PSAK 43 - Akuntansi Anjak Piutang
PSAK 43 - Akuntansi Anjak Piutang
43
1 PENDAHULUAN
2
3 Tu j u a n
4
5 01 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan
6 akuntansi beserta pengungkapan transaksi anjak piutang baik bagi factor
7 maupun bagi klien.
8
9 Ruang Lingkup
10
11 02 Pernyataan ini hanya mengatur perlakuan akuntansi beserta
12 pengungkapannya untuk transaksi anjak piutang. Pernyataan ini tidak
13 mengatur perlakuan akuntansi untuk piutang yang digunakan sebagai
14 jaminan pinjaman serta transaksi pengalihan aktiva lainnya, seperti
15 sekuritasi aset (asset back securitization) dan transaksi pembelian kembali
16 aset (repurchase).
17
18 Definisi
19
20 03 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam
21 Pernyataan ini:
22
23 Anjak Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian
24 dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan
25 yang berasal dari transaksi usaha.
26
27 Klien adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan
28 piutang.
29
30 Factor adalah lembaga pembiayaan atau lembaga lain yang membeli
31 dan atau menerima pengalihan piutang.
32
33 Nasabah adalah perusahaan yang mempunyai kewajiban kepada
34 klien
35
36 Retensi adalah bagian dana dari anjak piutang yang ditahan oleh
37 factor untuk menutup kemungkinan terjadinya penyesuaian jumlah piutang
38 sebelum jatuh tempo (misalnya, potongan dan pengembalian penjualan)
39
1 piutang ragu-ragu.
2
3 24 Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca
4 sebesar nilai piutang yang dialihkan dikurangi retensi dan beban
5 bunga yang belum diamotisasi.
6
7 25 Dalam anjak piutang dengan recourse, retensi bukan
8 merupakan kewajiban. Oleh karena itu, penyajian retensi sebagai
9 pengurang kewajiban lebih mencerminkan jumlah kewajiban anjak piutang
10 yang sebenarnya.
11
12 Pengungkapan
13
14 Pengungkapan oleh Factor
15
16 26 Pengungkapan yang memadai harus dicantumkan
17 dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai
18 berikut:
19
20 a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk anjak piutang.
21
22 b) Jumlah tagihan anjak piutang tanpa recourse, termasuk anjak
23 piutang dengan recourse yang memenuhi kriteria penjualan,
24 jumlah hutang retensi anjak piutang dan pendapatan anjak
25 piutang, serta pengungkapan mengenai ikatan penting lainnya
26 yang diatur dalam perjanjian anjak piutang.
27
28 c) Jumlah tagihan anjak piutang dengan recourse diungkapkan
29 sebagai berikut:
30
31 Rp
32 Tagihan anjak piutang xxx
33 Pendapatan anjak piutang tangguhan (xxx)
34 Retensi (xxx)
35
36 xxx
37 Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx)
38 Tagihan anjak piutang bersih xxx
39
1 Rp
2 Tagihan anjak piutang xxx
3 Pendapatan anjak piutang tangguhan (xxx)
4 Retensi (xxx)
5 xxx
6 Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx)
7 Tagihan anjak piutang bersih xxx
8
9 d) Pengungkapan mengenai ikatan penting yang diatur dalam
10 perjanjian anjak piutang dengan recourse meliputi antara lain:
11 tingkat bunga, jatuh tempo dan jumlah piutang yang diperoleh.
12
13 Pengungkapan oleh Klien
14
15 41 Pengungkapan yang memadai harus dicantumkan
16 dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sabagai
17 berikut:
18
19 a) Kebijakan akuntansi mengenai transaksi anjak piutang baik
20 tanpa recourse maupun dengan recourse.
21
22 b) Jumlah piutang yang dialihkan dalam rangka anjak piutang
23 tanpa recourse, termasuk anjak piutang dengan recourse yang
24 memenuhi kriteria penjualan. Pengungkapan ini juga meliputi
25 jumlah kerugian, piutang retensi anjak piutang, jatuh tempo,
26 dan ikatan penting lainnya yang diatur dalam perjanjian anjak
27 piutang.
28
29 c) Jumlah kewajiban anjak piutang dalam rangka anjak piutang
30 dengan recourse. Pengungkapan ini meliputi beban bunga,
31 retensi, jatuh tempo dan jumlah piutang alihan, serta ikatan
32 penting lainnya yang diatur dalam perjanjian anjak piutang.
33
34
35
36
37
38
39
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
4 3
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
DAFTAR ISI
Paragraf
Penyatan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (imma-
terial items).
Dalam memasuki era globalisasi, arus dana tidak lagi mengenal batas
negara dan tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat,
baik dari pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luar
negeri. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin meningkat tersebut,
Standar Akuntansi Keuangan haruslah berwawasan global.
perguruan tinggi, asosiasi, perusahaan dan pihak lainnya yang telah banyak
memberikan masukan dan dukungan dalam proses pengembangan standar
akuntansi ini. Kepada seluruh anggota Komite Standar Akuntansi Keuangan
yang telah bekerja tanpa pamrih dengan semangat profesionalisme, kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Pengurus Pusat
Ikatan Akuntan Indonesia
Drs. Soedarjono
Ketua Umum