FKIK Anniversary
e-mail: amalianila@yahoo.com
No kontak: 0217401045
jawaban “tidak” atas pertanyaan sang dosen. ”Baiklah, kalau begitu kita akhiri
perkuliahan hari ini dan semoga apa yang kita diskusikan dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.” Dengan segera Todi membuka notebook-nya dan mulai
“Akhirnya kuliah selesai, saatnya istirahat, makan terus ngerjain tugas. Semangat!”
Bukan hal aneh lagi ketika mendengar kata facebook, friendster, flixster dan
jejaring sosial lainnya di dunia maya. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah bagian dari
kemajuan teknologi yang saat ini kita nikmati. Internet hanya salah satu bentuk
perpustakaan, dan warnet (Cyber Cafe). Terdapat juga restoran dan kafetaria yang
menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop
(notebook), PDA, dan segala yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan
akses internet. Hal ini semakin mempermudah dalam pemanfaatan akses internet.
Mungkin kita juga bagian dari komunitas yang sangat bergantung pada teknologi
berbagai bidang dalam kehidupan. Kata “kemajuan” biasanya identik dengan segala
hal yang positif. Namun, ketika dilihat dari berbagai sudut yang berbeda selalu ada
hal negatif dari adanya suatu kemajuan. Salah satu yang dipengaruhi adalah gaya
hidup seseorang.
Gaya hidup dapat mempengaruhi kesehatan, maka semakin buruk gaya hidup
maka akan menurunkan kondisi kesehatan. Kemudahan yang disediakan oleh adanya
kemajuan teknologi seolah memanjakan kita. Terlebih bagi mereka yang cukup
mampu secara finansial. Tanpa keluar rumah sembari duduk santai pun dapat
keluar rumah, sekarang terasa cukup hanya melalui telepon, SMS dan internet. Hal ini
semakin mengurangi aktivitas fisik seseorang. Terlebih bagi mereka yang bekerja di
Pekerjaan, tugas kuliah dan segala kesibukan lainnya dijadikan alasan untuk
makanan fast food pun menjadi pilihan, bahkan banyak restoran yang menyediakan
jasa delivery semakin membuat aktivitas fisik seseorang berkurang. Dengan zat gizi
pada fast food (biasanya junk food) yang kurang mencukupi gizi seimbang ditambah
meningkat. Terlebih jika keadaan dan gaya hidup tak sehat ini sudah diterapkan di
usia dini maka kejadian penyakit degeneratif yang biasanya pada usia tua akan
pada dewasa (15 tahun ke atas) mencapai angka 19,1%. Angka tersebut menunjukkan
obese masih menjadi masalah. Padahal berbagai penyakit dapat ditimbulkan dari
kondisi obesitas pada seseorang. Sekian banyak faktor yang mempengaruhi kejadian
obesitas salah satunya adalah kurang aktivitas fisik dengan kata lain bergaya hidup
televisi (TV). Saat ini TV sudah seperti kebutuhan pokok segala usia, termasuk anak-
anak. Padahal frekuensi menonton TV yang terlalu lama akan meningkatkan resiko
obesitas pada anak-anak seperti yang diungkapkan Dr. Endang Darmoutomo, MS,
SpGK. Beliau juga menyatakan, satu jam nonton tv akan meningkatkan obesitas
sebesar 2%. Hal ini dikarenakan selama menonton TV, anak cenderung lebih banyak
Begitu pula yang terjadi pada anak-anak yang lebih suka bermain games di
komputer atau playstation daripada bermain di luar rumah. Hal ini terjadi akibat
Padahal kita ketahui ketika energi tidak dipergunakan akan diubah menjadi lemak
yang menumpuk dan akhirnya muncul obesitas serta penyakit degeneratif lainnya.
Apabila potensi obesitas sudah terlihat sejak usia anak-anak, maka akan lebih besar
kemunkinan terjadinya penyakit degeneratif. Bukan tidak mungkin akan terjadi loss
generation.
Berdasarkan estimasi WHO, faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang
kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
Jenis penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko ini adalah kanker
usus besar. Betapa mengerikan sekaligus menyedihkan jika banyak generasi penerus
yang baik akan sia-sia. Kesehatan pun sering dilupakan, dengan alasan kesibukan,
lelah dan malas. Alasan-alasan seperti itu sering dilontarkan ketika seseorang diajak
untuk berolahraga. Untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan gaya
hidup sehat, perlu sosialisasi yang lebih gencar disampaikan kepada masyarakat.
efektif bagi masyarakat yang sangat sibuk, khususnya di kota besar. Maka dengan
waktu dimana banyak yang menonton TV atau saat ”premium time” akan lebih
efektif.
sudah meningkat, tidak berarti masalah kesehatan teratasi begitu saja. Masih ada
faktor yang menentukan keberhasilannya, yaitu sikap dan perilaku individu masing-
masing. Tanpa didasari oleh sikap dan persepsi positif, pengetahuan yang dimiliki
akan percuma. Sebagai contoh, seseorang sudah mengetahui bahwa aktivitas fisik dan
olahraga yang teratur dapat mencegah obesitas dan penyakit jantung. Namun, karena
Perubahan perilaku dan kebiasaan memang hal yang tidak mudah dan
memerlukan waktu yang cukup lama. Gaya hidup yang berlawanan dengan perilaku
hidup sehat harus dilakukan secara bertahap. Memulainya dari hal sederhana
Agama apa pun memiliki ritual ibadah yang dilakukan bersama-sama atau
berjamaah. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan pola gaya hidup sehat.
Menerapkan gaya hidup sehat dalam suatu komunitas dapat memberikan motivasi dan
saling bertukar informasi. Sudah banyak komunitas yang kegiatannya bertujuan
preventif dalam hal kesehatan. Seperti kelompok senam rutin, jalan sehat, komunitas
karyawan yang berangkat ke kantor dengan bersepeda serta masih banyak komunitas
lainnya.
kesehatan juga bagi hubungan sosial yang menjadi salah satu aspek yang termasuk
pengertian sehat menurut WHO. Kondisi sosial yang baik akan menurunkan resiko
stres, sehingga produksi hormon terkait stres tidak meningkat yang secara otomatis
membuat seseorang menjadi lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Dari
Bicara masalah sosial, dengan adanya berbagai jejaring sosial di dunia maya
yang sudah lama tidak bertemu. Namun, jika dipikirkan lebih dalam, kita tentu
yang ada hendaknya dimanfaatkan secara bijak. Jangan sampai berlebihan yang akan
penyakit. Selain itu pemakaian yang berlebihan akan memberi kesan tidak peka
dalam tulisan mungkin sampai ratusan halaman. Maka fokus bahasan kali ini ada pada
teknologi informasi. Teknologi yang hampir semua orang mengetahui dan mampu
lepas dari segala aktivitas. Seperti oksigen ataupun makanan sebagai kebutuhan utama
manusia untuk hidup. Mungkin perumpamaan di atas cukup berlebihan, tapi memang
itulah kenyataannya. Terkadang saya pun lebih panik saat telepon genggam mati saat
baterai-nya habis daripada saat mati lampu. Ini menunjukkan betapa sangat butuhnya
Inti dari tulisan ini adalah, sebagai generasi yang mengaku tidak ketinggalan
sikap serta memiliki gaya hidup sehat. Apa kita pantas berbangga jika melek teknologi