
Vout ( jω )
Vin ( jω )
⎛ ω ωo ⎞
1+ Q2 ⎜
⎜ω − ω ⎟
⎝o
⎛ ω ωo ⎞
Q⎜
⎜ω − ω ⎟ =1
⎝o
ω ωo 1
ωo ω Q
sehingga :
ω2 −
ωo
ω − ωo2 = 0
Q
Rumus.. ABC :
ωo
ω1, 2 =
ωo2
+ 4ω o
ωo
2Q
ωo
⎛1⎞
+ 4 = o ± ωo 1 + ⎜
⎟
⎜ 2Q ⎟
2Q
dim ana : ω o
ωo
⎛1⎞
1+ ⎜
⎜ 2Q ⎟ > 2Q , maka :
ω1 = ω o
ωo
⎛1⎞
1+ ⎜
⎜ 2Q ⎟ − 2Q
2
ω
⎛1⎞
ω2 = ωo 1 + ⎜ ⎟ + o
⎜ 2Q ⎟
2Q
BW = ω CO 2 − ω CO1 = ω 2 − ω1
BW =
ωo
atau :
BW
BW
ω2 = ωo +
ω1 = ω o −
bandwidth.
f0
Q=
=0
f 2 − f1 BW
f0 =
f1 f 2
Mohamad Ramdhani
242
Rangkaian Listrik
XS
XP
RP
RS
R p = Rs (1 + Q 2 )
Xp =
Rp
Rs
1+ Q2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
243
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1.
Rangkaian
seri
RLC
dengan
L = 0,5 H
mempunyai
tegangan
sesaat
v = 70,7 sin(500t + 30 ) V dan arus sesaat i = 1,5 sin(500t ) A. Tentukan nilai R dan C.
2. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75μF mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada ω o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o ?
3.
Rangkaian seri RLC dengan R = 25Ω dan L = 0,6 H akan menghasilkan arus
leading sebesar 60o pada frekuensi 40 Hz. Tentukan frekuensi rangkaian serinya !
6. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50Ω, L = 0,05H , C = 20μF terpasang pada
Mohamad Ramdhani
244
Rangkaian Listrik
9.
Pada rangakain seri RLC faktor kualitas rangkain tersebut adalah 2π dengan nilai
10. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
11. Rangkaian seri RLC dengan R=25 dan L=0,6 H akan menghasilkan arus leaading
tersebut.
12. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75μF mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada ω o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o
v = 70,7 sin(500t + 30 o ) dan arus sesaat i = 1,5 sin 500t . Tentukan nilai R dan C.
Berapa frekuensi resonansinya
Mohamad Ramdhani
245
Rangkaian Listrik
16. Rangkaian seri R = 5Ω, L = 20mH dan C variabel disuplai tegangan dengan
20. Tentukan nilai C agar daya pada 10 ohm maksimum pada frekuensi 2000 Hz
Mohamad Ramdhani
246
Rangkaian Listrik
22. Rancang suatu folter LPF yang terdiri dari R dan L jika frekuensi resonasni 10
23. Suatu rangkaian seri RLC dengan Q = 20 dan BW = 10 kHz. Tentukan frekuensi
resonasni, cut off bawah dan atas. Jika L = 2mH. Tentukan nilai R dan C
25. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 20 ohm dan L = 5mH C = 5 nF terpasang
Mohamad Ramdhani
247
Rangkaian Listrik
BAB XI
Ketika dua buah kumparan didekatkan atau digandengkan, maka akan timbul suatu
induksi, dengan kata lain kalau dua buah kumparan tersebut terpasang dalam masing-
masing loop, maka interaksi dua buah loop yang didalamnya terdapat kumparan yang
digandengkan maka akan timbul medan magnet induksi atau kopling magnet.
Induktansi Sendiri
di
VL = L
dt
Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan arus,
maka terjadi perubahan fluks magnetik dikumpar tersebut yang menyebabkan tejadinya
dφ
→ Li = Nφ
dt
φ = fluks magnet
sehingga :
di
dφ
L =N
dt
dt
dφ
L=N
⎯→ Induktansi sendiri
di
VL = N
Induktansi Bersama
Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah ( φ11 )
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks bocor
( φ L1 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disebut fluks
bersama ( φ 21 )
Mohamad Ramdhani
248
Rangkaian Listrik
i1
21
v1
N1
Ll
N2
v2
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1
adalah : φ1 = φ L1 + φ 21
dφ
V2 = N 2 21 → N 2φ 21 = M 21
dt
Sehingga :
di
V2 = M 21 1
dt
dφ 21
di
= M 21 1
N2
dt
dt
dφ
M 21 = N 21 21 → Induktansi bersama
di1
Ketika terjadi perubahan arus i2, maka fluks magnetik di kumparan 2 berubah ( φ 22 ).
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 2 disebut fluks bocor
(φ L2 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 2 dan kumparan 1 disebut fluks
bersama( φ 12 )
i2
v1
N2
N1
L2
v2
12
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2
adalah : φ 22 = φ L 2 + φ 12
dφ
V1 = N 1 12 → N 1φ12 = M 12 i2
dt
Sehingga :
di
V 1 = M 12 2
dt
Mohamad Ramdhani
249
Rangkaian Listrik
dφ12
di
= M 12 2
dt
dt
dφ
M 12 = N 1 12 → Induktansi bersama
dt 2
N1
i1
V1
i2
21
N1
L1
L2
V2
N2
12
φ 1 = φ 21 + φ L 1 + φ 12 = φ 11 + φ 12
Tegangan dikumparan 1 :
d φ1
d φ 11
d φ 12
V1 = N 1
= N1
+ N1
dt
dt
dt
dimana :
N 1φ 11 = L1 i1
N1φ12 = M 12i2
di
di
sehingga : V1 = L1 1 + M 12 2
dt
dt
Fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2 :
φ 2 = φ L 2 + φ 12 + φ 21 = φ 22 + φ 21
Tegangan di kumparan 2 :
dφ 2
d φ 22
d φ 21
V2 = N 2
= N2
+ N2
dt
dt
dt
dimana :
N 2φ 22 = L 2 i 2
N 2 φ 21 = M 21i1
sehingga : V 2 = L2
M 21 = M 12 = M
di 2
di
+ M 21 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
250
Rangkaian Listrik
1. Ketika kedua arus diasumsikan masuk atau keluar dari pasangan kumparan
2. Jika salah satu arus masuk terminal dot dan arus yang lainnya keluar di terminal
kumparan. Tanda dot menentukan polaritas dari tegangan atau induksi bersamanya,
sehingga dari pengertian ini muncul aturan tanda dot. Ketika arus masuk terminal dot di
kumparan 1 dan arus lain masuk terminal dot lain di kumparan 2, maka induksi
bersamanya akan saling menguatkan dengan kata lain tanda dari induksi sendiri akan
Contoh latihan :
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 − M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 − M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
251
Rangkaian Listrik
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 − M 2
dt
dt
di
di
V 2 = − L2 2 + M 1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di2
di
V 2 = − L2
−M 1
dt
dt
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di
di
V 2 = − L2 2 − M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
252
Rangkaian Listrik
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 − M 2
dt
dt
di2
di
V 2 = − L2
+M 1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 − M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 − M 1
dt
dt
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 + M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
253
Rangkaian Listrik
Koefisien kopling didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks bersama dendan total
K=
φ21 φ12
φ11 φ22
M 21 = N 2
φ 21
i1
dan M 12 = N 1
φ12
i2
dimana M 21 = M 12 = M
sehingga: M = K L1 L2
K=
L1 L2
bocor atau semua fluks bersama melingkari kedua kumparan, unity coupled
transformator.
Suatu inti besi yang masing-masing bagiannya dililiti suatu kawat kumparan dikatakan
menurunkannya
INTI BESI
R2
R1
V1
L2
L1
i1
R1
R2
i1
V1
i2
L1
L2
V2
di
di
V1 = i1 R1 + L1 1 − M 2
dt
dt
di2
di
−M 1
V2 = i2 R2 + L1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
i2
V2
254
Rangkaian Listrik
Asumsikan tegangan sumber adalah sinusoidal, maka keadaan mantap (steady state):
⎡ R1 + jωL1
⎢ − jω M
− jωM ⎤ ⎡ i1 ⎤ ⎡V1 ⎤
⎦⎣ ⎦ ⎣ ⎦
R1
V1
R2
jω(L1-M) jω(L2-M)
i1
jωM
i2
V2
Z11 = R1 + jωL1
Z 22 = R2 + jωL2
Z12 = Z 21 = jωM
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
255
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
− 60∠0 o + (4 + j8) I 1 + j 2 I 2 = 0
Tinjau loop I2 :
(1 + j 4) I 2 + j 2 I 1 = 0
j 2 I 1 + (1 + j 4) I 2 = 0..............(2)
(4 + j8) I1 + j 2 I 2 = 60∠0o
j 2 I1 + (1 + j 4) I 2 = 0...........x(− j 2 + 4)
(4 + j8) I 1 + j 2 I 2 = 60∠0 o
I2 =
60∠0 o
60∠0 o
= 3,54∠135 o
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
256
Rangkaian Listrik
− j .2
2∠ − 90 o
= 0,89∠ − 63 o
2 − j 2,24∠ − 27
Tinjau loop I1 :
− 20∠0 o + (2 + j 4) I 1 + j 2 I 2 = 0
Tinjau loop I2 :
j 2 I 1 + ( j 4 + 0,89∠ − 63 o ) I 2 = 0
Metoda Cramer :
j2
⎛ 2 + j4
⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ 20∠0 o ⎞
⎟⎜ ⎟ = ⎜
⎜ j2
j 4 + 0,89∠ − 63 o ⎟⎝ I 2 ⎟ ⎜ 0 ⎟
⎠⎠⎝
Zp =
2 + j 4 20
I2 =
j2
2 + j4
j2
j2
2 + j4
j 4 + 0,89∠ − 63
j2
− j 40
j2
j 4 + 0,89∠ − 63 o
maka :
Jawaban :
M = k L1 L2
Mohamad Ramdhani
= 2,5 2∠135 o
257
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
− 50∠0 o + (3 + j 5 − j 4) I 1 − (3 − j 4 + j 5,7) I 2 = 0
Tinjau loop I1 :
(3 − j 4 + j10 + 5) I 2 − (3 − j 4 + j 5,7) I 1 = 0
Metoda Cramer :
− 3 − j1,7 ⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ 50 ⎞
⎛ 3+ j
⎟⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎜
⎜ − 3 − j1,7
8 + j 6 ⎟⎜ I 2 ⎟ ⎜ 0 ⎟
⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠
3+ j
50
− 3 − j1,7 0
I2 =
= 8,62∠ − 25 o
3+ j
− 3 − j1,7
− 3 − j1,7
8 + j6
maka :
V = 5 I 2 = 43,1∠ − 25 o
jωM
jωL2
jωL1
R1
Jawaban :
R1
jωL1
jωL2
jωM
= R1 + jω (L1 + L2 − 2 M )
Rangkaian Pengganti :
R1 jω(L1+L2-2M)
Mohamad Ramdhani
258
Rangkaian Listrik
Transformator Ideal
Transformator ideal adalah tanpa terkopel dimana koefisisen kopling adalah hampir satu
dan kedua reaktansi induktif primer dan sekunder adalah luar biasa besarnya
Atau trafo ideal adalah pasangan trafo yang tidak ada rugi-rugi dimana induktansi
sendiri dari primer dan sekunder yang tidak terbatas tetapi perbandingan keduanya
n= 2
N1
Zg
Vg
i1
L1
V1
R2
L2
i2 V2 Z2
jωM
i2 =
i1
Z 2 + jωL2
substitusi :
jωMi1
ω 2M 2 ⎤
V1 = JωL1i1 − jωM
= ⎢ jωL1 +
⎥i1
Z 2 + jωL2 ⎣
Z 2 + jωL2 ⎦
V1
ω 2M 2
= jω L1 + 2
i1
Z + jω L 2
Z1 =
⎛ i ⎞⎛ i ⎞
V2
Zi
= 2 2 = Z 2 ⎜ 2 ⎟⎜ 1 ⎟
⎜ i ⎟⎜ V ⎟
V1
V1
⎝ 1 ⎠⎝ 1 ⎠
V2
Z 2 jωM
jω M
= Z2
V1
Z 2 + Jω L 2
ωM
jωL1 ( Z 2 + jωL2 ) + ω 2 M 2
JωL1 +
Z 2 + jωL 2
φ 22 = αN 2 i2
Dimana α adalah konstanta yang tergantung dari siofat fisik transformator/ tiadak ada
L1i1 = N 1φ11
L 2 i 2 = N 2φ 22
φ11 = αN 1i1
φ 22 = αN 2 i2
Mohamad Ramdhani
259
Rangkaian Listrik
L1i1
= αN 1i1
N1
L2 i 2
= αN 2 i 2
N2
L1 = αN 1
L2 = α N 2
2
2
L2 ⎛ N 2 ⎞
⎟ = n2
=⎜
L1 ⎝ N1 ⎟
Trafo ideal, k = 1 : M = k L1 L2
M = L1 L2
Z 2 jω L1 L2
V2
Z 2 jωM
V1
jωL1 (Z 2 + jωL2 ) + ω M
jωL1 (Z 2 + jωL2 ) + ω 2 L1 L2
Z 2 jω L1 L2
Z jω L1 L2
V2
=2
=
2
V1
Z 2 jωL1
jωL1 Z 2 − ω L1 L2 + ω L1 L2
V2
V1
L1 L2
L1
L2
=n
L1
jω L1 L2
i1
jω M
i2 Z 2 + jωL2 Z 2 + jωL2
⎛1⎞
jω ⎜ ⎟
jω L1 L2
i
⎝n⎠ = 1
= lim
= lim
lim 2 = lim
L1, 2→∞ i
L1, 2→ ∞ Z
L1, 2→∞
+ jω
jω + 2
L2
L2
jω
L1
L2
i2 1
i1 n
V2
=n
V1
i2 Z 2
=n
i1 Z 1
1 Z2
=n
n Z1
Z2
= n2
Z1
i1
V1
i2
1:n
L1
L2
V2
Mohamad Ramdhani
260
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan daya yang didisipasikan pada resistor 1Ω !
3. Tentukan arus i !
Mohamad Ramdhani
261
Rangkaian Listrik
5. Tentukan arus i !
7.
Mohamad Ramdhani
262
Rangkaian Listrik
9. Tentukan nilai induktor totalnya, jika nilai konstanta untuk semua induktor adalah
k=0,5 !
Mohamad Ramdhani
263
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
264
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
265
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
266
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
267
Rangkaian Listrik
BAB XII
RANGKAIAN TRANSIEN
Respon alami adalah respon yang tergantung hanya oleh energi dalam yang disimpan
Respon transien atau respon peralihan adalah respon sementara yang muncul dalam
Respon steady state adalah respon yang ada atau muncul setelah waktu yang lama
Respon paksa adalah respon yang muncul karena reaksi satu atau lebih sumber
bebasnya.
Pada saat t = 0-, kondisi switch berada pada posisi gambar diatas, jika keadaan tersebut
VC (0) = Vo
Energi di Kapasitor ( t = 0 ) :
2
WC (0) = CVo
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
i (t ) R + VC (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
268
Rangkaian Listrik
Pada komponen C :
dV (t )
i (t ) = C C
dt
sehingga :
dV (t )
C C R + VC (t ) = 0
dt
dV (t )
RC C
= −VC (t )
dt
dVC (t ) = −
dt
VC (t )
RC
dt
dVC (t ) = ∫ −
∫ VC (t )
RC
V0
dim ana : VC (t ) = V (t )
∫ V (t ) dV (t ) = ∫ − RC dt
V0
ln V (t ) − ln Vo = −
ln
t
RC
V (t )
=−
Vo
RC
V (t )
= e RC
Vo
V (t ) = Vo e RC
Konstanta waktu : τ = RC
−2 t
V 2 (t ) Vo RC
PR (t ) =
R
Energi pada resistor :
Vo − 2t RC
W R (t) = ∫ PR (t )dt = ∫
dt
=o
∫e
− 2t
RC
dt
Vo − RC − 2t RC
R2
1
2
W R (~) = CVo
= − o C [0 − 1] = o C
Mohamad Ramdhani
269
Rangkaian Listrik
− ( t −t0 )
RC
, t > t0
V(t) = Vo e
Pada saat t = 0 kondisi saklar tertutup , jika rangakain tersebut dalam kondisi steady
state maka :
I L ( 0) = o = I o
R1
Energi di induktor :
WL (o) = LI o
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
i (t ) R + V L (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
270
Rangkaian Listrik
Pada komponen L :
di(t )
VL (t ) = L
dt
sehingga :
di (t )
i(t ) R + L
=0
dt
di (t )
= −i(t ) R
dt
di (t ) = − dt
i (t )
i (t )
di (t ) = ∫ − dt
∫ i(t )
I0
ln i (t ) − ln io = −
ln
R
i (t )
=− t
io
−t
i (t )
=e L
io
i (t ) = io e
−t
Konstanta waktu : τ =
PR (t ) = i (t ) 2 R = io e
2
~
W R (t) =
2R
∫ PR (t )dt = ∫ Rio e
= − Rio
2R
dt
L − 2 Rt L
2R
2
=−
io L
[0 − 1] = io L
12
Li0
W R (~) =
Mohamad Ramdhani
271
Rangkaian Listrik
VC ( 0) = Vo
VC (t )
dVC (t )
+C
io =
dt
dVC ( t )
io R = VC (t ) + RC
dt
dVC (t )
− RC
= VC (t ) − io R
dt
dVC ( t ) = −
dt
VC ( t ) − i o R
RC
∫ VC (t ) − i0 R dVC (t ) = ∫ − RC dt
ln(VC (t ) − io R) = −
VC (t ) − io R = e
VC (t ) = e k e
VC (t ) = Ae
−
RC
RC
+k
RC
+k
RC
+ io R
+ io R
Mohamad Ramdhani
272
Rangkaian Listrik
−t
RC
VC (t ) = Ae
−
RC
+ io R
Vo = A + i o R
A = Vo − i o R
sehingga :
I L ( 0) = o = I o
R1
Mohamad Ramdhani
273
Rangkaian Listrik
Analisis keadaan switch diubah ( t > 0 ) seperti gambar pada halaman sebelumnya, jika
dianalisis sama halnya seperti pada rangkaian RC dengan sumber maka didapatkan
persamaan akhir :
V ⎞ −tR
V⎛
I L (t ) = o + ⎜ I o − o ⎟e L
R⎠
R⎝
dy
+ Py = Q
dt
dimana :
y = fungsi V atau i
P,Q = konstanta
sehingga :
dy Pt
( ye Pt ) =
e + Pye Pt e Pt
dt
dt
dy
= e Pt ( + Py )
dt
( ye Pt ) = e Pt Q
dt
kalikan kedua ruas dengan dt dan integralkan :
Pt
Pt
∫ d ( ye ) = ∫ Qe dt
ye Pt = ∫ Qe Pt + A
y = e − Pt ∫ Qe Pt dt + Ae − Pt
Q Pt
e + Ae − Pt
y = Ae − Pt +
1. Untuk respon natural cari responnya dengan sumber diganti tahanan dalamnya
y = e − Pt
Mohamad Ramdhani
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Jika rangkaian tersebut pada saat t = 0 berada dalam kondisi steady state, cari VC
untuk t > 0 !
Jawaban :
Pada saat t = 0 atau keadaan switch ditutup dalam keadaan steady state (mantap)
40 = 25V
5+3
VC ( 0 ) =
VC (t ) = Vo e
RC
VC (t ) = 25e
10
= 25e − 2t
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
275
Rangkaian Listrik
30
64 = 48V
30 + 6 + 4
VC ( 0 ) =
Rt = 15 +
6.30
= 20Ω
6 + 30
VC (t ) = Vo e
RC
VC (t ) = 48e
it (t ) =
VC ( t )
20
t
20
40
= 48e − 2t
48e − 2t
20
Mohamad Ramdhani
276
Rangkaian Listrik
30
it
30 + 6
30 48 − 2t
i=
e = 2e − 2t
36 20
i=
3. Tentukan nilai i pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state pada rangkaian tersebut
Jawaban :
Rt = 9 + 3 +
2.6
27
2+6 2
54
= 4A
27
i L (0) =
it = 4 = 3 A
6+2
it =
Rt =
3.6
+ 2 = 4Ω
3+6
Mohamad Ramdhani
277
Rangkaian Listrik
i L (t ) = io e
i L (t ) = 3e
−t
−t
= 3e − 2t A
atau C )
Contoh kasus :
Loop i1 :
di
dt
Loop i2 :
di
− 4i1 + 4i2 + 2 = 0
dt
di2
i1 = i2 +
.......................(2)
4 dt
1 di 2
1 di 2
) − 4i 2 = V g
) + 12(i 2 +
2 (i 2 +
dt
4 dt
4 dt
di
di
1 d 2 i2
+ 12i2 + 3 2 − 4i 2 = V g
22+
dt 2 dt
dt
di
1 d i2
+ 5 2 + 8i2 = V g
2
dt
2 dt
d i2
di
+ 10 2 + 16i2 = 2V g
dt
dt
dx
d 2x
+ a1
+ a o x = f (t )
dt
dt
Mohamad Ramdhani
278
Rangkaian Listrik
Respon alami ( xn )
d 2x
dx
+ a1
+ a o x = 0, x n = Ae st
dt
dt
As 2 e st + Aa1 se st + a o Ae st = 0
Ae st ( s 2 + a1 s + a o ) = 0
s 2 + a1 s + a o = 0
− a1 ± a1 − 4a o
s12 =
x n1 = A1e
s1t
x n 2 = A2 e s2t
s12 = α + β
xn = A1 e (α + jβ )t + A2 e (α − jβ )t
s1 = s2 = k
xn = ( A1 + A2 t ) e kt
Mohamad Ramdhani
279
Rangkaian Listrik
Respon paksa ( x f )
Contoh kasus :
dx
d 2x
1. 2 + 10
+ 16x = 32
dt
dt
misalkan : x f = A
16 A = 32
A =2
2.
d 2x
dx
+ 10
+ 16x = 40cos4t
dt
dt
dx
= -4Asin4t + 48Bcos4t
dt
d 2x
= -16Acos4t – 16Bsin4t
dt 2
-40Asin4t = 0
A=0
sehingga :
No
1
f (t ) xf
kA
t At + B
34
A t 2 + Bt +C
t2
e at
A e at
sinbt , cosbt
e at sinbt , e at cosbt
Asinbt + Bcosbt
e at (Asinbt + Bcosbt)
Respon Lengkap
Gabungan antara respon alami dan respon paksa dengan initial kondisi ( kondisi awal )
Mohamad Ramdhani
280
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi steady state :
VC (0) = 0V
= 2A
i L ( 0) =
di L (t )
+ 4i L (t ) + VC (t )
dt
dV (t )
dim ana : i L (t ) = C C
dt
di L (t )
8=
+ 4i L (t ) + VC (t )
dt
d 2VC (t )
dV (t )
8=
+ 4 C + VC (t )
dt
dt
2
1 d VC (t ) 1 dVC (t )
8=
+ VC (t )
20 dt 2
5 dt
d 2VC (t )
dV (t )
160 =
+ 4 C + 20VC (t )
dt
dt
8=
Mohamad Ramdhani
281
Rangkaian Listrik
Respon alami : Vn = Ae st
d 2Vn (t )
dV (t )
+ 4 n + 20Vn (t ) = 0
dt
dt
st
Ae ( s + 4 s + 20) = 0
( s + 2) 2 + 16 = 0
s1 = −2 + j 4
s 2 = −2 − j 4
Vn = e − 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t )
Respon paksa : V f = A
20V f = 160
20 A = 160
160
A=
=8
20
sehingga :
V (t ) = Vn (t ) + V f (t )
V (t ) = e − 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t ) + 8
iL (t ) = C
dV (t ) 1 dV (t )
dt
20 dt
20
iL (0) = {− 2( A1 ) + (4 A2 )} = 2
20
iL (t ) =
16 + 4 A2 = 40 → A2 =
24
=6
sehingga :
V (t ) = e − 2t (6 sin 4t − 8 cos 4t ) + 8
Mohamad Ramdhani
282
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
2. Tentukan nilai V(t) pada saat t > 0, jika t = 0- kondisi rangkaian dalam keadaan
Mohamad Ramdhani
283
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
284
Rangkaian Listrik
BAB XIII
KUTUB EMPAT
Bentuk umum :
Parameter Z
Misalkan :
Maka :
V1 = Z 11 I 1 + Z 12 I 2
V2 = Z 21 I 1 + Z 22 I 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
285
Rangkaian Listrik
Z 11 = 1
I 1 I =0
Z 21 =
V2
I1
I 2 =0
Z 21 = 1
I 2 I =0
Z 22 =
V2
I2
I1 = 0
Impedansi yang dihasilkan sebagai impedansi open circuit atau parameter open circuit
atau parameter Z.
Z11
Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan tegangan disatu port dibandingkan
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1
= Z1 + Z 3
I1
V2
= Z3
I1
V2
= Z2 + Z3
I2
V1
= Z3
I2
Mohamad Ramdhani
286
Rangkaian Listrik
2. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
maka :
Z 11 = 4k
Z 12 = 3k
Z 21 = 3k
Z 22 = 13k
3. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 = (3 + 6 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V1 = (9 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V2 = 2 I 1 + (6 + j 4) I 2 + (6 + j 4) I 1
V2 = (8 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
maka :
Z 11 = 9 + j 4
Z 12 = 6 + j 4
Z 21 = 8 + j 4
Z 22 = 6 + j 4
Mohamad Ramdhani
287
Rangkaian Listrik
Parameter Y
Misalkan :
Maka :
I 1 = Y11V1 + Y12V2
I 2 = Y21V1 + Y22V2
Y11 = 1
V1 V =0
Y21 =
I2
V1
V2 = 0
Y21 = 1
V2 V = 0
Y22 =
I2
V2
V1 = 0
Admitansi yang dihasilkan sebagai admitansi short circuit atau parameter short circuit
atau parameter Y.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
288
Rangkaian Listrik
I1
= Ya + Yb
V1
I2
= −Yb
V1
I1
= −Yb
V2
I2
= Yb + Yc
V2
2. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
I 1 = 14V1 − 8V2
I 2 = −8V1 + 18V2
maka :
Y11 = 14
Y12 = −8
Y21 = −8
Y22 = 18
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
289
Rangkaian Listrik
I1
jω
V1 10 4
10 4
jω
jω
Y12 = 2 = −
V1
Y11 =
Y21 = I1
jω
=−
V2
Y22 = I2
jω
V2
jω
jω
jω
V1 = h11 I 1 + h12V2
I 2 = h21 I 1 + h22V2
dan
I 1 = g11V1 + g12 I 2
V2 = g 21V1 + g 22 I 2
dimana :
h11 = 1
I 1 V =0
h12 =
h21 =
h22 =
V1 I1 = 0
V2
I2 V2 = 0
I1
I2 I1 = 0
V2
dan
Mohamad Ramdhani
290
Rangkaian Listrik
g11 =
g12 =
g 21 =
g 22 =
I1 I 2 =0
V1
I1 V1 = 0
I2
V2 I 2 =0
V1
V2 V1 = 0
I2
V1 = AV2 − BI 2
I 1 = AV2 − BI 2
parameter ini penting untuk engineering transmisi sebab disisi primer (pengirim) terdiri
dari variable V1 dan I1, sedangkan disisi sekunder (penerima) terdiri dari variabel V2
A= 1
V2 I = 0
2
B=
C=
D=
V1
− I2
I1
V2
V2 = 0
I 2 =0
I1
− V2
V2 = 0
Mohamad Ramdhani
291
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Parameter transmisi :
V1 = AV2 − BI 2
I 1 = CV2 − DI 2
V1 = AV2 → A = 1
V2
dim ana :
Z2
V1
V2 =
Z1 + Z 2
V1 Z 1 + Z 2 6 + 8 14
V2
Z2
I 1 = CV2 → C = 1
V2
A=
dim ana :
V2 = Z 2 I 1
I1
V2 Z 2 8
V1 = − BI 2 → B = − 1
I2
C=
Mohamad Ramdhani
292
Rangkaian Listrik
dim ana :
VZ 23
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
VZ 23 = − Z 3 I 2
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
V = −Z 3 I 2
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
B=−
V1 Z 1 ( Z 2 + Z 3 ) + Z 2 Z 3 188
I2
Z2
I 1 = − DI 2 → D = −
I1
I2
dim ana :
I2 = −
Z2
I1
Z2 + Z3
I 1 Z 2 + Z 3 18
=
=
I2
Z2
sehingga :
14
A=
188
B=
C=
18
D=
D=−
Mohamad Ramdhani
293
Rangkaian Listrik
I1 = Y11V1 + Y12V2
I 2 = Y21V1 + Y22V2
⎛ Y11 Y12 ⎞⎛ V1 ⎞ ⎛ I1 ⎞
⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ Y Y ⎟⎜V ⎟ = ⎜ I ⎟
⎝ 21 22 ⎠⎝ 2 ⎠ ⎝ 2 ⎠
I1 Y12
IY
Y I −Y I
V1 = 2 22 = 22 1 12 2 = 22 I1 − 12 I 2
Y11 Y12
∆Y
∆Y
∆Y
Y21 Y22
Y11
I1
Y21 I 2
−Y I +Y I
= 21 1 11 2 = − 21 I1 + 11 I 2
Y11 Y12
∆Y
∆Y
∆Y
Y21 Y22
sehingga :
Z11 = 22
∆Y
Z12 = − 12
∆Y
Z 21 = − 21
∆Y
Y11
Z 22 =
∆Y
V2 =
V1 = Z11 I1 + Z12 I 2
V2 = Z 21 I1 + Z 22 I 2
⎛ Z11
⎜Z
⎝ 21
Z12 ⎞⎛ I1 ⎞ ⎛ V1 ⎞
⎟⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
Z 22 ⎟⎜ I 2 ⎟ ⎜V2 ⎟
⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠
V1
I1 =
Z12
V2 Z 22
Z V − Z12V2 Z 22
= 22 1
V1 − 12 V2
Z11 Z12
∆Z
∆Z
∆Z
Z 21 Z 22
Z11
V2 = 21
Z11
Z 21
sehingga :
V1
V2
− Z 21V1 + Z11V2
= − 21 V1 + 11 V2
Z12
∆Z
∆Z
∆Z
Z 22
Mohamad Ramdhani
294
Rangkaian Listrik
Z 22
∆Z
Y12 = − 12
∆Z
Y21 = − 21
∆Z
Z
Y22 = 11
∆Z
Y11 =
Tabel Konversi
⎛ Z 11
⎜Z
⎝ 21
⎛ Z 22
⎜ ∆Z
⎜ − Z 21
⎝ ∆Z
⎛ Y22
⎜ ∆Y
⎜ − Y21
⎝ ∆Y
Z 12 ⎞
Z 22 ⎟
⎠
Z 12
∆Z
Z 11
∆Z
⎛ Z 11 ∆Z ⎞
⎜⎟
⎜ Z 21 Z 21 ⎟
⎜ 1 Z 22 ⎟
⎜Z Z 21 ⎟
⎝ 21 ⎠
⎛ ∆Z Z 12
⎜ Z 22
⎜ Z 22 1
⎜ Z 21 Z 22
⎜− Z
22
⎠
⎞
Y12 ⎞
∆Y ⎟
Y11 ⎟
∆Y ⎠
⎛ Y11 Y12 ⎞
⎜Y
⎝ 21 Y22 ⎠
⎛ Y22
⎜−
⎜ Y21
⎜ ∆Y
⎜− Y
⎝ 21
⎛1
⎜ Y11
⎜ Y21
⎜Y
⎝ 11
1⎞
Y21 ⎟
Y⎟
− 11 ⎟
Y21 ⎠
Y12 ⎞
Y11 ⎟
∆Y ⎟
Y11 ⎟
Mohamad Ramdhani
⎛A
⎜
⎜C
⎜1
⎝C
⎛D
⎜B
⎜− 1
⎝B
∆T ⎞
C⎟
D⎟
C⎠
∆T ⎞
B⎟
A⎟
B⎠
⎛A B⎞
⎜
⎜C D⎟
⎛B
⎜D
⎜− 1
⎝D
∆T ⎞
D⎟
C⎟
D⎠
h12 ⎞
⎛ ∆h
h22 ⎟
⎜ h22
⎜ h21
1⎟
⎜− h
⎝ 22 h22 ⎠
h⎞
⎛1
− 12 ⎟
h11 ⎟
⎜ h11
⎜ h21
∆h ⎟
⎜h
h11 ⎟
⎝ 11
h⎞
⎛ ∆h
− 11 ⎟
⎜−
h21 ⎟
⎜ h21
h22
1⎟
−
⎜− h
h21 ⎟
⎝ 21
⎛ h11
⎜h
⎝ 21
h12 ⎞
h22 ⎟
295
Rangkaian Listrik
1. Koneksi paralel
I 1b = Y11bV1b + Y12bV2b
I 2b = Y21bV1b + Y22bV2b
dimana :
V1 = V1a = V1b
V2 = V2 a = V 2 b
I 1 = I 1a + I 1b
I 2 = I 2 a + I 2b
maka :
Mohamad Ramdhani
296
Rangkaian Listrik
dengan demikian :
2. Koneksi seri
V1a = Z 11a I 1a + Z 12 a I 2 a
V2 a = Z 21a I 1a + Z 22 a I 2 a
dimana :
I 1 = I 1a = I 1b
I 2 = I 2 a = I 2b
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
297
Rangkaian Listrik
maka :
dengan demikian :
Z 11 = Z 11a + Z 11b
Z 12 = Z 12 a + Z 12b
Z 21 = Z 21a + Z 21b
Z 22 = Z 22 a + Z 22b
3. Koneksi Kaskade
V1 = ( Aa Ab + Ba Cb )V2b − ( Aa Bb + Ba Db ) I 2b
I 1 = (C a Ab + Da C b )V2 − (C a Bb + Da Db ) I 2
dimana :
A = Aa Ab + Ba C b
B = Aa Bb + Ba Db
C = C a Ab + Da C b
D = C a Bb + Da Db
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
298
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan parameter Z !
I1 = g11V1 + g12I2
V2 = g21V1 + g22I2
Tentukan g11, g12, g21, dan g22 dari rangkaian disamping dalam domain jω !
Mohamad Ramdhani
299
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
300
Rangkaian Listrik
9.
Mohamad Ramdhani
301
Rangkaian Listrik
i1 = g11V1 + g12 i2
V2 = g 21V1 + g 22 i2
Mohamad Ramdhani
302
Rangkaian Listrik
DAFTAR PUSTAKA
5. Smith, Ralph .J., 1984, Circuits, Devices and Systems, John Willey & Son,
Singapore.
Mohamad Ramdhani